PANCA WARSA BPPI
Lima tahun dalam Karya Pelestarian Pusaka Indonesia 17 Agustus 2004 – 17 Agustus 2009
TEMU PUSAKA 2009
Integrasi Pelestarian Pusaka Alam dan Pusaka Budaya,
Tantangan dan Pengelolaan dalam Menghadapi Perubahan
Iklim Global
I. Latar Belakang
Indonesia mempunyai budaya yang kaya dan beragam. dengan 500 kelompok etnik, masing-masing dengan bahasa, kearifan, dan tradisinya. Tanah Air Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau dengan beragam flora dan fauna serta kekayaan sumber daya alamnya.
Pusaka Indonesia adalah pusaka alam, pusaka budaya, serta gabungan pusaka alam dan budaya yaitu pusaka saujana. Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan ruang dan waktu.
Pusaka yang diterima dari generasi-generasi sebelumnya sangat penting sebagai landasan dan modal awal bagi pembangunan masyarakat Indonesia di masa depan, karena itu harus dilestarikan untuk diteruskan kepada generasi berikutnya dalam keadaan baik, tidak berkurang nilainya, bahkan perlu ditingkatkan untuk membentuk pusaka masa datang.
Kita menyadari banyak dari pusaka alam dan budaya yang tak ternilai hilang, rusak, atau terancam karena ketidak pedulian, ketidak tahuan, ketidak mampuan, atau salah urus. Kita perlu melakukan peran aktif untuk bekerjasama dengan berbagai pihak dan lembaga terkait untuk memperkuat sistem pelestarian, serta membantu menyelamatkan dan memelihara pusaka Indonesia.
Saat ini perubahan iklim global telah mendorong manusia untuk segera mengupayakan tindakan-tindakan konkrit dalam pelestarian pusaka alam. Upaya pelestarian pusaka alam saat ini tidak lagi menjadi pilihan semata, namun mengarah kepada sebuah keharusan guna meneruskan estafet kehidupan yang lebih baik kepada generasi penerus.
Berbagai tantangan dalam menghadapi perubahan iklim global merupakan pijakan untuk langkah perumusan strategi pengelolaan yang tepat, yaitu pengelolaan yang mengintegrasikan antara pusaka alam dan pusaka budaya dalam interaksi ruang dan waktu. Tidak hanya melibatkan para pengambil kebijakan/keputusan dan berbagai bentuk advokasi maupun mitigasi namun penting mengikutsertakan pelibatan masyarakat termasuk organisasi pelestarian. Dalam hal ini dasar pemberdayaan masyarakat adalah pendidikan, yang perlu selalu diperbaharui dengan berbagai perkembangan yang terjadi, proses penyampaian komunikasi yang tepat dan pemahaman yang baik untuk peningkatan nilai pusaka. Melalui bekal pemahaman yang baik niscaya akan termotivasi kepedulian manusia dalam pengelolaan dan strategi ke depan, termasuk menghubungkan pelestarian dengan aspek ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sendiri dan upaya peningkatan kreativitas dalam pelestarian pusaka.
II. Tujuan
Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) atau Indonesian Heritage Trust, dalam Temu Pusaka 2009 ini mengusung topik “Integrasi Pelestarian Pusaka Alam dan Pusaka Budaya, Tantangan dan Pengelolaan dalam Menghadapi Perubahan Iklim Global” dengan tujuan:
- Meningkatkan kepedulian akan pentingnya integrasi pelestarian pusaka alam dan pusaka budaya, terutama menghadapi perubahan iklim global
- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian pusaka
- Menyusun strategi kesinambungan gerakan pelestarian pusaka
III. Peserta
Peserta Temu Pusaka adalah para anggota dan mitra BPPI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, serta para individu serta organisasi pemerhati dan pelaku pelestarian se-Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia, kalangan perguruan tinggi, media cetak dan elektronik, serta instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dalam rangkaian Temu Pusaka direncanakan satu kegiatan Jamuan Makan Malam dan Pidato Kehormatan yang akan mengundang jaringan pelestarian pusaka internasional, jajaran diplomatik dari kedutaan negara-negara sahabat di Jakarta, serta para individu ekspatriat yang selama ini memberikan perhatian besar kepada pelestarian pusaka Indonesia.
