• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Pada RSUD Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Pada RSUD Tangerang Selatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

452

Diterima 22 Maret 2015; Revisi 24 Maret 2015; Disetujui 15 Maret 2015

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis

Pada RSUD Tangerang Selatan

Indra Prana AMIK BSI Tangerang

e-mail: Abstrak

Saat ini, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem yang dapat digunakan untuk membantu proses kualifikasi dalam pemilihan perekrutan karyawan untuk penugasan, sehingga proses kualifikasi harus dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Keadaan tersebut sangat tidak efektif, sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut metode penelitian yang digunakan meliputi desain penelitian menggunakan metode deskriptif, metode pengumpulan data yang digunakan wawancara dan observasi, metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan terstruktur, metode pengembangan sistemnya adalah model waterfall, alat bantu analisis dan perancangan meliputi flowmap, diagram kontek, kamus data dan perancangan database. Adapun perangkat lunak pendukung dalam pembuatan sistem informasi penerimaan pegawai ini adalah PHP sebagai interface dan MySQL sebagai databasenya. Sistem ini akan melakukan kualifikasi terhadap pelamar (recruitment) berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, kemudian kriteria-kriteria tersebut akan diproses dengan data-data lowongan yang tersimpan di dalam database. Output dari proses tersebut adalah beberapa solusi alternatif pelamar yang akan diterima ataupun direkomendasikan pada system recruitment memberikan nilai rekomendasi yang digunakan sebagai urutan prioritas pilihan.

1. Pendahuluan

Suatu gejala penyakit dapat merupakan awal dari sebuah penyakit yang akan membahayakan pasien, tetapi pada kenyataannya gejala penyakit tersebut terkadang dianggap remeh oleh pasien, kurangnya waktu dan kesibukan dari seorang dokter bisa menjadi permasalahan untuk cepat menangani gejala penyakit yang di derita oleh pasien. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi, bahaya yang ditimbulkan oleh suatu penyakit dapat didekteksi gejalanya melalui sistem pakar. Hal ini yang mendasari dibutuhkannya suatu aplikasi mengenai sistem diagnosis penyakit. Sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan. Serta dapat mengurangi timbulnya bahaya yang disebabkan oleh gejala penyakit karena dapat didekteksi dengan cepat terutama untuk diagnosis penyakit hepatitis yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.

Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.

Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati

(liver). Jika semua bagian organ hati (liver)

telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.

Di dalam jurnal Sulistiowaty (2011) yang berjudul “implementasi sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosa penyakit dalam pada manusia”, menyatakan bahwa perkembangan penyakit dalam semakin berkembang setiapa tahunnya.

Untuk itu dibutuhkan informasi berupa sistem pakar agar gejala-gejala penyakit hepatitis dari pasien dapat didiagnosa berdasarkan pengetahuan yang didapat dari seorang pakar. Maka diharapkan aplikasi diagnosis ini dapat membantu dan mempermudah pihak-pihak terkait khususnya dokter dalam diagnosis penyakit pasien.

2. Metode Penelitian

(2)

KNiST, 30 Maret 2015

453 Pada penelitian ini sumber maupun bahan

untuk penulisan didapat melalui teknik atau metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan sistem untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penulisan.

b. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang terkait. c. Metode Penelitian Kepustakaan

Dalam metode ini penulis mengumpulkan serta memperoleh data dengan membaca dan mempelajari referensi dari beberapa media seperti buku dan internet guna mendapatkan gambaran mengenai materi yang akan dijadikan bahan penulisan ini.

2.2. Pengembangan Perangkat Lunak Menurut M. Salahuddin (2011: 26), Model Water Fall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini hanya cocok untuk pengembangan perangkat dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah.

a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

b. Desain

Desain perangkat linak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

c. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain. d. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah di uji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. 2.3. Metode Interface

Terdapat dua pendekatan dalam menyusun mekanisme inferensi berbasis aturan, yaitu forward chaining dan backward chaining.

a. Fordward Chaining

Yaitu sebuah metode pelacakan kedepan, dimana diawali dari fakta-fakta yang diberikan user kemudian dicari dibasis pengetahuan lalu dicari rule yang sesuai dengan fakta-fakta. Setelah itu diadakan hipotesa untuk memperoleh kesimpulan. Metode inferensi ini yang akan digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun dengan contoh penalaran sebagai berikut:

