• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUN 2011 PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI DI KABUPATEN TANA TORAJA. Ir. Daniel Pasambe, dkk I. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUN 2011 PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI DI KABUPATEN TANA TORAJA. Ir. Daniel Pasambe, dkk I. PENDAHULUAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUN 2011

PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI DI KABUPATEN TANA TORAJA

Ir. Daniel Pasambe, dkk

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pencapaian Pembangunan Pertanian dengan tujuan peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang semakin meningkat. Beberapa program Strategis Kementrian Pertanian antara lain : Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Kementrian Pertanian telah menetapkan empat Target Utama pembangunan pertanian pada periode 2010-2014, yaitu : (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Peningkatan produktivitas tanaman padi sawah di Indonesia kini cenderung melandai Sistem intensifikasi padi sawah yang selama ini diterapkan tidak dapat lagi diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas. Untuk mempertahankan produktivitas tinggi diperlukan input yang semakin tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh cara pengelolaan lahan yang kurang terpadu, dan melanggar pelestarian lahan dan lingkungan bertahun-tahun, yang menyebabkan penurunan kesuburan dan sifat fisik tanah. Terabaikannya penggunaan bahan organik, dan intesifnya pemberian pupuk kimia untuk mengejar hasil tinggi pada lahan sawah, telah menyebabkan kandungan bahan organik tanah menurun, baik jumlah maupun kualitasnya. Kondisi demikian menurunkan kemanpuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman, sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi, serta menurunkan produktivitas lahan. Pendekatan partisipatif dalam penerapan PTT merupakan suatu keharusan. Keterkaitan antara institusi seperti lembaga penelitian, penyuluhan, kelompok tani dll. Yang merupakan persyaratan dalam diwujudkan dalam bentuk diskusi, pengamatan bersama, evaluasi, kosultasi, penyediaan informsi maupun bantuan teknis. Bagaimanapun juga PTT tidak memberikan hasil yang diharapkan tanpa adanya partisipatif

(2)

aktif petani, dan semua pihak yang terkait dengan masalah pengembangan usahatani padi. (Las, et al. 2002)

Pegelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) merupakan alternatif pengelolaan padi secara intensif pada lahan sawah beririgasi yang merupakan model PTT yang mengacu kepada keterpaduan teknologi dan sumberdaya setempat yang dapat menghasilkan efek sinergis dan efisiensi tinggi, sebagai wahana pengelolaan tanaman dan sumberdaya spesifik lokasi. Pada dasarnya PTT bukanlah suatu paket teknologi yang tetap, tetapi lebih merupakan model atau pendekatan usahatani yang dapat memecahkan masalah setempat(petani dan lahannya) serta memadukan pengelolaan tanaman dan lingkungannya.

Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu daerah wisata di Sulawesi selatan yang terdiri dari pemukiman, pegunungan, sungai, persawahan, perkebunan dan kawasan hutan. Secara geografi terletak pada posisi 20 - 30 LS dan 1990 - 1200 BT, beriklim tropis dengan temperature suhu rata-rata berkisar antara 150 C - 280 C dan kelembaban udara antara 82 – 86 %, daerah ini mempunyai ketinggian 700 – 2.889 meter dari permukaan laut, rata-rata curah hujan antara 1.500 – 3.500 mm/tahun.

Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sul-Sel melaksanakan kegiatan SL-PTT Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu yang merupakan merupakan kegiatan dalam rangka memberikan pemahaman petani untuk mengintegrasi sumber daya lahan, air, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim dalam penyusunan komponen teknologi yang sesuai dengan kondisi lahan ( spesifik lokasi), sehingga diperoleh produktivitas yang memadai, meningkatkan pendapatan dan kelestarian lingkungan.

1.2. Tujuan

1.

Mempercepat capaian keberhasilan dan keberlanjutan Program SL-PTT.

2.

Mengoptimalkan peran BPTP dalam mengintervensi dan menginfiltrasi muatan inovasi pertanian pada program SL-PTT.

3.

