• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG KERTAS KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG KERTAS KARYA"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

KERTAS KARYA

OLEH

RAEDY DZAIFANIN SAFICH 132204097

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

.

UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH

RAEDY DZAIFANIN SAFICH

132204097

Dosen Pembimbing

Dosen Pembaca

Drs. Gustanto, M.Hum Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A

(3)

NIP. 19630805 198903 1 004

NIP.

19580615 198703 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh : RAEDY DZAIFANIN SAFICH

NIM : 132204097

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr.Budi Agustono, M.S.

NIP.19600805 198703 1001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

Arwina Sufika, SE, M.Si.

NIP. 19640821 199802 2 001

...

ABSTRAK

Penulisan kertas karya ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan wisata alam Negeri Suah yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Sebagai salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten dengan keanekaragaman wisata yang dimiliki, yaitu Kabupaten Deli Serdang, dan objek-objek wisata yang berada di Kabupaten ini layak untuk dijadikan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata. Hal ini dapat kita lihat dari jenis-jenis wisata yang ada, misalnya wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah serta wisata kuliner. Untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan ke Negeri Suah, maka perlu adanya pengembangan objek-objek wisata, sarana dan prasarana pendukung pariwisata serta pembenahan informasi mengenai objek-objek wisata yanga ada. Karena dengan pengembangan pariwisata yang dilakukan maka semua tujuan pariwisata akan terwujud. Usaha pemerintah untuk menggalakkan pariwisata sebagai sumber devisa negara serta sebagai penunjang perekonomian masyarakat maka perlu adanya dukungan secara nyata oleh semua pihak. Baik itu datang dari kalangan pengusaha, dinas pariwisata, serta dari masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya dalam pengembangan sektor pariwisata. Karena pada saat sekarang ini sektor pariwisata merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penunjang perkonomian rakyat dan pengurangan jumlah pengangguran sekaligus kemiskinan serta menjadi sumber devisa bagi negara.

Keyword : Pariwisata, Objek-Objek Wisata, Pengembangan, Kunjungan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah Yang Maha baik, karena atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

Adapun judul kertas karya ini adalah “Upaya Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah Di Kabupaten Deli Serdang”. Kertas karya ini merupakan suatu kewajiban bagi mahasiswa program Studi Pariwisata sebagai salah satu syarat, untuk meraih gelar Ahli Madya Pariwisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulisan kertas karya ini penulis mendapat banyak kendala terutama disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan bahan referensi yang dimiliki. Akan tetapi, berkat dorongan semangat, motivasi, bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Penulis mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono M.S, selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si, selaku ketua Prodi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(6)

3. Bapak Drs. Gustanto, M.hum, selaku dosen pembimbing, terima kasih penulis ucapkan atas bimbingan dan arahan yang sudah Bapak berikan kepada penulis.

4. Bapak Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A, selaku dosen pembaca, terima kasih penulis ucapkan atas waktu dan pikiran yang bapak luangkan untuk membaca tugas akhir penulis.

5. Bapak Solahuddin Nasution, S.E, MSP, selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata, Jurusan Pariwisata Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa Orangtua penulis tercinta, Ende/Ibu, Dra. Tengku Safazulianin yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang tulus kepada penulis serta dukungan moril dan pastinya materi mulai dari awal kuliah hingga penulis bisa menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini penulis persembahkan buat kedua orangtua penulis sebagai tanda bakti dan cinta penulis kepadamu. Terima kasih untuk Ende/Ibu penulis atas doa dan dukungan serta cinta kasihmu selama ini.

7. Saudara penulis R a fi q i D za i f a n i n , d a n a d i k p e n ul i s N a d ia P u t r i s e r t a s e m u a k el u a r ga ya n g b e r a d a s a t u r u m a h m a u p u n ti d a k , yang selalu membantu materi dan dorogan motivasi serta berdoa bagi penulis. Terima kasih atas semuanya,

8. Teman-teman penulis di SMAN 13 Medan Suryadi Putra, Aziz Fahri, Fajarul Fadel, Ismi Balqis, Anissa Sembiring, Widi Wulandari dan

(7)

beberapa teman lainnya di SMA. Terima kasih atas doa dan motivasinya serta persahabatan yang terjalin dari masa ke masa, 9. Teman-teman penulis pada waktu pelaksanaan kegiatan PDOW di

Batubara F a h m i S y a h p u t r a , A n d r e R a k a D e w a , Meihandri Waisaka, Wahyu Daulay, Horas Pandiangan, Moulita Keumala, Desi Limbong, Linda Situmorang, Maslia Siahaan, dan Rut Rajagukguk. Terima kasih atas bantuan dan persahabatannya selama ini bersama penulis,

10. Teman-teman sekamar penulis sewaktu Regional Tour Provinsi Jawa dan Bali Meihandri Waisaka, Anggara Mifta, dan Mardianta Taboy.

Terima kasih atas kerja sama dan kebersamaan kita,

11. Teman-teman penulis pada waktu pelaksanaan PKL di Bandara Kuala Namu, Kab. Deli Serdang yg tergabung di PT. Gapura Angkasa II Anggara Mifta dan Wahyu Daulay. Terima kasih untuk kerja sama kalian bersama penulis,

12. Teman-teman penulis pada pelaksanaan PKL Travel di PT. Sumatera Adventure Tour & Travel Medan Berliana Manurung dan Sanna Sitindaon. Terima kasih untuk kerja sama nya penulis ucapkan juga, 13. Teman-teman penulis di kampus Septian Cahyadi dan yang utama

untuk Alm. Bahari Alexander penulis ucapkan terima kasih kepada dua teman terbaik ini “kalian luar biasa” dan “selamat jalan brada (bahari/jack)”,

(8)

14. Teman-teman penulis Bang Rido, Bung Mail, dan Bang Men penulis ucapkan terima kasih juga atas arahan serta ular-ular yang diberikan oleh abangda-abangda selama di lorong,

15. Teman-teman penulis di BPH IMAPA Christian Noverido, Samuel Siregar, dan Sefti Andriana. Terima kasih penulis ucapkan untuk kebersamaan, dan pengalaman kalian, Hidup Mahasiswa !!!,

