• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN PENELITIAN

DOSEN MUDA

MINAT BACA DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

Oleh:

A.Rony Yulianto, M.Pd. Sutji Muljani, M.Hum.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2010

(2)

ii LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Minat Baca dan Kepuasan Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal Ditinjau Dari Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas Pendidikan

2. Bidang ilmu Penelitian : 3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : A.Rony Yulianto, M.Pd. b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIPY : -

d. Gol. Pangkat : - e. Jabatan Struktural : -

f. Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar

g. Fakultas / Progdi : FKIP / Pendidikan Ekonomi 4. Anggota Peneliti : Sutji Muljani, M.Hum. 5. Lokasi Penelitian : Universitas Pancasakti Tegal 6. Waktu Penelitian : 5 Bulan

7. Biaya yang diusulkan : Rp 1.800.000,00

Tegal, 23 Maret 2010 Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Peneliti,

Dr. H. Basukiyatno, M.Pd. A. Rony Yulianto, M.Pd.

NIPY. 125 169 1960 NIPY.

Menyetujui,

Kepala LembagaPenelitian

Siswanto, S.H., M.H. NIP. 19641213 199203 01002

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian mengenai Minat Baca dan Kepuasan Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal Ditinjau Dari Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas.

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Basukiyatno, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Pancasakti Tegal.

2. Siswanto, S.H., M.H. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Universitas Pancasakti Tegal.

3. Segenap Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Universitas Pancasakti Tegal yang telah bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian.

4. Semua Pihak sesuai dengan kapasitasnya yang telah berjasa dalam mendukung penyusunan laporan penelitian ini.

Pada akhirnya, kami berharap kiranya laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi para mahasiswa dan pengelola perpustakaan universitas.

Tegal, 1 Agustus 2010

(4)

iv Minat Baca dan Kepuasan Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas

Pancasakti Tegal Ditinjau Dari Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas

ABSTRAK

Kata kunci: Fasilitas belajar di perpustakaan universitas, minat baca mahasiswa, kepuasan belajar mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan terhadap minat baca dan kepuasan mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal yang berjumlah 358 orang. Sebanyak 54 orang mahasiswa yang diambil dengan cara Simple Random

Sampling dilibatkan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah kuesioner. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: fasilitas belajar diperpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat baca mahasiswa (βxy1 = 0,200); fasilitas belajar diperpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan belajar mahasiswa (βxy2 = 0,410). Implikasi terapan yang diberikan yaitu, hendaknya pimpinan dan petugas perpustakaan mampu mengelola fasilitas belajar yang disediakan agar minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa meningkat.

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Minat Baca ... 6

2.2 Kepuasan Belajar ... 9

2.3 Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas ... 12

2.4 Kajian Pengaruh Fasilitas Belajar Di Perpustakaan Universitas dTerhadap Minat Baca Mahasiswa ... 14

2.5 Kajian Pengaruh Fasilitas Belajar Di Perpustakaan Universitas Terhadap Kepuasan Belajar Mahasiswa ... 16

2.6 Kerangka Berpikir ... 17

BAB III : METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ... 21

3.2 Populasi dan Sampel ... 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4 Teknik Pengukuran Konsep/ Variabel Penelitian ... 22

3.5 Analisis Data ... 28

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 29

3.7 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

(6)

vi

4.2 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen ... 30

4.3 Analisis Deskriptif ... 35

4.4 Analisis Regresi ... 37

4.5 Uji Hipotesis ... 40

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 41

BAB V : SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 45

5.1 Simpulan ... 45

5.2 Implikasi ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 50

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian ... 50

Lampiran 2 : Data Skor Jawaban Responden ... 54

(7)

vii DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Halaman

Gambar 2.1 : Model Kerangka Teoritis ... 20

Tabel 3.1 : Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation, dan Indikator Empirik Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas ... 23

Tabel 3.2 : Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation, dan Indikator Empirik Minat Baca ... 25

Tabel 3.3 : Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation, dan Indikator Empirik Kepuasan Belajar ... 27

Tabel 4.1 : Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas ... 31

Tabel 4.2 : Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Minat Baca Mahasiswa ... 32

Tabel 4.3 Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kepuasan Belajar ... 32

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas ... 33

Tabel 4.5 : Normalitas Sebaran Data Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas ... 34

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Minat Baca Mahasiswa ... 34

Tabel 4.7 : Normalitas Sebaran Data Minat Baca Mahasiswa ... 35

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Kepuasan Belajar Mahasiswa ... 36

Tabel 4.9 : Normalitas Sebaran Data Minat Baca Mahasiswa ... 36

Tabel 4.10 : Regresi Linier Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas (X) terhadap Minat Baca Mahasiswa (Yi) ... 37

Tabel 4.11 : Regresi Linier Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas (X) terhadap Kepuasan Belajar Mahasiswa (Y2) ... 39

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Aktivitas membaca merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan. Selama ini minat baca masyarakat Indonesia dapat dikategorikan rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan dari beberapa sumber yang dapat dipercaya. Berdasarkan hasil temuan UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Sumber juga menyatakan minat baca masyarakat Indonesia berada di bawah Malaysia, Thailand, dan Singapura (Koran Tempo, Edisi 26 Juni 2009). Demikian juga hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai akses terhadap media massa, pada tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%) (www.bps.go.id). Hal ini berarti bahwa aktivitas membaca belum menjadi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Rendahnya minat baca ini menunjukkan bahwa kebiasaan masyarakat untuk melakukan aktivitas membaca masih kurang. Demikian pula kebiasaan membaca para pelajar dan mahasiswa masih relatif rendah. Minat baca yang rendah tidak terlepas dari kurangnya fasilitas fisik seperti perpustakaan, tersedianya buku-buku teks maupun media cetak. Menurut Hanani (2009), rendahnya minat baca dikalangan siswa tidak dapat dipungkiri akibat dari perpustakaan sekolah yang tidak mencukupi dan memadai. Data yang dikutip

Media Indonesia (8 September 2000), dari 110 ribu sekolah di Indonesia, yang

sudah mempunyai perpustakaan hanya sekitar 18%. Ini berarti dari 110.000 sekolah yang ada di seluruh Indonesia hanya sekitar 19.800 sekolah yang memiliki perpustakaan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua

(9)

2 sekolah yang ada di Indonesia memiliki perpustakaan sebagai fasilitas penunjang pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian Nurbiyanti (2009), ditemukan bahwa fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan berpengaruh terhadap minat baca siswa. Berarti fasilitas perpustakaan baik secara fisik maupun pelayanan dapat mempengaruhi minat baca siswa.

Perpustakaan mempunyai peran yang penting dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Untuk itu perpustakaan perlu menyediakan fasilitas belajar yang lengkap guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Fasilitas belajar di perpustakaan perguruan tinggi turut memperlancar terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai lembaga yang melaksanakan aktivitas pendidiksn, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa fungsi utima perpustakaan perguruan tinggi adalah pendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Namun secara realita masih banyak fasilitas belajar di perpustakaan perguruan tinggi belum dapat berfungsi optimal seperti yang diharapkan, sihingga para mahasiswa merasa mendapat pelayanan yang kurang memuaskai. Hasil penelitian Astuti (2008), mengenai tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan perpustakaan utama, mengindikasikan bahwa mahasiswa cenderung merasa puas apabila fasilitas perpustakaan yang disediakan sesuai dengan staidar baku. Selanjutnya hasil studi yang dilakukan Santoso (2008) menunjukkan bakwa fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap kepuasan peserta didik. Fasilitas pembelajaran di kampus, dimana salah satunya adalah perpustakaan berpengaruh terhadap kepuasan belajar mahasiswa.