Mendapatkan umpan balik dan pelaku utama dan pelaku usaha Program SL-PTT, sebagai bahan untuk saran/usulan kebijakan pengembangan Strategis Deptan ke depan.

(3)

1.3. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pendampingan BPTP di Kabupaten Tana Toraja adalah 1. Percepatan capaian keberhasilan dan keberlanjutan Program SL-PTT,

2. Digunakannya seoptimal mungkin inovasi teknologi pertanian hasil Litbang Pertanian dalam Implementasi SL-PTT.

3. Umpan balik dari pelaku utama dan pelaku usaha Program SL-PTT sebagai bahan untuk saran/usulan kebijakan pengembangan Program Strategis Deptan ke depan.

1.4. Perkiraan manfaat dan dampak

Peningkatan adopsi teknologi hasil pengkajian akan bermanfaat pada perbaikan teknologi produksi dan berdampak pada peningkatan produktivitas dan daya saing hasil usahatani lebih meningkat dan berkelanjutan.

Peningkatan inovasi teknologi dalam sistem usahatani akan bermanfaat pada hasil usahatani dan berdampak pada perbaikan usaha agribisnis serta efisiensi sistem produksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu yang dikelola dalam bentuk Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) merupakan suatu pendekatan holistik yang semakin populer dewasa ini. Pendekatan ini bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi yang harus diterapkan petani di semua lokasi. Tujuan SLPTT adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta menjaga kelestarian lingkungan.

Produksi gabah di Sulawesi Selatan tahun 2009 sebesar 5.064.323 ton yang setara dengan beras sebesar 2.649.718 ton ditambah dengan sisa produksi beras tahun 2008 sebesar 180.562 ton berarti total sebesar 2.830.280 ton. Bila dikurangi dengan konsumsi beras di Sulsel sebesar 804.193 maka masih tersisa cadangan sebesar 2.026.087 ton. Nilai

(4)

yang terakhir inilah dapat dikatakan sebagai surplus beras 2 juta ton sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan (Anonim, 2008).

SLPTT ini ditujukan bagi petani dan penyuluh lapang dengan harapan mereka dapat memahami dan menerapkan pilihan kombinasi teknologi yang paling cocok untuk kondisi dan lingkungan mereka. Pelatihan dan praktek tentang diselenggarakan oleh Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) maupun Dinas Pertanian di daerah.

2.2 Hasil pengkajian terkait

Peningkatan produksi padi di Kabupaten Tana Toraja terus mendapat pendampingan agar dapat dipertahankan pada musim-musim tanam berikutnya karena padi merupakan komoditas utama. Peningkatan produksi padi terus dipacu dengan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi sawah.

Di Kabupaten Tana Toraja dalam rangka meningkatkan produksi pertanian utamanya padi maka dilaksanakan Program Pendampingan teknologi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan mutu produksi komoditi pertanian. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini meliputi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah (SLPTT padi sawah) dimana dalam kegiatan ini petani berperan aktif dalam pengelolaan tanamannya sedangkan peneliti dan penyuluh sebagai pendamping yang membimbing langsung di lapangan.

Pramono, et. al. (2005) mengemukakan bahwa pendekatan model PTT pada padi sawah dengan menerapkan komponen-komponen teknologi budidaya sinergis mampu meningkatkan produktivitas usahatani berupa peningkatan hasil panen GKG yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan pola petani. Berdasarkan hasil pendampingan di Tana Toraja Limbongan dkk. (2010) bahwa petani sangat membutuhkan pendampingan karena ternyata ada perbedaan hasil yang dicapai antara petani yang didampingi (6,5 ton GKP/ha) dengan yang tidak didampingi (5,6 ton GKP/ha).

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efesiensi masukan produksi dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam secara bijak. Melalui usaha ini diharapkan (1) kebutuhan beras dapat dipenuhi, (2) pendapatan petani padi dapat ditingkatkan, dan (3) usaha pertanian padi terlanjutkan (Badan Litbang Pertanian, 2007). PTT padi dirancang berdasarkan pengalaman

(5)

implementasi sistem intensifikasi padi yang pernah dikembangkan di Indonesia, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lahan sawah telah mengalami kemunduran kesuburan (lahan sakit), Deptan, 2008).

