• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANGHARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANGHARI"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANGHARI

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2015.

Profil Kesehatan Kabupaten Batanghari yang memuat berbagai data, sebagai bahan informasi kesehatan yang terdiri dari gambaran umum & lingkungan, situasi derajat kesehatan (angka kematian & kesakitan), situasi upaya kesehatan (meliputi : pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi, perbaikan gizi masyarakat, perilaku hidup masyarakat), serta situasi sumber daya kesehatan. Terbitnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015, ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam manajemen kesehatan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan waktu, tenaga, dan fikiran dalam mengumpulkan dan mengolah data, sehingga tersusunlah Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

(3)

DAFTAR ISI

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Grafik ... iv Daftar Bagan ... v Daftar Lampiran ... vi Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Sistematika Penulisan ... 3

Bab II Gambaran Umum dan Lingkungan 2.1. Letak Geografi ... 5

2.2. Demografi ... 6

2.3. Sosial Ekonomi ... 7

2.4. Iklim dan Cuaca ... 8

2.5. Fasilitas Kesehatan ... 8

2.6. Tenaga Kesehatan ... 9

Bab III Situasi Derajat Kesehatan 3.1. Angka Kematian (Mortalitas) ... 14

3.2. Angka Kesakitan (Mordibitas) ... 17

3.3. Status Gizi... . 23

Bab IV Situasi Upaya Kesehatan 4.1. Pelayanan Kesehatan ... 25

4.2. Pemberantasan Penyakit Menular ... 30

4.3. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi ... 31

4.4. Perbaikan Gizi Masyarakat ... 32

4.5. Perilaku Hidup Masyarakat ... 35

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan 5.1. Tenaga Kesehatan ... 37

5.2. Pembiayaan Kesehatan ... 38

(4)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Data Kependudukan Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015 ... 7

Tabel 2.2 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015 ... 9

Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015 ... 10

Tabel 2.4 Jumlah Kematian Ibu Maternal per Puskesmas di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2008 – 2015 ... 17

Tabel 2.5. Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Gigi ... 28

Per Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 -2015

(5)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1. Angka Ketergantungan di Kabupaten Batang Hari 8

Tahun 2005 - 2015

Grafik 2.2. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Batang Hari 15

tahun 2004 - 2015

Grafik 2.3. Jumlah Kasus Malaria di Kabupaten Batang Hari 19

Tahun 2004 - 2015

Grafik 2.4. Jumlah Kasus Penderita TB Paru dan Tingkat 21

Kesembuhannya di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 - 2015

Grafik 2.5. Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB) 24

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 - 2015

Grafik 2.6. Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 26

Kesehatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 – 2015

Grafik 2.7. Jumlah Kunjungan di Puskesmas 27

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2008 -2015

Grafik 2.8. Jumlah Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 33

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 -2015

Grafik 2.9. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita 34

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 – 2015

Grafik 2.10. Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama Mandiri 36

(6)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Teori H.L Blum (1974) Faktor-faktor yang Mempengaruhi 12

Derajat Kesehatan

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah

Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 3 Persentase Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek

Huruf Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus Pada TB Pada Anak,

dan Case Nontification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 9 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB PARU BTA+ Serta

Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,

(8)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis

Kelamin di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From

Treatment/Rft) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 18 Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i)

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3I)

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

(9)

Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan

Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian

Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (Klb) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan

Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Wanita Usia Subur Menurut

Kecamatan Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut

Kecamatan Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan

Komplikasi Neonatal di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 34 Proporsi Peserta Kb Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 35 Proporsi Peserta Kb Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 36 Jumlah Peserta Kb Baru Dan Kb Aktif Menurut Kecamatan Dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Menurut Jenis Kelamin,

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut

Kecamatan Dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan BCG Pada Bayi Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-Hb-HIb, Polio, Campak, dan

Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,

dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan

Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin,

(11)

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan

Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015.

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

(Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum

Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum Yang

Memenuhi Syarat Kesehatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak

(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari 2015 ii

Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kabupaten Batang

Hari Tahun 2015.

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan

Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas di

Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Menurut Kecamatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Batang

Hari Tahun 2015

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Batang Hari Tahun 2015

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Batang

Hari Tahun 2015

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di

Fasiltas Kesehatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Batang Hari Tahun 2015

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Batang Hari Tahun 2015

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Batang Hari Tahun 2015

Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas

Kesehatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015.

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota di Kabupaten Batang Hari

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Batang Hari tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari sektor non kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi permasalahan kesehatan.

Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan tujuan, diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.

(14)

pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana.

Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari merupakan salah satu paket penyajian data/informasi Kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat Kesehatan, upaya Kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya, serta terbit setiap tahun. Data-data tersebut dianalisis dengan analisa sederhana dan ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Diperolehnya data atau gambaran secara menyeluruh tentang kondisi ataupun kinerja sektor kesehatan selama satu tahun dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diperolehnya informasi tentang keadaan kesehatan di Kabupaten Batang Hari yang meliputi data, dana, tenaga, dan fasilitas kesehatan pada tahun 2015.

2. Diperolehnya informasi tentang keadaan derajat kesehatan di Kabupaten Batang Hari meliputi data kesehatan, kematian, dan status kesehatan lain pada tahun 2015.

(15)

3. Diperolehnya gambaran mengenai data umum dan lingkungan di Kabupaten Batang Hari yang meliputi data demografi, sosial ekonomi, lingkungan fisik dan biologik pada tahun 2015 .

4. Diperolehnya gambaran mengenai upaya kesehatan yang telah

dilakukan di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2015 meliputi

data cakupan kegiatan dibidang kesehatan.