Pengamatan pendahuluan pada UPT Perpustakaan di Universitas Pancasakti Tegal menunjukkan bahwa bangunan yang digunakan untuk perpustakaan universitas masih perlu dibenahi. Pada bulan Desember 2009 dan Februari 2010, beberapa bagian bangunan perpustakaan tergenangi air akibat meluapnya air dari selokan di sekitar perpustakaan universitas, sehingga aktivitas pelayanan perpustakaan bagi mahasiswa dan dosen menjadi terganggu. Mengingat bahwa perpustakaan universitas merupakan sarana penunjang terlaksananya Tri

(10)

3 Dharma Perguruan Tinggi seharusnya menjadi tempat yang kondusif untuk aktivitas belajar bagi mahasiswa maupun dosen. Selain itu letak buku yang terkadang tidak sesuai dengan susunan koleksi, hal ini akan menyulitkan para pengguna layanan dalam menemukan buku-buku yang dibutuhkan untuk aktivitas studi mereka. Kondisi seperti ini dapat membuat para pengguna layanan perpustakaan, khususnya para mahasiswa merasa kurang puas untuk belajar dengan fasilitas belajar yang disediakan di perpustakaan universitas.

Di dalam penelitian ini, peneliti memilih mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti sebagai subjek penelitian, karena dalam aktivitas pembelajaran, mahasiswa membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang kelas, internet, laboratorium mikroteaching, dan perpustakaan universitas. Di samping itu dalam penyusunan makalah maupun pembuatan skripsi menuntut mahasiswa untuk menggunakan fasilitas belajar di perpustakaan universitas. Namun bila ditinjau dari kenyataannya, peminjaman buku yang dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi ke perpustakaan universitas masih sangat minim. Selama tahun 2009 tercatat sebanyak 623 peminjaman buku yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi di perpustakaan universitas. Jumlah tersebut bila dibandingkan dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi secara keseluruhan adalah 358 orang, berarti setiap mahasiswa rata-rata hanya pernah meminjam paling banyak 2 judul buku selama setahun.

Berdasarkan pengamatan pendahuluan tersebut,indikasi permasalahan mengarah pada fasilitas belajar di perpustakaan universitas belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga mahasiswa cenderung kurang puas dalam aktivitas belajar. Namun apabila ditinjau dari jumlah peminjaman buku selama tahun 2009, dapat diindikasikan pula bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi cenderung kurang berminat untuk membaca buku teks atau buku ajar yang disediakan oleh perpustakaan universitas. Keadaan tersebut diduga bahwa fasilitas belajar di perpustakaan berpengaruh minat baca dan tingkat kepuasan belajar mahasiswa.

(11)

4 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indikasi permasalahan tersebut di atas, maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal? 2. Apakah fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh terhadap

kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini menjadi penting apabila mampu memberikan manfaat baik secara teoritik maupun praktis.

1. Manfaat Teoritik

Apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa, maka penelitian ini sejalan dengan hasil temuan Nurbiyanti (2009). Namun apabila hasil penelitian ini ditemukan tidak adanya pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca mahasiswa, maka penelitian ini akan menjadi rujukan teoritik baru dalam pengembangan pengetahuan.

Kemudian, apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh terhadap kepuasan belajar mahasiswa, maka penelitian ini akan mendukung temuan penelitian Astuti (2008).

(12)

5 2. Manfaat Praktis

Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perpustakaan universitas Pancasakti Tegal dalam pengelolaan dan pelayanan kepustakaan terhadap civitas akademika, terutama bagi mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

(13)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Minat Baca

2.1.1 Pengertian Minat Baca

Menurut Slameto (1995) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan kepada suatu hal atau objek, atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Berarti minat merupakan rasa ketertarikan sesorang terhadap objek atau aktivitas tertentu. Suatu objek atau aktivitas yang menarik pada dasarnya merupakan suatu hal yang dipandang penting dan bermanfaat bagi seseorang. Bila dikaitkan dengan aktivitas membaca, berarti seseorang yang memandang bahwa membaca merupakan suatu aktivitas penting dan bermanfaat bagi dirinya akan tertarik untuk melakukan aktivitas membaca. Bagi orang yang tertarik untuk melakukan aktivitas membaca dapat dikatakan sebagai orang tersebut memiliki minat baca.

Menurut Ginting (2005) minat baca adalah tingkat kesenangan yang kuat

{excitement) dalam melakukan kegiatan membaca yang dipilih karena kegiatan

tersebut menyenangkan dan memberi nilai. Berarti membaca merupakan aktivitas pilihan yang menyenangkan bagi orang yang berminat membaca. Selanjutnya Sandjaja (2005) mendefinisikan bahwa minat kekuatan yang mendorong seseorang untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Seseorang yang memiliki kegemaran membaca akan sering mempergunakan waktu untuk membaca buku atau bacaan yang lain, dan memperoleh banyak informasi dan pengetahuan baru sehingga wawasannya bertambah luas.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah dorongan perasaan yang membuat tertarik dan senang untuk melakukan aktivitas membaca. Seseorang yang tertarik dan senang untuk membaca dengan sendirinya akan melakukan aktivitas tersebut. Minat baca

(14)

7 seseorang dapat ditunjukan dari aspek kesenangan untuk membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat dari aktivitas membaca.

2.1.2 Pentingnya Memiliki Minat Baca

Wawasan pengetahuan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kualitas intelektualnya. Karena orang yang berwawasan luas cenderung menggunakan logika dan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Bagi orang yang mempunyai kebiasaan membaca cenderung memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil temuan Mariana dan Soetjiningsih (2003), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kecerdasan dengan kebiasaan membaca. Berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, semakin tinggi pula kebiasaan membacanya. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan seseorang semakin rendah pula kebiasaan membacanya. Selanjutnya berdasarkan penelitian Soetjiningsih (2001), menunjukan bahwa hasil tes kecerdasan (TIK1-M) berkorelasi terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan seseorang berkaitan erat dengan prestasi belajarnya. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi cenderung prestasi dalam belajar.

Di dalam dunia pendidikan, aktivitas membaca memiliki peranan penting bagi peserta didik. Membaca merupakan salah satu aktivitas belajar yang biasa dilakukan oleh peserta didik. Dengan membaca peserta didik dapat belajar secara aktif sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Berdasarkan hasil penelitian Munif (2007) menunjukan bahwa ada hubungan positif signifikan antara aktivitas membaca buku dengan prestasi belajar peserta didik. Berarti intensitas membaca yang dilakukan peserta didik berkaitan dengan prestasi belajarnya. Temuan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Wicahyani (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa. Berarti bagi siswa yang memiliki minat untuk membaca akan mempengaruhi peningkatan prestasi belajarnya.

Berdasarkan hasil temuan Mariana dan Soetjiningsih (2003), Nunif (2007) dan Wicahyani (2010), dapat disimpulkan bahwa minat membaca mempunyai

(15)

8 peranan penting dalam proses pembelajaran bagi peserta didik dalam meningkatkan kecerdasan dan prestasi belajarnya.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Membaca merupakan aktivitas visual yang dilakukan seseorang dengan suatu tujuan, yaitu belajar, mencari informasi maupun rekreatif. Pada umumnya akativitas membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mariana dan Soetjiningsih (2003), ada dua faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca, yaitu faktor eksternal atau lingkungan dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan, meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti motivasi dan intelegensi (kecerdasan berpikir). Dengan demikian minat baca seseorang dipengaruhi oleh diri sendiri dan lingkungannya.