Evaluasi terhadap implementasi model PTT di 26 propinsi di Indonesia (Anonim, 2006) menunjukkan bahwa inovasi teknologi yang dikembangkan dengan model PTT mampu meningkatkan produktivitas padi rata-rata 1 t/ha. Selain meningkatkan hasil, model PTT juga hemat dalam penggunaan benih, pupuk, dan air irigasi. Dalam model PTT, benih yang diperlukan hanya 24 kg, sedangkan dalam usaha tani padi non-PTT 40 kg/ha. Takaran pupuk N, P, dan K dalam model PTT masing-masing 15 %, 5 %, dan 75 % lebih efisien daripada usaha tani padi non-PTT. Meskipun biaya produksi padi 8 % lebih besar, keuntungan yang diperoleh dari penerapan model PTT 35 % lebih tinggi daripada usaha tani padi non-PTT.

Kabupaten Tana Toraja dengan ibukota Makale, terletak 312 km sebelah utara kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini merupakan salah satu tujuan wisata di Sulawesi Selatan, dengan luas wilayah 3.205,77 Km2 dan terdir dari tempat pemukiman, padang rumput/pengembalaan, gunung, sungai dan lembah (53,81%), persawahan (5,73%), perkebunan atau ladang (4,20%) dan kawasan hutan (36,18%), sumber mata pencaharian penduduk adalah petani / peternak, buruh, pegawai, tukang, pedagang dll. Secara geografis terletak pada posisi 2° - 3° LS dan 199° - 120° BT, beriklim tropis dengan temperatur suhu rata-rata berkisar antara 15° C - 28° C dengan kelembaban udara antara 82-86%, dan jika ditinjau dari segi tingginya dari permukaan laut, daerah ini mempunyai ketinggian 700 – 2889 meter berarti daerah ini mempunyai hawa yang dingin. Rata-rata curah hujan antara 1500 mm/tahun sampai dengan lebih dari 3500 mm/tahun. Musim kemarau berlangsung antara bulan Agustus sampai Oktober, sedang musim hujan antara bulan Nopember sampai bulan Juli adalah musim peralihan antara hujan dan musim kemarau.

Panorama indah gunung-gunung, hutan dan sungai yang bersumber dari mata air pegunungan membasahi persawahan menandakan Kabupaten Tana Toraja dengan mata pencarian di sektor Perkebunan dan Pertanian, yang didukung oleh kondisi tanah yang subur untuk tanaman musiman seperti buah-buahan dan sayur-mayur serta jenis tanaman keras seperti cengkeh, coklat, vanili, lada dan kopi.

(6)

Pada Tahun 2011, BPTP Sulawesi Selatan melaksanakan pendampingan pada beberapa program pertanian yaitu Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dan Pengembangan Kawasan Hortikultura. Diharapkan dengan pendampingan ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani dengan menerapkan teknologi yang tepat untuk peningkatan produksi hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat.

3 METODOLOGI

3.1 Ruang lingkup kegiatan

 Lokasi dan waktu pelaksanaan

Lokasi kegiatan pendampingan di Kabupaten Tana Toraja dilakukan pada wilayah SLPTT padi yang telah ditentukan berdasarkan CPCL (calon petani calon lahan). Waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan mulai April s/d Desember 2011.

 Identifikasi dan orientasi lapang

Kegiatan ini mengidentifikasi kondisi lapang serta mengumpulkan data primer dan data sekunder secara personal maupun mengambil dari instansi terkait utamanya dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tana Toraja serta lembaga swasta lainnya yang ada di lokasi kegiatan.

 Sosialiasi

Sosialisasi kegiatan untuk memperkenalkan teknologi pertanian yang akan diterapkan kepada petani yang meliputi latar belakang, tujuan, keluaran, perkiraan manfaat dan dampak serta pelaksanaannya. Pendekatan partisipatif antara petani dengan peneliti dan penyuluh serta dukungan pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan kegiatan.

