• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor pertanian (Mubyarto, 1989).

Ditinjau dari sudut pembangunan pertanian, hal yang terpenting mengenai usahatani, bahwa usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun susunannya. Untuk memanfaatkan metode usahatani yang cocok bagi pertanian yang masih primitif bukanlah corak yang paling produktif apabila sudah tersedia metode-metode modern. Pada mulanya usahatani hanya ditunjukan untuk menghasilkan lahan makanan guna menutupi kebutuhan primer dari keluarga petani (Anonimous, 2009).

Usahatani sebetulnya tidak sekedar terbatas pada pengambilan hasil (ekstraktif) melainkan benar-benar merupakan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan berlangsung pendayagunaan tanah, modal tenaga kerja, dan manajemen sebagai sumber produksi. Jika pendayagunaannya dapat dilakukan dengan baik dan sebaliknya jika pengolahannya berlangsung tidak baik maka hasilnya tidak dapat kita andalkan. Jika hasil-hasil tersebut sangat baik ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya akan menghasilkan suatu keputusan bagi produsen itu sendiri. Dengan demikian dalam produksi komoditi pertanian terdapat berbagai kegiatan dan hubungan antara sumber-sumber produksi yang didayagunakan dengan hasilnya (Anonimous, 2009).

Dalam ekonomi pertanian dibedakan pengertian produktivitas dan pengertian produktivitas ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau

(2)

jarak usahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka usahatni yang lebih dekat dengan pasar mempunyai lebih tinggi karena produktivitas ekonominya lebih besar (Mubyarto, 1989).

Didalam peningkatan suatu produksi dan produktivitas usahatani di Indonesia, dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obataan) yang digunakan oleh petani. Dalam mengusahakan usahataninya, petani selalu berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya (lahan, tenaga kerja, alat pertanian, dan modal) seefisien mungkin.

Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang secara ekonomis, tanaman ini berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan baku industri. Sebagai sumber karbohidrat, tanaman ini dapat dijadikan penyangga bagi kebijaksanaan swasembada pangan melalui diversifikasi bahan pangan (Danarti dan Najiyanti, 1999).

Kacang tanah sebagai salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah memasyarakat dan disukai oleh banyak orang sehingga perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya (AAK, 2000).

Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai bahan pangan dan industri. Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Sebagai bahan pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak protein. Di Indonesia angka produksi kacang tanah, diantara jenis kacang-kacangan lainnya menempati urutan kedua setelah kedelai (Suprapto, 2000).

Usahatani tanaman pangan, khususnya kacang tanah saat ini telah diupayakan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia, serta faktor

(3)

pendukung lainnya untuk memulihkan perekonomian nasional. Di Indonesia, pengembangan kacang tanah antara lain dilandasi oleh:

1. Tujuan diversifikasi pangan dan peningkatan gizi masyarakat.

2. Meningkatnya permintaan kacang tanah (4.4 % per tahun) yang ditandai terus meningkatnya impor kacang tanah akibat berkembangnya industri pengolahan. 3. Adanya upaya untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan petani.

4. Masih tersedianya sumberdaya lahan, manusia dan teknologi budidaya yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Sementara itu hal yang menjadi masalah utama dalam pengembangan komoditas pertanian termasuk kacang tanah adalah sistem pemasarannya, baik yang menyangkut rantai pemasaran yang panjang, struktur pasar yang timpang dan tidak adilnya pembagian marjin keuntungan di antara pelaku pasar yang terlibat (Anonimous, 2004).

Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum, meskipun bibit unggul yang diproduksi tinggi sudah diciptakan, namun dalam prakteknya produksinya belum memenuhi harapan. Dengan penerapan tekonologi budidaya untuk kacang tanah mampu meningkatkan hasil kacang tanah menjadi 4,1 – 6,4 ton/ Ha polong segar atau 2 – 3,2 ton/ Ha polong kering (Anonimous, 2008).

Beberapa faktor terpenting yang menyebabkan rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia antara lain karena :

a. Pengolahan tanah yang kurang optimal. b. Mutu atau kwalitas benih yang masih rendah.

c. Pemeliharaan tanaman (pemberantasan gulma, hama dan penyakit, dan pemupukan yang kurang sempurna).

(4)

Di Indonesia, kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan penduduk. Meskipun produksi dan produktivitas kacang tanah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, namun tetap belum dapat mengimbangi konsumsi dalam negeri (Adisarwanto, 2008).

Kebutuhan kacang tanah dalam negeri menunjukkan angka kenaikan yang cukup besar, yaitu dari 634,0 ribu ton menjadi 803,3 ribu ton atau meningkat sebesar 4,4% per tahun. Sementara, selama kurun waktu sampai periode akhir pelita IV-VI perkembangan luas areal panen, produksi, dan produksitivitas kacang tanah di Indonesia belum menunjukkan adanya peningkatan yang menggembirakan. Peningkatannya hanya sebesar 1,28 % per tahun. Itu pun merupakan kontribusi dari perkembangan luas areal panen yang dapat meningkat mencapai rata-rata sebesar 1,89 % per tahun (Adisarwanto, 2008).

Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 Ton naik sebesar 210 Ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 Ton/ Ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 Ha atau 1,65% (BPS, 2007).

Adapun produksi, produktivitas dan luas panen kacang tanah di kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.

