• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut memiliki peran yang penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Perilaku menggosok gigi adalah semua aktifitas yang dilakukan dalam menggosok gigi meliputi waktu menggosok gigi, frekuensi menggosok gigi, dan cara menggosok gigi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Puro Pakualaman 1 terdapat 64 s i s w a k e l a s I V d a n V y a n g b e l u m p e r n a h mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil wawancara dengan 15 anak didapat keterangan perilaku menggosok gigi yang berbeda- beda, ada yang menggosok gigi sehari dua kali dan ada yang menggosok gigi sekali dalam sehari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan data cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 sebanyak 64 siswa. Cara pengambilan sampel dengan cara simple random sampling dari populasi sebanyak 40 siswa. Variabel pengaruh yaitu tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan variabel terpengaruh adalah perilaku menggosok gigi. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta kuesioner perilaku menggosok gigi. Uji statistik menggunakan uji korelasi Kendall Tau.

Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Kendall Tau diperoleh nilai sig sebesar 0,014 < nilai α 0,050 artinya Ho ditolak dan Ha diterima jadi ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan k e s e h a t a n g i g i d a n m u l u t d e n g a n p e r i l a k u menggososk gigi.

Kata Kunci : Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut,

perilaku menggososk gigi.

ABSTRACT

Knowledge is the result of "know" that occurred after the conduct of sensing towards a particular object. Knowledge of oral health has an important role in shaping a person's behavior. Behavior brushing your teeth are all activities conducted in brushing teeth brushing teeth include time, frequency of brushing teeth, and brushing teeth. The results of a preliminary study conducted in SDN Puro Pakualaman 1 there are 64 students of class IV and V who had never received oral health education. From interviews with 15 child behavioral information obtained brushing different gear, there are brushing teeth twice a day and there are brushing teeth once a day. This study aims to determine the relationship of the level of knowledge of oral health with dental menggososk behavior in grade IV and V. This research is an observational cross-sectional design of the data. The population in this study were students of class IV and V SDN Puro Pakualaman 1 as many as 64 students. Method of sampling by simple random sampling from a population of 40 students. Variables that influence the level of oral health knowledge and behavior variables affected are brushing your teeth. Data collection techniques by giving questionnaires oral health knowledge and behavior questionnaire brushing teeth. The statistic examination uses Kendall Tau Corelattion Examination.

Results of data analysis using the Kendall Tau correlation of 0.014 was obtained sig < α value of 0.050 means that Ho is rejected and Ha accepted so there relationship between the level of knowledge of oral health with teeth brushing behavior.

Keywords: Knowledge of oral health, teeth brushing

behavior.

DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

1 2 3

Riska Ayu Mahardika , Susilarti , Marjana

1

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

2

Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai Mojo no. 56. Pingit, Yogyakarta

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan e k o n o m i s . U p a y a k e s e h a t a n u n t u k mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Undang-undang No. 36 Tahun 2009).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dalam kesehatan pada umumnya. Rongga mulut memiliki peranan yang penting dalam kehidupan dengan b e r b a g a i m a c a m f u n g s i n y a s e p e r t i mastikasi, estetik, fonetik, komunikasi dan ekspresi emosi. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dilakukan untuk mencegah berbagai macam penyakit mulut seperti karies, penyakit periodontal dan penyakit lain yang memberikan efek buruk bagi kesehatan gigi dan mulut (Ambar Maharani 2012, cit.Jaidka et al.,2011 ). Penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu usaha menanamkan pengertian bahwa kesehatan gigi tidak kalah penting dengan kesehatan tubuh secara umum. Penyuluhan kesehatan gigi bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perorangan dan masyarakat guna tercapainya tingkat kesehatan gigi yang lebih baik di masa mendatang (Hariyani et al, 2008).

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2003).

