• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN KETELITIAN RELATIF POLIGON TERTUTUP PADA PENGUKURAN BATAS PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN KETELITIAN RELATIF POLIGON TERTUTUP PADA PENGUKURAN BATAS PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN KETELITIAN RELATIF POLIGON TERTUTUP PADA

PENGUKURAN BATAS PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR

Oleh: AZMANSYAH NIM. 090 500 131

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

PERHITUNGAN KETELITIAN RELATIF POLIGON TERTUTUP PADA

PENGUKURAN BATAS PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR

Oleh: AZMANSYAH NIM. 090 500 131

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

(3)

PERHITUNGAN KETELITIAN RELATIF POLIGON TERTUTUP PADA PENGUKURAN BATAS PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR

Oleh: AZMANSYAH NIM. 090 500 131

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Sebutan Ahli Madyapada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2012

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Perhitungan Ketelitian Relatif Poligon Tertutup Pada Pengukuran Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Nama : Azmansyah

N I M : 090500 131

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Ir. Wartomo, MP Ir. H. Saini, MP Erina Hertianti. S. Hut. MP NIP. 19631028 198803 1 003 NIP 19600626 1987031 003 NIP. 19700503 199512 2 002

Menyetujui, Mengesahkan,

Ketua Program Studi Geoinformatika Ketua Jurusan Manajemen Hutan

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP NIP 19710103199703 2 001 NIP. 19630805 198903 1 005

(5)

ABSTRAK

AZMANSYAH, Perhitungan Ketelitian Relatif Poligon Tertutup Pada Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur (di bawah bimbingan WARTOMO).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pengukuran dengan metode poligon tertutup sehingga diperlukan data-data maupun informasi besarnya kesalahan sudut dalam pengukuran tata batas (metode poligon tertutup).

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya kesalahan penutup sudut dalam pelaksanaan pengukuran tata batas perumahan Bumi Rindang Luhur.

Pengambilan data dilakukan langsung dilapangan dengan menggunakan alat theodolite, metode yang digunakan adalah metode poligon tertutup. Data yang diambil di lapangan dalam penelitian ini adalah mengambil jarak lapang, tinggi alat, sudut vertikal, sudut horizontal, sudut azimuth, helling, pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawahnya. Selanjutnya dilakukan pengolahan data mengunakan program MS excel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya kesalahan penutup sudut pada pengukuran tata batas perumahan Bumi Rindang Luhur adalah 31,8? dengan ketelitian relatif poligon 12,4196 m.

Kata kunci : theodolite, poligon

(6)

RIWAYAT HIDUP

Azmansyah, lahir pada tanggal 19 Juni 1990 di Inanam Malaysia. Merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Abdul Rahman dan ibu Hj. Juleha.

Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 011 Nunukan, pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Nunukan pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama melanjutkan ke Madrasah Aliyah Al-khairat Nunukan Jurusan IPA dan berijazah pada tahun 2009.

Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2009 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi GeoInformatika.

Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pernah mengikuti ekstrakurikuler kegiatan band, futsal, dan teater. Tanggal 1 Maret 2012 s/d 2 Mei 2012 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di UPTD Planologi Kehutanan Samarinda sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya GeoInformatika pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu peryaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta dan adik yang telah banyak memberi dukungan, baik dari segi moril maupun materil.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku dosen pembimbing dan Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda,

3. Bapak Ir. Saini, MP selaku penguji I,

4. Ibu Erina Hertianti, S.Hut, MP selaku penguji II,

5. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi program studi geoinformatika. 6. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga amal baikdan keikhlasanyaakan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN ……….. i

ABSTRAK ……….... ii

RIWAYAT HIDUP ………... iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………... viii

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 3

A. Gambaran Umum Tentang Pengukuran ……… 3

B. Cara Kerja Theodolite ………, 9

C. Pengukuran Detail ………... 11

D. Situasi Koordinat………...… 11

BAB III. METODE PENELITIAN ………... 13

A. TempatdanWaktuPenelitian ………... 13

B. AlatdanBahan ………... 13

C. ProsedurPenelitian ………... 14

D. Pengolahan Data ………... 17

E. Analisa Data ………... 21

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….... 23

A. Hasil ………... 23

B. Pembahasan ………... 28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………. ... 31

A. Kesimpulan ………... 31

B. Saran ………... 31 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tally Sheet Pengukuran Dengan Menggunakan Alat Theodolite . . . . .

16 2. Tally Sheet Pengukuran Detail. . . 17 3.

4.

Analisis Data Poligon Tertutup Pengukuran Tata Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur . . . Data Poligon Tertutup Dengan Menggunkan Microsoft Excel . . .

23

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Alat ukur Theodolite . . . 5 2. Bacaan benang pada rambu ukur. . . 16

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Data Pengukuran Poligon Tertutup (Boundary) . . . 33 2. Gambar Pengukuran Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur. . . 37 3. Gambar Pengukuran Pada Pengambilan Titik Detail . . . 37

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mengajarkan tentang teknik – teknik pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah dalam areal yang terbatas untuk keperluan pemetaan, Basuki (2006).

Perkembangan ilmu pengukuran semakin berkembang dengan adanya ilmu ukur tanah, yang memiliki teknik pengukuran yang semakin akurat, seperti pengukuran tata batas poligon, jalan dan lain-lain. .

Menurut Muhamadi (2000), theodolite merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah.

Dalam pengukuran menggunakan metode poligon tertutup banyak dijumpai kesalahan – kesalahan yang mana kesalahan tersebut biasanya dikarenakan adanya kesalahan penutup poligon.

Pentingnya ketelitian dalam sebuah pengukuran agar hasil peta, denah dan semacamnya yang dibuat sesuai dengan gambaran sebenarnya di lapangan.

Kesalahan penutup poligon pada pengukuran menggunakan metode poligon tertutup terjadi dikarenakan adanya berbagai kesalahan- kesalahan dalam pelaksanaan pengukuran.

