• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

52 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Tempat Penelitian

Puskesmas Urangagung terletak di Desa Cemeng Kalang Kecamatan Sidoarjo bagian Barat, yang membawahi 9 wilayah yang terdiri dari 2 kelurahan dan 7 desa yaitu : Kelurahan Urangagung, Kelurahan Cemeng Kalang, Desa Jati, Desa Lebo, Desa Suko, Desa Sumput, Desa Sarirogo, Desa Banjar Bendo, Desa Cemeng Bakalan. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km2.

Pada umumnya masyarakat di wilayah Puskesmas Urangagung adalah pekerja swasta dengan jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 48.949 jiwa dan dari 9 (sembilan) desa. Desa Jati merupakan desa paling padat jumlah penduduknya yaitu 7.045 jiwa dan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kelurahan Cemeng Kalang dengan jumlah penduduk 2.091 jiwa.

Di Puskesmas Urangagung terdapat 34 karyawan dan tenaga bantu (Non PNS) yang terdiri dari tenaga medis dokter umum, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, ahli gizi, sanitarian, asisten apoteker, tenaga laborat, staf dan sopir ambulans. Sarana yang ada di wilayah Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu Urangagung dan Pos Lebo. Sarana pendukung kesehatan

(2)

commit to user

masyarakat di wilayah Puskesmas Urangagung terdapat 9 buah Apotik, 3 Poliklinik, 1 Rumah Sakit Swasta, 38 orang bidan dan 33 orang dokter praktek swasta

2. Pengujian Hipotesis

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan chi square

test untuk taraf signifikansi 95%. Hasil analisis bivariat tentang

hubungan antara efikasi diri dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Hubungan antara efikasi diri dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo

Efikasi diri Pemberian ASI Total OR CI 95% P Eksklusif Tidak Eksklusif Batas bawah Batas Atas F % F % F % Tinggi 18 45 7 17,5 25 62,5 10,29 2,21 47,84 0,001 Rendah 3 7,5 12 30 15 37,5 Jumlah 21 52,5 19 47,5 40 100

Tabel 4.1 di atas menjelaskan nilai OR = 10,29 dan p = 0,001 sehingga terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara efikasi diri dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo. Nilai OR sebesar 10,29 (CI 95% : 2,21 47,84) menunjukkan bahwa ibu menyusui dengan efikasi diri tinggi mempunyai kemungkinan memberikan ASI Eksklusif 10,29 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu menyusui dengan efikasi diri yang rendah.

(3)

commit to user

Adapun hasil analisis bivariat tentang hubungan antara dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Hubungan antara dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo

Dukungan suami Pemberian ASI Total OR CI 95% P Eksklusif Tidak Eksklusif Batas bawah Batas Atas F % F % F % Kuat 16 40 9 22,5 25 62,5 3,56 0,92 13,70 0,060 Lemah 5 12,5 10 25 15 37,5 Jumlah 21 52,5 19 47,5 40 100

Tabel 4.2 di atas menjelaskan nilai OR = 3,56 dan p = 0,060 sehingga terdapat hubungan positif dan secara statistik mendekati signifikan antara dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo. Nilai OR sebesar 3,56 (CI 95% : 0,92 - 13,70) menunjukkan bahwa ibu menyusui dengan dukungan suami yang kuat mempunyai kemungkinan memberikan ASI Eksklusif 3,56 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu menyusui dengan dukungan suami yang lemah.

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah regresi logistik ganda dengan taraf signifikansi 95%. Hasil analisis multivariat sebagai berikut :

(4)

commit to user

Tabel 4.3 Analisis multivariat tentang hubungan efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo Variabel Koefisien regresi ( ) OR CI 95% P Batas bawah Batas Atas Efikasi diri 2,97 19,40 2,93 128,25 0,002 Dukungan suami 2,10 8,15 1,32 50,47 0,024 N observasi = 40 -2 log likelihood = 38,40 Nagelkerke R2 = 46%

Tabel 4.3 di atas menjelaskan hasil analisis multivariat tentang hubungan efikasi diri dan dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara efikasi diri dengan pemberian ASI Eksklusif. Nilai OR 19,40 (CI 95%= 2,93 - 128,25, p = 0,002) menunjukkan bahwa ibu menyusui dengan efikasi diri yang tinggi mempunyai kemungkinan memberikan ASI Eksklusif 19,40 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu menyusui dengan efikasi diri yang rendah.

