• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Tim penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Tim penyusun"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Nya atas begitu banyak nikmat dan rahmat yang dilimpahkan kepada tim penyusun, sehingga Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Buku ini merupakan acuan praktikum mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang dapat digunakan oleh dosen maupun mahasiswa. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang turut membantu terselesaikannya Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ini, diantaranya: 1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

2. Kaprodi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

3. Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret 4. Staff dan pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu per satu.

Dalam penyusunan modul ini tidak menutup kemungkinan masih ada kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2018

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI... 2

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PRAKTIKUM ... 3

BAB I ... 4 BAB II ... 7 BAB III ... 9 BAB IV ... 12 BAB V ... 16 BAB VI ... 19 BAB VII ... 22 BAB VIII ... 25 BAB IX ... 30 BAB X ... 33 BAB XI ... 41 BAB XII ... 46

(4)

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PRAKTIKUM

Proses pembelajaran untuk buku petunjuk praktikum dapat berjalan lancar apabila Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul ini mulai tahap awal sampai tahap akhir.

2. Lakukan teknik yang tertera dalam kegiatan belajar sesuai dengan daftar tilik yang telah tersedia.

3. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dengan tugas praktikum yang diberikan tergantung pada kesungguhan Anda dalam mengerjakan praktikum.

4. Bila Anda menemui kesulitan, silahkan menghubungi instruktur/pembimbing pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

(5)

BAB I

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dengan tepat. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian asuhan kebidanan b. Mahasiswa mampu memahami langkah-langkah asuhan kebidanan c. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi d. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup kesehatan reproduksi B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

2. Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan a. Standar I : Pengkajian

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dana tau Masalah Kebidanan c. Standar III : Perencanaan

d. Standar IV : Implementasi e. Standar V : Evaluasi

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan 3. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan lat, fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan.

4. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir. b. Keluarga Berencana.

c. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk PMS-HIV/AIDS.

d. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi e. Kesehatan Reproduksi Remaja

f. Pencegahan dan penanganan Infertilitas g. Kanker pada usia Lanjut dan Osteoporosis

h. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, fistula dan lain-lain

C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Buatlah pengkajian gangguan kesehatan reproduksi dengan satu contoh kasus gangguan kesehatan reproduksi!

(6)

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Melakukan penelusuran materi/jurnal

2. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat dokumentasi kebidanan 3. dokumentasi kebidanan dikumpulkan dalam bentuk hardfile/print out E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di ruang kelas

2. Mencari kasus gangguan kesehatan reproduksi 3. Membuat dokumentasi kebidanan

4. dokumentasi kebidanan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengajar/pembimbing.

5. dokumentasi kebidanan akan dinilai oleh dosen pembimbing F. PENILAIAN

YA TDK

STANDAR I: PENGKAJIAN Data akurat

Data yang dikaji tepat Data yang dikaji lengkap Pengelompokan data meliputi :

Data subyektif: biodata, riwayat kesehatan, riwayat sosial budaya, keluhan yang dialami

Data Obyektif: pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

STANDARII: PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU

MASALAH KEBIDANAN

Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan Masalah dirumuskan sesuai kondisi klien

Dapat diselesaikan dengan manajemen kebidanan STANDAR III: PERENCANAAN

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas ancaman kondisi klien

Tindakan antisipasi sesuai kebutuhan Tindakan segera sesuai kebutuhan Tindakan rutin secara komprehensif Melibatkan klien/ keluarga

Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya, klien dan keluarga

Memilih tindakan yang aman didukung evidence based Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya dan fasilitas yang ada

STANDAR IV : IMPLEMENTASI

Mempergunakan keunikan klien sebagai makhluk biopsiko, sosial, spiritual dan kultural

Melibatkan klien dalam setiap tindakan Memperhatikan privacy klien.

(7)

BAB II

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA)

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA Test. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dan konseling prapemeriksaan IVA. b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemeriksaan IVA.

c. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi IVA.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan keunggulan pemeriksaan IVA. e. Mahasiswa mampu menjelaskan konseling prapemeriksaan IVA B. URAIAN MATERI

1. Konsep Dasar dan Konseling Prapemeriksaan IVA

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelahleher rahim dipoles dengan larutan Asam Asetat 3%-5%.

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat prakanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan

peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.

2. Tujuan Pemeriksaan IVA

a. Deteksi dini kanker serviks/Skrining.

b. Mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang diketemukan

3. Indikasi

a. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20 tahun b. Memiliki banyak pasangan seksual

c. Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual) d. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks

e. Hasil Pap Smear sebelumnya yang tidak normal f. Wanita yang terlalu sering melahirkan

g. Wanita perokok

4. Keunggulan Pemeriksaan IVA

a. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana. b. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah. c. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi.

d. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.

(8)

e. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan dengan Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana.

f. Kinerja tes sama dengan tes lain.

g. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya.

5. Konseling Prapemeriksaan IVA

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang kepada individu yang membutuhkan atau individu yang mengalami masalah dengan harapan masalah yang dihadapi dapat teratasi dengan baik.

Konseling Prapemeriksaan IVA adalah bantuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada klien yang menginginkan atau belum menginginkan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Konseling sebelum pemeriksaan IVA dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada klien tentang apa itu IVA dan pentingnya pemeriksaan IVA guna mendeteksi dini adanya kanker serviks, konseling juga menjelaskan tentang kanker serviks dan dampak yang ditimbulkannya.

