• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tanggal 1 Maret 1919 ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Organisasi Pemadam Kebakaran Jakarta (Batavia). Ketika itu kantornya diberi nama Brandweer Batavia yang terletak di daerah Gambir. Kemudian, pada tanggal 31 Juli 1922 disusun ketentuan mengenai pendirian Organisasi Pemadam Kebakaran Jakarta, yaitu ketentuan “Bataviasch Brandweer Reglement”. Namun, masuk masa pemerintahan Jepang, pada tanggal 20 April 1943, ketentuannya diubah menjadi ketentuan “Osamu Seirei No.II”.

Dari periode ke periode Organisasi Pemadam Kebakaran Jakarta terus berkembang dan tepatnya pada tahun 1957 dikeluarkan Perda tentang orientasi tugas pokok Barisan Pemadam Kebakaran (BPK). Munculnya SK Gub. KDH DKI Jakarta No. ib.3/3/15/1969 memantapkan langkah BPK untuk mengubah statusnya. SK tersebut mengungkapkan tentang perubahan nomenklatur Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) menjadi Dinas Pemadam Kebakaran serta penambahan tugas pokoknya, yaitu pemadaman dan pencegaham kebakaran. Pada tahun 1975, terjadi perluasan tugas pokok dari Dinas Pemadam Kebakaran, yaitu tidak saja fokus bergerak di bidang pemadaman dan pencegahan saja, tetapi juga berperan di bidang

(2)

penyelamatan jiwa akibat bencana kebakaran dan bencana-bencana lainnya. Perubahan nomenklatur Dinas Pemadam Kebakaran menjadi Dinas Kebakaran ditandai dengan keluarnya SK Gub KDH DKI Jakarta No. BIII-b.3/1/5/1975. Ketentuan tersebut diperkuat dengan Perda No. 3 tahun 1975 tentang ketentuan penanggulangan Bahaya Kebakaran di wilayah DKI Jakarta.

Struktur organisasi merupakan salah satu hal tepenting dalam suatu perusahaan atau instansi. Oleh sebab itu, muncul Perda No. 9 tahun 1980 yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta. Di dalam perda tersebut dibahas pula perubahan penting pada Dinas Kebakaran DKI Jakarta untuk semakin dikembangkannya aspek pencegahan dan pemberdayaan masyarakat melalui keberadaan Subdinas Pencegahan, Subdinas Peran Serta Masyarakat, Pusat Latihan Kebakaran, dan Unit Laboratorium. Selain itu, pembagian wilayah pelayanan Dinas Kebakaran kemudian dibagi ke dalam 5 wilayah administratif: Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, dan Timur.

Bermula dari pembagian wilayah administrasi itu lah lahir Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini. Kini instansi tersebut memiliki markas di Jalan Pasar Jumat, Jakarta Selatan dan bertanggung jawab penuh atas penanggulangan kebakaran dan bencana wilayah Jakarta Selatan.

(3)

3.1.2 Visi dan Misi

Visi

Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan memiliki visi, yaitu menciptakan rasa aman bagi masyarakat dari bahaya kebakaran dan bencana lain.

Misi

Dalam usaha mewujudkan Visi yang telah terbentuk sebelumnya, maka Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan bergerak maju dengan mengemban Misi sebagai berikut :

• Memberikan pelayanan prima dalam Bidang Pencegahan

dan Pemadaman Kebakaran, serta Penyelamatan Jiwa pada kebakaran dan kejadian bencana.

• Meningkatkan ketahanan lingkungan bersama dengan

masyarakat.

