• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Pustaka"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

‘wudhu’ maka dia harus bisa melakukan wudhu dengan benar. Wudhu dengan benar itu dapat di lakukan dengan latihan atau pembiasaan diri. Semakin sering orang berlatih semakin mahir dia dalam hal yang dia pelajari. Pembiasaan diri ini merupakan hal yang paling banyak diperhatikan oleh guru. Karena pembiasaan diri merupakan wujud atau implementasi tertinggi kemampuan siswa dalam satu materi.

Anak MI harus di latih atau dibiasakan. Karena mereka belajar dengan pola yang sama dan teratur. Waktu belajar mereka juga masih terbatas. Oleh karenanya guru harus membuat jadwal khusus untuk menerapkan pembiasaan diri kepada siswa. Misalnya saja waktu belajar siswa kelas satu dengan kelas dua berbeda, baik lama belajarnya, materinya dan suasana lingkungannya. Oleh karenanya butuh perhatian khusus dari guru untuk membiasakan anak-anak dengan hal-hal baik yang dapat membuat mereka mengerti dan memahami bahwa sesuatu yang dibiasakan adalah hal baik yang harus dijalankan seumur hidup.

c. Pengontrolan

Setelah melakukan pembiasaan, maka hal berikut yang harus dibangun adalah control. Siapa yang melakukan control yaitu mereka yang telah menjadwalkan dan menerapkan pembiasaan. Guru memiliki peran penting untuk mengontrol semua kegiatan siswa di madrasah, dari kegiatan belajar sampai pada evaluasi. Tidak hanya evaluasi pada kegiatan belajar mengajar di kelas tapi juga pada kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar selama di lingkungan madrasah. Jika madrasah berkeinginan membentuk siswa menjadi disiplin. Maka terapkanlah kedisiplinan kepada semua siswa. Berikan hadiah kepada siswa yang telah melakukan disiplin, dan berikan hukuman bagi mereka yang tidak menerapkan disiplin. Agar jelas nilai yang harus diterapkan dan nilai yang harus ditinggalkan. Pelaksanaan hadiah dan hukuman hendaknya dituangkan dalam tata tertib sekolah. Dengan demikian semua warga sekolah mulai dari kepala madrasah sampai siswa akan mendapat perlakuan yang sama jika mereka melaksanakan atau melanggar tata tertib. Tata tertib yang dimaksud adalah berlaku untuk semua, tidak ada

(2)

pengecualian. Oleh karenanya menuntut kesadaran dari para guru untuk menaati peraturan. Jika guru melaksankan peraturan, maka guru itu telah melakukan pemberian contoh dan juga guru telah menjadikan aturan menjadi bagian dalam kehidupannya.

Dibutuhkan kerja keras dari semua pihak untuk membangun karakter anak. Mulai dari tahap perencanaan hingga pada tahap evaluasinya. Karena pada hakikatnya pendidikan karakter itu bisa diberikan kapan saja dan dimana saja. Jadi bukan hanya tanggung jawab guru agama atau hanya tanggung jawab moral.

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas maka dapat disimpilkan bahwa karakter atau akhlak itu dapat di rubah. Dan cara merubahnya adalah melalui proses pembelajaran, yang meliputi pemberian contoh, pembiasaan diri dan pengontrolan. Ada banyak kegiatan pembiasaan diri di MI yang meliputi: baris bersama, membaca senyap, berwudhu, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, berinfaq, jumat bersih, mengaji al-quran dan belajar nahwu shorof.

Jadi seyogyanya guru memberikan bimbingan kepada siswanya agar memiliki karakter yang kuat bagi kehidupan mereka berikutnya. Selain kegiatan di atas tentunya masih banyak lagi kegiatan yang dapat menunjung terlaksananya pendidikan karakter bagi siswa MI. Perlu kerjasama semua pihak agar kelak terlahir generasi penerus bangsa yang memiliki ketangguhan prinsip dan sikap.