C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab keterampilan pemeriksaan IVA

2. Dosen memberikan bimbingan keterampilan pemeriksaan IVA pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab. E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik keterampilan pemeriksaan IVA

3. Tiap mahasiswa melakukan praktik mandiri sambil dibimbing oleh dosen

4. Penilaian praktik keterampilan pemeriksaan IVA dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya. F. PENILAIAN TINDAKA N TS 1 2 3 Persetujuan tindakan

1. Perkenalkan diri anda sebagai petugas yang akan melakukan tindakan.

2. Jelaskan tindakan dan tujuan tes IVA.

3. Buat persetujuan tindakan dan dokumentasikan dalam status klien

Persiapan Alat

1. Tempat tidur ginekologi 2. Lampu sorot

(9)

3. Speculum cocor bebek 4. Asam asetat (3-5%) 5. Swab-lidi kapas 6. Sarung tangan

7. Tempat berisi larutan dekontaminasi (chlorine 0,5%) 8. Tempat sampah infeksi

9. Kapas dan cairan DTT untuk vulva hygiene Prosedur tindakan

1. Mencuci tangan dengan benar

2. Mempersilahkan pasien untuk tidur di atas meja ginekologi dalam posisi litotomi

3. Masukan speculum ke dalam vagina sampai porsio 4. Kunci speculum

5. Celupkan swab- lidi kapas ke dalam cairan asam asetat

TINDAKAN TS 1 2 3

6. Usap seluruh permukaan porsio searah jarum jam dengan menggunakan swab – lidi kapas tersebut.

7. Lakukan inspeksi seluruh permukaan porsio secara teliti dengan bantuan lampu sorot.

8. Lepaskan kunci speculum 9. Keluarkan speculum dari vagina

10. Masukan speculum ke dalam larutan chlorine 0,5% 11. Masukan swab-lidi kapas ke dalam wadah terinfeksi

12. Cuci sarung tangan, lepaskan, dan rendam dalam larutan chlorine 0,5%

13. Cuci tangan pemeriksa dan keringkan dengan handuk

14. Dokumentasikan hasil tes IVA, bila perlu buat surat rujukan/konsultasi bila ada kelainan.

Cara Penilaian :

Nilai = Jumlah Jawaban Ya/18 X100%.

(10)

BAB III

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan deteksi dini kanker serviks dengan metode pap smear. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskanpengertian pap smear b. Mahasiswa mampu menjelaskantujuan pap smear c. Mahasiswa mampu menjelaskanmanfaat pap smear

d. Mahasiswa mampu menjelaskanfaktor-faktor yang mempengaruhi pap smear e. Mahasiswa mampu menjelaskanwanita yang dianjurkan pap smear

f. Mahasiswa mampu menjelaskankendala pap smear

g. Mahasiswa mampu menjelaskansyarat pendeteksian pap smear h. Mahasiswa mampu menjelaskanpengelompokkan pap smear B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Pap Smear

Pap Smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007). Pap Smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat kandungan wanita.

2. Tujuan Pap Smear

a. Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks

b. Alat untuk mendeteksi adanya gejala prakanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker

c. Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim d. Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks

3. Manfaat Pap Smear a. Evaluasi sitohormonal b. Mendiagnosis peradangan

c. Identifikasi organisme penyebab peradangan

d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)

e. Memantau hasil terapi

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pap Smear a. Umur

b. Sosial ekonomi c. Paritas

d. Usia wanita saat nikah

5. Wanita yang Dianjurkan Pap Smear

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah wanita-wanita sasaran tes pap smear.

6. Kendala Pap Smear

(11)

b. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan c. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan

d. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi 7. Syarat Pendeteksian Pap Smear

a. Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan sebelum menstruasi sebelumnya

b. Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktivitas seksualnya

c. Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1 hari sebelum pengambilan bahan pemeriksaan

d. Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelumnya

e. Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang pemeriksaan pap smear

8. Pengelompokan Pap Smear a. Kelas I

Pada kelas I identik dengan normal smear, pemeriksaan ulang 1 tahun lagi b. Kelas II

Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan nonspesifik, terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu, disertai pula dengan kariotik ringan. Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi. Pengobatannya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan.

c. Kelas III

Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik sedang keradangan berat, periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.

d. Kelas IV

Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah mencurigakan dan ganas. e. Kelas V

Ditemukan sel-sel ganas. C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab keterampilan pemeriksaan pap smear

2. Dosen memberikan bimbingan keterampilan pemeriksaan pap smear pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab. E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik keterampilan pemeriksaan pap smear

(12)

4. Penilaian praktik keterampilan pemeriksaan pap smear dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya.

F. PENILAIAN

A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 1. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri 2.

Tanyakan tentang Identitas pasien serta Keluhan Utama dan menggali.

3. Jelaskanlah tentang prosedur pemeriksaan. 4. Jelaskanlah tentang tujuan pemeriksaan. 5.

Jelaskanlah bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal tersebut.

6. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan. 7. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan. B. PERSIAPAN ALAT

1. ALAT YANG AKAN DIPAKAI PADA KLIEN a. Kapas dan larutan antiseptik.

b. Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum). c. Penjepit khasa.

d. Spatula Ayre.

e. Kapas lidi/cytobrush.

f. Spray atau wadah dengan etilal kohol 95%. g. Mejain strument dan lampu sorot.

h. Ranjang ginekologi dengan penopang kaki.

i. Manekin panggul wanita dengan porsio dan uterus di dalamnya. j. Objek glass dan Label nama.

2. ALAT YANG AKAN DIPAKAI PEMERIKSA a. Sarung tangan DTT.

b. Apron dan baju periksa. c. Sabun dan air bersih. d. Handuk bersih dan kering. C. MEMPERSIAPKAN PASIEN

1. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas. 2. Persilahkan pasien untuk berbaring diranjang ginekologi.

3. Atur pasien pada posisi litotomi.

4. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan. D. MEMPERSIAPKAN DIRI

1. Cucilah tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih. 2. Pakailah sarung tangan.

E. PEMERIKSAAN 1.

Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspek usgenitalis.

2. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.

3.

Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah.

(13)

4.

Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90° hingga tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh.

5.

Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau.

6.

Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak terganggu).

7.

Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio (ektoserviks). Sampel diambil dengan menggunakan spatulaayre yang diputar 360° pada permukaan porsio.

8. Oleskan sampel pada gelas objek.

9.

Sampel endoserviks (kanalis servikalis) diambil dengan menggunakan kapaslidi dengan memutar 360° sebanyak satu atau dua putaran.

10.

Oleskan sampel pada gela sobjek yang sama pada tempat yang berbeda dengan sampel yang pertama, hindari jangan sampai tertumpuk.

11.