(4)

3.2 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KEPALA DINAS

BAGIAN TATA USAHA

SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

KOTA SUKU DINAS PEMADAM

KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

KABUPATEN KEP. SERIBU

SEKSI OPERASIONAL SEKSI PENCEGAHAN & PARTISIPASI MASYARAKAT

SEKSI SEKTOR PEMADAM KEBAKARAN & PENANGGULANGAN BENCANA

KECAMATAN SEKSI PENANGGULA-NGAN BENCANA SEKSI SARANA JAKARTA SELATAN SEKSI SARANA DINAS PUSAT

(5)

3.2.1 Pembagian Tugas dan Wewenang dan Hal-Hal Lain yang

Menyangkut Perusahaan

a. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat)

Tugas dan wewenang, sebagai berikut :

•Memastikan pengembangan dan pelaksanaan

kebijakan kinerja penanggulangan kebakaran dan bencana di seluruh wilayah DKI Jakarta.

•Memastikan untuk tetap menyediakan pelayanan dan penanggulangan kebakaran dan bencana yang berkualitas tinggi.

•Memperkuat kerja sama dengan seluruh pegawai

sehingga dapat mendorong dan memotivasi mereka untuk saling bersinergi memajukan masing-masing divisi tempat mereka bekerja.

•Menjadi pihak yang berperan penting dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebutuhan dan kemajuan Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat).

•Melakukan evaluasi kerja pegawai dan instansi secara berkala.

•Menjadi penghubungan antar Suku Dinas Pemadam

Kebakaran beberapa wilayah di DKI Jakarta. b. Seksi Sarana Dinas Pusat

(6)

• Memastikan ketersediaan dan kehandalan alat-alat pemadam kebakaran Dinas Pusat maupun Suku Dinas beberapa wilayah di DKI Jakarta agar tetap berfungsi sesuai kebutuhan.

• Bertanggung jawab atas kinerja seksi sarana Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta.

c. Suku Dinas Pemadam Kebakaran & Penanggulangan Bencana Kota

Tugas dan Wewenang, sebagai berikut :

• Memastikan kedisiplinan pelaksanaan proses

pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana pada seluruh Suku Dinas yang ada di wilayah DKI Jakarta.

• Menekankan pelaksanaan TUPOKSI (Tugas Pokok

dan Fungsi) kepada seksi-seksi dari seluruh Suku Dinas yang ada di wilayah DKI Jakarta.

• Mengkoordinasikan proses penanggulangan

kebakaran.

• Pengendalian dibidang Pelayanan administrasi Kantor Pemadam Kebakaran

• Merumuskan kebijakan teknis dibidang

penanggulangan kebakaran serta dan penyelamatan terhadap bencana kebakaran, bencana alam dan bencana lain.

(7)

• Berperan serta pada masyarakat dibidang usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran, bencana alam dan bencana lain.

• Pemberian pengawasan dan pertimbangan teknis

terhadap jenis alat pemadam kebakaran yang beredar.

• Pemberian pengawasan dan bimbingan teknis terhadap

kelompok SAR masyarakat di wilayah Jakarta Selatan.

• Pelaksanaan kegiatan penelitian bahan – bahan lain yang berhubungan dengan masalah penanggulangan kebakaran di laboratorium.

• Pelaksanaan koordinasi dan bimbingan teknis terhadap instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.

• Mengevaluasi seluruh kegiatan kantor sebagai bahan pengukuran kinerja kantor.

• Suku Dinas Pemadam Kebakaran & Penanggulangan Bencana Kabupaten Kepulauan Seribu. Memastikan kedisiplinan pelaksanaan kerja pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana pada seluruh Suku Dinas yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu.

• Menekankan pelaksanaan TUPOKSI (Tugas Pokok

dan Fungsi) kepada seksi-seksi dari seluruh Suku Dinas yang ada di wilayah Kabupaten Kepualauan Seribu.

(8)

d. Bagian Tata Usaha

Tugas dan wewenang dirinci, sebagai berikut :

• Bagian Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian bidang perencanaan, umum dan kepegawaian serta keuangan kantor.

• Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Perencanaan dan pengelolaan bahan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan, umum dan kepegawaian.

b. Pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan

pelayanan teknis administrasi dilingkungan

kantor.

c. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang perencanaan, umum dan kepegawaian, serta keuangan kantor.

d. Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, tata naskah kantor, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.

e. Pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan inventarisasi barang, pemeliharaan sarana dan prasarana, perlengkapan dan aset kantor.