Selanjutnya menurut Arixs (2006), ada enam faktor yang menyebabkan minat baca seseorang menjadi rendah yaitu: (1) sistem pembelajaran yang belum menekankan kepada mahasiswa untuk mencari pengetahuan dengan membaca buku; (2) tersedianya tempat-tempat dan jenis-jenis hiburan seperti permainan, tanyangan TV yang mengalihkan perhatian mahasiswa daripada membaca buku; (3) membaca belum menjadi budaya baca; (4) sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan yang masih kurang memadai; (5) bahan bacaan yang kurang tersebar merata di kalangan masyarakat; (6) dorongan untuk membaca tidak ditumbuhkan dalam jenjang pendidikan pra perguruan tinggi. Faktor-faktor ini merupakan faktor penghambat yang dapat mempengaruhi minat baca seseorang. Hal ini perlu diperhatikan terutama oleh pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang diselenggarakan dalam, institusi pendidikannya.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat baca dipengaruhi oleh faktor-faktor yang adalah faktor eksternal yang meliputi ketersediaan sarana fisik dan dukungan dari pihak lain untuk melakukan aktivitas membaca; dan faktor internal yaitu kemauan dan kemampuan diri untuk membaca.

(16)

9 2.2 Kepuasan Belajar

2.2.1 Pengertian Kepuasan Belajar

Kepuasan merupakan aspek emosional yang dapat diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung pada diri seseorang. Menurut Supranto (2006) dalam kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Seseorang dapat merasa puas apabila kinerja yang dilakukan oleh dirinya sendiri atau orang lain dapat mencapai standar hasil sesuai dengan yang diharapankan. Apabila kinerja yang dilakuakan tidak sesuai hasil yang diharapkan maka akan menimbulkan rasa kecewa atau tidak senang.

Menurut Mulyadi (2006) kepuasan merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif terhadap berbagai kegiatan dan tanggapannya menghadapi lingkungan luar. Seseorang biasanya akan menunjukkan sikap simpati atau mendukung untuk menanggapi aktivitas yang menyenangkan. Sedangkan untuk aktivitas atau hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan akan ditanggapi dengan sikap kurang simpati atau bahkan protes yang merupakan wujud dari rasa kecewa. Dalam hal ini kepuasan berkaitan dengan hasil dan proses suatu aktivitas yang dijalankan.

Berdasarkan penngertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan kepuasan adalah sikap emosional seseorang yang yang ditunjukkan setelah suatu aktivitas dilaksanakan. Seseorang dapat bersikap positif, negatif maupun netral dalam menaggapi aktivitas yang terlaksana.

Belajar merupakan suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan perilaku pada diri seseorang. Menurut Slameto (1995), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya. Berarti teijadinya perubahan perilaku akan disadari oleh orang yang melakukan aktivitas belajar, perubahan perilaku yang terjadi merupakan hasil dari proses belajar yang berkaitan dengan perubahan kemampuan pola pikir, sikap dan keterampilan.

(17)

10 Menurut Djamarah dan Zain (2006), belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan perilaku, baik yang menyangkut pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik) maupun sikap (aspek afektif). Perubahan yang terjadi hanya dapat dicapai dengan latihan dan pengalaman secara berulang-ulang dan relatif tetap. Perubahan perilaku yang terjadi adalah perubahan yang sifatnya positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku dalam dirinya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Perubahan perilaku yang diperoleh berkesinambungan dan bersifat tetap.

Implikasi kegiatan belajar yang diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi, perubahan perilaku yang diharapkan adalah lulusan yang mencapai standar kompetensi tertentu. Kompetensi merupakan suatu kemampuan atau kecakapan yang diperoleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan suatu proses pembelajaran tertentu. Kemampuan atau kecakapan yang dimaksud menyangkut intelektual, keterampilan dan sikap kerja tertentu. Kompetensi ini merupakan suatu wujud kualitas hasil belajar yang dicapai mahasiswa. Kompotensi yang dicapai sebagai hasil belajar akan mempengaruhi kepuasan mahasiswa yang telah melakukan aktivitas tersebut. Kepuasan ini biasanya diungkapkan dengan sikap emosional dengan menilai proses dan hasil aktivitas belajar yang telah dilakukan.

Menurut Mulyadi (2009) kepuasan belajar merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu tu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sikap positif mahasiswa biasanya timbul karena merasakan suatu keadaan lingkungan atau aktivitas belajar yang menarik, sehingga p jas untuk belajar.

(18)

11 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan belajar mahasiswa adalah sikap emosional dari mahasiswa yang menunjukkan tingkat kesenangan dengan menunjukkan sikap positifnya untuk melakukan aktivitas belajar di kampus.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Belajar

Kepuasan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Murtafiah (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dalam belajar terdiri atas: (1) imbalan hasil belajar yaitu sesuatu yang dapat diperoleh peserta didik (mahasiswa) sebagai konsekuensi dari perilaku belajar yang berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan; (2) rasa aman dalam belajar. Peserta didik akan lebih bersemangat dalam belajar apabila pengajar mampu menimbulkan suasana belajar yang disertai rasa aman; (3) kondisi belajar yang memadai, belajar dalam tempat yang baik, bersih dan sehat dapat memberikan kepuasan dibandingkan dengan belajar dalam lingkungan yang kurang memadai; (4) kesempatan untuk memperluas diri, yaitu kesempatan bagi para peserta didik untuk mengembangkan diri demi masa depannya yang lebih baik; (5) hubungan pribadi, yaitu suasana terciptanya hubungan antar pribadi dalam lingkungan kelas atau diluar kelas. Dalam hal ini kepuasan lebih diarahkan terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai siswa atau mahasiswa.

Selanjutnya Wilujeng (2005), menyatakan bahwa kepuasan yang dapat dirasakan oleh pengguna layanan perpustakaan antara lain: (1) kepuasan karena kebutuhannya akan informasi terpenuhi secara cepat, tepat, aman serta nyaman; (2) kepuasan karena informasi yang tersedia relevan dan akurat; (3) kepuasan akan peminjaman bahan pustaka yang memadai; (4) kepuasan akan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan; (5) kepuasan terhadap kinerja petugas perpustakaan. Dalam hal ini, faktor-faktor kepuasan ditinjau dari penggunaan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan.

Berdasarkan pendapat Murtafiah (2009) dan Wilujeng (2005) dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan belajar

(19)

12 mahasiswa adalah (1) ketercapaian kompetensi dan prestasi; (2) ketersediaan fasilitas; (3) servis atau pelayanan studi; (4) peluang berinteraksi dan pengembangan diri. Faktor-faktor ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai aspek-aspek yang menunjukan kepuasan belajar dari mahasiswa.

2.3 Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas 2.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar merupakan sarana prasarana untuk mendukung kelancaran aktivitas pembelajaran. Menurut Yulianto (2007), fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang disediakan untuk menunjang terlaksananya aktivitas belajar di sekolah. Fasilitas belajar yang dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam upaya memperoleh pengalaman belajar secara efektif dan efisien. Hal ini berarti fasilitas belajar yang tersedia secara memadai dapat memberikan kelancaran bagi peserta didik untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tersedianya fasilitas belajar, diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajarnya. Fasilitas belajar yang kurang memadai cenderung menjadi hambatan bagi peserta didik dalam melaksanakan aktifitas belajarnya, sehingga dapat mempengaruhi proses maupun hasil belajar menjadi tidak optimal.

