• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN KAWAY XVI

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIP SI

OLEH

MERI F AZILLAH NIM: 09C20101075

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMB ANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULAB OH, ACEH B ARAT

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi ke depan. Namun, pembangunan pertanian di Indonesia masih terkendala oleh banyak faktor yang menyebabkan sulitnya bagi para petani untuk berkembang, oleh karena itu dibutuhkan fasilitator yang dilakukan oleh pekerja pengembangan masyarakat antara lain sebagai orang yang mampu membantu masyarakat agar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan bertani, orang yang mampu mendengar dan memahami aspirasi masyarakat, mampu memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas kepada masyarakat (Daniel 2004, h.23). Sektor pertanian merupakan suatu sektor yang mempunyai cakupan yang luas dan dapat di klasifikasikan kedalam beberapa subsektor yang didasarkan atas karakteristik yang dimiliki oleh kegiatan usaha pertanian tersebut (Mardikanto, 2009 h.31).

Petani mewujudkan hasil pertanian yang optimal maka sangat dibutuhkan peran penyuluh pertanian untuk memberikan wawasan dan bimbingan kepada petani agar petani mampu menggarap lahan dan menghasilkan hasil pertanian yang memuaskan sehingga petani dapat sukses dalam usahanya. Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya memperoleh hasil- hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka tadi.

(3)

Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan perilaku petani, sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung usahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani maju dan sejahtera.

Sebagai salah satu daerah yang penduduknya masih berprofesi sebagai petani Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat sangat menekankan peran penyuluh pertanian pada setiap desanya dengan tujuan agar hasil produksi padi sawah bisa maksimal. Data jumlah penyuluh pertanian dan jumlah produksi pertanian padi sawah di Kabupaten Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Produktivitas Padi Sawah dan Jumlah Penyuluh Pertanian di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012 No Kec. Kaway XVI Jumlah

Produktivitas Padi sawah Ton/Ha Jumlah Penyuluh Pertanian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Marek Pasi Jambu Peunia Alue Tampak Tumpok Ladang Meunasah Ara Meunasah Buloh Meunasah Rayek Padang Mancang Kampung Mesjid Keude Aron Pasi Teungoh Simpang Beureugang Muko Tanjung Bunga Putim Alue O n Pasi Jeumpa Palimbungan Pasi Meugat 150 100 135 76 67 54 79 84 98 89 98 90 99 57 36 58 89 97 98 99 77 2 orang 2 orang 3 orang 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang - - - - - - - - -

(4)

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Puuk Meunasah Gantung Pungkie Babah Meulaboh Meunuang Tanjong Tanjong Meulaboh Blang Dalam Alue Peudeng Pasi Ara Keude Tanjong Pucok Pungkie Pasi Kumbang Teupin Panah Drien Caleu Alue Lhee Teuladan Sawang Tuebee Alue Lhok Padang Sikabu Keuramat Batu Jaya Meunasah Rambot Palimbungan 95 110 98 77 95 89 120 121 101 69 87 99 54 77 65 99 57 49 80 79 69 79 69 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jumlah 3765 17 orang

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat 2012

Berdasarkan tabel 1 diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa produktivitas padi sawah tertinggi di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2012 terdapat pada desa Marek yaitu 150 ton dengan jumlah penyuluh pertanian sebanyak 2 orang sedangkan produktivitas terendah terdapat pada desa Muko yaitu 36 ton.

Kecamatan Kaway XVI merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat yang memiliki sektor pertanian yang menjanjikan. Potensi ekonomi di Kecamatan ini sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya. Peranan penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat lebih dititik beratkan pada pendekatan terhadap para petani padi sawah melalui

(5)

pembinaan kelompok tani. Hal ini didasarkan pada peran penyuluh sebagai pembimbing, sebagai teknisi, sebagai agen penghubung serta sebagai organisator dan dinamisator yang mempengaruhi petani padi sawah. Adanya peranan penyuluh dalam pembinaan petani akan sangat membantu terjadinya hubungan interpersonal antara keduanya. Sehingga diharapkan proses transfer informasi maupun adopsi inovasi akan berjalan dengan lancar yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja petani serta mengubah kesejahteraan petani menjadi lebih baik di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Peran penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway XVI Aceh Barat sangat mempengaruhi keberhasilan produksi padi sawah. Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri.

Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pe ranan Penyuluh Pertanian terhadap Produktivitas Petani Padi Sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalahnya adalah Bagaimana Peranan Penyuluh Pertanian terhadap Produktivitas Petani Padi Sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?

(6)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dan perumusan masalah maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengkaji peran penyuluh pertanian terhadap produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis untuk memenuhi syarat gelar sarjana perguruan tinggi serta untuk dapat menambah wawasan tentang berapa besar pengaruh peranan penyuluh pertanian terhadap produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat sebagaimana sesuai dengan teori yang telah diberikan dengan penerapan secara praktek dan untuk mengasah kemampuan diri dalam berfikir.

b. Bagi Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah bahan/acuan dalam memberikan pengetahuan dan pengembangan bagi mahasiswa/i Universitas Teuku Umar dalam proses perkuliahan khususnya bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini bagi Pemerintah Daerah khususnya untuk Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat atau instansi- instansi terkait

(7)

lainnya adalah sebagai bahan masukan dalam mengembangkan potensi-potensi ekonomi pertanian disuatu daerah terutama untuk meningkatkan produktivitas padi sawah secara menyeluruh khususnya di Aceh Barat.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagian pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah mengenai peranan penyuluh pertanian terhadap produktivitas petani padi sawah di kecamatan Kaway XVI kabupaten Aceh Barat, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bagian kedua merupakan tinjauan pustaka yang berisi pengertian dan pembahasan tentang peranan penyuluh pertanian terhadap produktivitas padi sawah, penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis.

Bagian ketiga merupakan metode penelitian yang berisi tentang ruang lingkup penelitian, data penelitian, dan model analisis data.

Bagian keempat berisi tentang karakteristik responden, variabel produktivitas dan pembahasan hasil penelitian.

(8)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penyuluhan Pe rtanian

Penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam usahatani untuk memberikan wawasan kepada petani mengenai wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan hasil produktivitas padi sawah. Menurut Mardikanto (2009, h.36) penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (orang dewasa) guna menumbuhkembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani.

Selanjutnya menurut Soetrino (2004, h.54) penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perub ahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.

Selanjutnya berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

(9)

usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.1.1. Peran Penyuluh Pertanian

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai de ngan kedudukan menunjukkan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009).

Menurut Ilham (2010, h. 25) penyuluh pada dasarnya dapat berperan sebagai pengisi kehampaan pedesaan, penyebar hasil- hasil penelitian, pelatih pengambilan keputusan, rekan pemberi semangat, pendorong peningkatan produksi suatu komoditas, dan pelayan pemerintah.

1. Peran Penyuluh Sebagai Pengisi Kehampaan Pedesaan

Peran penyuluh dalam hal ini adalah untuk melengkapi petani dengan teknologi dan informasi baru. Sehingga petani dapat mengembangkan pertanian mereka. Jika kendala yang terdapat ialah pasar bagi hasil- hasil tani maka penyuluh dapat mendorong mereka untuk segera membuatnya. Apabila yang belum tersedia ialah sistem irigasi yang baik maka penyuluh dapat turun langsung membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dan begitu sterusnya, peran penyuluh disini ditekankan untuk melengkap i aspek-aspek pertanian yang belum lengkap atau berjalan baik.

(10)

2. Peran Penyuluh Sebagai Penyebar Hasil- hasil Penelitian

Penyuluh akan segera memberi pengertian kepada petani dan mentransfer hasil- hasil penelitian yang ia ketahui, hal ini biasanya terjadi jika penyuluh menemukan petani yang masih sangat tradisional tetapi jika kondisinya petani yang modern dan telah menemukan metode terbaik untuk pertaniannya maka kemungkinan juga penyuluh yang belajar dari petani.

