Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021
Efektivitas Peran Keluarga Sebagai Pengawas Dalam Kepatuhan Minum
Obat Anti Tuberkulosis
Omega Dr Tahun, Evi Sundari STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
Email : evisundari.rspj@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang :Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru – paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 terdapat 6,3 juta kasus Tuberkulosis (TB) yang di laporkan dan hal tersebut meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 6,1 juta kasus dengan prevalensi pada dewasa sebesar 90%. Angka kematian TB di dunia pada tahun 2016 mencapai 1,3 juta kasus (WHO, 2016). Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta tahun 2020.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik artinya suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan dengan menggunakan metode
”cross-sectional” yaitu jenis variabel sebab (independen) maupun variabel akibat
(dependen) diukur dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2017). Dengan metode pengumpulan data primer data diperoleh menggunakan kuesioner
Hasil Penelitian : Hasil dari Cross Tabulasi antara Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta pada bulan Desember 2019-Maret tahun 2020 menunjukan hasil Uji Statistik Chi-Square diperoleh nilai P-Value 0,038 (P-value <0,05) yang berarti Ha diterima Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang bermakna antara Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta pada bulan Desember 2019-Maret tahun 2020.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara Peran keluarga dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis, yang ditunjukan oleh hasil pengujian statistik nilai p-value 0,038. Peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat menunjukan hasil baik sebanyak 74 yang dikaitkan dengan subjek patuh sebanyak 61 responden (82,4%) dan tidak patuh minum obat Anti Tuberkulosis sebanyak 13 responden (17,6%).
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru – paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2016
terdapat 6,3 juta kasus Tuberkulosis (TB) yang di laporkan dan hal tersebut meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 6,1 juta kasus dengan prevalensi pada dewasa sebesar 90%. Angka kematian TB di dunia pada tahun 2016 mencapai 1,3 juta kasus (WHO, 2016).
Berdasarkan Pusat Informasi Data dan Informasi Kementerian kesehatan Republik Indonesia jumlah kasus TB di Indonesia sebanyak 420 994 kasus pada tahun 2017. Prevalensi kasus TB di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 sebanyak 360 770 kasus dengan kasus TB BTA positif sebanyak 168 412 kasus (Kemenkes, 2018).
Pada saat seseorang didiagnosis menderita TB dibutuhkan waktu yang
cukup lama untuk menjalani pengobatan.
WHO sejak tahun 1995
merekomendasikan penerapan strategi DOTS. Strategi DOTS ini bertujuan untuk mencegah penularan kuman TB dan mencegah terjadinya Multi Drug
Resistent-TB (MDR TB). Apabila
penularan kuman TB dapat dicegah maka insidensi TB dapat diturunkan. Salah satu strategi dari DOTS adalah penerapan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan dari Pengawas Menelan Obat (PMO) (Silvani, Hesti, Sureskiarti, dkk, 2016).
PMO sangat berperan penting dalam fase pengobatan ini. PMO mempunyai peran berupa mengawasi, memberikan motivasi kepada pasien TB, mengingatkan pasien TB untuk patuh minum obat dan kembali untuk memeriksakan kesehatan pasien ke fasilitas kesehatan. Apabila PMO melakukan perannya dengan baik maka tingkat keberhasilan pengobatan yang dapat dilihat dari hasil konversi BTA pada pasien juga akan meningkat, selain itu peran Pengawas Menelan Obat (PMO) saja tidak cukup apabila didalam diri pasien tidak memiliki keyakinan terhadap kesembuhan penyakit yang diderita.
TB merupakan penyakit kronis. Penderita TB menjalani program pengobatan minimal 4 obat/hari pada tahap
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 awal pengobatan atau fase intensif dan 2
obat/hari pada tahap pengobatan selanjutnya dengan lama pengobatan minimal 6 bulan. Pengobatan dengan jangka waktu yang tidak sebentar tersebut memungkinkan untuk terjadi ketidakpatuhan dalam minum obat. Penderita TB yang tidak menjalani pengobatan atau tidak rutin minum obat beresiko mengalami gagal pengobatan dan mengakibatkan resiko lebih tinggi terjadi penularan kepada orang lain. Tingkat kepatuhan obat yang rendah merupakan salah satu hambatan terhadap pengendalian TB (Hadifah, 2017).
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta terhadap peningkatan kejadian TB Paru tiga tahun terakhir pada tahun 2017 rata-rata kejadian TB Paru di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta adalah sebanyak 106 pasien, tahun 2018 rata-rata kejadian TB Paru sebanyak 107 pasien, sedangkan pada tahun 2019 rata-rata kejadian TB Paru di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta sebanyak 134 pasien . Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta tahun 2020”.
HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit Pelabuhan Jakarta pada bulan Desember 2019 sampai dengan Maret tahun 2020 terhadap seluruh pasien yang berkunjung ke Klinik Poli TB DOTS.