Daftar Pustaka

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2038288-fitrah-menurut-bahasa-istilah-dan/#ixzz1xSB2tFbA

Akhmadsudrajat.worpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp Rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa

Hamid Fahmi Zarkasyi,Konsep Akhlak Perspektif al Ghazali, www.oaseiman.com/konsep-akhlak-perspektif-al-ghazali.html Kerliplintang.blogspot.com/2012/01/karakter-tidak-bisa-diubah.html

(3)

Abstrak: Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1)

Bagaimana hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang; (2) Bagaimana penerapan Media Kartu Hitung pada materi Operasi Hitung Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang; (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung Campuran dengan Media Kartu Hitung kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan sebelumnya dilakukan pra siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang pada pra siklus belum maksimal, dilihat dari prosentase ketuntasan hanya 43,75% (dari 16 siswa hanya 7 siswa yang tuntas); (2) Penerapan media Kartu Hitung dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika, dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui prosentase aktivitas guru meningkat pada siklus I 76,6% menjadi 83,39% pada siklus II, sedangkan prosentase aktivitas siswa dari 75% pada siklus I menjadi 84,1% pada siklus II; (3) Media Kartu Hitung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang. Hal ini ditunjukkan dengan diketahui prosentase ketuntasan pada siklus I mencapai 68,75% dan pada siklus II mencapai 93,75% yang dikategorikan sangat baik karena telah mencapai indikator yang ditetapkan.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Media Kartu Hitung

Pendahuluan

Peningkatkan mutu pendidikan merupakan salah satu program pembangunan nasional. Peningkatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumberdaya manusia yang berkualitas sajalah, bangsa Indonesia dapat bersaing di era globalisasi.

(4)

Peningkatan mutu pendidikan ini disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan Indonesia. Peningkatan ini aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Selain itu aspek lain yang perlu diperhatikan yaitu strategi baru yang diciptakan oleh para pelaku pendidikan. Untuk menunjang hal tersebut, maka diperlukan suatu pemikiran yang sistematis, logis, dan kritis yang terimplementasikan melalui mata pelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang harus memperhatikan strategi baru di Madarasah Ibtidaiyah adalah Matematika. Dengan demikian, maka seorang guru Matematika MI dituntut untuk memahami tentang hakikat matematika dan bagaimana matematika yang memiliki karakteristik unik dan khas harus diajarkan kepada siswa-siswi. Pemahaman tentang hakikat matematika dan pembelajaran matematika merupakan syarat mutlak bagi guru untuk dapat mengajar dengan baik.37

Pada tingkat SD/MI mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain untuk mengembangkan kemampuan tersebut, dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.38

Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pembelajaran matematika selama ini sulit bagi peserta didik. Di sekolah, banyak siswa tampaknya menjadi tidak tertarik dengan matematika ini dikarenakan belum 37TIM LAPIS-PGMI. Pembelajaran Matematika MI. (Surabaya: Amanah Pustaka) Paket

1

(5)

tepatnya cara penyampaian materi kepada siswa sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam menerima pelajaran.

Selain itu pembelajaran matematika juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Kondisi demikian itu tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Sehingga minat siswa dalam pembelajaran matematika kurang yang mengakibatkan pemahaman dan penguasaan materi cenderung rendah. Dan kondisi tersebut akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Menurut Muchtar A Karim, “Guru matematika sekolah dasar harus memahami materi yang akan diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan baik cara peserta didik belajar matematika, serta memahami dan menerapkan cara memanfaatkan alat bantu belajar mengajar matematika”.

Semua hal tersebut diatas sangat mendukung keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan metematika. Tidak sedikit siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah tersebut karena tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut masih kurang.39

Berdasarkan pengamatan peneliti, permasalahan tersebut juga terjadi di kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi materi yang digunakan selama penelitian berlangsung, dan materi yang akan digunakan yaitu Operasi Hitung Campuran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Matematika, siswa masih kesulitan pada materi tersebut. Dari hasil pre tes dapat diketahui dari16 siswa yang terdiri dari 6 putri dan 10 putra, hanya 7 siswa (43,75 %) yang mencapai bisa mencapai KKM 60. Dikarenakan siswa tidak terampil dalam mengerjakan latihan soal, padahal dengan terampil mengerjakan latihan soal secara tidak langsung dapat memahami materi tersebut.

