• Tidak ada hasil yang ditemukan

JARING MAKANAN SRI REDJEKI JURUSAN PERIKANAN FAK PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JARING MAKANAN SRI REDJEKI JURUSAN PERIKANAN FAK PERTANIAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

JARING MAKANAN

SRI REDJEKI

(2)

DAUR ENERGI

• Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi.

• Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia/MATERI antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P).

• Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme.

• Proses makan dan dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain

• Dalam proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun alirn energi.

• Pada awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan

makanan, dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan

diuraikan oleh bakteri dan jamur menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan tersebut kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik lainnya selalu ada energi yang hilang

fotosintesis cad.mkn

(3)

• Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk

energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah.

• Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan

perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.

• Berikut diagram arus energi dan daur zat hara (materi) dalam ekosistem

Cahaya matahari  Komponen biotik  Energi panas

! ! Zat Hara ! ! Komponen Abiotik

(4)

PRODUSEN, KONSUMEN DAN

DEKOMPOSER

Rantai makanan tersusun atas beberapa tingkatan.

Tingkatan-tingkatan ini disebut dengan tingkat

trofik. Susunan-susunannya dimulai dari produsen

hingga dekomposer. Produsen sebagai organisme

yang mampu membuat makanan sendiri berada di

tingkat trofik pertama. Kemudian konsumen yang

memakan produsen berada pada tingkat trofik

kedua. Pada tingkat ketiga diduduki oleh konsumen

yang memakan konsumen pertama, begitu juga

(5)

PIRAMIDA ENERGI

Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga

menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan

energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang

dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses

respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.

Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.

(6)

• Salah satu sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transformasi energi.

• Makhluk hidup mampu melakukan

transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak. • Rantai makanan adalah perpindahan

materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah.

• Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%– 90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.

(7)

RANTAI MAKANAN

• Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan

dimakan dengan satu arah.

• Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.

• Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia.

• Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer.

(8)

Jenis – Jenis Rantai Makanan

Berdasarkan jenis organisme yang menduduki tingkat pertama trofik,

rantai makanan di bagi dua yaitu, rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.

a. Rantai makanan perumput (grazing food chain)

Rantai makanan paling sering ditemui dan dikenali. Rantai makanan ini dimulai dari tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik

pertamanya. Contoh dari siklus rantai makanan ini yaitu : rumput --> belalang --> burung --> ular.

b. Rantai makanan detritus

Rantai makanan ini tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor. Detritivor adalah organisme heterotrof yang memperoleh energi dengan cara memakan sisa-sisa makhluk hidup. Contoh rantai makanan detritus

(9)

RANTAI MAKANAN

• Rantai makanan adalah rangkaian peristiwa makan dan

dimakan antar makhluk hidup untuk kelansungan hidupnya.

Proses makan–memakan ini berdasar urutan tertentu dan

berlansung terus-menerus. Dalam ekosistem ini makhluk

hidup memiliki perannya masing-masing, mulai dari yang

berperan sebagai peroduser, konsumen dan beberapa sebagai

dekomposer (pengurai).

• Produsen adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi zat

organik dari zat anorganik. Produsen tidak memakan makhluk

hidupnya. Melainkan membuatnya sendiri. Satu-satunya jenis

makhluk hidup yang mampu melakukan proses tersebut

adalah tumbuhan dengan cara fotosintesis. Contoh dari

produsen yaitu alga, lemut dan tumbuhan hijau.

(10)

• Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa membuat

makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain.

Konsumen mengonsumsi organisme lainnya untuk bertahan

hidup.

• Dalam suatu ekosistem yang berperan sebagai konsumen

biasanya adalah hewan. Konsumen dibagi atas beberapa

tingkatan dalam suatu rantai makanan.

• Pertama konsumen primer, yaitu hewan yang memakan

tumbuhan (herbivora) secara langsung, contohnya sapi,

kelinci, dan lain-lain.

• Konsumen II (sekunder) yaitu hewan yang memakan

konsumen primer (karnivora).

• Konsumen II dimakan oleh konsumen III (tersier). Seterusnya

kegiatan makan-memakan berlangsung terus hingga sampai

kepada konsumen terakhir atau biasa disebut konsumen

puncak.

• Konsumen puncak adalah tingkatan dari konsumen dimana

tidak ada lagi makhluk hidup lain yang memakannya. Seperti

singa, beruang, buaya dan tentunya manusia

.

(11)

Dekomposer/Detritivor/Pemakan Bangkai:

Dekomposer (pengurai) merupakan pemeran

terakhir dalam suatu rantai makanan,

- organisme ini berperan menguraikan bahan

organik menjadi bahan anorganik.

- Organisme ini mengurai bahan organik dari

tumbuhan mati atau bangkai hewan dan

mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang

kemudian digunakan oleh produsen untuk

berfotosintesis. Dari sinilah siklus rantai makanan

dimulai kembali

- Contoh dari organisme ini seperti bakteri

pembusuk dan jamur.

(12)
(13)

Jaring makanan

Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu

organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer.

Misalnya: bunga sepatu daunnya

dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang.

Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan.

Rantai-rantai makanan yang saling

berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.

(14)

Produktivitas Primer

• Produktivitas primer adalah laju produksi zat organik

melalui fotosintesis.

• Produksi primer adalah jumlah karbon (C) yang diikat

oleh fitoplankton per m2, per m3 dalam satuan waktu

• Produksi primer merupakan suatu ekosistem, komunitas,

atau berbagai unit kehidupan lainnya.

• Produksi primer sebagai kecepatan dari pada

penyimpanan energi matahari melalui fotosintesis dan

kemosintesis oleh organisme produser dalam bentuk

bahan organik sebagai bahan makanan (Raymond,

1980).

(15)

• penghasil oksigen terbesar yang sangat

dibutuhkan oleh organisme untuk bernapas.

• Sangat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan

perairan tersebut, kesuburan dipengaruhi oleh

kecepatan pengeluaran bahan organik menjadi

garam mineral.

• Bila suatu perairan kurang subur produktivitas

primer harus dirangsang dengan pemupukan.

• Pada perairan yang produktivitasnya tinggi maka

sinar matahari dapat menembus beberapa

sentimeter saja, karena terhalang oleh

fitoplankton yang ada dalam permukaan air

(Afrianto dan Liviawaty, 1998).

(16)

• Produktivitas primer memiliki arti yang sangat penting

bagi kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena

produktivitas primer merupakan salah satu komponen

penting dari sumber makanan bagi manusia.

• Manusia mengetahui bahwa salah satu sumber makanan

yang utama bagi manusia adalah karbohidrat.

Karbohidrat tersebut hanya dapat dihasilkan oleh

tumbuhan, terutama tanaman serealia seperti : padi,

jagung dan gandum, tebu, kentang, ketela pohon dan

lain sebagainya.

• Selain berfungsi sebagai sumber makanan, tumbuhan

juga berfungsi sebagai penghasil serat-serat yang penting

bagi kehidupan manusia. Kayu yang juga memiliki serat

juga diperlukan bagi manusia meskipun bukan sebagai

sumber makanan, tetapi dapat untuk keperluan lainnya.

(17)

• Produktivitas primer yang diukur pada rentang

waktu pukul 7.00 – 11.00 WIB kolam pembenihan

ikan Karper (Cyprinus carpio Blecker) adalah 55.5

grC/m3/jam. Hal ini berarti laju pembentukan

senyawa-senyawa organik suatu perairan adalah

sebesar 55.5 C dihasilkan tiap satuan waktu.

• Metode ini didasarkan atas terbentuknya oksigen

selama berlangsungnya proses fotosintesis,

jumlah oksigen yang terbentuk setara dengan

jumlah karbondioksida yang dipakai.

• Rumus fotosintesa sebagai berikut

(Nybakken,1988)

(18)

Faktor2 yg mempengaruhi produktivitas primer

• kedalaman,

• kecerahan,

• kecepatan arus,

• suhu,

• salinitas,

• fosfat, dan

• nitrit.

• DO

• BOD

• COD

• CO2

(19)

T

ABEL

1. K

RITERIA

K

UALITAS

A

IR UNTUK

L

OKASI

B

UDIDAYA

DENGAN SISTEM

KJA

NO PARAMETER YANG DIUKUR KISARANNILAI

1 ARUS 20 – 30 CM/DET

2 SUHU 25 – 32 0C (UNTUK WILAYAH TROPIS)

3 KECERAHAN 3 M 4 SALINITAS 28 – 32 PPT 5 DO 5 – 10 MG/L 6 PH 7,0 – 8,5 7 NITROGEN < 0,5 MG/L 8 POSFAT 10 – 110 MG/L

(20)

Prosedur pengukuran PP

1. Mempersiapkan 3 botol standar BOD (1 botol

inisial, 1 botol terang, 1 botol gelap).