Status kesehatan gigi dan mulut sese-orang atau masyarakat berbeda- beda, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi & merubah status kesehatan gigi dan mulut seseorang/ masyarakat menjadi lebih baik dan terarah adalah faktor perilaku atau sikap. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula informasi yang didapat tentang kesehatan, dengan demikian akan berdampak pula pada perilaku seseorang (Kidd, 2003).

Perilaku adalah respon atau reaksi sese-orang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar dan merupan tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup (covert behavior) perilaku yg hanya dirasakan oleh individu yang bersangkutan tanpa bisa diamati oleh orang lain dan perilaku terbuka (overt behavior) yang berarti perilaku yang dila-kukan sudah dapat diamati oleh orang lain. Perilaku menggosok gigi adalah semua aktifitas yang dilakukan maupun kegiatan organisme atau makhluk yang bersangkutan dalam menggosok gigi. Perilaku menggosok gigi meliputi frekuensi menggosok gigi, waktu menggosok gigi & cara menggosok gigi (www.library.upnvj.ac.id)

(3)

Menggosok gigi yang benar untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut dapat dilatih sejak usia dini, yaitu pada usia sekolah (6-12 tahun) karena pada usia 6 tahun gigi primer akan lepas dan diganti oleh gigi permanen pertama yang akan tumbuh pada usia sekolah (Wong, 2009). Gigi permanen y a n g t u m b u h p a d a u s i a s e k o l a h menyebabkan kebersihan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting karena gigi permanen ini menjadi gigi utama selama hidup anak kelak dan kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga maka akan menyebabkan karies gigi. Pada usia ini walaupun kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami kemajuan tetapi anak belum mampu menyikat gigi dengan baik dalam mencapai kebersihkan gigi (Wong, 2009).

Anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan operasional konkrit yang cara berfikir mereka sudah mulai logis dan masuk akal, sehingga apabila anak diberi pendidikan tentang sesuatu maka anak akan m e n g e m b a n g k a n p e n g e t a h u a n d a n keterampilan melakukan sesuatu tersebut. Anak usia sekolah yang sudah diajari tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut mauapun kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaga kebersihan gigi dan m u l u t , m a k a a n a k a k a n m e m p u n y a i pengetahuan yang optimal dan keterampilan yang memadai serta kemauan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka yaitu dengan menyikat gigi secara baik dan benar (Potter & Perry, 2005).

Menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat gigi dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya menyikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya menyikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi yang meliputi permukaan gigi bagian depan, samping, pengunyahan maupun dalam serta teratur dilakukan minimal dua kali sehari.

Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah selesai sarapan dan malam sebelum tidur malam (Endah, 2011).

Sekolah Dasar Negeri Puro Pakualaman 1 terletak di Harjowinatan, Yogyakarta dengan keseluruhan siswa kelas I sampai IV berjumlah 249 siswa dan guru sebanyak 10 orang. Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2014 di SDN Puro Pakualaman 1 belum pernah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan jumlah siswa kelas IV dan V 64 siswa. Dari hasil wawancara dengan 15 anak didapat keteranga perilaku menggosok gigi yang berbeda-beda, 80% menggosok gigi sehari dua kali bersamaan mandi dan 20% menggosok gigi sekali dalam sehari. Hasil studi pendahuluan ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian “Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Kelas IV dan V Sekolah Dasar”.

Manfaat penelitian ini adalah menambah wawasan keilmuan diantaranya ilmu kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan dengan menggosok gigi serta mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V sekolah dasar.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross

sectional. Penelitien ini dilakukan di SDN

Puro Pakualaman 1 pada tanggal 10 April 2014 dengan populasi jumlah keseluruhan siswa laki- laki dan perempuan kelas IV dan V yaitu 60 siswa. Sampel yang diambil menggunakan teknik simple random

sampling. Teknik random ini memakai cara

undian yang dilakukan seperti lotre dengan memasukkan nomor responden yang berjumlah 64 dalam kotak, lalu dikocok dan

(4)

dikeluarkan satu persatu yang berjumlah 40 sampel.