5. Diperolehnya informasi tentang kendala dalam pelaksanaan kegiatan dan upaya–upaya dibidang kesehatan di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015.

1.3

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan serta sistematika dari penyajiannya.

Bab 2 Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab

(16)

Bab 3 Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab 4 Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten.

Bab 5 Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab 6 Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak

dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan ditahun yang

bersangkutan.

Lampiran.

Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian kabupaten dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Letak Geografi

Kabupaten Batang Hari mempunyai luas wilayah 5.804,83 km2. Secara

administratif Kabupaten Batang Hari menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 100 desa dan 13 kelurahan termasuk unit pemukiman transmigrasi.

Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Batang Hari di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Muaro Jambi dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo serta disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.

Bila ditinjau dari letak astronominya Kabupaten Batang Hari terletak pada garis lintang 1015 sampai dengan 202 Lintang Selatan dan pada garis bujur

102030 sampai dengan 104030 Bujur Timur.

Daerah ini beriklim tropis, dengan tingkat elevasi sebagian besar terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian 11-100 meter diatas permukaan laut (sebesar 92,67 persen). Sedangkan 7,33 persen lainnya berada pada ketinggian 101-500

(18)

2.2. Demografi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari tentang Penetapan Jumlah Penduduk, Sasaran Program Imunisasi dan Kesehatan Keluarga di Puskesmas Dalam Kabupaten Batang Hari, jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 sebanyak 260.631 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 133.017 jiwa dan perempuan 127.614 jiwa. Untuk lebih jelas, data kependudukan dapat dilihat pada tabel 2.1.

(19)

Tabel 2.1

Data Kependudukan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

NO Indikator Kependudukan Angka

1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Penduduk ~ laki-Laki ~ Perempuan ~ Rumah Tangga (KK) Kepadatan Penduduk Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan 260.631 133.071 127.614 47.196 45 8 100 13

Sumber : Data diolah Dinkes Kab. Batang Hari, 2015

2.3. Sosial Ekonomi

Untuk tahun 2015 angka ketergantungan Kabupaten Batang Hari sebesar 47,66%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 48 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Sedangkan angka ketergantungan untuk Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 yaitu 48,99% bila di bandingkan tahun 2012, tahun 2011 sama dengan tahun 2010 yaitu 52,23% berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar jika dibandingkan dengan usia non produktif, sehingga beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif dapat dikatakan ringan. Angka ini jauh berbeda dengan tahun 2009 yaitu 65,22% dan tahun 2008, tahun 2007 yaitu 65,2% dan 65,27%. Sedangkan tahun 2006 angka ketergantungan lebih kecil yaitu : 58,64%.

(20)

Grafik 2.1.

Angka Ketergantungan

Kabupaten Batang Hari Tahun 2005 – 2015

2.4. Iklim dan Cuaca

Wilayah Kabupaten Batang Hari adalah wilayah yang beriklim tropis sama halnya dengan kabupaten lainnya yang berada di Provinsi Jambi, curah hujan di Kabupaten Batang Hari rata-rata 75,0–330,0 mm/ tahun dengan rata-rata 3-16 hari hujan. Sedangkan suhu udara rata-rata 26,2ºC-27,3ºC dengan kelembaban rata-rata 83-89 %.

2.5. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Batang Hari sampai Tahun 2015 sebagai berikut :

(21)

Tabel 2.2

Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

NO Fasilitas Kesehatan Jumlah (unit)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Rumah Sakit Umum Daerah/Swasta Puskesmas Tempat Tidur /Perawatan Puskesmas Non Perawatan

Puskesmas Pembantu (Pustu) Pusling (Roda 4)

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Posyandu

Apotek

Depot Obat Berizin/Toko Obat

2 8 9 60 20 60 295 11 14

Rasio puskesmas terhadap penduduk menunjukkan satu puskesmas

berbanding15.573 jiwa. Penyebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari tidak

merata dan jarang, hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk yaitu 45 jiwa/km2.

2.6. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang

(22)

Tabel 2.3

Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2015

NO Tenaga Kesehatan Jumlah (orang) PNS/PTT dan RS

Swasta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi

Analis Farmasi, Asisten Apoteker dan Sarjana Farmasi

Apoteker Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lingkungan Nutrisionis Fisioterapi Analis Kesehatan Radiografer Rekam Medis 13 53 22 241 337 39 28 11 60 21 10 2 20 4 4 Sumber : Bagian TU Dinkes, RSUD Hamba & RSMMB, 2015

(23)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut H.L Blum menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan suatu masyarakat yaitu : 1. Faktor lingkungan/Environment

Contoh : Akses terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai Rumah, Breeding places, Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya (B3), Kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum)

2. Faktor perilaku / Life styles

Contoh : alkohol, rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga dan Health seeking behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke puskesmas

3. Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Contoh : ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan) maupun rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumberdaya masyarakat; Kinerja/cakupan serta pembiayaan /anggaran. 4. Faktor Herediter atau Kependudukan / Heredity

Contoh : Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi sumber daya masyarakat, Jumlah penduduk dan Pertumbuhan penduduk

(24)

Bagan 3.1 Teori H.L. Blum (1974)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan

Untuk menilai derajat Kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Batang Hari digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA, dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit serta Status Gizi pada balita.

(25)

Bagan 3.2

KERANGKA KEBIJAKAN Pembangunan Kesehatan

Sumber : Draft Rancangan RPJMN 2015-2019

(26)

Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Persentase Penderita HIV/AIDS terhadap penduduk berisiko, dan Angka ‘Acute Flacid Paralysis’ (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak. Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase balita dengan gizi buruk, persentase kecamatan bebas rawan gizi.