Sampel segera di fiksasi sebelum mengering. Bila menggunakan spray

usahakan menyemprot dari jarak 20-25 cm atau merendam pada wadah yang mengandung etilal kohol 95% selama 15 menit, kemudian biarkan mengering kemudian diberi label.

12.

Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.

13. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan.

14.

Pemeriksa berdiri untuk melakukan periksa bimanual untuk tentukan konsistensi porsio, besar dan arah uterus, keadaan kedua adneksa serta

15.

Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada bekas sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.

16.

Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.

F. PENCEGAHAN INFEKSI

1. Kumpulkan semua peralatan dan lakukan dekontaminasi. 2. Buang sampah pada tempatnya.

3. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan. 4.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan handuk yang bersih.

G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 1. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan. 2. Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan. H. RENCANA LANJUTAN

(14)

2. Buat pengantar pemeriksaan ke ahli patologi anatomi. 3. Buat jadwal kunjungan ulang.

4.

Persilahkan ibu keruang tunggu (apa bila pemeriksaan selesai) atau ke ruang tindakan (untuk proses/tindakan lanjutan).

(15)

BAB IV

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian SADARI b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan SADARI

c. Mahasiswa mampu menjelaskan siapa yang melakukan SADARI d. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat pemeriksaan SADARI

e. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar konseling pra pemeriksaan SADARI B. URAIAN MATERI

1. Pengertian SADARI

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara.

2. Tujuan SADARI

Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah untuk mendeteksi secara dinigejala kanker payudara secara individu.

3. Siapa yang harus melakukan SADARI

a. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia 20 tahunyaitu dapat dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit.

b. Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita yang berumur ≥20 tahun dapat di lakukan setiap tiga bulan sekali

c. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah menstruasi Selesai

d. Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter.

e. Usia 35-40 tahun melakukan mamografi

f. Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli

g. Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun 4. Manfaat Pemeriksaan SADARI

a. Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil b. Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini c. Dapat mencegah penyakit kanker payudara

d. Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara

e. Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara 5. Konsep Dasar Pra Pemeriksaan SADARI

Konseling sebelum pemeriksaan SADARI dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada klien tentang apa itu SADARI dan pentingnya pemeriksaan SADARI guna mendeteksi dini adanya kanker atau tumor payudara sedini mungkin. Semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani, akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang semakin besar. konseling juga menjelaskan

(16)

tentang kanker payudara dan dampak yang ditimbulkannya. C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab keterampilan pemeriksaan payudara sendiri

2. Dosen memberikan bimbingan keterampilan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab. E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik keterampilan pemeriksaan payudara sendiri

3. Tiap mahasiswa melakukan praktik mandiri sambil dibimbing oleh dosen

4. Penilaian praktik keterampilan pemeriksaan payudara sendiri dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya.

F. PENILAIAN

LANGKAH KEGIATAN PENILAIAN

Konseling sebelum pemasangan TS 1 2 3

1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri

2. Berikan informasi dan diskusikan dengan klien tentang  Tujuan melakukan pemeriksaan payudara sendiri.  Jelaskan kegunaan pemeriksaan secara rutin terhadap

kelangsungan hidup perempuan.

 Jelaskan bagaimana persiapan pemeriksaan payudara sendiri.

 Jelaskan waktu dan di mana pemeriksaan payudara sendiri dilaksanakan.

Pemeriksaan Payudara Sendiri Dilakukan dengan berdiri di depan cermin

a. Berdiri didepan cermin dalam ruangan tertutup, kemudian bukalah baju yang menutupi payudara.

b. Letakan tangan disamping badan dengan rileks.

c. Perhatikan dengan seksama payudara saudara apakah ada kelainan atau perubahan sekecil apapun. Beri tahu penyedia pelayanan kesehatan bila saudara melihat adanya perubahan atau sesuatu yang aneh.

d. Bandingkan payudara Anda saat berbalik dari sisi ke sisi (kanan-kiri). Carilah setiap perubahan pada payudara dalam segi ukuran, bentuk, tekstur kulit atau warna termasuk kemerahan, benjolan, kerutan atau retraksi (penarikan kulit).

(17)

e. Perhatikan perubahan pada puting susu, seperti penarikan ke satu sisi, atau perubahan arah ke samping atau ke dalam.

f. Tempatkan tangan Anda pada pinggang lalu kencangkan dada, kemudian berbalik dari sisi kesisi bandingkan kanan-kiri untuk mencatat setiap perubahan.

g. Mengencangkan otot dada dengan cara lain juga dapat membantu Anda untuk melihat perubahan. Dengan cara mencoba berbagai posisi, seperti menempatkan tangan di atas kepala dan mengubah dari sisi kesisi.

h. Tempatkan tangan di pinggang dan merunduk di depan cermin, biarkan payudara menggantung. Lalu perhatikan setiap perubahan bentuk.

i. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari puting susu dan bisa juga dilihat pada bra atau pakaian, tetapi janganlah memencet puting atau mencoba mengeluarkan cairan tersebut. Beritahu penyedia layanan kesehatan jika Anda melihat adanya cairan yang keluar.

j. Meraba daerah atas dan bawah tulang selangka (clavicula) apakah ada benjolan atau penebalan. Gunakanlah lotion kulit untuk mempermudah prosedur.

k. Periksalah apakah ada benjolan atau penebalan di bawah lengan di sekitar ketiak kearah bawah dan depan (payudara) secara merata kanan dan kiri. Perhatikan setiap perubahan dari permeriksaan (SADARI).

