13
4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan
Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel akan sangat membantu. Salah satunya adalah masukan-masukan dari pengguna Shuttle Bus yang didapatkan melalui kuesioner.
Namun, untuk bertanya secara langsung kepada seluruh pengguna sangat memakan waktu dan memiliki probabilitas keberhasilan yang sangat kecil. Maka, keseluruhan pengguna atau populasi akan diwakilkan oleh sejumlah sample, yang harus valid secara statistika.
Merujuk pada persamaan (1) pada landasan teori, populasi dapat diwakilkan oleh boarder Binus Square, dikarenakan mayoritas dan hampir semua pengguna
Shuttle Bus adalah boarder Binus Square.Hal ini didapati dari beberapa wawancara
singkat dengan pengemudi Shuttle Bus.
Jumlah boarder Binus Square (N) adalah 1069 orang.Data tersebut bisa dilihat pada lampiran2. Dengan materi kuesioner berhubungan dengan pendapat
boarder mengenai apakah shuttle bus Binus Square sudah sesuai dengan tujuannya
untuk membantu pergerakan boarder dan juga saran perancangan jadwal Shuttle Bus yang tepat untuk boarder antara per 15 menit ataupun fokus pada pertukaran kelas.
Awal pemikiran distribusi hasil adalah terbagi 50%.Selain hal ini adalah nilai
default, hal ini juga didapati menimbang dari hasil survei awal yang selalu ramai di
setiap waktu.
Melalui pengolahan data, didapati jumlah sample yang harus kami dapatkan adalah 283 orang.
Hasil yang didapatkan cukup sesuai dengan perkiraan distribusi, yakni 46,99% atau 138 memilih penjadwalan Shuttle Bus per 15 menit, sedangkan 53.01% atau 150 memilih penjadwalan yang diutamakan pada jam pertukaran kelas.Hal ini berdefiasi sekitar 5% dari distribusi harapan 50%.
4.2 Distribusi Waktu Perjalanan Shuttle Bus
Variabel lain yang dibutuhkan dalam menentukan jadwal yang efisien untuk
Shuttle Bus adalah mengetahui distribusi waktu perjalanan rata-rata Shuttle Bus
tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain.
Pergerakkan lalu lintas dipantau secara berbeda dalam periode per setengah jam. Dimulai dari pukul 06.00 hingga 22.00.Sehingga dalam setiap periode memiliki nilai rata-rata dan deviasi yang berbeda-beda.
Berikut disajikan data keseluruhan.Waktu tempuh dilihat dari tingkat kejadian dari setiap jalur penghubung, seperti berapa kali terjadinya (frekuensi) perjalanan yang menempuh waktu tertentu dari satu tempat ke tempat lainnya.
Waktu Perjalanan (menit) Tingkat Kejadian Binus Square - Kijang Kijang - Syahdan Syahdan - Anggrek Anggrek - Binus Square 1 0 0 1 0 2 4 0 3 0 3 2 5 14 1 4 2 13 46 5 5 31 125 165 22 6 59 78 33 26 7 72 97 63 48 8 77 71 22 30 9 39 41 9 24 10 109 36 50 126 11 20 5 9 16 12 21 8 11 13 13 19 4 8 23 14 14 4 0 12 15 20 6 11 62 16 6 0 0 10 17 7 2 6 3 18 4 1 1 0 19 0 1 1 1 20 2 0 5 21 21 2 1 0 2 22 0 0 1 5 23 0 0 0 3 24 1 0 2 5 25 4 0 2 12 26 0 1 0 0 27 0 0 0 1 28 0 0 1 3 29 0 0 0 0 30 1 0 1 3 31 1 0 0 0 32 0 0 0 0 33 0 0 0 0 34 0 0 0 0 35 0 0 0 1 36 0 0 0 1 37 0 0 0 0 38 0 0 0 0 39 0 0 0 0 40 0 0 0 1 41 0 0 0 0 42 0 0 0 0 43 0 0 0 0 44 0 0 0 0 45 0 0 0 0 46 0 0 1 0
Tabel 4.1 Waktu Perjalanan dan tingkat kejadian dari setiap waktu. Sumber : Pengolahan Data
Melalui perangkat bawaan Input Analyzer dari perangkat lunak Arena, dihasilkan grafik dari setiap perjalanan untuk melihat hasil, pola distribusi serta ekspresi yang dapat digunakan dalam simulasi Arena. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Perjalanan Ekspresi
Binus Square – Kijang 1.5 + LOGN (7.99, 4.07) Kijang - Syahdan 2.5 + LOGN (4.74, 2.61) Syahdan - Anggrek 0.5 + LOGN (6.74, 3.61) Anggrek - Binus Square 2.5 + GAMM (2.77, 3.49)
Tabel 4.2 Distribusi dan Ekspresi dari Setiap Perjalanan Sumber : Pengolahan Data
Untuk hasil grafik distribusi perjalanan keseluruhan dan grafik distribusi perjalanan setiap 30 menit beserta ekspresinya, dapat dilihat di bagian lampiran 1.