39 Siti Maryam, Upaya Meningkatkan Pemahaman Aturan Pengerjaan Operasi Hitung

Campuran dengan Metode Latihan pada Siswa Kelas II SD Negeri Semawung Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011, Usulan Penelitian UNMUH Purworejo, 2010

(6)

Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika masih dibutuhkan suatu media atau metode pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan untuk siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan media Kartu Hitung, dengan penggunaan media tersebut diharapkan siswa bisa lebih aktif, kreatif, serta dapat menguasai pengetahuan mata pelajaran Matematika, sehingga permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat diatasi.

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.40

Sedangkan media kartu hitung adalah suatu media yang didesain untuk memecahkan masalah pembelajaran matematika. Penggunaan media kartu hitung pada proses pembelajaran matematika merupakan variasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Media kartu hitung ini terdiri dari beberapa kartu yang terbuat dari kertas berwarna yang berisi soal-soal operasi hitung campuran. Penggunaan media ini diciptakan dengan suasana bermain sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran matematika dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang?

2. Bagaimana penerapan Media Kartu Hitung pada materi Operasi Hitung Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang?

40H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,

(7)

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung Campuran dengan Media Kartu Hitung kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang?

Hasil Belajar

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.41 Proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan ini merupakan hasil belajar.42

Hasil Belajar dapat diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.

41Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Predana

Media Group, 2010), hal. 16

42Lisnawati, Simanjuntak,Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),

(8)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.43

Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan, maupun kecakapan.

Pembelajaran Matematika

Sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang matematika. Namun yang jelas, hakikat matematika dapat diketahui, karena objek penelaahan matematika yaitu sasarannya telah diketahui sehingga dapat diketahui pula bagaimana cara berpikir matematika itu.

Menurut Tinggih (dalam Hudojo, 2005) matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur. Begle (dalam Hudojo, 2005) menyatakan bahwa sasaran atau objek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip. Objek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti, dalam arti ciri ini yang memungkinkan dapat memasuki wilayah bidang studi atau cabang lain.44

Dari uraian tersebut, jelas bahwa penelaahan matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih dititikberatkan kepada hubungan, pola, bentuk, struktur, fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika. Hal ini berarti bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan yang

43http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html diakses pada

tanggal 28-03-2012

(9)

berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis, dimana konsep-konsepnya abstrak dan penalarannya deduktif.

Media Kartu Hitung

Media ini merupakan suatu media yang didesain untuk memecahkan masalah pembelajaran matematika. Penggunaan media kartu hitung pada proses pembelajaran matematika merupakan variasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas.

Media kartu hitung terdiri dari beberapa kartu yang di dalamnya terdapat soal-soal operasi hitung campuran yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu hitung menerapkan proses pembelajaran dengan cara bermain. Dengan bermain kartu hitung dalam pembelajaran diharapkan dapat memicu semangat siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media kartu hitung adalah sebagai berikut:

a. Langkah-langkah pembelajaran guru

1) Guru menyediakan kartu hitung, cara membuatnya yaitu dengan membuat kartu dari kertas karton warna-warni dan menuliskan soal-soal materi operasi hitung campuran dengan soal-soal yang berbeda pada setiap kartunya.

2) Guru menjelaskan konsep operasi hitung campuran. 3) Guru membagi kartu hitung kepada setiap siswa. 4) Guru menjelaskan tata cara mengerjakan kartu hitung.

5) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat mengerjakan kartu hitung dengan cepat dan benar.

(10)

Gambar Media Kartu

Lembar Kerja Sebelum dikerjakan

Lembar Kerja sesudah dikerjakan Gambar 1

Media Kartu Hitung b. Langkah-langkah pembelajaran siswa

1) Memperhatikan penjelasan guru. 2) Mendapat satu kartu hitung.

