JARING MAKANAN
SRI REDJEKI
DAUR ENERGI
• Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi.
• Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia/MATERI antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P).
• Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme.
• Proses makan dan dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain
• Dalam proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun alirn energi.
• Pada awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan
makanan, dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan
diuraikan oleh bakteri dan jamur menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan tersebut kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik lainnya selalu ada energi yang hilang
fotosintesis cad.mkn
• Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk
energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah.
• Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.
• Berikut diagram arus energi dan daur zat hara (materi) dalam ekosistem
Cahaya matahari Komponen biotik Energi panas
! ! Zat Hara ! ! Komponen Abiotik
PRODUSEN, KONSUMEN DAN
DEKOMPOSER
Rantai makanan tersusun atas beberapa tingkatan.
Tingkatan-tingkatan ini disebut dengan tingkat
trofik. Susunan-susunannya dimulai dari produsen
hingga dekomposer. Produsen sebagai organisme
yang mampu membuat makanan sendiri berada di
tingkat trofik pertama. Kemudian konsumen yang
memakan produsen berada pada tingkat trofik
kedua. Pada tingkat ketiga diduduki oleh konsumen
yang memakan konsumen pertama, begitu juga
PIRAMIDA ENERGI
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga
menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan
energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang
dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses
respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.
Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.
• Salah satu sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transformasi energi.
• Makhluk hidup mampu melakukan
transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak. • Rantai makanan adalah perpindahan
materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah.
• Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%– 90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
RANTAI MAKANAN
• Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan
dimakan dengan satu arah.
• Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
• Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia.
• Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer.
Jenis – Jenis Rantai Makanan
Berdasarkan jenis organisme yang menduduki tingkat pertama trofik,
rantai makanan di bagi dua yaitu, rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
a. Rantai makanan perumput (grazing food chain)
Rantai makanan paling sering ditemui dan dikenali. Rantai makanan ini dimulai dari tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik
pertamanya. Contoh dari siklus rantai makanan ini yaitu : rumput --> belalang --> burung --> ular.
b. Rantai makanan detritus
Rantai makanan ini tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor. Detritivor adalah organisme heterotrof yang memperoleh energi dengan cara memakan sisa-sisa makhluk hidup. Contoh rantai makanan detritus
RANTAI MAKANAN
• Rantai makanan adalah rangkaian peristiwa makan dan
dimakan antar makhluk hidup untuk kelansungan hidupnya.
Proses makan–memakan ini berdasar urutan tertentu dan
berlansung terus-menerus. Dalam ekosistem ini makhluk
hidup memiliki perannya masing-masing, mulai dari yang
berperan sebagai peroduser, konsumen dan beberapa sebagai
dekomposer (pengurai).
• Produsen adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi zat
organik dari zat anorganik. Produsen tidak memakan makhluk
hidupnya. Melainkan membuatnya sendiri. Satu-satunya jenis
makhluk hidup yang mampu melakukan proses tersebut
adalah tumbuhan dengan cara fotosintesis. Contoh dari
produsen yaitu alga, lemut dan tumbuhan hijau.
• Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa membuat
makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain.
Konsumen mengonsumsi organisme lainnya untuk bertahan
hidup.
• Dalam suatu ekosistem yang berperan sebagai konsumen
biasanya adalah hewan. Konsumen dibagi atas beberapa
tingkatan dalam suatu rantai makanan.
• Pertama konsumen primer, yaitu hewan yang memakan
tumbuhan (herbivora) secara langsung, contohnya sapi,
kelinci, dan lain-lain.
• Konsumen II (sekunder) yaitu hewan yang memakan
konsumen primer (karnivora).
• Konsumen II dimakan oleh konsumen III (tersier). Seterusnya
kegiatan makan-memakan berlangsung terus hingga sampai
kepada konsumen terakhir atau biasa disebut konsumen
puncak.
• Konsumen puncak adalah tingkatan dari konsumen dimana
tidak ada lagi makhluk hidup lain yang memakannya. Seperti
singa, beruang, buaya dan tentunya manusia
.Dekomposer/Detritivor/Pemakan Bangkai:
Dekomposer (pengurai) merupakan pemeran
terakhir dalam suatu rantai makanan,
- organisme ini berperan menguraikan bahan
organik menjadi bahan anorganik.
- Organisme ini mengurai bahan organik dari
tumbuhan mati atau bangkai hewan dan
mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang
kemudian digunakan oleh produsen untuk
berfotosintesis. Dari sinilah siklus rantai makanan
dimulai kembali
- Contoh dari organisme ini seperti bakteri
pembusuk dan jamur.