4.3 Distribusi Pengguna Shuttle Bus yang Naik dan Turun
Seringkali terjadi saat dimana pengguna Shuttle Bus sangat penuh di jam-jam tertentu. Namun juga ada saat dimana Shuttle Bushanya mengangkut 1 penumpang, atau bahkan tidak ada sama sekali dalam perjalanannya.
Hal ini sangat merugikan. Sehingga untuk mengevaluasidan sebagai bahan pertimbangan, jumlah pengguna Shuttle Bus harus dianalisa per periode waktu tertentu seperti pada waktu perjalanan, sehingga akan ditemukan distribusinya beserta nilai rata-rata, defiasi, dan data pendukung lainnya.
Untuk hasil keseluruhan berhubungan dengan jumlah penumpang dan tingkat frekuensi kejadiannyadapat dilihat pada penjabaran di bawah ini, yang lalu akan di proses dengan persamaan 2 dan 3 pada landasan teori.
Pola distribusi dan ekspresi dihasilkan dari tabel 4.3 dan 4.5 untuk diaplikasikan kepada perangkat lunak Arena, dan hasil sebaran distribusi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.6.
Tingkat Kejadian Penumpang Naik
Binus Square Kijang Syahdan Anggrek
0 37 387 0 0 1 33 41 40 42 2 33 26 32 30 3 34 13 31 19 4 27 8 15 15 5 32 9 9 13 6 21 8 9 20 7 22 1 6 12 8 15 3 8 15 9 15 1 2 9 10 19 0 4 9 11 11 2 2 8
Tabel lanjutan
Tingkat Kejadian Penumpang Naik
Binus Square Kijang Syahdan Anggrek
12 10 0 2 2 13 20 0 1 9 14 9 0 0 6 15 10 0 1 7 16 6 0 1 9 17 5 0 0 7 18 11 0 0 7 19 5 1 1 4 20 6 0 0 4 21 11 0 0 10 22 2 0 0 2 23 17 0 0 6 24 11 0 0 3 25 9 0 0 4 26 8 0 0 3 27 6 0 0 7 28 6 0 0 4 29 4 0 0 2 30 2 0 0 0 31 6 0 0 2 32 5 0 0 5 33 6 0 0 10 34 1 0 0 5 35 3 0 0 3 36 3 0 1 2 37 2 0 0 3 38 3 0 0 2 39 2 0 0 4 40 3 0 0 0 41 5 0 0 3 42 4 0 0 0 43 3 0 0 6 44 2 0 0 1 45 2 0 1 3 46 3 0 0 1 47 3 0 0 5 48 1 0 0 0 49 0 0 0 0 50 0 0 0 9
Tabel 4.3 Tingkat Kejadian Penumpang yang Naik Sumber : Pengolahan Data
Lokasi Ekspresi
Binus Square LOGN(6.95, 17.8)
Kijang -0.001 + WEIB(21, 0.898) Syahdan 0.999 + EXPO(16.1) Anggrek LOGN(7.67, 17.1)
Tabel 4.4 Distribusi dan Ekspresiinter-arrival Penumpang yang Naik Sumber : Pengolahan Data
Tingkat Kejadian Penumpang Turun
Binus Square Kijang Syahdan Anggrek
0 273 75 0 0 1 93 78 50 39 2 57 72 41 29 3 34 47 26 18 4 22 29 30 15 5 20 32 24 14 6 6 28 19 22 7 1 24 20 11 8 1 21 11 11 9 3 11 14 9 10 3 11 10 11 11 0 11 18 5 12 1 11 9 7 13 0 8 9 11 14 1 6 9 4 15 1 6 11 6 16 1 6 8 9 17 0 6 12 3 18 0 2 13 7 19 0 2 5 4 20 0 1 9 3 21 0 5 5 9 22 0 1 2 4 23 0 1 6 12 24 0 1 5 4 25 0 2 7 2 26 0 0 1 3 27 0 3 4 7 28 0 0 3 4 29 0 0 2 2 30 0 0 0 2 31 0 0 1 1 32 0 0 3 3 33 0 0 2 8 34 0 0 0 2 35 0 0 0 1 36 0 0 1 5 37 0 0 0 3 38 0 0 0 7 39 0 0 0 5 40 0 0 0 0 41 0 0 0 1 42 0 0 0 1 43 0 0 0 6 44 0 0 0 4 45 0 0 0 4 46 0 0 1 2 47 0 0 0 6 48 0 0 0 0 49 0 0 0 0 50 0 0 2 9
Tabel 4.5 Tingkat Kejadian Penumpang yang Turun Sumber : Pengolahan Data
Lokasi Ekspresi
Binus Square 0.5 + 50 * BETA(0.585, 1.17) Kijang -0.5 + 17 * BETA (0.525, 4.49) Syahdan -0.5 + WEIB (5.85, 1.05) Anggrek 0.5 + 34 * BETA (0.64, 1.26) Tabel 4.6 Distribusi dan Ekspresi Penumpang yang Turun Sumber : Pengolahan Data