2. Mengisi botol dengan sampel air, hindari terjadinya

gelembung

3. Botol Inisial (BI) diukur kandungan O2 Dengan metode

Winkler

4. Botol gelap (BG) dan botol terang (BT) diinkubasi

(direndam) di air kolam

5. Setelah waktu inkubasi 5 jam botol gelap dan terang

diangkat untuk dianalisis kandungan O2 nya.

(21)

CONTOH PARAMETER SAMPEL PP

Waktu pengamatan Warna Air Suhu (°C) pH DO (mg/l) CO2(mg/l)

09.00 / Coklat keruh 23 7 6,25 0 11.00 Coklat keruh 25 7 5,23 11,99 13.00 Coklat keruh 26 7 5,32 7,99 15.00 Coklat keruh 24 7 6,11 7,99 17.00 Coklat keruh 25 7 6,62 11,99 19.00 Coklat keruh 24 7 5,38 7,9 21.00 Coklat keruh 24 7 6,55 27,97 23.00 Coklat keruh 24 7 5,6 11,98 01.00 Coklat keruh 23 7 5,45 7,99 03.00 Coklat keruh 23 7 5,52 3,9 05.00 Coklat keruh 22 7 5,02 7,99 07.00 Coklat keruh 23 7 5,38 11,99 (SUMBER MHS IPB THN 2012)

(22)

PRODUKTIVITAS SEKUNDER

Pengertian

• Produktivitas sekunder adalah semua hewan yang memakan

produktivitas primer seperti zooplankton, larvaikan,

herbivora, dan ubur-ubur.

Zooplankton.

• Zooplankton disebut juga plankton hewani yang hidupnya

mengapung, atau melayang dalam air. Kemampuan sangat

terbatas hingga kerberadaannya sangat dipengaruhi oleh arah

arus. Zooplankton bersifat heterotrofik karena tidak dapat

memproduksi sendiri bahan organik dari bahan anorganik.

Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya mereka sangat

tergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang

menjadi makanannya. Jadi zooplankton berfungsi sebagai

konsumen bahan organik. (MIS: Kopepoda, Rotifera,

(23)

• Zooplankton merupakan biota yang sangat

penting peranannya dalam rantai makanan

dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam

transfer energi dari produsen utama ke

konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik

ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu

dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus

pemakan zooplankton (Baleens whale).

• Selain itu zooplankton juga berguna dalam

regenerasi nitrogen dilautan dengan proses

penguraiannya sehingga berguna bagi bakteri dan

produktivitas phytoplankton di laut.

(24)

• Peranan lainnya yang tidak kalah penting

adalah memfasilitasi penyerapan

Karbondioksida (CO

2

) dilaut.

• Zooplankton memakan phytoplankton yang

menyerap CO

2

dan kemudian setiap harinya

turun ke bagian dasar laut untuk menghindari

pemangsa di permukaan seperti ikan predator,

sehingga carbon yang berada di dalam

zooplankton tersebut dapat terendapkan di

sedimen yang kemudian terendapkan dan

terdegradasi.

• Oleh karena itu zooplankton memegang

peranan dalam pendistribusian CO

2

dari

(25)

Zooplankton juga dipengaruhi oleh terjadinya

perubahan iklim

1. Zooplankton merupakan biota poikilothermic, yaitu biota yang sistem pencernaan, pernafasan dan reproduksinya sangat sensitif terhadap temperatur

2. Siklus hidup zooplankton singkat (< 1 tahun), oleh karena itu iklim berhubungan erat dengan populasi dinamiknya

3. Berbeda dengan ikan ataupun biota komersil lainnya(kecuali udang-udangan dan ubur-ubur), penelitian mengenai trend terhadap respon zooplankton terhadap lingkungannya yang dibandingkan dengan trend ekploitasinya masih belum banyak dikaji

4. Distribusi zooplankton merefleksikan temperatur dan arus dilaut, karena zooplankton terapung bebas hampir sebagian besar siklus hidupnya dan produktivitas reproduksinya pun didisitribusikan oleh arus

5. Arus laut merupakan mekanisme yang paling ideal dalam penyebaran larva secara luas, karena sebagian besar hewan laut mengalami fase planktonic dalam siklus hidupnya.

(26)
(27)

Energi makanan yang tersedia bagi konsumen merupakan produktivitas primer. Energi tersebut tidak berarti bahwa energi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara keseluruhan oleh konsumen. Berikut akan diberikan beberapa contoh :

a. Tumbuhan. Tidak semua bagian tumbuhan dimakan oleh hewan, tetapi ada bagian yang tidak dimakan, seperti : kayu dan cabang. Dalam kayu terkandung energi tetapi tidak dimakan olehherbivora. b. Ulat hanya memakan daun yang memiliki umur tertentu.

c. Burung memakan biji-bijian atau buah saja.

d. Hewan ternak hanya akan memakan bagian rumput yang masih muda dan daun-daunnya saja.

E. Belalang hanya mampu mengasimilasi 30% materi dan energi dari rumput yang dimakannya.

(28)

• Populasi konsumen mempunyai kemampuan untuk

mengubah energi yang dikonsumsinya juga

berbeda-beda. Invertebrata misalnya; menggunakan sebanyak

79% dari energi yang diasimilasi untuk metabolisme,

dan 21% sisanya disimpan dalam tubuhnya. Sedangkan

Vertebrata menggunakan 98% dari energi yang

diasimilasinya untuk metabolisme.

• Invertebrata justru mampu mengubah energi lebih

besar menjadi biomasa dibandingkan dengan

Vertebrata. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa

adanya efisiensi penangkapan energi yang

berbeda-beda dari satu makhluk dengan makhluk lainnya

meskipun mereka secara bersama-sama menempati

aras yang sama.

(29)

• Dalam hubungan dengan energi hewan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok energetika,

yaitu : (1) kelompok termoregulator

atau homoioterm, dan (2) kelompok

nontermoregulator atau poikiloterm. Kelompok

hewan poikiloterm lebih efisien dalam mengubah

energi menjadi biomasa dibandingkan dengan

kelompok homoioterm. Tetapi efisiensi asimilasi oleh

kelompok hewan yang tergolong poikiloterm hanya

mampu mencerna sekitar 30% dari makanan,

sedangkan homoioterm mempunyai efisiensi sebesar

70%. Oleh karena itu kelompok poikiloterm harus

mengkonsumsi lebih banyak kalori untuk

memperoleh energi yang cukup untuk: memenuhi

kebutuhan hidup, untuk pemeliharaan,

pertumbuhan, dan reproduksi, dibandingkan dengan

kelompok homoioterm.

(30)

• Laju penyimpanan materi organik oleh konsumen

disebut sebagai produktivitas sekunder. Untuk

produktivitas sekunder tidak dibedakan

menjadi produktivitas bersih dan produktivitas

kasar, karena konsumen hanya menggunakan

energi makanan yang dihasilkan oleh produsen,

kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh

konsumen dengan satu proses yang

menyeluruh. Jumlah energi yang mengalir dalam

aras heterotrofik adalah analog dengan produksi

kasar pada aras autotrofik, dan ini

(31)

• Produktivitas sekunder dapat digunakan sebagai sumber

protein hewani bagi manusia. Manusia di dalam hidupnya

tidak hanya memerlukan karbohidrat saja, tetapi juga

memerlukan protein serta lipida. Keperluan terhadap

protein dan lipida tersebut harus dicukupinya melalui

produktivitas sekunder. Protein dan lipida nabati saja tidak

akan mencukupi bagi keperluan manusia, bahkan manusia

memerlukan asam amino tertentu yang tidak terdapat

dalam tubuh tumbuhan, tetapi hanya terdapat pada tubuh

hewan.

• Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan

hidup maka manusia tidak hanya memakan nasi dan sayur

saja, tetapi juga butuh daging, buah-buahan dan lain

sebagainya. Jadi produktivitas sekunder juga mempunyai

arti penting bagi kehidupan manusia.

(32)

• Produktivitas sekunder merupakan laju penambatan

energi yang dilakukan oleh konsumen. Pada

produktivitas sekunder ini tidak dibedakan atas

produktivitas kasar dan bersih.