Untuk selanjutnya dilakukan dengan berbaring:

a. Tempatkan bantal atau lipatan handuk di bawah bahu kiri untuk membantu jaringan payudara merata di dinding dada. Tekuk lengan kiri di belakang kepala dan jangkaulah payudara kiri dengan tangan kanan. Mulailah dari daerah puting susu ke seluruh permukaan payudara. Anda dapat menggunakan lotion agar mempermudah prosedur ini. b. Mulailah pemeriksaan dari ketiak dengan cara

menggerakkan tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis) bersama-sama menekan ringan, sedang dan kuat. Gerakkan jari-jari tangan dengan tekanan ringan secara melingkar searah jarum jam di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah tengah sampai ke puting susu sehingga terbentuk pola seperti obat nyamuk bakar.

c. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan, pengerasan atau massa di bawah kulit Pastikan untuk memeriksa daerah yang berada diantara payudara, dibawah lengan dan dibawah tulang selangka.

d. Angkat lengan kanan keatas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri, jika payudara biasanya memiliki benjolan harus diketahui berapa banyak benjolan tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

(18)

Konsultasikan dengan dokter jika Anda menemukan: a. Bejolan, pengerasan atau penebalan.

b. Bengkak, kemerahan dan teraba hangat. c. Perubahan ukuran atau bentuk.

d. Kerutan pada kulit (seperti kulit jeruk).

e. Gatal, bersisiksakitatauruam pada puting susu. f. Puting payudara seperti tertarik (retraksi). g. Tiba-tiba keluar cairan dari puting payudara.

h. Rasa sakit pada payudara yang tidak kunjung sembuh. Konselingpasca pemeriksaan.

a. Segera memberitahu ahlinya bila terdapat perubahan pada payudara.

b. Bila dilakukan pemeriksaan lanjutan beritahu bagaimana alur/prosedur yang harus dilakukan.

c. Tenangkan klien, karena adanya temuan bukan berarti tidak bias dilakukan pengobatan.

d. Ciptakan komunikasi yang baik, empati yang tinggi dan kesabaran saat berhadapan dengan klien.

(19)

BAB V KONSELING KB A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampumemberikan konseling KB. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian KB. b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan KB. c. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat KB.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi. B. URAIAN MATERI

1. Pengertian KB

Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat dari kelahiran tersebut.

2. Tujuan KB

a. Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan

b. Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi tanpa campur tangan ilmu kedokteran

c. Pembatasan jumlah anak dalam keluarga

d. Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran

e. Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik untuk kehamilan yang pertama dan kehamilan yang terakhir (20 tahun dan 35 tahun).

3. Manfaat KB Untuk Ibu

a. Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang darah

b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat Untuk Ayah

a. Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan kebutuhan lebih sedikit

b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat Untuk Anak

a. Perkembangan fisik menjadi lebih baik

b. Perkembangan mental dan emosi lebih baik karena perawatan cukup dan lebih dekat dengan ibu

c. Pemberian kesempatan pendidikan lebih baik 4. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

a. IUD b. Pil KB c. Implan d. Kondom

C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab keterampilan konseling KB

2. Dosen memberikan bimbingan keterampilan konseling KB pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

(20)

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab. E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik keterampilan konseling KB

3. Tiap mahasiswa melakukan praktik mandiri sambil dibimbing oleh dosen

4. Penilaian praktik keterampilan konseling KB dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya.

F. PENILAIAN

LANGKAH/KEGIATAN : PENILAIAN

KONSELING UMUM 0 1 2

1. Mengucapkan salam

2. Memberikan informasi umum tentang KB. KB adalah suatu suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran.

3. Memberikan informasi tentang jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pelayanan dan menjelaskan masing-masing alat kontrasepsi dimana dan bagaimana alat kontrasepsi tersebut digunakan, mekanisme kerja masing-masing kontrasepsi:

Pembagian alat kontrasepsi a. Alat kontrasepsi hormonal

1) Pil

Adalah berisikan hormon esterogen dan progesterone yang diminum rutin setiap hari pada jam yang sama, digunakan untuk mencegah terjadinya evulasi dan mengentalkan lendir mulut rahim.

2) Suntik

Adalah obat suntik yang hanya mengandung progesterone, digunakan untuk mencegah lepasnya sel telur, menipiskan endometrium, pertumbuhan hasil pembuahan terlambat dan mengentalkan mulut rahim.

(21)

3) Implant

Suatu alat yang dimasukkan kebawah kulit, misalnya pada lengan atas bagian dalam, digunakan untuk mencegah ovulasi, menebalkan getah servik, membuat tidak siapnya endometrium untuk nidasi dan jalannya ovum terganggu.

4) Alat kontrasepsi nonhormonal b. IUD

Alat yang dipasang dalam rongga rahim ibu, ada yang berbentuk spiral, huruf T, dan berbentuk kipas, IUD berguna untuk mencegah pertemuan ovum dan sperma. c. Kondom

Alat kontrasepsi terbuat dari karet yang tipis, biasanya digunakan oleh para lelaki, digunakan untuk menghalangi masuknya sperma kedalam rahim.

KONSELING SPESIFIK

3. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien. 4. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat dsb).

5. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau ingin membatasi jumlah anaknya).

6. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB.

7. Diskusikan pertimbangan, kebutuhan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik.

8. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat.

9. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien.

KONSELING PRA-PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN

10. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR.

Riwayat Reproduksi :

 Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid.

 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir.

 Riwayat kehamilan ektopik.

 Nyeri yang hebat setiap haid.

 Anemia yang berat (Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30).

 Riwayat infeksi system genitalia (ISG), Penyakit menular seksual (PMS atau infeksi panggul.

 Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi).

 Kangker serviks.

11. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.

Pemeriksaan Panggul

12. Pastikan klien untuk mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air.

(22)

13. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan kain bersih.

14. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan.

15. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik

16. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul. 17. Atur arah sumber cahaya untuk pemeriksaan serviks.

18. Pakai sarung tangan DTT.

KONSELING PASCA PEMASANGAN

19. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan.

20. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping.

21. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol.

22. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380 A adalah 10 tahun.

23. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila ia memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila ia menginginkan AKDR tersebut dicabut.

24. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan.

(23)

BAB VI KB ALAMIAH A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan KB alamiah. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian KB alamiah. b. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat KB alamiah. c. Mahasiswa mampu menjelaskan keuntungan KB alamiah.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan istirahat pada ibu nifas. e. Mahasiswa mampu menjelaskan aktivitas seksual pada ibu nifas. f. Mahasiswa mampu menjelaskan senam nifas

B. URAIAN MATERI 1. Pengertian

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

2. Manfaat

a. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan

b. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil 3. Keuntungan

a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat

c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual

e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

f. Tidak memerlukan biaya

g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi 4. Keterbatasan

a. Memerlukan kerja sama yang baik antara suami istri

b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya

c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur

e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat) g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain 5. Efektivitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga

(24)

kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

C. TUGAS PRAKTIKUM 1. Buat 4 kelompok

2. Masing-masing kelompok membuat makalah mengenai KB alamiah. 3. Susun dalam bentuk makalah dan buat file presentasinya.