 Penerapan komponen teknologi

Komponen teknologi yang akan diterapkan adalah komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT padi) sesuai dengan Pedoman Umum yang diterbitkan oleh

(7)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Metode penerapan komponen teknologi melalui pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi agroekosistem daerah setempat.

 Pengamatan

Pengamatan kegiatan di lapang dilakukan secara berkala untuk mendapatkan data berdasarkan hasil pengukuran parameter produktivitas tanaman.

 Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Sangalla dan Sangalla Selatan dan dilajutkan dengan praktek lapang agar petani dapat melihat dan mengadopsi teknologi yang diintroduksikan.

 Pelaporan

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka disusun laporan hasil kegiatan pendampingan.

 Seminar

Seminar dilakukan diakhir kegiatan untuk menyampaikan hasil kegiatan dan diharapkan tanggapan guna perbaikan dimasa mendatang.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan SLPTT

Pada tahun 2011 Tana Toraja telah melaksanakan kegiatan SL-PTT padi, dan Hortikultura kabupaten Tana Toraja. Luas SL-PTT padi sawah non-hibrida 1950 ha (80 kelompok tani) yang tersebar 17 Kecamatan dan 67 Lembang/kelurahan melibatkan 2500 anggota tani sedangkan pada padi Hibrida dengan luasan 900 ha (90 kelompok tani) yang tersebar 17 Kecamatan dan 69 Lembang/kelurahan melibatkan 2675 anggota tani dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan ditargetkan melakukan pendampingan sebanyak 60% dari total unit SL-PTT di Kabupaten Tana Toraja yaitu 30 unit bentuk pendampingan yang dilakukan adalah; pelatihan, display VUB, Demfarm, dan penyebaran teknologi melalui media cetak. Tujuan pendampingan adalah untuk mendukung pelaksanaan PTT melalui pengawalan teknologi sehingga didapatkan SL-PTT yang berkualitas serta mendorong pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan produktivitas padi dengan target peningkatan produksi dan pendapatan petani.

(8)

Pelakasanaan kegiatan pendampingan di lokasi SLPTT padi dilakukan secara partipatif antara petani, peneliti dan penyuluh sebagai pelaku usaha tani, bersama-sama terlibat dalam kegiatan SLPTT padi yang diterapkan berdasarkan Pandum Badan Litbang Pertanian yaitu petunjuk lapang cara penerapan komponen teknologi pengelolaan terpadu padi sawah melalui pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi agroekosistem daerah setempat.

3.3 Demfarm dan Display

Introduksi varietas unggul baru (VUB) padi yaitu varietas inpari 10 dan inpari 8 (Demfarm) sedangkan untuk display varietas unggul baru (VUB) padi yaitu inpari 13, inpari 8 dan inpari 7. Yang dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian padi Sukamandi Jawa Barat dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Mariri.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Lokasi Pendampingan

Pada tahun 2011 Tana Toraja telah melaksanakan kegiatan SL-PTT padi, dan Hortikultura kabupaten Tana Toraja. Luas SL-PTT padi sawah non-hibrida 1950 ha (80 kelompok tani) yang tersebar 17 Kecamatan dan 67 Lembang/kelurahan melibatkan 2500 anggota tani, sedangkan pada padi Hibrida dengan luasan 900 ha (90 kelompok tani) yang tersebar 17 Kecamatan dan 69 Lembang/kelurahan melibatkan 2675 anggota tani. Tabel 1. Lokasi Pendampingan SLPTT padi non Hibrida

No. Nama Kecamatan/lokasi SLPTT Jumlah kelurahan/Lembang Jumlah unit / kelompok tani 1. Bonggakaradeng 3 4 2 Rano 2 3 3. Mengkendek 7 9 4 Gandasil 3 3

(9)