Kesalahan- kesalahan dalam pengukuran dapat dibedakan berdasarkan penyebab kesalahan maupun sumber kesalahannya, seperti halnya kesalahan oleh manusia (human error) maupun kesalahan oleh alam (random eror).

(13)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa sejauh mana kesalahan penutup sudut dalam pelaksanaan pengukuran dan memberikan informasi dan pengetahuan bagi para surveyor tentang ketelitian relatif poligon dalam melaksanakan pengukuran dengan menggunakan alat theodolite.Mengetahui besarnya ketelitian penggunaan alat theodolite dalam pengukuran.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Tentang Pengukuran

1. Pengertian Pengukuran

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran dipermukaan bumi, untuk menentukan posisi relatif atau absolute titik-titik pada permukaan tanah dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah Basuki (2006)..

Ilmu ukur tanah merupakan bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan.Suryadi (2010).

Menurut Basuki (2006), Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mengajarkan tentang teknik-teknik pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah dalam areal yang terbatas untuk keperluan pemetaan.

Selanjutnya dinyatakan bahwa berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam yaitu:

a. Geodetic surveying (survei geodetik)

Survei geodetik merupakan teknik pengukuran yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini biasa digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung ( bola/ellipsoid).

(15)

b. Plane Surveying

Merupakan kebalikan dari teknik pengukuran survei geodetik karena pada pengukuran ini kelengkungan bumi diabaikan dan mengasumsikan bumi adalah sebagai bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar.

Dalam pelaksanaan pengukuran tidak pernah lepas dari kesalahan pengamatan. Menurut Iskandar (2011), Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kesalahan kasar (mistake/blunders)

Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati, kurang pengalaman,atau kurang perhatian. dalam pengukuran, jenis kesalahan ini tidak boleh terjadi sehingga apabila diketahui ada kesalahan kasar maka diharuskan untuk mengulang seluruh atau sebagian pengukuran.

Contoh kesalahan kasar antara lain: ? Salah baca

? Salah mencatat data ukuran ? Salah dengar dari si pencatat 2. Kesalahan sistematik ( sistematic error )

Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur seperti pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang tidak teratur pada pita ukur dan pembagian lingkaran theodolite yang tidak seragam. 3. Kesalahan Random atau tak terduga

(16)

Kesalahan Random merupakan kesalahan yang terjadi karena hal-hal yang tak terduga sebelumnya, seperti adanya getaran udara atau undulasi, kondisi tanah tempat berdiri alat ukur yang tidak stabil, pengaruh kecepatan angin atau kondisi atmosfer, dan kondisi psikis pengamat.

2. Alat Ukur Pemetaan A. Theodolite

1) Pengertian Theodolite

Menurut Muhamadi (2000), Theodolite merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah.

Sedangkan menurut Hidayat (2006), theodolite merupakan alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.

2) Bagian Theodolite

Menurut Hidayat (2006) Bagian – bagian penting dari alat theodolite antara lain:

(17)

Gambar 1. Alat ukur theodolite

a) Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik b) Lingkaran skala vertikal

c) Pengerak halus (vertikal)

d) Indeks pembaca lingkaran skala mendatar e) Sumbu tegak

f) Pengerak Halus (horizontal) g) Skrup ABC

h) Pegangan theodolite i) Lensa okuler

j) Penggerak fokus lensa okuler k) Nivo kotak

l) Nivo tabung m) Display

(18)

n) Tombol fungsi o) Tribach

3. Pengelompokan Theodolite

Menurut Basuki (2006), Theodolite dibedakan sebagai berikut: A. Berdasarkan Kontruksinya

1) Theodolite Repetisi

Lingkaran skala mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak. Bila skrup pengunci lingkaran skala mendatar dibuka, maka tidak dapat dilakukan pengukuran sudut. Besarnya sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua buah target hanya dapat diukur kalau skrup pengunci lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebab bila skrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada saat diputar piringan skala mendatar akan ikut terputar bersama dengan indeks pembaca lingkaran mendatar.

Keuntungan dari penggunaan theodolite jenis repetisis adalah dimungkinkannya pengubahan pada arah garis bidik tertentu. Misalnya pada suatu arah garis bidik A bacaan skala mendatar dibuat nol derajat kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan skala mendatar B merupakan sudut APB.

2) Theodolite Reiterasi

Lingkaran skala mendatar theodolite menyatu dengan tribach, sehingga lingkaran mendatar tidak dapat diputar. Akibatnya bacaan lingkaran mendatarnya untuk suatu target

(19)

merupakan suatu bacaan arah. Jadi susut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan arah keua dikurangi bacaan arah yang pertama.

B. Sistem Pembacaan

1) Sistem dengan indeks garis 2) Sistem dengan nonius 3) Sistem dengan mikrometer 4) Sistem koinsidensi

5) Sistem digital

4. Syarat Sebelum Mengukur Sudut

a. Sumbu Tegak (sumbu-I) Harus Tegak

Bila sumbu I tegak miring maka lingkaran skala mendatar tidak lagi mendatar. Hal ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar. Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar di tengah dan gelembung nivo akan tetap berada di tengah meskipun theodolite diputar mengelilingi sumbu tegak.

Bila pada saat theodolite diputar mendatar dan gelembung nivo berubah posisi tidak di tengah lagi, maka berarti sumbu- I tidak vertikal, hal ini disebabkan oleh kesalahan sistem sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo yang tidak benar.

b. Sumbu Mendatar (Sumbu-II) Harus Sumbu Mendatar c. Garis Bidik harus Tegak Lurus Sumbu Mendatar

(20)

Untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Gantungkan unting-unting pada dinding. Benang diusahakan agar tergantung bebas (tidak menyentuh dinding atau lantai)

2) Setelah sumbu tegak diatur sehingga benar-benar tegak, garis bidik diarahkan ke bagian atas benang. Kunci skrup pengunci sumbu tegak dan skala mendatar.

