1
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMSI MAKANAN, AKTIVITAS FISIK, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA DEWASA DI DESA PULISAN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA
Silvanetha R. Lesirollo*, Grace D. Kandou*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Penderita hipertensi di Sulawesi Utara mencapai prevalensi 11,4% menurut hasil Riskesdas 2013. Data dari Puskesmas Likupang Timur menunjukkan bahwa hipertensi menempati urutan kedua kasus terbanyak terjadi di daerah kerja Puskesmas. Wanita dewasa di atas 50 tahun berisiko terserang hipertensi karena masa menopause mengurangi proses produksi hormon estrogen. Pada usia tersebut umumnya aktivitas fisik yang dilakukan semakin berkurang atau terbatas pada aktivitas ringan. Penduduk pesisir pantai cenderung memiliki pola konsumsi garam yang tinggi yang memicu kejadian hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Perilaku Konsumsi Makanan, Aktifitas Fisik, dan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Dewasa di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan studi cross sectional (potong lintang) di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Jumlah sampel sebanyak 63 responden (≥18 tahun) dengan metode pengambilan total sampling. Hubungan antara variabel diuji menggunakan uji chi-square dengan ɑ = 0,05 dan CI = 95%. Hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas untuk hubungan perilaku konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi sebesar 0,031 (p<0,05), aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi sebesar 0,032 (p<0,05), dan riwayat keluarga sebesar 0,027 (p<0,05) sehingga terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi.
Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga
ABSTRACT
High Blood Pressure patients in North Sulawesi reaches up to 11.4% according to Riskesdas 2013. Data from East Likupang Health Center shows hypertension occupies the second place as one of the largest case happening in the area. Adult women over the age 50 are having risk of suffering from high blood pressure because of the menopause phase that lacks esterogene hormone. Mostly on the several age, physical activities are reduced due to aging process and limited to mild activities. Coastal area residents are more likely to consume high salt intake which commonly triggers high blood pressure. The purpose of this research is to know the relations between food consumption behavior, physical activities, and family history with high blood pressure incidence on adult women of Pulisan, East Likupang, North Minahasa. This is an analitical observation using cross sectional approach, taking place in Pulisan, East Likupang, North Minahasa. The samples are 63 respondents (adult women over 18 years old). Relations between variables are tested with chi-square test with ɑ = 0,05 dan CI = 95%. Research shows probability value upon food consumption behavior and high blood pressure incidence is 0.031 (p<0.05), physical activities with high blood pressure incidence is 0.032 (p<0.05), and between family history with high blood pressure incidence is 0.027 (p<0.05) therefore, food consumption behavior relates to high blood pressure, physical activities relate to high blood pressure, and family history relates to high blood pressure.
Keywords: High blood pressure incidence, food consumption behavior, physical activities, family history
2 PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang terdiagnosis ketika tekanan darah sistolik/diastolik secara berurutan menunjukkan tekanan 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Penyakit ini sekaligus merupakan faktor resiko penyakit stroke dan penyakit jantung. Diperkirakan 1 dari 4 orang penduduk Amerika dewasa menderita penyakit hipertensi. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (2016), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya (WHO, 2016). Di seluruh dunia, hipertensi mengakibatkan kurang lebih 7,5 juta kematian dari 12,8% total kematian secara keseluruhan. Data dari WHO menyebutkan bahwa kejadian hipertensi terbanyak ditemukan di Afrika, dengan persentase sebanyak 46% dari jumlah keseluruhan kasus dunia, baik pada laki-laki maupun perempuan (WHO, 2016).
Penduduk daerah pesisir pantai cenderung memiliki aktifitas sedang hingga berat seperti melaut, menimbang hasil laut yang didapat, hingga melakukan kegiatan produksi hasil olahan laut. Pola konsumsi makanan masyarakat pesisir dilihat dari hasil penelitian dari Anam (2016), yang menyebutkan bahwa masyarakat pesisir pantai memiliki kecenderungan
mengkonsumsi natrium yang tinggi serta konsumsi ikan dan hewan laut yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Peluang seseorang dapat menderita hipertensi sama besar antara kelompok laki-laki dan perempuan. Tetapi hal tersebut berubah ketika wanita memasuki usia >50 tahun dimana peluang wanita menderita hipertensi lebih besar dari laki-laki. Data dari Puskesmas Likupang Timur menyebutkan bahwa hipertensi merupakan penyakit di peringkat kedua setelah ISPA sebagai penyakit yang paling banyak terjadi pada tahun 2015 dimana penderita hipertensi mencapai angka 1.832 orang menurut laporan Puskesmas.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang. Penelitian dilaksanakan di Desa Pulisan, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara selama bulan April-Juli 2017. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 63 orang didapatkan melalui teknik pengambilan total sampling. Instrumen penelitian merupakan kuesioner modifikasi dari Riskesdas 2007 dan 2013 untuk perilaku konsumsi makanan berisiko, aktivitas fisik, dan riwayat keluarga. Analisis
3 dalam penelitian menggunakan uji chi-square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Konsumsi Makanan Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan Perilaku Konsumsi Makanan Konsumsi Makanan Berisiko n % Sering 54 85,7 Jarang 9 14,3 Total 63 100
Sebagian besar responden sering mengkonsumsi makanan berisiko yaitu 54 responden atau 85,7% sedangkan yang jarang mengkonsumsi makanan berisiko yaitu 9 responden atau 14,3%.
