• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM DESA PETANGIS KECAMATAN BATU ENGAU KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM DESA PETANGIS KECAMATAN BATU ENGAU KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM

DESA PETANGIS KECAMATAN BATU ENGAU KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

HARYANTI NIM. 110500083

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2014

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja L apang di PT. Multi Makmur Mitra

Alam Desa Petangis Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Haryanti

NIM : 110500083

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat SP, M.Sc

NIP. 197210252001121001

Lulus ujian pada tanggal : ……… Pembimbing Sri Ngapiyatun, SP, MP NIP. 197708272001122002 Penguji I, Roby, SP, M P NIP. 197305172005011009 Penguji II, Yuanita, SP, MP NIP. 196611252001122001

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL). Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil PKL di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Multi Makmur Mitra Alam Desa selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal 01 Maret sampai dengan 01 Mei 2014.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Sri Ngapiyatun, SP,MP selaku dosen pembimbing

2. Bapak Roby, SP,MP, selaku dosen penguji I dan Ibu Yuanita, SP,MP selaku dosen penguji II.

3. Bapak Nur Hidayat SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Seluruh staf perusahaan PT. Multi Makmur Mitra Alam.

5. Seluruh staf dosen dan teknisi program studi Budidaya Tanaman Pekebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Rekan -rekan mahasiswa yang telah membantu penulis sela ma ini dalam menjalani semuanya.

7. Orang tua dan para keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda , Juni 2014

(4)

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR LAMPIRAN ... iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... .. 3

B. Manajemen Perusahaan ... ... 4

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)... 5

III. HASIL PRAKTEK A. Pembukaan lahan ... 6

B. Pembibitan (Main Nursery) ……… ... 7

1. Konsolidasi bibit .. ... 7

2. Penyiraman ………….……….. ... 8

3. Penyiangan ………….……….. ... 9

4. Pemupukan ……… ... 10

C. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ………. 11

1. Penyulaman ... 12

2. Rawat piringan ... 13

3. Penegakan pohon ………….……….. ... 15

D. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ……… ... 16

1. Rawat piringan. ... 17

2. Tunas Pemeliharaan (Prunning ) ………….……….. ... 18

3. Pemupukan ………….……….. ... 20

E. Panen dan Pengangkutan ……… ... 21

1. Panen .. ... 22

2. Pengangkutan ………….……….. ... 24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 27

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Peta PT.Multi Makmur Mitra Alam ... 31

2. Struktur Organisasi PT. Multi Makmur Mitra Alam ... 32

3. Dokumentasi Kegiatan Pembibitan ... 33

4. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan TBM ... 34

5. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan TM ... 35

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq ) merupakan tanaman yang berasal dari benua Afrika dan ada pula yang mengatakan berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kelapa sawit telah diusahakan secara komersial diberbagai negara karena hasilnya yang dapat meningkatkan pendapatan devisa (Pahan, 2008).

Mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang ada pada dirinya, guna menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Meningkatkan sumber daya manusia bukan saja dilakukan dilingkungan perguruan tinggi, di lingkungan luar juga memegang peranan penting dalam menambah dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa. oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya suatu wadah pembinaan.

Diantara nya dapat dijadikan kerangka dasar dalam peningkatan pengetahuan mahasiswa khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Serta seluruh perguruan tinggi pada umumnya adalah kegiatan Praktek Kerja Lapang melalu i instansi atau perusahaan yang terkait. dengan kegiatan inilah wawasan dan pengetahuan mahasiswa diharapkan akan semakin bertambah dan berkembang. Selain itu PKL merupakan salah satu cara yang tepat dan sangat efektif dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa di lapangan .

B. Tujuan Kegiatan

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan yang ada di perkebunan khususnya perkebunan Kelapa sawit.

(7)

2

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dan praktek langsung di lapangan .

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan .

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan -kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. Mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan disiplin.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, jujur, dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan .

(8)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Berdasarkan atas surat permohonan pengurus koprasi perkebunan paser sejahtera yang ditujukan yang ditujukan kepada bupati paser dengan nomor : 01/KOP -BUN/PS/1/07 tanggal 19 Januari 2007. Perihal permohonan persetujuan dengan surat Bupati paser dengan nomor : 525/106/EK-Prod/2007

tanggal 02 Maret 2007. Hal : Persetujuan mengalih aset lahan perkebunan

kelapa sawit dari koprasi kebun paser sejahtera pada PT. Multi Makmur Mitra Alam Desa Petangis Kecamatan Batu Engau Kabup aten Paser Provinsi Kalimantan Timur yang pada intinya pemerintah kebun paser menyetujui permohonan pengurus koprasi perkebun paser sejahtera. Untuk mengalihkan aset usaha koprasi (take over) kepada PT. Multi Makmur Mitra Alam. Perkebunan kelapa sawit. pengambilan alih atau pengalihan perusahaan dari koprasi paser sejahtera ke PT. Multi Makmur Mitra Alam dengan luas ±10 .000 ha. Berada diwilayah desa Petangis dan Kerang, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, provinsi Kalimantan Timur,’

Adapun visi dan misi PT. Multi Makmur Mitra Alam yaitu :

Visi : menjadi perusahaan perkebunan terbesar yang dikelola dengan baik

dan berkesinambungan

Misi : secara berkesimbungan dengan melakukan kaderisasi dan membina

agar tercipta tenaga profesional yang bertanggung jawab, memiliki integritas, loyalitas dan dedikasi yang tinggi, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja serta berwawasan lingkungan. Meningkatkan laba perusahaan secara berkesinambungan.