3. Peran Penyuluh Sebagai Pengisi Pelatih Pengambil Keputusan

Dalam hal ini penyuluh mempunyai peranan untuk membantu para petani untuk lebih terampil dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka sendiri. Peran ini akan membantu petani untuk lebih berani mengambil keputusan. Seperti keputusan harga jual, untung-rugi, menawar harga pupuk dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya keberanian petani untuk mengambil keputusan akan berdampak pada tingkat perekonomian mereka, sehingga menjadi lebih baik. Selain itu, penyuluh juga dapat memberikan alternatif pilihan kepada petani ketika petani menghadapi keputusan yang sulit. Perlu ditekankan disini, keputusan sepenuhnya diambil oleh petani, penyuluh hanyalah sebagai bahan pertimbangan. 4. Peran Penyuluh Sebagai Rekan Pemberi Semangat

Dalam mengadopsi teknologi umumnya masyarakat desa masih takut menanggung resiko dan lebih mengutamakan kebersamaan. O leh karena itu, dibutuhkan rekan pemberi semangat untuk mendorong mereka. Tidak hanya menyemangati saja peran penyuluh disini tetapi juga memberi semangat para petani untuk terus maju. Inovasi akan muncul dengan sendirinya apabila petani mau terus mencoba. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan petani, dengan penyuluh yang terus mendampingi dan memberi semangat diharapkan pertanian Indonesia dapat berkembang.

(11)

5. Pendorong Peningkatan Produksi suatu komoditas

Salah satu tujuan penyuluhan pertanian adalah mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut.

6. Peran Penyuluh Sebagai Pelayan Pemerintah

Peran ini terkait dengan kepentingan pemerintah, seperti peran pendorong penigkatan suatu komoditas tertentu. Selain itu peran penyuluh sebagai penyebar hasil- hasil penelitian juga mengindikasikan penyuluh sebagai pelayan pemerintah. Penyuluhan tidak akan berhasil sepenuhnya apabila penyuluh terus tunduk pada pemerintah, karena pemerintah tidak tahu kondisi lapangan yang sebenarnya.

Menurut Puspadi (2010, h.76) peranan penyuluhan pertanian adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani. Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.

2.1.2. Tujuan Penyuluhan Pe rtanian

Tujuan utama penyuluhan pertanian adalah meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan seperti ini harus berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara

(12)

yang terdahulu. O leh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting di dalam situasi tersebut terutama di negara yang sedang berkembang (Ilham 2010, h.56).

Menurut Mardikanto (2009, h.50) tujuan penyuluhan pertanian selalu merujuk pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi, maupun sosial budayanya. Terkait dengantujuannya penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usaha tani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living).

2.2. Pengertian Produksi

Menurut Riyanto (2008, h.43) produksi adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.

Selanjutnya menurut Setiana (2005, h.137) produksi adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbata s. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total.

Lebih jauh lagi menurut Sinungan, (2003, h.12) secara umum produksi diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau

(13)

jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produksis juga diartikan sebagai:

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil

b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.

Ukuran produksi yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

Menurut Ilham (2010, h.69) produksi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai / guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa.

Sesuai dengan pengertian produksi di atas, maka produksi pertanian dapat dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung pengertian bahwa guna atau manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan pemeliharaan.

Proses produksi pertanian dibutuhkan bermacam- macam faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah dan manajemen pertanian. Tenaga kerja meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Faktor produksi modal sering diartikan sebagai uang atau keseluruhan nilai dari sumber-sumber ekonomi

(14)

non manusiawi. Sering juga modal diartikan sebagai semua barang dan jasa yang sudah di investasikan dalam beberapa bentuk, pupuk, bibit, obat-obatan, alat-alat pertanian dan lain- lainnya sumbangan faktor produksi tanah dalam proses produksi pertanian yaitu berupa unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya yang menentukan tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Faktor produksi yang tidak kalah pentingnya dalam produksi pertanian adalah manejemen pertanian yang berfungsi mengkoordinir faktor-faktor produksi lainnya agar dapat menghasilkan output secara efisien.

Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara faktor- faktor produksi (input) dan hasil produksinya (output). Fungsi produksi menggambarkan tingkat teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Apabila teknologi berubah, berubah pula fungsi produksinya. Secara singkat fungsi produksi sering didefinisikan sebagai suatu skedul / tabel atau persamaan matematika yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu faktor produksi tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu pula.

2.3. Teori Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan tertentu untuk dapat menciptakan barang-barang yang akan diproduksikan. Menurut Kartasaputra (2003, h.27) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber ekonomi mengandung pengertian suatu sumber merupakan sumber ekonomis jika memiliki sifat adanya kelangkaan.

(15)

Berdasarkan defenisi di atas, pengorbanan sumber ekonomis dibedakan menjadi dua macam yaitu pengorbanan yang telah terjadi dan pengorbanan yang belum terjadi. N ilai sumber ekonomis yang telah dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan biaya historis, yaitu biaya yang telah terjadi di masa yang lalu. Definisi biaya tersebut di atas tidak hanya menyangkut biaya yang telah terjadi di masa lalu, tetapi juga biaya-biaya yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang. N ilai sumber ekonomis akan dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan biaya masa yang akan datang.

Biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh firma untuk memperoleh faktor- faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi firma tersebut.

Biaya produksi yang dikeluarkan firma dapat dibedakan dua jenis biaya, yaitu biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan firma. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran keatas faktor- faktor produksi yang dimiliki firma itu sendiri. Pengeluaran seperti antara lain adalah pembayaran untuk keahlian produsen, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan pembangunan perusahaan yang dimilikinya.

Cara menaksirkan pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat pandapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan lain dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada pihak lain. Berdasarkan definisi diatas, maka

(16)

biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh petani, perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan output.

2.4. Prinsip Ekonomi dalam Proses Produksi

Ketika melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha atau petani akan selalu berfikir bagaimana ia mengalokasikan sarana produksi (input) yang dimiliki seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Dalam istilah ekonomi pendekatan ini disebut dengan memaksimalkan keuntungan atau profit maximization.

Manakala petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usaha, maka mereka tetap mencoba untuk mendapatkan keuntungan dengan kendala biaya yang dihadapi petani, sebagai akibat keterbatasan sumber ekonomi yang ia miliki. Suatu tindakan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan penekanan biaya produksi yang sekecil-kecilnya. Pendekatan tersebut sering dikenal de ngan istilah meminimumkan biaya atau cost minimization.

Prinsip dari kedua pendekatan tersebut dapat dikatakan sama, karena keduanya berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum yaitu dengan mengalokasikan penggunaan input yang seefisien mungkin. Kedua pendekatan tersebut mungkin dapat pula dikatakan sebagai pendekatan serupa tapi tak sama . ketidaksamaan ini tentu saja kalau dilihat dari "sifat" petani yang bersangkutan.

Petani besar atau pengusaha besar selalu atau seringkali berprinsip bagaimana memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya karena tidak

(17)

dihadapkan pada keterbatasan biaya. Sebaliknya untuk petani kecil atau petani subsisten sering bertindak dengan keterbatasan pemilikan sumberdaya yang mereka miliki (Arsyad, 2007 h.65).