(9)

f. Pelaksanaan pengelolaan administrasi dan penatausahaan keuangan.

g. Pelaksanaan dan pembinaan organisasi dan

tatalaksana di lingkup kantor.

h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / lembaga lainnya terkait kegiatan kantor.

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

pelaporan kegiatan kantor.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.

k. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian tata usaha yang dalam melaksanakannya bertanggung jawab kepada Kepala Kantor.

e. Seksi Operasional

Seksi Operasional mempunyai fungsi :

• menyusun rencana kegiatan Seksi Operasional.

• menyusun kebijakan teknis di bidang operasional pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan bahaya kebakaran.

• menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan di bidang

operasional pencegahan, pengendalian , dan

penanggulangan bahaya kebakaran.

• menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja

operasional pencegahan, pengendalian , dan

(10)

• melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam upaya penanggulangan bidang pemadam kebakaran.

• melaksanakan kegiatan pemadam kebakaran dan

penyelamatan.

• melaksanakan pengawasan dan monitoring pencegahan

dan penanggulangan bahaya kebakaran di wilayah Jakarta Selatan.

• menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan

norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional sistem operasional pencegahan, pengendalian dan penanggulangan bahaya kebakaran.

• melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Operasional.

• melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

f. Seksi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Beberapa wewenang yang harus dijalankan, yaitu :

• Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian program usaha – usaha yang berhubungan dengan pencegahan dan Pemadaman kebakaran.

• Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi pencegahan dan pemadaman kebakaran mempunyai fungsi :

(11)

perumusan penyuluhan bencana kebakaran, pelatihan personil dan kemitraan penanggulangan serta pencegahan.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis data penyuluhan pencegahan kebakaran, pelatihan personil dan kemitraan penanggulangan serta pencegahan kebakaran.

c. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pencegahan bencana kebakaran, pelatihan personil, kemitraan penanggulangan serta pencegahan kebakaran. d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / lembaga

lainnya terkait penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran, pelatihan personil dan kemitraan penanggulangan serta pencegahan kebakaran. e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

melaporkan kegiatan.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

• Bagian pencegahan dan pemadaman kebakaran dipimpin oleh seorang kepala bagian yang dalam pelaksanaannya tugasnya bertanggung jawab kepada kepala kantor.

• Seksi Penyelamatan Korban mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan

(12)

koordinasi serta pengawasan dan pengendalian program operasional penyelamatan.

g. Seksi Penanggulangan Bencana

Tugas dan wewenang dirinci, sebagai berikut :

• Bertanggung jawab atas penyelamatan transportasi dan kerusakan bangunan akibat kebakaran.

• Bergerak dalam usaha penyelamatan bencana banjir di seluruh wilayah Jakarta Selatan.

• Memastikan pertolongan gawat darurat yang cepat dan tepat.

h. Seksi Sarana Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Beberapa wewenang yang harus dijalankan, yaitu :

• Memastikan ketersediaan dan kehandalan alat-alat pemadam kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan.

• Bertanggung jawab atas kinerja Seksi Sarana Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta.

i. Seksi Sektor Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan

Bencana Kecamatan

Beberapa wewenang yang harus dijalankan, yaitu:

• Memastikan kedisiplinan pelaksanaan kerja

pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana pada seluruh kecamatan yang ada di seluruh wilayah DKI Jakarta.

(13)

• Menekankan pelaksanaan TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) kepada seksi-seksi yang bekerja pada Dinas Pemadam Kebakaran tingkat kecamatan. j. Bagian Bengkel Jakarta Selatan

Beberapa fungsi yang harus dijalankan, yaitu :

• Bertanggung jawab penuh pada urusan fisik dari seluruh alat-alat pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan.

Memberikan persetujuan untuk pengadaan sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan alat.