IV. Rangkaian Kegiatan
Rangkaian Kegiatan terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu: a. Temu Wicara
Topik Temu Wicara:
1. Pelestarian Pusaka dalam perubahan iklim:
dalam menghadapi perubahan iklim global.
- Integrasi pusaka alam dan budaya dalam olah disain - Perencanaan mitigasi
- Advokasi dan pengambilan keputusan
2. Pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian:
- Kunci pelibatan masyarakat dan organisasi pelestarian - Nilai pusaka dan lingkungannya
- Peran penting pendidikan
3. Kesinambungan gerakan pelestarian: - Pengelolaan dan strategi ke depan
- Hubungan pelestarian dengan aspek ekonomi - Kreativitas dalam pelestarian
Pidato Kunci akan disampaikan oleh:
Prof. Dr. Emil Salim*, Mantan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, pakar dan praktisi lingkungan hidup: memberikan pidato kunci mengenai integrasi pelestarian pusaka alam dan pusaka budaya dalam menghadapi perubahan iklim global.
Narasumber dalam Temu Wicara antara lain:
- Anies Baswedan Ph.D.*, Rektor Universitas Paramadina dan Direktur Riset pada The Indonesian Institute, pakar dan praktisi pendidikan: narasumber mengenai pemberdayaan masyarakat dalam gerakan pelestarian melalui peran penting pendidikan.
- Mari Elka Pangestu Ph. D.*, Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu, pakar ekonomi kreatif: narasumber mengenai kesinambungan gerakan pelestarian melalui pengelolaan dan strategi yang melibatkan aspek ekonomi dan kreativitas masyarakat.
- Eka Budianta Drs.*, Budayawan, praktisi pelestarian yang mengintegrasikan budaya dan pusaka alam baik melalui karya-karya publikasi maupun aktivitas keseharian.
* menunggu konfirmasi Moderator adalah:
Bondan Winarno, Dewan Pimpinan BPPI, pakar pusaka kuliner, Direktur Eksekutif dari sebuah lembaga konservasi alam.
Temu Wicara dikemas dalam bentuk dialog interaktif antara narasumber dan peserta dengan dipandu moderator.
Paper/makalah yang dikirimkan para peserta Temu Pusaka dari berbagai daerah akan dikompilasi menjadi materi suplemen dalam pembahasan Temu Wicara.
Output Temu Wicara adalah deklarasi/perumusan pengelolaan dan strategi ke depan pelestarian pusaka Indonesia khususnya integrasi pusaka alam dan pusaka budaya.
b. Temu Mitra
Temu Mitra adalah ajang pertemuan antara BPPI dengan para mitra organisasi pelestarian maupun individu pencinta pusaka dan praktisi pelestarian se-Indonesia.
Temu Mitra memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk berbagi pengalaman dalam tantangan, hambatan, best practice, lesson learnt.
Output Temu Mitra adalah kesepakatan untuk upaya pelestarian dalam masa mendatang.
c. Temu Tahunan BPPI
Temu Tahunan BPPI adalah pertemuan tahunan rutin bagi para anggota dan mitra BPPI untuk mendapatkan informasi perkembangan terkini aktivitas BPPI, laporan Direktur Eksekutif mengenai program BPPI selama tahun 2008-2009 serta pembahasan untuk perencanaan program BPPI berikutnya. Output Temu Tahunan BPPI adalah rancangan program BPPI 2009-2010.
Disamping tiga kegiatan utama tersebut, kegiatan pendukung adalah:
a. Aksi Pusaka Hijau
Aksi Pusaka Hijau adalah kegiatan meletakkan pot-pot tanaman hias yang diintegrasikan dengan gedung-gedung tua sepanjang koridor Jl. Veteran I. Upaya ini dimotori oleh Kelompok Peta Hijau (Green Map) dan pelaksanaannya dilakukan bersama-sama para mitra BPPI lainnya dengan maksud untuk menunjukan perpaduan penting antara pusaka alam dan pusaka budaya.