3.1 Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian yang tinggi di suatu wilayah menunjukkan bahwa keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologi masyarakat di wilayah tersebut masih rendah. Angka kematian yang digunakan untuk indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi, angka kematian kasar, angka kematian ibu (jumlah kasus kematian ibu) dan angka kematian neonatus (jumlah kasus kematian neonatus). Pada profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari bahwa jumlah kematian adalah kematian yang dilaporkan.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dala kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan

(27)

dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah.

Jumlah bayi yang mati di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 sebanyak 23 bayi dari 5.259 bayi lahir hidup atau sebesar 4,37 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 4,29 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik 2.2

Penyebab kematian bayi ini, sebagian besar dikarenakan : Asfiksia : 9 bayi (39,13%), berat badan lahir rendah (BBLR) : 7 bayi (30,43%), kelainan kongenital : 2 bayi (8,70%), lain-lain : 5 bayi (21,74%). Penyebab kematian untuk penyebab lainnya terdiri dari Ikhterus, Aspirasi, Hiperbilirubin, RDS Grad II, Atherisia Esofagus.

Grafik 2.2. Angka Kematian Bayi

(28)

3.1.2 Angka Kematian Anak Balita

Selama tahun 2015 ada kematian balita sebanyak 3 orang per 1000 kelahiran hidup, realisasinya hanya sebesar 0,57 atau ada 3 balita meninggal

dari 5.259 kelahiran hidup., dikarenakan diare, gizi buruk, dan ISPA yang

terdapat di Kecamatan Pemayung, dan Bajubang. Hal ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2014 (2 balita meninggal dari 5.365 kelahiran hidup atau sebesar 0,37 per 1.000 kelahiran hidup) dan tahun 2013 (1 balita meninggal dari 5.217 kelahiran hidup atau sebesar 0,19 per 1.000 kelahiran hidup).

Pada tahun 2012 terdapat 6 balita meninggal, tahun 2011 terdapat 1 kematian balita, tahun 2010 terdapat kematian 1 orang balita, tahun 2009 terdapat kematian 4 orang balita, tahun 2008 terdapat kematian 1 orang balita. Sedangkan pada tahun 2007, 2006, 2005 dan 2004 tidak tercatat kematian balita.

3.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal

Angka kematian ibu maternal merupakan akumulasi dari kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dari 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 sebesar 5.259 bayi, maka untuk angka kematiannya tidak dapat dicari melainkan hanya jumlah kematian. Jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2015 sebanyak 4 orang, yang tersebar di Kecamatan Marosebo Ulu, Penerokan dan Kecamatan Batin XXIV diakibatkan retensio plasenta (2 orang), decompensasi cordis (2 orang).

(29)

Kematian ibu maternal pada tahun 2014 sebanyak 2 orang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.4

Jumlah Kematian Ibu Maternal per Puskesmas Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2008 – 2015

3.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

No Puskesmas Jumlah Kematian Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Mersam Sungai Puar Muara Bulian Pasar Teruan Tenam Muara Tembesi Pasar Ma. Tembesi Sungai Rengas Durian Luncuk Jangga Baru Jembatan Mas Selat Penerokan Batin

Maro Sebo Ilir Tidar Kuranji Aro 0 -0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 -0 -0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 -0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 Jumlah 5 3 3 4 3 2 4

(30)

non infeksi. Angka kesakitan diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Batang Hari seperti puskesmas dan rumah sakit.

3.2.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegipty. Penyakit ini sering muncul sebagai kejadian luar biasa (KLB) sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran dari penyakit di masyarakat. Kasus demam berdarah yang

ada di Kabupaten Batang Hari untuk 2015 terdapat 133 kasus dengan incident

rate 51,7 per 100.000 penduduk dan tahun 2014 terdapat 289 kasus dengan incident rate 109,16 per 100.000 penduduk dan angka case fatality rate 0,3 %

(jumlah pasien DBD yang meninggal sebanyak 1 orang dari 289 kasus). Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu terdapat 37 kasus dengan incident rate 14,3 per 100.000 penduduk dan angka case

fatality rate yaitu 2,70 %, (jumlah pasien DBD yang meninggal sebanyak 1 orang

dari 37 kasus).

Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena iklim tidak stabil dan curah hujan yang cukup tinggi, pada musim penghujan yang merupakan sarana perkembanganbiakan nyamuk Aedes Aegipty yang cukup potensial. Selain itu juga didukung dengan tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat.

(31)

3.2.2. Penyakit Malaria

Pada tahun 2015, jumlah penderita malaria klinis dengan pemeriksaan

sediaan darah berjumlah positif sebesar 151 kasus dengan angka kesakitan

malaria (API) per 1.000 penduduk yaitu 0,86. API ini lebih rendah dari tahun 2014, jumlah penderita malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah berjumlah 315 kasus dengan angka kesakitan malaria (API) per 1.000 penduduk yaitu 1,19. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan angka kesakitan malaria, yakni jumlah penderita malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah berjumlah 362 kasus dengan angka kesakitan malaria (API) per 1.000 penduduk yaitu 1,40.

Grafik 2.3.