5 Sangalla 4 4 6 Sangalla Selatan 4 7 7 Sangalla Utara 4 7 8 Makale 7 7 9 Makale Utara 4 5 10 Makale Selatan 4 4 11 Saluputti 4 4 12 Bittuang 5 5 13 Rembon 4 4 14 Masanda 4 4 15 Malimbong balepe 4 4 16 Rantetayo 2 3 17 Kurra 2 3 Jumlah 67 80

Tabel 2. Lokasi Pendampingan pada kegiatan SLPTT padi kabupaten Tana Toraja, 2011 No. Kabupaten Lokasi SLPTT Sasaran Pendampingan (60%) 1. Tana Toraja 80 lokasi 48 lokasi (17 kecamatan)

4.2 Koordinasi di Tingkat Internal Pemda

Koordinasi ditingkat internal Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan pihak/instasi yang terlibat yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan , Kantor Penyuluh Pertanian Kecamatan, dan Kelompok Tani. Pada kegiatan koordinasi ini masih didapatkan kendala, utamanya tentang mekanisme operasional kegiatan pendampingan, namun dapat diatasi secara bersama dengan dasar saling pengertian terhadap peran dan fungsi masing-masing.

(10)

Tabel 3. Kinerja Koordinasi Pendampingan

No. Instansi

Komponen Penilaian Kinerja Koordinasi (skor 1-3)*

A** B** C**

1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura 2 2 2

2. Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan 2 2 2

3. Badan Penyuluhan Pertanian 2 3 3

*) Skor penilaian 1=kurang, 2=baik, 3=sangat baik **) A = Kelengkapan legalitas ketersediaan institusi

B = Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai fungsi yang telah disepakati bersama C = Sinergi pelaksanaan di lapangan

4.3 Pelaksanaan Pendampingan Inovasi Teknologi

Penempatan demfarm inovasi teknologi padi varietas unggul baru (VUB) Inpari 8 dan inpari 10 pada lahan sawah seluas 3,5 ha sedangkan penempatan display varietas Inpari 13, Inpari 8 dan Inpari 7 pada lahan sawah masing-masing seluas 0,25 ha sebanyak 6 unit.

Kegiatan Denfarm dan display Varietas Unggul Baru disepakati akan dilaksanakan di Kecamatan Mengkendek pada Juli- Agustus 2011 namun karena musim kemarau maka dikosultasikan dengan Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tana Toraja dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sehingga sepakat dipindahkan ke Kecamatan Sangalla dan Sangalla Selatan.

Pertanaman padi di demfarm dan display terlaksana pada bulan september s/d oktober 2011. Penempatan demfarm pada lokasi yang cukup strategis dan dapat

(11)

terjangkau oleh pengunjung dimana akses jalanan tidak terlalu jauh dari lokasi demfarm. Kelompok tani yang terlibat dalam pelaksanaan demfarm adalah anggota yang memiliki motivasi untuk mengadopsi teknologi pengelolaan tanaman padi , sedangkan anggota yang masih mau belajar dan melihat teknologi tersebut dapat mengunjungi demfarm setiap saat. Petani lain diluar anggota kelompok sudah ada yang berkunjung ke lokasi demfarm dan display padi.

Tabel 4. Keragaan Pelaksanaan Demfarm dan Display Varietas Unggul No. Nama Lokasi Jenis inovasi

teknologi yang dikenalkan Luas Display Varietas Unggul Baru Varietas Keterangan

1 Kec.Sangalla Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda, Jumlah bibit 1-3/ lubang, Pemupukan organik (kompos), PHT 3,5 ha - Inpari 8 - Inpari 10 Demfarm 2 Lembang Raru Sibunuan Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda, Jumlah bibit 1-3/ lubang Pemupukan organik (kompos), PHT 0,25 ha - Inpari 7 - Inpari 8 - Inpari 13 Display Varietas Unggul Baru 3 Lembang Tokesan Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda, Jumlah bibit 1-3/ lubang. Pemupukan organik (kompos), PHT 0,25 ha - Inpari 7 - Inpari 8 - Inpari 13 Display Varietas Unggul Baru 4 Kelurahan Buntu Masakke Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda, Jumlah bibit 1-3/ lubang Pemupukan organik (kompos), PHT 0,25 ha - Inpari 7 - Inpari 8 - Inpari 13 Display Varietas Unggul Baru