Menurut Alaydroes (2005) mengartikan fasilitas belajar sebagai perlengkapan fisik yang memiliki hubungan dan interaksi langsung dengan peserta didik dan memberi pengaruh yang signifikan dalam kegiatan belajar mengajar. Berarti fasilitas belajar yang dimaksudkan terbatas pada fasilitas fisik yang disediakan untuk penyelenggaraan belajar mengajar di sekolah atau kampus.

Fasilitas belajar di universitas adalah sarana prasarana yang berhubungan secara langsung dengan proses belajar mengajar yang dikuti mahasiswa. Untuk itu, agar fasilitas belajar dapat bermanfaat bagi penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kampus, perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: (1) memadai, berarti fasilitas belajar yang tersedia hendaknya sesuai dengan jumlah civitas akademika yang ada, baik dari segi kuantitas maupun manfaatnya; (2)

(20)

13 nyaman, berarti fasilitas belajar dirancang untuk bisa memberi kenyamanan bagi para penggunanya; (3) aman, berarti fasilitas belajar dirancang untuk menekan terjadinya kecelakaan; (4) sehat, berarti fasilitas belajar yang disediakan telah memenuhi standar kesehatan; (5) edukatif, berarti fasilitas belajar harus dapat bermanfaat bagi penyelenggaran aktifitas pendidikan; (6) efektif, berarti fasilitas pendidikan yang disediakan dapat mencapai tujuan proses belajar mengajar (Alaydroes, 2005). Mengingat betapa pentingnya peranan fasilitas belajar dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar di kampus, maka fasilitas belajar hendaknya dapat dikelola sesuai dengan kriteria- kriteria tersebut, sehingga dapat digunakan secara optimal.

Fasilitas belajar yang tersedia bacaan merupakan faktor penting bagi mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar mengajar, penelitian bahkan pengabdian masyarakat. Fasilitas belajar ini dapat mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan studi secara efektif. Untuk itu fasilitas belajar yang perlu disediakan di universitas antara lain: ruang kelas untuk belajar mengajar, laboratorium, perpustakaan dan kondisi fisik lainnya yang berguna untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

2.3.2 Perpustakaan sebagai Fasilitas Belajar

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas yang wajib dimiliki oleh perguruan tinggi atau universitas. Menurut Trimo (1992) dalam Wilujeng (2005), fasilitas belajar di perpustakaan perguruan tinggi (universitas) disediakan untuk memperlancar dan mensukseskan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Lebih lanjut diungkapkan bahwa fasilitas belajar di perpustakaan perguruan tinggi meliputi: (1) koleksi yang berbentuk buku dan non buku (seperti surat kabar, fasilitas audio visual,brosur, pamflet, leaflet) yang menekankan pada kemutahiran informasi, kesesuaian antar jumlah pemakai dengan ketersediaan koleksi, kemudahan untuk mendapatkan koleksi; (2) pelayanan, menekankan pada ketepatan, kecepatan, kemudahan dan kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan kebutuhan pengguna. (3) profesionalisme petugas, meliputi pengetahuan,

(21)

14 keterampilan dan sikap; (4) Sarana, meliputi aspek kesesuaian fungsinya, keamanan, kenyamanan, kemudahan dan keindahan.

Menurut Wilujeng (2005) fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah fasilitas belajar yang diberikan oleh perpustakaan universitas dan diselenggarakan oleh universitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat kampus maupun diluar kampus universitas yang bersangkutan. Berarti fasilitas belajar di perpustakaan universitas berperanan penting dalam memperlancar pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Berdasarkan pendapat Alaedroes (2005); Wilujeng (2005) dan Yulianto (2007), dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah segala fasilitas yang disediakan di perpustakaan universitas yang dirancang untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada civitas akademika universitas dalam rangka mendukung terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.4 Kajian Pengaruh Fasilitas Belajar Di Perpustakaan Universitas Terhadap Minat Baca Mahasiswa

Menurut Asngari (2007), perpustakaan merupakan salah satu tempat penyebaran informasi. Berarti perpustakaan dapat dijadikan sumber tujuan bagi masyarakat dalam mencari informasi. Informasi yang tersedia di perpustakaan berupa buku-buku dan bahan bacaan yang lain. Berarti masyarakat mengunjungi perpustakaan untuk membaca dan meminjam koleksi bahan bacaan. Perpustakaan yang dikelola secara kaku kurang begitu diminati pengunjung, sehingga akan memperkecil jumlah pengunjung yang datang untuk membaca atau meminjam koleksi bahan bacaan.

Menurut pendapat Hanani (2009) rendahnya minat baca masyarakat Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh minimnya fasilitas-fasilitas pendukung, seperti jumlah perpustakaan yang tidak sesuai dengan rasio jumlah penduduk.

(22)

15 Dalam hal ini, fasilitas yang masih kurang memadai diduga menjadi penyebab rendahnya minat baca masyarakat.

Temuan hasil penelitian Ginting (2005) mengenai penguatan membaca, fasilitas lingkungan sekolah dan keterampilan dasar membaca Bahasa Indonesia serta minat baca murid menunjukan bahwa ada hubungan antara fasilitas lingkungan sekolah dengan minat baca. Di dalam penelitian tersebut merupakan sarana-prasarana yang mendukung terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan minat baca wajib disediakan, seperti perpustakaan, buku-buku sekolah, program atau kegiatan-kegiatan membaca, dan waktu untuk membaca.

Temuan penelitian Nurbiyanti (2009), yang meneliti mengenai pengaruh persepsi siswa tentang fasilitas perpustakaan dan kinerja tenaga pustakawan terhadap minat baca siswa SMK Negeri 2 Blora, menunjukan secara jelas bahwa fasilitas perpustakaan berpengaruh terhadap minat baca siswa. Selain itu ditemukan pula bahwa kinerja pustakawan terhadap minat baca siswa. Ketersediaan fasilitas baik dalam bentuk fisik maupun non fisik (pelayanan) secara jelas diungkapkan dalam penelitian tersebut memberi pengaruh terhadap minat baca bagi siswa.

Penelitian yang dilakukan Yuliana (2009), mengenai hubungan tata ruang perpustakaan dengan minat baca siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri se- Kecamatan Bangil, menemukan bahwa ada hubungan positif signifikan antara bentuk tata ruang perpustakaan sekolah dengan minat belajar siswa. Dari temuan ini dapat dinyatakan bahwa semakin baik penataan ruang perpustakaan maka semakin tinggi minat baca siswa. Sebaliknya apabila penataan ruang perpustakaan buruk maka semakin rendah pula minat baca siswa. Berarti peningkatan kualitas penataan ruang akan diikuti peningkatan minat baca siswa.

Berdasarkan hasil temuan penelitian Ginting (2005), Nurbiyanti (2009) dan Yuliana (2009), dapat diduga bahwa fasilitas belajar diperpustakaan universitas berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa. Fasilitas belajar di perpustakaan berupa ketersediaaan fasilitas fisik (kelengkapan koleksi dan sarana yang lain) dan service yang diberikan seperti layanan administrasi, layanan

(23)

16 informasi penataan ruang, dan kenerja petugas dapat mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca mahasiswa.

2.5 Kajian Pengaruh Fasilitas Belajar Di Perpustakaan Universitas Terhadap Kepuasan Belajar Mahasiswa

Djamarah dan Zain (2006) mengungkapkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang menantang dan merangsang bagi mahasiswa untuk belajar, memberi rasa aman, dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Perpustakaan universitas merupakan salah satu bagaian dari lingkungan belajar di perguruan tinggi. Perpustakaan sebagai tempat sasaran yang dikunjungi mahasiswa untuk belajar atau meminjam koleksi literatur untuk belajar. Pengelolaan perpustakaan diharapkan dapat mendukung aktivitas belajar mahasiswa agar mencapai tujuan yang diharapkan dan memberi rasa puas bagi mahasiswa untuk belajar.