D. PERSIAPAN

1. Melakukan penelusuran materi/jurnal

2. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat makalah 3. Makalah dikumpulkan dalam bentuk hardfile/print out E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di ruang kelas

2. Mencari materi sesuai tema makalah yang ditentukan 3. Membuat makalah dan PPT

4. Makalah dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengajar/pembimbing.

5. Presentasi akan dinilai oleh dosen pembimbing

F. PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM 1. Penulisan makalah

Laporan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut: a. Cover

b. Pembahasan; Identifikasi dan analisis c. Kesimpulan

d. Daftar pustaka

2. Makalah dikumpulkan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah ditentukan oleh pengajar/instruktur

G. PENILAIAN Penilaian Makalah

No Komponen penilaian Nilai

1 2 3 4

1. Format penulisan

2. Ruang lingkup pembahasan 3. Dokumentasi pendukung 4. Daftar pustaka/Referensi Jumlah Penetapan Nilai Akhir:

jumlah

NA = --- x 100 16

Keterangan:

1. Tidak sesuai petunjuk praktikum

2. Sesuai sebagian kecil petunjuk praktikum 3. Sesuai sebagian besar petunjuk praktikum 4. Sesuai petunjuk praktikum

(25)

Penilaian Presentasi

No Komponen penilaian Nilai

1 2 3 4

1. Kemampuan presentasi 2. Penguasaan materi presentasi 3. Media yang digunakan

4. Partisipasi/keaktifan dalam diskusi Jumlah

Penetapan Nilai Akhir: jumlah NA = --- x 100 16 Keterangan : 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik

(26)

BAB VII

KB HORMONAL: PIL DAN SUNTIK A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan KB hormonal 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan mini pil b. Mahasiswa mampu menjelaskan pil kombinasi c. Mahasiswa mampu menjelaskan KB suntik B. URAIAN MATERI

1. Mini Pil a. Profil

1) Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB 2) Sangat efektif pada masa laktasi

3) Dosis rendah

4) Tidak menurunkan produksi ASI

5) Tidak memberikan efek smaping estrogen

6) Efek samping utama adalah gangguan perdarahan 7) Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

c. Efektivitas Mini pil

Sangat efektif (98,5 %). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontrasepsi dari minipil dapat terganggu.

2. Pil Kombinasi

Pil kombinasi ini dipakai oleh lebih dari 65 juta wanita di seluruh dunia. Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progestin sinetik. Pil diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti dengan 1 minggu tanpa pil atau plasebo, pada saat mana suatu perdarahan surut akan terjadi. Estrogennya ialah etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis 0.05; 0,08; atau 0,1 mg per tablet. Progestinnya bervariasi: yang merupakan androgen, yang merupakan progesteron, atau mempunyai pengaruh estrogen instrinsik. Efektivitas secara teorotis hampir 100% (tingkat kehamilan 0,1/100 wanita). Efektivitas pemakaian ialah 95-98% efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun-wanita).

3. KB Suntik

a. Suntik Progestin

Kontrasepsi suntikan di Indonesia adalah salah satu kontrasepsi yang popular. Kontrasepsi suntikan yang digunakan ialah long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan nama dagang Noristrat dan Depomedroksi progesterone acetat (DMPA) dengan nama dagang Depoprovera. Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid. Teknik penyuntikannya yaitu secara intramusculer dalam, di daerah m. gluteus maksimus atau deltoideus. Kontraindikasi kontrasepsi suntikan kurang lebih sama dengan kontrasepsi hormonal lainnya. Efek samping yang

(27)

berupa gangguan haid ialah amenorea, menoragia, dan spotting. Efek samping lain yang bukan merupakan gangguan haid dan keluhan subjektif lainnya juga kurang lebih sama dengan kontrasepsi hormonal lainnya.

b. Suntik Kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.

C. TUGAS PRAKTIKUM 1. Buat 4 kelompok

2. Masing-masing kelompok membuat makalah mengenai KB hormonal. 3. Susun dalam bentuk makalah dan buat file presentasinya.

D. PERSIAPAN

1. Melakukan penelusuran materi/jurnal

2. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat makalah 3. Makalah dikumpulkan dalam bentuk hardfile/print out E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tempat pelaksanaan di ruang kelas

2. Mencari materi sesuai tema makalah yang ditentukan 3. Membuat makalah dan PPT

4. Makalah dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengajar/pembimbing.

5. Presentasi akan dinilai oleh dosen pembimbing

F. PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM 1. Penulisan makalah

Laporan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut: a. Cover

b. Pembahasan; Identifikasi dan analisis c. Kesimpulan

d. Daftar pustaka

2. Makalah dikumpulkan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah ditentukan oleh pengajar/instruktur

G. PENILAIAN Penilaian Makalah

No Komponen penilaian Nilai

1 2 3 4

1. Format penulisan

2. Ruang lingkup pembahasan 3. Dokumentasi pendukung 4. Daftar pustaka/Referensi Jumlah

(28)

Penetapan Nilai Akhir: jumlah

NA = --- x 100 16

Keterangan:

1. Tidak sesuai petunjuk praktikum

2. Sesuai sebagian kecil petunjuk praktikum 3. Sesuai sebagian besar petunjuk praktikum 4. Sesuai petunjuk praktikum

Penilaian Presentasi

No Komponen penilaian Nilai

1 2 3 4

1. Kemampuan presentasi 2. Penguasaan materi presentasi 3. Media yang digunakan

4. Partisipasi/keaktifan dalam diskusi Jumlah

Penetapan Nilai Akhir: jumlah NA = --- x 100 16 Keterangan : 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik

(29)