Jumlah Kasus Malaria

(32)

3.2.3 Penyakit TB Paru

TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa yang menular lewat udara (air born disease), oleh karena itu penularannya sangat cepat. Biasanya bakteri TBC hidup ditempat yang lembab dan tidak atau kurang mendapatkan sinar matahari. Tersangka TB paru biasanya menunjukkan gejala batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih disertai antara lain dahak bercampur darah/batuk darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, dan merasa kurang enak badan (malaise, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan).

Pengobatan TB Paru memerlukan waktu yang lama sehingga dalam masa pengobatan sering terjadi pasien yang drop out/tidak tuntas dalam pengobatan sehingga perlu mengulang dari awal lagi. Oleh karena itu diperlukan kontrol dan kesabaran petugas serta anggota keluarga penderita yang menjadi PMO (Pendamping Minum Obat).

Jumlah penderita baru TB Paru BTA(+) di Kabupaten Batang Hari tahun 2014 adalah 244 kasus dengan angka kesembuhan 81,82%, jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan penemuan baru tahun 2013 (270 kasus) namun jika dilihat dari tingkat kesembuhan tahun 2014 lebih baik dibandingkan tahun 2013 (70,00%). Kencenderungan setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 2.4.

(33)

Grafik 2.4.

Jumlah Kasus Penderita TB Paru dan Tingkat Kesembuhannya Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 – 2015

3.2.4 HIV/AIDS

Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg

phenomena). Jumlah pengidap Infeksi HIV/AIDS sebenarnya sangat sulit diukur

dan belum diketahui secara pasti. Di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2004 – 2010 tidak ditemukan kasus HIV/AIDS. Tahun 2011 ditemukan kasus HIV, AIDS dan IMS, dengan rincian HIV sebanyak 1 kasus, AIDS sebanyak 2

(34)

peningkatan kasus dan telah ditemukan 9 kasus HIV, 14 kasus AIDS. Tahun 2014, terjadi penurunan kasus dan telah ditemukan 5 kasus HIV sedangkan AIDS tidak ditemukan kasus. Tahun 2015, terdapat 9 kasus HIV.

3.2.5 AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau lumpuh layuh mendadak yaitu gejala lumpuh yang terjadi secara cepat (mendadak atau akut), dengan

sifat kelumpuhannya adalah lemas (layuh atau paralitik yang tidak

disebabkan oleh ruda paksa). Sifat akut diartikan dengan lama waktu mulai sakit demam, pilek sampai dengan berlangsung cepat berkisar antara 1-14 hari. Penemuan kasus lumpuh layuh mendadak pada usia <15 tahun ditujukan untuk membuktikan ada tidaknya Virus Polio Liar di Indonesia dalam rangka eradikasi polio (ERAPO)

Kasus atau kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan program Eradikasi Polio (Erapo). Eradikasi polio dilaksanakan melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan merupakan wujud dari kesepakatan global dan pembasmian penyakit polio di Indonesia. Sekitar tahun 2006, muncul kembali kasus polio di Indonesia untuk itu perlu digiatkan kembali imunisasi polio.

Di Kabupaten Batang Hari tahun 2015 tidak ditemukan kasus. Tahun 2014 ditemukan kasus AFP Non Polio sebanyak 2 kasus. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 ditemukan kasus AFP Non Polio sebanyak 5.

(35)

3.3. Status Gizi

Pemantauan Status Gizi pada balita diperlukan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan balita dalam menyediakan manusia yang berkualitas. Pemantauan dilakukan melalui penimbangan di posyandu setiap bulannya. Persentase balita yang ditimbang pada tahun 2015 yaitu 82,7%, naik

dari tahun 2014 yaitu 78,23% sedangkan balita yang ditimbang pada tahun

2013 yaitu 87,36%.

a. Balita dengan Gizi Buruk

Pada tahun 2015, penetapan status balita gizi buruk menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasihorkor). Jumlah balita yang termasuk status gizi buruk di Kabupaten Batang Hari sebanyak 13 kasus dari 25.960 balita yang ditimbang (0,05%).

Dan seluruhnya telah mendapat perawatan di Rumah Sakit serta diberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan – Pemulihan (PMT-P) selama 90 hari makan. Grafik 2.5 terjadi peningkatan jumlah balita gizi buruk tahun 2015 dibandingkan pada tahun 2014.

(36)

Grafik 2.5.

Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB) Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 – 2015

b. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita <15% pada kurun waktu tertentu. Dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 tidak ada yang prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita >15%, maka dapat dinyatakan 100% kecamatan bebas rawan gizi. Persentase yang sama juga terjadi pada tahun 2014, 2013, 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008.

(37)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, prilaku hidup masyarakat.

Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.

4.1. Pelayanan Kesehatan

a. Pertolongan Persalinan

Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan yaitu tenaga profesional dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan.

Jumlah persalinan yang ada di Kabupaten Batang Hari tahun 2015 sebanyak 5.293 persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (93,98%), lebih rendah dibanding tahun 2014 sebanyak 5.385 persalinan dengan persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 95,41%.

(38)

Grafik 2.6.

Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 – 2015

b. Penduduk yang Memanfaatkan Sarkes

Pada tahun 2015 jumlah kunjungan penduduk di Kabupaten Batang Hari yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan khususnya puskesmas berjumlah 126.408 kunjungan, dari jumlah kunjungan tersebut 123.338 kunjungan merupakan kunjungan rawat jalan (97,57 %) dan 3.070 kunjungan merupakan kunjungan rawat inap (2,43%).