3) Gerakan garis bidik perlahan-lahan ke bawah

4) Bila sumbu mendatar tegak lurus dengan sumbu tegak dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu mendatar maka garis bidik akan bergerak sepanjang benang unting-unting (tidak menyimpang dari bidikan benang).

B. Cara kerja Theodolite

1. Penentuan Sudut Azimuth

Dalam pengukuran dengan menggunakan alat theodolite tidak diperoleh niali sudut azimuth secara langsung di lapangan melainkan melalui perhitungan antara nilai sudut horizontal dengan nilai sudut azimuth awal.

Rumus yang digunakan adalah :

(21)

2. Penentuan Nilai Jarak Datar

Nilai jarak datar pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite merupakan hasil perhitungan antara nilai jarak lapang dengan nilai sudut vertikal, adapun rumus yang digunakan dalam menentukan nilai jarak datar pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite adalah sebagai berikut:

?? ? ?? ? ???? ??????? 3. Penentuan Nilai Easting (Koordinat X)

Nilai koordinat Easting pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite merupakan hasil perhitungan antara nilai jarak datar dengan nilai sudut azimuth, adapun rumus yang digunakan dalam menentukan nilai koordinat easting pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite adalah sebagai berikut:

Nilai x = jarak datar x sin azimuth Easting = x + Xawal

4. Penentuan Nilai Northing (Koordinat Y)

Nilai koordinat Northing pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite merupakan hasil perhitungan antara nilai jarak datar dengan nilai sudut azimuth, adapun rumus yang digunakan dalam menentukan nilai koordinat Northing pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite adalah sebagai berikut:

(22)

Nilai y = jarak datar x cos azimuth Northing = y + Yawal

Easting = x + Xawal

5. Penentuan Nilai Elevation

Nilai koordinat elevation pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite merupakan hasil perhitungan antara nilai jarak datar, tinggi alat, bacaan benang tengah dan nilai sudut vertikal adapun rumus yang digunakan dalam menentukan nilai koordinat elevation pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat theodolite adalah sebagai berikut:

Nilai H = (ti-bt)+ ((1/tan vertikal)x JD) Basuki (2006) elevation= H + Zawal

keterangan :

?H = Beda tinggi ti = Tinggi alat

bt = Bacaan benang tengah JD = Jarak Datar

Nilai H = jarak lapangr x sin helling? Elevation = H + Zawal

C. Pengukuran Detail

Detail adalah segala objek yang ada di lapangan, baik yang bersifat alamiah seperti sungai, lembah, bukit, alur dan rawa, maupun hasil budaya manusia seperti jalan, jembatan, gedung, lapangan, stasiun, selokan dan batas – batas pemilikan tanah yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat.

(23)

Pemilihan detail, distribusi dan teknik pengukurannya dalam pemetaan sangan tergantung dari skala dan tujuan peta itu dibuat. Misal untuk peta kadaster atau pendaftaran hak atas tanah, yang diperlukan adalah unsur batas – batas pemilikan tanah, sedang beda tinggi atau topografi tidak diperlukan. Sedang untuk peta teknik, yang diperlukan unsur – unsur topografi, detail alamiah serta hasil budaya manusia yang konkrit ada di lapangan.

Penentuan posisi dari titik – titik detail, dikatakan pada titik – titik kerangka pemetaan yang terdekat yang telah diukur sebelumnya, atau mungkin juga ditentukan dari garis ukur, yang merupakan sisi – sisi dari kerangka peta ataupun garis yang dibuat khusus untuk itu ( Basuki, 2006 ).

Ada beberapa metode atau cara pengukuran ( penentuan posisi ) titik detail antara lain :

1) Metode offset

2) Metode polar atau koordinat kutub 3) Metode pemotongan ( kemuka )

D. Situasi koordinat

Situasi koordinat merupakan letak posisi suatu titik di permukaan bumi berdasarkan sumbu x , sumbu y dan sumbu z pada diagram kartesius. Menurut Hartono, (2010) situasi koordinat merupakan letak posisi titik di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam bentuk angka, angka-angka tersebut dikenal dengan nama nilai koordinat.

(24)

E. Poligon Tertutup

Poligon tertutup merupakan serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran lapangan. Titik awal dan titik akhir merupakan titik yang sama (Amiruddin, 2010).

Untuk pengukuran sudut yang dilaksanakan sudut luar, maka kesalahan dapat dikontrol dari pengukuran karena jumlah sudut luar dari segi n harus sama dengan (2 n + 4) 900 atau (n + 2) 1800. Sedangkan untuk pengukuran sudut yang dilaksanakan sudut dalam, maka kesalahan pengukuran dapat dikontrol, dimana jumlah sudut dalam harus sama dengan (2n –4) 900 atau (n -2) 1800. Dimana n adalah banyaknya sudut.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Bumi Rindang Luhur (BRL) Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loajanan Ilir dan diolah di Lab Program Studi Geoinformatika.

2. Waktu

Penenilitian ini memerlukan waktu selama 2 bulan dari 5 Juni 2012 hingga 5 Agustus 2012 mulai dari pembuatan proposal, penelitian dan penyusunan laporan karya ilmiah

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Theodolite, digunakan sebagai alat ukur untuk mengambil data di lapangan berupa data bacaan benang, data sudut horizontal dan data sudut vertikal. b. Tripod, digunakan sebagai tempat berdirinya alat theodolite agar tetap

sentring.

c. Rambu ukur, digunakan sebagai media target yang biasa dibaca oleh alat ukur theodolite.

d. Rol meter 50 meter, digunakan untuk mengambil jarak secara langsung agar arah pengukuranya dapat teratur.

e. Rol meter 5 meter, digunakan untuk mengukur tinggi berdiri alat theodolite dari kaki tripod yang paling bawah sampai batas lensa theodolite.