16. Teman-teman penulis yang sangat dan amat membantu tahap demi tahap pengurusan Tugas Akhir ini Fahmi Syahputra dan Anggara Mifta serta tak lupa adik junior terbaik dan tersayang di stambuk 014 sekaligus merangkap partner kuliah, Chaterina Silitonga. Terima kasih penulis ucapkan kepada kalian atas doa, motivasi, pengalaman, dan hal- hal baru,

17. Rekan-rekan seperjuangan dan satu sambuk penulis di UW’013 dan Perhotelan’013 mulai dari PMB, Chess Master, I m a p a F u t s a l C u p 1 d a n 2 , I n a g u r a s i , P e l a n t i k a n s e r t a M u b e s . Terkhusus UW’013 Mulai dari kegiatan Desa Doulu, Camping Sibolangit, Ekowisata Tangkahan, Visit Bandara, City Tour, Regional Tour, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Terima kasih atas kebersamaannya yang tercipta selama kurang lebih 3 tahun ini,

(9)

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, dan pikiran serta waktu dalam menyelesaikan kertas karya ini. Namun demikian penulis menyadari bahwa kertas karya ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai manusia biasa penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi para pembaca

Medan, Oktober 2016 Penulis

RAEDY DZAIFANIN S.

NIM : 132204097

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penulisan ... 9

1.4 Metode Penelitian... 9

1.5 Sistematika Penulisan... 10

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pengembangan Wisata ... 12

2.2 Pengertian Upaya ... 14

2.3 Pengertian Wisata Alam ... 16

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata ... 17

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata ... 18

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata ... 21

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata ... . 22

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata ... 23

2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata ... 23

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata ... 24

2.9 Motif Perjalanan Wisata ... 25

(11)

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam ... 28

3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang ... 28

3.1.2 Letak Daerah ... . 31

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif ... 31

3.1.4 Luas Daerah ... 32

3.1.5 Keadaan Alam ... . 33

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat ... 35

3.2.1 Perekonomian ... 35

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat ... 37

3.3 Sarana Prasarana Kabupaten Deli Serdang ... 39

BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI ... ... ... SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG 4.1 Upaya Pemgembangan Wisata Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang ... 40

4.2 Upaya Negeri Suah Dijadikan Sebagai Objek Wisata ... 42

4.3 Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah Dapat Meningkatkan Kunjungan Ke Kabupaten Deli Serdang ... 43

4.4 Pengembangan Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang ... 45

4.4.1 Sejarah Negeri Suah ... 45

4.4.2 Letak Geografis ... 46

4.4.3 Sosialisasi Masyarakat Setempat ... 47

4.4.4 Sarana Prasarana Yang Tersedia ... 47

(12)

4.4.5 Dampak Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah ... 49

4.4.5.1 Dampak Positif ... . 49

4.4.5.2 Dampak Negatif ... 50

4.4.6 Potensi Lain ... 51

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 56

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata merupakan salah satu bidang yang dianggap pemerintah sangat potensial dalam turut serta menghasilkan devisa bagi negara. Hal ini tidak lepas dari potensi sumber daya pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia, seperti keanekaragaman budaya, pesona keindahan alam, iklim tropis, kuliner, serta nilai-nilai sejarah yang cukup dapat menarik perhatian bagi para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.

Pariwisata sebagai industri yang semakin berkembang, dibuktikan dengan makin banyaknya hotel, objek wisata dan pendidikan keterampilan untuk meningkatkan kepariwisataan di suatu daerah.

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang cukup besar dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku, budaya dan berbagai peninggalan sejarah menjadikan negara ini layak untuk menjadi salah satu daerah tujuan wisata pilihan bagi para wisatawan mancanegara dan juga wisatawan domestik sendiri. Hal ini jugalah yang membuat pemerintah Indonesia mencanangkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan di Indonesia, karena Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat baik. dikatakan sangat baik karena sekarang ini kegiatan pariwisata dan usaha-usaha yang ada di dalamnya telah terkoordinir sedemikian rupa,

(14)

dalam arti telah memiliki lembaga- lembaga yang khusus untuk menangani masalah-masalah yang timbul dalam berbagai usaha yang ada di dalamnya.

Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau salah satunya adalah Pulau Sumatera khususnya propinsi Sumatera Utara. Propinsi ini merupakan salah satu propinsi yang ada di Indonesia yang memiliki kekayaan wisata alam, budaya, bangunan bersejarah, serta wisata kuliner yang sangat terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Ada banyak wisata alam yang menjadi primadona bagi Sumatera Utara misalnya, Danau Toba, Tangkahan, Bukit Lawang, Berastagi dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan wisata bangunan bersejarah yang ada di Sumatera Utara banyak kita jumpai baik di ibu kota Propinsi Sumatera Utara yaitu Medan maupun di kota-kota lain yang berada di provinsi tersebut. Adapun wisata bangunan bersejarah antara lain : Kantor pos, Bank BRI, Rumah Tjong A Fie, Istana Maimun, dan lain sebagainya. Wisata budaya dan kuliner juga banyak dijumpai di Propinsi Sumatera Utara adapun wisata budaya yang dimiliki propinsi ini terdapat di kabupaten Tapanuli Tengah yaitu kebudayaan etnis Pesisir, di Kabupaten Toba Samosir yaitu kebudayaan Batak Toba, tor-tor si gale-gale dan lain sebagainya. Selain kebudayaan, kuliner Sumatera Utara juga cukup beraneka ragam hal ini disebabkan oleh setiap kota yang ada di Sumatera Utara memiliki kuliner masing-masing kota serta disebabkan suku dan etnis budaya yang beraneka ragam.

(15)

Salah satu kabupaten yang terdapat di Sumatera Utara memiliki potensi untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata yaitu kabupaten Deli Serdang. Kebudayaan, sejarah serta pesona alam yang dimiliki Kabupaten Deli Serdang sudah sepantasnya dipromosikan baik di dalam maupun ke luar negeri dan peningkatan pembangunan pariwisata secara terencana, terarah, terpadu dan efektif.