(9)

4

Meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat disekitar lingkungan perusahaan.

B. Manajemen Perusahaan

1. Estate Manager

Estate manager merupakan pemegang jabatan tertinggi untuk

beberapa Afdeling/Divisi diperkebunan . Estate manager saat ini dijabat oleh seorang manager yaitu.

2. Kepala Tata usaha dan keuangan .

Kepala tata usaha dan keuangan bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di kantor besar, seperti masalah Pembukuan, Bagian Tanaman, Personalia, Kasir, Pembelian, Pergudangan, dan lain -lain .

3. Asisten Kepala (Askep)

Asisten kepala merupakan bawahan dari Estate manager, Asisten kepala merupakan pemegang jabatan tertinggi di beberapa Afdeling/Divisi. Asisten kepala bertanggung jawab atas Afdeling/Divisi yang dipegangnya. 4. Asisten lapangan/Assistant Manager (Asman)

Asisten lapangan merupakan bawahan dari Estate manager dan Asisten kepala. Asisten lapangan merupakan pemegang jabatan tertinggi setelah Asisten kepala di satu Afdeling/Divisi. Asisten lapangan membawahi

Field a ssistant (Fa), mandor-mandor dan karyawan (buruh).

5. Field assistant (Fa)

Field assistant merupakan bawahan dari Estate manager, Asisten

kepala dan Asisten lapangan/Asisten manager. merupakan pemegang jabatan tertinggi setelah assistant manager di satu afdeling/divisi. Field

(10)

6. Mandor satu

Mandor satu merupakan bawahan dari asisten lapangan yang bertanggung jawab mengkoordinir mandor.

7. Mandor

Mandor merupakan bawahan dari mandor satu yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi pekerjaan karyawan di lapangan .

10 Krani Divisi

Krani Divisi merupakan bawahan dari Asistan yang bertugas melakukan semua kegiatan administrasi yang ada di divisi dan secara fungsional bertanggung jawab kepada kepala administrasi pusat.

11. Humas

Humas bertugas mengatasi masalah internal perusahaan yang terjadi dengan masyarakat.

12. Karyawan

Karyawan yaitu pelaksana kerja di lapangan yang diawasi oleh mandor dan asisten.

Gambar Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Multi Makmur Mitra Alam Desa Petangis Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan T imur

Kegiatan dilaksanakan selama dua (2) bulan, dimulai dari tanggal 01 Maret sampai dengan 01 Mei 2014.

(11)

III. HASIL PRAKTEK

A. Pembukaan lahan a. Tujuan

Menentukan titik batas kebun sesuai izin lokasi. Membuat rintisan batas lokasi kebun sehingga membentuk polygon. Membuat batasan inklape terhadap lahan masyarakat, lahan yang tidak di usahakan dan lahan konservasi.

b. Dasar teori

Pembuatan batas kebun bertujuan untuk memperoleh gambaran detail tentang batas lokasi sehingga membentuk poligon, yang akan dijadikan kebun kelapa sawit (Sunarko, 2009).

c. Alat dan bahan

Alat : Kompas, GPS, parang, meteran/tali, kuas dan peta dasar

Bahan : Cat merah, anak kayu dan lahan yang akan dibuka.

d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat untuk membuat tanda batas kebun

2) Menentukan titik batas kebun sesuai izin lokasi dengan melihat pada peta dasar terlebih dahulu.

3) Untuk menentukan titik, gunakan GPS dan peta dasar. Setelah titik ditentukan, lalu tanda anak kayu ditancapkan dan di beri cat warna merah.

4) Terlebih dahulu lakukan pengompasan dari titik yang sudah ditentukan sesuai dengan petunjuk yang ada di peta dasar.

5) Setelah itu lakukan perintisan dengan menggukan alat rintis yaitu parang. 6) Tarik meteran/tali sepanjang rintisan dan patok dengan menggunakan

(12)

7) Titik diambil setiap 50 meter dengan menggunakan GPS

e. Hasil yang dicapai

Hasil dari membuat batas kebun yang dilakukan di lapangan, hasil yang didapatkan oleh mahasiswa yaitu 400 m/HK. Ketentuan no rma kerja peruhaan 800-1000 m/HK.

f. Pembahasan

Dalam pembuatan bats kebun tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi masih ada batas kebun inklape yang jelas karena itu masih terdapat areal kelapa sawit yang masih bersengketa.