Jaring makanan
Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu
organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer.
Misalnya: bunga sepatu daunnya
dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang.
Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan.
Rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
Produktivitas Primer
• Produktivitas primer adalah laju produksi zat organik
melalui fotosintesis.
• Produksi primer adalah jumlah karbon (C) yang diikat
oleh fitoplankton per m2, per m3 dalam satuan waktu
• Produksi primer merupakan suatu ekosistem, komunitas,
atau berbagai unit kehidupan lainnya.
• Produksi primer sebagai kecepatan dari pada
penyimpanan energi matahari melalui fotosintesis dan
kemosintesis oleh organisme produser dalam bentuk
bahan organik sebagai bahan makanan (Raymond,
1980).
• penghasil oksigen terbesar yang sangat
dibutuhkan oleh organisme untuk bernapas.
• Sangat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan
perairan tersebut, kesuburan dipengaruhi oleh
kecepatan pengeluaran bahan organik menjadi
garam mineral.
• Bila suatu perairan kurang subur produktivitas
primer harus dirangsang dengan pemupukan.
• Pada perairan yang produktivitasnya tinggi maka
sinar matahari dapat menembus beberapa
sentimeter saja, karena terhalang oleh
fitoplankton yang ada dalam permukaan air
(Afrianto dan Liviawaty, 1998).
• Produktivitas primer memiliki arti yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena
produktivitas primer merupakan salah satu komponen
penting dari sumber makanan bagi manusia.
• Manusia mengetahui bahwa salah satu sumber makanan
yang utama bagi manusia adalah karbohidrat.
Karbohidrat tersebut hanya dapat dihasilkan oleh
tumbuhan, terutama tanaman serealia seperti : padi,
jagung dan gandum, tebu, kentang, ketela pohon dan
lain sebagainya.
• Selain berfungsi sebagai sumber makanan, tumbuhan
juga berfungsi sebagai penghasil serat-serat yang penting
bagi kehidupan manusia. Kayu yang juga memiliki serat
juga diperlukan bagi manusia meskipun bukan sebagai
sumber makanan, tetapi dapat untuk keperluan lainnya.
• Produktivitas primer yang diukur pada rentang
waktu pukul 7.00 – 11.00 WIB kolam pembenihan
ikan Karper (Cyprinus carpio Blecker) adalah 55.5
grC/m3/jam. Hal ini berarti laju pembentukan
senyawa-senyawa organik suatu perairan adalah
sebesar 55.5 C dihasilkan tiap satuan waktu.
• Metode ini didasarkan atas terbentuknya oksigen
selama berlangsungnya proses fotosintesis,
jumlah oksigen yang terbentuk setara dengan
jumlah karbondioksida yang dipakai.
• Rumus fotosintesa sebagai berikut
(Nybakken,1988)
Faktor2 yg mempengaruhi produktivitas primer
• kedalaman,
• kecerahan,
• kecepatan arus,
• suhu,
• salinitas,
• fosfat, dan
• nitrit.
• DO
• BOD
• COD
• CO2
T
ABEL
1. K
RITERIA
K
UALITAS
A
IR UNTUK
L
OKASI
B
UDIDAYA
DENGAN SISTEM
KJA
NO PARAMETER YANG DIUKUR KISARANNILAI
1 ARUS 20 – 30 CM/DET
2 SUHU 25 – 32 0C (UNTUK WILAYAH TROPIS)
3 KECERAHAN 3 M 4 SALINITAS 28 – 32 PPT 5 DO 5 – 10 MG/L 6 PH 7,0 – 8,5 7 NITROGEN < 0,5 MG/L 8 POSFAT 10 – 110 MG/L
Prosedur pengukuran PP
1. Mempersiapkan 3 botol standar BOD (1 botol
inisial, 1 botol terang, 1 botol gelap).
2. Mengisi botol dengan sampel air, hindari terjadinya
gelembung
3. Botol Inisial (BI) diukur kandungan O2 Dengan metode
Winkler
4. Botol gelap (BG) dan botol terang (BT) diinkubasi
(direndam) di air kolam
5. Setelah waktu inkubasi 5 jam botol gelap dan terang
diangkat untuk dianalisis kandungan O2 nya.