(26)

f. Payung, digunakan sebagai pelindung alat theodolite dari panas matahari dan air hujan.

g. Kalkulator, digunakan untuk mengecek kesalahan pada pengukuran di lapangan.

h. Parang, digunakan untuk membersihkan ilalang atau sesuatu yang mengganggu dalam proses pengukuran.

i. Alat tulis, digunakan untuk mencatat data di lapangan.

j. Papan LJK, digunakan sebagai alas untuk tally sheet agar data tidak rusak atau sobek.

k. Paku payung, ditancapkan pada patok pengukuran dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan sentring alat theodolite.

l. Patok, digunakan untuk menandai titik dilapangan yang sudah ditentukan, sekalian tempat berdirinya alat untuk saling mengikat antara titik yang satu dengan yang lainnya.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Tally sheet, digunakan untuk mencatat data di lapangan

b. Lahan Perumahan Bumi Rindang Luhur (BRL), digunakan sebagai tempat yang akan diukur.

C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan meliputi :

(27)

a. Persiapan di Laboratorium

Mempersiapkan (meminjam) alat-alat yang akan digunakan untuk pengukuran di laboratorium geodesi Program Studi Geoinformatika b. Persiapan di Lapangan

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilaksanakan tinjauan lapangan dengan tujuan untuk memperlancar pengukuran, adapun urut-urutan langkah kerjanya sebagai berikut:

1) Memeriksa lokasi dimana pengukuran akan dilaksanakan.

2) Mencari letak BM (Bems Mark) yang ada disekitar lahan yang akan diukur.

3) Perencanaan pemilihan alat yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.

4) Membuat patok-patok, dibuat runcing pada salah satu ujungnya agar lebih mudah menancapkannya, kemudian menancapkan paku payung pada salah satu ujung yang lain sebagai titik pusat dari patok.

5) Menyiapkan Tally sheet perhitungan data. 2. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan alat Theodolite. Data-data yang diambil di lapangan dengan menggunakan alat Theodolite adalah bacaan benang (atas, tengah, bawah).

(28)

Gambar 2. Bacaan benang pada rambu ukur

bacaan sudut vertikal dan bacaan sudut horizontal. Kemudian dicatat dalam tally shett seperti tabel berikut :

Tabel. 1. Tally sheet pengukuran dengan menggunakan alat Theodolite

Titik Target Tinggi

Alat Sdt. Vertikal Sdt. Horizontal BacaanBenang

(?) (‘) (‘’) (?) (‘) (‘’) Atas Tengah Bawah

BS P1 P2 P1 P2 P3 P2 P3 Keterangan :

P1 = Patok 1 (tempat berdiri alat nomor 1) P2 = Patok 2 (tempat berdiri alat nomor 2) P3 = Patok 3 (tempat berdiri alat nomor 3) BS = BackSide

(29)

Tabel 2. Tally Sheet Pengukuran Detail.

Titik Target TinggiAlat Sdt. V ertikal Sdt. Horizontal BacaanBenang (?) (‘) (‘’) (?) (‘) (‘’) Atas Tengah Bawah

P1 D1 D2 D3 D4 D5 P2 D1 D2 D3 Keterangan : D1 = Detail 1 D2 = Detail 2 D3 = Detail 3 D4 = Detail 4 D5 = Detail 5 D. Pengolahan Data

Data hasil pengukuran dilapangan kemudian diolah dengan menggunakan program aplikasi Excel. Program Excel digunakan untuk mempercepat perhitungan adapun perintah-perintah yang digunakan dalam program aplikasi Excel.

Adapun rumus – rumus yang digunakan dalam Microsoft Excel antara lain sebagai berikut :

a) Rumus Jarak Lapang: JL = (Ba-Bb)/10 Ket :

(30)

JL : Jarak Lapang Ba : Benang atas Bb : Benang bawah b) Rumus Jarak Datar :

JD = JL*sin((sdt vertikal)*pi()/180)^2 Ket :

JD : Jarak Datar JL : Jarak Lapang

c) Rumus menentukanazimuth suatu titik: azimuth = $azimuth awal$ + Hz – 180 Ket :

Hz : Sudut Horizantal d) Rumus beda tinggi :

Beda tinggi (?H) = (Ta-Bt)+(atan((sdt vertikal)*pi()/180)*Jd)

Ket :

Ta : Tinggi alat Bt : Benang Tengah Jd : Jarak datar

Sdt vertikal : Sudut Vertikal e) Rumus Koreksi X : ?X = Jd * sin((sdt azimuth)*pi()/180) Ket : ?X : Koreksi X Jd : Jarak datar f) Rumus Koreksi Y ?Y = Jd * cos((sdt azimuth)*pi()/180) Ket : ?Y : Koreksi Y Jd : Jarak datar

(31)

Easting= ?X + X awal Ket :

?X : Koreksi

X awal : Koordinat awal

h) Rumus Northing (Koordinat akhir) Northing = ?Y + Y awal Ket :

?Y : Koreksi

Y akhir : Koordinat akhir i) Rumus Elevation

Elevation = ?H + Z awal Ket :

?H : Beda tinggi Z awal : Elevasi awal

Jika menggunakan perhitungan manual (kalkulator) adalah sebagai berikut: Rumus sudut luar:

? ?? ? ? ?• ? ??????? ? ?????

Ket:

?????: Jumlah sudut horizontal ???: Koreksi sudut horizontal N : Jumlah titik polygon

Rumus sudut dalam:

? ?? ? ? ?? ? ?? ? ???? ? ???? ? •

Ket:

?????: Jumlah sudut horizontal ??? : Koreksi sdt horizontal N : Jumlah titik polygon

Rumus menentukan azimuth suatu titik:

? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ?? ?? ? ????

Rumus jarak miring:

J.M = (Ba-Bb)? 100? SinVA Ket:

J.M : Jarak miring Ba : Benang atas

(32)

Ket:

? : Azimuth

? : Sudut horizontal

???: Koreksi sudut horizontal

Bb : Benang bawah Sin VA : Sinus sudut vertikal J.D : Jarak datar

Rumus jarak datar: J.D = J.M ? SinVA

Ket:

J.M : Jarak miring Ba : Benangatas Bb : Benangbawah Sin VA : Sinus sudut vertical J.D : Jarakdatar

Untuk mengetahui ? ? , digunakan rumus: ? ? = Dd ? Sin ? Ket: Dd : Jarakdatar ? ? : Koreksi X sin? ???? ???? ???