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi

Produksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Menurut Daniel (2004, h.76) faktor- faktor yang mempengaruhi produksi adalah sebagai berikut: a. Alam

Alam merupakan semua kekayaan yang terdapat di alam untuk dimanfaatkan dalam proses produksi, karena sudah begitu saja ada pada kita dan sejak dulu dimanfaatkan untuk produksi, maka SDA ini termasuk faktor produksi yang meliputi tanah, air, iklim, udara, dan sebagainya.Kekayaan alam yang besar belum tentu menjamin tingkat kemakmuran yang tinggi untuk berproduksi, jika alam yang tersedia di dalam lingkungan alam itu tidak dimanfaatkan, maka kemungkinan-kemungkinan itu tinggal potensi belaka.

b. Tenaga Kerja

Dalam ilmu ekonomi (Daniel, 2002 : 86) yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu lat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga kerja ternak atau traktor bukan termasuk faktor tenaga kerja, tetapi termasuk modal yang menggantikan tenaga kerja.

c. Modal

Modal/Kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang dimilki

(18)

seseorang yaitu semua harta berupa uang, tanah, mobil, dan lain sebagainya.Modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.

d. Keahlian (skill)

Keahlian atau skill adalah manajemen atau kemampuan petani menentukan manfaat pengunaan faktor produksi dalam perubahan teknologi, sehinga usaha tani yang dikelolanya dapat memberikan hasil (output) yang lebih baik. Oleh karena itu kapada para petani harus diberikan penyuluhan dalam menggunakan dan memanfaatkan faktor- faktor produksi pada saat muncul teknologi baru yang dapat diterapkan dalam melakukan usaha tani, yang dapat menyebabkan biaya produksi dapat ditekan dan dapat meningkatkan produksi.

Menurut Arsyad (2007, h.78) faktor- faktor yang dapat mempengaruhi produksi padi juga dapat berasal dari organisme pengganggu yang dapat menyebabkan rendahnya produktivitas padi per hektar, bahkan dapat menyebabkan gagal panen atau puso. Jasad pengganggu dapat berupa serangga, ulat, burung, tikus dan sebagainya. Pemberantasan jasad pengganggu mempunyai cara-cara tersendiri, sesuai jenisnya. Salah satu jenis jasad pengganggu yang banyak merugikan petani adalah jenis serangga.

Pemberantasan yang sering dilakukan petani adalah dengan menggunakan pestisida. Jenis pestisida ini bermacam- macam, penggunaannya, ukuran, dan waktu pemakaiannya. Penggunaan pestisida yang kurang tepat tidak akan

(19)

memberikan hasil yang optimal. Penggunaan pestisida yang tidak proporsional, selain dapat menyebabkan serangga kebal terhadap jenis pestisida, juga akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Akibatnya, rata-rata produksi padi perhektar akan mengalami penurunan.

2.6. Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan dari beberapa orang petani yang melakukan kegiatan tani secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mardikanto (2009, h.121) kelompok tani merupakan kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.237/Kpts/O T.160/4/2007 kelompok tani adalah kumpulan petani / peternak / pekebun yang di bentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi,lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Menurut Mardikanto (2009, h. 122) kelompok tani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Beranggotakan petani/ peternak/ pekebun dan nelayan.

2. Hubungan antara anggota erat, saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.

3. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam mengelola usaha tani dalam kelompok tani.

(20)

4. Mempunyai kesamaan jenis komoditas usaha dan memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan usaha, status ekonomi, sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.

5. Usaha tani yang merupakan sebuah fungsi dan bisnis.

6. Mempunyai tujuan yang sama dan pembagian tugas serta tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.

2.7. Pengertian Produktivitas

Produktivitas dibutuhkan untuk menganalisa hasil yang diperoleh dalam kegiatan usatani. Menurut Mardikanto (2009, h.52) produktivitas adalah pengukuran tentang seberapa baik sumber daya digunakan bersama-sama dalam organisasi untuk menghasilkan suatu unit hasil produksi. Sinugan (2008, h.58) mengatakan bahwa secara umum bahwa produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Jadi produktivitas diartikan sebagai tingkat efisiensi d alam memproduksi barang dan jasa, dan produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang atau jasa.