Hasil Analisis Analisis Univariat
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Peran Keluarga Sebagai PMO Pada Pasien TB Paru Di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 81 responden yang dilakukan penelitian sebanyak 74 (91,4%) responden pasien TB Paru mendapatkan Peran keluarga sebagai PMO dengan kategori baik , dan dengan kategori tidak baik yaitu sebanyak 7 (8,6%) di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
No
Peran Keluarga Sebagai PMO
F
%
1
Baik
74
91,4
2
Tidak Baik
7
8,6
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis
Di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dari 81 responden yang dilakukan penelitian sebanyak 61 (75,3%) responden patuh minum Obat Anti Tuberkulosis , dan sebanyak 20 (24,7%) responden tidak patuh minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat varibel bebas yaitu untuk mengetahui Hubungan antara kedua variable yang dilakukan penelitian
Tabel 5
Hubungan Antara Peran Keluarga Sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat
Anti Tuberkulosis Di Rumah Sakit
Pelabuhan Jakarta.
Tabel 5 menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai PMO yang dalam hal ini adalah pasien kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta yang menjadi subjek dalam penelitian ini tergolong patuh, yaitu sebesar 75,3 % dari total subyek penelitian. Aspek peran keluarga sebagai PMO pun secara umum dapat dinyatakan patuh yang dipersepsikan oleh 82,4 % dari responden yang baik, Kondisi yang berbeda persepsinya ditunjukkan terkait peran keluarga sebagai PMO baik tetapi terdapat pasien tidak patuh Minum Obat Anti Tuberkulosis sebayak 17,6 % sedangankan dari 7 responden peran keluarga sebagai PMO dengan kategori Tidak Baik terbanyak pada responden yang tidak patuh minum Obat Anti Tuberkulosis yaitu sebanyak 7 responden (100,0%), Hasil OR menunjukan data 4,884, angka tersebut mengindikasikan bahwa Peran Keluarga Sebagai PMO mempunyai resiko 5 kali lipat terhadap terjadinya Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis.
Hasil dari Cross Tabulasi antara Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta pada bulan Desember 2019-Maret tahun 2020 menunjukan hasil Uji Statistik Chi-Square
diperoleh nilai P-Value 0,038 (P-value <0,05) yang berarti Ha diterima Ho ditolak
No
Kepatuhan Pasien Minum Obat TB
F
%
1
Patuh
61
75,3
2
Tidak Patuh
20
24,7
Jumlah
81
100
No Peran Keluarga Sebagai PMOKepatuhan Minum Obat TB Total
P-value Odds
Ratio
Patuh Tidak Patuh
F % F % F %
1 Baik 61 82,4 13 17,6 74 100
0,038 4,884
2 Tidak Baik 0 0,0 7 100,0 7 100
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 yang artinya ada hubungan yang bermakna
antara Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta pada bulan Desember 2019-Maret tahun 2020.
PEMBAHASAN
Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Data yang digunakan
adalah data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada keluarga/ pendamping dan seluruh pasien TB Paru yang berkunjung ke Klinik Poli TB DOTS Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta
Pembahasan Hasil Penelitian
Distribusi Frekuensi Peran Keluarga Sebagai Pengawasan Menelan Obat Pada Pasien TB Paru Di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat adalah pengawasan langsung untuk menjamin keteraturan pengobatan.
Hasil analisis kepada pasien TB yang diminta untuk menilai setiap peran keluarga sebagai pengawas menelan obat yang menjadi responden dalam penelitian didapatkan peran responden sebagai
pengawas menelan obat berdasarkan kuantitas maupun kualitas menunjukkan bahwa secara umum peran keluarga sebagai pengawas menelan obat dipersepsikan secara umum dapat dinyatakan baik yang dipersepsikan oleh 91,4 % dari keseluruhan responden .
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis adalah perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta dalam memperlihatkan perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi. Ditunjukkan dengan hasil uji statistik pada Kepatuhan pasien Minum Obat TB dari 81 Responden terdapat 61 responden dinyatakan patuh, dengan prosentase 75,3 %.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa bila peran keluarga sebagai pengawas menelan obat baik maka diikuti dengan sejalan angka hasil pada Kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis meningkat/naik. Hal ini disebabkan karena perilaku pada responden tidak menunjukkan kearah positif penderita dalam mencapai tujuan terapi. Sehingga
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 masih ditemukan data dari peran keluarga
sebagai pengawas menelan obat tidak tercapai.
Hubungan Antara Peran Keluarga sebagai PMO Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Faktor peran keluarga sebagai pengawas minum obat merupakan faktor berpengaruh dominan terhadap kepatuhan pasien minum obat anti tuberkulosis di Rumah sakit Pelabuhan Jakarta, sesuai hasil penelitian atau jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga.