Sementara itu kunjungan rawat inap di Rumah Sakit Haji Abdoel Madjid Batoe pada tahun 2015 sebanyak 32.664 kunjungan, dari jumlah kunjungan tersebut 24.049 kunjungan rawat jalan (73,62 %) dan 8.615 kunjungan rawat inap (26,38 %). Kunjungan rawat inap di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari pada tahun 2015 sebanyak

(39)

12.097 kunjungan, dari jumlah kunjungan tersebut 8.515 kunjungan rawat jalan (70,39 %) dan 3.582 kunjungan rawat inap (29,61%).

Cakupan kunjungan rawat jalan pada tahun 2014 sebesar 51,6% dan untuk cakupan kunjungan rawat inap sebesar 4,5%. Peningkatan jumlah kunjungan di puskesmas dari tahun ke tahun tetapi untuk tahun 2014 terjadi penurunan jumlah kunjungan baik itu rawat jalan maupun rawat inap, dapat dilihat pada grafik 2.7.

Grafik 2.7.

Jumlah Kunjungan di Puskesmas

(40)

c. Pelayanan Kesehatan Gigi

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Batang Hari tahun 2014, mencakup pelayanan dasar gigi di puskesmas sebanyak 1.556 pelayanan, yang terdiri dari tumpatan gigi tetap sebanyak 108 pelayanan dan pencabutan gigi tetap 1.448 pelayanan, sedangkan rasio tumpatan/pencabutan 0,07.

Tabel 2.5.

Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Gigi per Puskesmas Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 – 2015

No. Puskesmas Tumpatan Gigi Tetap Pencabutan Gigi

2013 2014 2015 2013 2014 2015 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Mersam Muara Bulian Pasar Terusan Tenam Aro Muara Tembesi Pasar Ma. Tembesi Sungai Rengas Durian Luncuk Jangga Baru Jembatan Mas Selat Penerokan Batin

Maro Sebo Ilir Tidar Kuranji Sungai Puar 7 38 9 -13 -6 1 -5 2 -6 5 60 -2 -2 -35 -4 22 76 2 -0 -5 8 -8 1 24 190 693 95 171 64 183 81 245 105 91 226 147 185 84 79 13 23 132 269 40 55 50 59 15 87 130 17 158 66 78 73 137 35 47 54 554 104 120 55 172 68 190 25 158 456 106 207 153 188 56 133 Jumlah 87 108 146 2.675 1.448 2.799

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 - 2015

d. Pelayanan Kesehatan Gakin

Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dilakukan oleh pemerintah dengan melaksanakan

(41)

Program Jaminan Kesehatan Sosial, yang dimulai dengan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPK-MM) atau yang lebih dikenal dengan ASKESKIN. Cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan kurang mampu melalui program

jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau

ASKESKIN terus meningkat. Program ASKESKIN ini kemudian pada tahun 2008 berubah nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pada tahun 2014 semua peserta Jamkesmas, ASKES Mandiri, ASKES Swasta, dan ASKES Pegawai berubah menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapat pelayanan kesehatan. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III dan pelayanan gawat darurat.

Disamping hak-hak khusus tersebut, pasien pengguna Jamkesmas juga mempunyai hak sama dengan pasien rumah sakit

(42)

Perlindungan Konsumen. Pada tahun 2015 jumlah peserta jaminan kesehatan pra bayar yang dicakup oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dana APBN berjumlah 69.405 peserta.

4.2. Pemberantasan Penyakit Menular

a. Desa Universal Child Imunization (UCI)

Tahun 2015 terdapat 7 desa yang tidak UCI yaitu Desa Jelutih, Olak Besar, Aur Gading, Muara Jangga, Bajubang, Ladang Peris, Pasar Muara Tembesi. Pada tahun 2014, tahun 2013 dan 2012, seluruh desa telah menjadi desa UCI. Tahun 2010 terdapat 5 desa yang bukan desa UCI yaitu Desa Rantau Puri, Simpang Kilangan, Kuap, Awin dan Desa

Karya Mukti. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 terjadi

peningkatan dari 4 desa non UCI menjadi 5 desa non uci, 4

kelurahan/desa yang bukan desa UCI pada tahun 2009 yaitu

Kelurahan Rengas Condong, Kelurahan Muara Bulian, Desa Muara Singoan dan Desa Napal Sisik.

b. Desa KLB

Tahun 2015 tidak terjadi KLB di Kabupaten Batang Hari. Tahun tahun 2014 dilaporkan terdapat 2 desa dan 2 Kecamatan yang mengalami KLB penyakit Suspek Campak sebanyak 12 orang (Kecamatan Muara Bulian) dan Campak 1 orang dari Suspek 31 orang (Kecamatan Pemayung. Tahun 2013 dilaporkan terdapat 4 desa dan 4 Kecamatan yang mengalami KLB penyakit Hepatitis A sebanyak 2 orang

(43)

(Kecamatan Muara Bulian dan Kecamatan Sungai Rengas), Keracunan Makanan sebanyak 1 orang (Kecamatan Muara Bulian), dan Tetanus Neonaturum sebanyak 1 orang (Kecamatan Bajubang). Tahun 2012 dilaporkan terdapat 1 desa yang mengalami KLB penyakit campak yang terjadi di Kecamatan Batin XXIV dengan jumlah penderita 4 orang. Tahun 2011 dan 2010 dilaporkan tidak ada kejadian KLB.

c. Cakupan Imunisasi pada Bayi

Pada tahun 2015, cakupan imunisasi pada bayi sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 42 dan 43 lampiran profil ini. Imunisasi BCG cakupannya sebesar 103,46%. Imunisasi Polio4 cakupannya sebesar 100,67%, imunisasi DPT3+HB3 cakupannya sebesar 102,36% dan

imunisasi campak cakupannya sebesar 103,77%. Sedangkan

imunisasi dasar lengkap sebesar 94,88%.