IF Badan Demam AND Mata kuning AND Sendi-sendi kaku

AND Air seni berwarna gelap THEN Hepatitis A

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri. Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu, lalu dicari rule yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan untuk menguji kebenaran hipotesa. b. Backward Chaining

Adalah suatu teknik pelacakan yang dimulai dari sekumpulan kesimpulan, lalu hipotesa yang diinginkan, kemudian dengan mempergunakan kaidah- kaidah yang ada akan dicari sejumlah besar kondisi awal fakta-fakta yang mendukung kaidah-kaidah tersebut. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan. Dengan kata lain, penalaran dimulai dari kesimpulan, lalu hipotesa terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesa

(3)

KNiST, 30 Maret 2015

454 tersebut harus dicari rule yang sesuai, lalu

fakta yang ada dalam basis pengetahuan.

3. Pembahasan

3.1. Analisa Kebutuhan Software A. Tahapan Analisis

Pasien dalam hal melakukan diagnosis tidak harus menunggu dokter atau bertatap langsung dengan dokter, pasien langsung mendiagnosis penyakit yang dideritanya melalui sistem pakar diagnosis khusus mendiagnosis penyakit hepatitis. Berikut ini spesifikasi kebutuhan (system requirement)untuk

admin dan user dalam bentuk siatem pakar.

Halaman user:

1. user harus mengisi form data pasien terlebih dahulu dengan ketik nama pasien, umur dan jenis kelamin sebelum melakukan diagnosis.

2. user melakukan diagnosis penyakit hepatitis dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

3. user bisa melihat Hasil diagnosis dan solusi dari hasil penyakit tersebut. 4. user bisa menghapus data pasien agar

tidak terjadi penumpukan saat di cetak.

Halaman Admin:

1. Admin dapat mengelola data penyakit. 2. Admin dapat mengelola data gejala. 3. Admin dapat mengelola data solusi. 4. Admin dapat mengelola data pasien. 5. Admin dapat mengelola data admin

baru.

B. Use Case Diagram

1. Use Case Admin

Gambar 3.1. Use Case Diagram Dengan

Actor Admin

2. Use Case User

Gambar 3.2. Use Case Diagram Dengan

Actor User

3.2. Desain 3.2.1. Database

Desain databse menggunakan

ERD Diagram , bentuk ERD yang

digunakan dalam sistem pakar diagnosis penyakit hepatitis adalah sebagai berikut : 3.2.2. Software Architectur

A. Activity Diagram

Gambar 3.4. Activity diagram admin input data

(4)

KNiST, 30 Maret 2015

455 Gambar 3.5. Activity Diagram admin Edit

data

Gambar 3.6. Activity Diagram admin Hapus data

Gambar 3.7. Activity Diagram User

B. Component Diagram

Komponen yang dipakai didalam sistem pakar diagnosis penyakit hepatitis adalah

microscof visual basic 6.0 dan menggunakan data accses ADODC untuk menyimpan pengetahuan pada sistem ini menggunakan microscof access 2007. Penggambaran modelnya dilihat dari gambar ini

Gambar 3.8. Component diagram C. Deployment Diagram

Proses deployment pada sistem pakar diagnosis penyakit Hepatitis ini adalah adalah Microsoft Visual Basic 6.0 dan menggunakan data akses ADODC, database Microsoft Access 2007. Untuk

lebih memahaminya dapat melihat pemodelan dari proses deployment ini pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.9. Deployment Diagram 3.3. Testing

Penulis dalam mentesting sistem Pakar diagnosis penyakit hepatitis menggunakan testing whitebox. whitebox

testing merupakan metode pengujian

perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja. pengetahuan khusus dari kode struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid

(5)

KNiST, 30 Maret 2015

456 dan tidak valid dan menentukan output

yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Berikut hasil pengujian dari sistem pakar diagnosis penyakit hepatitis.

1. Flowgraph Menu Utama

Gambar 3.10. Flowgraph Menu Utama Dari flowgraph pada gambar V.10. Memiliki 3 region. Perhitungan kompleksitassiklomatis ( pengukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logis suatu program) dari grafik alir dapat diperoleh perhitungan :

V(G)=(E-N)+2 V(G)=(6-5)+2 V(G)=3

Ketika apalikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-4-5 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat kelayakan sofware, sistem ini telah memenuhi syarat.