(5)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2007

No. Kabupaten

Luas

Panen Produksi Produktivitas

Luas

Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Kw/Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)

2006 2007 1 Nias 14 14 1.00 36 38 1.06 2 Mandailing Natal 278 296 1.06 502 550 1.10 3 Tapanuli Selatan 1669 1845 1.11 1534 1743 1.14 4 Tapanuli Tengah 467 479 1.03 588 619 1.05 5 Tapanuli Utara 2564 2890 1.13 2914 3386 1.16 6 Toba Samosir 335 371 1.11 184 210 1.14 7 Labuhan Batu 115 123 1.07 151 168 1.11 8 Asahan 148 160 1.08 159 177 1.11 9 Simalungun 6551 7470 1.14 5555 6527 1.17 10 Dairi 1984 2225 1.12 2445 2824 1.16 11 Karo 225 249 1.11 528 601 1.14 12 Deli Serdang 1558 1737 1.11 988 1132 1.15 13 Langkat 797 856 1.07 538 594 1.10 14 Nias Selatan 70 71 1.01 83 87 1.05 15 H. Hasundutan 214 230 1.07 385 425 1.10 16 Pakpak Bharat 3 3 1.00 13 14 1.08 17 Samosir 175 192 1.10 207 234 1.13 18 Serdang Bedagai 265 298 1.12 326 377 1.16 19 Medan 199 218 1.10 212 239 1.13 20 Tebing Tinggi 9 10 1.11 9 10 1.11 21 Tanjung Balai 0 0 0.00 0 0 0.00 22 Binjai 136 149 1.10 145 163 1.12 23 P. Siantar 150 162 1.08 115 128 1.11 24 P. Sidempuan 65 71 1.09 77 86 1.12 25 Sibolga 0 0 0.00 0 0 0.00 JUMLAH 17991 20119 24.92 17694 20332 25.70 Sumber : Kantor Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2008.

Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa Kabupaten Simalungun merupakan sentra produksi kacang tanah yang terbanyak di Sumatera Utara. Dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun, sedangkan Kecamatan Sidamanik merupakan sentra produksi kacang tanah dengan produksi tertinggi (dapat dilihat pada Tabel 2).

(6)

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha) 1 Silimakuta 0 0 0.00 2 Paematng Silimakuta 0 0 0.00 3 Purba 0 0 0.00 4 Haranggaol Horison 0 0 0.00 5 Dolok Pardamean 260 442 1.70 6 Sidamanik 482 940 1.95 7 Pematang Sidamanik 233 453 1.94 8 Girsang Sipangan Bolon 285 490 1.72 9 Tanah Jawa 25 42 1.68 10 Hatonduhan 136 229 1.68 11 Dolok Panribuan 145 285 1.97 12 Jorlang Hataran 225 349 1.55 13 Panei 299 468 1.57 14 Panombein Panei 281 445 1.58 15 Raya 244 404 1.66 16 Dolok Silau 198 358 1.81 17 Silau Kahean 210 344 1.64 18 Raya Kahean 128 262 2.05 19 Tapian Dolok 228 391 1.71 20 Dolok Batu Nanggar 0 0 0.00 21 Siantar 30 58 1.93 22 Gunung Malela 216 364 1.69 23 Gunung Maligas 225 365 1.62 24 Hutabayu Raja 150 249 1.66 25 Jawa Maraja Bah jambi 140 230 1.64 26 Pematang Bandar 209 342 1.64 27 Bandar Huluan 113 186 1.65 28 Bandar 453 787 1.74 29 Bandar Masilam 268 458 1.71 30 Bosar Maligas 202 330 1.63 31 Ujung Padang 234 382 1.63 JUMLAH 5619 9653 44.75

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, 2008.

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa produksi kacang tanah tahun 2007 terbesar adalah di Kecamatan Sidamanik yaitu sebesar 940 Ton dengan produktivitasnya 1,95 Ton/ Ha.

Sementara informasi yang diperoleh dari dinas terkait, desa yang mengusahakan kacang tanah dengan produksi terbesar di Kecamatan Sidamanik adalah di Desa

(7)

Ambarisan dan Desa Manik Maraja sehingga kedua Desa inilah yang ditetapkan sebagai daerah penelitian dari 13 Desa yang terdapat di Kecamatan Sidamanik.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian?

2. Apakah usahatani kacang tanah secara ekonomi layak untuk diusahakan?

3. Berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga?

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui apakah usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis ekonomi usahatani kacang tanah.

(8)

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para petani mengenai kelayakan usahatani kacang tanah di daerah penelitian.

3. Sebagai bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait terhadap usahatani kacang tanah, baik untuk kepentingan akademis maupun ekonomis.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah, rahmat dan kemurahan hati-Nya telah menuntun dan mengijinkan peneliti untuk menyelesaikan

Sisanya (88%) adalah pikiran bawah sadar (unconscious) yang masih dapat dimaksimalkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, menampilkan kemampuan terbaik setiap saat

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis bahas adalah skripsi di atas hanya menjelaskan tentang kecocokan teori al-Qur‘an dengan teori biologi, tapi

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

untuk melikuidasi persekutuan, seperti penagihan piutang, konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban  persekutuan, dan distribusi laba bersih yang

- Percaya dan yakin sepenuhnya, bahwa Jihad fi sabilillah adalah satu-satunya cara, laku, usaha dan ‘amal memperjuangkan Keluhuran Agama Islam, Kedau-latan Negara Islam

Kajian ini dimaksudkan sebagai upaya penelusuran dan pemaparan konsep-konsep pendidikan yang terkandung dalam hadis-hadis Rasulullah saw., untuk menemukan pola dan

Hasil percobaan perkecambahan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tajuk teki umur 2 dan 3 bulan setelah tanam, umbi teki semua umur, serta seluruh bagian teki semua