4.3

Pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi

a. Tempat Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

Pada tahun 2015 jumlah tempat-tempat umum yang ada antara lain

sarana pendidikan sebanyak 301 unit, sarana kesehatan 17

(44)

tempat penginapan/hotel tidak ditemukan yang memenuhi syarat kesehatan.

b. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Pada tahun 2015 Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat sebanyak 55 Desa (48,67%), Desa Stop BABS (Desa yang penduduknya 100% mengakses jamban sehat) sebanyak 11 Desa (9,73%).

c. Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik

Pada tahun 2015 jumlah tempat pengelolaan makanan (TPM) di Kabupaten Batang Hari sebanyak 682 unit, yang memenuhi syarat higiene sanitasi hanya 105 unit (15,4%). Tempat pengelolaan makanan (TPM) yang tidak memenuhi syarat kesehatan, telah dilakukan pembinaan diantaranya TPM yang telah dibina dan mempunyai Badan Hukum dilakukan uji petik sebanyak 1 unit (di Muara Bulian) dan telah mendapatkan sertifikat laik higiene sanitasi.

4.4. Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain termasuk air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Pada tahun 2015 dari 4.702 bayi yang berusia 0 – 6 bulan ada 3.611 bayi (76,8%) menerima Asi Ekslusif, terjadi penurunan jika dibanding tahun 2014 dari 2.231 bayi yang berusia 6 bulan ada 1.736 bayi (77,81%) yang

(45)

menerima Asi Eksklusif. Terjadi peningkatan bila dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 1.603 bayi (68,89%) yang menerima ASI Eksklusif, sedangkantahun 2012 yaitu dari 2.357 bayi yang berusia 6 bulan ada 1.521 bayi (64,53%) yang menerima ASI Eksklusif, sedangkan pada tahun 2010 dari 2.030 bayi ada 1.430 bayi (70,4%) yang menerima ASI Eksklusif.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik 2.8.

Grafik 2.8.

Jumlah Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 – 2015

37,6

19,15

6,57

28,75

10,01

58,22

70,4

35,8

64,53 68,89

77,8176,8

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

ASI Eksklusif

(46)

Puskesmas dengan cakupan ASI Eksklusif tertinggi adalah Puskesmas Selat (91,1%), Pasar Muara Tembesi (87,8%) dan yang terendah adalah Puskesmas Batin (63,0%).

b. Pemberian Kapsul Vitamin A

Pemberian kapsul vitamin A pada balita selain kegunaannya pada fungsi penglihatan juga bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita tersebut. Setiap anak balita (12 – 59 bulan) mendapat 2 kapsul Vitamin A (200.000 IU) setiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebanyak 20.713 anak balita (93,43%) telah mendapat kapsul vitamin A sebanyak 2 kali.

Grafik 2.9.

Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2004 – 2015

(47)

4.5. Perilaku Hidup Masyarakat.

Perilaku hidup masyarakat sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan, indikator yang mempengaruhinya yaitu :

a. Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Dari laporan hasil pemantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari tahun 2015 jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 13.403 rumah tangga dari 47.196 rumah tangga (28,4%) dan dinyatakan ber PHBS sebanyak 8.902 rumah tangga (66,4%). Persentase ini tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun 2014 yaitu 66,14 %, Tahun 2013

sebanyak 63.15%, Tahun 2012 sebesar 63,9%, Tahun 2011

sebanyak 55,4%, Tahun 2010 sebesar 45,3%. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan jumlah rumah tangga yang berprilaku hidup bersih dan sehat dari tahun ke tahun.

b. Posyandu Purnama dan Mandiri

Pada tahun 2015, di Kabupaten Batang Hari terdapat 295 posyandu dengan stratifikasi Pratama : 1 unit (0,34%), Madya : 87 unit (29,49%), Purnama : 122 unit (41,36%), dan Mandiri : 85 unit (28,81%). Tahun 2014, jumlah posyandu di Kabupaten Batang Hari sebanyak 294 unit dengan stratifikasi sebagai berikut Pratama sebanyak 2 unit (0,68%), Madya sebanyak 87 unit (29,59%), Purnama sebanyak 126 unit

(48)

Pada tahun 2013, jumlah posyandu di Kabupaten Batang Hari sebanyak 293 unit dengan stratifikasi sebagai berikut Pratama sebanyak 3 unit (1,02%), Madya sebanyak 106 unit (36,18%), Purnama sebanyak 127 unit (43,34%), dan Mandiri sebanyak 57 unit (19,45%). Jumlah Posyandu Mandiri terbanyak berada di Kecamatan Bajubang sebanyak 13 unit (28,88%). Pada tahun 2012, jumlah posyandu di Kabupaten Batang Hari sebanyak 293 unit dengan klasifikasi sebagai berikut Pratama 7 unit (2,39%), Madya sebanyak 116 unit (39,59%), Purnama sebanyak 129 unit (44,03%) dan Mandiri sebanyak 41 unit (13,99%).

Grafik 2.10.

Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama, Mandiri Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2005 – 2015

(49)

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik bergantung pada kecukupan sumber daya kesehatan. Dengan sumber daya kesehatan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka pelayanan kesehatan diharapkan dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan semua pihak.

