LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3 DI MTs. AL-Ma’Ariaf 1 Kabupaten Sorong
SEMESTER GANJIL 2019/2020
Ditujukan untuk melengkapi persyaratan Pelaksanaan Program Magang 3
Oleh Arif Sikumbang NIM 12320717013011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan program magang 3 oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong di MTs. Al – Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong tahun Akademik 2019/2020 dinyatakan diterima dan disahkan.
Yang melaksanakan program magang ini adalah : Nama : Arif Sikumbang
NIM : 12320717013011
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Disahkan
.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim,
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah- Nya yang sampai saat ini masih dirasakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Magang 3 Program Studi Pandidikan Bahasa Indonesia yang telah diselesaikan di Mts. Al – Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong, pada tanggal 07 November 2019.
Sebagai mana kita ketahui bahwa penyusunan laporan ini sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Magang 3, Tersusunnya laporan ini berkat usaha yang maksimal penulis dan bantuan berbagai pihak yang membantu baik berupa dorongan, semangat maupun matiril. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan pengharapan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Rustamaji, M. Si. Selaku Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah ( UNIMUDA ) Sororng.
2. Nursalim, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Jaharuddin, M.Pd. Selaku Ka. Tim UPT Magang dan KPM.
4. Teguh Yuliandri Putra, M.Pd., selaku Kaprodi Pend. Basaha Indonesia.
5. Siti Fatihaturrahma Al – Jumroh, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Magang 3.
6. Siti Syamsiah, S. Pd. selaku Kepala Sekolah Madrasa Stanawiyah Al – Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong.
7. Uzie Wulandari, S.PdSelaku Guru Pamong di sekolah MTs. Al – Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Semoga bantuan yang diberikan dapat menjadi amal sholeh yang senan tiasa mendapatkan ridho dari Allah SWT dan diberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Untuk itu semoga laporang magang 3 kelak bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya pembaca.
Sorong, 07 November 2019
Penulis,
iii DAFTAR ISI
Halaman Judul …...………..…….……….…….. i
Halaman Pengesahan …..……….……….…….… ii
Kata Pengantar ………....…………....……….………. iii
Daftar isi ……….…………..……….………... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ………....………. 1 B. Tujuan ………..……… 1 C. Manfaat ……… 2 BAB II HASIL A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 3 ………...………….. 3
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Magang 3 ……….…....………..3
C. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran ………..……….. 4
D. Deskripsi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ……….……….. 5
E. Deskripsi Kegiatan Proses Pembelajaran ……….……… 7
1. Kegiatan Pendahuluan ……….………… 7
2. Kegiatan Inti ………...….. 7
3. Kegiatan Penutup ……….……….7
F. Deskripsi Kregiatan Diluar Proses Pembelajaran ………...……….7
G. Faktor pendukung Program Magang 3 ……… 8
H. Factor penghambat Program magang 3 ……….……….. 8
BAB III PENUTUP A. Simpulan ……….. 9
B. Saran ……… 9 Lampiran :
A. Lembar Pemberian Tugas
B. Lembar Laporan Kegiatan Harian C. Lembar Daftar Hadir Mahasiswa D. Lembar Kartu Bimbingan
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran F. Foto/Dokumentasi yang Relevan
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) memiliki posisi yang penting dan strategis untuk menghasilkan sumber daya manusia dibidang pendidikan dan keguruan yang berkualitas, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, mampu membelajarakna direi, memiliki wawasan yang luas, memiliki disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan profesional yang siap mengapdiuntuk bangasa dan negara. Itulah sebabnya, FKIP Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) sorong selalu berusaha untuk dapat menghasilkan lulusan yang terbaik sebagai bentuk angkutabilitas FKIP UNIMUDA Sorong atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat.
Sebagai lembaga penyelenggara tenaga kependidikan (LPTK) FKIP UNIMUDA Sorong bertujuan untuk mempersiapkan calon guru yang memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi. FKIP memiliki 10 Program Studi salah satunya Pendidikan Bahasa Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi profesional, pedagogic, kepribadian, dan social sesuai dengan bidang studi dan keilmuan yang terkait. Dalam rangka menyiapkan calon guru yang memiliki kompetensi tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan, antara lain: peningkatan kompetensi guru, pengembangan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan menyediakan sarana belajar.
Salah satu upaya dalam program pengembangan tersebut dilakukan melalui program magang kesekolah mitra. Program magang dilakukan dengan tujuan, membangun landasan jati diri pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan yang berkaitan dengan kopetensi akademik program Studi, dan merasakan langsung proses pembelajaran. Program magang kesekolah perlu diapresiasi oleh semua pihak, agar upaya untuk mendidik calon guru dapat dicapai secara optimal.
B. Tujuan
Secara umum, program magang bertujuan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Adapun tujuan khususnya adalah agar peserta merasakan langsung proses pembelajaran dan memantapkan jati diri pendidik dengan menjadi asisten guru. Magang 3 dilakukan
2
meleui kegiatan berikut: a. mengajar dengan bimbingan guru Pamong magang (GPM) dan Dosen Pamong Magang (DPM); dan b. melakukan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstra kulikuler.
C. Manfaat
Program Magang diharapkan bermanfaat bagi peserta dan sekolah, yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Peserta
a. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dengan kondisi nyata di sekolah.
c. Meningkatkan penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
d. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah.
2. Bagi Sekolah
a. Memperoleh kesempatan untuk ikut dalam memyiapkan cal;on guru yang prefosional.
b. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan mengembagan sekolah.
3 BAB II PENDAHULUAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 3
Tempat dan waktu pelaksanaan magang 3, akan dijabarkan sebagai berikut:
No. Tempat Tanggal Keterangan waktu
1. MTs. Al - Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong. 05 Septenber 2019 Penyerahan mahasiswa Program Magang 3. 10.00 Wit. 2. MTs. Al - Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong. 06 September 2019 s/d 02 November 2019 Pelaksanann proses belajar Mengajar oleh mahasiswa Program Magang 3 sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh pihak sekolah tempat diturunkan. 07.15 Wit – 13.45 Wit 3. MTs. Al - Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong. 04 November 2019 Penarikan kembali mahasiswa Program Magang 3 oleh UPT UNIMUDA
SORONG dari sekolah tempat penerjunan.