Melakukan perawatan (service) dan perbaikan alat-alat yang mengalami kerusakan fungsi fisiknya.

k. Bagian Bengkel Dinas Pusat

Beberapa fungsi yang harus dijalankan, yaitu :

• Bertanggung jawab penuh pada urusan fisik dari seluruh alat-alat pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat).

Memberikan persetujuan untuk pengambilan sparepart

yang dibutuhkan dalam perbaikan alat dari seluruh suku dinas.

Melakukan perawatan (service) dan perbaikan alat-alat

yang mengalami kerusakan fungsi fisiknya,

khususnya untuk Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat).

(14)

3.3 Prosedur yang Sedang Berjalan

Proses penjadwalan untuk dilakukannya pemeliharaan alat-alat pemadaman api di dalam mobil pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan adalah :

1. Pegawai dari Seksi Sarana Jakarta Selatan menyusun jadwal

pemeliharaan alat-alat di dalam mobil pemadam kebakaran secara manual dengan menggunakan Microsoft Excel untuk jangka waktu sebulan.

2. Data penjadwalan disusun berdasarkan laporan kasar (tertulis) yang diberikan oleh Pekerja Bagian Bengkel Jakarta Selatan setiap akhir bulan.

3. Pekerja Bagian Bengkel Jakarta Selatan setiap minggu akan melakukan pengecekan rutin terhadap alat-alat di dalam mobil pemadam kebakaran dan mencatat keluhan driver mobil apabila terdapat kerusakan alat. 4. Laporan jadwal pemeliharaan atau service dan laporan mengenai

keluhan driver akan dibuat secara terpisah oleh Pegawai Seksi Sarana Jakarta Selatan.

5. Setelah dibuat laporan keluhan kerusakan alat, Pegawai Seksi Sarana Jakarta Selatan kemudian membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk pengadaan barang (sparepart) .

6. SPK dicetak 3 rangkap, yaitu 1 untuk Kepala Seksi Sarana Jakarta Selatan, 1 untuk Seksi Sarana Dinas Pusat, dan 1 untuk Bagian Bengkel Jakarta Selatan.

7. Laporan penjadwalan, laporan keluhan kerusakan, dan SPK akan diberikan dalam bentuk hardcopy kepada Kepala Seksi Sarana Jakarta

(15)

Selatan untuk disetujui dan kemudian diketahui oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan.

8. Untuk laporan penjadwalan, jika sudah disetujui, maka segera dilaksanakan. Namun, bila masih ada yang belum sesuai, maka akan diberikan kembali kepada Seksi Sarana Jakarta Selatan untuk segera disempurnakan.

9. Surat Perintah Kerja (SPK) yang telah diketahui dan disetujui akan segera dikirim dengan menggunanakan jasa kurir Caraka ke Seksi Sarana Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat).

10.Seksi Sarana Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat) akan memberikan instruksi kepada Bagian Bengkel Pusat untuk segera mempersiapkan barang (sparepart) yang dibutuhkan untuk perbaikan alat-alat di dalam mobil pemadam kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan.

11.Kesiapan sparepart akan diberitahukan kepada Kepala Seksi Sarana Jakarta Selatan untuk kemudian memberikan SPK ke Bagian Bengkel Jakarta Selatan untuk mengambil sparepart yang dibutuhkan ke Bagian Bengkel Pusat.

12.Bukti pengambilan sparepart (berupa SPK) akan diserahkan kembali kepada Seksi Sarana Jakarta Selatan.

13.Setelah sebulan dari proses pemeliharaan atau service, laporan persetujuan jadwal pemeliharaan diserahkan kepada Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat) sebagai laporan rutin bulanan.