5.1. Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Batang Hari di sarana pelayanan kesehatan berjumlah 794 orang termasuk data tenaga PNS, PTT, dan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Swasta dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga Medis : 80 orang

 Tenaga Perawat : 366 orang

 Tenaga Bidan : 237 orang

 Tenaga Kefarmasian : 34 orang

 Tenaga Gizi : 9 orang

 Teknisian Medis : 30 orang

 Tenaga Keterapian Fisik : 2 orang

(50)

Rasio tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) terhadap penduduk yaitu 30 per seratus ribu penduduk, rasio tenaga perawat (perawat dan perawat gigi) terhadap penduduk yaitu 140 per seratus ribu penduduk, rasio bidan terhadap penduduk yaitu 90 per seratus ribu penduduk, rasio tenaga kesmas terhadap penduduk yaitu 8 per seratus ribu penduduk, rasio tenaga sanitasi terhadap penduduk yaitu 6 per seratus ribu penduduk dan rasio tenaga teknisian medis terhadap penduduk yaitu 11 per seratus ribu penduduk.

5.2

Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari bersumber dari APBD Kabupaten Batang Hari dan APBN, dengan perincian sebagai berikut :

 Dana APBD Kabupaten Batang Hari : Rp.

61.140.336.034,- Dana APBN (TP-BOK, TP-STBM) : Rp.

3.785.327.000,-Jadi total anggaran kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari tahun 2015 sebesar Rp

(51)

64.925.663.034,-BAB VI

KESIMPULAN

1. Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia. Ukuran yang biasa digunakan diantaranya angka kematian, kesakitan, dan status gizi.

2. Angka Kematian bayi di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015 sebesar 4,37 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita sebesar 0,57 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2015 sebanyak 4 orang. Ini terjadi diwilayah kerja Puskesmas Sei Rengas, Durian Luncuk, Selat dan Penerokan.

3. Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Insidence) Tahun 2015 yaitu 0,86 per 1000 penduduk. Jumlah kasus TB Paru BTA (+) berjumlah 254 kasus dengan angka kesembuhan 84,08%.

4. Persentase balita yang ditimbang pada tahun 2015 sebesar 83,8%. Balita yang dinyatakan status gizi buruk sekitar 13 orang atau 0,05%. Cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi sebesar 76,8%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A, pada balita dalam setahun sebesar 98,87%

(52)

6. Cakupan Rumah Tangga yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu 66,4%.

7. Jumlah posyandu tahun 2015 berjumlah 295 unit dengan cakupan

presentase posyandu pratama 0,34%; madya 29,49%; purnama 41,36% dan mandiri 28,81%.

(53)
(54)

KABUPATEN/KOTA BATANG HARI TAHUN 2015

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 5.805 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 113 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 133.017 127.614 260.631 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 5,5 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

44,9 Jiwa/Km2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 47,7 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 104,2 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99,47 96,67 98,10 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 25.404 19.327 44.731 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 16.369 12.546 28.915 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 3.165 2.260 5.425 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 430 719 1.149 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 476 1.032 1.508 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 4.531 3.431 7.962 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0 0 0 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 2.685 2.574 5.259 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 6 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 14 8 22 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 5 3 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 15 8 23 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 6 3 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 18 8 26 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 7 3 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 4 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 76 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAI

(55)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 0 0 208 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 0,00 0,00 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 0,00 0,00 79,81 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 143 94 237 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 107,51 73,66 90,93 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 4,64 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek #DIV/0! #DIV/0! 9,34 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 87,98 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 3,37 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 91,35 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 0,00 0,00 3,07 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 25,44 19,03 22,29 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 7 2 9 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 4 0 4 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 3,01 0,00 1,53 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,23 0,08 0,15 per 10.000 Penduduk Tabel 16

(56)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak #DIV/0! % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 0,00 0,00 51,03 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! 0,00 % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 38 22 30 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi #DIV/0! #DIV/0! 59,49 % Tabel 24

35 Persentase obesitas #DIV/0! #DIV/0! 0,87 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26

38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 98 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 94,51 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 93,98 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 94,21 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 94,21 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 86,73 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 94,17 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 66,78 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 99,89 99,91 99,90 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 13,12 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 79,99 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,09 2,91 3,00 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,48 99,69 99,58 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 99,44 99,69 99,56 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif #DIV/0! #DIV/0! 76,80 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 89,34 76,18 82,89 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 93,81 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 102,14 105,47 103,77 % Tabel 43

(57)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A #DIV/0! #DIV/0! 98,72 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang #DIV/0! #DIV/0! 85,31 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) #DIV/0! #DIV/0! 0,41 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 85,43 81,67 83,58 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) #DIV/0! #DIV/0! 83,81 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) #DIV/0! #DIV/0! 0,37 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan #DIV/0! #DIV/0! 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100,00 100,00 100,00 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,05 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal - sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 99,12 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) - - 53,26 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) #DIV/0! #DIV/0! 1,16 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut #DIV/0! #DIV/0! 1,16 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 57,86 59,78 58,82 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 41,33 41,98 47,40 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 2,83 3,72 59,82 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1,05 1,71 5,86 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! 19,19 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! 5,27 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

(58)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 25,09 % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 27,43 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 44,44 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 6,55 % Tabel 61

92 Desa STBM - % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 62,35 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 15,40 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 91,27 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 3,81 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 2,00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 8,00 Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 9,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling 20,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu 60,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 12,00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 295,00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 70,17 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 1,14 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 60,00 Poskesdes Tabel 70

Polindes - Polindes Tabel 70

Posbindu 25,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 87,00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 76,99 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 10,00 3,00 13,00 Orang Tabel 72

(59)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 3,00 18,00 21,00 Orang Tabel 72