09.00 Wit.
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Magang 3
Program kegiatan Magang 3 dilaksanakan dengan tujuan untuk memantapkan kompetensi akademik kependidikan yang ada kaitannya degan kompetensi akademik program Studi, dengan cara sebagai berikut:
1) Pembekalan peserta magang 3.
Sebelum pelaksanaan program magang, terlebih dahulu dilakukan pembekalan terhadap mahasiswaMagag selama 2 hari, dengan tujuan menyiapkan mahasiswa mengikuti mprogram magang sehingga mahasiswa dapat memahami tujuan, persyaratan, prosedur, pelaksanaan dan ruang lingkup magang 3.
2) Pelaksanaan Program Magang 3.
Bentuk kegietan berupa Program Magang III Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong.
4
Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu diadakan pembekalan, dengan tujuan mahasiswa dapat memahami tujuan, syarat,xprosedur pelaksanaan dan ruang lingkup magang 3.
C. Deskrpsi Observasi Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Program Magang 3 sangat berbeda dari Program Magang 1 dan 2, padsa Program Magang 3 kali ini di MTs. AL-Ma’Arif 1 Kabupaten Sorong tentu saja mempunyai ciri khas tersendiri dari sekolah tersebut baik itu lingkungan, murid, dan budaya serta kebiasaan dari sekolah tersebut. Aktifitas proses pembelajaran di sekolah dimulai pada pukul 07.15 Wit pagi yang di awali dengan melakukan sholat dhuha berjamaah dan mengaji bersama dengan seluruh murid beserta guru-guru yang ada disana dan dilakukan di Masjid Sekolah tersebut,setelah sholat dhuha selesai langsung dilanjutkan dengan istigosah bersama-sama.
Lingkungan sekolah disana pun jelas berbeda dengan lingkungan sekolah sebelumnya, hal inidapat dilihat daro program Sekolah Tampa Pelastik yang sedang dijalankan di Mts. Al-Ma’Arif 1 kabupaten sorong dengan cara berupaya untuk menerapkan budaya “Anti Plastik” atau mengurangi segala sesuatu yang berbahan dari plastic kepada peserta didiknya,misalnya saja murid-murid disana di anjurkan untuk membawa bekal masing-masing dari rumah,membawa air minum pakai tempat air minum mereka sendiri dari rumah,dan di sekolah ini, tidak dianjurkan untuk membeli minuman yang berbahan plastik. Ketika mereka haus dan ingin minum, sekolah sudah menyiapkan dispenser yang di mana ketika mereka ingin minum,mereka tinggal datang ke Ruang guru dan mengambil air minum disana.
Jam istirahat disana pada pukul 10.10 Wit, ketika bel berbunyi semua siswa keluar dari kelasnya masing-masing menuju kantin dan bel masuk pada puku 11.20 Wit dan langsung di lanjutkan dengan jam mata pelajaran selanjutnya.
Ketika pukul 12 lewat 10 menit,bel berbunyi dan menandakan mereka akan memasuki waktu solat dhuhur, ketika bel berbunyi mereka di arahkan untuk segera mengambil air wudhu,dan bersiap untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah bersama dengan guru-guru dan teman-teman disana dan setelah sholat dhuhur,mereka lanjut nama-nama Asmaul husna bersama-sama.
Proses kegiatan belajar disana sama seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya. Meskipun kadang ada siswa yang ketika proses pelajaran sedang berlangsung mereka selalu meminta izin pergi ke WC dengan izin guurnya,siswa pergi dan bahkan ada yang tidak kembali dan ternyata mereka membolos ke kantin hingga jam pelajaran itu selesai baru mereka kembali ke kelas. Ada juga siswa yang dengan
5
sengaja tidur ketika guru sedang menjelaskan mata pelajaran/materi yang terkait, jika soal tugas/PR mereka ada yang mengerjakan tapi ada juga yang dengan sengaja tidak mengerjakan tugas rumah tersebut.
Murid murid disana mempunyai macam-macam karakter, seperti siswa pada sekolah umumnya ada yang nakal , baik, bandel, keras kepala, dan masih banyak lagi yang lainnya. Masing- masing mempunyai sifat yang berbeda-beda, tapi jika soal rutinitas Sholat dan mengaji telah menjadi kebiasaan mereka disekolah, semua ikut serta dalam rutinitas tersebut. Tidak semua siswa di Mts. Al-Ma’Arif 1 yang telah sampai Al-Qur’an masih banya dari siswa-siwi tersebut yang masi belajar mengaji di Iqro namun siswa tersebut tak pernah malu untuk minta di ajarkan membaca Iqro bagi yang belum dapat membaca Al-Qur’an, dan kami yang magang disana juga ikut andil dalam mengajarkan mereka mengaji bagi yang belum Al-Qur’an, jelas ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi kami karena ini pertama kalinya kami mendapatkan sekolah dengan budaya yang seperti ini, masih kental ajaran Agama yang memang nyata disana, mulai dari sholat berjamaah, istigosah bersama, dan belajar mengaji bersama tentu ini merupakan pengalaman yang berkesan bagi kami yang magang disana.
D. Deskripsi Rancangan pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Kami yang magang disana juga sebelum masuk mengajar,kami selalu menyiapkan alat tempur kami,dan Konsultasikan RPP yang kami buat ini ke Guru pamong/Guru mata pelajaran disana. Selain itu,RPP juga mempunyai tujuan,diantaranya sebagai berukut :
6
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).
Selain itu,kita juga harus memperhatikan unsure-unsur dalam penyusunan yang ada di dalam RPP,seperti:
- mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus.
- menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari.
- menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung.
- penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar, 2011: 265) .
Adapun langkah-langkah dalam menyusun RPP seperti:
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran; tema; kelas/semester, alokasi waktu.
2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7
7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD atau indikator yang telah ditetapkan.