Hasil analisis di atas juga menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif. Nilai OR 8,15 (CI 95%= 1,32 - 50,47, p=0,024) menunjukkan bahwa ibu menyusui dengan dukungan suami yang kuat mempunyai kemungkinan memberikan ASI Eksklusif 8,15 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu menyusui dengan dukungan suami yang lemah.

(5)

commit to user

Model regresi logistik dengan nilai Nagelkerke R2 sebesar 46%. Hal ini menunjukkan variabel bebas (efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui) secara bersama-sama mampu menjelaskan hubungannya terhadap pemberian ASI Eksklusif sebesar 46%, sedangkan sisanya sebesar 54% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini.

B. Pembahasan

1. Hubungan antara efikasi diri dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif

Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara efikasi diri dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri pada ibu menyusui maka semakin besar kemungkinan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu menyusui yang mempunyai efikasi diri yang tinggi berarti memiliki keyakinan yang besar bahwa mereka akan berhasil memberikan ASI kepada bayi dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan pengertian efikasi diri menyusui (breastfeeding self-efficacy) yaitu keyakinan diri seorang ibu atas kemampuannya untuk menyusui / memberikan ASI dan mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI kepada bayinya.

(6)

commit to user

Efikasi diri mempunyai peran yang sangat penting terhadap ibu dalam memberikan ASI. Efikasi diri mempengaruhi keputusan ibu apakah akan menyusui atau tidak, menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan ibu, apakah tetap berusaha melawan tantangan atau menyerah, dan mempengaruhi respon ibu ketika menghadapi kesulitan dalam menyusui.

Seorang ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk buah hati mereka, termasuk dalam hal memberikan nutrisi. Apabila ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI Eksklusif, sudah pasti ibu akan memilih memberi bayinya ASI Eksklusif daripada susu formula pada saat 6 bulan pertama. Namun, ada saja hambatan yang sering ditemui ibu, salah satunya yaitu perasaan takut / khawatir bayinya tidak akan terpenuhi nutrisinya hanya dengan ASI saja. Dengan adanya efikasi diri yang tinggi, ibu akan lebih memilih ASI daripada susu formula karena mereka yakin bahwa ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayinya terutama selama 6 bulan pertama. Ibu juga akan yakin bahwa selama 6 bulan tersebut bayi sudah terpenuhi nutrisinya meskipun tidak mendapatkan tambahan makanan atau minuman lain.

Hambatan lain yang sering dijumpai oleh ibu selama pemberian ASI seperti adanya promosi susu formula yang semakin gencar, faktor ibu yang bekerja sehingga tidak bisa menyusui bayinya secara langsung, masalah ketidaknyamanan pada payudara seperti puting lecet, ASI yang belum keluar segera setelah melahirkan ataupun dukungan dari

(7)

commit to user

lingkungan ibu yang masih kurang. Berbagai hambatan ini dapat mempengaruhi niat ibu dalam usaha memberikan ASI Eksklusif. Mungkin dari awal ibu sudah memutuskan akan memberikan ASI Eksklusif, tetapi bisa saja dalam berjalannya proses keputusan ibu berubah karena adanya hambatan ini. Dengan adanya efikasi diri yang tinggi, maka akan mendorong ibu untuk berusaha keras agar sebisa mungkin bayi tetap mendapatkan ASI saja walaupun banyak tantangan atau kesulitan yang dihadapi. Ibu tidak akan terpengaruh oleh promosi susu formula yang sering ia jumpai. Ibu akan mencari solusi apabila menemui masalah dengan payudaranya supaya bayi tetap mendapatkan ASI. Meskipun ibu bekerja, ibu akan berusaha untuk memerah ASI dan menyimpannya agar dapat diberikan pada bayi selama ditinggal ibu bekerja sehingga bayi tidak perlu diberikan tambahan makanan atau minuman lain.

Ibu menyusui dengan efikasi diri yang tinggi tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi situasi sesulit apapun karena mereka ingin mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI pada bayinya. Dengan berbagai kondisi tersebut, maka besar kemungkinan pemberian ASI Eksklusif dapat terwujud.