Menurut lndriyanto (2002), ketersediaan fasilitas belajar seperti buku-buku merupakan salah satu faktor penting bagi mahasiswa. Dengan tersedianya fasilitas belajar akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih optimal sehingga akan mempengaruhi terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Bagi mahasiswa yang mau memanfaatkan fasilitas belajar yang ada cenderung akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini memungkinkan mahasiswa memiliki kepuasan belajar yang tinggi.

Temuan penelitian Astuti (2008), mengenai tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan perpustakaan utama, menunjukkan tingkat kepuasan mahasiswa sangat bervariasi. Mahasiswa merasa puas terhadap gedung dan fasilitas umum yang dinilai cukup lengkap. Mahasiswa merasa tidak puas terhadap layanan pegawai perpustakaan yang dinilai kurang bersahabat. Mahasiswa bersikap netral (antara puas dan tidak puas) terhadap koleksi buku-buku yang disediakan oleh perpustakaan, hal ini dikarenakan jumlah koleksi yang disediakan cukup memadai dan bervariasi namun tidak up to date. Kecenderungan mahasiswa merasa puas apabila fasilitas yang disediakan memenuhi standar baku tertentu.

(24)

17 Temuan hasil penelitian Santoso (2008), studi tentang kepuasan siswa ditinjau dari unjuk kerja guru, fasilitas pembelajaran, dan keselamatan kerja siswa di SMK Negeri 1 Ngawen Gunung Kidul, menunjukan bahwa fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap kepuasan siswa. Fasilitas pembelajaran di sekolah atau kampus, seperti perpustakaan, ruang kelas, laboratorium berpengaruh terhadap kepuasan siswa atau mahasiswa. Apabila fasilitas belajar yang kurang memadai akan mengurangi kepuasan siswa atau mahasiswa sebagai pelanggan atau yang menggunakan service pendidikan.

Di dalam penelitian ini, membahas mengenai pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan dengan kepuasan belajar mahasiswa. Fasilitas belajar yang tersedia namun kurang memadai atau kualitasnya rendah cenderung membuat proses belajar terhambat dan prestasi atau pencapaian kompetensi yang diperoleh mahasiswa menjadi tidak optimal. Hal ini akan menyebabkan kepuasan belajar mahasiswa menjadi berkurang atau turun.

Berdasarkan hasil temuan Astuti (2008) dan Santoso (2008), dan bila disangkutkan dengan ketersediaan fasilitas belajar di perpustakaan universitas dan kepuasan belajar mahasiswa, maka dapat diduga bahwa fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh terhadap kepuasan belajar mahasiswa. Hal ini dikarenakan fasilitas belajar di perpustakaan merupakan sarana pendukung berlangsungnya aktivitas belajar mahasiswa secara optimal.

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, kecenderungan pendapat yang dapat dinyatakan adalah bahwa fasilitas belajar di perpustakaan universitas berpengaruh positif signifikan terhadap minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa. Berpijak pada pemaparan tersebut, berikut ini kerangka berpikir secara terperinci mulai dari konstruk, dalil dan pemaparannya, serta hipotesis empirik dan statistik.

(25)

18

2.6.1 Konstruk

1. Fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah segala fasilitas yang disediakan di perpustakaan universitas yang dirancang untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada civitas akademika universitas dalam rangka mendukung terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Fasilitas belajar di Perpustakaan Universitas Pancasakti Tegal dapat ditunjukkan dari ketersediaan koleksi, pelayaanan, profesionalitas petugas perpustakaan, fasilitas pendukung.

2. Minat baca adalah dorongan perasaan yang membuat tertarik dan senang untuk melakukan aktivitas membaca. Minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal dapat ditentukan dari kesenangan membaca, frekuensi membaca dan manfaat akan manfaat membaca.

3. Kepuasan belajar mahasiswa adalah sikap emosional dari mahasiswa yang menunjukkan tingkat kesenangan dengan menunjukkan sikap positifnya untuk melakukan aktivitas belajar di kampus. Kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal dapat ditunjukkan dari ketercapaian prestasi belajar, ketersediaan fasilitas untuk studi, servis atau pelayanan studi, peluang untuk berinteraksi dan mengembangkan diri.

2.6.2 Dalil-dalil dan Penalaran Dalil

1. Fasilitas belajar di perpustakaan universitas yang memuaskan maka akan berpengaruh pada peningkatan minat baca mahasiswa.

Penalarannya: kondisi fasilitas belajar di perpustakaan universitas yang memuaskan akan memberikan kenyamanan bagi mahasiswa untuk mengunjungi dan melakukan peminjaman buku, sehingga mempengaruhi minat baca mahasiswa yang semakin meningkat.

2. Fasilitas belajar di perpustakaan universitas yang memuaskan maka akan berpengaruh pada kepuasan belajar mahasiswa.

Penalarannya: kondisi fasilitas belajar di perpustakaan universitas yang menyenangkan akan memberikan kenyamanan bagi mahasiswa untuk belajar di

(26)

19 perpustakaan tersebut, sehingga mempengaruhi kepuasan mahasiswa yang semakin meningkat.

2.6.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari rumusan masalah penelitian. Di dalam penelitian ini adalah hipotesis empirik dan hipotesis statistik. Hipotesis empirik adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

2. Ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

Selanjutnya secara statistik hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ho : β xy1 = 0 : Tidak ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

H1 : β xy1 > 0 : Ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

2. Ho : β xy2 = 0 : Tidak ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

Ho : β xy2 > 0 : Ada pengaruh positif signifikan fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap kepuasan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal.

(27)

20 2.6.4 Model Kerangka Teoritis

Model kerangka teoritis yang dibangun dapat divisualisasikan dalam bentuk sebagai berikut:

Fasilitas Belajar Di Perpustakaan Universitas

(X)

Gambar 2.1 Model Kerangka Teoritis

Minat Baca (Y1)

Minat Baca (Y1)

(28)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif atau korelasional, yaitu penelitian yang berusaha mencari hubungan di antara variabel-variabel. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi yang terjadi pada satu variabel dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2005), dalam konteks penelitian ini adalah pengaruh fasilitas belajar di perpustakaan universitas terhadap minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa. Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pancasakti Tegal.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2002). Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Ekonomi, FKIP-Universitas Pancasakti Tegal tahun akademik 2009/2010, dengan jumlah keseluruhan 358 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007). Untuk itu, sampel yang ditarik dari suatu populasi dan digunakan dalam penelitian harus benar-benar representatif.

Pada penelitian ini, sampel diambil dengan cara menggunakan Nomogram

Harry King (Sugiyono, 2007) dengan interval kepercayaan 95% atau taraf

kesalahan 5%. Bila ditarik garis dari angka 358 (sesuai dengan jumlah populasi mahasiswa Pendidikan Ekonomi- Universitas Pancasakti Tegal) dan melewati taraf kesalahan 0,10, maka akan ditemukan titik tepat di tengah-tengah antara angka 10 dan 20, titik tersebut kurang lebih adalah 15. Oleh karena itu ukuran

(29)

22 sampel yang diambil adalah sebesar 0,15 x 358 = 53,7 atau dibulatkan menjadi 54. Jadi sampel yang ditarik dari populasi adalah sebanyak 54 orang mahasiswa. Selanjutnya teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Simple

Random Sampling.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007).