9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
E. Deskripsi Kegiatan Proses Pembelajaran 1) Kegiatan Pendahuluan
Sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya,sebelum kegiatan belajar di mulai, akan di awali dengan berdoa terlebih dahulu bersama-sama dengan guru dan semua siswa.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti adalah sudah masuk pada materi dan kegiatan pembelajaran. Masing-masing pelajaran berdurasi sekitar 30-40 menit,lalu Guru akan menjelaskan materi yang akan di pelajari pada hari ini,kemudian membahas bersama dengan siswa dan tidak lupa menanyakanapakah sudah paham tentang materi sebelumnya yang sudah di pelajari dan mengecek apakah siswa mengerjakan tugas yang di beri atau tidak. Dari tugas itulah Guru akan tau sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang di ajarkan,dan guru juga bisa menilai siapa saja yang memperhatikan ketika di jelaskan,dan siapa saja yang tidak memperhatikan. Dari tugas itulah Guru bisa mengambil nilai berupa nilai tugas untuk siswa itu sendiri dan masuk kedalam penilaian. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung,dan ketika bel berbunyi itu menandakan pergantian mata pelajaran selanjutnya hingga pada jam terakhir.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup biasanya di akhiri dengan doa dan salam kepada Guru,guru menanyakan apakah ada yang ingin bertanya seputar materi atau tidak, dan merefresh ulang pengetahuan murid tentang materi yang tadi di jelaskan dan pelajari tak lupa terkadang guru memberi tugas rumah/PR kepada siswa untuk di kumpulan ketika ada mata pelajaran tersebut.
F. Deskripsi Kegiatan di Luar Proses Pembelajaran
Kegiatan diluar proses pembelajaran, Guru meminta bantuan kepada kami yang magang disana untuk melatih siswa-siswi jika mereka misalnya ada kegiatan seperti
8
melatih upacara bendera, upacar di hari-hari besar dan penting lainnya, membantu melatih paduan suara, menari saman, dan Drum Band sebagi nilai tambah ekskul siswa di sekolah dan juga segala acara dan kegiatan yang ada di sekolah di luar pembelajaran seperti Pengajian rutin bulanan,Bazar sekolah, dan hari Ulang tahun sekolah.
Magang kami disana kali ini bertepatan dengan padatnya kegiatan sekolah misalnya saja kegiatan kemah yang berlangsung di sekolah,dan kami yang magang disana di wajibkan ikut serta dalam kegiatan tersebut,ada juga kegiatan dalam rangka memperingati hari santri,dan
terkadang juga kami disana di mintai bantuan oleh guru-guru untuk mengawas kelas yang gurunya berhalangan untuk hadir/jam kosong(bukan mengisi pelajaran,hanya mengawasi mereka).
Magang kami disana betul-betul padat dengan kegiatan sekolah dan kami yang magang disana di wajibkan untuk ikut serta dalam kegiatan apapun yang ada di sekolah.
G. Faktor Pendukung Program Magang 3
Faktor pendukung terlaksananya kegiatan Magang 3 adalah:
1. Adanya dukungan dari ketua Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong. 2. Adanya Bimbingan dari kepala sekolah,Guru Pamong,dan Dosen pembimbing
Lapangan serta guru-guru yang ikut memotivasi agar pelaksanaan program magang 3 dapat berjalan dengan lancar.
3. Kerja sama dan kekompakan antar anggota kelompok baik saat melaksanakan kegiatan magang di kelas, di sekolah maupun saat pembuatan laporan dan RPP. 4. Peserta didik MTs AL-Ma’Arif 1 kabupaten Sorong.
H. Faktor Penghambat Program magang 3
Kurangnya komunikasi dengan baik antara Mahasiswa dan Guru disana.
Dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan bermain dalam kelas.
9 BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Magang 3 kali ini sangatlah berbeda dan mempunyai kesan tersendiri bagi saya. yang mana Magang 3 kali ini saya dapat di sekolah yang luar biasa ,banyak murid dan banyak pula watak,sikap,dan sifat yang mereka punya, dan sekolah ini juga mereka menerapkan program anti plastic,walaupun belum sepenuhnya berjalan program mereka ini,tetapi mereka berupaya keras untuk menjalankan program tersebut di mulai dari semua siswa-siswi disana membawa perlengkapan makan dan minum mereka sendiri dari rumah dan untuk di gunakan di sekolah.
Magang 3 kali ini juga membuat saya lebih mengerti dan lebih paham seperti apa rasanya menjadi seorang guru,biarpun dalam waktu yang singkat. Magang 3 kali ini membuat saya lebih paham ketika kita ingin membuat RPP yang akan kita
gunakan sebagai alat tempur kita sebelum mengajar. Magang 3 kali memberikan pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah terlupakan ,dan menambah ilmu baru yang kelak akan berguna bagi kita kedepannya nanti.
B. Saran
Untuk kedepannya,semoga pihak sekolah lebih memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar sekolah terutama dalam hal terkait Sampah. Alangkah baiknya jika sekolah mempunyai tempat tersendiri untuk TPA(Tempat Pembuangan Akhir) jadi tempat sampah tidak berada persis di depan kelas dan di dekat lapangan yang biasanya di gunakan untuk upacara ataupun olah raga. Selama kami Magang disana,kami memperhatikan jika sekolah ada dasarnya masih belum bisa mengatasi permasalahan terkait Sampah yang ada di sekolah. Dan harapan kami kedepannya,semoga sekolah segera mempunya TPA dan tempat sampah tidak lagi ada di depan kelas/sekitar lapangan yang akan merusak pemandangan indah dari sekolah tersebut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : MTs. Al-Ma’arif 1 Kabupaten Sorong Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VIII ( Delapan ) / 1 ( Satu ) Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : (45x2) 90 Menit
KKM : 70,05
PKK : Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab dan Peduli A. Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dam alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomrna dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengelolah dan menyaji dalam ranah kongret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengganbar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kopetensi Dasar dan Indikator
Kopetensi Dasar Indikator
3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun Teks Puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
3.7.1 Memahami pengertian puisi. 3.7.2 Memahami unsur-unsur
pembentuk teks puisi.