BAB VIII

PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IMPLAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan pemasangan dan pencabutan implan. 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mengetahui pemasangan implan. b. Mahasiswa mengetahui pencabutan implan. B. URAIAN MATERI

1. Pemasangan Implan

a. Efektivitas 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon

b. Nyaman

c. Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e. Kesuburan segera kembali setelah Implan dicabut

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea

g. Aman dipakai pada masa laktasi 2. Pencabutan Implan

a. Persiapan pencabutan Implan 1) Indikasi

a) Ibu hamil

b) Efektivitas implan telah habis c) Terdapat ekspulsi

d) Tidak tahan dengan efek samping yang timbul e) Ingin punya anak lagi

f) Infeksi atau abses

2) Konseling sebelum pencabutan a) Menanyakan alasan ingin dicabut

b) Menanyakan pada klien apakah ingin mengatur jarak kehamilan atau ingin membatasi kelahiran

c) Menceritakan secara ringkas proses pencabutan yaitu sama seperti dulu waktu dipasang nanti akan sakit sedikit dan memerlukan waktu 10-20 menit C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab pemasangan dan pencabutan KB Implan

2. Dosen memberikan bimbingan pemasangan dan pencabutan KB Implan pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab.

(30)

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik pemasangan dan pencabutan KB Implan

3. Tiap mahasiswa melakukan praktik mandiri sambil dibimbing oleh dosen

4. Penilaian praktik pemasangan dan pencabutan KB Implan dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya.

D. PENILAIAN

KETERAMPILAN PEMASANGAN IMPLAN

LANGKAH KEGIATAN PENILAIAN

Persiapan 0 1 2

1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan Implan-2.

2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila ada indikasi.

3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi.

4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun.

5. Bantu klien naik ke meja periksa.

6. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan benar.

7. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas, dengan mengukur 8 cm diatas lipatan siku.

8. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segi tiga terbalik untuk memangsa dua kapsul Impllan-2 (40 mm).

9. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia.

10. Buka peralatan steril dari kemasannya.

11. Buka kemasan Implan-2 dan jatuhkan ke dalam mangkok kecil yang steril (atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia mangkok kecil yang steril).

Tindakan Pra Pemasangan Implan-2.

12. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.

13. Pakai sarung tangan steril (DTT), bila sarung tangan diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril (DTT).

14. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan. 15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan 2 buah.

16. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke arah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan kering. 17. Pasang kain penutup (doek) steril (DTT) di sekitar lengan klien.

Pemasangan Kapsul Implan-2

18. Suntikkan anastesi lokal 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan,sampai kulit sedikit menggelembung.

19. Teruskan penusukan jarum ke lapisan yang di bawah kulit (subdermal) sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur pemasangan kapsul 1 dan 2.

(31)

20. Uji efek anastesinya sebelum melakukan anastesi pada kulit.

21. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel dan ujung bisturi hingga mencapai lapisan subdermal.

22. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut 45o hingga mencapai lapisan subdermal kemudian luruskan trokar sejajar dengan permukaan kulit.

23. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi.

24. Keluarkan pendorong.

25. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan tangan atau dengan pinset, tadahkan tangan yang lain dibawah kapsul sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh.

26. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung dari trokar sampai tersan adanya tahanan.

27. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan terik trokar keluar sampai mencapai pangkal pendorong.

28. Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit, tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi.

29. Kemudian belokkan arah trokar ke samping dan arahkan ke sisi lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner), dorong trokar dan pendorongnya hingga tanda 1 berada pada luka insisi.

30. Cabut pendorong dan masukkan kapsul kedua, kemudian dorong kapsul hingga terasa ada tahanan pada ujung trokar.

31. Tahan pendorong dan tarik ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul pada tempatnya.

32. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit, tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi.

33. Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul Implan-2 telah terpasang baik pada posisinya.

34. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari luka insisi.

Tindakan Pasca Pemasangan

35. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan 36. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid.

37. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan bawah kulit atau memar pada kulit.

38. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi maka ia harus segera kembali ke klinik.

39. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik tersebut dalam larutan klorin selama 10 menit.

40. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10 menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya.

41. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, sarung tangan/alat suntik sekali pakai,kapas).

42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10 menit.

43. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih.

(32)

44. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal khusus. 45. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien

pulang.

KETERAMPILAN PENCABUTAN IMPLAN

LANGKAH KEGIATAN PENILAIAN

Persiapan 0 1 2

1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pencabutan Implan-2.

2. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan Implan -2. 3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi.

4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun.

5. Bantu klien naik ke meja periksa, Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan benar.

6. Raba kapsul untuk menentukan lokasi ttempat insisi guna mencabut kapsul untuk memperhitungkan jarak yang sama dari ujung akhir semua kapsul.

7. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisenfektan tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia.

8. Buka peralatan steril dari kemasannya.

Tindakan Pra-Pencabutan

9. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.

10. Pakai sarung tangan steril atau DTT, bila sarung tangan diberi bedak,hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril atau DTT.

11. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan.

12. Pakai sarung tangan steril (DTT), bila sarung tangan diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril (DTT).

13. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan. 14. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan 2 buah.

15. Usap tempat pencabutan dengan larutan antiseptic, gerakkan kearah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan kering. 16. Pasang kain penutup (doek) steril (DTT) disekitar lengan klien.

A. Pencabutan kapsul dengan presentasi dan jepit

1. Suntikkan anastesi local 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan,sampai kulit sedikit menggelembung dan 1cc subdermal dibawah ujung kapsul (1/4 panjang kapsul).

2. Uji efek anastesinya sebelum melakukan anastesi pada kulit.

3. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel dan ujung bisturi hingga mencapai lapisan subdermal.

4. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan dorong pelan-pelan ke arah tempat insisi hingga ujung dapat dipresentasikan melalui luka insisi.

(33)

5. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (Mosquito) dan bawa ke arah insisi.

6. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggunakan ujung bisturi atau skalpel hingga ujung kapsul terbebas dari jaringan yang melingkupinya.