Teknik pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan responden yang terpilih, memberikan pengarahan kepada responden tentang prosedur penelitian, pemberian kuesioner pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada 40 responden penelitian yang terpilih, pemberian kuesioner perilaku menggosok gigi pada 40 responden penelitian yang terpilih dan engumpulkan hasil penelitian.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, kuesioner tentang perilaku menggosok gigi, dan alat tulis. Data yang diperoleh dari p e n g i s i a n k u e s i o n e r d i a n a l i s i s menggunakan uji korelasi non parametrik Kendall-Tau untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Tehnik sampling yang digunakan adalah simple random

sampling.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 responden di SDN Puro Pakualaman 1 pada bulan Maret- April 2014 didapat data sebagai berikut :

1. Karakteristik subjek penelitian siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 antara siswa laki-laki dan siswa perempuan adalah sama, yaitu 50% siswa laki-laki dan 50% siswa perempuan.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi pada Responden Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah 20 20 40 Prosentase (%) 50 50 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi pada Responden Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 Berdasarkan Umur Umur (tahun) 9-11 12-14 Total Jumlah 35 5 40 Prosentase (%) 87,5 12,5 100

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa 40 (100%) responden kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 berumur antara 9-10 tahun (87,5%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Responden Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 Kriteria Tingkat Pengetahuan Baik (11-15) Sedang (6-10) Buruk (≤ 5) Total Jumlah 36 4 0 40 Prosentase (%) 90 10 0 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan kriteria tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada responden kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 yang diperoleh dari pengisian kuesioner bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dalam kriteria baik (90 %).

(5)

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan kriteria perilaku menggosok gigi siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 yang diperoleh dari pengisian kuesioner didapat hasil bahwa perilaku menggosok gigi kriteria baik (50%) dan perilaku menggosok gigi kriteria sedang (50%).

2. Hubungan Tentang Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1. Setelah kedua variabel yaitu tingkat

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi telah diketahui, selanjutnya kedua variebel tersebut disilangkan untuk mengetahui hubungannya.

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada responden siswa kelas IV dan V, yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dalam kriteria baik dengan perilaku menggosok gigi dalam kriteria baik pula yaitu sebanyak 20 siswa (50%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku Menggosok Gigi pada Responden Kelas IV dan V SDN Puro

Pakualaman 1 Kriteria Perilaku (%) Menggosok Gigi Baik (8-10) Sedang (5-7) Buruk (≤ 4) Total Jumlah 20 20 0 40 Prosentase (%) 50 50 0 100

Tabel 5. Hasil Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Menggosok Gigi Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1

Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas IV dan V

Baik % Sedang % Buruk % Total % Perilaku Menggosok Gigi

Siswa Kelas IV dan V

Baik Sedang Buruk Total 20 0 0 20 50 0 0 50 16 4 0 20 40 10 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 36 4 0 40 90 10 0 100

Tabel 6. Hasil Analisis Korelasi Kendall Tau Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Menggosok Gigi pada Responden Kelas IV dan V.

N T P α

40 0,391 0,014 0,050

Berdasarkan hasil analisi Kendall Tau tersebut dapat dihasilkan koefisien korelasi sebesar 0,391 dan nila P sebesar 0,014, hal ini menunjukkan bahwa nilai p < 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 3 dan 4 hasil penelitian pada responden kelas IV dan V diperoleh hasil bahwa 36 siswa (90%) memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dalam kriteria baik serta 20 siswa (50%) memiliki perilaku menggososk gigi dalam kriteria baik. Anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan operasional konkrit yang cara berfikir mereka sudah mulai logis dan masuk akal, sehingga apabila anak diberi pendidikan tentang sesuatu maka anak akan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melakukan sesuatu

(6)

tersebut. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Potter & Perry (2005), anak usia s e k o l a h y a n g s u d a h d i a j a r i t e n t a n g pengetahuan kesehatan gigi dan mulut maupun kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka anak akan mempunyai pengetahuan yang optimal dan keterampilan yang memadai serta kemauan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka yaitu dengan menyikat gigi secara baik dan benar.