3.7.3 Mampu mendiskudikan isi teks puisi.
3.7.4 Mampu menyimpulkan isi tek puisi. 3.7.5 Mampu menyajikan gagasan,
perasaan, pendapat dalam bentuk puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi dengan menarik.
Pertemuan I ( Hari 1 ) C. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mendengar teks puisi, siswa mampu : 1. Memahami pengertian dan unsur – unsur teks puisi.
2. Menjelaskaan unsur – unsur pembangun dan jenis-jenis dalam teks puisi . 3. Mendiskusikan unsur-unsur pembengun dan jenis-jenis dalam teks puisi. D. Materi Pembelajaran
Teks puisi
Menyimpulkan Isi Puisi Pengertian Puisi
Puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantic serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan lirik dan baitnya.
Selain dalam bentuk prosa (eksposisi), gagasan dapat diungkapkan dalam
bentuk puisi. Bahkan, gagasan yang puitis itulah yang sering kamu simak sehari-hari misalnya melalui lagu-lagu. Syair-syair lagu memang banyak yang berupa puisi. Isinya padat makna dan disusun dengan nada-nada yang indah.
Dengan demikian, berpuisi bukan hal yang asing lagi bagi kamu. Suasana
hati menjadi indah dengan mendengar dan membaca sesuatu yang dipuisikan, bukan? Apalagi kalau kita sendiri yang mengekspresikannya. Semakin senang karena banyak orang yang suka. Itulah yang namanya berkah dari berpuisi.
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Mengartikan puisi dan merinci unsur-unsurnya dari kegiatan membaca dan mendengarkan. 1. Pengertian Puisi
Perhatikan teks berikut!
Hujan Bulan Juni oleh Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Teks tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.
Jika hendak mengagungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakan pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili dan memancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.
Perhatikan pula cuplikan teks berikut! Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang memecah berderai Ke ribaan pasir rindu berpaut.
Cuplikan tersebut diambil dari puisi "Laut" karya Amal Hamzah. Jika dibaca, cuplikan puisi itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu rasakan apabila kamu
berdiri ditepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai, bukan? Pasir-pasir di tepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasirpasirnya tampak seperti berpegangan untuk kembali ke laut. Perhatikan contoh lainnya!
Hanyut aku Tuhanku Dalam lautan kasih-Mu Tuhan, bawalah aku Meninggi ke langit ruhani.
Larik-larik itu diambil dari puisi yang berjudul ”Tuhan” karya Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya itu diungkapkan kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani. Kata-kata itu menunjukkan dalamnya cinta penyair kepada Tuhan.
Secara berkelompok, jelaskanlah isi atau maksud puisi ”Hujan Bulan Juni” secara lebih rinci. Presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan teman-temanmu untuk mereka tanggapi.
Gambaran Rinci Isi Pusis
Kata –kata Pendukung dalam puisi
Tanggapan Kelompok Lain
2. Unsur-unsur Puisi
Perhatikan kembali teks pusi ”Hujan Bulan Juni”. Sebagaimana teks lainnya, teks memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
Suatu puisi dibentuk struktur batin dan struktur fisik yang ada didalamnya sehingga menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah:
Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakekat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal, seperti:
Tema/Makna (Sense) ini adalah unsure utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
Rasa (Feeling) ini adalah sikap sang penyair terhadap satu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas Sosial, Jenis kelamin, pengalaman social, dan lain-lain.
Nada (Tone) merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens. Tujuan (Intention) tujuan, maksud, amanah adalah suatu pesan yang
ingin disampaikan oleh penyair kepada audiensnya.
Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian oleh sang penyair kepada audiensnya.
Perwajahan Puisi ( Tipografi) bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sanganat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.
Imaji adalah susunankata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.
Kata Konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indra manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumn ya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
Gaya Bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figurative sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini juga disebut dengan majas (metafora, ironi, repitisi, pleonasme, dan lain-lain).
Rima/Irama adalah adanya perasaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik diawal, tengah, maupun diakhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu:
Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
Bentuk interen pola bunyi, yaitu literasi, asonasi, persamaan akhir, perasaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
a. Majas dan Irama
Berbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain yang telah kamu pelajari puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan mengutamakan irama.
1) Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk
menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
2) Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
Perhatikan, misalnya, puisi ”Hujan Bulan Juni”. a) Terdapat dua majas yang dominan dalam puisi itu.
(1) Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh manusia.
(2) Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah tak ada yang Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan
dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang ditujukan pada ”Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif. b. Penggunaan Kata-kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
Perhatikan kembali puisi ”Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut.
Kata Makna
Dasar Tambahan
2. Rintik 3. Pohon berbunga 4. Jejak-jejak kaki 5. Jalan 6. Diserap 7. Akar
Titik percik air
Pohon yang memiliki bunga Tapak
Tempat untuk melintas Masuk ke dalam liang kecil Bagian terbawah dari pohon
Sesuatu yang kecil, tetapi banyak
Kehidupan yang baik, yang menjanjikan Pengalaman hidup Alur kehidupan Dimanfaatkan Awal kehidupan
Kata-kata dalam puisi memang banyak menggunakan kata-kata yang makna konotatif. Kata-kata itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.
Perhatikan puisi ”Gadis Peminta-Minta” berikut!
Gadis Peminta-Minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa.
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayang riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hapal Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku.
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Buah di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda (Toto Sudarto Bachtiar)
Kata-kata gadis kecil berkaleng kecil dapat dimaknai seorang perempuan yang masih anak-anak yang mengalami kesengsaraan. Kotaku jadi hilang, tanpa jiwa bermakna keadaan di suatu tempat yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya, warganya tidak lagi peduli pada kehidupan orang lain.