3) Mengerjakan kartu hitung pada lembar kerja yang disediakan guru kemudian secara searah jarum jam bergantian dengan kartu hitung siswa lain sebanyak empat kali berturut-turut.

4) Mengumpulkan lembar kerja. 5) Penerimaan hadiah dari guru.

Kartu hitung sebagai media pembelajaran memiliki dampak positif dalam pembelajaran matematika khususnya materi operasi hitung campuran, diantaranya yaitu: siswa lebih mudah memahami konsep berhitung, siswa lebih termotivasi

(11)

untuk belajar menghitung, memberikan warna dan cara yang menarik untuk belajar, dapat menumbuhkan minat untuk belajar berhitung.45

Dengan menggunakan media kartu hitung diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, tidak monoton dan tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa memuaskan.

Pelaksanaan Penelitian

Siklus penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti yaitu model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus, terdiri dari empat langkah pokok, yaitu: Perencanaan (planning), Aksi atau Tindakan (acting), Observasi (observing), dan Refleksi (Reflecting).

Adapun penerapan model di atas dilakukan dengan dua siklus yang sebelumnya dilakukan pra siklus sebagai tolak ukur perbandingan hasil belajar siswa sebelun ada penelitian tindakan kelas dan sesudah ada penelitian tindakan kelas, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan sebagai bentuk langkah atau tindakan. Adapun dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Hasil Penelitian Persiklus

Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus penelitian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus, dan sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II dilakukan pra siklus sebagaimana pemaparan berikut ini:

Pra Siklus

Pra siklus dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 13 Juli 2012. Pra siklus dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 45 Zuhrotul Komariyah dan Soeparno, Pengaruh Pemanfaatan Media Permainan Kartu

Hitung Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ajar Operasi Hitung Campuran Mata Pelajaran

Matematika Kelas III SDN Babat Jerawat I Surabaya,

(12)

35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi hitung campuran dengan menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Dan pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas mengerjakn Lembar kerja Siswa (pre tes) yang digunakan sebagai tolak ukur perbandingan hasil belajar siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas dan sesudah ada penelitian tindakan kelas. Adapun hasil pra siklus pada materi operasi hitung campuran adalah sebagai berikut:

Observasi Aktivitas Guru

Pengamatan dilakukan oleh peneliti, data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pengajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pra Siklus

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Memberi gambaran tentang pelajaran yang akan berlangsung.

- Menggali pengetahuan awal siswa

tentang materi yang akan berlangsung. √ √

2. Kegiatan Inti

- Menjelaskan materi operasi hitung campuran.

- Memberikan beberapa contoh soal. - Memberi tugas siswa mengerjakan

lembar kerja siswa.

- Membimbing siswa mengerjakan tugas.

√ √ √ √

(13)

3. Kegiatan Penutup

- Mengakhiri pelajaran

- Memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar. √ √ 4. Pengelolaan Waktu √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa b.Antusias guru √ √ Jumlah 27 Rata-rata 2,5 Prosentase 61,4 %

Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pre tes

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Siswa memperhatikan gambaran tentang pelajaran yang akan berlangsung. - Siswa bertanya jawab

pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan berlangsung.

2. Kegiatan Inti

(14)

penjelasan guru. - Siswa memperhatikan

beberapa contoh soal yang diberikan guru.

- Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.

3. Kegiatan Penutup

- Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Siswa mendengarkan motivasi guru.

√ 4. Mengikuti pelajaran dengan

baik √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa √ Jumlah 20 Rata-rata 2,2 Prosentase 55,6 %

Tes Hasil Belajar

Pada tahap pra siklus siswa diberi Lembar Kerja Siswa (pre tes) untuk mengetahui hasil belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran. Adapun data nilai pre tes adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Nilai Pre Tes

Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang

No. Nama Nilai Keterangan

1. Aminatus Sa'diyah 50 Tidak Tuntas

(15)