Berdasarkan hasil penelitian kepada 40 orang responden, maka dapat diketahui (lihat tabel 5) bahwa dari prosentase kriteria pengetahuan kesehatan gigi dan mulut baik sebanyak 36 orang (90%), memiliki kriteria perilaku menggosok gigi baik (20 orang) lebih banyak daripada kriteria perilaku sedang (16 orang). Sedangkan dari kriteria perilaku baik sebanyak 20 orang (50%), memiliki kriteria pengetahuan kesehatan gigi dan mulut baik lebih banyak (20 orang) daripada kriteria pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sedang. Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin baiki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, maka semakin baik pula perilaku menggosok gigi yang dimiliki dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Kidd (2003) yaitu semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula p e n g e t a h u a n y a n g d i d a p a t t e n t a n g k e s e h a t a n , d e n g a n d e m i k i a n a k a n berdampak pula pada perilaku seseorang dalam menjaga kebersihan gigi dan m u l u t n y a , s e c a r a l a n g s u n g d e n g a n kesadaran akan pentingnya kesehatan, maka seseorang akan berusaha menjaga k e s e h a t a n g i g i d a n m u l u t n y a d e m i meningkatkan derajad kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Febiola (2012) dengan judul Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Pelihara Diri Pasien di Klinik Peri Gigi Yogyakarta, pada

penelitian tersebut didapat hasil bahwa semakin tinggi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut seseorang, maka semakin baik pula perilaku pelihara dirinya.

Hasil penelitian pada tabel 6 yang dilakukan pada responden siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1 diperoleh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dalam kriteria baik dengan kriteria perilaku menggosok gigi juga baik. Dari hasil uji s t a t i s t i k m e n g g u n a k a n K e n d a l l Ta u menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar 0,391 dengan nilai P sebesar 0,014, hal ini menunjukkan bahwa nilai p < 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman 1. H u b u n g a n k e d u a n y a b e r s i f a t p o s i t i f (T=0,391) berarti semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut maka perilaku menggosok giginya akan semakin baik pula. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Notoatmodjo, 2003), salah satu faktor yang memegang peranana penting yang dapat mempengaruhi dan merubah status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat menjadi lebih baik dan terarah adalah faktor perilaku atau sikap.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2010), bahwa semakin baik pengetahuan kesehatan gigi dan mulut maka akan semakin baik status kesehatan gigi dan mulutnya pada responden anak di Panti Asuhan Sinar Melati dengan anak di Karang Ta r u n a B o k o h a r j o . P e n e l i t i a n i n i menggunakan uji T-est dengan jumlah responden 40 0rang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi d a n m u l u t p a d a s i s w a S D N P u r o

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi pada Responden               Kelas IV dan V SDN Puro Pakualaman               1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku               Menggosok Gigi pada Responden               Kelas IV dan V SDN Puro

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian karies gigi pada anak Di SDN V Jaten

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua terhadap status kebersihan gigi dan mulut pasien

Latar belakang : pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu penyebab anak mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan pada

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 44 orang tua siswa bahwa pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut anak sebelum dilakukan intervensi

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terbentuk dari prilaku seseorang. Penelitian lain, juga menunjukan adanya kolerasi antara pengetahuan dengan perilaku kesehatan gigi

Menurut hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan mahasiswa jurusan keperawatan tentang kesehatan gigi menunjukkan bahwa 38 orang atau 51% kategori

3 Hasil penelitian Widiatmika 2022, tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Keterampilan Menyikat Gigi Pada Siswa Kelas IV dan V SDN 2 Medahan

iv GAMBARAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA APLIKASI ANIMAKER PADA PENGETAHUAN DAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV SD NEGERI SUKASARI KOTA