CONTOH PARAMETER SAMPEL PP
• Waktu pengamatan Warna Air Suhu (°C) pH DO (mg/l) CO2(mg/l)
09.00 / Coklat keruh 23 7 6,25 0 11.00 Coklat keruh 25 7 5,23 11,99 13.00 Coklat keruh 26 7 5,32 7,99 15.00 Coklat keruh 24 7 6,11 7,99 17.00 Coklat keruh 25 7 6,62 11,99 19.00 Coklat keruh 24 7 5,38 7,9 21.00 Coklat keruh 24 7 6,55 27,97 23.00 Coklat keruh 24 7 5,6 11,98 01.00 Coklat keruh 23 7 5,45 7,99 03.00 Coklat keruh 23 7 5,52 3,9 05.00 Coklat keruh 22 7 5,02 7,99 07.00 Coklat keruh 23 7 5,38 11,99 (SUMBER MHS IPB THN 2012)
PRODUKTIVITAS SEKUNDER
Pengertian
• Produktivitas sekunder adalah semua hewan yang memakan
produktivitas primer seperti zooplankton, larvaikan,
herbivora, dan ubur-ubur.
Zooplankton.
• Zooplankton disebut juga plankton hewani yang hidupnya
mengapung, atau melayang dalam air. Kemampuan sangat
terbatas hingga kerberadaannya sangat dipengaruhi oleh arah
arus. Zooplankton bersifat heterotrofik karena tidak dapat
memproduksi sendiri bahan organik dari bahan anorganik.
Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya mereka sangat
tergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang
menjadi makanannya. Jadi zooplankton berfungsi sebagai
konsumen bahan organik. (MIS: Kopepoda, Rotifera,
• Zooplankton merupakan biota yang sangat
penting peranannya dalam rantai makanan
dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam
transfer energi dari produsen utama ke
konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik
ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu
dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus
pemakan zooplankton (Baleens whale).
• Selain itu zooplankton juga berguna dalam
regenerasi nitrogen dilautan dengan proses
penguraiannya sehingga berguna bagi bakteri dan
produktivitas phytoplankton di laut.
• Peranan lainnya yang tidak kalah penting
adalah memfasilitasi penyerapan
Karbondioksida (CO
2) dilaut.
• Zooplankton memakan phytoplankton yang
menyerap CO
2dan kemudian setiap harinya
turun ke bagian dasar laut untuk menghindari
pemangsa di permukaan seperti ikan predator,
sehingga carbon yang berada di dalam
zooplankton tersebut dapat terendapkan di
sedimen yang kemudian terendapkan dan
terdegradasi.
• Oleh karena itu zooplankton memegang
peranan dalam pendistribusian CO
2dari
Zooplankton juga dipengaruhi oleh terjadinya
perubahan iklim
1. Zooplankton merupakan biota poikilothermic, yaitu biota yang sistem pencernaan, pernafasan dan reproduksinya sangat sensitif terhadap temperatur
2. Siklus hidup zooplankton singkat (< 1 tahun), oleh karena itu iklim berhubungan erat dengan populasi dinamiknya
3. Berbeda dengan ikan ataupun biota komersil lainnya(kecuali udang-udangan dan ubur-ubur), penelitian mengenai trend terhadap respon zooplankton terhadap lingkungannya yang dibandingkan dengan trend ekploitasinya masih belum banyak dikaji
4. Distribusi zooplankton merefleksikan temperatur dan arus dilaut, karena zooplankton terapung bebas hampir sebagian besar siklus hidupnya dan produktivitas reproduksinya pun didisitribusikan oleh arus
5. Arus laut merupakan mekanisme yang paling ideal dalam penyebaran larva secara luas, karena sebagian besar hewan laut mengalami fase planktonic dalam siklus hidupnya.
Energi makanan yang tersedia bagi konsumen merupakan produktivitas primer. Energi tersebut tidak berarti bahwa energi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara keseluruhan oleh konsumen. Berikut akan diberikan beberapa contoh :
a. Tumbuhan. Tidak semua bagian tumbuhan dimakan oleh hewan, tetapi ada bagian yang tidak dimakan, seperti : kayu dan cabang. Dalam kayu terkandung energi tetapi tidak dimakan olehherbivora. b. Ulat hanya memakan daun yang memiliki umur tertentu.
c. Burung memakan biji-bijian atau buah saja.
d. Hewan ternak hanya akan memakan bagian rumput yang masih muda dan daun-daunnya saja.
E. Belalang hanya mampu mengasimilasi 30% materi dan energi dari rumput yang dimakannya.
• Populasi konsumen mempunyai kemampuan untuk
mengubah energi yang dikonsumsinya juga
berbeda-beda. Invertebrata misalnya; menggunakan sebanyak
79% dari energi yang diasimilasi untuk metabolisme,
dan 21% sisanya disimpan dalam tubuhnya. Sedangkan
Vertebrata menggunakan 98% dari energi yang
diasimilasinya untuk metabolisme.
• Invertebrata justru mampu mengubah energi lebih
besar menjadi biomasa dibandingkan dengan
Vertebrata. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa
adanya efisiensi penangkapan energi yang
berbeda-beda dari satu makhluk dengan makhluk lainnya
meskipun mereka secara bersama-sama menempati
aras yang sama.
• Dalam hubungan dengan energi hewan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok energetika,
yaitu : (1) kelompok termoregulator
atau homoioterm, dan (2) kelompok
nontermoregulator atau poikiloterm. Kelompok
hewan poikiloterm lebih efisien dalam mengubah
energi menjadi biomasa dibandingkan dengan
kelompok homoioterm. Tetapi efisiensi asimilasi oleh
kelompok hewan yang tergolong poikiloterm hanya
mampu mencerna sekitar 30% dari makanan,
sedangkan homoioterm mempunyai efisiensi sebesar
70%. Oleh karena itu kelompok poikiloterm harus
mengkonsumsi lebih banyak kalori untuk
memperoleh energi yang cukup untuk: memenuhi
kebutuhan hidup, untuk pemeliharaan,
pertumbuhan, dan reproduksi, dibandingkan dengan
kelompok homoioterm.
• Laju penyimpanan materi organik oleh konsumen
disebut sebagai produktivitas sekunder. Untuk
produktivitas sekunder tidak dibedakan
menjadi produktivitas bersih dan produktivitas
kasar, karena konsumen hanya menggunakan
energi makanan yang dihasilkan oleh produsen,
kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh
konsumen dengan satu proses yang
menyeluruh. Jumlah energi yang mengalir dalam
aras heterotrofik adalah analog dengan produksi
kasar pada aras autotrofik, dan ini
• Produktivitas sekunder dapat digunakan sebagai sumber
protein hewani bagi manusia. Manusia di dalam hidupnya
tidak hanya memerlukan karbohidrat saja, tetapi juga
memerlukan protein serta lipida. Keperluan terhadap
protein dan lipida tersebut harus dicukupinya melalui
produktivitas sekunder. Protein dan lipida nabati saja tidak
akan mencukupi bagi keperluan manusia, bahkan manusia
memerlukan asam amino tertentu yang tidak terdapat
dalam tubuh tumbuhan, tetapi hanya terdapat pada tubuh
hewan.
• Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan
hidup maka manusia tidak hanya memakan nasi dan sayur
saja, tetapi juga butuh daging, buah-buahan dan lain
sebagainya. Jadi produktivitas sekunder juga mempunyai
arti penting bagi kehidupan manusia.
• Produktivitas sekunder merupakan laju penambatan
energi yang dilakukan oleh konsumen. Pada
produktivitas sekunder ini tidak dibedakan atas
produktivitas kasar dan bersih.
• Produktivitas sekunder pada dasamya adalah asimilasi
pada aras atau tingkatan konsumen (Vryzas, 2008).
Menurut Djumara (2007),
• Produktivitas Sekunder, produktivitas primer bersih
merupakan energi makanan yang terdapat pada
tumbuhan tersedia bagi konsumen. Memang tidak
semua energi yang dapat dimanfaatkan oleh
konsumen. Kemampuan pencernaan konsumen
berbeda-beda. Kemampuan populasi konsumen untuk
mengubah energi yang dikonsumsinya juga
berbeda-beda. Invertebrata menggunakan sebanyak 79% dari
energi yang diasimilasi untuk metabolisme dan 21%
sisanya disimpan dalam tubuhnya.
• Sedangkan vertebrata menggunakan 98% dari energi yang diasimilasinya untuk metabolisme.
• Invertebrata justru mampu mengubah energi lebih besar menjadi biomasa dibandingkan dengan vertebrata. Hal tersebut menunjukkan bahwa efisiensi penangkapan energi oleh organisme berbeda-beda.
• Hewan dikelompokkan menjadi dua kelompok energetika. Laju
penyimpanan materi organik oleh konsumen disebut sebagai produktivitas sekunder.
• Untuk produktivitas sekunder ini tidak dibedakan menjadi produktivitas bersih dan produktivitas kasar. Hal ini disebabkan konsumen hanya
menggunakan energi makanan yang dihasilkan oleh produsen, kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh konsumen dengan dalam suatu proses yang menyeluruh. Jumlah energi yang mengalir dalam aras
heterotrofik adalah analog dengan produksi kasar pada aras autotrofik, dan ini disebut sebagai asimilasi.
• Produktivitas sekunder juga mempunyai manfaat yang cukup besar bagi manusia. Seperti kita ketahui, produktivitas sekunder dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.
Faktor yang mempengaruhi PS
• Pemberian bantuan energi dari luar atau
subsidi energi yg banyak dilakukan oleh
manusia terhadap ekosistem pertanian
(berupa pemberian pupuk, irigasi,
pengendalian hama, pengolahan tanah).