B. Pembibitan (Main Nursery) 1. Konsolidasi bibit

a. Tujuan

Konsolidasi bertujuan untuk menegakan pohon yang rebah atau roboh.

b. Dasar teori

Menurut (Sunarko, 2009). Pembibitan adalah usaha untuk menyediakan bibit kelapa sawit yang superior dan siap ditanam di perkebunan. Selain itu, kegiatan ini memastikan ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup berkualitas dan tepat waktu dengan biaya yang rasional. Penambahan top soil dan menegakan tanaman yang condong dan sambil menyeleksi tanaman yang afkir (tanaman tusak) diberikan tanda x dengan cat putih pencabutan gulma yang berada didalam polybag (penyianga) dilakukan 2x dalam satu bulan.

Menurut Fauzi (2008), konsolidasi bibit yaitu usaha penambahan tanah pada kantong polybag yang tanahnya turun terutama karena engaruh penyiraman serta penggemburan tanah dengan cara

(13)

menusuk-8

nusuk tanah dalam kantong polybag atau dengan menggunakan tanah yang berada disekeliling polybag.

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul, dan juga menggunakan tangan (manual)

Bahan : tanah gembur dan bibit di main nursery.

d. Prosedur kerja

1) Menambah tanah kedalam polybag yang kurang dengan menambahkan tanah yang ada di sekeliling polybag

2) Tanah dimasukan kedalam polybag dengan menggunkan cangkul atau skop sampai penuh

3) Setelah polybag penuh hentakkan polybag agar tanah memadat lalu di susun

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan konsolidasi ini mahasiswa dapat menyelesaikan 1000.bibit/HK dengan rotasi 2 -3 kali perbulan.

f. Pembahasan

Dalam dalam kegiatan konsolidasi tidak berbeda dengan dasar teori yang ada dengan mengunakan cara manual dan jumlah tenaga kerja yang cukup dalam pelaksanaan konsolidasi bibit.

2. Penyiraman a. Tujuan

Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan pertumbuhan yang normal

b. Dasar teori

Penyiraman manual dengan selang air dilakukan bila curah hujan kurang dari 10 mm. dan apabila lebih dari, 10 mm. tidak dilakukan

(14)

penyiraman. Penyiraman dilakukan secara manual selang untuk penyiraman 20 meter setiap blok 1 orang penyiraman (Sunarko, 2009).

c. Alat dan bahan

Alat : selang, mesin pompa.

Bahan : bibit kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Langkah pertama yaitu meng idupkan mesin pompa

2) Cek bahan bakar dan pastikan mesin pompa dalam keadan siap pakai 3) Membuka saluran pertama yang mengalirkan air setiap jalur barisan

blok yang akan disiram di pembibitan pastikan selang tidak terlipat.

e. Hasil yang dicapai

Untuk penyiraman dengan menggunaka system manual ini hasil yang dapat dicapai untuk 1 HK mampu menyiram 10 petak/3 jam. Dengan rotasi 2 kali/HK.

f. Pembahasan

Dalam penyiraman tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi penyiraman yang di lakukan dengan cara manual yaitu mengunakan selang jauh lebih efektif di bandingkan dengan menggunakan cara mekanis ( sumi samsui ) karena areal yang terdapat di PT.Multi Makmur Mitra Alam cendrung bergelombang dan bukan areal yang fled.

3. Penyiangan. a. Tujuan

Agar kondisi bibit bersih dari gulma dan mempercepat pertumbuhan bibit serta tidak terjadi persaingan unsur hara.

(15)

10

b. Dasar teori

Gulma yang tumbuh didalam polybag dan yang tumb uh liar ditanah diantara polybag serta jalan diareal pembibitan harus dibersihkan dan disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma dilakukan dua kali dalam satu bulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma

(setyamidjaja, 1991). c. Alat dan bahan

Alat : parang

Bahan : gulma didalam dan diluar polybag

d. Prosedur kerja

Semua gulma yang berada dalam polybag dicabut dan didongkel menggunakan tangan secara manual.

e. Hasil yang dicapai

Norma kerja perusahaan adalah 1 HK /2 Ha, dengan jumlah pekerja 6 sampai 8 orang.

f. Pembahasan

Dalam penyiang tanaman kelapa sawit tidak berbeda dengan dasar teori kareana penyiangan ini sangat penting di lakukan untuk menghindari perebutan uansur hara di dalam polybag penyiangan yang di lakaukan secara manual ini tidak mengalami kendala.

4. Pemupukan a. Tujuan

Untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan subur.

b. Dasar toeri

Pe mupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar dapat diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan

(16)

jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di main nursery. Sebaiknya waktu waktu pemupukan pada pagi hari. Pemupukan sangat dianjurkan dengan mengunakan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K dan Mg. seperti pupuk 15,15, 6, 4 dan pupuk 12, 12, 17, 2. (Sunarko, 2009).

c. Alat dan bahan

Alat : ember, karung dan sendok

Bahan : pupuk majemuk N, P, K, Mg. (15,15, 6, 4) dan bibit kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Pemupukan dilakukan pada bibit yang berumur 1 bulan

2) Pupuk dituang ke dalam ember lalu pupuk ditabur disekeliling pokok tanaman dengan dosis 25 g/pokok

3) Pemupukan ini dilakukan dengan system manual rotasi 2 kali sebulan.

e. Hasil yang dicapai

Pemupukan yang dilaksanakan dilapangan dengan jumlah tenaga kerja 1 orang dapat menyelesaikan 150 pokok/HK.

f. Pembahasan

Pemupukan main nursery PT. Multi Makmur Mitra Alam tidak berbeda dengan dasar teori akan tetapi dengan mengunakan dosis standar perusahaan dan mengunakan pupuk NPK yang telah di pelajari secara teoritis dan tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemupukan.

C. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Pemeliharaan adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan (Risza S, 1995)

(17)

12

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang penulis temui dan pelajari dalam perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM) di PT. Multi Makmur Mitra Alam adalah sebagai berikut :

1. Penyulaman (sisipan) a. Tujuan

Tujuannya untuk mempertahankan kerapatan populasi pohon sesuai standar.

b. Dasar teori

Menurut Sunarko (2009), penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman kelapa sawit yang mati dengan tanaman yang baru dari pembibitan yang sudah disiapkan sebelumnya. Bibit yang digunakan sebaiknya memiliki jenis dan umur yang sama dengan tanaman yang akan diganti, untuk memperoleh pertumbuhan yang seragam. Tujuan penyulaman untuk mempertahankan kerapatan (populasi) pohon sesuai standar. Jumlah pohon yang akan disulam di setiap areal pada tahun pertama, kedua dan ketiga dapat diketahui dengan mudah be rdasarkan hasil sensus pohon.

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul. Parang

Bahan : bibit kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Menggali kembali lubang tanam yang sudah mati dengan ukuran lubang 60 x 60 x40 cm

2) Kemudian polybeg disayat kebawah lalu bibit di keluarkan 3) Mema sukan bibit kedalam lubang dengan posisi tegak lurus

(18)

4) Masukan tanah galian kedalam lubang hingga membentuk gundukan setinggi 5 cm. padatkan tanah disekitar tanaman agar tertanam kokoh.

5) Buat piringan dengan lebar 50 cm, piringan harus bebas gulma.

e. Hasil yang dicapai

Karena kegiatan penanaman penyulaman ini memakai system borongan, maka setiap karyawan bisa menanam 20 bibit/Hk.

f. Pembahasan

Penyulaman atau sisispan ini adalah kegiatan penanaman kembali tanaman yang mati karena terserang ledakan hama karena itu penyulaman di lakukan berbeda dengan dasar teori yang mana pada teorinya penanaman kelapa sawit pada usia 12 bulan sedangkan di lapangan 18-24 bulan, untuk menghindari ledakan hama landak yang mendongkel dan memakan umumbut ( bagian dalam batang ) kelapa sawit yang terdapat pada tanaman muda.

2. Rawat piringan a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membebaskan piringan dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama dan agar dapat memudahkan pelaksanaan panen seperti pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan penguntilan brondolan. Dan juga agar penempatan pupuk yang diberikan dapat mencapai sasaran yang optimal yang dapat mempercepat fase pertumbuhan Tanaman menghasilkan (TM).

(19)

14

b. Dasar teori

Pemeliharaan piringan secara manual merupakan item weeding. Pekerjaan ini dilakukan dengan rotasi 4 kali 1 tahun. Perawatan piringan berarti pembersihan yang dilakukan pada piringan pohon tanaman Perawatan piringan yang dilakukan pada saat peraktek kerja lapangan, berupa rawat piringan manual pada saat tanaman berumur 24 bulan.

(Anonim, 1995). c. Alat dan bahan

Alat : parang, arit dan pengait

Bahan : semua gulma yang ada dipiringan pokok sawit.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok, blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman, dan luas masing -masing blok adalah 40 Ha.

2) Menyiapkan alat, peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan dilapangan, dan masing -masing karyawan bertanggung jawab dengan masing-masing.

3) Pelaksanaan pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah dengan luas piringan 1,5 m dan dipiringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma.

e. Hasil yang dicapai

Norma kerja perusahaan adalah 1 Hk/Ha atau 5 jalur tanaman untuk 1 karyawan, namun norma kerja sering tidak tercapai sesuai target perusahaan, hal ini dikarenakan keadaan piringan tanaman kelapa sawit yang terlalu semak sehingga proses pembersihan piringan menjadi lambat.

(20)

f. Pembahasan

Dalam perawatan piringan tidak berbeda dengan dasar teori yang ada yaitu 3 bulan sekali akan tetapi kurang efektif karena kurang nya tenaga kerja sehinga blok-blok masih terdapat gulma liar yang tumbuh di sekitar piringan yang mengganggu pada saat pemupukan dan penamenan.

3. Penegakan pohon a. Tujuan

Tujuan dari penegakan pohon adalah untuk menegakkan pohon kelapa sawit yang miring, memperkuat perakaran dengan menambahkan tanah ke piringan sawit.

b. Dasar teori

Menurut pahan (2008 ),pengakan pohon bertujuan untuk menegakan pohon kelapa sawit yang miring, dilakukan penegakan pada saat umur tanaman 16-18 bulan, karena tanaman kelapa sawit akarnya belum terlalu kuat sehingga memudahkan kita untuk melakukan konsolidasi pada tanaman tersebut.

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul, parang, anakan kayu.

Bahan : pohon kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Mencari pohon kelapa sawit yang miring.

2) Gulma yang ada disekitar tanaman dibersihkan terlebih dahulu. 3) Penambahan tanah dilakukan dengan menimbun pokok sawit dengan

(21)

16

4) Sambil menambah tanah pokok sawit yang miring harus ditegakan lalu diberi penyanggah kayu.

e. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan konsolidasi sawit ini dilakasanakan 1 HK mendapat 10 sampai dengan 30 pohon sawit/karyawan. Frekuensi kerja biasa nya akan lebih besar apabila keadaan lingkungan mendukung dalam pengerjaan kegiatan ini.

f. Pembahasan

Penegakan pohon di lakuka n pada saat tanaman belum menghasilkan karena apabila tanaman telah menghasilkan penegkan pohon tidak dapat di lakukan lagi karena akar pohon lebih kuat dan kokoh.

D. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Menurut Pahan (2008), perawatan tanaman menghasilkan juga tidak kalah pentingnya dengan perawatan-perawatan lainnya, contohnya tunas pemeliharaan (prunning) yang tetap harus dilakukan dengan teratur karena

pruning sangat mempengaruhi produksi buah kelapa sawit.

Dalam perawatan tanaman menghasilkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan perawatan tanaman belum menghasilkan. Kegiatan perawatan tanaman menghasilkan adalah sensus pokok (sensus pokok yang kurang produktif), perawatan piringan, perawatan gawangan dan pasar pikul, pemberantasan lalang, rawat jalan dan jembatan, tunas pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemupukan (Anonim,

2007).

Sedangkan kegiatan perawatan tanaman menghasilkan (TM) di PT. Multi Makmu r Mitra Alam adalah sebagai berikut :

(22)

1. Rawat piringan a. Tujuan

Rawat piringan, gawangan dan pasar pikul pada tanaman menghasilkan bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen, pemupukan, penunasan dan pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan gulma dalam pe nyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2007), pengendalian gulma secara kimia di lapangan untuk semprot piringan tanaman < 12 bulan menggunakan jenis herbisida kontak, untuk tanaman yang = 12 bulan menggunakan herbisida sistemik, pada jalan rintis dan gawangan menggunakan herbisida yang sesuai dengan jenis gulma yang menjadi sasaran.

Memelihara akses ke dalam blok dan ke pohon untuk mempermudah panen, pemupukan, penunasan, pasar pikul/jalan rintis dan pengawasan, serta mengurangi kompetensi dengan gulma dalam penyerapan hara, air cahaya matahari.

c. Alat dan bahan

Alat : Solo sprayer, ember takaran, dan takaran botol plastik. Bahan : Herbisida sistemik merk Round up dan air.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan akan dilakukan penyemprotan .

2) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan identifikasi gulma di blok yang a kan disemprot untuk menentukan jenis herbisida yang akan digunakan pada pengendalian gulma.

(23)

18

3) Menyiapkan dan melakukan pengecekan alat-alat yang akan digunakan dan memastikan alat yang akan digunakan dalam kondisi baik.

4) Menyiapkan bahan herbisida sistemik merk Round up dengan jumlah bahan disesuaikan dengan rekomendasi dari perusahaan.

5) Melakukan pencampuran herbisida ke dalam kep.

6) Karyawan memasuki jalur gawangan dan pasar pikul terlebih dahulu dan melakukan penyemprotan sampai 1 jalur, setelah itu karyawan masuk kembali menyemprot piringan tanaman.

e. Hasil yang dicapai

Frekuensi kerja 1 hari kerja berhasil melakukan penyemprotan sebanyak 11 kep untuk 4 jalur kelapa sawit per orang.

f. Pembahasan

Dalam perawatan piringan secara kimia tidak berbeda dengan dasar teori yang ada, namun kurang efektif karena kurang nya sumber air yang dekat deangan areal kelapa sawit dengan perbedaan jika sumber air dekat 1HK/ 12 kep sdangkan sumber air jauh 1HK/ 7 kep.

2. Tunas Pemeliharaan (Prunning) a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk mempermudah saat panen dan memperlancar penyerbukan.

b. Dasar teori

Tunas pemeliharaan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi 6 bulan sekali (tanaman menghasilkan umur 1-5 tahun) dan 8 bulan sekali (5 tahun keatas). Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga

(24)

setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2008). c. Alat

Alat : Dodos ukuran 10 cm dan parang

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang tanamannya akan ditunas 2) Mempersiapkan peralatan penunasan

3) Melaksanakan penunasan

a). Karyawan memasuki ancak masing-masing, kemudian melakukan pemotongan pelepah yang berlebih menggunakan dodos dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah dekat dengan pohon sekitar ± 5 cm.

b). Pelepah yang sudah terpotong dari pohon di potong bagi dua dan disusun di gawangan mati dengan arah membujur.

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan penunasan dengan frekuensi kerja 2 hari, selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan penunasan pada ancaknya masing -masing yaitu 2 Ha/HK, pekerjaan penunasan dilakukan oleh pemanen pada hari libur dan sore hari setelah panen.

f. Pembahasan

penunasan yang di lakukan masih belum sesuai dengan teori karena masih terdapat pohon yang memiliki sedikit daun sehinga berpengaruh pada produksi buah kelapa sawit akibat dari penunasan daun yang belebihan.

(25)

20

3. Pemupukan a. Tujuan

Tujuan pemupukan adalah menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah agar tanah dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan.

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). b. Dasar teori

Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : tepat jenis (sesuai kebutuhan), tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu, tepat cara dengan penebaran merata melingkari piringan ± 30 cm dari tajuk tanaman dan tepat tempat (di piringan) (Anonim, 2007).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, kain gendong, karung beras 25

kg dan mangkuk tabur.

Bahan : Pupuk Rock Phosphate (RP).

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dipupuk, blok ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester.

2) Melakukan pembagian kelompok kerja pemupukan, organisasi pemupukan terdiri dari 1 orang mandor, 1 orang mandor bantu, 2 orang penakar pupuk dan karyawan.

3) Persiapan alat dan bahan yang akan dipupuk dilakukan sehari sebelum pemupukan dilaksanakan.

4) Pelaksanaan pemupukan

a) Mengangkut pupuk dari gudang besar menggunakan mobil pick- up dan diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk,

(26)

pengeceran disesuaikan dengan keperluan pupuk perjalur tanaman.

b) Dua orang penakar pupuk, menakar pupuk serta memasukan pupuk ke dalam karung, masing -masing karung diisi 16 kg.

c) Karyawan mengambil pupuk yang sudah ditakar dan

mengangkatnya menggunakan kain gendongan menuju jalur tanaman sesuai dengan arahan dari mandor bantu.

d) Menabur pupuk secara merata mengelilingi tanaman

menggunakan mangkuk tabur dengan jarak ± 30 cm dari tajuk tanaman, dimana setiap karyawan dalam sekali masuk memupuk 16 pokok tanaman.

e. Hasil yang dicapai

Dari hasil kerja yang dilakukan 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 8 karung pupuk/HK dengan berat 50 kg/karung. Mahasiswa dapat menyelesaikan 7 karung.

f. Pembahasan

Dalam pemupukan TM tidak berbeda dengan dasar teori yang ada yaitu dengan cara di tabur manual sangat efesiensi waktu dan biaya.

E. Panen dan Pengangkutan

Panen dan pengangkutan buah merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu produk Crude Palm Oil (CPO). Oleh karena itu diperlukan pengawasan pada prioritas tinggi.

Kegiatan dalam pelaksanaan panen ada banyak kegiatan yang perlu diperhatikan yaitu persiapan tenaga kerja yang dibutuhkan , persiapan alat panen, pengatu ran ancak dan rotasi panen, penentuan lokasi panen, pelaksanaan panen, pengangkutan buah dari pokok kelapa sawit ke tempat

(27)

22

pengumpulan hasil, dan pengangkutan buah ke pabrik (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2008).

Kegiatan panen dan pengangkutan di PT. Multi Makmur Mitra Alam adalah sebagai berikut :

1. Panen a. Tujuan

Untuk memotong tandan buah segar sesuai dengan kriteria matang panen.

b. Dasar teori

Menurut Fadli dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kreteria matang panen, persentase matang panen dan persentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

c. Alat

Alat : Dodos dengan ukuran 10 cm dengan panjang gagang 2 m,

gancu, tojok, kereta dorong dan pikulan.

d. Prosedur kerja

1) Melakukan pembagian kelompok panen, kelompok panen terdiri dari 2 orang mandor panen, 1 orang krani panen, pemanen dan pengutip brondolan.

(28)

2) Menentukan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi panen yang telah di tentukan.

3) Menyiapkan peralatan panen. 4) Pelaksanaan panen

a) Pemanen me masuki ancak pada blok yang akan dipanen berjalan pada baris tanaman sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan terperangkap di pangkal pelepah. b) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong

pelepah dengan menyusunnya di gawangan mati.

c) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan menggunakan dodos ukuran 10 cm. setelah itu buah diletakkan di pinggir pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pembrondol yang mengutip brondolan yang ada di piringan dan ketiak pelepah. d) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok pemanen mulai

mengeluarkan buah menggunakan kereta dorong atau pikulan untuk dikumpulkan ke tempat pengumpulan hasil.

e) Tandan buah segar yang telah ada di tempat pengumpulan hasil disusun menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah.

f) Tandan buah segar yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk me mudahkan pengontrolan mandor dan krani panen.

(29)

24

e. Hasil yang dicapai

Hasil kerja yang diperoleh 1 orang pemanen untuk 1 Hk 500 Kg dengan upah basis Rp 74.000/Hk.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pemanenan tidak berbeda dengan dasar teori yang ada, akan tetapi hanya waktu pemanenanya saja yang sering terlambat. Hal ini di sebabkan karena jumlah tenaga kerja panen yang masih sedikit.

2. Pengangkutan a. Tujuan

Pengangkutan bertujuan untuk mengangkut buah dari lahan (TPH) ke pabrik.

b. Dasar teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Menurut Anonim (2005), pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS bisa dilakukan dengan 2 sistem, yaitu :

1) Pengangkutan dengan kendaran kebun yaitu pengangkutan TBS diawasi dan dilaksanakan oleh kebun.

2) Pengangkutan oleh pemborong, yaitu pengangkutan TBS dilaksanakan oleh kontraktor, biaya angkut dihitung berdasarkan

(30)

harga perkilo gram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.

c. Alat

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, dan jaring pengaman buah.

d. Prosedur kerja

1) Melakukan pencatatan jumlah tandan buah segar setiap tempat pengumpulan hasil sekaligus penimbangan buah untuk sampel berat janjang rata-rata (BJR) yang berfungsi untuk keperluan pembuatan surat pengantar buah dan pemesanan alat angkut (truk).

2) Mempersiapkan alat angkut yang mana jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam satuan ton.

3) Melangsir buah menggunakan traktor atau mobil truk angkut buah menuju tempat pemuatan buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk. sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah langsung dimuat ke truk pengangkut.

4) Melakukan greeding buah/sortasi buah. Yaitu proses pemeriksaan buah matang dan buah tidak matang di TPH agar buah yang tidak matang tidak terangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS).

5) Pengangkutan buah ke traktor/truk

a) Buah dimuat menggunakan tojok ke dalam truk dan dicatat jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.

b) Brondolan dimuat ke dalam truk tanpa disertai karung dan dicatat kilogram brondolan yang ada di dalam truk.

c) Setelah ba k truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak truk kemudian ditutup menggunakan jaring penutup buah.

(31)

26

6) Setelah semua kegiatan diatas selesai, krani panen membuatkan surat pengantar buah yang diberikan kepada operator truk, yang menyatakan bahwa buah siap diangkut ke PKS.

e. Hasil yang dicapai

Kapasitas 1 truk 7-8 ton. Mahasiswa melakukan pengawasan pemuatan TBS ke truk untuk diangkut ke PKS bersama kerani panen.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pengangkutan buah tidak berbeda dengan dasar teori yang ada, hanya saja kurang nya transportasi angkut seperti traktor dan truck dan juga infrastruktur jalan sedikit menghambat proses pengangkutan buah sehingga masih banyak terdapat buah restan di dalam blok.

(32)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan perusahaan perkebunan PT. Multi Makmur Mitra Alam, dapat disimpulkan bahwa : 1. Masih terdapat serangan hama dan penyakit terhadap tanaman

dipembibitan milik PT. Multi Ma kmur Mitra Alam, hal tersebut disebabkan karena masih terdapat keterbatasan jumlah karyawan untuk pekerjaan tersebut. Kendala tersebut mengakibatkan tidak tercapainya kualitas rotasi hasil pengendaliannya.

2. Pada kegiatan pemupukan main nursery PT. Multi Makmur Mitra Alam telah menggunakan dosis pemupukan yang tepat berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan pihak manajemen namun dari aspek pelaksanaan pemupukan dilapangan masih banyak terdapat masalah khususnya masalah keterbatasan tenaga kerja dan terbatasnya unit pengangkut pupuk, sehingga target keberhasilan aplikasi pupuk belum dapat dicapai dengan baik.

B. Saran-saran

1. Untuk PT. Multi Makmur Mitra Alam.

a. Perlu penambahan tenaga kerja untuk pengerjaan pemupukan. b. Penambahan armada truk pengangkut pupuk.

c. Memerlukan juga gudang transit bagi pemenuhan kebutuhan pupuk di masing-masing afdeling agar proses penyaluran pupuk ke lapangan dapat dilakukan secara lebih efektif dan terpadu dengan sistem penyediaan tenaga kerja pemupukan.

(33)

28

d. Melakukan perbaikan pada sistem controlling agar setiap pekerjaan yang telah direncanakan oleh perusahaan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

2. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

a. Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara PS. BTP dengan perusahaan perkebunan khususnya, sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa lebih mudah lagi untuk mencari lokasi PKL.

b. Mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur sesuai dengan langkah -langkah budidaya khususnya mata kuliah kelapa sawit, sehingga dalam pelaksanaan praktek mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta cara budidaya.