3. Fiki Bagas Gumilang 10 Tidak Tuntas

4. Hernanda Setia Rindi 60 Tuntas

5. Inanda Viva Oktavia 60 Tuntas

6. Iqbal Alfredo 40 Tidak Tuntas

7. Januar Priyambodo 50 Tidak Tuntas

8. Muhammad Fikri Haikal 50 Tidak Tuntas

9. Muhammad Maulana Rafly 40 Tidak Tuntas

10. Nisfatul Aisyah 60 Tuntas

11. Rangga Putra Ramadhan 30 Tidak Tuntas

12. Rohman Adi Wicaksono 50 Tidak Tuntas

13. Taman Samsul Akbar 60 Tuntas

14. Vivi Tri Agustina 70 Tuntas

15. Wayan Bekti Arsana 60 Tuntas

16. Zakia Verina 60 Tuntas

Jumlah Nilai 790

Rata-rata Kelas 49,4

Ketuntasan Belajar (%) 43,75 %

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaian metode ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran kurang cocok digunakan dalam pembelajaran matematika, dilihat dari prosentase observasi aktivitas guru yang hanya mencapai 61,4 % dan observasi aktivitas siswa 55,6 %. Sedangkan rata-rata hasil tes belajar siswa hanya sebesar 49,4 dengan prosentase ketuntasan 43,75 % atau dari 16 siswa hanya 7 siswa yang tuntas. Sangat jauh dengan yang diharapkan yakni siswa dapat mencapai nilai ≤ 60 dengan prosentase ketuntasan belajar ≤ 80 %. Dengan hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan siklus I.

(16)

Hasil Penelitian Siklus I Perencanaan

Menindak lanjuti hasil pra siklus peneliti menerapkan Media Kartu Hitung pada pembelajaran siklus I, hal ini dikarenakan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan metode konvensional seperti ceramah dan demonstrasi belum bisa maksimal. Berikut ini adalah perencanaan siklus I:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat Lembar Kerja Siswa.

3) Membuat media Kartu Hitung.

4) Membuat lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 14 Juli 2012. Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi hitung campuran dengan menggunakan media kartu hitung.

Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan guru memberi salam pembuka dan doa bersama. Kemudian guru memberi gambaran tentang pelajaran yang akan berlangsung. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengetahui kemampuan awal siswa seputar operasi hitung. Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi operasi hitung campuran dan memberikan beberapa contoh soal. Setelah siswa memahami konsep operasi hitung campuran guru membagikan kartu hitung kepada setiap siswa. Guru memberi penjelasan tata cara mengerjakan kartu hitung, yaitu setelah mengerjakan kartu hitung yang telah diberikan, siswa bertukar kartu dengan siswa lain sebanyak empat kali, hal ini dilakukan agar siswa mendapat jenis soal yang berbeda. Siswa diminta mengerjakan kartu hitung yang telah diberikan pada lembar kerja yang disediakan guru dengan waktu secepat mungkin dan benar. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang dapat mengerjakan dengan cepat dan benar.

(17)

Sebagai penutup guru melakukan refleksi bersama siswa dengan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar.

Observasi dan Analisis Data

Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar siswa dengan media Kartu Hitung.

Observasi Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pengajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus I

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Memberi gambaran tentang pelajaran yang akan

berlangsung.

- Menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan berlangsung.

2. Kegiatan Inti

- Memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan materi operasi hitung campuran. Kemudian memberikan beberapa contoh soal.

- Membagikan kartu hitung

(18)

pada setiap siswa.

- Membimbing siswa pada saat mengerjakan tugas. - Membahas hasil kerja. - Memberi penghargaan

kepada siswa yang

mengerjakan tugas dengan baik. √ √ √ 3. Kegiatan Penutup - Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Mengevaluasi siswa dengan memberikan tugas

mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru. - Memotivasi siswa untuk

selalu rajin belajar.

√ √ √ 4. Pengelolaan Waktu √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa b.Antusias guru c.Kesesuaian dengan RPP √ √ √ Jumlah 41 Rata-rata 3 Prosentase 73,2 %

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus pertama tergolong cukup dengan perolehan skor 41 atau 73,2 % sedangkan skor idealnya adalah 56. Akan tetapi dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan, diantaranya guru tidak membahas hasil kerja siswa dan kurang memberi motivasi kepada siswa sehingga siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik.