Untuk mengetahui ? ? , digunakan rumus: ? ? = Dd ? Cos ? Ket: Dd : Jarakdatar ? ? : Koreksi Y Cos? ? ??? ???? ???

Untuk mencari F (? ) = Koreksi ? dengan rumus: ? ??? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? Ket: ? ? : Koreksi X Dd : Jarak datar

?Dd : Jumlah Jarak datar ?? ? : Jumlah ? X

Untuk mencari F (?) = Koreksi ? dengan rumus: ? ??? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? Ket: ? ? : Koreksi Y Dd : Jarakdatar

?Dd : Jumlah Jarak datar ?? : Jumlah ? Y

Untuk mengetahui rumus beda tinggi: ? ? ? ? ?? ? ? ? ??• Ket: ? : Beda tinggi TA : Tinggi alat Bt : Benang Tengah Dd : Jarakdatar

Tan VA : Tangen sudut vertikal Untuk mengetahui koreksi tinggi

digunakan rumus:

???? ? ? ? ?? ?? ?? ?

koordinat X1 :

X1 = Titik Koordinat Awal ? ? + ? ? ? ??? Ket:

X1 : Titik koordinat awal ? ? : Koreksi X

(33)

Ket:

F(h) : Koreksi tinggi Ddi : Jarak datar ke 1 ?? ? : Jumlah beda tinggi ?Dd : Jumlah Jarak datar

(x) : Easting

Koordinat Y1:

Y1= Titik Koordinat Awal Y +? ? ? ? ???

Ket:

Y : Titik koordinat awal ? ? : Koreksi Y ? ??? : Koreksi Y Elevasi (Z1): Z1 = Elevasi Awal: ? + f(h) Ket: Z1 : Elevasi awal ? : Beda tinggi F(h) : Koreksi tinggi Untuk mengihitung Azimuth titik

detail menggunakan rumus: A Dn=? ? ? ? ? ? ? ? ????

Ket:

? ? ? : Azimuth titik detail ? ? ? : Azimuth titik polygon ? Dn :Sudut horizontal titik detail

Koordinat X1:

X1 : Titik Koordinat X poligon yang dipakai +? ?

Ket:

X1 : Titik Koordinat ? ? : Koreksi X

E. Analisis Data

Data-data pengukuran diatas tidak bias langsung dijadikan data yang sudah siap digunakan, tetapi harus dianalisis terlebih dahulu hingga mendapatkan data yang benar-benar sudah teruji keakuratanya. Untuk itu ada beberapa analisis yang harus dilakukan yaitu: analisis kesalahan penutup sudut, analisis dan kesalahan penutup jarak (Basuki, 2006).

1. Analisis Kesalahan Penutup Sudut

Dalam pengukuran poligon tertutup bahwa besarnya salah penutup sudut (?? ) pada pengukuran ini yaitu sebesar 000’59” kesalahan sebesar ini dibagi

(34)

pada titik dengan masing-masing 18 titik mendapatkan koreksi sebesar 004`10.32”. Dalam pengukuran ini besarnya toleransi kesalahan sudut adalah I? ?‘ ‘, di mana:

I = Ketelitian alat N = Jumlah titik

Sehingga I, berarti‘ ‘,= 0?0’59’’? 18=0?4’10.32’’, berate dalam pengukuran ini tidak masuk dalam tolenrasi pengukuran sudut.

2. Analisis Kesalahan Penutup Jarak a. D Sin ? (? ? )

Dalam pengukuran polygon tertutup bahwa besarnya penutup jarak (? ? ) pada pengukuran ini yaitu sebesar 12.77753 m kesalahan penutup jarak ini di masukan kedalam perhitungan koreksi X, dengan masing-masing titik dikalikan dengan 0.63 m terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi X adalah (? ? ) = (dI / ?? ? x fx, di mana:

dI = jarak dalam poligon ?? = jumlah jarak

? = kesalahan penutup absis

Contoh, ?? ? ) pada P1 = ( dI/ ??) xfx = (21.984 / 857.46) x (12.77753) = 0.3275 m

b. D Cos? (? ?)

Dalam pengukuran polygon tertutup bahwa besarnya salah penutup jarak?? ?) pada pengukuran ini yaitu sebesar -69.033 kesalahan penutup

(35)

jarak ini dimasukan ke dalam perhitungan koreksi y, dengan masing-masing titik dikalikan dengan -69.033 terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi y adalah ?? ?) = (dI / ?? ) x fy, di mana:

dI = jarak dalam poligon ?? = jumlah jarak

? = kesalahan penutup absis

Contoh, ?? ?) pada P1 = ( dI/ ?? ) x fy = (21.984 / 857.46) x (-69.033) = - 1.7699 m

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Perumahan Bumi Rindang Luhur berupa pengambilan data tata batas. Keseluruhan data yang diperoleh tersebut secara lengkap disajikan dalam tabel pada Lampiran 1.

1. Luas Areal Perumahan Bumi Rindang Luhur

Pengukuran tata batas (boundary) bertujuan untuk mengetahui selisih penutup sudut dan penutup koordinat poligon tertutup. Data pengukuran tata batas areal tersebut (boundary) berupa poligon tertutup disajikan Tabel 3 berikut merupakan hasil analisis data poligon tertutup.