(34)

. 2005 . Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Jaya

Mandiri Sukses. Jakarta.

. 2007. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta. Anwar R, 2007. Diktat Budidaya Kelapa Sawit. Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.

Panen kelapa sawit. PPKS. Jakarta.

Mangoensoekarjo, S dan Semangun, H. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa

Sawit. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Pahan I. 2008 . Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.

Jakarta.

Risza S . 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka Jakarta. Setyamidjaja D, 1991 . Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius Yogyakarta.

Sunarko, 2009. Budidaya dan pengolahan kebun kelapa sawit. Dengan system

(35)

36

(36)

Lampiran 2 : Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Multi Makmur Mitra Alam Periode Maret 2014

Estate Manager

MANAGER PMKS ADMINISTRATUR

ASISTEN AFDELING VI ASISTEN BIBITAN

ASISTEN AFDELING VIII

ASISTEN AFDELING V ASISTEN AFDELING IV

ASISTEN TRANSPORT & BENGKEL MOTOR

ASISTEN AFDELING III ASISTEN GUDANG

ASISTEN AFDELING I PRAWIRA PENGAMANAN

ASISTEN AFDELING VII ASISTEN PLASMA

KEPALA TATA USAHA ASISTEN AFDELING II

ASISTEN KEPALA BRAVO B

(37)

Bravo Charlie

32

Quality Control AEK 1EM

HAMDI PT AEK Bambang A.Suto7755

GM Kutai Atmojo Sri Winahyu

PT. AEK SM Vacant

ASKEP

Alfa Delta Echo Fanta Golf BTMK

KTU

ABDUL AZIZ

AAN SUARDIANTO 2.794,74

Hotel BTSS

Lampiran 2. Struktur organisai PT Agri Eastborneo Kencana

PEMITRAAN

Bravo Charlie

M Wakan Janter Samosir Ardiansah Vacant Fadli

733,18 744,16 858,87 593,74 289,89

FA - 1 FA - 1 FA - 1 FA - 1 FA - 1 FA - 1 FA - 1/ panen FA - 1

Mansur Jandri A P Marten Juniman Wawan Vacant

Krani Krani Krani Krani Krani Krani Krani Krani Krani Krani

Desi P Andi Anto Wiwik Radi Arlin Sandi Vacant Isna

Vacant

Mandor panen Mandor panen Mandor panen

Alfa Delta Echo Fanta Golf

1.302,19

Ansar Bin Sapa Dwi Hendro Hadi Suparno Yul Ardias Komang

Mandor Panen 1020,64 Ha 782,13 484,16 938,08 Mandor Panen Udin Bakir Krani CSR Jumran, Fadlani,

HUMAS & LEGAL

Safri efendi Jean Ryan

MIRHANI FA - 1 FA - 1 Mandor Rawat BTMK Hotel BTSS Mandor Rawat Danru Km 18 Danru Km 12 Chief Security M Rais Mandor Panen Mandor Rawat

Mandor Rawat Mandor Panen

Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat

DEDI SUPIANNUR

Mandor panen

(38)

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Pembibitan

Gambar 1. Pemupukan

(39)

36

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan TBM

Gambar 1. Penyulaman

(40)

Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan TM

Gambar 1. Pemupukan

(41)

36

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Panen dan Pengangkutan

Gambar 1. Pemanenan

Gambar

Gambar  1. Pemupukan
Gambar 1. Penyulaman
Gambar 1. Pemupukan
Gambar 1. Pemanenan

Referensi

Dokumen terkait

Pewarta-Indonesia , Pada zaman Pleistochen, daratan pulau Ternate masih merupakan satu daratan dengan pulau-pulau seperti; Morotai, Halmahera, Hiri, Maitara, Tidore, Mare, Moti,

TII bertujuan untuk menjadi pusat penelitian utama di Indonesia untuk masalah-masalah kebijakan publik dan berkomitmen untuk memberikan sumbangan kepada debat-debat kebijakan

Tujuan disusunnya analisis peta mutu pendidikan (capaian Standar Nasional Pendidikan) Kabupaten Badung ini adalah untuk mengetahui gambaran ketercapaian mutu pendidikan

Dengan demikian diagram afinitas adalah suatu alat analisis manajemen yang diterapkan untuk menjaring ide-ide yang diperoleh dari aktifitas brainstorming, Namun demikian,

Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut bagaimana asas-asas ini dapat membantu kita sewaktu kita mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan kita dan pertanyaan dari orang lain,

Pengecekan ini dilakukan dengan kegiatan meliputi: (1) Mengecek ulang data-data yang terkumpul, baik data dari responden.. maupun bersumber

CU batang pohon semakin mendekati monster, air semakin tinggi dan membuat monster sadar dan panik. LS batang pohon terlempar

Dilihat dari pola panen per triwulan menunjukkan pola yang sama dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dimana produksi tertinggi terjadi pada triwulan II dan produksi terendah pada