(19)

Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 6

Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus I

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Siswa memperhatikan gambaran tentang pelajaran yang akan berlangsung. - Siswa bertanya jawab

pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan berlangsung.

2. Kegiatan Inti

- Siswa memperhatikan beberapa contoh soal yang diberikan guru dan bertanya jika belum paham.

- Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam kartu hitung dengan cara bertukar kartu dengan siswa lain sebanyak empat kali. - Siswa bersama-sama membahas hasil kerja. - Siswa mengerjakan tugas

dengan baik

√ √

(20)

3. Kegiatan Penutup

- Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Siswa mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru. - Siswa mendengarkan

motivasi guru.

√ √ 4. Mengikuti pelajaran dengan

baik √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa √ Jumlah 31 Rata-rata 3 Prosentase 70,45 %

Pada siklus I menurut hasil observasi aktivitas siswa, tergolong cukup dilihat dari perolehan skor sebesar 31 atau 70,45 % dengan skor maksimal 44. Akan tetapi dalam pembelajaran kurang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan media kartu hitung sehingga pada siklus berikutnya guru harus membimbing siswa lebih baik lagi dan memotivasi siswa agar tidak segan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.

Tes Hasil Belajar

Pada siklus I siswa diberi Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui hasil belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran. Adapun data nilai hasil belajar pada siklus I adalah sebagai berikut:

(21)

Tabel 7

Nilai Hasil Belajar Siklus I

Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang

Selama Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Hitung

No. Nama Nilai Keterangan

1. Aminatus Sa'diyah 55 Tidak Tuntas

2. Angga Setyo Prayogo 75 Tuntas

3. Fiki Bagas Gumilang 70 Tuntas

4. Hernanda Setia Rindi 80 Tuntas

5. Inanda Viva Oktavia 70 Tuntas

6. Iqbal Alfredo 60 Tuntas

7. Januar Priyambodo 60 Tuntas

8. Muhammad Fikri Haikal 50 Tidak Tuntas

9. Muhammad Maulana Rafly 70 Tuntas

10. Nisfatul Aisyah 55 Tidak Tuntas

11. Rangga Putra Ramadhan 55 Tidak Tuntas

12. Rohman Adi Wicaksono 60 Tuntas

13. Taman Samsul Akbar 90 Tuntas

14. Vivi Tri Agustina 80 Tuntas

15. Wayan Bekti Arsana 50 Tidak Tuntas

16. Zakia Verina 70 Tuntas

Jumlah Nilai 1048

Rata-rata Kelas 65,5

Ketuntasan Belajar (%) 68,75 %

Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas siswa 65,5 dan ketuntasan belajar mencapai 68,75 % dengan jumlah siswa yang tuntas 11 dari 16 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai yang diperoleh siswa belum tuntas karena siswa yang memperoleh nilai ≤ 60 hanya sebesar 68,75 %. Dari perolehan ketuntasan belajar

(22)

di atas menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikategorikan baik. Akan tetapi perlu diadakan perbaikan karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya ketuntasan belajar ≤ 80%.

Refleksi

Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa dibanding dengan hasil pra siklus, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal karena ketuntasan belajar hanya mencapai 68,75 % artinya dari 16 siswa ada 5 siswa yang belum tuntas dengan rata-rata kelas 65,5. Sehingga perlu adanya revisi dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa, guru dan siswa belum memiliki kesiapan dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu hitung. Guru kurang memberi bimbingan kepada siswa, selain itu siswa juga kurang aktif dalam bertanya sehingga pada siklus berikutnya bimbingan kepada siswa harus ditingkatkan lagi.

Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II masih mengacu pada perencanaan siklus I, hanya saja ada sedikit perubahan yakni pada materi dan jenis soal yang akan digunakan pada siklus II. Berikut ini adalah perencanaan siklus II:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat Lembar Kerja Siswa.

3) Membuat media Kartu Hitung.