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 8,06 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 237,00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 90,93 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 97,00 230,00 327,00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 125,46 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi 4,00 35,00 39,00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 5,00 29,00 34,00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 14,00 7,00 21,00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 5,00 10,00 15,00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi - 9,00 9,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 64.925.663.034 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 5,86 % Tabel 81

(60)

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN/KOTA BATANG HARI TAHUN 2015

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Mersam 801,90 15 1 16 27.629 4.838 5,71 34,45

2 Muara Bulian 417,97 15 5 20 60.240 8.182 7,36 144,13

3 Muara Tembesi 419,77 11 2 13 29.963 6.969 4,30 71,38

4 Maro Sebo Ulu 906,33 13 1 14 32.347 6.770 4,78 35,69

5 Batin XXIV 904,14 14 2 16 27.467 8.960 3,07 30,38

6 Pemayung 1.022,15 17 1 18 31.349 5.871 5,34 30,67

7 Bajubang 1.203,51 8 1 9 39.298 1.835 21,42 32,65

8 Maro Sebo Ilir 129,06 7 0 7 12.338 3.771 3,27 95,60

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.804,8 100 13 113 260.631 47.196 5,52 45

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain…... (sebutkan)

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

NO KECAMATAN

DESA KELURAHAN DESA +

(61)

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA BATANG HARI

TAHUN 2015

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6 1 0 - 4 13.198 12.762 25.960 103,42 2 5 - 9 12.704 12.487 25.191 101,74 3 10 - 14 12.154 12.044 24.198 100,91 4 15 - 19 11.798 11.541 23.339 102,23 5 20 - 24 12.206 11.504 23.710 106,10 6 25 - 29 11.813 11.264 23.077 104,87 7 30 - 34 11.192 11.094 22.286 100,88 8 35 - 39 10.976 10.573 21.549 103,81 9 40 - 44 10.011 9.295 19.306 107,70 10 45 - 49 7.999 7.520 15.519 106,37 11 50 - 54 6.457 5.845 12.302 110,47 12 55 - 59 4.942 4.370 9.312 113,09 13 60 - 64 3.275 2.836 6.111 115,48 14 65 - 69 1.919 1.772 3.691 108,30 15 70 - 74 1.208 1.295 2.503 93,28 16 75+ 1.165 1.412 2.577 82,51

(62)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BATANG HARI

TAHUN 2015

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+ PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 107.115 102.365 209.480 2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF 106.546 98.955 205.501 99,47 96,67 98,10

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 28.328 34.148 62.476 26,45 33,36 29,82

b. SD/MI 28.874 30.381 59.255 26,96 29,68 28,29

c. SMP/ MTs 25.404 19.327 44.731 23,72 18,88 21,35

d. SMA/ MA 16.369 12.546 28.915 15,28 12,26 13,80

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 3.165 2.260 5.425 2,95 2,21 2,59

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 430 719 1.149 0,40 0,70 0,55

g. AKADEMI/DIPLOMA III 476 1.032 1.508 0,44 1,01 0,72

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 4.531 3.431 7.962 4,23 3,35 3,80

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) - - - 0,00 0,00 0,00

( - ) tidak ada data

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan BPS Kab. Batang Hari TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

(63)

TABEL 4

KABUPATEN/KOTA BATANG HARI TAHUN 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Mersam Mersam 156 1 157 153 0 153 309 1 310

Sungai Puar 130 1 131 122 0 122 252 1 253

2 Muara Bulian Muara Bulian 367 4 371 358 2 360 725 6 731

Aro 74 0 74 73 1 74 147 1 148

Pasar Terusan 75 0 75 72 0 72 147 0 147

Tenam 107 0 107 99 0 99 206 0 206

3 Muara Tembesi Muara Tembesi 186 0 186 181 1 182 367 1 368

Psr. Ma. Tembesi 116 3 119 118 2 120 234 5 239

4 Maro Sebo Ulu Sungai Rengas 319 2 321 328 0 328 647 2 649

5 Batin XXIV Durian Luncuk 189 0 189 186 0 186 375 0 375

Jangga Baru 95 1 96 85 3 88 180 4 184

6 Pemayung Jembatan Mas 164 5 169 160 0 160 324 5 329

Selat 161 1 162 156 1 157 317 2 319 7 Bajubang Penerokan 360 5 365 306 0 306 666 5 671 Batin 58 4 62 57 1 58 115 5 120 NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS HIDUP PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI JUMLAH KELAHIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi sosial, interaksi ini dapat terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi Penelitian ini menjelaskan

Benda yang terbang di udara akan menimbulkan muatan listrik statis yang diakibatkan karena gesekan antara benda tersebut dengan udara atau awan, atau hampir sama

Menimbang bahwa segala keberatan yang di kemukakan dalam memori banding telah terjawab dalam pertimbangan hukum tingkat pertama ,terutama sepanjang dalil telah terjadi perselisihan

Berkaitan dengan bentuk kegiatan tersebut maka layanan yang diberikan oleh konselor sekolah dapat bersifat preventif, kuratif, dan preseveratif atau developmental

Spornom se smatra odredba prema kojoj pripadnici nacionalne manjine koji čine više od 1,5 posto stanovnika zemlje imaju samo jedan glas odnosno opće biračko pravo, dok

Sebagian besar responden sejumlah 55% menyatakan sudah mengupayakan perbaikan proses pengolahan bahan baku, dengan alasan agar kualitas produk lebih baik lagi dengan kualitas bahan

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan alat ukur rasio keuangan daerah, yang terdiri dari