Tingkat efikasi diri ibu merupakan suatu hal yang berpengaruh pada kebiasaan yang dilakukan. Aktivitas menyusui pada ibu yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi akan cenderung mendapatkan keberhasilan sesuai dengan target yang diberikan. Hal ini disebabkan

(8)

commit to user

karena ibu yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi dalam menyusui akan membuat kondisi ibu menjadi lebih rileks saat menyusui. Perasaan rileks tersebut tentunya berdampak pada pengeluaran ASI yang lebih banyak sehingga kebutuhan ASI pada bayi tercukupi. Berbeda dengan ibu yang memiliki tingkat efikasi diri yang rendah, mereka mungkin sudah mengerti mengenai pentingnya pemberian ASI bagi bayinya. Namun, karena tingkat keyakinan dan kenyamanan mereka tidak adekuat untuk menyusui, mereka cenderung untuk menghentikan pemberian ASI atau langsung beralih pada pemberian susu formula sejak awal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Zakiah (2012) tentang efikasi diri dan lama pemberian Air Susu Ibu saja selama 2 bulan postpartum. Penelitian tersebut menunjukkan terdapat korelasi positif antara efikasi diri pada hari pertama postpartum dengan lama pemberian ASI pada 2 bulan postpartum.

Pollard dan Guill (2009) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara efikasi diri selama menyusui (breastfeeding self-efficacy) dengan durasi pemberian ASI. Ibu dengan efikasi diri yang lebih tinggi akan memberikan ASI dalam jangka waktu yang lebih lama.

2. Hubungan antara dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif

Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara dukungan suami dalam menyusui dengan

(9)

commit to user

pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar / kuat dukungan yang diberikan suami kepada ibu menyusui maka semakin besar kemungkinan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.

Seorang suami mempunyai peran yang sangat besar dalam membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Saat menyusui bayi, terjadi dua refleks dalam tubuh ibu yaitu refleks prolaktin / produksi ASI dan refleks oksitosin / mengalirnya ASI. Pada refleks oksitosin inilah suami berperan penting dalam menciptakan ketenangan, kenyamanan dan kasih sayang. Kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan yang dirasakan ibu akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI mengalir dengan lancar. Apabila ASI mengalir dengan lancar, maka ibu akan lebih mudah dalam memberikan ASI dan tidak ada kekhawatiran bayinya akan kekurangan ASI. Kondisi demikian apabila dapat dipertahankan selama 6 bulan pertama, maka kesempatan pemberian ASI Eksklusif dapat terwujud.

Dukungan suami kepada ibu menyusui dapat diwujudkan dengan memberikan perhatian dan dorongan kepada ibu untuk terus menyusui, tidak menyampaikan kritik kepada ibu dan menciptakan suasana yang kondusif untuk menyusui. Dukungan ini dapat menumbuhkan persepsi ibu yang positif tentang proses menyusui. Ibu akan merasa lebih bersemangat, lebih mampu dan percaya diri dalam menyusui. Kepercayaan diri ini akan meningkatkan kerja keras ibu untuk

(10)

commit to user

memberikan ASI kepada bayinya. Ibu tidak akan menyerah untuk tetap memberikan ASI meskipun menemui kesulitan berupa apapun. Ibu akan termotivasi untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah menyusui yang ia hadapi.

Dukungan suami juga dapat diwujudkan dengan melibatkan diri dalam perawatan bayi atau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Dukungan seperti ini sangat membantu ibu dan meringankan beban pekerjaan ibu. Apabila beban pekerjaan ibu berkurang, maka ibu akan terhindar dari kelelahan yang dapat membuatnya mudah menyerah untuk memberikan ASI. Adanya dukungan suami tersebut juga akan memberi kesempatan pada ibu untuk memiliki waktu istirahat dan menikmati waktu untuk mengurus dirinya sehingga terhindar dari kelelahan dan stres. Apabila dukungan seperti di atas selalu diterima oleh ibu, maka akan lebih banyak kesempatan bagi ibu untuk memberikan ASI dan lebih mudah mewujudkan pemberian ASI Eksklusif.