7. Pegang ujung kapsul dengan pinset anatomi atau ujung klem, lepaskan klem penjepit sambil menarik kapsul keluar.

8. Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan lakukan langkah yang sama untuk kapsul ke dua.

B. Pencabutan kapsul dengan Tehnik Finger Pop Out

1. Suntikkan anastesi local 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan,sampai kulit sedikit menggelembung dan 1cc subdermal dibawah ujung kapsul (1/4 panjang kapsul).

2. Uji efek anastesinya sebelum melakukan anastesi pada kulit. 3. Tentukan ujung kapsul yang paling mudah dicabut.

4. Gunakan jari untuk mendorong ujung kranial kapsul ke arah tempat insisi.

5. Pada saat ujung kaudal kapsul menonjol ke luar, lakukan insisi (2-3 mm) dari ujung kapsul sehingga ujung kapsul terlihat.

6. Pertahankan posisi tersebut dan bebaskan jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul sehingga kapsul terbebas keluar.

7. Dorong ujung kranial kapsul tersebut sehingga ujung kaudal muncul keluar (Pop Out) dan dapat di tarik keluar melalui luka insisi.

8. Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua.

C. Pencabutan kapsul dengan tehnik U klasik

1. Suntikkan anastesi local 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan,sampai kulit sedikit menggelembung dan 1cc subdermal dibawah ujung kapsul (1/4 panjang kapsul).

2. Uji efek anastesinya sebelum melakukan anastesi pada kulit.

3. Tentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih kurang 3 mm dari ujung kapsul dekat siku.

4. Lakukan insisi vertikal di sekitar 3 mm dari ujung kapsul ( setelah ditampilkan dengan melakukan infiltrasi lidokain 1% pada bagian bawah ujung kapsul.

5. Jepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi menggunakan klen U (klem fiksasi) dan pastikan jepitan ini mencakup sebagian besar diameter kapsul.

6. Angkat klem U untuk mempresentasikan ujung kapsul dengan baik, kemudian tusukkan ujung klem deseksi pada jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul.

7. Sambil mempertahankan ujung kapsul dengan klem fiksasi, lebarkan luka tusuk dan bersihkan jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul sehingga bagian tersebut dapat dibebaskan dan tampak dengan jelas. 8. Dengan ujung tajam klem diseksi mengarah ke atas, dorong jaringan ikat

yang membungkus kapsul dengan tepi kedua sisi klem (lengkung atas) sehingga ujung kapsul dapat dijepit dengan klem diseksi.

9. Jepit ujung kapsul sambil melonggarkan jepitan klem fiksasi pada batang kapsul.

(34)

10. Tarik keluar ujung kapsul yang dijepit sehingga seluruh batang kapsul dapat dikeluarkan . Letakkan kapsul yang sudah dicabut pada mangkok. 11. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua.

Tindakan Pasca Pencabutan

17. Setelah seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah kapsul untuk memastikan bahwa kapsul telah dikeluarkan.

18. Perlihatkan kedua kapsul tersebut pada klien.

19. Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band-aid.

20. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar.

21. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka. Anjurkan pada klien untuk segera kembali ke klinik bila ada nanah atau darah keluar dari luka insisi. 22. Masukkan klorin 0,5% dalam tabung suntik dan rendam alat suntik

tersebut dalam klorin selama sepuluh menit.

23. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh menit untuk dekontaminasi.

24. Buang peralatan dan bahan habis pakai (kasa, kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai dan kapsul implan-2) ke tempat atau wadah sampah medik.

25. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 10%, buka dan rendam selama sepuluh menit.

26. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih.

27. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang.

(35)

BAB IX

PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR CUT 380 A A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemasangan dan pencabutan AKDR CUT 380 A 2. INDIKATOR:

a. Mahasiswa mengetahui pemasangan AKDR CUT 380 A b. Mahasiswa mengetahui pencabutan AKDR CUT 380 A B. URAIAN MATERI

1. pemasangan AKDR CUT 380 A

a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat digunakan sampai 10 tahun untuk Cu T).

b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif

e. Tidak boleh dipakai oleh semua perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (IMS).

2. pencabutan AKDR CUT 380 A a. indikasi

1) ingin hamil 2) ingin ganti cara

3) ekspulsi sebagian merupakan penyebab no.2 4) erosi porsio

5) AKDR Cut 380A sudah kadaluwarsa b. Konseling pra pencabutan AKDR Cut 380A

1) Mendiskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah (misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut/panggul).

2) Meminta klien untuk mengulangi kembali penjelasan dari petugas 3) Menjawab semua pertanyaan dari klien

4) Mengulang kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan risiko keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya

5) Membantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan digunakan

6) Buat rekam medik tentang pencabutan C. TUGAS PRAKTIKUM

1. Praktikum skills lab pemasangan dan pencabutan AKDR CUT 380 A

2. Dosen memberikan bimbingan pemasangan dan pencabutan AKDR CUT 380 A pada mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktik mandiri didampingi dosen.

3. Tiap mahasiswa dinilai pada responsi minggu berikutnya. D. PERSIAPAN

1. Menulis buku BRK (Buku Rencana Kerja) 2. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum 3. Praktikum diadakan di Ruang Skills Lab.

(36)

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tempat pelaksanaan di Skills Lab

2. Memperhatikan dosen ketika memberikan bimbingan/contoh praktik pemasangan dan pencabutan AKDR CUT 380 A

3. Tiap mahasiswa melakukan praktik mandiri sambil dibimbing oleh dosen

4. Penilaian praktik pemasangan dan pencabutan AKDR CUT 380 A dilakukan pada responsi pertemuan berikutnya.

F. PENILAIAN

KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR CUT 380A

LANGKAH KEGIATAN PENILAIAN

Konseling Awal 0 1 2

1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya.

2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.

3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan-keterbatasan masing-masing jenis kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible).

 Tujukkan di mana dan bagaimana alkon tsb digunakan.  Jelaskan bagaimana cara kerja alkon tsb.

 Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin dialami.

 Jelaskan efek samping yang umumnya dialami oleh klien. 4. Jelaskan apa yang bias diperoleh dari kunjungannya.