Dari penerjemahan makna lain di balik keseluruhan kata-katanya, kamu akan sampai pada maksud sebenarnya dari puisi tersebut. Hanya saja
pemaknaan itu bisa saja berbeda-beda di antara orang yang satu dengan orang lainnya. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
1) Tingkat pemahaman terhadap setiap kata yang ada dalam puisi itu. Semakin banyak kata yang mudah dipahami, mudah pula dalam memaknainya.
2) Tingkat pengenalan atau pergaulan seseorang dengan puisi. Seseorang yang sering membaca atau bahkan menulis puisi, mudah pula bagi orang itu dalam mengenali watak puisi termasuk isi yang dikandungnya.
3) Pengalaman pribadi. Seseorang yang pernah merasakan ganasnya kehidupan kota, akan lebih mudah dalam memaknai puisi itu daripada orang yang sama sekali belum pernah mengalami atau menyaksikan keadaan itu. Selain itu, faktor penguasaan terhadap teori sastra sangat berpengaruh
dalam memaknai suatu puisi. Misalnya, penguasaanmu tentang macam-macam pengimajinasian yang mungkin terkandung dalam sebuah puisi. Dengan demikian, lebih mudah bagimu dalam memahami maksud puisi itu. c. Kata-kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Rantai bermakna perlunya ‘persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia’, padi kapas perlambang ‘kesejahteraan dan kemakmuran’, tunas kelapa berarti ‘anggota Pramuka yang diharapkan menjadi generasi yang serba guna bagi agama, nusa, dan bangsa’.
Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. Hal itu seperti yang tampak dalam puisi ”Hujan Bulan Juni”. Lambang-lambang yang dimaksud, antara lain, dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambang bagi ’kebaikan’ ataupun ’kesuburan’. Sementara itu, bunga bermakna ’keindahan’.
d. Pengimajinasian dalam Puisi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
Dengan kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
Sebagai contoh, perhatikanlah mantra berikut! Hai, si gempar alam
Gegap gempita
Jarum besi akan rumahku Jarum tembaga akan rumahku Ular bisa akan janggutku Buaya akan tongkat mulutku Harimau menderam dipengriku Gajah mendering bunyi suaraku Suaraku seperti bunyi halilintar Bibir terkatup, gigi terkunci
Jikalau bergerak bumi dengan langit Bergeraklah hati engkau
Hendak marah atau hendak membinasakan aku (Wilkinson, 1907: 42—43)
Sebagai salah satu bentuk puisi klasik, mantra pun menggunakan pengimajian.
Hal tersebut tampak pada kata-kata berikut.
1. gegap gempita 2. jarum besi menderam jarum tembaga mendering bibir terkatup bunyi halilintar bibir terkunci bergerak bumi bergeraklah hati
hendak marah.
Dari kata-kata yang digunakannya tampaklah bahwa mantra itu
menggunakan imajinasi auditif dan imajinasi visual. Dengan kata-kata itu kita bisa membayangkan benda-benda yang digambarkan itu.
Perhatikan pula puisi berikut!
Doa
Kepada pemeluk teguh… Tuhanku… Dalam termanggu Akumasih menyebut namamu…
Biar susah sunggu… Mengingat kau penuh seluruh…
Cahya-mu panas suci… Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi…
Tuhanku…
Aku hilang bentuk,,remuk Tuhanku…
Aku mengembara dinegeri asing Tuhanku…
dipintuMu aku mengetik aku tidak bisa berpaling…
(Chairil Anwar)
Dalam puisi itu kita mendapati kata-kata berikut.
1. Senja samar, masa purnama meningkat naik, ke bawah kursimu, terang, bagai bintang memasang lilinnya, kalbuku terbuka, bagai sedap malam menyirak kelopak, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar; kata-kata tersebut membangkitkan imajinasi melalui penglihatan.
2. Sepoi, panas payah terik, menghembus lemah, menyejuk badan; kata-kata tersebut membangkitkan imajinasi melalui perabaan.
3. Gelakku rayu; membangkitkan imajinasi melalui pendengaran.
4. Dengan kata-kata itu, penyair bermaksud menggambarkan keadaan dirinya. 5. ketika sedang berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. Ia
menggambarkan.
6. dirinya lemah. Namun, ia pun merasakan suasana tenteram. Melalui kata-kata.
7. itu pula penyair menunjukkan keinginan agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya.
8. Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya,
E. Metode Pembelajaran
Sainstifik ( Pendekatan ) dan Diskusi. F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
White Board
Audio 2. Bahan
Bahasa Indonesia untuk kelas VIII Kementrian dan Kebudayaan ( Edisi revisi ) Jakarta,Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 2017.
Leptop dan Spiker. 3. Sumber Pembelajaran
Buku pegangan siswa G. Kegiatan Pembelajaran
No. KD
Kompetensi Dasar
Penugasan Sumber Alokasi
3.7 Mengidentifikas i unsur-unsur pembangu n teks puisi yang diperdeng arkan atau dibaca.
Tes lisan dan Tertulis.
Bahasa Insonesia untuk kelas VIII Kementyrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Edisi Revisi) Jakarta, kemenrtian
Pendidikan dan kebudayaan , 2017
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Proses Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode Pendahuluan guru mengucapkan salam kepada siswa
sebelum proses pembelajaran dimulai.
Guru menkondisikan siswa untuk menyiapkan kelas sebelum proses pembelajaran dimulai.
Guru menenyakan siswa yang tidak hadir.
Guru menjelaskan secara umum materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnnya.
Guru menjelaskan materi teks puisi secara umum. 10 Menit. Sainstifik (Pendekata n). Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan secara umum tentang unsur-unsur dan jenis-jenis pembentuk puisi.
Siswa mendengarkan puisi yang diputar melalui audio spiker didepan kelas.
Mengamati:
Siswa dapat mencermati uraian tentang pengertian puisi. Siswa dapat mencermati
penjelasan tentang unsur-unsur pembentuk puisi.
Mengapresiasi:
Guru mengajak siswa untuk merespon balik dengan bertannya kepada guru terkait materu yang sedang diajarkan.
20 Menit. Sainstifik ( Pendekatan ) dan Diskusi. Elaborasi
Siswa secara berkelompok
Konfirmasi
Siswa secara individu mewakili kelompoknya menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka terkait pembuatan puisi.