Menurut Puspadi (2010, h.45) mengatakan produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap sumber daya yang dipakai. Bila dalam rasio tersebut masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran dihitung seluruhnya, disebut sebagai produktivitas total (total productivity), tetapi bila yang dihitung sebagai masukan hanya faktor tertentu saja maka disebut sebagai produktivitas parsial (partial

(21)

productivity).

2. 8. Pengertian Padi Sawah

Padi sawah merupakan sumber makanan yang sangat dibutukan dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Puspadi (2010, h.87) pumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas tunas baru.

Menurut Mardikanto (2009, h.54) padi sawah merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi disebut juga makanan energi.

Menurut Sinungan (2003, h.76) padi sawah adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan.

(22)

Kalau umur padi mulai dari benih sampai panen mencapai empat bulan petani harus menunggu sambil merawat tana mannya sedemikian rupa sesuai dengan anjuran teknologi yang direkomendasikan, atau sesuai dengan teknologi yang mampu diserap atau mampu diterapkan petani. Setiap tanam tergantung varietasnya mempunyai kemampuan genetik tanaman yang diusahakan dalam penerapan teknologi yang mampu diterapkan mulai dari pengelolahan sampai panen. Disamping itu, perlu juga diperhatikan dan diperhitungkan akibat yang ditimbulkan oleh cuaca, ketersediaan air dan lainnya. Karena faktor tersebut akan berdampak pada teknologi yang diterapkan dan sudah pasti berpengaruh terhadap hasil yang akan diterima.

Menurut Nawawi (2005,h.76) tanaman padi sawah merupakan tanaman semusim termasuk golongan rumput rumputan.Padi selain merupakan tanaman termuda yaitu tanaman yang biasanya berumur pe ndek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi dapat digolongkan menjadi beberapa golongan :

a. Menurut keadaan berasnya dibedakan: 1). Padi biasa

2). Padi ketan

b. Menurut cara dan tempat bertanam dibedakan: 1). Padi sawah

Adalah tanaman padi yang di tanam di tanah sawah atau tanah basah. 2). Padi gogo

(23)

3). Padi gogorancah

Adalah padi yang di tanam pada tanah sawah atau tanah tadah hujan. Semula tanaman padi ini di garap dengan cara padi gogo, tetapi setelah ada hujan dikerjakan seperti padi sawah.

4). Padi lebak

Padi sawah adalah padi yang di tanam di daerah rawa yang rendah ( lembah) dinamakan padi lebah.

2.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Usahatani padi sawah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Daniel (2004, h.67) faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani padi sawah yaitu: a. Luas lahan

Luas lahan yang di tanami padi berpengaruh terhadap keuntungan usahatani. Secara teori semakin luas lahan garapan semakin tinggi keuntungan yang diterima. Tetapi keuntungan yang diterima petani padi juga dipengaruhi faktor yang lain seperti komoditi yang di tanam, penerapan teknologi, kesuburan tanah dan lain sebagainya.

b. Jumlah bibit

Bibit padi adalah gabah yang di hasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih. Berdasarkan mutu benih padi dibagi :

(24)

1) Bibit bersertifikasi (yang dibeli)

Sistem perbenihan yang mendapatkan pemeriksaan lapangan dan pengujian laboratoris dari instansi yang berwenang memenuhi standar yang telah ditentukan..

2) Bibit tak bersertifikasi ( bibit yang dibuat sendiri)

Bibit yang dikelola petani yang biasanya petani menyisihkan hasil panen yang lalu untuk bibit tanaman berikutnya. Kalau tidak petani membeli gabah dari petani yang lain untuk bibit. Bibit yang dibuat petani kurang berkualitas dan kadang hasil produksinya kurang standar(jika dilihat dari luas lahan).

c. Jumlah pupuk

Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman, dinamakan pupuk. Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan (hara). Pupuk yang biasanya digunakan oleh petani berupa :

1) Pupuk alam ( pupuk organik)

Pupuk alam meliputi pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman, baik yang berasal dari sisa tanaman padi seperti jerami maupun bahan yang berasal dari tanaman lain, misalnya pupuk hijau.