(12)

5. Lembang Tongko Sarapung Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda,Jumlah bibit 1-3/ lubang, Pemupukan organik (kompos), PHT 0,25 ha - Inpari 7 - Inpari 8 - Inpari 13 Display Varietas Unggul Baru 6. Lembang Bulean Massabu Varietas Unggul Baru,Sisem tanam Legowo 2:1, Umur Muda, Jumlah bibit 1-3/ lubang, Pemupukan organik (kompos), PHT 0,25 ha - Inpari 7 - Inpari 8 - Inpari 13 Display Varietas Unggul Baru

4.4 Uji Varietas Unggul Baru

Produktivitas demfarm padi dengan VUB Inpari 10 dan Inpari 8 belum dilaporkan karena nanti bulan januari baru panen. Pada pertanaman Display Varietas pada tiga lokasi telah memperlihatkan hasil Produktivitas yang baik , namun petani cukup senang dengan hasil tersebut. Secara fisik tampilan tanaman di lapangan tumbuhnya tegak dan tahan rebah serta tahan terhadap serangan penyakit tungro.

Produktivitas VUB Inpari 13 menunjukkan hasil sebesar 7,35 t/ha disusul varietas inpari 7 memberikan hasil 7,10 t/ha baru inpari dengan hasil 6,99 t/ha. Tingginya hasil dari Inpari 13 ini telah dapat diprediksi dari awal berdasarkan pertumbuhan tanaman yang sehat dan bulir yang banyak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang tinggi. Petani sudah sangat tertarik dengan varietas Inpari 13 dan sudah banyak yang ingin menanam pada musim tanam berikutnya.

Tabel 5. Keragaan Hasil Pelaksanaan Uji VUB

No Nama Lokasi Uji VUB Agroekosistem

Varietas Unggul Baru yang

diuji Rata-rata hasil sesuai Deskripsi Varietas Nama VUB Produktivitas (t GKP/ha) 1 Demfarm, Lembang Bulian Massabu,

Lahan sawah Inpari 8 - belum ada

data produksi Inpari 10 -

(13)

Kec.Sangalla 2 Display, Lembang

Raru Sibunuan

Lahan sawah Inpari 7 6,80

Inpari 8 6,95 6,95

Inpari 13 7,10

3 Display, Lembang Tokesan

Lahan sawah Inpari 7 7,25

Inpari 8 6,92 7,21

Inpari 13 7,45

4 Display, Kelurahan Buntu Masakke

Lahan sawah Inpari 7 7,24

Inpari 8 7,10 7,28

Inpari 13 7,51

5 Display, Lembang Tongko Sarapung

Lahan sawah Inpari 7 - belum ada

data produksi

Inpari 8 -

Inpari 13 -

6 Display, Lembang Bulian Massabu

Lahan sawah Inpari 7 - belum ada

data produksi

Inpari 8 -

Inpari 13 -

Tabel 6. Rata Produktivitas Varietas Unggul Baru pada Dispaly No Varietas Produktivitas

ton/GKP

1 Inpari 7 7,10

2 Inpari 8 6,99

3 Inpari 13 7,35

Tabel 7. Rata Produktivitas pada SL, LL dan Non-SL

No Varietas Produktivitas (Ton GKP/ha)

SL LL Non-SL

1 Cisantana 5,73 7,08 5,08

2 Ciliwung 5,29 5,96 4,39

3 Cigelius 7,89 7,43 6,97

(14)

4.5 Efektivitas Pelatihan teknis

Pelatihan teknis yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh dalam hal menerapkan teknologi budidaya masing-masing sesuai dengan kondisi agroekosistem wilayah setempat. Teknologi yang tepat guna akan sangat bermanfaat dan akan terus digunakan petani karena mereka akan merasakan manfaatnya.