Guru meluruska presepsi dan memberikan penguatan terhadap hasil puisi yang dikemukakan dalam diskusi.
30 Menit.
20 Menit.
Penutup Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Siswa menerima tugas untuk mencoba menulis puisi sesuai dengan syarat-syarat puisi.
Guru memberikan pesan moral terhadap siswa.
Suru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
Guru dan siswa mengahiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama.
10 Menit.
Religius
I. Penilaian
Petunjuk Perskoran:
Skor menggunakan skala 1 sampai dengan 5 Perhitungan skor ahir menggunakan rumus Skor yang diperoleh x 10 = Skor Ahir Skor maksimal
No. Aspek Deskripsi Skala
1. Diksi Apakah siswa dapat menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat? 10 - 100
2. Struktur Apakah siswa dapat menulis puisi sesuai dengan
syarat-syarat puisi? 10 - 50
3. Spiritual Apakah siswa mendapatkan nilai-nilai agama yang
terkandung dalam puisi? 10 - 50
4. Sosial Apakah siswa mendapatkan nilai-nilai dari puisi
yang berhubungan dengan dilingkungan sekolah? 10 - 100 5. Pegetahuan Apakah siswa mendapatkan nilai lebih mengenai
materi teks puisi? 10 - 50
6. Keterampilan Apakah siswa mendapatkan nilai lebih dalam
keterampilan pembuatan puisi? 10 - 100
Pertemuan II ( Hari 2 ) A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mendengar teks puisi, siswa mampu : 1. Memahami kesimpulan dari isi puisi.
2. Menjelaskaan jenis-jenis dalam teks puisi . 3. Mendiskusikan jenis-jenis dalam teks puisi. B. Materi Pembelajaran
Menyimpulkan Isi Puisi
Bacalah puisi berikut dengan baik.
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Dengan mengenali unsur-unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara mendalam. Pengenalan unsur-unsur fisik, seperti majas, kata-kata konotatif, perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui tema dan amanatnya. Kamu juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap pembaca.
Dengan langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi ”Senja di Pelabuhan Kecil” sebagai berikut.
Bait I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal, dan perahu yang tiada bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di
pelabuhan itu membisu.
Bait II: menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), dan ada kelapak elang
yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan desir hari lari berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika laut kehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
Bait III: menggambarkan pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya sendiri dan tidak lagi kepada benda-benda di alam: pantai dan benda-benda sekeliling pantai. Dia merasa aku sendiri. Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung "sekalian selamat jalan". Jadi, setelah penyair mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan kedukaannya, penyair merasakan dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap. Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedusedan tangisnya dapat dirasakan.
Kegiatan 4.3
A. Jelaskanlah secara rinci isi puisi "Surat dari Ibu" bersama kelompokmu! Bait Penjelasan Isi Kata-Kata Petunjuk Dalam
Puisi I II III IV kesimpulan
Surat dari Ibu
Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri dan nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku! Kembali pulang, anakku sayang kembali ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi Kita akan bercerita
"Tentang tinta dan hidupmu pagi hari." (Asrul Sani, 1948)
B. 1. Secara bergiliran, presentasikanlah pendapat kelompokmu di depan teman-teman dari kelompok lain.
2. Mintalah tanggapan mereka atas presentasi kelompokmu itu berdasarkan aspek kesesuaian, kejelasan, dan kelengkapannya.
Aspek Yang
Ditanggapi Isi Tanggapan
Jenis-jenis Puisi
Pada halaman sebelumnya kamu telah mendalami beberapa isi puisi, bukan? Dengan mendalami isinya, kamu dapat mengetahui pula bahwa puisi itu ternyata bermacam-macam. Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, memang puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
a. Puisi Naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra juga banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah petualangan dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahir seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.
b. Puisi Lirik.
Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, dan serenada.
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya "Elegi Jakarta" karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta. Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya "Serenada Hitam", "Serenada Biru", "Serenada Merah Jambu", "Serenada Ungu", "Serenada Kelabu", dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu
keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. "Teratai" (karya Sanusi Pane), "Diponegoro" (karya Chairil Anwar), dan "Ode buat Proklamator" (karya Leo Agusta) merupakan contoh ode yang bagus.
Perhatikan contoh berikut!
Ode buat Proklamator
Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkannya sebuah negeri; dalam lumpur dan lumut, dengan api menyapu kelam menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi; yang senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi; menguak kabut mendung, menerjang benteng demi benteng
membalikkan arah topan, menjelmakan impian demi impian Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu! Mereka memancang tiang bendera, merobah nama pada peta, berjaga membacakan sejarah, mengganti bahasa pada buku. Lalu dia meniup terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma
Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya; meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan
Perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan, di sawah terbuka yang sakti
Kata berpasir di bibir pantai hitam
dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap di laut bisu derap suara yang gempita cuma bertahan atau menerkam
Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali bersama gemuruh cinta yang membangunkan sejuta rajawali Tak mengelak dalam bercumbu, biar di ranjang bara membatu Tak berdalih pada kekasih, biar berbisa perih di rabu
Bagi negeriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda (1979)
Dalam puisi " Ode buat Proklamator" diungkapkan rasa kagum penyair kepada sang proklamator. Ungkapan-ungkapan itu sangat mengena. Kerinduan penyair untuk mendengarkan bara semangat yang biasa diungkapkan melalui pidato-pidato yang berapi-api, dapat kamu hayati pada larik-larik terakhirnya.
c. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial. 1) Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. 2) Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal. Kegiatan 4.4
1. Berdasarkan cara pengungkapannya, termasuk ke dalam jenis apakah puisipuisi di bawah ini?
2. Sajikanlah pendapat-pendapatmu itu ke dalam format laporan seperti berikut. Buatlah laporan dalam kertas manila, postit, dan kertas sejenis lainnya. Kerjakanlah bersama kelompokmu!
Puisi Jenis Alasan
I II III
3. Pajang atau tempelkanlah laporan kelompokmu itu di papan tulis atau didinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya.