2). Pupuk buatan ( pupuk anorganik)

Pupuk buatan ini memang sengaja dibuat dari bahan-bahan kimia guna menambah atau menggantikan unsur hara yang hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, pupuk buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara, terutama unsur hara pokok yang biasanya diserap tanaman dalam jumlah besar.

(25)

d. Jumlah tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua setelah tanah. Tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian menggunakan tenaga kerja manusia dan mekanik. dibuat dari bahan-bahan kimia guna menambah atau menggantikan unsur hara yang hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, pupuk buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara, terutama unsur hara pokok yang biasanya diserap tanaman dalam jumlah besar.

d. Jumlah tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua setelah tanah. Tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian menggunakan tenaga kerja manusia dan mekanik. Di mana tenaga kerja manusia dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia pada satu keluarga petani. Sedang tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan.

Menurut Daniel (2004, h.43) padi sawah merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. O leh karena itu padi disebut juga makanan energi.

Menurut Sinungan (2003, h.34) padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman

(26)

budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Jumlah desa di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat yang menjadi subjek penelitian sebanyak 44 desa, mengingat luasnya aspek analisis dalam penelitian ini populasi yang diambil hanya 3 desa yang terbanyak jumlah petani padi sawah. Menurut Arikunto (2006, h.130) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen atau lebih. Berikut ini data jumlah petani padi sawah terbanyak dan populasi pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.

Jumlah petani padi sawah terbanyak di Kecamatan Kaway XVI Tahun 2014

No Desa Jumlah Petani padi sawah Sampel (20%)

1 Pasi Jambu 75 petani 15 2 3 Marek Peunia 55 petani 62 petani 11 12 Jumlah 182 petani 38

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat (2013)

Dari tabel diatas jumlah populasi adalah sebanyak 182 petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI. Sampel yang diambil adalah 38 dari populasi petani (20 persen) padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

(28)

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumbe r Data a. Data Sekunder

Sumber data yang berbentuk dalam rangkaian waktu ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat dan instansi lain yang terkait yang mempunyai relevansi dengan pokok permasalahan diatas.

b. Data Primer

Data yang mendukung data sekunder dan data yang diperoleh langsung dari lapangan antara lain dengan menggunakan data hasil wawancara dan kuisioner dengan masyarakat, khususnya petani padi sawah.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Studi pustaka (library Research)

Studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara membaca buku-buku dan literatur lainnya baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Dalam penelitian ini

(29)

penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak kantor BPS (Badan Pusat Statistik) dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat.

3.3. Teknik Analisis Data

Semua data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Artinya, untuk analisis data tidak dipergunakan model uji statistik melainkan lebih ditujukan model penyajian deskriptif. Ada tiga komponen dalam menganalisis data, yaitu :reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Sugiono (2007,h.286) : 1. Reduksi data: sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan abstraksi data dari catatan lapangan. Data ini di kelompokkan sesuai dengan masalah yang dikaji. Proses reduksi data berlangsung selama penelitian ini berlangsung.

2. Penyajian data: Membandingkan dan menghubungkan semua data primer yang ditemukan dilapangan dengan data sekunder, yaitu data yang diperoleh di kepustakaan. Selanjutnya melakukan interpretasi terhadap data tersebut, guna membagi konsep yang bermakna.

3. Penarikan kesimpulan: kesimpulan ini dilakukan berdasarkan hasil interpretasi data yang diperoleh dari data primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder (buku-buku, internet, jurnal). Untuk menghindari kesalahan interpretasi terhadap data dan pematangan hasil yang diperoleh, maka dilakukan penafsiran ulang terhadap kesimpulan.