3.4 Teknik Pengukuran Konsep/ Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel bebas bebas yaitu fasilitas belajar di universitas, dengan dua variabel terikat yaitu minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa. Pengukuran berarti penunjukan angka-angka untuk kategori-kategori jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang telah digunakan untuk mengukur isi dari defferentia specifica yang terkandung dalam definisi (lhalauw, 2003). Konsep yang akan diukur, akan dijabarkan dalam sub-sub konsep dan kemudian akan diperinci menjadi indikator empirik.

3.4.1 Konsep Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas

Konsep Fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah segala fasilitas yang disediakan di perpustakaan universitas yang dirancang untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada civitas akademika universitas dalam rangka mendukung terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Fasilitas belajar di perpustakaan universitas dapat dijabarkan dalam empat dimensi konsep yaitu: 1) ketersediaan koleksi, 2) Pelayanan di Perpustakaan, 3) Profesionalitas Petugas Perpustakaan, 4) fasilitas pendukung. Gambaran lengkap mengenai konsep, dimensi konsep, ephistemic correlation dan indikator empirik minat baca dapat ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut ini.

(30)

23 Tabel 3.1 Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation, dan

Indikator Empirik Fasilitas Belajar di Perpustakaan

Konsep Dimensi

Konsep

Epistemic

Corrélation Indikator Empirik

No. Item Fasilitas belajar di

per-pustakaan universitas adalah segala fasilitas yang disediakan di per-pustakaan universitas yang dirancang untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada civitas akademika uni-versitas dalam rangka mendukung terlaksa-nanya Tri Dharma Per-guruan Tinggi. 1.Ketersediaan koleksi 2.Pelayanan perpustakaan 3.Profesionalitas petugas perpus-takaan 1.Koleksi Buku 2.Hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. 3.Media cetak 1.Pelayanan Sir-kulasi dan refe-rence 2.Pelayanan ad-ministratif 1.Keramahan dari petugas perpustakaan

1.Saya dapat menemukan referensi yang saya butuh-kan untuk menyelesaibutuh-kan tugas kuliah, karena di per-pustakaan tersedia buku re-ferensi tersebut.

2.Di perpustakaan, saya de-ngan mudah menemukan jurnal penelitian yang saya butuhkan untuk referensi tugas perkuliahan yang saya buat.

3.Saya mudah menemukan laporan hasil pengabdian masyarakat di perpustakaan univeritas. 4.Saya dapat membaca berita

dari koran atau majalah terbitan terkini di perpustakaan universitas. 5.Saya dapat dengan mudah

meminjam buku di perpus-takaan univeritas

6.Saya dapat meminjam beberapa buku sampai batas waktu tertentu. 7.Untuk buku yang langka

bisa saya temukan di bagian reference.

8.Saya dapat membaca buku di ruang reference.

9.Nama saya tercatat sebagai anggota perpustakaan universitas di setiap semester selama saya kuliah

10.Setiap kali saya ke perustakaan saya menda-patkan pelayanan yang ramah dari petugas per-pustakaan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(31)

24 4.Fasilitas Pendukung 2.Kemampuan dan kinerja petugas perpustakaan 1 .Ruang Baca 2.AC ruangan 3.Fasilitas IT dan Internet 11. Petugas perpustakaan bertindak kurang sabar dalam menangani para

peminjam buku.

12. Petugasperpustakaan mampu memberi pejelasan secara mendetail apabila ada pertanyaan yang berkaitan dengan sistem perpustakaan universitas.

13. Petugas perpustakaan universitas datang ke tempat kerja terlambat.

14. Petugas perpustakaan pulang dari tempat kerja lebih awal dari jam kerja.

15. Saya dapat membaca buku di ruang baca perpustakaan.

16. Saya merasa ruang baca yang tersedia di perpus-takaan tidak nyaman.

17. Di perpustakaan terdapat AC yang masih berfungsi, sehingga suasana terasa sejuk.

18. Saya dapat mengakases informasi melalui internet di perpustakaan. 11 12 13 14 15 16 17 18

(32)

25 3.4.2 Konsep Minat Baca

Konsep minat baca yang menjadi variabel dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tiga dimensi konsep yaitu: 1) kesenangan membaca, 2) frekuensi membaca, 3) kesadaran akan manfaat membaca. Gambaran lengkap mengenai konsep, dimensi konsep, ephistemic correlation dan indikator empirik minat baca dapat ditunjukkan dalam tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation, dan Indikator Empirik Minat Baca

Konsep Dimensi

Konsep

Epistemic

Correlation Indikator Empirik

No. Item Minat Baca adalah

dorongan perasaan yang membuat tertarik dan senang untuk melakukan aktivitas membaca 1.Kesenangan membaca 2.Frekuensi membaca

l. Perasaan pada saat membaca 2.Cara untuk mendapatkan ba-caan 1.Intensitas mem-baca 2.Waktu untuk membaca

1.Saya merasa senang untuk membaca buku bacaan.

2.Saya memilih untuk mem-baca buku daripada melaku-kan kegiatan yang lain.

3.Untuk membaca, saya perlu membeli buku atau bacaan lain.

4.Saya tidak pernah meminjam buku di perpustakaan.

5.Setiap kali membaca saya butuh waktu lebih dari 2 jam sehari.

6.Setiap hari saya tidak ada waktu untuk membaca buku

7.Setelah kuliah saya sediakan waktu untuk membaca catatan materi perkuliahan.

8.Sebelum mengikuti per-kuliahan saya sempatkan untuk membaca buku.

1 2 3 4 5 6 7 8

(33)

26

Konsep Dimensi

Konsep

Epistemic

Correlation Indikator Empirik

No. Item 3.Kesadaran akan manfaat membaca 1 .Alasan membaca buku

2.Hasil yang dipetik dari membaca

9.Kalau ada waktu luang saya gunakan untuk membaca buku atau bacaan lain.

10.Saya belajar dengan membaca buku.

11.Saya butuh membaca untuk menambah wawasan

12.Dengan membaca buku pengetahuan saya bertambah.

13.Dengan membaca buku banyak informasi bermutu yang saya dapatkan.

9

10

11

12

13

3.4.3 Konsep Kepuasan Belajar

Konsep kepuasan belajar dalam penelitian ini adalah sikap emosional dari mahasiswa yang menunjukkan tingkat kesenangan dengan menunjukkan sikap positifnya untuk melakukan aktivitas belajar di kampus. Kepuasan belajar dapat dijabarkan dalam empat dimensi konsep yaitu: 1) prestasi belajar, 2) ketersediaan fasilitas untuk studi pelayanan, 3) servis atau pelayanan studi, 4) Peluang berinteraksi dan mengembangkan diri. Gambaran lengkap mengenai konsep, dimensi konsep, ephistemic correlation dan indikator empirik minat baca dapat ditunjukkan dalam tabel 3.3 berikut ini.

(34)

27 Tabel 3.3 Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation,

dan Indikator Empirik Kepuasan Belajar

Konsep Dimensi

Konsep

Epistemic Corrélation

Indikator Empirik No. Item Kepuasan belajar

ada-lah sikap emosional dari mahasiswa yang menunjukkan tingkat kesenangan dengan menunjukkan sikap positifnya untuk me-lakukan aktivitas bela-jar di kampus 1 .Ketercapaian Prestasi atau kompetensi Mahasiswa 2.Ketersediaan Fasilitas untuk Studi 3.Servis atau pelayanan studi 1.Prestasi Belajar 2.Pengetahuan dan kemampuan meningkat 1.Kuantitas 2.Kualitas 1 .Pelayanan Administratif

l.Saya mendapatkan nilai evaluasi dalam kategori baik setiap menempuh tes.