(16)

3.4 Diagram Aliran Data (DFD) 3.4.1 Diagram Konteks

Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem penjadwalan

pemeliharaan alat-alat dalam mobil pemadam kebakaran

Kepala seksi saran

Persetujuan jadwal pemeliharaan Kepala dinas Persetujuan SPK Pengadaan

Kepala dinas pemadam kebakaran DKI Jakarta(pusat) Persetujuan

pengambilan barang

Seksi sarana dinas pemadam kebakaran DKI Jakarta(pusat)

SPK pengambilan barang Pegawai seksi sarana

Isian jadwal pemeliharaan Isian keluhan kerusakan SPK pengadaan barang Isian data pegawai Isian data alat-alat

Isian data Mobil

Isian bukti pengambilan

Persetujuan SPK Pengadaan

(17)

3.4.2 Diagram Level-0

(18)

3.5 User Requirements Specifications 3.5.1 Data Requirements

Pegawai

Pegawai adalah data mengenai pegawai dari seksi sarana dinas pemadam kebakaran Jakarta Selatan, yang meliputi : kode pegawai, nama pegawai, alamat, telepon, status, dan kode jabatan.

Jabatan

Jabatan merupakan data yang menjelaskan tentang posisi atau fungsi pegawai dalam suatu perusahaan, yang meliputi : kode jabatan dan nama jabatan.

User

User adalah data pengguna aplikasi website penjadwalan

pemeliharaan alat-alat di dalam mobil pemadam kebakaran, yang meliputi : username dan password.

Mobil

Mobil merupakan data kendaraan mobil, yang meliputi : kode mobil, jenis mobil, merk dan tipe, nomor polisi, tahun pembuatan, keterangan STNK ada atau tidak, keterangan pembuatan kendaraan, dan status kondisi mobil.

(19)

Alat-alat dalam mobil pemadam

Alat-alat dalam mobil pemadam adalah daftar alat-alat apa saja yang terdapat dalam mobil pemadam, yang meliputi: kode alat, jenis alat, nama alat, jumlah alat yang baik, jumlah alat yang rusak, jumlah keseluruhan alat, dan keterangan persediaan alat.

Jadwal pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan adalah jadwal di mana mobil pemadam beserta alat-alat pemadam yang ada di dalamnya akan diberikan perawatan, yang meliputi : kode servis, data mobil, data alat, data pegawai, dan data keluhan.

Keluhan kerusakan

Keluhan kerusakan adalah daftar keluhan apa saja yang dialami oleh driver mengenai alat-alat yang rusak yang terdapat di dalam mobil.

SPK Pengadaan Barang

SPK pengadaan barang adalah Surat Perintah Kerja untuk pengadaan barang yang dibuat sebagai wujud tindakan terhadap keluhan driver mengenai adanya kerusakan mobil pemadam dan alat-alat yang ada di dalamnya.

(20)

SPK Pengambilan Barang

SPK Pengambilan Barang merupakan Surat Perintah Kerja pengambilan barang yang diberikan oleh Pegawai Seksi Sarana Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pusat) kepada Bagian Bengkel Jakarta Selatan yang bertugas mengambil barang (sparepart) keperluan perawatan atau service.

Pemberitahuan

Pemberitahuan adalah pemberitahuan waktunya mobil dan alat-alat pemadam kebakaran diberikan perawatan, yang meliputi : isi pemberitahuan, jenis pemberitahuan, tanggal pemberitahuan, tanggal pemeliharaan mobil pemadam.

Bukti Pengambilan

Bukti Pengambilan adalah surat bukti pengambilan barang, yang meliputi : SPK Pengambilan dan tanggal bukti pengambilan.

3.5.2 Transaction Requirement (Data Entries, Update, Query)

1. Data Entry

a. Entry data pegawai.

b. Entry data mobil.

c. Entry data alat-alat dalam mobil.

d. Entry data keluhan kerusakan.

(21)

f. Entry data SPK pengambilan barang.

g. Entry data jadwal pemeliharaan.

h. Entry data pemberitahuan

2. Update / Deletion

a. Update jadwal pemeliharaan

b. Update and delete data mobil.

c. Update and delete alat-alat dalam mobil.

d. Update keluhan kerusakan.

e. Update SPK pengadaan barang.

f. Update SPK pengambilan barang.

g. Update Pemberitahuan.