Akar dari itu semua adalah berbagai persoalan dan konflik di dalam pengelolaan sumberdaya alam yaitu ketidakadilan dalam alokasi sumberdaya alam itu sendiri. Di sisi lain pengelolaan yang sentralistik telah mematikan potensi Pemerintah Daerah termasuk peluangnya untuk mengembangkan daerah sesuai kebutuhan dan keinginan sendiri, dan tidak adanya hak dasar masyarakat untuk mengelola sumber daya yang terdapat di sekitar.

Dengan berlakunya otonomi daerah maka Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengelola sumber daya alam termasuk hutan. Demikian halnya dengan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang mempunyai kesadaran dan berinisiatif dalam mengelola destinasi wisata yang dimiki nya, termasuk Wisata Alam Negeri Suah, harus diakui bahwa Pemerintah mempunyai keterbatasan sumber daya, baik dalam dukungan finansial, sarana atau fasilitas maupun sumber daya manusia. Atas dasar hal tersebut, keterlibatan lembaga swadaya masyarakat

(16)

perlu dipertimbangkan dalam upaya memberikan manfaat, khususnya manfaat ekonomis dari hutan dan pemanfaatan pengetahuan tradisional itu sendiri

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Deli Serdang juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua suku-suku yang ada di nusantara. Adapun suku asli penghuni Deli Serdang adalah Suku Melayu yang penamaan kabupaten ini juga di ambil dari dua kesultanan Melayu Deli dan Serdang. Kemudian Suku Karo, dan Simalungun, serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti dari suku Jawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Bandara baru untuk kota Medan yang menggantikan Polonia yaitu Bandara Kuala Namu, juga sebenarnya terletak di kabupaten ini. Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di kota Medan, kota Binjai, dan kabupaten Deli Sedang.

(17)

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (±

38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi).

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.

Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD).

(18)

Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun telah terjadi beberapa kali.

Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 km² terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.

Daerah ini, sejak terbentuk sebagai Kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena Kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 km².

(19)

Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah Kota Medan adalah

“Tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Deli Serdang.

Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.

Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.

Segala potensi wisata yang ada serta didukung dengan letak yang strategis untuk perjalanan wisata membuat Kabupaten Deli Serdang sangat cocok untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata (DTW). Namun, keberadaan objek-objek wisata yang ada belum sepenuhnya mendapat perhatian dari pemerintah serta masyarakat setempat hal ini dapat dilihat dari kondisi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Deli Serdang serta kurangnya informasi mengenai objek-objek wisata yang ada. Oleh karena itu, untuk menjadikan Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah tujuan wisata perlu adanya pembenahan dari lembaga kepariwisataan itu sendiri dan juga masyarakat

(20)

sebagai insan pariwisata. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk memilih judul kertas karya ini adalah “Upaya Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang”.

(21)

Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul ini adalah:

1. Keanekaragaman objek wisata yang ada di wisata alam Negeri Suah pada Kabupaten Deli Serdang lumayan banyak dan sangat bisa untuk dikembangkan, diketahui dari wisatawan yang pernah berwisata ke tempat tersebut serta kondisi objek-objek wisata yang masih alami dan asri. Hal ini menyebabkan banyak nya minat wisatawan untuk datang ke wisata alam tersebut untuk melakukan kegiatan wisatanya.

2. Penulis Melihat dan mengamati banyak nya permintaan dan kesukaan wisatawan terhadap kegiatan wisata yang sangat berbaur dengan alam, maka dari itu penulis ingin mencoba, menggali dan berupaya untuk mengembangkan wisata alam Negeri Suah sebagai destinasi baru untuk wisatawan yang ingin lebih dekat dengan alam.

3. Penulis ingin menyumbangkan buah pikiran daya upaya pelestarian dan pengembangan wisata alam serta ikut mempromosikan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Pembatasan Masalah

Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten yang memiliki beberapa aset pariwisata yang sangat berpotensi dalam mendatangkan wisatawan. Adapun aset pariwisata yang dimiliki antara lain yaitu wisata

(22)

bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata kuliner. Guna memudahkan pembahasan, maka penulis membatasi masalah terhadap judul yang akan dibicarakan dalam kertas karya ini. Dengan demikian, pembahasan kertas karya ini dititikberatkan pada masalah upaya pengembangan wisata alam Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar ahli madya pariwisata pada program D-III Pariwisata bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

2. Untuk mengetahui prospek serta permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala dalam pengembangan wisata alam Negeri Suah

3. Untuk memperkenalkan keanekaragaman aset wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang sehingga menjadi daerah tujuan wisata pilihan bagi para wisatawan

1.4. Metode Penulisan

(23)

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Library Research (Penelitian Perpustakaan)

Penelitian berdasarkan bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penulisan berupa buku, majalah, surat kabar dan brosur-brosur.

2. Field Research ( Penelitian Lapangan)

Penelitian yang dilakukan langsung ke lapangan tempat kegiatan penyelenggaraan kegiatan wisata untuk memperoleh data dan informasi

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang teratur dan terarah maka perlu adanya garis-garis besar tentang pokok-pokok yang akan dibahas.

Adapun pokok- pokok pembahasan di dalam kertas karya ini dikelompokkan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Memuat mengenai alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

(24)

BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan

Mencakup tentang pariwisata dan wisatawan, industri pariwisata, sarana dan prasarana kepariwisataan, potensi daya tarik wisata, objek wisata dan atraksi wisata, penetapan lokasi objek wisata, landasan hukum objek wisata, tujuan dan asas pengembangan objek wisata, serta motif perjalanan wisata.

BAB III : Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Meliputi letak geografis dan keadaan alam, perekonomian dan sosial budaya masyarakat, serta sarana dan prasarana Kabupaten Deli Serdang

BAB IV : Upaya Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah Di Kabupaten Deli Serdang

Meliputi tentang pengertian wisata alam, wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, pengembagan Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang

BAB V : Penutup

(25)

Terdiri dari Kesimpulan dan Saran

BAB II

URAIAN TEORISTIS TENTANG

(26)

KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pengembangan Wisata

Pengembangan Wisata diperlukan bila akan menjadikan wisata tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pengembangan dilakukan baik di dalam obyek wisatanya maupun fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan obyek wisata tersebut. Pengembangan Wisata terbagi dalam empat tahap (Fandeli, 2000) yaitu: tahap pengenalan, ditandai dengan mulai meningkatnya pengunjung, kemudian tahap dengan pengunjung meningkat dengan tajam, tahap selanjutnya perkembangan pengunjung tidak meningkat, dan pada tahap akhir adalah jumlah pengunjung menurun. Usaha pengembangan wisata diharapkan mampu mempertahankan dan memperpanjang kondisi ekosistem yang ada agar tetap diminati oleh para wisatawan.

Pengembangan Wisata di kawasan alam harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu (Douglass dalam Fandeli, 2000):

Pengembangan wisata harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang.

Menyesuaikan antara potensi alam dan tujuan pengembangan.

Sedapat mungkin pengembangan yang dilakukan mempunyai fungsi ganda, dalam arti memberikan keuntungan secara ekonomi dan tidak meninggalkan aspek konservasi.

Sejauh mungkin tetap mengalokasikan areal untuk tidak dikembangkan.

(27)

Kriteria pengembangan kawasan wisata di bagi menjadi empat pengembangan, yaitu pengembangan Intensif, Ekstensif, Dilindungi, dan Zonasi. Criteria pengembangan kawasan wisata tersebut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

TABEL KRITERIA PENGEMBANGAN WISATA ALAM

No Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Jumlah Hari Orang Kunjung (Arce/Tahun)

1. Intensif

Area wisatawan rombongan tidak rentan

2000

2. Ekstensif Area ekosistemnya (agak rentan) 75

3. Dilindungi

Area alam, cagar alam, taman, nasional, suaka margasatwa

2

Area alam masyarakat primitive 2

Area alam yang rentan 7

4.

Zonasi (intensif dilindungi)

Artefak/Heritage

2-2000 (tergantung pada zona)

Sumber: Douglas, 1978 (dalam Fandeli, 2000 Pengusahaan Ekowisata)

(28)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 prinsip-prinsip pengembangan wisata dan kriteria-kriteria pengembangan dioperasionalisasikan dalam pengembangan pariwisata alam diarahkan pada:

Pengusahaan/pengembangan pariwisata alam dilaksanakan pada sebagian kecil areal blok pemanfataan, dan tetap memperhatikan pada aspek kelestarian.

Pengusahaan/pengembangan wisata tidak dibenarkan malakukan perubahan mendasar pada bentang alam dan keaslian habitat.

Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata harus didasarkan pada identitas lokal.

Kegiatan pengembangan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi.

Pengembangan pariwisata harus mampu membuka lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat lokal.

2.2 Pengertian Upaya

Definisi menurut kamus eka bahasa resmi Bahasa Indonesia definisi dari Upaya adalah sebagai berikut. Definisi Kata Upaya upa.ya Nomina (kata benda) usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya) ; daya upaya: upaya menegakkan keamanan patut dibanggakan Itulah definisi dari Upaya

(29)

Upaya dalam konteks pengembangan wisata merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam nonmigas dan budaya yang menjadi sumber pendapatan penduduk dan negara yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sudah selayaknya pemerintah bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa turut berperan aktif dalam mengembangkan sektor pariwisata Indonesia.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sektor kepariwisataan antara lain melalui jalan sebagai berikut.

Meningkatkan promosi berbagai objek wisata, baik dalam bentuk guidance book (buku panduan wisata Indonesia), pencanangan tahun kunjungan wisata Indonesia (Visit Indonesia Year 1991) dan tahun kunjungan wisata ASEAN (Visit ASEAN Year 1992), atau promosi melalui media massa.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas di objek wisata.

Menjaga keasrian dan kelestarian objek wisata.

Menjaga keamanan dan kenyamanan objek wisata, agar para wisatawan merasa betah dan aman selama tinggal di daerah objek wisata.

Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang berhubungan dengan kepariwisataan untuk mencetak tenaga terdidik dan terlatih dalam bidang pariwisata.

(30)

Meningkatkan prasarana dan sarana transportasi yang memperlancar perjalanan menuju objek wisata.

Meningkatkan kualitas cinderamata yang akan dibeli oleh para wisatawan

Memasyarakatkan program Sapta Pesona Pariwisata, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan (kesan) baik yang berhubungan dengan kesan tentang berbagai hal yang terdapat di objek wisata maupun berhubungan dengan cinderamata yang khas.

Keanekaragaman etnik dan budaya lokal yang berkembang di seluruh kawasan di Indonesia menjadi aset dan potensi bangsa dalam bidang pariwisata.

Diperlukan peran aktif dari seluruh komponen lapisan masyarakat guna mewujudkan Indonesia menjadi daerah tujuan wisata dunia. Pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan devisa bagi negara dari sektor nonmigas.

2.3 Pengertian Wisata Alam

Wisata alam adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup seni- budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

Selanjutnya Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan obyek wisata adalah pembinaan terhadap ka-wasan beserta seluruh isinya maupun terhadap aspek pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap ka- wasan wisata. Obyek wisata yang

(31)

mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggap-an manusia memiliki nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan, keragaman, bentangan alam dan keutuhan.

Obyek wisata alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi dua obyek wisata alam yaitu obyek wisata yang terdapat di luar kawasan konservasi dan obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan konsevasi yang terdiri dari taman nasional, taman wisata, taman buru, taman laut dan taman hutan raya. Semua kawasan ini berada di bawah tanggung- jawab Direktorat Jendral Perlindungan dan Pelestarian Alam.

DEPHUTBUN. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan berupa lintas alam, mendaki gunung, mendayung, berenang, menyelam, ski air, menyusur sungai arus deras, berburu (di taman buru). Sedangkan obyek wisata yang terdapat di luar kawasan konservasi dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan Perum Perhutani, salah satunya adalah Wana Wisata.

Kelayakan sumberdaya alam merupakan potensi obyek wisata alam yang terdiri dari unsur-unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya, serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai-nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, atau kekhasan keragaman, bentangan alam dan keutuhan (Anonymous, http://google.com).

(32)

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti: Akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya.

Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai daya tarik agar wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Potensi dan daya tarik wisata di dalam objek wisata yang berwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaan alam, beserta flora dan faunanya. Daya tarik suatu objek wisata sebagai sumber daya wisata antara lain:

a. Daya tarik historis

b. Lokasi suatu kawasan objek wisata yang memberikan suatu pemandangan yang indah

(33)

c.

Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

Daya tarik suatu objek wisata yang memiliki potensi haruslah mempunyai suatau keanekaragaman sumber daya alam hayati dan dan ditunjang oleh keadaan lingkungannya.

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggu nakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti, 1983:160).

Adapun pengertian objek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Sedangkan pengertian dari pada atraksi wisata yaitu, sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan terlebih dahulu

(34)

sebelum diperlihatkan kepada wisatawan. Mengenai pengertian objek wisata, kita dapat melihat sumber acuan yaitu:

1.

Peratura n Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah:

“perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi” (Anonymous, http://hukumonline.com).

Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian “product” dari industri pariwisata itu sendiri. Produk wisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dan dinikmatti oleh wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah di mana biasanya ia tinggal, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali lagi ke rumah di mana ia berangkat semula.

Jadi objek dan atraksi wisata itu sendiri sebenarnya sudah termasuk dalam produk industri pariwisata, karena kalau tidak motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wista itu dapat dikatakan tidak ada, padahal kita sangat meyakini bahwa pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata (Yoeti, 1983:160).

Namun pada dasarnya objek wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar

(35)

orang-orang mau datang berkunjung ke tempat itu. Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang baik harus dikembangkan tiga hal agar daerah itu menarik untuk dikunjungi yaitu:

1. Adanya something to see

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat

2. Adanya something to buy

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli

3. Adanya something to do

Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu. Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata dan di lain pihak harus dipikirkan bagaimana produk yang telah siap dipasarkan itu dapat dibeli oleh wisatawan, karena itu perlu pula dipersiapkan:

1. Persiapan perjalanan bagi calon wisatawan, yaitu:

informasi, reservasi, tiket, vouc hers, traveller check, dan barang-barang bawaan selama dalam perjalanan.

2. Kendaraan yang akan membawanya ke daerah tujuan.

3. Akomodasi, seperti hotel, mote, dan lain-lain.

(36)

4. Bar dan Restoran.

5. Sarana-sarana lain yang dapat menunjang kelancaran kedatangan wisatawan seperti Kantor Pos, Kantor Telepon, Bank, dan lain-lain sarana yang berkaitan (Yoeti, 1983:168).

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata

Dalam menetapkan suatu lokasi objek wisata harus benar-benar diperhatikan tentang karakteristik alam dan juga letak lokasi objek wisata yang strategis, karena dapat mempengaruhi minat wisatawan yang akan datang nantinya. Untuk itu perencanaan harus sesuai dengan pembangunan pariwisata di daerah, sehingga pengembangannya dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan kondisi kawasan dan tidak mengganggu kegiatan komunitas di sekitar kawasan tersebut. Oleh karena itu pembangunan objek wisata perlu dilakukan di tempat yang strategis, yang nantinya dapat menarik minat pengunjung terutama bagi objek wisata yang berorientasi menjual suasana objeknya dan produknya.

Faktor yang menjadi pertimbangan objek wisata yaitu mudah dijangkau dan dekat dengan kelompok sasaran. Pada suatu objek wisata penetapan lokasi

(37)

merupakan salah satu pendukung pariwisata yang nantinya dapat menentukan seberapa banyaknya wisatawan yang akan datang bila ingin menetapkan suatu lokasi objek wisata yang ingin dibangun.

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata

Landasan hukum dalam pengembangan objek wisata bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara keduanya dan dalam rangka memanfaatkan potensi objek wisata. Suatu kegiatan dalam pengembangan suatu objek wisata perlu adanya hukum yang turut membantu dan mengikat serta menjaga objek wisata dalam upaya perlindungan terhadap pelestarian dan perawatan objek wisata. Secara fungsional perencanaan, pemanfaatan, pembinaan, pengembangan kepariwisataan menjadi tugas dan tanggung jawab Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Untuk itu perlu adanya

koordinasi antara departemen

ini dengan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan objek wisata. Untuk itu landasan hukum ini sekaligus sebagai wadah dan payung hukum bagi suatu daerah objek wisata.

(38)

Landasan hukum pengembangan objek wisata berdasarkan surat keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No. KM 47/PW-89 dan No. 204 / KPTS / HK / 050 / 4 1989.

Sebuah lembaga hukum mempunyai kekuatan untuk dapat mengikat dan melindungi terhadap pelestarian dan pemanfaatan alam bagi suatu objek wisata, karena landasan hukum ini sangat dijunjung tinggi oleh Negara Indonesia sebagai negara yang berazaskan hukum maupun mengutamakan hukum yang berlaku. Landasan hukum inilah yang menjadi pedoman masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari (Universitas Sumatera Utara, http://google.com)

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata

2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata

Tujuan pengembangan dari objek wisata adalah :

1. Meningka tkan nilai estetika dan keindahan alam

2. Meningkatkan pengembangan objek wisata

3. Memberikan nilai rekreasi

(39)

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan

5. Meningkatkan keuntungan.

Adapun dua keuntungan ekonomi yaitu:

a. Keuntungan ekonomi bagi masyarakat daerah :

• Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran

• Meningkatkan pendapatan masyarakat daerah

• Meningkatkan popularitas daerah

• Meningkatkan produksi

b. Keuntungan ekonomi bagi objek wisata :

• Meningkatkan pendapatan objek wisata tersebut

• Meningkatkan gaji pegawai pengelola objek wisata

• Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata

(40)

• Meningkatkan sikap kesediaan dalam berperan serta untuk melestarikan potensi daerah objek wisata dan lingkungan hidup serta manfaat yang diperoleh

• Meningkatkan sikap, kreasi dan inovasi para pengusaha objek wisata

• Serta meningkatkan mutu asesilitas dan bahan-bahan promosi dalam pengembangan suatu objek wisata (Universitas Sumatera Utara, http://google.com).

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata

Pengembangan objek wisata didasarkan atas asas sebagai berikut:

1. Asas Pelestarian

Penyelenggaraan program sadar wisata terhadap suatu objek wisata yang hendak dikembangkan dan diarahkan bertujuan untuk meningkatkan kelestarian alam dan lingkungan objek wisata serta kesegaran udara di daerah objek wisata tersebut.

2. Asas Manfaat

(41)

Penyelenggaraan program sadar wisata diarahkan untuk dapat memberikan manfaat dan dampak praktis baik ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan maupun lingkungan (Universitas Sumatera Utara, http://google.com).

2.9 Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan yang dilakukan wisatawan mempunyai berbagai motif dan tujuan tertentu dan secara garis besar alasan-alasan dan keperluannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

A. Menurut Objeknya

1. Culture Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan untuk menyaksikan daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah dan benda-benda kuno serta bangunan-bangunan kuno (heritage).

2. Religion Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut bertujuan untuk menyaksikan upacara-upacara keagamaan.

(42)

3. Sport Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan bertujuan untuk menyaksikan atau melihat suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tetangga seperti Europe Cup, Olimpiade, All England, Asean Games, PON dan lain- lain.

4. Recuperational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut untuk kesehatan dan ingin menyembuhkan penyakitnya.

5. Commercial Tourism, yaitu jenis pariwisata perdagangan karena perjalanan pariwisata tersebut dikaitkan dengan kegiatan perdagangan international dimana sering diadakan kegiatan expo, fair dan exhibition.

6. Social Tourism, yaitu jenis pariwisata untuk kegiatan sosial yang dapat dilihat dari segi penyelenggaraannya yang tidak mencari keuntungan seperti halnya study tour, piknik, atau youth tourism.

7. Political Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara seperti memperingati hari

(43)

kemerdekaan suatu negara (Misnawa, http://madebayu.blogspot.com).

B. Menurut Alasan / Tujuan Perjalanan

1. Business Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar, konvension, simposium, musyawarah kerja dan lain-lain.

2. Education Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan studi atau untuk mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

(44)

3. Vacation Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang hanya untuk berlibur saja (Universitas Sumatera Utara, http://google.com).

C. Menurut Waktu Berkunjung

1. Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim-musim tertentu seperti summer tourism atau winter tourism.

2. Occutional Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang dihubungkan dengan kejadian atau suatu event seperti ngaben, Galungan, Kuningan di Bali, Sekaten di jogyakarta, Pajang, Jimat di Cirebon dan Pesta Danau Toba di Sumatera Utara (Yoeti, 1983:113).

(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam

3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 Kabupaten Deli Serdang merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatra Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

(46)

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang- Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi ata 5 (lima) Afdeling, salah satu diantaranya adalah Deli en Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagei beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpim oleh seorang Kontelir.

Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam) Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu,

(47)

Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei, Padang/Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan.

Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.

Pasa tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD).

Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam

(48)

dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan didaerah inipun telah terjadi beberapa kali (Admin, http://deliserdang.go.id).

3.1.2 Letak Daerah

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Selat Malaka

• Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

(49)

• Sebelah Timur : Kabupaten Serdang Bedagai

• Sebelah Barat : Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Deli Serdang terdiri atas 22 (Dua puluh dua) Kecamatan yang didalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 389 Desa, yaitu :

1. Kecamatan Gunung Meriah

2. Kecamatan STM Hulu

3. Kecamatan Sibolangit

4. Kecamatan Kutalimbaru

5. Kecamatan Pancur Batu

6. Kecamatan Namorimbe

7. Kecamatan Birubiru

8. Kecamatan STM Hilir

9. Kecamatan Galang

(50)

10. Kecamatan Bangun Purba

11. Kecamatan Tanjung Morawa

12. Kecamatan Patumbak

13. Kecamatan Deli Tua

14. Kecamatan Sunggal

15. Kecamatan Hamparan Perak

16. Kecamatan Labuhan Deli

17. Kecamatan Percut Sei Tuan

18. Kecamatan Batang Kuis

19. Kecamatan Pantai Labu

20. Kecamatan Beringin

21. Kecamatan Lubuk Pakam

22. Kecamatan Pagar Merbau

(51)

3.1.4 Luas Daerah

Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72 Ha, terdiri dari:

• Kawasan dataran pantai seluas 63,002 Ha ( 26,30 %) terdiri dari 4 kecamatann (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu).

• Kawasan dataran rendah seluas 68,965 Ha ( 28.80 % ) terdiri dari 11 kecamatan ( Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang).

• Kawasan dataran pegunungan seluas 111,970 Ha ( 44.90 %) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STMHilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba) (Admin, http://deliserdang.go.id).

3.1.5 Keadaan Alam

(52)

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis.

Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis.

Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, November dan Desember.

Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur rata- rata 26,7° dan kelembaban 84 %.

Sedangkan luas dan jenis tanah di Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :

Alluvial, Regosol, Organosol: 25.176 Ha

Hidromorfik Kelabu, Gleihumus : 45.873 Ha

Andosol Coklat: 44.488 Ha

(53)

Latosol Coklat: 9.306 Ha

Podsolik Coklat Kekuningan: 51.174 Ha

Podsolik Merah Kekuningan: 51.982 Ha

Litosol, Podsolik, Regosol: 10.624 Ha

Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841 Ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

No

Daerah Aliran

Sungai (DAS) Sub DAS

Luas Areal

Ha Keterangan

1. Belawan a. Belawan Hulu b. Belawan Hilir c. Karang Gading

76.003 Sebahagian melintasi wilayah Kota Medan dan Kabupaten Langkat

(54)

2. Deli a. Petani b. Deli c. Babura d. Bekala

e. Sei Sikambing f. Paluh Besar

48.162 Sebahagian melintasi wilayah Kota Medan

3. Percut a. Percut hulu b. Percut hilir

51.420

4. Belumai a. Belumai b. Serdang

75.460

5. Ular a. Bah Karai

b. Buaya c. Ular d. Karang e. Perbaungan

127.796 Sebahagian melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Sumber data: Bappeda Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat

3.2.1 Perekonomian

Untuk mempercepat proses pembangunan dan mendayagunakan potensi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) pemerintahan Kabupaten Deli Serdang membuat kebijakan-kebijakan yang terdapat pada agenda pemerintahan daerah, yakni :

(55)

1. Agenda Pertama

Menerapkan Kepemerintahan Yang Baik Dengan Perioritas Utama Peningkatan Kompetensi Aparatur Pemerintah Dan Penciptaan Aparatur Yang Bersih Dan Berwibawa Pembangunan Bidang Kesehatan.

2. Agenda Kedua

Pembinaan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas Dengan Prioritas Utama

• Peningkatan Kualitas Pendidikan

• Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

• Pembangunan Infrastruktur

3. Agenda Ketiga

Pengembangan Wilayah Dan Infrastruktur Dengan Prioritas Utama.

(56)

• Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

• Peningkatan Penataan Ruang Dan Perencanaan Pembangunan Yang Berdaya Guna dan Berhasil Guna Dalam Dinamika Otonomi Daerah

• Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Sumber Daya Air.

4. Agenda Keempat

Peningkatan Kerukunan Masyarakat, Kehidupan Sosial Dan Budaya Dengan Prioritas Utama.

• Peningkatan Keharmonisan Antar Masyarakat Dan Budaya

• Peningkatan Peranan Perempuan Yang Lebih Berkualitas

• Peningkatan Keamanan, Ketertiban Dan Penanggul angan Kriminalitas

• Peningkatan kesejahteraan sosial

5. Agenda Kelima

Pengembangan Ekonomi Daerah Dengan Prioritas Utama Revitalisasi Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan Dan Kehutanan.

(57)

• Peningkatan Kualitas Pendidikan Peningkatan Daya Saing Industri

• Kepariwisataan

• Pemberdayaan Tenaga Kerja

• Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Dengan Pemberdayaan Koperasi, Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

6. Agenda Keenam

Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Dengan Prioritas Utama Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup (Admin, http://deliserdang.go.id).

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

(58)

Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007 diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa dengan kepadatan rata-rata 675 jiwa/km2 dengan penduduk terpadat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6.057 jiwa/km2 dan penduduk terendah/ jarang di Kecamatan Gunung Meriah 33 jiwa/km2.

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun jumlah penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata- rata anak lahir hidup/rata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

Kondisi sosial budaya yang multicultural dan diwarnai dengan corak heterogenitas masyarakat Kabupa ten Deli Serdang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masing- masing dan juga dapat menghargai budaya dari suku bangsa lain, sehingga kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten Deli

(59)

Serdang cukup harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan dan pergaulan masyarakat sehari-hari yang senantiasa mengutamakan kepentingan bersama, seperti masih terpeliharanya budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat, yang tentunya sangat mendukung terciptanya suasana kondusif, aman dan sejahtera.

3.3 Sarana dan Prasarana Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang mempunyai sarana dan prasarana perhubungan darat, kereta api, angkutan sungai, angkutan laut, dan tersedia juga sarana dan prasarana listrik, telekomunikasi, akomodasi, perbankan dan air bersih.

Kondisi jalan yang rusak untuk tingkat Jalan Negara 11,7 % dari 54.560 Km, Jalan Provinsi 33,80 % dari 178.910 Km, dan jalan Kabupaten 55,27 % dari 1.748.000 Km. Sedang Jalan Desa yaitu sepanjang 1.412.534 Km masih memerlukan perbaikan atau perkerasan

(60)

BAB IV

UPAYA PENGEMBANGAN WISATA ALAM NEGERI SUAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

4.1 Upaya Pengembangan Wisata Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang

Ketika suatu objek wisata daerah ingin dikembangkan, perlu adanya campur tangan dari pihak pemerintah ataupun perhatian dari pemerintah kota terutama pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang. Apalagi objek wisata yang akan dikembangkan ini, cukup mempunyai potensi yang baik dan sangat layak untuk dijadikan salah satu objek wisata di Kabupaten Deli Serdang.

Objek Wisata Alam Negeri Suah perlu perhatian yang khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang terutama dalam mengelola kawasan tersebut agar kawasan ini dapat menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang selama ini kurang menyadari bahwa objek wisata Negeri Suah sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang tidak mau melihat suatu potensi yang terdapat di daerahnya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, padahal apabila pemerintah lebih peka sedikit terhadap permasalahan potensi yang ada di Desa Negeri Suah ini, tentu ini akan menjadi suatu aset yang sangat baik untuk dikembangkan kedepannya, menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Deli Serdang.

(61)

Apabila dilihat lagi bahwa objek wisata Alam Negeri Suah sangat berpotensi, namun masih perlu banyak perhatian dari Pemerintah Daerah terutama sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Deli Serdang, promosinya, pengelolaannya, baik mulai dari hal yang kecil sampai hal yang terbesar sekalipun, itu semua harus dilakukan Pemerintah daerah itu sendiri dan harus fokus terhadap permasalahan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

Apabila pemerintah Kabupaten Deli Serdang tidak juga memperhatikan aset wisata dan mengolahnya, sudah tentu bisa dibayangkan Kabupaten Deli Serdang tidak akan bisa menjadi suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW).

Sungguh sangat disayangkan apabila terjadi seperti itu, kalau kita melihat potensi yang sangat baik dari objek wisata ini, apalagi potensi yang dimilikinya, cukup alamiah dengan didalamnya terdapat panorama keindahan alam yang cukup luas, asri dan indah untuk dilihat serta sungai dua rasa yang memliki keunikan tersendiri, kemudian juga air terjun sampuren putih yg memiliki ketinggian 20 m.

Oleh karena itu diharapkan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang harus lebih memperhatikan lagi terhadap kawasan yang sangat potensial ini, dan kelak dapat dijadikan

Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Deli Serdang

(62)

4.2 Upaya Negeri Suah Dijadikan Sebagai Objek Wisata

Salah satu cara Negeri Suah untuk Dijadikan sebagai objek wisata adalah dengan cara promosi. Pengertian promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk yang ingin diperkenalkan agar produk yang diperkenalkan dapat dijual kepada konsumen. Akan tetapi promosi yang akan dilakukan disini atau yang akan dibahas adalah: mengenai promosi objek wisata alam Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang yang seharusnya sudah dilakukan sejak melihat antusiasme wisatawan yang datang berkunjung ke daerah tersebut.

Dengan melihat potensi yang dimiliki objek wisata alam Negeri Suah tentu langkah- langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat maupun masyarakat setempat harus lebih meningkatkan promosi dan membuat penekanan atas promosi wisata, supaya wisatawan asing juga tahu dengan potensi yang ada di kawasan objek wisata alam Negeri Suah dan ada keinginan untuk mengunjunginya.

Dengan adanya promosi, sudah tentu yang ingin dijadikan objek wisata ataupun yang ingin diperkenalkan hendaknya harus mengikuti langkah- langkah antara lain:

1. Membuat suatu paket perjalanan wisata dan memasukkan objek wisata

Alam Negeri Suah dalam suatu paket perjalanan (Itinerary)

(63)

2. Melakukan seminar-seminar mengenai objek wisata alam Negeri Suah

3. Melakukan kerja sama antara (BPW) Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata (APW) dengan memasukkannya ke dalam jadwal perjalanan

4. Membuat iklan-iklan poster tentang menggalakkan objek wisata alam Negeri Suah

Dengan langkah-langkah diatas, diharapkan promosi mengenai peningkatan objek wisata alam Negeri Suah dapat diwujudkan dengan segera, dan dapat menjadi objek wisata unggulan, serta banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

4.3 Pengembangan Wisata Alam Negeri Suah Dapat

Meningkatkan Kunjungan Ke Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Bandar Baru sebagai salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang, memiliki salah satu potensi kepariwisataan berupa Wisata Alam yaitu Negeri Suah.

Negeri Suah memiliki panorama alam yang indah dan tidak kalah dengan objek wisata lainnya yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Objek wisata ini memiliki potensi yang unik, berupa keindahan air sungai yang mempunyai dua rasa, serta air terjun yang indah. Di objek wisata ini juga terdapat tempat

(64)

pemancingan untuk pengunjung yang berada di areal khusus memancing ditambah dengan keindahan alam yang memukau.

Dengan adanya potensi yang menarik yang disuguhkan oleh Negeri Suah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kepariwisataan dan pada gilirannya dapat menarik datangnya pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan suatu perencanaan yang matang, kawasan wisata alam ini dapat dikembangkan tanpa melupakan konsep kepariwisataan yang berkelanjutan.

Konsep kepariwisataan yang menyebutkan pembangunan pariwisata berkelanjutan harus menjaga kelestarian Sumber Daya Alam dan Budaya.

Dengan pengembangan kepariwisataan tersebut, sebaiknya tidak mengeksploitasi Sumber Daya Alam dan pemanfaatan tidak menyisakan kerusakan lingkungan secara permanen, serta pemanfaatannya harus melibatkan masyarakat lokal. Artinya pembangunan pariwisata bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan bagi wisatawan dalam jangka panjang.

(65)

4.4 P e n g e m b a n g a n Negeri Suah di Kabupaten Deli Serdang 4.4.1 Sejarah Negeri Suah

Negeri Suah adalah adalah destinasi wisata yang ada di kecamatan Bandar Baru kawasan Sibolangit dengan segudang potensi pariwisata yang terbilang masih baru dan belum terjamah banyak wisatawan dikarenakan lokasi nya yang cukup jauh dan lumayan menguras tenaga.

Ada beberapa objek wisata yang dapat dinikmati di Negeri Suah.

Diantaranya, Air Terjun Sampuren Putih dan Sungai Dua Rasa. Dimana kedua nya memiliki keunikan dan keindahan masing-masing.

a. Air Terjun Sampuren Putih

Air Terjun Sampuren Putih adalah objek wisata yang berada di kawasan Desa Negeri Suah, perjalanan menuju air terjun ini sekitar 10 menit dari Balai Desa. Keindahan ataupun keunikannya adalah air nya yang lumayan deras dan tracking yang lumayan terjal, serta sedikit kemiripan dengan air terjun mursalla

b. Sungai Dua Rasa

Sungai Dua Rasa adalah aliran dari air terjun sampuren, letak keunikannya yaitu terdapatnya dua rasa di sungai ini. Maksud dua rasa adalah sungai ini memiliki air panas dan air dingin didalamnya,

Gambar

TABEL  KRITERIA PENGEMBANGAN WISATA ALAM

Referensi

Dokumen terkait

dilihat dari rasio Likwiditas bahwa PT.Metrodata Electronics,Tbk dalam keadaan likwid pada tahun 2002 dan 2003 dikarenakan tingkat likwiditas diatas 200% namun ditahun

Supaya pengelolaan arsip dapat dilakukan dengan benar, ada baiknya Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara menempatkan Staf / pegawai yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah pembanguna PLTU Labuhan Angin di Kawasan Perairan Teluk Tapian Nauli Sibolga, didapatkan 9 jenis ikan yang termasuk ke dalam

paragraph 4 letter a, in conjunction with article 10 paragraph 5. Approval upon the usage of Net Profit of the Company for the financial year ends on 31 December 2015. The 2 nd

Variety of the very high resolution satellite imageries sensors are used to produce the ortho-mosaicked imageries to cover the entire Bali mainland area consist of

Untuk itu saya mohon ijin menggunakan laboratorium/Workshop di lingkungan Jurusan Teknik Sipil mulai ……-……-………… Sampai ……-……-…………, dan saya akan mematuhi

kuliah kepada Staf Akademik Fakultas. 2) Dosen mengambil Formulir Permohonan Penggantian Jadwal di Staf Akademik Fakultas. 3) Dosen mengisi dan menyerahkan formulir tersebut ke

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan ditambah struktur dan besarnya tarif retribusi pada Balai Benih