Berdasarkan hasil pengujian statistik, terdapat dua hasil dari data statistik yang ada tentang peran keluarga sebagai PMO adalah baik dan tidak baik dengan perolehan hasil dari responden menyatakan baik sejumlah 74 responden dengan prosentase 91,4 % dan menyatakan tidak baik sebanyak 7 Responden dengan prosentase 8,6 %, dan diikuti selanjutnya dari responden menyatakan peran keluarga sebagai PMO menunjukkan hasil baik sebanyak 74 responden hasil tersebut dikaitkan dengan subjek patuh dan tidak patuh minum obat dengan hasil subjek patuh sebanyak 61 responden dengan prosentase 82,4 % dan tidak patuh sebanyak 13 responden prosentase 17,6%. Penelitian ini
menegaskan arti penting faktor peran keluarga sebagai PMO, dapat ditunjukkan dengan hasil tidak baik peran keluarga sebagai PMO sebanyak 7 responden sebanyak pula hasil responden yang tidak patuh minum Obat Anti Tuberkulosis yaitu sebanyak 7 responden (100,0%), Hasil OR menunjukan data 4,884, angka tersebut mengindikasikan bahwa Peran Keluarga Sebagai PMO mempunyai resiko 5 kali lipat terhadap terjadinya Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis.
Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta menunjukan hasil Uji Statistik
Chi-Square diperoleh nilai P-Value 0,038
(P-value <0,05) yang berarti Ha diterima Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang bermakna antara Peran Keluarga sebagai PMO dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi Peran keluarga yang baik tidak sepenuhnya berpengaruh 100% dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis, Pengelolaan kepatuhan minum obat ini dipersepsikan baik oleh sebagian besar subjek penelitian.
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 Hasil penelitian menunjukan bahwa
frekuensi kepatuhan pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis 75,3%, hal ini disebabkan karena perilaku pada responden tidak seluruhnya menunjukan ke arah positif dalam mencapai tujuan terapi.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara Peran keluarga dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis, yang ditunjukan oleh hasil pengujian statistik nilai p-value 0,038. Peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat menunjukan hasil baik sebanyak 74 responden yang dikaitkan dengan subjek patuh sebanyak 61 responden (82,4%) dan tidak patuh minum obat Anti Tuberkulosis sebanyak 13 responden (17,6%).
Saran
Bagi Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Diharapkan rumah sakit Pelabuhan Jakarta untuk lebih meningkatkan derajat mutu pelayanan kesehatan khususnya klinik Poli TB DOTS dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan untuk mengatasi masalah kejadian TB Paru. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan banyak peneliti yang terinspirasi dari penelitian ini. Dan peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif, lebih spesifik dan mampu mengembangkan
penelitian ini, serta menjadikan pedoman untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai penyakit Tuberkulosis serta melanjutkan penelitian ini dengan variabel yang belum diteliti oleh peneliti.
Bagi Pengawas Menelan Obat ( PMO ) Diharapkan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) harus lebih meningkatkan lagi peran dan tugasnya sehingga angka kepatuhan minum obat Anti Tuberkulosis meningkat. Seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) harus melakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis yang tujuannya mempercepat penyembuhan dan meminimalisasai penyebaran penyakit Tuberkulosis Paru.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Faisal dkk. 2016. Penyakit Paru
Kerja dan Lingkungan. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press). Amin Huda, Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan :Jakarta : EGC
Kesehatan kementerian kesehatan RI 2016. Jakarta : badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementrian kesehatan RI. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, 2017 Metodologi
penelitian kesehatan Jakarta :
Rineka
Notoadmodjo Soekidjo (2014), Promosi Kesehatan teori dan aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta.
Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021 Riset kesehatan Dasar (Riskesdas),
DEPKES RI. (2016).Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan RI. Jakarta Internet: Becher. 2016. https://docplayer.info/29853119- Bab-ii-tinjauan-pustaka- meminum-obatnya-secara- teratur-dan-tuntas-pmo-bisa-berasal-dari-keluarga.html. Diakses 31 Januari 2020 Erlinda, 2013. https://media.neliti.com/media/p ublications/190513-ID-peran- pengawas-menelan-obat-pmo-terhadap.pdf, diakses tanggal 28 Januari 2020.
Muna dan sholeha (2015). Motivasi dan dukungan sosial dengan keluarga
mempengaruhi kepatuhan
berobat pada pasien TB paru di
poli paru BP4 pamkasan ;
halaman 172-179. Jurnal ilmiah kesehatan Vol. 7, No.
Pasek M. S dan Satyawan. I. M (2016) Hubungan persepsi dan tingkat pengetahuan penderita TB dengan Kepatuhan pengobatan kecamatan buleleng; Halaman 145-151. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol.2. No.1 (April). Syrizal Dedy (2015), Pengaruh dukungan
keluarga, pengethauan dan pendidikan Klien TB paru terhadap kepatuhan minum obat si kota banda aceh kabupaten nanggroe aceh darusalam, halaman ;133-138. Jurnal kedokteran syiah kuala Vol.10. No.3 (Desember).