• Produktivitas sekunder pada dasamya adalah asimilasi

pada aras atau tingkatan konsumen (Vryzas, 2008).

Menurut Djumara (2007),

• Produktivitas Sekunder, produktivitas primer bersih

merupakan energi makanan yang terdapat pada

tumbuhan tersedia bagi konsumen. Memang tidak

semua energi yang dapat dimanfaatkan oleh

konsumen. Kemampuan pencernaan konsumen

berbeda-beda. Kemampuan populasi konsumen untuk

mengubah energi yang dikonsumsinya juga

berbeda-beda. Invertebrata menggunakan sebanyak 79% dari

energi yang diasimilasi untuk metabolisme dan 21%

sisanya disimpan dalam tubuhnya.

(33)

• Sedangkan vertebrata menggunakan 98% dari energi yang diasimilasinya untuk metabolisme.

• Invertebrata justru mampu mengubah energi lebih besar menjadi biomasa dibandingkan dengan vertebrata. Hal tersebut menunjukkan bahwa efisiensi penangkapan energi oleh organisme berbeda-beda.

• Hewan dikelompokkan menjadi dua kelompok energetika. Laju

penyimpanan materi organik oleh konsumen disebut sebagai produktivitas sekunder.

• Untuk produktivitas sekunder ini tidak dibedakan menjadi produktivitas bersih dan produktivitas kasar. Hal ini disebabkan konsumen hanya

menggunakan energi makanan yang dihasilkan oleh produsen, kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh konsumen dengan dalam suatu proses yang menyeluruh. Jumlah energi yang mengalir dalam aras

heterotrofik adalah analog dengan produksi kasar pada aras autotrofik, dan ini disebut sebagai asimilasi.

• Produktivitas sekunder juga mempunyai manfaat yang cukup besar bagi manusia. Seperti kita ketahui, produktivitas sekunder dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.

(34)

Faktor yang mempengaruhi PS

• Pemberian bantuan energi dari luar atau

subsidi energi yg banyak dilakukan oleh

manusia terhadap ekosistem pertanian

(berupa pemberian pupuk, irigasi,

pengendalian hama, pengolahan tanah).

• Subsidi energi juga dapat terjadi secara alami,

misalnya berupa ombak di lautan, pasang naik

dan surut di pantai, hujan di daratan, angin,

dan lain lain (Sofa, 2008).

(35)

Kesimpulan

• Produktifitas perairan merupakan daya dukung produksi bahan organik yang dilakukan oleh organisme di dalam suatu perairan sehingga menghasilkan produktivitas primer dan produktivitas sekunder perairan yang digunakan untuk kelangsungan hidup organisme yang berada di dalamnya

• produktivitas primer merupakan kecepatan terjadinya fotosintesis atau pengikatan karbon.

• pRoduktivitas pada ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: Suhu, cahaya, air, curah hujan dan kelembaban, nutrien, tanah, herbivora

• Produktivitas sekunder adalah jumlah bahan organik yang terdapat dalam invertebrata air per satuan tempat dan waktu. Definisi lain menyatakan bahwa produksi sekunder adalah hasil reproduksi dan produksi yang hilang, baik yang disebabkan oleh predator maupun karena kematian

• Produktivitas primer dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan metode C14, metode klorofil, dan metode oksigen

(36)
(37)

Parameter Fisika

1. Debit air

• Debit air yang mengalir ke kolam sistem air deras merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting untuk menghasilkan

kualitas air yang baik.

• Debit air yang terlalu rendah akan mengakibatkan produksi ikan

menurun karena kandungan O2 di dalam air menjadi berkurang dan sisa makanan atau kotoran hasil sisa metabolisme tidak dapat

segera dibuang.

• Debit air yang terlalu deras akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat, karena sebagian besar energi yang telah

diperoleh akan digunakan untuk mempertahankan diri dari

pengaruh arus yang terlalu besar (Afrianto dan Liviawaty, 1998).

• Untuk menghindari terjadinya penyumbatan pada pintu pemasukan air, air dari saluran harus disaring terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kolam. Alat penyaringan dapat dibuat secara sederhana dari

(38)

2. Suhu

• Merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi derajat metabolime tubuh ikan.