Tabel 3. Analisis Data Poligon Tertutup Pengukuran Tata Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Macam Analisis Hasil Pengukuran

Azimuth awal 0 0 0 Azimuth akhir 0 0 0 Jumlah titik 18

N-2 x 180 (sudut dalam) 2880°

Jumlah koreksi sudut 31,81944444° Ketelitian relatif poligon 7,49991498° Jumlah jarak 857,460 m Luas Area 5,32 ha Koordinat awal 513209,0000 9939043 Koordinat akhir 513221,7753 9938974 Dx 12,7753 m Dy -69,0333 m Koreksi absis 1,000 m Koreksi oordinat 1,000 m Kesalahan linear 12,419657 m

(37)

Berdasarkan data dari Tabel 3 di atas, diketahui bahwa azimuth awal dan azimuth akhir dari pengukuran poligon tertutup untuk pengukuran tata batas (boundary) diperoleh nilai azimuth awal sama dengan azimuth akhir, yaitu 0. Persamaan dari nilai azimuth awal dan akhir dalam pengukuran poligon tertutup merupakan syarat mutlak karena sebuah poligon tertutup haruslah nilai azimuth awalnya sama dengan azimuth akhir.

Selain dari itu poligon di atas mempunyai jumlah titik 18 dikarenakan jumlah titik STN (tempat berdiri alat) sama dengan 18 titik. Jumlah koreksi sudut dalam adalah 2.880 º, nilai tersebut diperoleh dari rumus dari perhitungan sudut dalam dimana rumus perhitungan sudut dalam adalah n (jumlah titik) – 2 *180 º.

Nilai dari jumlah koreksi data di atas adalah 31,819 º nilai tersebut diperoleh dari jumlah sudut horizontal ± jumlah sudut dalam. Dari nilai jumlah koreksi sudut diperoleh nilai ketelitian relativ sebesar 7,49 º dimana nilai tersebut diperoleh dari jumlah koreksi sudut dibagi jumlah titik

Pengukuran boundary di area perumahan bumi rindang luhur diperoleh jumlah jarak atau keliling 857,46 meter dan luas area 5,32 Ha. Koordinat awal dari pengukuran batas Easting (Timur) 513209 dan Northing (Utara) 9939043. Nilai ini sama dengan nilai koordinat akhir sesuai dengan syarat pokok poligon tertutup.

Nilai dari dx dan dy dalam Tabel 3 adalah 12,7753. -69.0333 nilai dx dan dy diperoleh dari selisih dari koordinat awal dan akhir. Nilai dari koreksi absis 1,0000 meter nilai ini diperoleh dari nilai dx dibagi Jumlah absis (x), sedangkan nilai koreksi koordinat adalah 1,000 meter nilai ini diperoleh dari nilai dy.

(38)

Nilai kesalahan linier dalam pengukuran batas adalah 12,419657 meter

nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah jarak di bagi akar koreksi absis kuadrat di tambah koreksi ordinat kuadrat.

2. Data Perumahan Bumi Rindang Luhur yang Di input dari Microsoft Exel Berdasarkan dari data detail poligon Perumahan Bumi Rindang Luhur yang sudah di input dengan menggunakan Microsoft Excel di sajikan pada tabel di bawah ini.

(39)

no titik titik target sudut horizontal koreksi horizontal

azimuth bacaan benang

vertikal jarak lapang

jarak

datar ?X ?Y X Y

atas tengah bawah

P0 P17 -1.76775 0 220 110 0 94.154 513209 9939043 P1 119.199 117.4309 297.43 622 500 378 102.38 23.7 23.69 -21.024 10.912 513187.98 9939053.9 P1 P0 318 200 88 81.447 P2 222.299 220.5309 337.96 1210 1000 790 104.13 42 42 -15.759 38.93 513172.22 9939092.8 P2 P1 910 700 490 76.897 P3 91.6597 89.89198 247.85 300 150 0 95.761 29 29 -26.857 -10.93 513145.36 9939081.9 P3 P2 1640 1500 1360 86.046 P4 194.058 192.2906 260.14 910 500 90 92.307 82 81.99 -80.784 -14.03 513064.58 9939067.9 P4 P3 910 500 90 89.042 P5 248.396 246.6281 326.77 550 300 50 86.868 51 50.99 -27.942 42.655 513036.63 9939110.5 P5 P4 760 500 240 95.069 P6 119.064 117.2961 264.07 190 100 10 85.736 18 17.98 -17.882 -1.858 513018.75 9939108.7 P6 P5 590 500 410 99.86 P7 112.046 110.2781 194.35 700 405 115 90.122 58.25 58.24 -14.432 -56.43 513004.32 9939052.2 P7 P6 690 400 110 91.518 P8 168.838 167.0698 181.42 1210 100 790 85.361 42 42 -1.0381 -41.99 513003.28 9939010.3 P8 P7 1110 900 690 95.497 P9 222.382 220.6142 222.03 290 200 10 82.982 28 27.98 -18.732 -20.78 512984.55 9938989.5 P9 P8 290 150 10 101.49 P10 133.467 131.6989 173.73 460 300 140 85.382 32 31.99 3.49435 -31.8 512988.04 9938957.7 P10 P9 960 800 640 97.046 P11 170.128 168.36 162.09 1205 900 595 87.725 61.5 61.5 18.9131 -58.52 513006.96 9938899.2

(40)

P11 P10 1410 1100 790 92.574 P12 170.128 168.36 150.45 890 450 50 95.419 81 81 39.9479 -70.46 513046.9 9938828.7 P12 P11 1390 1000 610 85.163 P13 124.332 122.5642 93.014 765 400 35 97.394 72.5 72.5 72.3967 -3.812 513119.3 9938824.9 P13 P12 760 400 40 83.653 P14 179.256 177.4878 90.502 480 250 25 85.888 45.5 45.49 45.4884 -0.398 513164.79 9938824.5 P14 P13 480 250 25 96.493 P15 177.504 175.7364 86.238 610 400 190 81.683 42 41.99 41.9011 2.7552 513206.69 9938827.2 P15 P14 710 500 290 100.61 P16 108.615 106.8475 13.085 920 500 80 89.485 84.65 84.65 19.1647 82.45 513225.86 9938909.7 P16 P15 1125 700 272 91.307 P17 163.172 161.4045 354.49 510 300 90 91.914 42.5 42.49 -4.0798 42.293 513221.78 9938952 P17 P16 465 250 35 90.676 P0 187.278 185.51 360 710 600 490 90.171 22 21.98 0 21.984 513221.78 9938974 2911.82 2880 12.7753 -69.03 12.775318 -69.033337 koreksi sudut horizontal 2880 2880 koreksi sudut dalam -31.8194 -1.76775 Tabel 4 lanjutan