b. Festival Pusaka di Koridor Veteran I
Festival Pusaka berupa kegiatan terbuka sepanjang koridor Jl. Veteran I menampilkan pertunjukan kesenian baik tari, musik, street-art dan lainnya; bazar kuliner, pameran aktivitas pusaka mitra-mitra BPPI, serta open-house
gedung-gedung sepanjang Jl. Veteran I seperti Newsmuseum, Domus Matahari, Griya BPPI, Dapur Babah dan lainnya. Festival berlangsung pada 17-18 Oktober 2009. Dalam pembukaan Festival Pusaka, BPPI akan menyampaikan usulan Cetak Biru (blueprint) Pelestarian Koridor Jl. Veteran I sebagai sumbangsih BPPI kepada pemerintah DKI Jakarta. Beberapa rekaman proses perencanaan seperti sketsa gagasan dan dokumentasi Jl. Veteran akan dipamerkan dalam Festival Veteran.
c. Jelajah Pusaka (Objek Pusaka seputar Jakarta Pusat) Jelajah pusaka kali ini mengutamakan jelajah untuk melihat bagaimana pengintegrasian antara pusaka budaya berwujud seperti monumen nasional, gedung tua, dan bentukan fisik lainnya dengan integrasi tanaman dan lingkungan hijaunya. Narasumber adalah Nirwono Joga.
d. Jamuan Makan Malam Pusaka
Jamuan Makan Malam Pusaka akan diadakan di Museum Bank Indonesia Kota*. Pemilihan tempat ini adalah sebagai apresiasi terhadap upaya konkrit Bank Indonesia dalam melakukan konservasi propertinya yaitu eks gedung De Javasche Bank yang dialihfungsikan sebagai museum. Jamuan Makan Malam Pusaka direncanakan akan dihadiri oleh jaringan pelestarian baik dari daerah, tingkat nasional serta kalangan korps diplomatik kedutaan negara-negara sahabat yang berkedudukan di Jakarta, serta institusi dan lembaga negara terkait.
Sebelum makan malam dimulai, akan disampaikan dua pidato terkait integrasi pelestarian pusaka alam dan pusaka budaya dalam cakupan Indonesia serta dunia internasional, yaitu:
Pidato hasil perumusan Temu Wicara 17 Oktober 2009 mengenai “Integrasi Pelestarian Pusaka Alam dan Pusaka Budaya di Indonesia, Tantangan dan Pengelolaan dalam Perubahan Iklim Global” oleh Dr. Setyanto P. Santosa, Ketua Dewan Pimpinan BPPI. Pidato Kehormatan dari Direktur International of
National Trust Organization (INTO)* mengenai deklarasi Dublin, yaitu hasil konferensi organisasi pelestarian sedunia mengenai “Heritage of the World in Trust: Conservation in a Changing Climate” pada 13-17 September 2009.
* menunggu konfirmasi
V. Waktu dan Tempat
Penyelenggaraan Temu Pusaka dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 16 -18 Oktober 2009.
Tanggal Tempat Acara
16 Oktober 2009 Newseum Jl. Veteran I No. 25 Temu Mitra 16 Oktober 2009 Newseum Jl. Veteran I No. 25 Temu Tahunan BPPI
Hijau 17 Oktober 2009 Hotel Sriwijaya
Jl. Veteran Raya No. 1
Temu Wicara
17-18 Oktober 2009
Koridor Jl. Veteran I Festival Pusaka
17 Oktober 2009 Museum Bank Indonesia Kota*
Jamuan Makan Malam Pusaka 18 Oktober 2009 Jakarta Pusat Jelajah Pusaka
VI. Detail Susunan Acara:
1. Jumat, 16 Oktober 2009
08.00-08.30 Registrasi Peserta Temu Mitra 08.30-09.00 Pembukaan :
Ketua Dewan Pimpinan BPPI
Perkenalan Mitra-mitra BPPI
09.00-10.30 Paparan dan Berbagi Pengalaman Mitra BPPI 10.30-11.00 Diskusi dan Tanya Jawab
11.00-11.30 Rangkuman
11.30-13.00 Sholat Jumat di Istiqlal
13.00-14.30 Makan Siang (berbagai kuliner khas Betawi, pengantar oleh Bondan Winarno)
14.30-16.00 Registrasi Peserta Temu Tahunan BPPI Pembukaan :
Sambutan Ketua Dewan Pimpinan BPPI