2.Indeks prestasi kumulatif yang saya peroleh cukup memuaskan. 3.Saya merasa wawasan saya bertambah.

4.Saya mampu mengerjakan soal-soal tes dengan baik. 5.Saya mampu mengerjakan tugas-tugas perkuliahan secara mandiri.

6.Menurut pengamatan saya, ruang perkuliahan di kampus cukup memadai.

7.Menurut saya fasilitas penunjang untuk PBM tidak memadai.

8.Menurut pengamatan saya, fasilitas perkuliahan terpelihara dengan baik.

9.Media pembelajaran di kampus tidak bisa digunakan karena rusak.

10.Selama saya kuliah fasilitas pembelajaran di kampus menggunakan teknologi modem 11.Menurut pengalaman saya, aktivitas administrasi di kampus diselenggarakan secara professional. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(35)

28

Konsep Dimensi

Konsep

Epistemic Correlation

Indikator Empirik No. Item 4.Peluang untuk berinteraksi dan mengembangkan diri 2.Pelayanan Akademis 1 .Ekstra kurikuler 2. Interaksi dengan pihak lain

12. Berdasarkan pengalaman saya, tenaga administrasi melakukan kesalahan pada saat melayani mahasiswa

.

13.Pelayanan administrasi di kampus menggunakan teknologi canggih.

14..Pada setiap perkuliahaan Dosen hadir tepat waktu.

15.Setiap matakuliah diampu oleh dosen berkompeten dihidangnya. 16.Saya merasa tidak bebas dalam untuk mengikuti kegiatan lain di luar perkuliahan.

17.Saya dapat memilih untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (UK.M) sesuai dengan minat dan keinginan saya. 18.Saya merasa bebas berinteraksi dengan masya- rakan umum di sekitar kampus.

19.Saya bebas berteman dengan siapapun di kampus. 12 13 14 15 16 17 18 19 3.5 Anailisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer pada penelitian ini adalah jawaban tertulis dari reseponden melalui pernyataan-pernyataan dalam instrumen penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini kuesioner fasilitas belajar di perpustakaan universitas, minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa menggunakan Skala Likert dengan disediakan empat pilihan jawaban. Pemberian skor jawaban pada angket adalah sebagai berikut:

(36)

29

1. Untuk item bentuk pernyataan positif (favorable), selalu (SL) diberi skor 4; sering (SR) diberi skor 3; jarang (JR) diberi skor 2; dan tidak pernah (TP) diberi skor 1.

2. Untuk item bentuk pernyataan negatif (unfavorable), selalu (SL) diberi skor 1; sering (SR) diberi skor 2; jarang 0R) diberi skor 3; dan tidak pernah (TP) diberi skor 4.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Sedangkan reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil pengukuran dari suatu objek. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Versi 12.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan teknik statistik melalui analisis deskriptif dan regresi menggunakan program SPSS for Windows Versi 12. Untuk menganalisis data yang dikumpulkan digunakan analisis deskriptif guna memperoleh gambaran keadaan variabel yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2007). Analisis deskreptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil angket dari fasilitas belajar di perpustakaan universitas (X) terhadap minat baca mahasiswa (Yi), dan kepuasan belajar mahasiswa (Y2). Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara parsial masing-masing variabel digunakan analisis regresi dengan uji t.

(37)

30 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal yang tercatat aktif pada semester genap Tahun Akademik 2009-2010, dengan jumlah populasi 358 mahasiswa, yang terdiri dari 112 mahasiswa Semester II, 91 mahasiswa semester IV, 48 mahasiswa semester VI, 38 mahasiswa semester VIII dan 69 mahasiswa konversi / ekstensi. Sebagai responden penelitian diambil sampling berdasarkan perhitungan Nomogram Harry King (Sugiyono, 2007) diperoleh 54 mahasiswa.

Secara kewilayahan kampus Universitas Pancasakti berada di Kota Tegal, namun sebagian besar mahasiswa berasal dari luar Kota Tegal dengan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang beragam. Beberapa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, terutama untuk mahasiswa konversi / ekstensi. Ada yang bekerja sebagai guru, tenaga administrasi, tenaga marketing dan tenaga honorer di perusahaan swasta. Sebagian besar mahasiswa melaksanakan studi dengan biaya dari orang tua atau keluarga. Namun ada sebagian mahasiswa yang mendapat bantuan beasiswa dari beberapa sumber, seperi beasiswa Djarum, Supersemar, dan lain sebagainya.

4.2 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen

Untuk uji validitas konstruk digunakan kriteria dari Juliandi (2007), yaitu instrumen valid apabila nilai korelasi adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi lebih kecil dari taraf signifikan (a) sebesar 0,05. Sedangkan reliabilitas menggunakan kriteria menurut Ghozali (2002), yaitu instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas tinggi jika nilai koefisien >0,60.

(38)

31 4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Fasilitas Belajar di

Perpustakaan Universitas

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrument fasilitas belajar di perpustakaan universitas dapat ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas

Dimensi Konsep Nilai Korelasi

Probabilitas

Korelasi Kesimpulan

Ketersediaan Koleksi 0,775** 0.000 Valid

Pelayanan di Perpustakaan 0,894** 0,000 Valid

Profesionalitas Petugas Perpustakaan 0,836** 0,000 Valid

Fasilitas Pendukung 0,829** 0,000 Valid

"signifikansi korelasi pada tingkat 0,01 (2-tailed)

N of Cases = 54 N of items = 4 Chrombach’s Alpha =

.851

Dari tabel 4.1 dapat tampak bahwa nilai korelasi dimensi konsep terendah adalah 0,775** dengan probabilitas korelasi 0,000. Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan yaitu nilai probabilitas korelasi sama dengan atau lebih kecil dari 0,05, maka instrumen termasuk dalam kategori valid. Besarnya Chronbach Alpha adalah 0,851 berarti lebih besar dari 0,60, maka berdasarkan kriteria angka tersebut termasuk memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian seluruh dimensi konsep yang masuk dalam instrumen dapat digunakan.

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Minat Baca Mahasiswa

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrument minat baca mahasiswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.2.

(39)

32 Tabel 4.2 Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Minat Baca Mahasiswa

"signifikansi korelasi pada tingkat 0,01 (2-tailed)

N of Cases = 54 N of items = 3 Chrombach’s Alpha = .743

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai korelasi dimensi konsep minat baca terendah adalah 0,773** dengan probabilitas korelasi 0,000. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu, dimana nilai probabilitas korelasi harus sama dengan lebih kecil dari 0,05, maka instrumen termasuk dalam kategori valid. Besarnya

Chronbach Alpha adalah 0,743. Berdasarkan kriteria angka tersebut termasuk

memiliki reliabilitas yang tinggi, karena lebih besar dari 0,60. Dengan demikian seluruh dimensi konsep dari minat baca mahasiswa yang masuk dalam instrumen dapat digunakan.