4. Mintalah kelompok lain untuk mengunjungi pajangan kelompokmu itu untuk memberikan tanggapan/penilaian dengan membubuhkannya langsung.
5. Rumuskanlah simpulan kelas tentang jenis-jenis dari ketiga puisi itu berdasarkan kesepahaman pendapat dari setiap kelompok.
Puisi I
Peristiwa Pagi tadi
Pagi tadi seorang sopir oplet bercerita kepada tukang warung tentang lelaki yang terlanggar motor waktu menyeberang.
Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung tentang sahabatmu yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu beramairamai diangkat ke tepi jalan.
Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan meninggal sesampai di rumah sakit.
Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu. Sapardi Djoko Damono, 1983.
Puisi 2
Tengadah ke Bintang-bintang Berilah hamba kearifan
0, Tuhan!
Seperti sebuah teropong bintang: Tinggi mengatas galaksi.
Rendah hati di atas bumi. Bukanlah manfaat pengetahuan Penggali hakikat kehidupan Lewat mikroskop
Lewat teleskop
Bimbinglah si goblok dalam menemukan Sebuah ujud maknawi
Dalam kenisbian sekarang
(Dr. Ir. Jujun S. Surjasumantri, 1970) Puisi 3
Peninjauan Nuklir
Kalau engkau ada waktu, cobalah tinjau hatiku Akan kutunjukkan padang-padang cinta di sana Telah menjadi daerah terlarang
Tempat roket dan peluru kendali diuji coba Dunia telah mengajariku mempertahankan diri Dengan bom hidrogen, berbagai radar dan amunisi Petani-petani yang miskin semakin tersingkir di sana Nelayan-nelayan sakit, keracunan lautnya
Burung-burung satu per satu meledak di udara Di hatiku air jadi mahal, cinta harus diimpor Perundingan macet dan kemarau terlalu panjang Sekarang coba proles lancarkan boikol dan sangsi
Mogoklah makan, pasang topeng tengkorak, hapalkan yel-yel Lalu sambil bergandeng tangan, masuklah ke hatiku
Selagi pintunya terbuka. Nyanyikan lagu apa saja Siapa tahu ladang dan kotaku kembali berbunga Anak-anak menari dan pelangi ikut menyala Membakar segala benci dan dendam curiga (Eka Budijanta, 1983)
Memilah Unsur-unsur Pembangun Puisi
Unsur-unsur puisi meliputi majas, irama, kata-kata konotasi, dan kata-kata berlambang. Unsur tersebut berfungsi sebagai unsur fisik puisi, yakni unsur yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat. Di samping itu, ada pula unsur batin, yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik.
Dengan cara demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat, perasaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca. Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok persoalan atau pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama dalam puisinya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya tersebut bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat itu berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisi yang akan terlahir adalah puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, tema puisinya adalah protes atau kritik sosial.
Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta. Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Persoalan-persoalan yang diungkapkannya merupakan penggambaran suasana batin penyair. Tema tersebut bisa pula berupa perasaan penyair terhadap kenyataan sosial budaya sekitarnya. Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana protes atau pun sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan masyarakatnya.
Perhatikan kembali puisi ”Gadis Peminta-minta”. Tema kemanusiaan melingkup puisi tersebut. Penyair dalam puisinya bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembacanya bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan kedudukan seseorang, tidak boleh menjadi sebab adanya pembedaan perlakuan terhadap seseorang. Seperti dalam puisi tersebut, penyair bersikap membela martabat kemanusiaan gadis peminta-minta yang disebutnya sebagai gadis kecil berkaleng kecil.
Sebagian besar orang boleh menganggap bahwa pengemis kecil yang memintaminta di pinggir jalan sebagai sampah masyarakat, sebagai manusia yang tidak berharga. Akan tetapi, penyair mengatakan dengan tegas bahwa martabat gadis peminta-minta itu sama derajatnya dengan martabat manusia yang lain.
Kegiatan 4.5
A. 1. Jelaskan tema dari puisi ”Hujan Bulan Juni” dan ”Gadis Peminta-minta”? Apakah maksud penyair-penyair dengan masing-masing puisinya itu? Apa yang menyamakan dan membedakan dari tema kedua puisi itu? Jelaskanlah!
Bacalah pula puisi berikut!
Sajak
oleh Sanusi Pane
Di mana harga karangan sajak, Bukan dalam maksud isinya; Dalam bentuk, kata nan rancak, Dicari timbang dengan pilihnya Tanya pertama keluar di hati, Setelah sajak dibaca tamat, Sehingga mana tersebut sakti, Mengikat diri di dalam hikmat. Rasa bujangga waktu menyusun, Kata yang datang berduyun-duyun Dari dalam, bukan nan dicari. Harus kembali dalam pembaca, Sebagai bayang di muka kaca. Harus bergoncang hati nurani.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Puisi ”Sajak” terdiri atas berapa larik dan berapa bait?
b. Apa arti sajak dalam puisi tersebut? Bagaimana amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ”Sajak”?
d. Menurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani
pembacanya. Setujukah Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan alasan-alasannya!
e. Bagaimana penyataan-pernyataan penting penyair tentang sajak di dalah puisinya itu? Jelaskan secara naratif!
Jendela Sastra
Makna Denotasi dan Konotasi
Pembagian kedua jenis makna itu didasarkan ada dan tidaknya penambahan pada makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan pembicara atau penulisnya.
a. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asalnya.
b. Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan atau pergeseran dari makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu kata dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
Jenis Makna Contoh Kata Makna
Denotasi 1. ibu guru 2. ibunya Amir
1. perempuan yang pekerjaannya mengajar.
melahirkan Amir Konotasi 3. ibu kota
4. ibu jari
3. pusat pemerintahan 4. jari yang paling besar, jempol Perhatikan contoh penggunaan kata dalam puisi di bawah ini!