Laporan Direktur Eksekutif
Tanya Jawab
17.30-18.00 Rekomendasi dan Penutupan
18.00-19.30 Break (istirahat, sholat, makan malam) 19.30-21.30 Aksi Pusaka Hijau bersama Mitra-mitra BPPI
2. Sabtu, 17 Oktober 2009
08.00-08.30 Registrasi Peserta Temu Wicara 08.30-09.00 Pembukaan :
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Ketua Dewan Pimpinan BPPI 09.00-13.00 Pelaksanaan Temu Wicara:
- Pidato Kunci: Emil Salim
- Dialog Interaktif dg Narasumber:
Anies Baswedan
Mari Elka Pangestu
Moderator: Bondan Winarno - Perumusan
- Konferensi Pers
13.00-14.00 Makan Siang (menu khas Hotel Sriwijaya) 14.00-17.00 Pembukaan “Festival Pusaka”
19.00-22.00 Jamuan Makan Malam Pusaka Tempat: Museum Bank Indonesia Kota* Pidato kehormatan:
Setyanto P. Santosa, Ketua Dewan Pimpinan BPPI
Direktur International of National Trust Organization*
08.00-12.00 Jelajah Pusaka
Monas, Departemen Keuangan-Lapangan Banteng, Santa Ursula, Katedral, Istiqlal, Pos Indonesia, GKJ, Pasar Baru
VII. Pembiayaan peserta, transportasi, makanan dan akomodasi
a. Registrasi Temu Pusaka (keseluruhan rangkaian acara): - Anggota/Mitra BPPI : Rp 100.000,-
- Umum : Rp 250.000,-
b. Biaya transportasi menjadi tanggungan masing-masing peserta.
c. Makan siang dan makan malam selama kegiatan berlangsung disediakan oleh Panitia Pelaksana.
d. Alternatif Akomodasi pada tgl 16-18 Oktober 2009 di Jakarta: - Hotel yang direkomendasikan panitia di seputar tempat
penyelenggaraan Temu Pusaka adalah:
-Hotel Sriwijaya**** (heritage hotel yang dibangun 1870 dengan nama Hotel Cavadino) dengan pilihan harga kamar dalam paket meeting:
Suite : Rp 510.000,-/malam/orang Executive : Rp 430.000,-/malam/orang Deluxe : Rp 367.000,-/malam/orang Standard : Rp 340.000,-/malam/orang Economy : Rp 226.000,-/malam/orang Extra Bed : Rp 165.000,-/malam/orang -Hotel Borobudur (*****): Rp 600.000,-/malam - Alternatif akomodasi lainnya di Jakarta:
Bagi Peserta yang berminat dapat pula menginap di rumah beberapa pengurus dan anggota BPPI yang berdomisili di Jakarta.
VIII. Rencana Biaya
- Rencana Pengeluaran:
Tempat penyelenggaraan (venue, makanan, dll): -Temu Mitra: Rp. 10.000.000,- -Temu Tahunan BPPI: Rp. 10.000.000,- -Aksi Pusaka Hijau: Rp. 10.000.000,- -Temu Wicara: Rp. 20.000.000,- -Jamuan Makan Malam: Rp. 15.000.000,- -Jelajah Pusaka: Rp. 10.000.000,- Honorarium narasumber & pengisi acara:
-Temu Wicara: Rp. 20.000.000,- -Aksi Pusaka Hijau: Rp. 5.000.000,- -Festival Veteran: Rp. 10.000.000,- -Jelajah Pusaka: Rp. 5.000.000,- Transportasi (tiket pesawat) untuk 10 Peserta yang membutuhkan: Rp. 20.000.000,- Perlengkapan (panil pameran, penggandaan makalah, brosur, dll) Rp. 20.000.000,- Kesekretariatan (ATK, komunikasi, dokumentasi,
proceeding, dll): Rp. 30.000.000,- Insidentil 10%: Rp. 18.500.000,-
- Rencana Pemasukan:
Registrasi 50 Peserta Umum: Rp. 12.500.000,- Registrasi 50 Peserta Anggota: Rp. 5.000.000,- Iuran Anggota BPPI: Rp. 12.000.000,-
TOTAL Rp. 29.500.000,-
Kekurangan dana akan diajukan kepada sponsor/donatur baik individual, perusahaan ataupun institusi terkait sebesar Rp. 174.000.000,-
Dukungan berupa kontribusi inkind yang dibutuhkan adalah pot-pot tanaman hias yang akan ditempatkan di sepanjang koridor Jl. Veteran I dalam Aksi Pusaka Hijau. Berdasarkan survey awal diperlukan kurang lebih 1.000 (seribu) pot tanaman.