4.4 Pemodelan dan Simulasi
Dalam merancang simulasi, data yang digunakan adalah hasil secara global. Adapun logika yang digunakan dalam perancangan simulasi adalah sebagai berikut:
1. Calon penumpang Shuttle Bus tiba di stasiun i, dimana i adalah anggota dari n. Setiap calon penumpang memiliki tujuan yang berbeda-beda yang dapat didenotasikan sebagai j yang juga merupakan anggota dari n. j ≠ i. Calon penumpang masuk antrian di stasiun i.
2. Shuttle Bus datang di Binus Square. Posisi Shuttle Bus akan didenotasikan
dengan c, dimana c juga harus menjadi anggota dari n. dan mengangkut penumpang yang mengantri di Binus Square.Mengikuti penjadwalan yang ada, Shuttle Bus berikutnya akan datang, dan jumlah Shuttle Bus tidak bisamelebihi 3 ataupun 4 buah bus, bergantung kepada kondisi simulasi yang diinginkan.
3. Shuttle Bus melakukan persiapan perjalanan (seperti perjalanan keluar
dari stasiun dan administrasi tiket)
4. Shuttle Bus menuju stasiun berikutnya dari rute yang sudah ditentukan:
Binus Square – Kampus Kijang – Kampus Syahdan – Kampus Anggrek – dan berakhir di Binus Square.
5. Shuttle Bus menempati stasiun berikutnya. Nilai c berubah menjadi
stasiun yang ditempati.
6. Apakah sudah sampai Binus Square? Jika Ya, penumpang dengan tujuan Binus Square turun dan kembali ke nomor 2. Jika tidak, ke nomor 7. 7. Proses evaluasi dilakukan, penumpang yang memiliki tujuan di stasiun
tersebut akan turun, sedangkan penumpang yang telah mengantri di stasiun tersebut akan naik ke Shuttle Bus.
8. Penumpang yang telah turun akan meninggalkan sistem.
9. Shuttle Bus kembali melakukan persiapan perjalanan, dan akan berjalan
ke stasiun berikutnya.
10.Apakah shift sudah berakhir? Jika ya, ke nomor 11. Jika tidak, kembali ke nomor 5.
11.Sistem berakhir.
Adapun asumsi yang digunakan dalam simulasi ini adalah bahwa tujuan akhir adalah Binus Square. Tidak ada perjalanan dengan tujuan mundur dari skema rute seperti penumpang yang naik di Kampus Anggrek akan ikut Shuttle Bus untuk menuju ke Kampus Kijang.
Berikut adalah skema rancangan yang digunakan dalam Arena untuk melakukan simulasi.
Gambar 4.1 Skema pengadaan penumpang, penentuan tujuan dan antrian Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.2 Proses yang terjadi di Binus Square Sumber: Pengolahan Data
Untuk proses yang terjadi di Binus Square pada gambar 4.2, Shuttle Bus mulai beroperasi dari Binus Square dan mengangkut penumpang yang telah mengantri di Binus Square.
Namun, untuk Shuttle Bus yang tiba di Binus Square setelah melakukan rutenya, penumpang akan dievaluasi. Mengingat Binus Square selalu menjadi stasiun
tujuan akhir, maka dapat dinyatakan bahwa semua penumpang akan turun di Binus Square, lalu Shuttle Bus tersebut akan beristirahat menunggu giliran berikutnya.
Gambar 4.3 Proses yang terjadi di Kampus Kijang Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.4 Proses yang terjadi di Kampus Syahdan Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.5 Proses yang terjadi di Kampus Anggrek Sumber: Pengolahan Data
Untuk proses yang terjadi di Kampus Kijang, Syahdan dan Anggrek seperti pada gambar 4.3, 4.4 dan 4.5, Shuttle Bus yang tiba akan mengevaluasi dan menurunkan penumpang mana saja yang akan turun di stasiun tersebut. Lalu setiap penumpang yang turun akan meninggalkan sistem.
Shuttle Bus akan kembali mengangkut penumpang yang telah mengantri di
stasiun tersebut, dan setelah melakukan persiapan perjalanan, Shuttle Bus akan kembali berjalan ke stasiun berikutnya.
Gambar 4.6 Proses penumpang meninggalkan sistem Sumber: Pengolahan Data
Name Expression Unit Per
Arrival Penumpang Datang di Binus
Square
LOGN(7.49, 19.3) Minutes 1
Penumpang Datang di Kampus Kijang
1 + LOGN(19.8, 31.3) Minutes 1
Penumpang Datang di Kampus Syahdan
0.999 + WEIB(15.5,
0.823) Minutes 1
Penumpang Datang di Kampus Anggrek
LOGN(7.86, 17.1) Minutes 1
Shuttle Bus Jalan 15 + WEIB(6.39, 0.52) Minutes 1
Tabel 4.7 Proses Create Sumber: Pengolahan Data
Penumpang dan Shuttle Bus dihitung datang setiap inter-arrival tertentu yang diwakilkan dengan ekspresi di atas.Kedatangan dimulai dari menit ke 0 dan tidak memiliki batasan jumlah maksimum. Untuk simulasi dengan 4 buah Shuttle Bus, digunakan inter-arrival senilai 15 menit, sesuai dengan permintaan pengguna dan tujuan Binus Square dalam menyediakan rute perjalanan setiap 15 menit.
Name Assignment
Penentuan Tujuan Penumpang dari Binus Square DISC(0.1,2, 0.5,3, 1,4) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Kijang DISC(0.05,3, 0.1,4, 1,1) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Syahdan DISC(0.15,4, 1,1) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Anggrek DISC(1,1)
Tabel 4.8 Proses Assign dan distribusi penunjukkan tujuan penumpang Sumber: Pengolahan Data
Setiap penumpang yang datang di stasiun-stasiun tertentu akan memiliki tujuan perjalanan tersendiri dan diukur melalui distribusi discrete empiric.
Tabel 4.9 Proses Hold Sumber: Pengolahan Data
Fungsi Hold pada tabel 4.9 digunakan untuk menampung antrian.
Name Station Type Stasiun Binus Square Station
Disposal Station Station Stasiun Kampus Kijang Station Stasiun Kampus Syahdan Station Stasiun Kampus Anggrek Station
Tabel 4.10 Station
Sumber: Pengolahan Data
Name Type Starting
Value
Ending
Value Condition Evaluasi Penumpang di Binus
Square Search a Batch 1 NG Tujuan=1 Evaluasi Penumpang di Kampus Kijang Search a Batch 1 NG Tujuan=2 Evaluasi Penumpang di Kampus Syahdan Search a Batch 1 NG Tujuan=3 Evaluasi Penumpang di Kampus Anggrek Search a Batch 1 NG Tujuan=4
Tabel 4.11 Proses Search Sumber: Pengolahan Data
Proses Search akan mencari penumpang yang akan turun di stasiun tersebut. Pada condition, angka menunjukkan perwakilan terhadap stasiun tersebut.1 untuk Binus Square, 2 untuk Kijang, 3 untuk Syahdan dan 4 untuk Anggrek.
Name Type Queue Type
Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu Infinite Hold Queue
Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu Infinite Hold Queue
Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu Infinite Hold Queue
Name Quanti ty
Starting
Range Member Attributes Penumpang Turun di Binus
Square 1 J
Take Specific Representative Values
Penumpang Turun di Kampus
Kijang 1 J
Take Specific Representative Values
Penumpang Turun di Kampus
Syahdan 1 J
Take Specific Representative Values
Penumpang Turun di Kampus
Anggrek 1 J
Take Specific Representative Values
Tabel 4.12 Proses Drop-off Sumber: Pengolahan Data
Proses drop-off adalah proses yang menurunkan penumpang dengan tujuan stasiun tersebut setelah dievaluasi pada proses search.