• Subsidi energi juga dapat terjadi secara alami,
misalnya berupa ombak di lautan, pasang naik
dan surut di pantai, hujan di daratan, angin,
dan lain lain (Sofa, 2008).
Kesimpulan
• Produktifitas perairan merupakan daya dukung produksi bahan organik yang dilakukan oleh organisme di dalam suatu perairan sehingga menghasilkan produktivitas primer dan produktivitas sekunder perairan yang digunakan untuk kelangsungan hidup organisme yang berada di dalamnya
• produktivitas primer merupakan kecepatan terjadinya fotosintesis atau pengikatan karbon.
• pRoduktivitas pada ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: Suhu, cahaya, air, curah hujan dan kelembaban, nutrien, tanah, herbivora
• Produktivitas sekunder adalah jumlah bahan organik yang terdapat dalam invertebrata air per satuan tempat dan waktu. Definisi lain menyatakan bahwa produksi sekunder adalah hasil reproduksi dan produksi yang hilang, baik yang disebabkan oleh predator maupun karena kematian
• Produktivitas primer dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan metode C14, metode klorofil, dan metode oksigen
Parameter Fisika
1. Debit air
• Debit air yang mengalir ke kolam sistem air deras merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting untuk menghasilkan
kualitas air yang baik.
• Debit air yang terlalu rendah akan mengakibatkan produksi ikan
menurun karena kandungan O2 di dalam air menjadi berkurang dan sisa makanan atau kotoran hasil sisa metabolisme tidak dapat
segera dibuang.
• Debit air yang terlalu deras akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat, karena sebagian besar energi yang telah
diperoleh akan digunakan untuk mempertahankan diri dari
pengaruh arus yang terlalu besar (Afrianto dan Liviawaty, 1998).
• Untuk menghindari terjadinya penyumbatan pada pintu pemasukan air, air dari saluran harus disaring terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kolam. Alat penyaringan dapat dibuat secara sederhana dari
2. Suhu
• Merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi derajat metabolime tubuh ikan.
• Bila suhu air tinggi, derajat metabolisme ikan akan tinggi.
• kalau suhu air rendah, derajat metabolisme ikan pun rendah. Derajat metabolisme ikan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen dan sebanding dengan kenaikan suhu air (Mulyono, 2001).
• Suhu udara lebih rendah dibanding suhu air karena dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,
sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. • Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi
badan air.
• Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. • Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu bagi pertumbuhannya
(Haslam, 1995)
• Herbisida akan lebih cepat menghilang daya racunnya dibandingkan dalam air yang suhunya lebih rendah.
3. Kecerahan
• Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang dapat ditembus oleh cahaya dan visibel untuk mata pada umumnya. • Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai
dengan makin tinginya kedalaman (Boyd, 1988).
• Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran.
• Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).
• Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk, berfungsi untuk
menghitung tingkat kekeruhan air secara kuantitatif.
• Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Jeffries dan Mills, 1996).
4. Kekeruhan
• Kekeruhan antara lain disebabkan oleh benda halus seperti lumpur dan
jasad renik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh lumpur dapat diatasi
dengan pembuatan kolam pengendapan atau kolam zig-zag pada saluran masuk utama (Susanto, 1986).
• Menurut Slamet Soeseno (1981), yang mempengaruhi kekeruhan ialah : a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dan sbgainya). b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air.
• Kandungan padatan tersuspensi dalam air juga dapat mengakibatkan penyakit pada ikan, sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan ikan.
• Kekeruhan juga berpengaruh terhadap daya pandang ikan, sehingga menyebabkan pakan tidak termakan. Kekeruhan di bawah 100mg/liter masih dapat ditolerir oleh sebagian besar spesies ikan (Rejeki, 2001).
5. Kedalaman
• Kedalaman atau ketinggian badan air dari substrat diukur dengan alat modifikasi secchi disc. Alat ini mengukur ketinggian pada tahap waktu yang berbeda. Kedalaman suatu perairan berpengaruh dalam banyaknya material air yang dikandung dalam perairan tersebut. Pada kolam
pembenihan ikan Karper (Cyprinus carpio Blecker), kedalaman 49 cm. Kedalaman tersebut sesuai untuk kolam pembenihan.
• Menurut Hutabarat dan Evans (1985) kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman
tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut (disolved oxigen) semakin berkurang pada kedalaman tertentu sampai dasar
perairan.
• Fitoplankton sebagai produsen primer hanya dapat didapat di suatu daerah atau kedalaman dimana sinar matahari dapat menembus pada badan perairan.