Tabel 2. Hubungan Antara Perilaku Konsumsi Makanan Dengan
Hipertensi Konsumsi makanan berisiko Hipertensi Total % Hipertensi Tidak Hipertensi n % n % Sering 34 54,0 20 31,7 54 85,7 Jarang 2 3,2 7 11,1 9 14,3 Total 36 57.1 27 42,9 63 100,0
Nilai signifikansi sebesar 0,031 dengan demikian probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,031<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara konsumsi makanan dengan hipertensi.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adrian
dkk (2016) di Puskesmas Ranomuut pada lansia dengan hipertensi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Ranomuut Kota Manado namun tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi makanan manis dengan hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rawaziah dkk (2014), menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan berlemak dengan hipertensi pada lansia di Puskesmas Pattinggaloang Kota Makassar.
Aktivitas Fisik
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 responden dalam penelitian ini sebagian besar aktif dalam melakukan aktivitas fisik yaitu sebanyak 49 responden atau 77,8% sedangkan yang kurang aktif yaitu sebanyak 14 responden atau 22,2%.
Aktivitas Fisk n %
Kurang aktif 14 22,2
Aktif 49 77,8
4 Tabel 4. Hubungan Antara Aktivitas
Fisik dengan Hipertensi
Aktivitas Fisik Hipertensi Total % Hipertensi Tidak Hipertensi n % n % Kurang Aktif 12 19,0 2 3.2 14 22,2 Aktif 24 38,1 25 39,7 49 77,8 Total 36 57,1 27 42,9 63 100,0
Nilai signifikansi hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi adalah sebesar 0,032 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,032<0,05), maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari dkk (2016), menyimpulkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Kelurahan Banyumanik Kota Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Chataut dkk (2011), menyimpulkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi pada orang dewasa yang hidup dikawasan pembangunan Nepal. Sementara penelitian Santoso (2013), di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Riwayat Keluarga
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Riwayat Keluarga n % Ya 39 61,9 Tidak 24 38,1 Total 63 100
Pengolahan data menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar responden memiliki riwayat keluarga hipertensi yaitu 39 repsonden atau 61,9% sedangkan yang tidak memiliki riwayat keluarga sebanyak 24 repsonden atau 38,1%.
Tabel 6. Hubungan Antara Riwayat Keluarga dengan Hipertensi
Dari hasil uji, nilai signifikansi didapatkan sebesar 0,027 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,027<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara riwayat keluarga dengan hipertensi. Apabila kedua orangtua mengidap hipertensi, kemungkinan seseorang menderita hipertensi naik menjadi 60% (Junaidi, 2010). Penelitian yang dilakukan Wahiduddin (2012) di Riwayat Keluarga Hipertensi Total % Hipertensi Tidak Hipertensi n % n % Ya 27 42,9 12 19,0 39 61,9 Tidak 9 14,3 15 23,8 24 38,1 Total 36 57,1 27 42,9 63 100,0
5 Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi berpeluang 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi.
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara
2. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara 3. Terdapat hubungan antara riwayat
keluarga dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.
SARAN 1. Teoritis
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan lebih banyak variabel dan lokasi pesisir yang berbeda yang memungkinkan terjadinya hubungan sehingga
faktor-faktor lain yang belum termuat sebagai risiko dalam penelitian ini dapat ditemukan dalam rangka pencegahan dan pengendalian hipertensi lanjutan. 2. Praktis
Penderita hipertensi supaya dapat memodifikasi gaya hidup dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan natrium seperti gorengan, ikan asin, juga bumbu penyedap makanan serta meningkatkan aktivitas fisik teratur misalnya olah raga secara teratur dan rutin memeriksakan tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat.
3. Kebijakan
Menjadi acuan dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular terlebih khusus hipertensi juga melaksanakan pengawasan atas perkembangan penyakit hipertensi dan promosi kesehatan mengenai pola perilaku konsumsi makanan yang terkontrol dan aktifitas fisik yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Anam K., 2016. Gaya Hidup Sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Pesisir Pantai. Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal
6 Kesehatan VOL. 4 NO. 2, MEI 2016.
Adrian, P. N., Rottie, J., dan Lolong, J. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado.
Chataut, J. Adhikari, R.K dan Sinha, N.P. 2011. Prevalence and Risk Factors for Hypertension in Adults Living in Central Development Region of Nepal. Department of Community Medicine, Kathmandu University School of Medical Sciences, Article.
Vol.9/No.1/ISSUE.33/JAN-MAR 2011.
Junaidi L., 2010. Hipertensi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Mayasari, N.F., Rosalina, Hirawati, H. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Kelurahan Banyumanik Kota Semarang. STIKES Ngudi Waluyo.
Rawaziah, A.B., Wahiduddin, dan Rismayanti. 2014. Hubungan Faktor Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia Di Puskesmas
Pattingalloang. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasannuddin. Makassar.
Santoso, A. P., 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Asupan Magnesium dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wahiduddin, 2012. Faktor Risiko
Kejadian Hipertensi di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. Makassar.
WHO, 2016. Blood Pressure Prevalence. Diakses pada laman: http://www.who.int/gho/ncd/risk_f actors/blood_pressure_prevalence _text/en/pada 22 Maret 2017 pukul 13.24 WITA