Konseling Metode Khusus

5. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien. 6. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat dsb).

7. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau ingin membatasi jumlah anaknya). 8. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin

menentang penggunaan salah satu metode KB.

9. Diskusikan pertimbangan, kebutuhan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik.

10. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat.

11. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR CuT 380A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien.

Konseling Prapemasangan & Seleksi Klien

12. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR CuT 380A.

Riwayat Reproduksi :

 Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid.

 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir.

 Riwayat kehamilan ektopik.

 Nyeri yang hebat setiap haid.

 Anemia yang berat (Hb < 9 gr % atau Hematokrit <30).

 Riwayat infeksi sistem genitalia (ISG), Penyakit menular seksual (PMS atau infeksi panggul.

(37)

 Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi).

 Kangker serviks.

13. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.

Pemeriksaan Panggul:

14. Pastikan klien untuk mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air.

15. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan kain bersih.

16. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan.

17. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik.

18. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul. 19. Atur arah sumber cahaya untuk pemeriksaan serviks.

20. Pakai sarung tangan DTT.

21. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam wadah steril atau DTT.

22. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna.

23. Palpasi kelenjar skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh (discharge) vagina.

24. Masukkan speculum vagina. 25. Lakukan pemeriksaan inspekulo:

 Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina.

 Inspeksi serviks.

26. Keluarka speculum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan.

27. Lakukan pemeriksaan bimanual :

 Pastikan gerakan serviks bebas.

 Tentukan besar dan posisi uterus.

 Pastikan tidak ada kehamilan.

 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa. 28. Lakukan pemeriksaan Rektovaginal (bila ada indikasi):

 Kesulitan menentukan besar uterus retroversi.

 Adanya tumor pada Kavum Douglasi.

29. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin.

Tindakan Prapemasangan

30. Jelaskan proses pemasangan AKDR CuT 380A dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan. 31. Masukkan lengan AKDR CuT 380A di dalalm kemasan sterilnya:

 Buka sebagian plastic penutupnya dan lipat ke belakang.

 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril.

 Letakkan kemasan pada tempat yang datar.

(38)

 Pegang kedua ujung lengan AKDR CuT 380A dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat.

 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan.

 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR CuT 380A yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.

Prosedur Pemasangan AKDR CuT 380A 32. Pakai sarung tangan DTT yang baru

33. Pasang speculum vagina untuk melipat serviks

34. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2 sampai 3 kali 35. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama) 36. Masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh”

(no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir speculum

37. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde 38. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih

berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seuruh plastic penutup kemasan

39. Angakat tabung AKDR CuT 380A dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong.

40. Pegang tabung AKDR CuT 380A dengan leher biru dalam posisi horizontal (sejajar lengan AKDR CuT 380A). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan.

41. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan 42. Lepaskan lengan AKDR CuT 380A dengan menggunakan teknik

withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong

43. Keluarkan pendorong kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan

44. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR CuT 380A kurang lebih 3-4 cm

45. Keluarkan seluruh tabung unserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi

46. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati,rendam dalam larutan klorin 0,5%

47. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum,tekan dengan kasa selama 30-60 detik

48. Keluarkan speculum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5 %

Tindakan pasca Pemasangan

49. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi

(39)

50. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan

51. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %

52. Cuci tangan dengan air dan sabun

53. Pastikan klien tidak mengalami kram dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang.

Konseling Pasca Pemasangan

54. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR CuT 380A dan kapan harus dilakukan.

55. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping.

56. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol 57. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT 380A adalah 10

tahun.

58. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila ia memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila ia menginginkan AKDR CuT 380A tersebut dicabut.

59. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan.

60. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR CuT 380A untuk klien.

KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR CUT 380A

LANGKAH KEGIATAN PENILAIAN

Konseling Prapencabutan 0 1 2

1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda 2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya

3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR CuT 380A tersebut dan jawab semua pertanyaannya

4. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya) 5. Jelaskan proses pencabutan AKDR CuT 380A dan apa yang akan klien

rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan Tindakan Prapencabutan

6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air

7. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan

8. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih 9. Pakai sarung tangan DTT yang baru

10. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT

Prosedur Pencabutan 11. Lakukan pemeriksaan bimanual :

 Pastikan gerakan serviks bebas  Tentukan besar dan posisi uterus

 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa 12. Pasang speculum vagina untuk melihat serviks

(40)

13. Usap vagina dan serviks dengan larutan 14. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem

15. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR CuT 380A

16. Tunjukkan AKDR CuT 380A tersebut pada klien,kemudian rendam dalam klorin 0,5%

17. Keluarkan speculum swcara hati-hati

Tindakan Pasca Pencabutan

18. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi

19. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan

20. Celupkan kedua tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin tersebut

21. Cuci tangan dengan air dan sabun

22. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang Konseling Pasca Pencabutan

23. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah (misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut/panggul) 24. Minta klien untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan 25. Jawab semua pertanyaan klien

26. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan risiko keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya

27. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan dalam mengembangkan perusahaan terutama yang berhubungan dengan

Gambar freehand atau menggambar tangan bebas untuk membuat skesta secara cepat dalam memvisulisasikan suatu obyek ataupun gambar – gambar teknik sering dilakukan oleh orang –

Kepala sekolah, guru, dan seluruh staf di SMK Negeri Punung Kabupaten Pacitan yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan data dan

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Pembenihan dan Pembesaran Ikna Gurame Osphronemus gouramy di Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan adalah

Dengan adanya pengaruh risiko kredit, likuiditas dan operasional terhadap kinerja LPD, maka LPD diharapkan dapat mengelola risiko-risikonya dengan baik sehingga dapat

Seperti adanya gapura, yang meski hanya menjadi bagian kecil dari sebuah bangunan masjid, tetapi tidak akan pernah lepas dari pedoman masyarakatnya dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, jumlah anak hidup, ketersediaan alat kontrasepsi, dukungan petugas

Terlihat bahwa p- value = 0,022&lt; α (0,05), ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang siginifikan antara pengetahuan bidan tentang inisiasi menyusu