Hasil pertemuan dan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tana Toraja serta Badan Ketahanan Pangan sebelum diadakan kegiatan lapangan didahului dengan pelaksanaan pertemuan PL III yang dilaksanakan tanggal 19 – 20 April 2011 di Hotel Sangalla. Pelatihan tersebut dihadiri oleh Bupati Tana Toraja sekaligus membuka pelatihan PL-III diikuti: penyuluh, peneliti, staf BPP, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Ketahanan Pangan dilanjutkan pelatihan para penyuluh pendamping SLPTT sebanyak 63 orang penyuluh dengan membahas materi tertera pada Tabel 5.

Tabel 8. Efektivitas Pelatihan Teknis pada kegiatan SLPTT padi kabupaten Tana Toraja 2011 Tingkat Pelatiha n Topik/materi Pelatihan Sasaran Peserta Pelatihan Jumlah Peserta jadi narasumber diwilayah kerjanya Asal Institusi Jumlah Peserta (Org) PL III - Kebijakan Pembangunan Pertanian

Kabupaten Tana Toraja.

- Sistem perencanaan Pembangunan Pertanian Tana Toraja.

- Strategi dan Upaya pencapaian produksi padi 2011,

- Kebijakan Penyuluhan pertanian dalam mendukung produksi tanaman pangan, - Implementasi Pengendalian OPT

Penyuluh Pendamping SL-PTT, instansi terkait, peneliti BPTP, BPSB, BPTPH, 63 orang 15 orang

(15)

Terpadu/Hub.

- Iklim OPT dan draf lap SLPTT, Model laboratorium lapangan SLPTT padi, - Pengorganisasian dan Operasional

SLPTT,

- Benih dan Varietas Unggul padi, Penyiapan bibit serta system tanam, - Pengelolaan hara dan pemupukan padi

spesifik lokasi,

- Teknologi Penanganan Pasca Panen, Sekolah Lapang PTT Padi,

- Dinamika Kelompok,

- Teknologi Budidaya Tanaman Padi, - Sistem integrasi Ternak- Padi,

- Teknologi Hemat air dalam Budidaya padi dan sistem tanam legowo,

- Pengamatan Agroekosistem dan PHSL, - Pleno presentase KKP/PMP,

- Pleno Presentasi Analisis Agroekosistem dan PHSL

Salah satu upaya yang ditempuh melalui penyelenggaraan kegiatan dilapangan atas permintaan Bupati Tana Toraja pada saat PL-III agar BPTP Sulawesi Selatan sebagai narasumber berkaitan dengan inovasi teknologi budidaya padi membantu dalam mendampingi penyuluh melalui perbekalan terhadap kelompok tani dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 9. Jadwal Pelatihan di tingkat Kelompok Tani

No. Nama Kecamatan Tempat Pelatihan Jadwal Peserta

1 Kecamatan Sangalla, Sangalla

(16)

2 Kecamatan Mengkendek Kec. Mengkendek 4 Mei 2011 61 Orang 3 Kecamatan Rantetayo, Kec.

Kurra

Di BPP Rantetayo 10 Mei 2011 45 orang

4 Kecamatan Rembon, Malimbong Balepe

Di BPP Pappo 11 Mei 2011 44 orang

5 Kecamatan Bonggakaradeng, Rano

Kantor Camat Bonggakaradeng

18 Mei 2011 53 orang

6 Kecamatan Bittuang, Saluputti dan Masanda

Di Saluputti 19 Mei 2011 51 orang

7 Kecamatan Makale, Makale Utara, Makale Selatan

Kantor BPP Makale 25 Mei 2011 48 orang

4.6 Efektivitas Penyebarluasan Inovasi Melalui Media Cetak dan Elektronik

Tabel 10. Efektivitas penyebarluasan inovasi (Leaflet) pada kegiatan SLPTT padi kabupaten Tana Toraja, 2011

No Judul Materi Leaflet Jumlah eksemplar Jumlah inovasi yang dimuat Target Penerimaan Media Informasi 1. Teknologi sambung samping pada tanaman kakao