4) Membuat lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Juli 2012. Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi hitung campuran dengan menggunakan media kartu hitung.

(23)

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama seperti siklus I, hanya saja ada sedikit perbedaan pada materi yang akan disampaikan dan pembiasaan pembelajaran dengan media kartu hitung. Pada siklus II guru lebih aktif dalam membimbing siswa dan memotivasi siswa agar aktif bertanya. Hal ini dilakukan sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya sehingga siswa diharapkan lebih antusias dalam pembelajaran.

Observasi dan analisis data

Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus II. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar siswa dengan media Kartu Hitung.

Observasi Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pengajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus II

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Memberi gambaran tentang pelajaran yang akan

berlangsung.

- Menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan berlangsung.

2. Kegiatan Inti

- Memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan materi operasi hitung campuran. Kemudian

(24)

memberikan beberapa contoh soal.

- Membagikan kartu hitung pada setiap siswa.

- Membimbing siswa pada saat mengerjakan tugas. - Membahas hasil kerja. - Memberi penghargaan

kepada siswa yang

mengerjakan tugas dengan baik. √ √ √ √ 3. Kegiatan Penutup - Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Mengevaluasi siswa dengan memberikan tugas

mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru. - Memotivasi siswa untuk

selalu rajin belajar.

√ √ √ 4. Pengelolaan Waktu √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa b.Antusias guru c.Kesesuaian dengan RPP √ √ √ Jumlah 47 Rata-rata 3,4 Prosentase 83,93 %

(25)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan guru dalam melaksanakan pembelajaran mendapat skor perolehan sebesar 47 dari skor ideal 56 atau 83,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 9

Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

1. Pendahuluan

- Siswa memperhatikan gambaran tentang pelajaran yang akan berlangsung. - Siswa bertanya jawab

pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan berlangsung.

2. Kegiatan Inti

- Siswa memperhatikan beberapa contoh soal yang diberikan guru dan bertanya jika belum paham.

- Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam kartu hitung dengan cara bertukar kartu dengan siswa lain sebanyak empat kali.

(26)

- Siswa bersama-sama membahas hasil kerja. - Siswa mengerjakan tugas

dengan baik

√ √ 3. Kegiatan Penutup

- Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Siswa mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru. - Siswa mendengarkan

motivasi guru.

√ √

4. Mengikuti pelajaran dengan baik √ 5. Suasana Kelas a.Antusias siswa √ Jumlah 37 Rata-rata 3,4 Prosentase 84,1 %

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dengan skor perolehan 37 dari 44 skor maksimal atau 84,1 %. Dengan prosentase tersebut, maka pembelajaran sudah sesuai dengan harapan, karena indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mencapai ≤ 80 %

Tes Hasil Belajar

Pada siklus II siswa diberi Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui hasil belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran. Adapun data nilai hasil belajar pada siklus II adalah sebagai berikut:

(27)

Tabel 10

Nilai Hasil Belajar Siklus II

Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang

Selama Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Hitung

No. Nama Nilai Keterangan

1. Aminatus Sa'diyah 70 Tuntas

2. Angga Setyo Prayogo 80 Tuntas

3. Fiki Bagas Gumilang 80 Tuntas

4. Hernanda Setia Rindi 85 Tuntas

5. Inanda Viva Oktavia 80 Tuntas

6. Iqbal Alfredo 80 Tuntas

7. Januar Priyambodo 75 Tuntas

8. Muhammad Fikri Haikal 55 Tidak Tuntas

9. Muhammad Maulana Rafly 75 Tuntas

10. Nisfatul Aisyah 65 Tuntas

11. Rangga Putra Ramadhan 65 Tuntas

12. Rohman Adi Wicaksono 65 Tuntas

13. Taman Samsul Akbar 95 Tuntas

14. Vivi Tri Agustina 90 Tuntas

15. Wayan Bekti Arsana 75 Tuntas

16. Zakia Verina 80 Tuntas

Jumlah Nilai 1215

Rata-rata Kelas 75,9

Ketuntasan Belajar (%) 93,75 %

Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata kelas siswa 75,9 dan ketuntasan belajar mencapai 93,75 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai yang diperoleh siswa sudah tuntas karena sebagian besar siswa yang memperoleh nilai ≤ 60 dan sudah mencapai prosentase ketuntasan yang dikehendaki yakni sebesar 80 %. Dari

(28)

perolehan ketuntasan belajar di atas menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikategorikan sangat baik.