Proses menyusui tidak selamanya berlangsung tanpa masalah. Terkadang ibu menemui hambatan seperti ASI belum keluar setelah persalinan, bayi susah menyusu, mitos-mitos dalam menyusui, atau keharusan ibu kembali bekerja sebelum bayi berumur 6 bulan. Tanpa informasi yang tepat, ibu bisa saja menghentikan pemberian ASI atau memberikan nutrisi selain ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Keberadaan suami sangat penting dalam hal tersebut. Suami dapat mendukung ibu menyusui dengan mencari informasi dan jalan keluar terkait masalah

(11)

commit to user

yang dihadapi ibu selama menyusui. Suami dapat mencari informasi ke tenaga kesehatan, melalui berbagai media atau mengantarkan ibu secara langsung untuk berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Dengan mencari informasi dan menyampaikannya kepada ibu, maka masalah dapat teratasi dan pemberian ASI dapat tetap dilanjutkan sampai umur 6 bulan bahkan 2 tahun. Selain itu, secara tidak langsung upaya tersebut merupakan bentuk perhatian suami yang diberikan kepada ibu sehingga ibu merasa diperhatikan dan ibu akan bertambah semangat dalam memberikan ASI kepada bayinya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari

Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

bermakna antara dukungan suami berupa dukungan emosional, instrumental dan informasi terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya dari

Pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said

hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif.

(12)

commit to user

Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota tian tersebut ditemukan hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang suaminya mendukung pemberian ASI eksklusif berpeluang memberikan ASI eksklusif 2 kali daripada ibu yang suaminya kurang mendukung pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh pekerjaan suami,dukungan petugas kesehatan, dan pekerjaan ibu.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Utaminingrum

Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan

berhubungan secara bermakna dengan praktik pemberian ASI Eksklusif. Perbedaan hasil penelitian ini lebih mungkin disebabkan oleh perbedaan penetapan unit penelitian serta metode penelitian yang digunakan.

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian Wahyuningsih

Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran mana dukungan suami tidak berhubungan secara bermakna dengan praktik pemberian ASI Eksklusif. Perbedaan hasil penelitian ini lebih mungkin disebabkan oleh perbedaan penetapan unit penelitian serta metode penelitian yang digunakan

(13)

commit to user

3. Hubungan antara efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini menunjukkan apabila ibu menyusui memiliki efikasi diri yang tinggi ditunjang dengan adanya dukungan suami yang kuat maka kemungkinan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif akan lebih besar.

Ibu menyusui yang mempunyai efikasi diri yang tinggi berarti memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka akan berhasil memberikan ASI kepada bayi dengan sebaik-baiknya. Ini merupakan modal yang sangat bagus bagi seorang ibu ketika akan melalui proses pemberian ASI kepada bayi. Ibu harus memiliki keyakinan bahwa ia mampu memberikan ASI saja kepada bayi selama 6 bulan pertama dan yakin bahwa ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayinya selama 6 bulan pertama sehingga mereka tidak perlu memberikan tambahan makanan atau minuman apapun kepada bayinya.

Efikasi diri dalam menyusui akan mempengaruhi keputusan ibu apakah akan memberikan ASI kepada bayi atau tidak. Adanya efikasi diri juga menentukan seberapa besar usaha yang dikerahkan ibu dalam proses pemberian ASI karena pemberian ASI Eksklusif membutuhkan waktu yang tidak singkat dan ibu harus konsisten untuk tidak memberikan makanan lain selain ASI selama 6 bulan pertama. Ketika suatu saat ibu

(14)

commit to user

menemui kesulitan atau masalah dalam menyusui, efikasi diri akan menentukan keputusan ibu apakah berusaha mencari pemecahan masalah tersebut atau akan begitu saja menyerah dalam memberikan ASI dan langsung beralih ke susu formula atau makanan pendamping lainnya.

Dukungan suami juga diperlukan bagi ibu selama proses menyusui. Adanya dukungan suami seperti perhatian atau dukungan verbal akan membuat ibu merasa lebih nyaman, bahagia dan bersemangat dalam memberikan ASI. Hal ini akan memberikan ketenangan bagi ibu dan membuat produksi ASI semakin lancar sehingga pemberian ASI dapat lebih mudah.

Keterlibatan suami dalam membantu perawatan bayi dan pekerjaan rumah tangga juga akan membantu meringankan beban ibu. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi ibu untuk beristirahat dan menikmati waktu untuk dirinya sendiri sehingga ibu akan terhindar dari kelelahan dan stres. Adanya kelelahan dan stres akan memicu ibu untuk mudah menyerah dalam memberikan ASI selama 6 bulan pertama.