3. Data Query

a. Select data pegawai.

b. Select data kendaraan.

c. Select alat-alat dalam mobil.

d. Select jadwal pemeliharaan.

e. Select keluhan kerusakan.

f. Select SPK pengadaan barang.

g. Select SPK pengambilan barang.

h. Select pemberitahuan.

3.5.3 General System Requirement

1. Ukuran database awal

- Jumlah pegawai dan user keseluruhan diperkirakan ada 200 - Jumlah kendaraan keseluruhan diperkirakan ada 110

(22)

- Jumlah alat-alat dalam mobil keseluruhan diperkirakan ada 50

2. Laju pertumbuhan database

Rata-rata jumlah laporan yang dibuat dalam 1 bulan berjumlah 60

3. Rata-rata jumlah tipe record yang dicari: - Pencarian pada detail pegawai. - Pencarian pada detail kendaraan.

- Pencarian pada detail alat-alat dalam mobil. - Pencarian pada detail jadwal pemeliharaan. - Pencarian pada detail SPK pengadaan barang. - Pencarian pada detail SPK pengambilan barang. - Pencarian pada detail pemberitahuan.

4. Kebutuhan akses dan jaringan

Semua pengguna aplikasi terhubung dengan jaringan internet.

5. Keamanan

- Database menggunakan perlindungan username dan password.

- Setiap pengguna aplikasi mempunyai hak akses sesuai dengan tipe user.

3.6 Permasalahan yang Dihadapi

Setelah dilakukan analisis pada sistem yang sedang berjalan, ditemukan permasalahan yang terjadi pada sistem tersebut, yaitu :

(23)

1. Pencatatan sebagian data peralatan masih dilakukan secara manual, sehingga besar kemungkinan menghasilkan data yang berulang dan kesalahan pencatatan.

2. Data keseluruhan yang ada belum terintegrasi dengan baik karena data peralatan, antara yang satu dengan lainnya, masih disimpan pada beberapa file terpisah dan bersifat independent.

3. Penjadwalan pemeliharaan alat-alat di dalam mobil pemadam masih dilakukan secara mengira-ngira dan acak sehingga mudah terjadi disfungsi alat ketika alat tersebut dibutuhkan.

4. Penggunaan sistem lama sering terjadi pemborosan kertas karena setiap data peralatan yang dibutuhkan harus dilakukan pencetakan (hardcopy) atau perpindahan data peralatan tidak berjalan dengan berbasiskan web.

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah

1. Merancang dan membuat suatu database pengaturan jadwal

pemeliharaan alat-alat di dalam mobil pemadam kebakaran agar data

dapat terintegrasi dan tertata dengan rapi, sehingga dapat

menghilangkan data yang berulang.

2. Membuat suatu aplikasi pengaturan jadwal pemeliharaan alat-alat dalam mobil pemadam kebakaran berbasis web yang dapat mempermudah pegawai di bidang sarana untuk melihat jadwal pemeliharaannya dengan tepat dan tidak dengan mengira-ngira.

Gambar

Gambar 3.1  Struktur Organisasi  KEPALA DINAS
Gambar 3.2 Diagram Konteks
Gambar 3.3 Diagram Level-0

Referensi

Dokumen terkait

Petugas membukukan uang pan-jar biaya Peninjauan Kembali yang tercantum dalam SKUM pada Buku Jurnal Keuangan Per- mohonan Proses Proses Buku Induk Keuangan Perkara, Buku

Hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan bahwa locus of control mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja IKM dengan budaya kaizen

Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu. Anggaran pendapatan dapat disusun berdasarkan jenis produk,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang dilaksanakan adalah proses dalam

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kepadatan rotifera yang diberikan sebagai pakan berpengaruh nyata terhadap laju pemangsaan dan sintasan larva kepiting bakau..

Pada tahap pertama (2010) survey dilakukan terhadap 20 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Yogyakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, interview, dan

Data yang dipresentasikan pada Tabel 3 menunjukkan presisi dan akurasi yang secara statistik kurang memuaskan, diduga karena pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik,