BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
TRANSMISI MICROWAVE RADIO LINK DIGITAL
Microwave radio link akan diimplementasikan pada suatu site yang akan dibangun adalah untuk mentransmisikan suatu data apabila aplikasi yang dipakai adalah untuk kapasitas ethernet atau apabila dipakai dalam dunia seluler adalah melewatkan sinyal 2 Mbps dari BSC (Base Station Center) ke BTS (Base Terminal Station). Pada saat pembangunan diperlukan suatu data – data yang akan mendukung suatu rancangan sehingga akan memeudahkan dalam proses implementasi.
Dalam suatu rancangan kita harus memperhatikan hal – hal yang akan mendukung dalam proses rancangan, hal – hal tersebut adalah sebagai berikut :
• Kita harus melakukan survey, dimana survey yang kita lakukan adalah secara keseluruhan mulai dari alamat lokasi, pengambilan koordinat, sampai material yang akan dipakai dalam proses implementasi
• Persiapan material yang akan dipakai
• Persiapan perangkat yang akan dipakai dalam hal ini perangkat microwave dengan menggunakan frekwensi berapa yang akan dipakai.
III.1 Perancangan Radio Link Digital
Dalam suatu rancangan diperlukan tahapan-tahapan dalam perencanaan microwave radio link untuk mendukung suatu rancangan. Tahapan – tahapan yang akan dilakukan digunakan untuk mempermudah proses rancangan, sehingga dalam proses implementasi tidak ada yang salah. Tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam perencanaan radio link digital adalah sebagai berikut :
b. Site planning
c. Pemilihan Sub-sistem Radio d. Power Link Budget
e. Evaluasi Kinerja Sistem Hasil Rancangan f. Perbaikan Sistem/Rekonfigurasi (optional) g. Konfigurasi Sistem Hasil Rancangan Akhir
Dalam hal ini akan dijelaskan secara detail proses dari tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam proses perencanaan yaitu sebagai berikut ;
Inisialisasi
Suatu hasil rancangan sisitem yang bagus adalah yang efisien dan optimal, sehingga pada tahap awal perlu dikompilasikan segala informasi dan data yang berkaitan dngan kondosi real dilapangan. Hal ini akan terkait denngan strategi perancangan yang akan diterapkan. Dan pada suatu inisialisai data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Apakah ada perangkat keras yang bisa dimanfaatkan ulang dala hal ini adalah tower, antenna dimana perangkat keras yang bisa dimanfaatkan adalah perangkat yang masih layak pakai dan masih memenuhi standar kelayakan teknis
Data koordinat lokasi, dalam hal ini untuk menentukan route yang akan dipilih, terus menentukan jarak anatar end to end sehingga diperlukan repeater atau tidak dan lain – lain.
Kualitas link yang akan dirancang
Frekuensi kerja yang akan dipakai, hal ini sangat penting karena sangat mempengaruhi kualitas suatu data yang akan dikirim. Apabila frekuensi yang dipakai interfrensi dengan frekuensi perangkat lain maka performasi dari microwave link itu sendiri akan berkurang dan data yang dikirimkan akan muncul error
Kualitas sinyal informasiyang harus dipenuhi dan bandwidth yang harus disediakan
Peta topografi yang akan digunakan untuk membuat path profile untuk masing – masing hop
Prediksi calon pelanggan Bandwidth yang tersedia Site Planning
Pada tahap ini mempunyai tujuan merencanakan route system komunikasi radio end to end, meentukan letak dan jenis repeater (apabila diperlukan)dan tinggi menara antenna pada setiap satisiun radio dengan memperlihatkan syarat line of sight. Sedangkan langkah – langkah umum yang dilakukan pada tahap site planning ini adlah sebagai berikut :
Menyiapkan peta topografi yang memuat link radio end to end Menentukan route dengan memperhatikan demand/trafik yang akan
dilayani.
Membuat path profile untuk setiap hop
Menentukan letak posisi antenna di menara, menghitung jarak setiap hop, menentukan factor k, dengan memperhatikan data atmosphere pada link radio tersebut.
Menentukan tinggi antenna agar memenuhi syarat LOS Melakukan survey lapangan
Membuat layout lokasi Pemilihan Sub System Radio
Pemilihan spesifikasi perangkat antara lain berkaitan dengan pemilihan frekensi kerja, hasil penelitian propagasi, bit rate dan lain-lain.
Power Link Budget
Pada tahap ini merencanakan kebutuhn daya agar memperoleh kualitas sinyal informasi (BER,C/N, Dll) sesuai dengan macam sinyal infofrmasi yang dilayani (suara/data/multimedia) dan menjaminkehandalan sinyal informasi (path avalaibility)sesuai dengan gis link yang diinginkan. Untuk mencapai obyektif perencanaan diatas, dapat diikuti langkah – langkah sebagai beriku :
Untuk memperoleh kualitas sinyal informasi yang telah dipilih dan dengan memperhatikan system modulasi yang telah dipilih sebelumnya, maka dihitung mundur dengan urutan sebagai berikut :
BER Eb/No C/N RSLmin_utk_BER (System Gain) PTX
Untuk menjamin path avalaibility terhadap pengaruh fading, maka diterapkan cadangan daya (Fading Margin), sehingga
Receiver Sinyal LevelFM = Receiver Sinyal LevelBER
Dimana :
+ Fading Margin
System Gain ≥ FM + Lfs + Latmosfer + LTx + LRx – GTx - GRX
Catatan :
FM adalah Fading Margin sesuai dengan reliability/availability objective system yang sedang dirancang tersebut
Lfs L
adalah free space loss
atmosfer L
adalah rugi-rugi hujan + gas + awan/kabut (optional)
Tx , LRx
G
adalah rugi-rugi di Tx dan Rx, meliputi waveguide feeder loss/ transmission line dan branching loss
Tx, GRX
Hubungan BER Eb/No tergantung dari jenis sistem modulasi adalah Gain antenna di TX dan RX
Hubungan antara Eb/No dengan C/N dipengaruhi oleh data perangkat penerima
Gambar 3.1 Hubungan Symbol Error Rate dengan Ebno Evaluasi Kinerja Hasil Rancangan
Dalam melakukan evaluasi terhadap hasil rancangan, ada hal – hal yang perlu dievaluasi :
- Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan subsistem radio
- Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan kualitas sinyal informasi terhadap pengaruh propagasi (misalnya terjadi Fading)
Pada pembahasan tugas akhir ini kami akan mengambil suatu sampel lokasi yang akan kami bangun. Pada perancangan ini data yang telah kami peroleh adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Data Lokasi Survey
Site Name PGC Universitas Borobudur
Koordinat Lokasi S : 06° 15’ 44.70” E : 106° 51’ 56.20”
S : 06° 14’ 38.80” E : 106° 53’ 50.50”
Alamat Jl. Mayjend Sutoyo No 76 Kramat Jati Jakarta Timur
Jl. Raya Kalimalang 1, Jakarta Timur
Ketinggian 30 m 40 m
Dari data diatas maka kita dapat memulai perancangan microwave radio link. Untuk perancangan microwave radio link kita juga menentukan model propagasinya, Link Budget serta path profile dari link yang akan kita bangun.
III.1.1 Propagasi Gelombang Radio
Untuk mempelajari propagasi gelombang radio ada beberapa tipe yaitu Line of Sight, Model Okumura-Hata, Model Walfish-ikegami.
III.1.1.1 Line of Sight
Line of Sight microwave radio merupakan suatu transmisi radio broadcast dengan pelayan dari titik ke titik. Dengan kata lain system transmisi ini dianggap seperti kayanya radio relay. Jaringan point to point ini dapat didefinisikan sebagai hubungan radio transmisi microwave dari daerah dekat (near end/pemancar) menuju daerah jauh (far end/penerima). Pada kasus Line of Sight ini, panjang jalur atau jarak transmisi dibatasi oleh syarat line of sight. Line of Sight dianalogikan sebagai jalur lurus udara layaknya pandangan mata lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu apapun sehingga sisi far end terlihat dari sisi near end apabia jarak transmisi udara dekat.
III.1.1.2 Model Okumura Hata
Model okumura hata adalah model propagasi yang diketahui, dimana dapat digunakan pada wilayah sel makro untuk memprediksi atenuasi tengahan sinyal radio. Satu model komponen menggunakan free space loss. Model okumura hata merupakan model empiris yang didasarkan pada perhitungan ukuran sel
III.1.1.3 Model Walfish-ikegami
Model walfish-ikegami adalah model propagasi empiris untuk wilayah perkotaan dimana dikuhususkan untuk wilayah sel mikro. Model walfish-ikegami terbagi dalam dua kasus, yaitu keadaan line of sight (LOS) dan non Line of Sight (NLOS). Rumus untuk memprediksi path loss dalam keadaan LOS dapat ditulis :
L = 42,6 + 20 log d + 20 log f
Dimana :
D = Jarak (km) F = frekuensi (Mhz)
Untuk kedaaan Non Line Of Sight dengan rumus path losnya dapat ditulis :
L = 32,4 + 20 log10 d + 20 log10 f + Lrts + Lmsd
III.1.2 Perhitungan Link Budget
Untuk menghitung link budget kita harus mengikuti beberapa tahap sehingga kita bisa menghasilkan suatu nilai yang dapat dipertanggung jawabkan pada saat implementasi. Berdasarkan hal tersebut, perhitungan jalur transmisi melalui beberapa tahap :
a. Menentukan nilai Evektive Isotropic Received Power (EIRP)
Evective Isotropic Received Power (EIRP) menunjukan nilai efektive daya yang dipancarkan antenna pemancar. Nilai ini dipengaruhi oleh level keluaran pemancar. Kemungkinan rugi – rugi feeder dan gain antenna. Secara matematis nilai ini dapat ditulis :
Dimana Txout G
= Daya keluar transmitter (dBw)
Txout
b. Menentukan nilai Free Space Loss (FSL) = Gain antenna (dB)
Free Space Loss (FSL) adalah suatu nilai yang menunjukkan rugi-rugi jalur transmisi. Rugi-rugi jalur transmisi ini dikarenakan karena penggunaan media udara sebagai media pemandu, jarak jalur transmisi dan penggunaan frekuansi radio. Besar FSL ini dapat dihitung dengan rumus:
LdB = 32.44 + 20log Dkm + 20log f
Dengan D adalah jarak antara antenna pemancar dan penerima,
MHz
dan f adalah frekuensi pembawa (MHz).
c. Menentukan nilai Isotropic Received Level (IRL)
Isotropic Received Level (IRL) merupakan nilai level daya isotropic yang diterima oleh stasiun penerima. Nilai IRL ini bukan nilai daya yang diterima oleh sistem atau rangkaian decoding. Akan tetapi nilai ini adalah nilai level daya terima antena stasiun penerima. Besar nilai IRL ini adalah:
IRLdB = EIRPdBw - LdB
d. Menentukan nilai Received Signal Level (RSL)
Received Signal Level (RSL) merupakan level daya yang diterima oleh piranti pengolah decoding. Nilai RSL ini dipengaruhi oleh rugi-rugi jalur dan gain antena penerima. Dengan ini nilai RSL dapat dihitung dengan rumus:
RSLdBw = IRLdBw + GTrdBi + L l dB
III.1.3 Perhitungan Hasil Survey
Sebelum kita melakukan perhitungan perencanaan hasil urvey maka kita perlu memasukkan hasil pada table dibawah ini :
Gambar 3.2 Form Hasil Survey Gambar 3.2 Form Hasil Survey
III.1.3.1 Perhitungan Jarak Link
Dari hasil survey yng dilakukan dapat kita hitung jarak radio link yang akan kita bangun yaitu dengan menggunakan GPS (Global for Positioning system) atau dengan menggunakan perhitungan adalah sebagai berikut :
Jika diketahui :
Koordinat PGC Cililitan yaitu S : 06° 15’ 44.70” E : 106° 51’ 56.20”
Koordinat Universitas Borobudur yaitu S : 06° 14’ 38.80” E : 106° 53’ 50.50” Dari kedua koordinat kedua lokasi yang telah diketahui maka metode perhitungannya adalah sebagai berikut :
Koordinat kedua lokasi dikonversikan ke Degree :
Nilai detik : 15’44,70” = ((15x60)+44,70) = 944,7 detik
PGC Cililitan South : 06° 15’ 44.70”
Jumlah detik dibagi 3600 yaitu 3600
7 , 944
≈ 0,262417 Maka koordinat adalah 06 + 0,262417 = 06,262417 Karena South maka tanda nya negative yaitu - 06,262417°
Nilai detik 51’56,20” = ((51x60)+56,20) = 3116,2 detik
PGC Cililitan Easth : 106° 51’ 56.20”
Jumlah detik dibagi 3600 yaitu 3600
2 , 3116
≈ 0,86561 Maka Koordinatnya adalah 106 + 0,86561 = 106,86561 Karena Easth maka nilainya tetap positif yaitu 106,86561°
Jadi Nilai koordinat PGC Cililtan setelah dikonversikan adalah sebagai berikut :
S : -6,262417° E : 106,86561°
Nilai Detik 14’38,80” = ((14x60)+38,80) = 878,8 detik
Borobudur South : 06° 14’ 38.80”
Jumlah detiknya adalah 3600
8 , 878
≈ 0,24111
Maka koordinatnya adalah 6 + 0,24111 = 6,24111 Karena South maka nilainya Negaif yaitu -06,24111°
Borobudur East : 106° 53’ 50.50
Nilai detik 53’ 50.50” = ((53x60)+50,50) = 3230,5 detik
”
Jumla detiknya dibagi 3600 yaitu 3600
5 , 3230
≈ 0,89736 Maka koordinatnya adalah 106 + 0,89736 =
Jadi koordinat Borobudur setelah dikonversi adalah
106,89376
S : -06,24111° E : 106,89376°
Memasukan nilai koordinat yang telah dikonversikan dalam degree
Dari nilai koordinat yang telah didapatkan maka dapat diketahui sebagai berikut :
Diketahui L1 = -6,262417 L2 B
= -6,24111
1 = 106,86561 B2
Dimana L1 adalah nilai South untuk Site PGC dan L2 adalah south untuk Borobudur, dan B1 adalah Easth untuk PGC dan B2 adalah Easth untuk Borobudur. Sehingga dapat dimasukkan dalam rumus sebagai berikut :
= 106,89376
Maka jarak kedua lokasi tersebut adalah
Cos θ = sin (L1) x sin (L2) + cos (L1) x cos (L2) x cos (B1-B2)
Cos θ = {sin 6,262417) x sin 6,24111)} + {cos 6,262417) x cos (-6,24111) x cos (106,86561 - 106,89376)} = {-0,10908 x -0,10871}+{0,99403 x 0,99407 x 0,9999} = { 0,011858 } + {0,988135} Cos θ = 0,999999811 θ = 0,035226424° = 0,000614817 rad Jari – Jari bumi R = 6378,137 km
Jarak Minimum R θ = 6378,137 x 0,000614817 = 3,92 km ≈ 4 km Maka jarak antar kedua lokasi adalah sekitar 4 km
Setelah kite mengetahui jarak antara 2 site tersebut kita merencanakan equipment yang akan dipakai yaitu sebagai berikut :
Diameter Antena : 0,6 m Frekuensi yang dipakai : 7 Ghz Gain Antenna : 30,1 dBi
Transmit power : 27 dBm
Los feeder : - 3 dB
Tinggi Antenna PGC : 40 m Tinggi antenna Borobudur : 30 m
Interface Microwave : Ethernet + 4 E1
Kapasitas radio : 8 Mbps ( Ethernet dan sinyal E1 )
Dari data planning yang sudah kita tentukan diatas maka kita bisa mulai perhitungan berbagai aspek yang berhubungan dengan perancangan yang akan diimplementasikan.
III.1.3.2 Perhitungan EIRP
Dari rumus dan data yang telah didapatkan pada saat survey, maka kita bisa memasukkan data diatas kedalam rumus yang telah dibuat yaitu :
EIRP = Tx out + Gain AntenaTx = - 3 dBw + 30,1 dB – ( - 3 dB)
– Los Feeder
= 30,1 dBw
III.1.3.3 Perhitungan FSL ( Free Space Los )
Untuk perhitungan Free Space Los ( FSL ) dipengaruh beberapa factor yaitu frekuensi yang digunakan dan Jarak antara 2 site, sehingga bisa kita masukkan dalam rumus dibawah ini :
Lfsl = 32,44 + 20 log D(km) + 20 log F
= 32,44 + 20 log 4 + 20 log (7394)
(Mhz)
Jadi setelah dilakukan perhitungan FSL dari link tersebut adalah 121,81878 dB
III.1.3.4 Perhitungan IRL (Isotropic Received Level)
Untuk perhitungan IRL ini sangat tergantung dari perhitungan FSL dan EIRP yang telah kita hitung pada point diatas. Yaitu sebagai berikut :
IRL = EIRPdBw – L = 30,1 – 121,81878
fsl
= -91,9175 dBw
Pada perhitungan IRL ini yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan signal Received Signal Level (RSL)
III.1.3.5 Perhitungan Received Signal Level (RSL)
Pada perhitungan ini merupakan hal yang paling penting dalam menentukan suatu rancangan yang akan diimplementasikan dalam suatu pembangunan radio link. Karena RL ini yang mempengaruhi dari performansi dari microwave radio link. Untuk melakukan perhitungan RSL dapat dmasukkan dalam rumus dibawah ini :
RSL = IRLdBw + GtrdBw + Los = -91,9175 + 30,1 + (-3)
dB
= -64,8175 dBw = -34,8175 dBm
Setelah mengetahui Received Signal Level (RSL) minimum yang didapatkan maka diusahakan RSL yang didapatkan pada saat implementasi harus berkisar antara -34 dBm, tetapi ada toleransi dari perangkat yang didapatkan yaitu ± 4 dB dari perhitungan link RSL hal ini dikarenakan karena pengaruh dari factor alam dan factor lain yang kita tidak mengetahuinya.
Untuk mengetahui hasil dari rancangan maka kita akan implementasikan hasil rancangan terlebih dahulu, tetapi untuk interface yang kita inginkan
semisalnya kita menginginkan kapasitas microwave radio link digital adalah 8 Mbps semua kapasitas digunakan untuk interface Ethernet maka kita menggunakan pengukuran Ethernet dengan perhitungan throughput antar PC diantara 2 site yang telah kita bangun
III.1.3.5 Analisa Path Profile
Untuk analisa path profile ini menggunakan perangkat lunak untuk mempermudahkan perhitungan. Salah satu perangkat lunak yang sering digunakan adalah pathloss 4.0, dimana perangkat lunak ini merupakan perangkat lunak yang diakui international untuk menhitung link budget jalur komunikasi radio maupun UHF. Perangkat lunak diterbitkan oleh contract telecommunication engineering dari british Colombia Canada yang telah diakui ITU sebagai software untuk menghitung link budget selain perhitungan manual sebagai dasar perhitungan link budget.
Untuk dapat menghitung link budget pada path loss 4 diperlukan file-file penunjang yang harus digunakan. Beberapa file tersebut adalah base data hujan, informasi perangkat antenna, radio, feeder, dan pengkanalan frekuensi. Dan hal yang tak kalah pentingnya adalah peta digital seperti SRTM, DEM, Geotiff, dan yang lainnya. Akan tetapi untuk peta digital ini dapat digantikan dengan memberikan informasi topografi daerah secara manual yaitu peninjauan lapangan maupun pembacaan peta kontur yang tersedia.
Adapun langkah untuk perhitungan link budget menggunakan pathloss 4.0 adalah sebagai berikut :
Menentukan daerah hujan jalur komunikasiyang akan dibuat Memberikan informasi topografi daerah
Memberikan informasi penghalang sinyal yang mungkin terjadi Menentukan ketinggian minimum antenna radio
Menampilkan hasil profile propagasi gelombang radio ruang bebas yang telah disetting
Memberikan informasi perangkat yang akan digunakan Menampilkan hasil perhitungan link budget
Gambar 3.3 Diagram Alir perhitungan link budget.
III.2 Implementasi Microwave Link Digital
Untuk mulai pekerjaan impementasi yang harus kita persiapkan adalah sebagai berikut :
a. Kita harus mengetahui data hasil survey mengenai ketinggian antenna, posisi antenna yang telah disiapkan, jalur kabel IF, lokasi perangkat indoor, serta power untuk perangkat yang akan kita pasang
b. Kita harus mengetahui koordinat yang sudah diambil menggunakan GPS pada saat survey hal ini untuk mengetahui arah azimuth dari antenna agar arah antenna mengarah ke posisi remote.
c. Kita harus mengetahui alamat lokasi serta proses perijinan yang sudah dipersiapkan jauh- jauh hari sebelumnya.
d. Tool atau peralatan yang akan digunakan dalam implementasi perangkat microwave link digital
f. Standar keselamatan kerja baik itu di bekerja pada ketinggian yaitu di tower maupun standar keselamatan kerja diatas atap gedung.
g. Alat ukur maupun peralatan pengetesan yang akan digunakan untuk pengetesan hasil implementasi.
III.2.1 Tool atau Peralatan yang digunakan
Pada saat impementasi microwave radio link kita harus mengetahui peralatan yang akan digunakan, sehingga akan memudahkan dalam proses implementasi microwave radio link. dalam hal ini akan penulis jelaskan secara terperinci yaitu sebagai berikut :
Tambang
Fungsi dari tambang adalah untuk menarik antenna diatas tower dimana panjang tali ini disesuaikan dengan ketinggian antenna
Katrol
Katrol ini memudahkan kita dalam menarik antenna . Tool Set untuk indoor
Tool set yang kita pakai untuk indoor adalah merk hozan, dikarenakan tool ini sudah sesuai dengan standar tool yang telah ditetapkan dan juga kualitas dari tool set ini yang sangat bagus dan tidak cepat rusak asalkan digunakan sesuai fungsinya.
Kunci Pas Ring 1 set
Apabila kita akan menggunakan untuk peralatan oudoor atau perangkat besar lainya seperti antenna atau mounting antenna maka kita menggunakan kunci pas yang sesuai dengan ukurannya.
Kunci Inggris
Kunci Inggris ini fungsinya hamper sama dengan kunci pas ring namun kunci inggris sebagai pembantu
Multimeter Digital
Multimeter ini memiliki fungsi untuk mengukur tegangan maupu arus sumber, mengukur kualitas kabel, serta untuk pointing.
BER Tester
Alat ini berfungsi untuk test error link yang sudah dimplementasikan. Kamera
Kamera ini berfungsi untuk documentasi hasil implementasi Notebook
Tool ini termasuk softool untuk configurasi perangkat agar bisa berfungsi sebagaimana fungsinya.
Kompas
Kompas ini berfungs untuk melihat arah azimuth dari antenna. GPS (Global Position System)
Alat berfungsi untuk mengambil koordinat suatu lokasi yang belum kita ketahui dan juga bisa menentuksn posisi kita pada suatu titik.
Crimping
Untuk alat crimping ini ada beberapa macam yaitu sebagai berikut ; o Crimping Konektor RJ45
Alat ini berfungsi untuk crim konektor RJ45 yang merupaka konektor Ethernet untuk dikoneksikan ke PC maupun interface perangkat radio link ataupun perangkat jaringan LAN.
o Crimping konektor N RG8
Crimping ini berfungsi untuk mencrimp konektor N kabel RG8 o Crimping Skun
Alat ini berfungsi mengecrimp konektor grounding (skun grounding)
III.2.2 Tahapan Implementasi Microwave Radio Link
Setelah mengetahui dari peralatan atau tool yang akan digunakan maka kita mulai implementasi microwave radio link dengan melalui beberapa tahap. Dimana tahapan – tahapan dalam proses implementasi akan dijelaskan secara detil dibawah ini.
3.2.2.1 Persiapan alat dan material yang akan dipasang
Setelah kita mengetahui peralatan yang akan dipasang maka kita segera mempersiapkanya dengan sedetil mungkin jangan sampai ada yang tertinggal karena tool yang tertinggal akan menghambat dari perkerjaan yang akan dilakukan. Sedangkan alat yang kita persiapkan adalah yang sudah dijelaskan pada sebelumnya.
Sedangkan material yang dipersiapkan terdiri dari 2 jenis yaitu material local dan material import. Untuk material import yaitu yang terdiri dari perangkat microwave yang terdiri dari IDU,ODU,dan Antenna serta accesorisnya. Untuk diameter antenna kita sudah menentukan dari hasil perhitungan jarak. Dari hasil perhitungan jarak yang dihasilkan maka kita cukup menggunakan antenna dengan diameter 0,6 m dan frekuensi yang dipakai adalah 7 Ghz dikarenakan hal ini yang dipesan oleh suatu customer. Hal ini dapat digambarkan pada gambar bagan dibawah ini :
Gambar 3.4 Grafik flowchart persiapan implementasi Material yang digunakan DATA Hasil Survey Material Impor Material Lokal Komplit Komplit Ya Pembuatan Ya Surat Jalan Material
3.2.2.2 Proses Perijinan lokasi
Setelah kita mempersiapkan alat dan material yang akan dipasang maka tahapan selanjutnya adalah dengan mempersiapkan proses perijinan lokasi yang akan kita pasang, apakah proses perijinan sudah siap atau belum. Dalam hal ini sangat berhubungan dengan pihak customer dan pihak building management pada lokasi yang akan dipasang. Sehingga apabila semua prosedur dari building managemenet maupun pihak customer sudah siap kita bisa langsung menuju ke lokasi yang telah dilakukan survey.
3.2.2.3 Proses Pelaksanaan Implementasi
Pada proses ini tergantung dari standar masing – masing perusahaan, dan juga tergantung dari faktor lokasi site. Tapi pada proses implementasi kali ini dibagi beberapa pekerjaan yaitu :
Pekerjaan outdoor
Untuk pekerjaan outdoor adalah dengan pemasangan mounting antenna, pemasangan antenna, penarikan IF kabel, penarikan kabel grounding, pemasangan klem kabel
Pekerjaan Indoor
Untuk pekerjaan indoor adalah pekerjaan yang lumayan banyak yaitu penarikan IF Kabel dari outdoor, pemasangan IDU di open rack 19”, pemasangan rectifier portable, penarikan kabel power, penarikan kabel data, penarikan kabel Ethernet
Finishing dan perapihan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang ringan tetapi lumayan berat karena yang akan menentukan hasil dari implementasi apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
III.3 Comissioning Perangkat Microwave Radio Link
Pada pekerjaan ini merupakan pekerjaan soft karena sudah mulai pada configure radio. Untuk konfig perangkat microwave radio link poin – poin penting yang harus kita setting adalah sebagai berikut :
Kita harus mengkonfigurasi frekuensi.
Frekuensi ini adalah poin yang sangat penting karena perangkat microwave radio link adalah merupakan suatu perangkat yang dimana sinyal IF dari IDU di rubah kedalam sinyal RF di ODU dan dikuatkan oleh antenna yang menggunakan frekuensi
Gambar 3.5 Setting frekuensi pada perangkat
Setting Transmit Power
Untuk setting ini digunakan untuk menguatkan sinyal yang dikirimkan dan apabila Received Signal Level yang diterima terlalu besar maka Transmit power ini bisa diturunkan lagi sampai dengan level aman sehingga tidak cepat merusak modul RF yang ada di ODU.
Gambar 3.6 Monitor Transmit Power
Setting kapasitas
Untuk setting kapasitas ini tergantung ari permintaan pelanggan, tetapi karena pada implementasi ini kapasitas yang diingnkan cukup kecil maka kita setting dengan kapasitas 8 Mbps
Setelah melakukan settingan seperti diatas dengan benar pada kedua sisi, maka bisa dilakukan pointing yaitu pengarahan antenna. Pada pekerjaan pointing ini dapat dimonitoring di ODU pada port AGC (Automatic Gain Control) dengan menggunakan AVO meter pada posisi saklaar Tegangan DC (Vdc) dimana nilainya semakin tinggi semakin bagus, kalau digambarkan secara grafik dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 3.8 Grafik Perbandingan Tegangan dan RSL
Dimana nilai yang didapatkan sampai mendekati dengan perhitungan link budget yang telah dihitung
III.4 Pengetesan Implementasi Microwave Radio Link
Setelah melakukan pointing yaiu pengarahan antenna kearah remote site diperoleh hasil Receive signal level yang mendekati yaitu – 43 dBm maka kita bisa langsung melakukan perhitungan avalaibility dan throughput ethernet.
III.4.1 Perhitungan Avalaibility
Perhitungan avalaibility ini adalah untuk memmberikan layanan sesuai dengan standar yang diinginkan, dimana nilai avalaibility mendekati 100% maka
kualitas dari microwave radio link yang dibangun akan semakin bagus sehingga kehandalan dari microwave link ini bisa bertahan lama. Untuk perhitungan sendiri dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini :
Avalaibitiy = ( 2500 3 , 0 100− xL ) % Avalaibitiy = ( 2500 4 3 , 0 100− x ) % Avalaibility = 99,9995111 %
Setelah melihat hasil hitungan diatas maka kita melihat bahwa avalaibility dari microwave radio link mendekati bagus.
III.4.2 Perhitungan Path Avalaibility
Untuk perhitungan Path Avalaibility ini ada pengaruhnya dengan Avalaibiliy dimana nilainya adalah sebagai berikut :
Jika diketahui Avalaibility adalah 99,9995111 % maka nilai AV hop adalah sebagai berikut :
AV hop = 0,999995111 AV Propagasi = 0,99999877
Maka nilai dari Path Avaaibility yang diharapkan adalah sebagai berikut : Path unavalaibility = 1-0,99999877 = 1,2 x10
Maka nilai path avalaibiity adalah 1,2 x 10
-6 -6
III.4.3 Perhitungan Fade Margin
Untuk perhitungan fade margin kalau secara perhitungan dapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Fade Margin = Thresholds + RSL
Sehingga fade margin yang didapatkan dari link yang telah kita bangun adalah sebagai berikut :
Fade Margin = 80 dBm + (-34 dBm) = 46 dBm
Dimana dengan nilai seperti diatas maka kondisi link dinyatakan aman dikarenakan threshold nya masih jauh, secara teori threshold radio link adalah 30 dBm.
III.4.4 Perhitungan Throughput
Throughput merupakan nilai yang menyatakan besarnya paket baik atau rusak yang diterima sisi client atau juga prosentase dari banyaknya paket yang bagus yang diterima pada penerima dibagi dengan jumlah paket yang dikirim setelah dikurangi dengan banyaknya Los yang terjadi.
Dan secara prosentasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini : Throughput = PaketKirim a Paketterim x 100 % Throughput = Mbps Mbps 8 8 x 100 % Throughput = 100 %
Hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan perhitungan diatas yaitu 100 % data terkirim semua tidak ada data yang cacat atau error. Throughput sering kali sangat jauh dari harapan, penyebabnya banyak. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Perangkat jaringan
Perangat jaringan ini bermacam – macam masalahnya seperti terlalu tinggi beban kerjanya, setting kurang tepat, atau masalah lain lagi. Tipe Data yang ditransfer
Umumnya web lebih cepat dari ftp Topologi jaringan yang digunakan Interferensi
Untuk interferensi ini ada bermacam-macam seperti interferensi frekuensi terhadap perangkat radio lain yag digunakan,interferens terhadap cuaca, interferensi terhadap listrik.