Name Route Time Unit
s
Destination Type
Station Name Penumpang Meninggalkan Stasiun
Binus Square TRIA( 1 ,2 ,3 )
Seco
nds Station Disposal
Shuttle BusMenuju Kampus Kijang
1.5 + LOGN(7.99, 4.07) Minu tes Station Kampus Kijang Penumpang Meninggalkan Stasiun
Kampus Kijang TRIA( 1,2,3)
Seco
nds Station Disposal
Shuttle BusMenuju Kampus Syahdan 2.5 + LOGN(4.74, 2.61) Minu tes Station Kampus Syahdan Penumpang Meninggalkan Stasiun
Kampus Syahdan TRIA(1,2,3)
Seco
nds Station Disposal
Shuttle BusMenuju Kampus Anggrek 0.5 + LOGN(6.74, 3.61) Minu tes Station Kampus Anggrek Penumpang Meninggalkan Stasiun
Anggrek TRIA(1,2,3)
Seco
nds Station Disposal
Shuttle BusMenuju Binus Square
2.5 + GAMM(2.77, 3.49) Minu tes Station Binus Square Tabel 4.13 Proses Route
Sumber: Pengolahan Data
Route berfungsi sebagai alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perjalanan dari satu stasiun ke stasiun lain. Fungsi ini juga digunakan saat penumpang meninggalkan stasiun dan meninggalkan system.
Name Quantity Queue Name Startin g Rank Mengangkut
Penumpang di Binus Square
nq(Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu.Queue)
Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu.Queue 1 Mengangkut
Penumpang di Kampus Kijang
nq(Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu.Queue)
Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu.Queue 1 Mengangkut Penumpang di Kampus Syahdan
nq(Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu.Queue)
Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu.Queue 1 Mengangkut Penumpang di Kampus Anggrek
nq(Calon Penumpang dari Kampus Anggrek Menunggu.Queue)
Calon Penumpang dari Kampus Anggrek Menunggu.Queue
1 Tabel 4.14 Proses Pick-up
Sumber: Pengolahan Data
Pick-up berfungsi untuk mengangkut penumpang yang telah mengantri di
stasiun tersebut, dan memasukkannya ke dalam grup yang dibawa oleh Shuttle Bus.
Name Allocation Delay Time Units
Persiapan Other TRIA( 2 , 3 , 4 ) Minutes Transit di Kampus Kijang Other TRIA( 2 , 3 , 4 ) Minutes Transit di Kampus Syahdan Other TRIA( 2 , 3 , 4 ) Minutes Transit di Kampus Anggrek Other TRIA( 2 , 3 , 4 ) Minutes
Tabel 4.15 Proses Delay Sumber: Pengolahan Data
Delay berhubungan dengan segala proses yang terjadi sebelum perjalanan,
seperti transit, pengurusan tiket parker, dan lain sebagainya.
Name
Penumpang Meninggalkan Stasiun Bis Istirahat
Tabel 4.16 Proses Dispose Sumber: Pengolahan Data
Dispose menghilangkan entity yang sudah meninggalkan system, dan
mengakhiri seluruh proses yang dialami entity tersebut. Salah satunya adalah proses
dispose terhadap Shuttle Bus di Binus Square, dikarenakan Shuttle Busakan
beristirahat setelah mencapai Binus Square kembali hingga waktu keberangkatan berikutnya.
Di sela-sela beberapa proses dimasukkan proses record untuk mendata beberapa hal seperti inter-arrival time rata-rata dari setiap perjalanan. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Name Type Jarak tiba Kijang Time Interval Jarak tiba Syahdan Time Interval Jarak tiba Anggrek Time Interval Jarak tiba Binus Square Time Interval
Tabel 4.17 Proses Record Sumber : Pengolahan Data 4.5 Analisa Biaya Transportasi
Biaya dari Bis sedangseharga Rp. 500.000.000 yang dikeluarkan adalah, untuk pembuatan nomor kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 untuk masa waktu 5 tahun. Biaya STNK sebesar Rp. 2.800.000 per tahun. Biaya service normal pada Bis ada Rp. 644.500 yang juga pergantiannya sekitar 4 bulan sekali, sedangkan untuk service besar per tahun adalah Rp. 1.198.000 dengan perkiraan biaya lain – lain untuk kerusakan spare part adalah Rp. 6.156.000. Bahan bakar operasional untuk per bulan yang digunakan bis adalah sebesar Rp. 2.376.000. Dari hasil perhitungan tersebut didapat Net Present Value sebesar Rp. 746.453.945,11.
Untuk diagram harga, dapat dilihat pada lampiran 4.
Hal ini mengakibatkan pertambahan alokasi biaya present value senilai Rp. 746.453.945,11 per Shuttle Bus.