(41)

Berdasarkan data yang diambil dari lapangan yang kemudian dimasukkan kedalam Microsoft Excel, lalu diinput kedalam Survac adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Hasil pengolahan data dengan menggunakan survac

B. Pembahasan

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan tidak langsung diperoleh luas area perumahan bumi rindang luhur tetapi diperoleh keliling areal tersebut. Luas secara keseluruhan diperoleh melalui pembuatan peta topografi berdasarkan data dari Tabel 5 pada lampiran, yang diolah menggunakan program AutoCad Land Development yaitu seluas ± 5,32 Ha. Namun menurut ketua RT perumahan tersebut, luas yang ada adalah ± 5,40 Ha. Perbedaan luas area ini disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik batas perumahan bumi rindang luhur di lapangan sebenarnya, karena dalam mengukur tidak

(42)

didampingi oleh developer yang mengetahui batas-batas perumahan Bumi Rindang Luhur. Di lapangan tidak dijumpai patok ataupun tanda batas dari perumahan tersebut, karena itu pengambilan data untuk penelitian ini batas areal ditentukan sendiri. Batas areal dilakukan dengan menentukan Bench Mark (BM) terlebih dahulu pada batas atas perumahan dari pintu gerbang (Gambar 5 pada lampiran). Selanjutnya batas-batas poligon tertutup untuk tata batas perumahan dilakukan dengan mengambil pengukuran di belakang rumah-rumah paling tepi dari perumahan tersebut (Gambar 6 pada lampiran). Titik-titik detail diambil dengan membuat pola radial mengikuti badan jalan setiap 20 m (Gambar 7 pada lampiran)

Batas perumahan Bumi Rindang Luhur diperoleh dengan menghubungkan titik-titik detail dan titik ikat yang ada di lapangan hingga disesuaikan bentuk sketsa yang ada di lapangan.

Pengukuran batas sudah dilakukan koreksi sudut, jarak, koordinat dan ketelitian minimal alat ukur theodolite. Jumlah koreksi sudut adalah 31,81º, angka ini diperoleh dari penjumlahan hasil dari azimuth awal dikurangi dengan azimuth akhir dengan hasil sudut horizontal dikurangi dengan sudut luar seluruhnya. ketelitian relatif adalah 7,49991498º yang diperoleh dari penjumlahan jumlah koreksi sudut dibagi hasil dari akar jumlah titik.

Menurut Iskandar (2011) kesalahan pada theodolite merupakan proses yang mencakup tiga hal atau bagian yaitu benda ukur, alat ukur dan pengukur atau pengamat. Karena ketidak sempurnaan masing-masing bagian ini ditambah dengan pengaruh lingkungan maka bisa dinyatakan bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut. Ketelitian bersifat relatif yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga hasil pengukuran dengan harga

(43)

yang dianggap benar, karena yang absolut benar tidak diketahui. Setiap pengukuran, dengan kecermatan yang memadai, mempunyai ketidaktelitian yaitu adanya kesalahan yang berbeda - beda, tergantung pada kondisi alat ukur, benda ukur, metode pengukuran dan kecakapan si pengukur.

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perumahan Bumi Rindang Luhur memiliki luas areal sebesar ± 5,3 Ha. 2. Pada ketelitian relatife poligon tertutup pada Bumi Rindang Luhur

dengan menggunakan alat theodolite dapat di ketahui nilai kesalahan linier dalam pengukuran batas adalah 12,419657 meter.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka disarankan antara lain : Sebaiknya batas pada perumahan bumi rindang luhur mempunyai patok yang permanen sehingga memudahkan untuk pemetaan areal perumahan tersebut.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2010.Pengertianpoligon tertutup. (http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-poligon/).

(diunduhpadatanggal29 Desember 2010)

Basuki,S.2006.IlmuUkurTanah.GajahMada University Press,Yoyakarta Fransiskus, Rudy. 2007. Pengukuran dengan menggunakan alat sederhana

http://id.answer.yahoo.com/question/indexqid=20071108182361AA wijo, (diunduh pada tanggal 15 September 2012)

Hartono, 2010, Pengertian Situasi Koordinat.http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/07/situasi-koordinat-html,(diunduh pada tanggal september 2012).

Hidayat. 2005. AlatUkurSederhana.Gramedia.Jakarta

Iskandar,2011. Teori kesalahan. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB2.Teori kesalahan %iskandar%29,(diunduh tanggal juli 2012)

Muhamadi,2000. Alat ukur theodolite. http://fis.um.ac/muhamadi/2000/11/18/alat-ukur-theodolite,(diunduh tanggal 15 september 2012)

(46)

(47)

34 Lampiran 1

Tabel 5. Data Pengukuran Poligon tertutup (Boundary)

No Titik Horizontal Sudut Sudut Azimuth Bacaan Benang Vertikal Jarak lapang

Jarak datar

?X ?Y ?H X Y Z

titik Target (º) (') (") (º) (') (") Atas Tengah Bawah (º) (') (")

