• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF

DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

PTKMR-BATAN

Muji Wiyono dan Wahyudi

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi– BATAN

ABSTRAK

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN. Telah dilakukan

pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi radioaktif permukaan di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR-BATAN pada triwulan I, II, III, dan IV tahun 2010. Pemantauan paparan radiasi dilakukan pada enam titik pengukuran menggunakan surveimeter Babyline 61A tipe E 508A No. 413 buatan Nardeux – Loches, sedangkan pengukuran kontaminasi permukaan dilakukan dengan metode tes usap, kemudian dicacah menggunakan spektrometer gamma dengan detektor HPGe buatan Ortec model GMX-25P4. Hasil pengukuran rerata paparan radiasi pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif berkisar antara (0,24 ± 0,07) mR/jam di pintu masuk hingga (2,42 ± 0,13) mR/jam di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun berkisar antara 1,06 mSv hingga 10,63 mSv. Nilai ini masih dibawah NBD yang diizinkan sehingga tempat tersebut aman bagi pekerja radiasi.Tingkat kontaminasi radioaktif pada pengukuran triwulan I, III dan IV adalah tidak terdeteksi (ttd), sedangkan pada triwulan II tingkat kontaminasi radioaktif 137Cs berkisar antara tidak terdeteksi (ttd) hingga (2,39 ± 0,22) Bq/cm2, kontaminasi 60Co berkisar antara (0,09 ± 0,02) Bq/cm2 hingga (0,11 ± 0,02) Bq/cm2 dan kontaminasi radioaktif 152Eu berkisar antara (0,13 ± 0,02) Bq/cm2 hingga (51,99 ± 4,54) Bq/cm2.Pada tempat yang terkontminasi dilakukan dekontaminasi hingga tempat tersebut bebas dari kontaminasi.

Kata kunci : paparan radiasi, kontaminasi, dan limbah radioaktif

ABSTRACT

MONITORING THE RADIATION EXPOSURE AND RADIOACTIVE CONTAMINATION IN TEMPORARY RADIOACTIVE WASTE STORAGE ROOM OF PTKMR-BATAN. Monitoring of

radiation exposure and radioactive contamination on the surface of a temporary storage space for radioactive waste PTKMR-BATAN has been carried out at quarterly I, II, III, and IV, 2010. Monitoring was done at six points of measurement using Babyline survey meter type E 508A No. 61a. 413 made by Nardeux - Loches and the measurement of the surface contamination was done by smear test method, and then counted using a gamma spectrometer with HPGe detector of Ortec model GMX-25P4. Result of measurement of radiation exposure average on temporary storage of radioactive waste was ranged from (0,24 ± 0,07) mR/hour at the entrance to (2.42 ± 0.13) mR/hour in the storage of radioactive sources. Estimated radiation doses received by a radiation worker for one year was ranged from 1.06 mSv to 10.63 mSv. This value is still below the value of permissible maximum dose limit, so the place is safe for radiation workers. Radioactive contamination levels at quarterly I, III and IV measurement were not detectable (nd), while its at quarterly II radioactive contamination levels of 137Cs ranged from not detectable (nd) to (2.39 ± 0.22) Bq/cm2, contamination of 60Co ranged from (0.09 ± 0.02) Bq/cm2 to (0.11 ± 0.02 ) Bq/cm2 and radioactive contamination of 152Eu ranged from (0.13 ± 0.02) Bq/cm2 to (51.99 ± 4.54) Bq/cm2. At contamination places, the decontamination was also done until it was free from contamination, so that the places were safe for the radiation worker.

(2)

I. PENDAHULUAN

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) merupakan unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional

(BATAN) yang mempunyai tugas

melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang dosimetri, biomedika nuklir, teknik

nuklir kedokteran, dan pelaksanaan

pelayanan metrologi radiasi serta pelayanan

pengendalian keselamatan kerja dan

kesehatan1. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pelayanan tersebut dihasilkan limbah radioaktif yang memiliki potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota

masyarakat dan lingkungan. Untuk

mengurangi potensi bahaya radiasi tersebut diperlukan ruangan khusus untuk menyimpan sementara limbah radioaktif dan sumber-sumber radioaktif sesudah digunakan dalam penelitian.

Ruang penyimpanan sementara limbah

radioaktif PTKMR-BATAN mempunyai

ukuran panjang 6 meter, lebar 6 meter dengan ketinggian dari lantai ke atap 3,5 meter, serta berdinding dan beratap beton. Ruangan tersebut disekat menjadi beberapa bagian menggunakan bahan triplek dengan ketinggian 1,65 meter dan digunakan sebagai tempat penyimpanan limbah radioaktif padat, limbah radioaktif cair, sumber

radioaktif untuk penelitian, bungkusan

sebelum uji usap, bungkusan setelah uji usap dan lemari alat.

Di dalam ruang penyimpanan

sementara limbah radioaktif merupakan

ruang kerja bagi pekerja radiasi. Pekerjaan yang dilakukan dalam ruangan tersebut

antara lain : pengumpulan limbah,

pengelompokan limbah, preparasi

pengukuran aktivitas konsentrasi limbah, pengukuran kontaminasi permukaan tempat kerja, preparasi penelitian dengan bahan zat radioaktif, penyimpanan limbah, preparasi pengangkutan limbah, pemantauan radiasi dan lain-lain.

Menurut Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, bahwa untuk memastikan Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja dan masyarakat tidak terlampaui, setiap Pemegang Izin wajib melakukan : pembagian daerah kerja, pemantauan paparan radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja, pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi dan pemantauan dosis yang diterima pekerja. Pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi di daerah kerja tersebut dilakukan secara terus menerus, berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan jenis sumber yang digunakan. 2 Dalam upaya untuk memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku, telah dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi radioaktif di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR – BATAN pada triwulan I, II, III, dan IV tahun 2010.

Pada makalah ini disajikan tata kerja, hasil pemantauan paparan radiasi dan

(3)

kontaminasi radioaktif di daerah kerja serta pembahasan hasil yang diperoleh. Dari

pemantauan radiasi yang dilakukan

diharapkan diperoleh informasi laju paparan radiasi dan tingkat kontaminasi permukaan, sehingga dapat diperkirakan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun dan perkiraan waktu kerja agar NBD tidak terlampaui.

II. TINJAUAN PUSTAKA Paparan Radiasi

Besaran radiasi yang pertama kali diperkenalkan adalah paparan radiasi dengan

simbol X yang didefinisikan sebagai

kemampuan radiasi sinar-X atau gamma untuk menimbulkan ionisasi di udara dalam volume tertentu. Secara matematis paparan dapat dituliskan sebagai 3:

dm

dQ

X

... ( 1 )

dengan dQ merupakan jumlah muatan pasangan ion yang terbentuk di suatu elemen volume udara bermassa dm.

Dalam satuan internasional (SI) satuan paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg). Pengertian 1 C/kg adalah besar paparan yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik sebesar satu coulomb pada suatu elemen volume udara yang mempunyai massa 1 kg. Sedangkan untuk satuan cgs untuk paparan adalah rontgen (R), dengan 1 R = 2,58 x 10-4 C/kg.

Laju paparan adalah besarnya paparan per satuan waktu dan diberi simbol Ẋ. Satuan

laju paparan dalam SI adalah C/kg.jam sedangkan dalam satuan cgs adalah R/jam. Untuk mengukur laju paparan radiasi diperlukan alat ukur radiasi surveimeter. Laju paparan radiasi sebenarnya yang terukur adalah besarnya laju paparan yang terbaca pada alat ukur dikurangi laju paparan latar kemudian dikalikan dengan faktor kalibrasi alat ukur sesuai dengan persamaan:

Xg = (Xa - XBg) x FK ... (2)

dengan :

Xg = laju paparan sebenarnya di tempat

yang diukur.

Xa = bacaan laju paparan dari alat ukur

XBg = bacaan laju paparan latar

FK = faktor kalibrasi alat ukur

Ketidakpastian pengukuran laju

paparan radiasi sebenarnya (µXg) dihitung

dengan persamaan : 2 2 2                        FK FK X X X X X X Bg Bg a a g g     ... ( 3 ) dengan σXa, σXBg dan σFK adalah deviasi

standar dari masing-masing bacaan laju paparan dari alat ukur, bacaan laju paparan latar dan faktor kalibrasi.

Perkalian laju paparan dengan faktor konversi dari nilai paparan ke dosis (f) dinamakan laju dosis serap (Ď).3,4

Ď = Ẋ . f (Rad/jam ) ... ( 4 ) Faktor konversi nilai laju paparan ke dosis untuk radiasi gamma adalah 1 R/jam = 0,877 Rad/jam. Satuan lama dosis serap adalah rad (radiation absorbed dose)

(4)

sedangkan dalam satuan SI adalah Gray (Gy), dimana 1 Gy = 100 Rad.

Jika laju dosis serap dikalikan dengan faktor bobot radiasi (WR) maka diperoleh laju

dosis tara / ekivalen (H).3,4

Ĥ = Ď . WR (rem/jam) ... (5)

Faktor bobot radiasi untuk foton, partikel dan neutron berbagai energi dapat dilihat pada Tabel 2.3,4

Satuan cgs untuk laju dosis ekivalen adalah rem/jam sedangkan untuk satuan SI adalah Sievert per jam (Sv/jam), dimana 1 Sv = 100 rem. Apabila laju dosis ekivalen dikalikan dengan waktu paparan, akan diperoleh dosis ekivalen total.3,4

H = Ĥ . t ... ( 6 )

dengan :

H = dosis ekivalen (rem)

Ĥ = laju dosis ekivalen (rem/jam) t = durasi terkena dosis radiasi (jam)

Tabel 2. Faktor bobot radiasi untuk foton, partikel dan neutron.

No. Jenis Radiasi

Faktor Bobot Radiasi

(WR)

1. Foton, untuk semua energi 1 2. Elektron dan Muon, semua

energi

1 3. Neutron dengan energi:

 < 10 keV

 10 keV hingga 100 keV

 > 100 keV hingga 2 MeV

 > 2 MeV hingga 20 MeV

 > 20 MeV 5 10 20 10 5 4. Proton, selain proton rekoil,

dengan energi > 2 MeV

5

Nilai Batas Dosis (NBD) untuk pekerja radiasi tidak boleh melampaui dosis efektif sebesar 20 mSv pertahun rata-rata selama lima tahun berturut-turut atau dosis efektif sebesar 50 mSv dalam satu tahun tertentu 5. Sehingga laju paparan radiasi yang boleh diterima pekerja radiasi adalah 2,5 mR/jam dan masyarakat umum adalah 0,25 mR/jam.

Kontaminasi

Kontaminasi radioaktif adalah adanya zat radioaktif yang tidak terwadahi (sumber terbuka) dan yang tidak dikehendaki berada di suatu lokasi atau tempat tertentu. Sebagai contoh adalah bubuk radioaktif tumpah di

lantai (kontaminasi permukaan), zat

radioaktif cair tumpah di tangan seseorang (kontaminasi perorangan) dan zat radioaktif yang di udara (kontaminasi udara).

Radiasi tidak akan mengakibatkan

kontaminasi, akan tetapi kontaminasi

radioaktif akan menimbulkan bahaya radiasi eksterna apabila aktivitasnya besar dan memancarkan radiasi yang dapat menembus jaringan tubuh, dan bahaya radiasi interna apabila kemudian masuk ke dalam tubuh manusia.

Pengukuran kontaminasi permukaan di daerah kerja dapat diukur dengan metode langsung yaitu diukur secara langsung menggunakan alat ukur dan metode tidak langsung yaitu dengan mengusap bagian yang terkontaminasi dengan kertas usap kemudian kertas usap tersebut dicacah menggunakan alat spektroskopi. Metode

(5)

tidak langsung biasa disebut metode tes usap.

Pengukuran secara langsung dilakukan

apabila tempat yang akan diukur tidak dipengaruhi sumber radiasi lain yang dapat mempengaruhi bacaan alat ukur, sedangkan metode tes usap dilakukan apabila di sekitar tempat yang terkontaminasi terdapat sumber radiasi yang tidak mungkin dipindahkan.

Ada dua macam metode tes usap yaitu metode basah (wet wipe test) dan metode kering (dry wipe test). Metode basah dilakukan dengan cara membasahi bahan pengusap dengan larutan deterjen kemudian mengusap permukaan daerah kerja yang kemungkinan terkontaminasi dengan luasan usap ± 100 cm2. Tes usap metode kering dilakukan menggunakan bahan usap dan cara seperti pada metode basah akan tetapi bahan usapnya tidak perlu dibasahi cairan deterjen. Tes usap metode basah dilakukan pada permukaan yang kondisinya kering dan tes

usap metode kering dilakukan pada

permukaan yang kondisinya basah. Bahan pengusap yang digunakan adalah yang memiliki daya penyerapan tinggi seperti: kertas saring, kapas, tissue, cotton buds, dan

lain-lain. Bahan pengusap selanjutnya

dicacah menggunakan spektrometer gamma dengan detektor HPGe.

Sebelum digunakan dalam

pengukuran, suatu perangkat spektrometer

gamma harus dikalibrasi agar dapat

digunakan untuk analisis. Ada dua macam kalibrasi yang perlu dilakukan yaitu kalibrasi energi dan kalibrasi efisiensi. Kalibrasi

energi diperlukan untuk tujuan analisis kualitatif, sedangkan kalibrasi efisiensi untuk tujuan analisis kuantitatif. 5

Kalibrasi efisiensi dilakukan dengan

membandingkan radiasi gamma yang

dideteksi detektor dengan besarnya aktivitas sumber radioaktif standar. Sebagai sumber standar digunakan sumber multi isotop yaitu :

54

Mn, 60Co, 65Zn, 109Cd, 133Ba, 134Cs, 137Cs,

210

Pb dan 241Am yang mempunyai jangkauan

energi dari rendah sampai energi tinggi. Efisiensi pencacahan ditentukan dengan persamaan berikut : 6,7

100

.

P

x

At

N

... (7) dengan

N : laju cacah sumber standar (cps)

At : aktivitas sumber standar saat pengukuran (Bq).

P : kelimpahan energi gamma (%)

Untuk menghitung aktivitas sumber standar pada saat pengukuran digunakan persamaan:

6,7

t

e

A

A

t o T . 693 , 0 2 / 1

.

... ( 8 ) dengan A0 : aktivitas awal (Bq)

T1/2 : waktu paro radionuklida (tahun)

t : waktu antara waktu awal penetapan

aktivitas sampai dengan waktu

pengukuran (tahun).

Dengan menghitung efisiensi

pencacahan dari masing-masing energi pada sumber standar maka dapat dibuat kurva

(6)

kalibrasi efisiensi fungsi energi. Kurva

kalibrasi tersebut digunakan untuk

menghitung aktivitas kontaminasi radioaktif dari sampel tes usap sesuai dengan persamaan: 8 2 Bq/cm x L P x F x N TK s u ... ( 9 ) dengan

TKu : kontaminasi permukaan yang diusap

(Bg/cm2).

Ns : laju cacah bersih sampel setelah

dikurangi cacah latar(cps).

L : luas permukaan yang diusap (cm2). ε : efisiensi pencacahan (cps/Bq). Pγ : pancaran radiasi γ (%).

F : faktor pindah tes usap (=10 %). 9

Ketidakpastian pengukuran

(uncertainty) kontaminasi permukaan dengan

tes usap (µTKu) dengan tingkat kepercayaan

68,3 % dihitung dengan persamaan: 10, 11 2 2 2 2 2                                    F F L L P P N N TK TK s s u u           (Bq/cm2) ... ( 10 ) dengan Ns, ε, P, L, dan F, adalah

deviasi standar dari masing-masing laju cacah bersih kontaminan, efisiensi alat untuk radionuklida tertentu, pancaran radiasi , luas permukaan yang diusap dan faktor pindah tes usap.

Konsentrasi terendah yang dapat di deteksi (MDC = minimum detectable

concentration) dengan tingkat kepercayaan

68,3 % dihitung dengan persamaan :

F L P b T b N MDC . . . / 33 , 2    (Bq/cm2) ...(11)

dengan Nb adalah laju cacah latar (cps) dan

Tb adalah durasi waktu cacah (detik) .

Tingkat kontaminasi di daerah kerja radiasi dibedakan ke dalam 3 daerah

kontaminasi yaitu kontaminasi rendah,

sedang dan tinggi. Batas kontaminasi permukaan daerah kontaminasi rendah, sedang dan tinggi pemancar alfa dan beta disajikan pada Tabel 1:

Tabel 1. Pembagian daerah kontaminasi 5

No. Daerah Kontaminasi Pemancar alpa () (Bq/cm2) Pemancar beta () (Bq/cm2) 1. Rendah 0 <  < 0,37 0 <  < 3,7 2. Sedang 0,37   < 3,7 3,7   < 37 3. Tinggi  3,7  37

III. TATA KERJA

Pengukuran Laju Paparan Radiasi

Surveimeter Babyline 61A tipe E 508A No. 413 buatan Nardeux – Loches sebelum digunakan untuk pengukuran dicek

tegangan baterainya dan dilakukan

pengukuran cacah latar belakang. Kemudian pengukuran laju paparan radiasi dilakukan pada ketinggian 1 meter di atas permukaan lantai di titik 1 (tempat bungkusan sebelum uji usap), titik 2 (tempat limbah radioaktif padat) dan seterusnya seperti pada Gambar 1. Pengukuran laju paparan radiasi dilakukan pada : triwulan I, II, III dan IV tahun 2010. Laju paparan radiasi dan ketidakpastian

pengukurannya dihitung sesuai dengan

(7)

Keterangan:

1. Tempat bungkusan sebelum uji usap. 4. Tempat Limbah radioaktif cair. 2. Tempat limbah radioaktif padat. 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap. 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif. 6. Pintu masuk

Gambar 1. Ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif di Gedung B PTKMR

Pengambilan Sampel Usap Kontaminasi Radioaktif

Disiapkan sarung tangan, kertas usap, rasiacwash, plastik seal, dan spidol. Pada saat melakukan uji usap pada daerah kerja, sarung tangan dipakai. Kertas usap disemprot dengan rasiacwash, kemudian digunakan untuk megusap daerah kerja pada titik 1 dengan luas usapan 100 cm2. Kertas

usap dimasukkan dalam plastik seal,

dimasukkan dalam vial, diberi kode dan siap dicacah dengan Spektrometer Gamma HPGe. Untuk titik 2, titik 3 dan seterusnya dilakukan dengan cara yang sama. Pengambilan sampel usap pada titik yang sama dilakukan pada triwulan I, II, III dan IV tahun 2010.

Kalibrasi Spektrometer Gamma HPGe model GMX-25P4

Sumber standar multi isotop 54Mn,

60

Co, 65Zn, 109Cd, 133Ba, 134Cs, 137Cs, 210Pb dan 241Am dalam wadah vial dengan aktivitas masing-masing : (135,62 ± 0,82; 215,48 ± 1,92; 351,78 ±3,68; 350,03 ± 2,42; 169,07 ± 1,12; 51,29 ± 0,47; 52,85 ± 0,37; 355,88 ± 2,23; 225,03 ± 1,75) Bq buatan PTKMR-BATAN pada tanggal 1 Oktober 2004 yang tertelusur ke Laboratorium IAEA diletakkan di atas detektor HPGe pada Spektrometer Gamma buatan Ortec model GMX-25P4 yang telah dikalibrasi energinya, kemudian dicacah selama 3600 detik. Aktvitas sumber

standar pada pengukuran dihitung

menggunakan persamaan 8 dan efisiensi alat

(8)

Kemudian dibuat grafik hubungan energi dengan efisiensi untuk analisis kuantitatif.

Pengukuran Sampel Usap.

Vial berisi sampel usap diletakkan di atas detektor pada Spektrometer Gamma HPGe yang telah diset dan dikalibrasi energinya. Sampel usap pada titik 1 – titik 6 masing-masing dicacah selama 3600 detik secara bergantian. Kemudian vial berisi kertas usap yang masih bersih (belum digunakan untuk mengusap) dicacah dengan cara dan waktu yang sama sebagai cacah latar. Selanjutnya peak yang muncul pada masing-masing spektrum hasil pencacahan sampel usap dihitung aktivitas kontaminasi radioaktif dan ketidakpastiannya sesuai dengan Persamaan 9 dan 10. Dihitung pula batas konsentrasi terendah sesuai dengan Persamaan 11.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran paparan radiasi di

ruang penyimpanan sementara limbah

radioaktif pada triwulan I, II, III dan IV disajikan pada Tabel 2.

Pada triwulan I paparan radiasi berkisar antara (0,20 ± 0,02) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,56 ± 0,27) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan II paparan radiasi berkisar antara (0,17 ± 0,02) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,41 ± 0,25) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan III paparan radiasi berkisar antara (1,04 ± 0,14) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,30 ± 0,24) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif dan pada triwulan IV paparan radiasi berkisar antara (0,30 ± 0,03) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,56 ± 0,27) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi rerata selama empat kali pengukuran adalah berkisar antara (0,24 ± 0,07) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,42 ± 0,13) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif.

Tabel 2. Laju paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif.

No. Titik Pengukuran :

Laju Paparan (mR/jam)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Rerata 1. Tempat bungkusan

sebelum uji usap 0,58 ± 0,06 0,56 ± 0,06 1,17 ± 0,15 1,27 ± 0,15 0,90 ± 0,38 2. Tempat limbah radioaktif padat 1,62 ± 0,18 1,68 ± 0,19 2, 26 ± 0,24 2,29 ± 0,24 1,86 ± 0,37 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif 2, 56 ± 0,27 2,41 ± 0,25 2,30 ± 0,24 2,56 ± 0,27 2,42 ± 0,13 4. Tempat limbah radioaktif cair 0,90 ± 0,09 0,94 ± 0,09 1, 86 ± 0,20 1,39 ± 0,16 1,08 ± 0,27 5. Tempat bungkusan

sesudah uji usap 0,76 ± 0,07 0,68 ± 0,07 1,04 ± 0,14 1,06 ± 0,14 0,89 ± 0,19 6. Pintu masuk 0,20 ± 0,02 0,17 ± 0,02 0,30 ± 0,03 0,30 ± 0,03 0,24 ± 0,07

(9)

Pada triwulan I paparan radiasi berkisar antara (0,20 ± 0,02) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,56 ± 0,27) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan II paparan radiasi berkisar antara (0,17 ± 0,02) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,41 ± 0,25) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan III paparan radiasi berkisar antara (1,04 ± 0,14) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,30 ± 0,24) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif dan pada triwulan IV paparan radiasi berkisar antara (0,30 ± 0,03) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,56 ± 0,27) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi rerata selama empat kali pengukuran adalah berkisar antara (0,24 ± 0,07) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,42 ± 0,13) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif.

Paparan

radiasi

pada

titik

pengukuran yang sama dengan waktu

pengukuran yang berbeda nilainya selalu

berubah-ubah. Hal ini karena adanya

penambahan volume limbah radioaktif

padat pada setiap triwulan, walaupun

volumenya kecil. Disamping itu karena

adanya

kegiatan

di

dalam

ruang

penyimpanan

sementara

limbah

radioaktif

seperti

keluar

masuknya

bungkusan berisi sumber radioaktif untuk

uji usap, keluar masuknya sumber

radioaktif pada tempat penyimpanan

sumber radioaktif untuk penelitian, dan

lain-lain.

Paparan radiasi pada tempat

bungkusan sebelum uji usap pada empat triwulan berturut-turut adalah (0,58 ± 0,06) mR/jam, (0,56 ± 0,06) mR/jam, (1,17 ± 0,15) mR/jam dan (1,27 ± 0,15) mR/jam. Paparan radiasi pada titik tersebut berasal dari kamera radiografi yang akan diperbaiki dan diuji usap yang disimpan di tempat tersebut dan

sumber standar 152Eu dalam wadah drum 200

liter dengan aktivitas 0,48 mCi. Disamping itu paparan radiasi juga berasal dari tempat di sekitarnya yaitu yang dominan adalah berasal dari tempat limbah radioaktif padat dan tempat penyimpanan sumber radioaktif.

Paparan radiasi di tempat limbah

radioaktif padat pada empat triwulan

berturut-turut adalah (1,62 ± 0,18) mR/jam, (1,68 ± 0,19) mR/jam, (2,26 ± 0,24) mR/jam dan (2,29 ± 0,24) mR/jam dan paparan radiasi di tempat limbah radioaktif cair adalah (0,90 ± 0,09) mR/jam, (0,94 ± 0,09) mR/jam, (1,86 ± 0,20) mR/jam dan (1,39 ± 0,16) mR/jam. Paparan radiasi di tempat limbah radioaktif padat selain berasal dari limbah radioaktif padat yang disimpan di tempat tersebut, juga berasal dari paparan radiasi sumber radiasi di tempat bungkusan sebelum uji usap dan tempat penyimpanan sumber radioaktif. Sedangkan paparan radiasi di tempat limbah radioaktif cair yang dominan berasal dari tempat penyimpanan

(10)

berdekatan dan limbah radioaktif cair dalam kondisi kosong.

Paparan radiasi di tempat

penyimpanan sumber radioaktif adalah yang paling tinggi yaitu pada empat triwulan berturut-turut adalah (2,56 ± 0,27) mR/jam, (2,41 ± 0,25) mR/jam, (2,30 ± 0,24) mR/jam dan (2,56 ± 0,27) serta reratanya adalah (2,42 ± 0,13) mR/jam. Hal ini terjadi karena di tempat tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai sumber radioaktif setelah digunakan dalam penelitian. Sumber radioaktif tersebut umumnya berada dalam wadah kontainer yang terbuat dari bahan Pb, hanya dua buah

sumber radioaktif 152Eu standar dengan

aktivitas kecil (1,150 dan 1,148) mCi dalam

pipa paralon berdimensi (12 x 100) cm yang tidak menggunakan bahan perisai Pb.

Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun apabila bekerja selama 8 jam/hari, 5 hari/minggu, 50 minggu/tahun (= 2000 jam/tahun) adalah seperti disajikan pada Tabel 3. Besarnya dosis radiasi tersebut berkisar antara 4,25 mSv pada pintu masuk hingga 42,51 mSv pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Berdasarkan ketentuan Kepala BAPETEN Nomor : 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, nilai dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi tersebut masih di bawah nilai batas dosis (NBD) tahunan yang diizinkan.

Tabel 3. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun (2.000 jam).

No. Titik Pengukuran Dosis Radiasi

(mSv) Daerah Kerja

Daerah Radiasi

1. Tempat bungkusan sebelum uji usap 15,70 Pengendalian Sedang

2. Tempat limbah radioaktif padat 32,68 Pengendalian Sedang

3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif 42,51 Pengendalian Sedang

4. Tempat limbah radioaktif cair 18,88 Pengendalian Sedang

5. Tempat bungkusan sesudah uji usap 15,52 Pengendalian Sedang

6. Pintu masuk 4,25 Pengawasan Sangat

(11)

Berdasarkan perkiraan dosis yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun, maka tempat bungkusan sebelum uji usap, tempat limbah radioaktif padat, tempat penyimpanan sumber radioaktif, tempat limbah radioaktif cair dan tempat bungkusan sesudah uji usap termasuk daerah kerja pengendalian dan daerah radiasi sedang karena perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (2.000 jam) lebih dari 15 mSv dan kurang dari 50 mSv. Sedangkan pada tempat pintu masuk adalah termasuk daerah kerja pengawasan dengan daerah radiasi rendah karena perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (2.000 jam) adalah 1 mSv atau lebih dan kurang dari 5 mSv.

Untuk mengurangi besarnya paparan radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam bekerja di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif, dilakukan dengan cara memindahkan kegiatan ke luar ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif. Kegiatan tersebut antara lain : pengujian bungkusan zat radioaktif, pengelompokan

limbah, preparasi pengukuran aktivitas

konsentrasi limbah, preparasi penelitian dengan bahan zat radioaktif dan preparasi pengangkutan limbah. Sedangkan untuk kegiatan pengumpulan limbah, pengukuran

kontaminasi permukaan tempat kerja,

penyimpanan limbah harus tetap dilakukan di dalam ruang penyimpanan sementara limbah

radioaktif. Penggunaan cara tersebut

mengurangi waktu dalam melakukan

kegiatan/pekerjaan yang dilakukan di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif menjadi lebih singkat yaitu kurang dari 2 jam/hari. Apabila pekerja radiasi bekerja 5 hari/minggu, 50 minggu/tahun, maka akan diperoleh total waktu kerja selama satu tahun sebesar 500 jam, sehingga perkiraan dosis yang diterima menjadi seperempatnya dari dosis radiasi rerata yang terdapat pada Tabel 3. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (500 jam) dapat dilihat pada Tabel 4. Dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi per tahun berkisar antara 1,06 mSv sampai dengan 10,63 mSv, terendah di pintu masuk dan tertinggi di tempat penyimpanan sumber radioaktif.

Tabel 4. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun (500 jam).

No. Titik Pengukuran : Dosis Radiasi (mSv)

1. Tempat bungkusan sebelum uji usap 3,92

2. Tempat limbah radioaktif padat 8,17

3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif 10,63

4. Tempat limbah radioaktif cair 4,72

5. Tempat bungkusan sesudah uji usap 3,88

(12)

Hasil kalibrasi efisiensi pada spektrometer gamma dengan detektor HPGe model GMX-25P4 disajikan dalam Gambar 2. Diperoleh dua persamaan kalibrasi untuk energi kurang dari 200 keV dengan persamaan Y = 0,0673ln(X)-0,2020 dengan R2 = 0,9405 dan untuk energi lebih dari 200

keV dengan persamaan Y = 0,7724X-0,596

dengan R2 = 0,9214. Nilai efisiensi dari

persamaan tersebut digunakan untuk

menentukan tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah

radioaktif, yaitu dengan menganalisis sampel usap yang telah dicacah.

Hasil pengukuran tingkat kontaminasi

radioaktif pada ruang penyimpanan

sementara limbah radioaktif PTKMR – BATAN disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari enam titik pengukuran pada triwulan I, III dan IV, tingkat kontaminasi radioaktif adalah tidak terdeteksi (ttd) atau kurang dari konsentrasi terendah yang dapat dideteksi (MDC) yaitu untuk 137Cs < 0,01 Bq/cm2,

60

Co dan 152Eu < 0,02 Bq/cm2.

Gambar 2. Kurva kalibrasi efisiensi fungsi energy pada Spektrometer Gamma HPGe GMX-25P4.

(13)

Tabel 5. Tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR – BATAN pada triwulan I, III dan IV tahun 2010.

No. Titik Pengukuran :

Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)

Triwulan I Triwulan III Triwulan IV

137Cs 60Co 152Eu 137Cs 60Co 152Eu 137Cs 60Co 152Eu

1. Tempat bungkusan

sebelum uji usap ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 2. Tempat limbah radioaktif padat ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 4. Tempat limbah radioaktif cair ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 5. Tempat bungkusan

sesudah uji usap ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd

6. Pintu masuk ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd

Keterangan : MDC137Cs = 0,01 Bq/cm2, 60Co dan 152Eu = 0,02 Bq/cm2 serta ttd = tidak terdeteksi

Pada triwulan III, tingkat

kontaminasi radioaktif terdapat pada lima titik pengukuran yaitu pada tempat : bungkusan sebelum uji usap, limbah radioaktif padat, penyimpanan sumber

radioaktif, limbah radioaktif cair dan bungkusan sesudah uji usap. Pada titik

pengukuran pintu masuk tidak

terkontaminasi.

Tabel 6. Tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR – BATAN pada triwulan II tahun 2010.

No. Titik Pengukuran :

Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)

Hasil Pengukuran Sesudah

Didekontaminasi

137

Cs 60Co 152Eu 137Cs 60Co 152Eu

1. Tempat bungkusan

sebelum uji usap 2,39 ± 0,22 ttd ttd ttd ttd ttd

2. Tempat limbah radioaktif padat ttd 0,10 ± 0,02 0,13 ± 0,02 ttd ttd ttd 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif ttd 0,11 ± 0,02 51,99 ± 4,54 ttd ttd ttd 4. Tempat limbah radioaktif cair ttd 0,09 ± 0,02 0,38 ± 0,05 ttd ttd ttd 5. Tempat bungkusan

sesudah uji usap ttd ttd 0,17 ± 0,02 ttd ttd ttd

(14)

Kontaminasi radioaktif 137Cs terdapat di tempat bungkusan sebelum uji usap dengan nilai (2,39 ± 0,22) Bq/cm2. Tingkat kantamisasi pada tempat tersebut tergolong daerah kontaminasi rendah dan harus dilakukan dekontaminasi, mengingat tempat tersebut merupakan daerah yang harus bebas

kontaminasi. Kontaminasi pada tempat

tersebut kemungkinan berasal dari bungkusan

zat radioaktif milik perusahaan yang

disimpan pada tempat tersebut selama proses pengujian bungkusan tipe A.

Tingkat kontaminasi radioaktif 60Co berkisar dari (0,09 ± 0,02) Bq/cm2 ditempat limbah radioaktif cair hingga (0,11 ± 0,02)

Bq/cm2 di tempat penyimpanan sumber

radioaktif. Tempat tersebut termasuk daerah kontaminasi rendah. Sedangkan tingkat kontaminasi radioaktif 152Eu berkisar dari (0,13 ± 0,02) Bq/cm2 di tempat limbah radioaktif padat hingga (51,99 ± 4,54)

Bq/cm2 di tempat penyimpanan sumber

radioaktif. Pada tempat limbah radioaktif padat, limbah radioaktif cair dan bungkusan

sesudah uji usap termasuk daerah

kontaminasi rendah. Pada tempat

penyimpanan sumber radioaktif termasuk daerah kontaminasi tinggi karena tingkat kontaminasinya > 37 Bq/cm2. Hal ini disebabkan kemungkinan bocornya wadah

sumber 152Eu yang disimpan di tempat

tersebut mengikat wadah sumber tersebut terbuat dari bahan paralon.

Pada tempat-tempat yang

terkontaminasi radioaktif selanjutnya

dilakukan proses dekontaminasi. Hasil

pengukuran setelah proses dekontaminasi menunjukan bahwa tempat tersebut tingkat

kontaminasinya tidak terdeteksi (ttd) atau < MDC dari alat Spektrometer Gamma HPGe yaitu tingkat kontaminasi untuk 137Cs < 0,01 Bq/cm2,untuk 60Co dan 152Eu < 0,02 Bq/cm2, sehingga tempat tersebut dinyatakan bebas dari kontaminasi.

IV. KESIMPULAN

Rerata paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif dari empat kali pengukuran di triwulan I, II, III dan IV tahun 2010 berkisar antara (0,24 ± 0,07) mR/jam pada pintu masuk hingga (2,42 ± 0,13) mR/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif, sehingga perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi yang bekerja di ruang tersebut selama satu tahun (2 jam/hari x 5 hari/minggu x 50 minggu/tahun = 500 jam) berkisar antara 1,06 mSv hingga 10,63 mSv. Nilai ini masih jauh di bawah NBD yang diizinkan sehingga tempat tersebut aman bagi pekerja radiasi.

Tingkat kontaminasi radioaktif pada pengukuran triwulan I, III dan IV adalah tidak terdeteksi (ttd), sedangkan pada pengukuran triwulan II tingkat kontaminasi radioaktif 137Cs adalah berkisar antara tidak terseteksi (ttd) hingga (2,39 ± 0,22) Bq/cm2 di tempat bungkusan sebelum uji usap, kontaminasi 60Co berkisar antara (0,09 ± 0,02) Bq/cm2 di tempat limbah radioaktif cair hingga (0,11 ± 0,02) Bq/cm2 di tempat

penyimpanan sumber radioaktif dan

kontaminasi radioaktif 152Eu berkisar antara (0,13 ± 0,02) Bq/cm2 di tempat limbah radioaktif padat hingga (51,99 ± 4,54)

Bq/cm2 di tempat penyimpanan sumber

(15)

dilakukan dekontaminasi hingga tempat tersebut bebas dari kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. PERATURAN KEPALA BADAN

TENAGA NUKLIR, Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 tahun 2005, Jakarta, 2005.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 33 tahun 2007, tentang

Keselamatan Radiasi Pengion dan

Keamanan Sumber Radioaktif, Jakarta, 2007.

3. SUWARNO WIRYOSIMIN, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, Penerbit ITB Bandung, Bandung, 1995.

4. CEMBER, H., Introduction to Health Physics, Second Edition-revised and Enlarged, Health Professions Division, McGrow-Hill,Inc, 1983.

5. Keputusan Kepala BAPETEN nomor:

01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang

Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, 1999.

6. MUJI WIYONO dan BUNAWAS, Penentuan Aktivitas Limbah Radioaktif

Padat Menggunakan Spektrometer

Gamma In-Situ, Prosiding Seminar

Teknologi Pengelolaan Limbah V,

PTLR-BATAN, Kawasan Puspitek

Serpong, Tangerang, 2007, hal. 100-109.

7. BADAN TENAGA NUKLIR

NASIONAL, Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, BATAN, Jakarta, 1998. hal. 137-155.

8. BADAN TENAGA NUKLIR

NASIONAL, Pengukuran Tingkat

Kontaminasi Permukaan dan

Dekontaminasi di Daerah Kerja dan Uji Kebocoran Sumber Radiasi, Petunjuk Praktikum, PTKMR – BATAN, Jakarta, 2008.

9. INTERNATIONAL STANDARD,

Evaluation of Surface Contamination – Part 1 : Beta-emitters (maximum beta energy greater than 0.15 MeV) and

alpha-emitters, ISO 7503-1, First edition, 1988.

10. MARTIN, JAMES E., Physics for Radiation Protection, John Wiley & Sons, Inc, New York, 2000.

11. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY

AGENCY, Measurement of

Radionuclides in Food and the

Environment - A Guidebook., Tech. Rep.

Ser. No.295, IAEA, Vienna, 1989.

TANYA JAWAB

1. Penanya : Nani Suryani - PATIR Pertanyaan :

- Mengapa pemantauan dilakukan

setiap triwulan, tidak 1 bulan sekali atau 1 minggu sekali. Apa tidak terlalu lama waktunya?

- Berapa lama syarat minimal

pemantauan yang boleh dilakukan menurut standar yang berlaku?. - Berapa lama waktu penyimpanan

sementara untuk limbah radioaktif sebelum dipindah ke tempat yang permanen/tetap?

Jawaban : Muji Wiyono

- Pemantauan dilakukan setiap

triwulan karena disesuaikan dengan

kegiatan pengelolaan limbah

radioaktif yang dilaporkan tiap

triwulan. Tidak, karena kegiatan ini dilakukan secara rutin sehingga besarnya paparan radiasi sudah dapat diperkirakan.

- Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 batas minimal pemantauan harus dilakukan tidak

diatur, tetapi pada Peraturan

Pemerintah sebelumnya yaitu

Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun

2000 tentang Keselamatan dan

Kesehatan terhadap Pemanfaatan

Radiasi Pengion didalam

penjelasannya pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali.

- Tidak ada peraturan yang

menyatakan secara tegas berapa lama waktu menyimpan limbah radioaktif

(16)

di ruang penyimpanan sementara, untuk PTKMR-BATAN kira-kira

setiap 2 (dua) tahun dalam

penyimpanan sebelum dikirim ke PTLR, disesuaikan dengan jumlah volume limbah.

2. Penanya : Ghulam F.A. - PTKMR Pertanyaan :

- Bagaimana metode proteksi Bapak, saat melakukan pengusapan di dalam

ruang penyimpanan, mengingat

banyak zat radioaktif di situ?

- Bagaimana manajemen pemantauan udara di ruang penyimpanan agar bisa dipastikan tidak terjadi dispersi

debu radioaktif dari ruang

penyimpanan ke udara lingkungan? Jawaban : Muji Wiyono

- Metode proteksi yang digunakan

adalah dengan membatasi

waktu/mempersingkat waktu dan

memakai sarung tangan pada saat pengusapan.

- Pernah dilakukan pemantauan debu radioaktif dengan metode TSP (total

suspended particulat) dan

pengukuran gas radon dan thoron pada tahun 2008 - 2009.

3. Penanya : Ngatino - PPGN Pertanyaan :

- Perkiraan dosis yang diterima

pekerja 1,06 - 10,63 mSv/tahun. Bagaimana penentuannya sedangkan data paparan 0,24 – 2,42 mR/jam (dengan faktor bobot 0,887 perkiraan dosis tahunan seharusnya lebih tinggi).

- Sumber radiasi yang dominan apa?

Bagaimana korelasi dengan batas kontaminasi yang ditampilkan untuk α dan β?

Jawaban : Muji Wiyono

- Koreksi, barangkali yang dimaksud bukan faktor bobot radiasi tetapi faktor konversi nilai laju paparan ke dosis, yaitu untuk radiasi gamma adalah 1 R/jam = 0,877 Rad/jam. Penentuan dosis radiasi adalah rerata laju paparan radiasi dikalikan faktor

konversi dari nilai paparan ke dosis

dikalikan actor bobot radiasi

dikalikan 500 jam (satu tahun bekerja dengan maksimum bekerja 2 jam/hari). - Sumber radiasi yang paling dominan adalah gamma. Kontaminasi radioaktif dari radionuklida pemancar gamma

nilai batasannya mengacu pada

kontaminasi beta (β). 4. Penanya : Jaka Iman – PRSG Pertanyaan :

- Berapa nilai batas maksimum, batas aman bagi pekerja radiasi?

- Berapa hasil pengukuran pada ruang

penyimpanan sementara limbah

radioaktif padat, cair?

- Apakah pengambilan 6 titik

pengukuran sudah mewakili untuk luas di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif?

Jawaban : Muji Wiyono

- Menurut Keputusan Kepala

BAPETEN nomor:

01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, batas aman paparan radiasi bagi pekerja radiasi adalah 2,5 mR/jam.

- Kontaminasi pada tempat

penyimpanan limbah radioaktif padat adalah (0,10 ± 0,02) Bq/cm2 untuk

60

Co dan (0,13 ± 0,02) Bq/cm2 untuk

152

Eu dan di tempat penyimpanan limbah radioaktif cair adalah (0,09 ± 0,02) Bq/cm2 untuk 60Co dan (0,38 ± 0,05) Bq/cm2 untuk 152Eu.

- Pengambilan 6 titik pengukuran sudah cukup mewakili karena semua

tempat-tempat di ruang penyimpanan

sementara limbah radioaktif sudah diukur.

Gambar

Tabel 1. Pembagian daerah kontaminasi  5
Gambar 1. Ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif di Gedung B PTKMR
Tabel 2. Laju paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif.
Tabel 3. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun (2.000 jam)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syahrani (2006) substansi CO merupakan hasil gabungan karbon dan oksigen, dimana gabungan tersebut tidak mencukupi untuk

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran endoskopi pada pasien dispepsia di rumah sakit umum pusat sanglah tahun 2015.. Didapatkan sejumlah 260 pasien

memperagakan beberapa contoh percakapan, dengan ucapan dan tekanan kata yang benar melalui video yang disajikan melalui link dr youtube ke grup WA dan google classroom •

Berdasarkan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa persentase motivasi siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 1 Kota Bima Tahun Ajaran

Pertama, sebagai pandangan hidup di mana nilai-nilai Pancasila berperan sebagai arahan atau petunjuk dalam kehidupan sehari-hari, baikdalam aktivitas yang dilakukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik pada stres rawat inap pada anak usia sekolah di rumah sakit dr.Pirngadi Medan.. Desain penelitian

SURYA KONSTRUKSINDO UTAMA sampai saat ini telah berhasil melaksanakan beberapa pekerjaan proyek pertambangan kontruksi, dan Jasa yang telah dipercayakan oleh para

Berdasarkan wawancara pendahuluan terhadap beberapa guru pamong, didapatkan bahwa 7 dari 10 guru pamong memberikan persepsi negatif tentang kemampuan kepribadian