Refleksi

Secara umum, penerapan media Kartu Hitung dapat disimpulkan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Penggunaan media Kartu Hitung yang telah diterapkan dalam penelitian ini memberi dampak positif, yakni secara umum jumlah siswa yang tuntas belajarnya meningkat. Dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dijadikan sebagai dasar untuk mengakhiri penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI Miftahul Huda Perak Jombang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pra siklus dan dua siklus dengan menerapkan media Kartu Hitung dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa MI Miftahul Huda Perak Jombang pada saat sebelum adanya penelitian tindakan kelas (pra siklus) belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar pre tes hanya mencapai 49,4 dengan prosentase ketuntasan sebesar 43,75% atau dari 16 siswa hanya 7 siswa yang tuntas belajar.

2. Penerapan media Kartu Hitung dalam pembelajaran matematika kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hal ini berdampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa yaitu yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya persentase pada setiap lembar pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu dari siklus I dan siklus II adalah 76,6% dan 83,39%. Dan berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang saat mengikuti pembelajaran matematika dengan media Kartu Hitung dapat dilihat

(29)

peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II yaitu 75% dan 84,1%. Dengan media Kartu Hitung siswa merasa mudah dalam melakukan operasi hitung campuran, siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran, mempunyai semangat untuk belajar serta mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.

3. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan media Kartu Hitung dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu 65,5 dan 75,9. Serta ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan siklus II yaitu 68,75% dan 93,75% yang dikategorikan baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sekolah hendaknya bekerja sama dengan pihak lain (komite sekolah) untuk mengupayakan pengadaan media pembelajaran matematika. Sekolah senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunakan berbagai metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga konsep matematika yang diajarkan dapat benar-benar dipahami oleh siswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru hendaknya dapat menggunakan media, metode, pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih aktif, efektif dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas

agar proses pembelajaran lebih interaktif dan dapat berjalan dengan lancar sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal

Gambar

Gambar 1 Media Kartu Hitung b. Langkah-langkah pembelajaran siswa

Referensi

Dokumen terkait

√ Jika ICRA Indonesia berkeyakinan bahwa hutang yang bersangkutan didukung oleh jaminan yang sangat likuid dan mudah dijual dengan mekanisme eksekusi yang jelas dan

Hal ini menunjukkan bahwa karakter jumlah buah dan bobot per buah dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi yang berpengaruh langsung terhadap bobot buah per

Prioritas kegiatan diisi kegiatan apa saja yang pada saat ini sangat dibutuhkan oleh KKG/MGMP atau program apa saja yang sudah dirancang oleh KKG dan MGMP (Salah satunya kegiatan

2 Bunyi selengkapnya Pasal 20 UUPA adalah, ayat (1) : hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat

Pengertian kualitas udara dalam ruang yang memadai menurut standard tersebut adalah udara dimana tidak ada kontaminan pada konsentrasi yang membahayakan yang sudah ditetapkan

Dalam rekayasa sosial terhadap rencana pembangunan RDNK diperlukan suatu tim dalam bentuk kelompok-kelompok, yang dapat membantu memberikan informasi, pemahaman dan

Hasil pengukuran resistivitas Hall film tipis TiO 2 -Co, yang ditumbuhkan seperti yang diterangkan di atas dan yang diukur pada suhu ruang, sebagai fungsi H ditunjukkan pada Gambar

Banyak perilaku seperti altruisme benar, dan ada juga (yaitu, mereka akan menurunkan frekuensi gen yang membawa mereka tentang-yaitu, menyebabkan kepunahan keturunan mereka sendiri),