IX. Dukungan Pelaksanaan
Temu Pusaka 2009 didukung oleh para Mitra BPPI khususnya Kelompok Peta Hijau (Green Map), serta segenap individu dan organisasi pelestarian anggota Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia (JPPI) serta segenap pemerintah kota anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang diharapkan mengirimkan wakil-wakil individu/organisasi pelestarian di daerahnya.
Dukungan pelaksanaan berupa sponsorship serta kontribusi inkind diharapkan dapat diberikan oleh donatur individual maupun sponsor perusahaan yang mendukung gerakan pelestarian di Indonesia.
X. Panitia Penyelenggara Temu Pusaka 2009 Panitia Pengarah: 1. Setyanto P. Santosa 2. Pia Alisjahbana 3. Hashim Djojohadikusumo 4. Rudy Pesik 5. Suhadi Hadiwinoto 6. Bondan Winarno 7. Laretna T. Adishakti 8. Taufik Rahzen Penanggung jawab: Catrini Pratihari Kubontubuh
Panitia Pelaksana:
Ketua : Virginia Rusli
Wakil Ketua : Eunike Prasasti Sekretaris : Febrina Setyorini Bendahara : Hannisya Subana
Tim Teknis:
Tim BPPI : - M. Ramdhani Rusdi - Yeny Paulina Leibo - Heru Kusdwihandoko Tim Peta Hijau : - Nirwono Joga
XI. Bahasa
Bahasa resmi yang dipergunakan dalam rangkaian kegiatan Temu Pusaka adalah Bahasa Indonesia, kecuali dalam acara Jamuan Makan Malam 17 Oktober 2009 adalah Bahasa Inggris.
XII. Kontak dan Informasi Lebih Lanjut Informasi lebih lanjut silakan menghubungi: Sekretariat BPPI:
Jl. Veteran I No. 27, Jakarta 10110 Phone/Fax: (62)(21) 3511127
Website: www.bppi-indonesianheritage.org Email: bppi@bppi-indonesianheritage.org
No. Rekening: 4820261106, PermataBank, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia
Sekilas Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)
Pada saat penyelenggaraan “Simposium Internasional Heritage Conservation” di Bali pada 9-14 Juli 2000, beberapa wakil organisasi pelestarian di daerah bersepakat membentuk Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia (JPPI) sebagai sarana informal untuk saling berkomunikasi.
Diantara berbagai aktivitasnya, JPPI meluncurkan Tahun Pusaka Indonesia 2003-2013.
Setelah melalui serangkaian diskusi panjang di Yogya, Jakarta, Kaliurang dan Ciloto, JPPI bersama-sama organisasi pelestarian dari berbagai daerah, kalangan perguruan tinggi, dan instansi pemerintah terkait meluncurkan “Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia” pada 13 Desember 2003.
Pertemuan pada Desember 2003 juga menyepakati implementasi program selama 10 tahun. Salah satu targetnya adalah membentuk suatu organisasi pelaksana yang dapat menjalankan program operasional pelestarian pusaka.
Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)/Indonesian Heritage Trust dibentuk pada 17 Agustus 2004, pada peringatan kemerdekaan Indonesia ke 59.
Pembentukan BPPI dilakukan oleh anggota Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia, dan wakil-wakil LSM serta perguruan tinggi. Pembentukannya disaksikan dan didukung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI. BPPI bekerjasama dengan berbagai lembaga terkait bertujuan untuk memperkuat sistem pelestarian, serta membantu menyelamatkan dan memelihara pusaka Indonesia. Secara nasional, BPPI berupaya menumbuhkan gerakan kepedulian publik dan meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia dalam pelestarian pusaka serta menjadikan gerakan ini sebagai upaya membangun jati diri bangsa, demi menjadikan masyarakat Indonesia yang seimbang dan lebih baik.