Doa
kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku Aku hilang bentuk
remuk Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing Tuhanku
di pintu-Mu akan mengetuk aku tidak bisa berpaling
(Chairil Anwar)
Makna denotasi dan konotasi dari beberapa kata dalam puisi ”Doa” dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kata Makna Donotasi Makna Konotasi
Termangu Terdiam kekosongan jiwa
Menyebut Berucap berzikir
kerilip lilin cahaya lilin kesadaran yang tinggal
sedikit
hilang bentuk musnah, lenyap hilang kepercayaan diri,
bimbang
Remuk Hancur frustasi
Mengetuk memukul sesuatu dengan
buku jari
mengharapkan pertolongan
berpaling melihat ke samping (ke
arah lain)
J. Metode Pembelajaran
Sainstifik ( Pendekatan ) dan Diskusi. K. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
4. Media
White Board 5. Bahan
Bahasa Indonesia untuk kelas VIII Kementrian dan Kebudayaan ( Edisi revisi ) Jakarta,Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 2017.
6. Sumber Pembelajaran
Buku pegangan siswa L. Kegiatan Pembelajaran
M. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No.
KD
Kompetensi Dasar
Penugasan Sumber Alokasi
3.7 Mengidentifikas i unsur-unsur pembangu n teks puisi yang diperdeng arkan atau dibaca.
Tes lisan dan Tertulis.
Bahasa Insonesia untuk kelas VIII Kementyrian Pendidikan dan Kebudayaan (Edisi Revisi) Jakarta, kemenrtian Pendidikan dan kebudayaan , 2017 2 JP Kegiatan Pembelajaran
Proses Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode Pendahuluan Guru mengucapkan salam kepada siswa
sebelum proses pembelajaran dimulai.
Guru menkondisikan siswa untuk menyiapkan kelas sebelum proses pembelajaran dimulai.
Guru menenyakan siswa yang tidak hadir.
Guru menjelaskan secara umum materi yang dipelajari pada pertemuan
10 Menit.
Sainstifik (Pendekat an).
sebelumnnya.
Guru menjelaskan materi teks puisi secara umum.
Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan secara umum tentang unsur-unsur dan jenis-jenis pembentuk puisi.
Siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru didepan kelas. Mengamati:
Siswa dapat mencermati uraian tentang pengertian puisi. Siswa dapat mencermati
penjelasan tentang unsur-unsur pembentuk puisi.
Mengapresiasi:
Guru mengajak siswa untuk merespon balik dengan bertannya kepada guru terkait materu yang sedang diajarkan.
20 Menit. 30 Menit. 20 Menit. Sainstifik ( Pendekata n) dan Diskusi. Elaborasi
Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.
Konfirmasi
Siswa secara individu mewakili kelompoknya menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka terkait pembuatan puisi.
Guru meluruska presepsi dan memberikan penguatan terhadap hasil puisi yang dikemukakan dalam diskusi.
Penutup Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Siswa menerima tugas untuk mencoba menulis puisi sesuai dengan syarat-syarat puisi.
Guru memberikan pesan moral terhadap siswa.
Suru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
10 Menit.
N. Penilaian
Petunjuk Perskoran:
Skor menggunakan skala 1 sampai dengan 5 Perhitungan skor ahir menggunakan rumus Skor yang diperoleh x 10 = Skor Ahir Skor maksimal
selanjutnya.
Guru dan siswa mengahiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama.
Jumlah 90 Menit.
No. Aspek Deskripsi Skala
1. Diksi Apakah siswa dapat menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat? 10 - 100
2. Struktur Apakah siswa dapat menulis puisi sesuai dengan
syarat-syarat puisi? 10 - 50
3. Spiritual Apakah siswa mendapatkan nilai-nilai agama yang
terkandung dalam puisi? 10 - 50
4. Sosial Apakah siswa mendapatkan nilai-nilai dari puisi
yang berhubungan dengan dilingkungan sekolah? 10 - 100 5. Pegetahuan Apakah siswa mendapatkan nilai lebih mengenai
materi teks puisi? 10 - 50
6. Keterampilan Apakah siswa mendapatkan nilai lebih dalam
keterampilan pembuatan puisi? 10 - 100
Pertemuan III ( Hari 3 ) C. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mendengar teks puisi, siswa mampu : 1. Memahami menulis puisi dengan baik.
2. Mampu mempraktekkan cara bembaca puisi dengan baik . D. Materi Pembelajaran
Mari Berpuisi dengan Indah 1. Menulis Puisi
Kamu telah mendengarkan dan membaca banyak puisi. Tentu kamu juga tertarik untuk belajar menulis puisi, bukan? Menulis puisi haruslah berawal dari sebuah gagasan atau perasaan. Untuk memunculkan gagasan itu, kamu dapat mencari-carinya dari perjalanan hidupmu ataupun sesuatu yang tengah terasa atau terpikirkan. Gagasan tersebut dapat kamu ekspresikan dengan kata-kata terpilih: yang indah dan penuh makna.
Tentukanlah gagasan paling menarik yang bisa ditulis jadi puisi. Galilah gagasan-gagasan itu. Tuliskan gagasan-gagasan tersebut ke dalam larik-larik dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan padat. Perluas pembendaharaan kosakatamu sehingga bisa menciptakan puisi dengan bahasa indah, jelas, dan padat makna. Bacalah buku, e-book, internet, atau sumber-sumber lainnya. Bukubuku tersebut bisa menjadi inspirasimu.
Kosakata tersebut tentu mengandung mengandung makna yang tidak sebenarnya (makna konotasi). Kosakata dalam puisi berbeda dengan kata-kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata dalam puisi
singkat, tetapi kaya makna. Struktur katanya pun sering kali mengabaika kaidahkaidah kebahasaan seperti yang berlaku pada jenis teks lainnya.
Perhatikan puisi berikut!
Asaku
Berlari
Ku tembus duri
Bersama ceritaku yang tak bertajuk Kemarin….
Kugapai kau Dalam redup senja
Bersama resahku yang tak berarah Kini…
Ku peluk kau
Dalam rangkaian matahari, bintang, dan bulanku Bersama nyanyian rinduku
Esok
Ku sematkan kau