P0 P17 0 0 0 0 0 0 220 110 0 94 9 15 22 513209 9939043 38.000 952 P1 119 11 55 297 25 51 622 500 378 102 23 0 24.4 23.687 -21.024 10.912 1.465 513187.98 9939053.9 39.465 P1 P0 0 0 0 0 0 0 318 200 88 81 26 50 23 1340 P2 222 17 55 337 57 42 1210 1000 790 104 7 35 42 41.998 -15.759 38.930 1.346 513172.22 9939092.8 40.812 P2 P1 0 0 0 0 0 0 910 700 490 76 53 50 42 1340 P3 91 39 35 247 51 13 300 150 0 95 45 40 30 28.996 -26.857 -10.931 2.198 513145.36 9939081.9 43.010 P3 P2 0 0 0 0 0 0 1640 1500 1360 86 2 45 28 1468 P4 194 3 30 260 8 39 910 500 90 92 18 25 82 81.994 -80.784 -14.035 1.975 513064.58 9939067.9 44.985 P4 P3 0 0 0 0 0 0 910 500 90 89 2 30 82 1335 P5 248 23 45 326 46 20 550 300 50 86 52 5 50 50.993 -27.942 42.655 2.044 513036.63 9939110.5 47.029 P5 P4 0 0 0 0 0 0 760 500 240 95 4 10 52 1160 P6 119 3 50 264 4 6 190 100 10 85 44 10 18 17.979 -17.882 -1.858 2.078 513018.75 9939108.7 49.107

(48)

35 Tabel 5. (Lanjutan) P6 P5 0 0 0 0 0 0 590 500 410 99 51 35 18 1275 P7 112 2 45 194 20 47 700 405 115 90 7 20 58.5 58.244 -14.432 -56.428 1.878 513004.32 9939052.2 50.985 P7 P6 0 0 0 0 0 0 690 400 110 91 31 5 58 1225 P8 168 50 15 181 24 58 1210 100 790 85 21 40 42 41.999 -1.038 -41.986 2.131 513003.28 9939010.3 53.116 P8 P7 0 0 0 0 0 0 1110 900 690 95 29 50 42 1830 P9 222 22 55 222 1 50 290 200 10 82 58 55 28 27.979 -18.732 -20.782 2.645 512984.55 9938989.5 55.761 P9 P8 0 0 0 0 0 0 290 150 10 101 29 40 28 1220 P10 133 28 0 173 43 46 460 300 140 85 22 55 32 31.993 3.494 -31.801 1.930 512988.04 9938957.7 57.691 P10 P9 0 0 0 0 0 0 960 800 640 97 2 45 32 1210 P11 170 7 40 162 5 22 1205 900 595 87 43 30 61 61.500 18.913 -58.519 1.315 513006.96 9938899.2 59.005 P11 P10 0 0 0 0 0 0 1410 1100 790 92 34 25 62 1150 P12 170 7 40 150 26 58 890 450 50 95 25 10 84 80.999 39.948 -70.463 1.705 513046.9 9938828.7 60.711 P12 P11 0 0 0 0 0 0 1390 1000 610 85 9 45 78 1045 P13 124 19 55 93 0 49 765 400 35 97 23 40 73 72.497 72.397 -3.812 1.652 513119.3 9938824.9 62.362 P13 P12 0 0 0 0 0 0 760 400 40 83 39 10 72 1170 P14 179 15 20 90 30 5 480 250 25 85 53 15 45.5 45.490 45.488 -0.398 1.930 513164.79 9938824.5 64.292 P14 P13 0 0 0 0 0 0 480 250 25 96 29 35 45.5 1240 P15 177 30 15 86 14 16 610 400 190 81 41 0 42 41.992 41.901 2.755 1.850 513206.69 9938827.2 66.142 P15 P14 0 0 0 0 0 0 710 500 290 100 36 35 42 1290 P16 108 36 55 13 5 7 920 500 80 89 29 5 84 84.648 19.165 82.450 1.796 513225.86 9938909.7 67.938 P16 P15 0 0 0 0 0 0 1125 700 272 91 18 25 85.3

(49)

36 Tabel 5. (Lanjutan)

1110 P17 163 10 20 354 29 23 510 300 90 91 54 50 42 42.489 -4.080 42.293 1.820 513221.78 9938952 69.758

P17 P16 0 0 0 0 0 0 465 250 35 90 40 35 43

1405 P0 187 16 40 0 0 0 710 600 490 90 10 15 22 21.984 0.000 21.984 1.820 513221.78 9938974 71.578

azimuth awal 0 0 0 Koordinat awal 513209,0000 9939043 azimuth akhir 0 0 0 Koordinat akhir 513221,7753 9938974 Jumlah titik 18 Dx 12,7753 m

N-2 x 180 (sudut dalam) 2880° Dy -69,0333 m Jumlah koreksi sudut 31,81944444° Koreksi absis 1,0000 m Ketelitian relatif poligon 7,49991498° Koreksi koordinat 1,0000 m Jumlah jarak 857,460 m Kesalahan linear 12,419657 m

(50)

37

Lampiran 2.

Gambar 2. Pengukuran Batas Perumahan Bumi Rindang Luhur

Gambar

Gambar 1. Alat ukur theodolite
Gambar 2. Bacaan benang pada rambu ukur
Tabel 2.  Tally Sheet Pengukuran Detail.
Tabel 3.  Analisis  Data Poligon Tertutup Pengukuran Tata Batas Perumahan  Bumi Rindang Luhur
+5

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi dapat mengenali papan reklame kedua Hasil perhitungan dengan menggunakan nilai jarak yang didapat dari perhitungan jarak dua titik koordinat dapat dilihat pada gambar

Daerah Perumnas yang berada pada jarak 8,56 km nilai field strength hasil pengukuran U = 60 dB μ v dan hasil perhitungan E = 76,98 dB μ V/m pada daerah tersebut cukup baik

Dari Gambar 8, hasil pengukuran menunjukkan titik tertinggi pada nilai medan magnet pada jarak 16 meter dari 0 dengan nilai 1,0912 A/m, sedangkan hasil perhitungan menunjukkan

Titik ICP pada penelitian ini juga diukur menggunakan alat TS dan GNSS RTK, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan nilai koordinat

Untuk λ=1550 nm nilai redaman splice hasil perhitungan link Bawen-Ambarawa sebesar 0,2 dB sedangkan hasil pengukuran nilainya 0,37 dB, maka dapat disimpulkan bahwa

Daerah Perumnas yang berada pada jarak 8,56 km nilai field strength hasil pengukuran U = 60 dBμv dan hasil perhitungan E = 76,98 dBμV/m pada daerah tersebut cukup baik tetapi