2. Flowgraph Menu Diagnosis

Gambar 3.11. Flowgraph Halaman Diagnosis

Flowgraph dari gambar diatas memiliki

3 region. Perhitungan yang diperoleh : V(G)=(E-N)+2

V(G)=(8-7)+2 V(G)=3

Basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier adalah sebagai berikut: 1-2-3-4-5-6-7

1-2-3-1-2-3-4-5-6-7 1-2-3-4-5-4-5-6-7

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3-4-5-6-7 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

3. Flowgraph Menu Data Pasien

(6)

KNiST, 30 Maret 2015

457

Flowgraph dari gambar diatas memiliki 2 region. Perhitungan yang diperoleh :

V(G)=(E-N)+2 V(G)=(3-3)+2 V(G)=2

Basis set yang dihasilkan dari jalur

independent secara linier adalah sebagai

berikut: 1-2-3 1-2

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

4. Flowgraph Halaman Admin

Gambar 3.13 Flowgraph Halaman Admin

Flowgraph dari gambar diatas memiliki

2 region. Perhitungan yang diperoleh : V(G)=(E-N)+2

V(G)=(6-6)+2 V(G)=2

Basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier

adalah sebagai berikut: 1-2-3--5-6

1-2-3-4-6

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3--5-6 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

5. Flowgraph Halaman Admin data pasien

Gambar 3.14 Flowgraph Halaman Admin Data Pasien

Flowgraph dari gambar diatas memiliki

2 region. Perhitungan yang diperoleh: V(G)=(E-N)+2

V(G)=(5-5)+2 V(G)=2

Basis set yang dihasilkan dari jalur

independent secara linier adalah sebagai

berikut: 1-2-3--4-5 1-2-3-4

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3--4-5 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

6. Flowgraph Halaman Admin data solusi

Gambar 3.15 Flowgraph Halaman Admin Data Solusi

Flowgraph dari gambar diatas memiliki

2 region. Perhitungan yang diperoleh: V(G)=(E-N)+2

(7)

KNiST, 30 Maret 2015

458 V(G)=(5-5)+2

V(G)=2

Basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier adalah sebagai berikut:

1-2-3--4-5 1-2-3-4

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3--4-5 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali. Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

7. Flowgraph Halaman Admin data Diagnosis

Gambar 3.16 Flowgraph Halaman Admin Data Diagnosis

Flowgraph dari gambar diatas memiliki

2 region. Perhitungan yang diperoleh: V(G)=(E-N)+2

V(G)=(5-5)+2 V(G)=2

Basis set yang dihasilkan dari jalur

independent secara linier adalah sebagai

berikut: 1-2-3--4-5 1-2-3-4

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat salah satu basis set yang akan dihasilkan adalah 1-2-3--4-5 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali.

Berdasarkan ketentuan tersebut dilihat dari kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

3.4 Spesifikasi Hardware Dan Sofware Untuk membuat sebuah system diperlukan beberapa hal yang harus ada, supaya sistem komputer ini bisa berjalan sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kepentingan. Hal – hal yang dibutuhkan dalam sebuah system komputer meliputi hardware dan software yang sesuai dengan kebutuhan, berikut beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam sebuah sistem.

a. Spesifikasi Hardware

1. Prosesor : Pentium 4

2. Ram : 1 Gb

3. Hardisk : 40 GB 4. Monitor : SVGA Color 5. Keyboard : Standar PS/2 atau

USB

6. Mouse : Standar PS/2 atau

USB

7. Printer : Deskjet/ Inkjet

b. Spesifikasi Software

1. Windows XP : Sebagai sistem operasi

2. Microsoft Visual Basic : Sebagai bahasa pemrograman

3. Microsoft Access : Sebagai aplikasi penampung database

4. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan di Rumah Sakit Umum daerah Tasikmalaya, penulis mencoba mengambil kesimpulan dari seluruh pokok pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang ada dalam skripsi yang telah dibuat ini. Bahwa kurangnya waktu dan kesibukan dokter bisa menjadi permasalahan untuk cepat menangani gejala penyakit pada pasien terutama untuk penyakit hepatitis. Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia jika dibiarkan penyakit tersebut akan cepat menular dan bisa menyebabkan kematian.