• Bila suhu air tinggi, derajat metabolisme ikan akan tinggi.

• kalau suhu air rendah, derajat metabolisme ikan pun rendah. Derajat metabolisme ikan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen dan sebanding dengan kenaikan suhu air (Mulyono, 2001).

• Suhu udara lebih rendah dibanding suhu air karena dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,

sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. • Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi

badan air.

• Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. • Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu bagi pertumbuhannya

(Haslam, 1995)

• Herbisida akan lebih cepat menghilang daya racunnya dibandingkan dalam air yang suhunya lebih rendah.

(39)

3. Kecerahan

• Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang dapat ditembus oleh cahaya dan visibel untuk mata pada umumnya. • Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai

dengan makin tinginya kedalaman (Boyd, 1988).

• Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran.

• Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).

• Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk, berfungsi untuk

menghitung tingkat kekeruhan air secara kuantitatif.

• Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Jeffries dan Mills, 1996).

(40)

4. Kekeruhan

• Kekeruhan antara lain disebabkan oleh benda halus seperti lumpur dan

jasad renik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh lumpur dapat diatasi

dengan pembuatan kolam pengendapan atau kolam zig-zag pada saluran masuk utama (Susanto, 1986).

• Menurut Slamet Soeseno (1981), yang mempengaruhi kekeruhan ialah : a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dan sbgainya). b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.

c. Warna air.

• Kandungan padatan tersuspensi dalam air juga dapat mengakibatkan penyakit pada ikan, sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan ikan.

• Kekeruhan juga berpengaruh terhadap daya pandang ikan, sehingga menyebabkan pakan tidak termakan. Kekeruhan di bawah 100mg/liter masih dapat ditolerir oleh sebagian besar spesies ikan (Rejeki, 2001).

(41)

5. Kedalaman

• Kedalaman atau ketinggian badan air dari substrat diukur dengan alat modifikasi secchi disc. Alat ini mengukur ketinggian pada tahap waktu yang berbeda. Kedalaman suatu perairan berpengaruh dalam banyaknya material air yang dikandung dalam perairan tersebut. Pada kolam

pembenihan ikan Karper (Cyprinus carpio Blecker), kedalaman 49 cm. Kedalaman tersebut sesuai untuk kolam pembenihan.

• Menurut Hutabarat dan Evans (1985) kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman

tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut (disolved oxigen) semakin berkurang pada kedalaman tertentu sampai dasar

perairan.

• Fitoplankton sebagai produsen primer hanya dapat didapat di suatu daerah atau kedalaman dimana sinar matahari dapat menembus pada badan perairan.

(42)

6. Arus

• Menurut Hutabarat dan Evans (1985) kedalaman perairan

merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi.

Intensitas cahaya matahari akan berkurang secara cepat

dan akan menghilang pada kedalaman tertentu

• Temperatur dan kandungan oksigen terlarut (disolved

oxigen) semakin berkurang pada kedalaman tertentu

sampai dasar perairan. Jadi kadar oksigen terlarut sangat

berkaitan juga dengan variabel kedalaman suatu perairan

atau kolam.

• Fitoplankton dalam melakukan fotosintesis membutuhkan

cahaya matahari. Penyinaran cahaya matahari akan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh yang demikian diharap penggunaan modul ini akan dapat meningkatkan pembelajaran kendiri di kalangan pelajar kerana pelajar bebas belajar mengikut kemampuan mereka.. Secara

Anggota Dewan Komisaris harus profesional, &#34;aitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsin&#34;a dengan baik termasuk memastikan bahwa

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan PEmahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar.. Jurnal

Data dalam penelitian ini berupa tuturan para peserta diskusi Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan di TV One setiap hari Selasa, pukul 19.30 WIB.Sumber data diambil

Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi

3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Mengadili Perkara Perempuan Berhadapan Dengan Hukum, dapat dijadikan payung hukum oleh hakim untuk memberikan perlindungan hukum terhadap perempuan

Pengambilan data dilakukan dengan menimbang ransum yang diberikan dan sisa ransum setiap hari menggunakan timbangan digital, kemudian ditotal menjadi total konsumsi

Delici ekipmanın aynadan çekilmesi, delici kolların manevra için aynadan çekilip sabitenmesi, Jumbo denge ayar kollarının kaldırılması ve su, elektrik vs. gibi