4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kepuasan Belajar Mahasiswa Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrument kepuasan belajar mahasiswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kepuasan Belajar Mahasiswa

Dimensi Konsep Nilai

Korelasi

Probabilitas Korelasi

Kesimpulan

Ketercapaian Prestasi Belajar 0,700** 0.000 Valid Ketersediaan Fasilitas Studi 0,644** 0,000 Valid

Pelayanan Studi 0,760** 0,000 Valid

Peluang Interaksi dan kembangkan diri 0,598** 0,000 Valid

"signifikansi korelasi pada tingkat 0,01 (2-tailed)

N of Cases = 54 N of items = 4 Chrombach’s Alpha = .601

Dimensi Konsep Nilai

Korelasi

Probabilitas Korelasi

Kesimpulan

Kesenangan Membaca 0,773** 0.000 Valid

Frekuensi Membaca 0,884** 0,000 Valid

(40)

33 Dari tabel 4.3 tampak besarnya nilai korelasi dimensi konsep terendah adalah 0,598** dengan probabilitas korelasi 0,000. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dimana nilai probabilitas korelasi harus sama dengan atau lebih kecil dari 0,05, maka instrumen termasuk dalam kategori valid. Besarnya Chronbach

Alpha adalah 0,601, maka berdasarkan kriteria angka tersebut termasuk memiliki

reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian seluruh dimensi konsep yang masuk dalam instrumen dapat digunakan.

4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Variabel Fasilitas Belajar di Perpustakaan

Deskripsi klasifikasi distribusi frekuensi tingkat kelayakan fasilitas belajar di perpustakaan universitas ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

Sangat Layak 60-72 9 16,67%

Layak 46-59 27 50,00 %

Tidak Layak 33-45 16 29.63 %

Sangat Tidak Layak 18-32 2 3,70 %

Jumlah 54 100%

Sumber: DataPrimer diolah, Juli 2010

Berdasarkan tabel 4.4 dinyatakan bahwa sebagaian besar menganggap fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah layak untuk dimanfaatkan. Hal ini dapat ditunjukkan dari prosentase fasilitas belajar masuk kategori layak sebesar 50% dan sangat layak sebesar 16,67%.

Untuk nilai rata-rata, simpangan baku dan uji normalitas data fasilitas belajar di perpustakaan universitas ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini.

(41)

34

Tabel 4.5 Normalitas Sebaran Data Fasilitas Belajar di Perpustakaan Universitas One-Sample Koimogorov-Smirnov Test

Fasilitas belajar di Perpus Univ N

Normal Parameters(a,b)

Most Extreme Differences

Koimogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 54 49,1111 9,69082 ,072 ,042 -,072 .527 ,944 a. Test distribution is Normal

b. Calculated from data

Data pada tabel 4.5 menunjukkan nilai rata-rata 49,1111, berarti bahwa mahasiswa cenderung mengangap fasilitas belajar di perpustakaan universitas dalam kategori layak. Kecenderungan tersebut memiliki variasi dari kategori sangat layak sampai dengan sangat tidak layak dengan simpangan baku 9,69082.

Hasil uji Koimogorov-Smirnov untuk variabel fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah 0,527 dengan taraf signifikansi 0,944. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel fasilitas belajar di perpustakaan universitas adalah normal, karena taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,944 > 0,05).

4.3.2 Variabel Minat Baca Mahasiswa

Deskripsi klasifikasi distribusi frekuensi tingkatan minat baca mahasiswa ditunjukkan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Minat Baca Mahasiswa Kategori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

Tinggi 40-52 7 12,97%

Sedang 27-39 45 83,33 %

Rendah 13-26 2 3,70 %

Jumlah 54 100%

(42)

35 Berdasarkan tabel 4.6 dinyatakan bahwa sebagaian besar mahasiswa memiliki minat baca dalam kategori sedang dengan prosentase 83,33%.

Untuk nilai rata-rata, simpangan baku dan uji normalitas data minat baca mahasiswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Normalitas Sebaran Data Minat Baca Mahasiswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Minat baca mahasiswa N

Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smimov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 54 35,8889 4,83176 ,130 ,130 -,075 ,957 ,319 a. Test distribution is Normal

b. Calculated from data

Data pada tabel 4.7 menunjukkan nilai rata-rata 35,8889, berarti bahwa mahasiswa cenderung memiliki minat baca dalam kategori sedang. Kecenderungan tersebut memiliki variasi dari kategori tinggi sampai dengan rendah dengan simpangan baku sebesar 4,83176.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk variabel minat baca mahasiswa adalah 0,957 dengan taraf signifikansi 0,3919. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel minat baca mahasiswa adalah normal, karena taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,319 > 0,05).

4.3.3 Variabel Kepuasan Belajar Mahasiswa

Deskripsi klasifikasi distribusi frekuensi tingkat kepuasan belajar mahasiswa ditunjukkan pada tabel 4.8.

(43)

36 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Minat Baca Mahasiswa

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

Sangat Puas 63-76 2 3,70%

Puas 49-62 35 64,82 %

Tidak Puas 35-48 17 31,48%

Sangat Tidak puas 19-34 0 0%

Jumlah 54 100%

Sumber : DataPrimer diolah, Juli 2010

Berdasarkan tabel 4.8 dinyatakan bahwa sebagaian besar mahasiswa merasa puas belajar dalam kategori sedang dengan prosentase 64,82%.

Untuk nilai rata-rata, simpangan baku dan uji normalitas data kepuasan belajar mahasiswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Normalitas Sebaran Data Kepuasan Belajar Mahasiswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepuasan belajar mahasiswa N

Normal Parameters(a,b) Most Fxtreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative77y 54 52,1852 6,02847 .084 ,072 -.084 ,615 ,843 a. Test distribution is Normal

b. Calculated from data

Data pada tabel 4.9 menunjukkan nilai rata-rata 52,1852, berarti bahwa mahasiswa cenderung merasa puas belajar. Kecenderungan tersebut memiliki variasi dari kategori sangat puas sampai dengan sangat tidak puas dengan simpangan baku sebesar 6,02847.

Gambar

Gambar 2.1 Model Kerangka Teoritis
Tabel 3.2 Konsep, Dimensi konsep, Epistemic Correlation,  dan Indikator Empirik Minat Baca
Tabel 4.1 Validitas Konstruk  dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Fasilitas  Belajar di Perpustakaan Universitas
Tabel 4.3 Validitas Konstruk dan Reliabilitas Instrumen Penelitian   Kepuasan Belajar Mahasiswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan konstruk kualitas jasa dan tujuh dimensi ini dapat dipahami melalui deskripsi berikut, yaitu ketika konsumen diminta untuk menjelaskan mengapa jasa e-banking

Berdasarkan hasil pengujian, maka disimpulkan bahwa sistem informasi geografis Monitoring Penyebaran Penyakit di Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB

Kepuasan hidup diketahui dari skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kepuasan hidup. Adapun komponen aitem kepuasan hidup antara lain: 1) Pada sebagian besar

Menurut kajian penelitiain dan hasil pembahasn yang dilakukn, maka dapat ditarik bebrapa kesimpulan yaitu: 1) Kondisi elastisitas kesempatan kerja sektoral di

Penelitian ini menggali lebih jauh dan mendeskripsikan lebih mendalam mengenai penerapan bahasa Jawa pada pengasuhan dalam keluarga Jawa sehingga informasi dari hasil penelitian

Kinerja Puskesmas Maesan yang diukur menggunakan pendekatan Balanced Scorecard yang terdiri dari 4 (empat) perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal

Dengan demikian tindakan dari aktor, masyarakat Melayu Palembang yang melaksanakan tradisi Ruwahan merupakan suatu tindakan dimana pada diri aktor tersebut terdapat

Akibat hukum yang timbul dari pembuatan perjanjian perkawinan setelah perkawinan yaitu : terhadap pihak yang membuatnya, dimana perjanjian perkawinan berlaku mengikat secara hukum