Peran suami dalam membantu mencari informasi seputar ASI dan masalah dalam menyusui juga sangat bermakna bagi ibu. Melalui pencarian informasi yang benar dan tepat, atau dengan mengantarkan ibu berkonsultasi langsung ke tenaga kesehatan, maka masalah yang dialami ibu dapat teratasi dengan baik. Dengan demikian, ibu akan terhindar dari keputusan menyerah dalam memberikan ASI. Adanya perhatian dari

(15)

commit to user

suami juga dapat meningkatkan motivasi ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayinya.

Apabila ibu sudah memiliki efikasi diri yang tinggi serta ditunjang adanya dukungan suami yang besar / kuat, maka ibu akan lebih mudah dalam melalui proses menyusui sehingga pemberian ASI Eksklusif lebih mudah terwujud. Bahkan tidak menutup kemungkinan ASI dapat diberikan sampai bayi berumur 2 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui secara bersama-sama dapat menjelaskan hubungannya terhadap pemberian ASI Eksklusif sebesar 46%, sedangkan sisanya sebesar 54% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini.

.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti menyadari dalam pengisian lembar kuesioner terdapat beberapa responden kurang teliti karena di sisi lain mereka harus menemani anaknya dalam kegiatan Posyandu

2. Pengambilan data efikasi diri dan dukungan suami dilakukan menggunakan kuesioner tertutup, sehingga dapat menyebabkan terjadinya bias, misalnya dikarenakan responden yang tidak jujur, asal menjawab, atau terpengaruh teman.

3. Keberhasilan ASI Eksklusif tidak hanya ditentukan oleh efikasi diri ibu dan dukungan suami, masih banyak faktor lain yang menentukan seperti

(16)

commit to user

faktor pengetahuan, pekerjaan, dukungan petugas kesehatan atau tempat bekerja dan lain-lain. Keterbatasan-keterbatasan ini memungkinkan perluasan model penelitian untuk ke depannya sehingga dapat dikelompokkan faktor apa yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.

Gambar

Tabel 4.1  Hubungan  antara  efikasi  diri  dalam  menyusui  dengan  pemberian  ASI  Eksklusif  pada  ibu  menyusui  di  wilayah  kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo
Tabel 4.2  Hubungan  antara  dukungan  suami  dalam  menyusui  dengan  pemberian  ASI  Eksklusif  pada  ibu  menyusui  di  wilayah  kerja Puskesmas Urangagung Sidoarjo
Tabel 4.3  Analisis  multivariat  tentang  hubungan  efikasi  diri  dan  dukungan  suami  dalam  menyusui  dengan  pemberian  ASI  Eksklusif  pada  ibu  menyusui  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Urangagung Sidoarjo  Variabel  Koefisien  regresi ( )  OR  CI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian informasi ( information seeking behaviour ) guru besar IAIN Antasari Banjarmasin meliputi: bagaimana gambaran

There- fore, using a finite mixture of Dirichlets helps correct for the limitations of the unsegmented Dirichlet high- lighted by Fader and Schmittlein (1993). Apart

NGALIYAN KOTA SEMARANG Kata kunci : Media pembelajaran, ICT , Guru TPQ. Karya pengabdian ini membahas tentang Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Bagi

Item pernyataan SE1 terdapat 71,4 persen responden yang menjawab setuju bahkan sangat setuju yang menunjukkan bahwa responden memiliki self-esteem yang tinggi, SE2

Hal ini berarti autogenic training dengan pursed lips breathing efektif dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan nilai FEV 1 pada pasien PPOK.. Autogenic training

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir maksimum kala ulang 5, 20, 50 tahun dan 2 harian maksimum tahunan di Sungai Bakalan, mengetahui volume simpanan kolam

Melalui analisis semiotika John Fiske yang melihat makna dari setiap level realitas, representasi, dan ideologi, peneliti dapat menyimpulkan proses menjadi waria

Tämän Pro Gradu -tutkielman tarkoitus oli selvittää, mitä sodan sumu ja kitka käsitteinä tarkoittavat. Lisäksi haluttiin selvittää, miten sodan sumua ja kitkaa voidaan