Untuk itu dibutuhkan informasi berupa sistem pakar agar gejala-gejala penyakit hepatitis dari pasien dapat

(8)

KNiST, 30 Maret 2015

459 didiagnosa berdasarkan pengetahuan

yang didapat dari seorang pakar. Maka diharapkan aplikasi diagnosis ini dapat membantu dan mempermudah pihak-pihak terkait khususnya dokter dalam diagnosis penyakit pasien. Di dalam skripsi ini, program pendiagnosisan penyakit hepatitis menggunakan metode pencarian forward chaining.

Setelah di uji coba, program sistem pakar ini telah berhasil memecahkan masalah pendiagnosisan pada penyakit hepatitis. Sehingga dapat memberikan informasi berupa aplikasi yang dapat menghasilkan diagnosis jenis penyakit hepatitis pada pasien dan dapat membantu (bukan menggantikan) tugas-tugas para dokter sehingga dapat meringankan beban pakar dalam hal intensistas pekerjaan dokter. Secara umum kesimpulan penulis pada skripsi yang telah dibuat ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi berupa aplikasi yang dapat menghasilkan diagnosis jenis penyakit hepatitis pada pasien sehingga pasien lebih cepat mengetahui hasil diagnosis penyakit sehingga dapat melakukan tindakan selanjutnya untuk tahap tes labotorium.

2. Untuk membantu (bukan menggantikan) tugas-tugas para dokter sehingga dapat meringankan beban pakar dalam hal intensistas pekerjaan dokter.

Referensi

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar.Yogyakarta: Andi Offset.

Chandra Pradana, sri kusumadewi. 2007. Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Untuk Mobile Devices

Menggunakan J2ME. Vol. 5 number 2, Desember 2007. Pujianta, Pujiantoro. 2012. Sistem Pakar

Penentuan Jenis Penyakit Hati Dengan Metode Inferensi Fuzzy

Tsukamoto. Vol. 6 number 1,

January 2012.

Pressman, Roger. 2012.Rekayasa Perangkat Lunak.yogyakarta: Andi.

Ramadhan, Arief. 2004. Seri Penuntun Praktis Microsoft Visual Basic

6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rosa A. S, M. Salahuddin. 2011. Rekayasa

Perangkat Lunak. Bandung: Modula.

Sulisyowati, Isti. 2011. Implementasi Ssistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosis Penyakit Dalam Pada Manusia. ISBN 979-26-0255-0, 2011.

Tim Penerbit ANDI. 2003.

Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.

Gambar

Gambar 3.1. Use Case Diagram Dengan
Gambar 3.8. Component diagram

Referensi

Dokumen terkait

Internasional,” Majalah Padjajaran 3, no.. Dalam Perjanjian kerjasama internasional selain laksanakan oleh kepala negara atau pemerintah pusat namun dapat pula dilakukan

RS Dr.Kariadi telah dilakukan kampanye penggunaan antibiotik secara bijak melalui Pilot-Project- Program Pencegahan Pengendalian Resistensi Antibiotik (PP-PPRA) di Bangsal

Respon adalah suatu reaksi baik positif atau negatif yang diberikan masyarakat. Respon akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan

Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pemeliharaan hutan rakyat dan berapa biayanya?. Kegiatan Biaya (Rp) Kegiatan

Selain penafsiran m audlu‟iy dalam bentuk ayat, sebagaimana dikemukakan di atas, juga dikenal penafsiran maudlu‟iy dalam bentuk surat, di mana sebuah surat dikaji dengan

Kandungan kelompok maseral inertinit yang relatif rendah menunjukkan lingkungan pengendapan gambut yang relatif basah dengan tingkat oksidasi yang rendah sehingga dapat

Hal ini menyatakan bahwa disiplin kerja guru Matematika dalam melaksanakan pembelajaran di kelas berkategori baik dan mutu hasil belajar yang diperoleh adalah

Bagaimana Anda akan menggunakan usaha orang lain (termasuk komite pelayanan kesejahteraan lingkungan) untuk memenuhi kebutuhan para anggota lingkungan