5 exp 1 Kelompok tani

2. Pengembangan usaha

agribisnis Pedesaan 5 exp 1 Kelompok tani

3. Bubidaya penggemukan

sapi potong 4 exp 1

Kelompok tani

Tabel 11. Efektivitas penyebarluasan inovasi (Booklet) pada kegiatan SLPTT padi kabupaten Tana Toraja, 2011

No Judul Materi Booklet Jumlah eksemplar Jumlah inovasi yang dimuat Target Penerimaan Media Informasi

(17)

Kumpulan inovasi teknologi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan

6 exp 18 Kelompok Tani

Penyuluh

V. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan kegiatan SLPTT padi di Kabupaten Toraja menunujukkan hasil pada SL rata-rata produktivitas 6,30 ton/ha, sedangkan pada LL memberikan produktivitas sebesar 6,82 ton/ha dan pada non - SL memberikan produktivitas sebesar 5,48 ton/ha.

2. Dari hasil kegiatan pendampingan SLPTT padi tahun 2011 di Tana Toraja dapat disimpulkan bahwa. Inovasi teknologi menunjukkan peningkatan produktivitas hasil yang di introduksikan dalam kegiatan SLPTT yaitu introduksi varietas unggul baru (VUB) padi pada Display yaitu Inpari 7, inpari 8 Inpari 13 mempelihatkan produktivitas rata-rata 7,10 t/ha 6,99 t/ha dan 7,35 t/ha sedangkan pada Demfarm untuk Inpari 8 dan Inpari 10 hasil belum dilaporkan karena panen pada akhir bulan Januari 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 40 Hal. Badan Litbang Pertanian, 2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 21 Hal. BPS Kabupaten Tana Toraja 2007. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka.

BPTP Sulawesi Selatan, 2010. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 9 Hal.

(18)

Balitpa, 2004. Inovasi Teknologi untuk peningkatan Produksi padi dan Kesejateraan petani. Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian

Departemen Pertanian, 2008. Panduan Pelakasanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian. 38 Hal.

Las Irsal, A. Karim Makarim, Husin M. Toha dan Anischan Gani. 2002. Panduan Teknis Penegolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertan

Gambar

Tabel 1. Lokasi Pendampingan SLPTT padi non Hibrida  No.  Nama Kecamatan/lokasi
Tabel 2. Lokasi Pendampingan pada kegiatan SLPTT padi kabupaten Tana Toraja, 2011  No
Tabel 3. Kinerja Koordinasi Pendampingan
Tabel 4.  Keragaan Pelaksanaan Demfarm dan Display Varietas Unggul  No.  Nama Lokasi  Jenis inovasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Episode II berisi cerita tentang konflik yang dialami oleh Pangeran Samudra dengan Raja Brawijaya. Akhirnya, tidak disangka hubungan asmara gelap antara Pangeran

Kelompok khas adalah pada individu yang belum diimunisasi atau pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tidak diimunisasi.. Jika riwayat trauma dalam 14 hari terakhir didapatkan

Dari tabel hasil uji diatas dapat dilihat bahwa seiring dengan terbacanya RFID Tag oleh reader, lampu LED hijau menyala dan data hasil absensi otomatis tersimpan pada database

Secara Singkat) time study saw Hasil Pekerjaan (pilih salah satu) Tidak Dikerjakan Tuliskan Hasil Pekerjaan Jika. Telah Selesai Dikerjakan (Singkat

Komunikasi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang satu kepada orang lain sehingga dapat terjadi

limbah padat hasil dari proses pembakaran di dalam furnace pada PLTU yang. kemudian terbawa keluar oleh sisa-sisa

Zeolit merupakan adsorbent yang unik, karena memiliki ukuran pori yang sangat kecil dan seragam jika dibandingkan dengan adsorbent yang lain seperti karbon aktif dan silika

Fasal 22 mengadakan peruntukan bagi individu yang berhasrat untuk mengamal perubatan tradisional dan komplementari dalam mana-mana bidang amalan diiktiraf hendaklah memohon