(30)

3.4. Hipotesis

Berdasarkan penelitian diatas dapat jelaskan bahwa peranan penyuluh pertanian berpengaruh signifikan terhadap produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

(31)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis Kecamatan Kaway XVI merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Aceh Barat dengan luas 427,14 km2 dan jumlah mukim 3 mukim dan dengan jumlah gampong 44 gampong. Wilayah administrasi Kecamatan Kaway XVI dengan Ibukota Keude Aron memiliki batas sebagai berikut:

Sebelah Utara :Kecamatan Panton Reu Sebelah Selatan :Kecamatan Johan Pahlawan Sebelah Timur :Kecamatan Meureubo Sebelah Barat :Kecamatan Bubon (Aceh Barat Dalam Angka 2013)

4.1.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden (petani padi sawah) dalam penelitian ini adalah gambaran keadaan atau ciri-ciri responden yang menjalankan usahatani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Adapun karakteristik responden sampel meliputi umur, pengalaman dan pendidikan. Karakteristik ini memiliki keterkaitan dengan produktivitas petani padi sawah dan mencerminkan kemampuan bekerja, pola pikir, perencanaan dan sebagai kemampuan lainnya terutama dalam meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah.

(32)

4.1.3. Karakteristik Petani Berdasarkan Umur

Karakteristik berdasarkan tingkat umur petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.

Karakteristik petani berdasarkan umur

No Umur (Tahun) Frekuensi (petani) Presentase (%) 1. 25-30 5 25 2. 31-40 5 25 3. 41-46 4 20 4. 47-52 3 15 5. 53-58 3 15 Total 20 100

Sumber: Data Primer diolah Agustus 2014

Dari tabel diatas tersebut dapat dilihat petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah berada pada interval umur 25-30 tahun sampai interval umur 53-58 tahun. Untuk mencapai hasil produksi padi sawah yang maksimal karakteristik umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi padi sawah, hal ini dikarenakan jika umur petani semakin tua maka tenaganya semakin lemah untuk menggarap lahan sehingga produksinya tidak maksimal.

4.1.4. Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan petani sangat erat hubungannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang peningkatan optimasi penggunaan

(33)

input dalam usahataninya. Pendidikan petani yang semakin tinggi membuat petani lebih mudah dalam meningkatkan produktivitas dalam usahatani tersebut.

Adapun tingkat pendidikan petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat sangat bervariasi dari tingkat Tidak Sekolah, SD, SLTP, dan SMU. Data karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dapat dilihar pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.

Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi

(Petani) Presentase (%) 1. Tidak Sekolah 3 15 2. Tidak Tamat SD 3 15 3. Tamat SD 4 20 4. Tamat SLTP 5 25 5. Tamat SMU 5 25 Total 20 100

Sumber: Data Primer diolah Agustus 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat didominasi oleh lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) yaitu 5 orang atau 25 persen dan lulusan dari Sekolah Menengah Umum (SMU) yaitu 5 orang atau 25 persen.

4.2. Variabel Produktivitas

Berikut merupakan data jumlah produktivitas padi sawah yang diperoleh petani sebelum dan sesudah ada penyuluh dalam perhitungan satu kali panen.

(34)

Tabel 5

Jumlah luas lahan, produktivitas yang diperoleh petani sebelum dan sesudah ada penyuluh dari tahun 2006-2013

NO 1.

Gampong Tahun Sebelum ada penyuluh Sesudah ada penyuluh Luas lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) Luas lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) Pasi jambu 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0,42 0,44 0,43 - - - - - 1,83 1,85 1,83 - - - - - 4,25 4,20 4,25 - - - - - - - - 0,45 0,45 0,51 0,49 0,62 - - - 1,94 2,31 2,45 2,31 2,99 - - - 4,30 4,71 4,80 4,71 4,82 Total 1,29 5,51 12,7 2,52 12 23,34 2. Marek 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0,06 0,09 0,10 - - - - - 0,22 0,24 0,24 - - - - - 0,44 2,66 2,40 - - - - - - - - 0,14 0,20 0,25 0,26 0,35 - - - 0,30 0,32 0,40 0,42 0,53 - - - 2,14 1,60 1,60 1,61 1,45 Total 0,25 0,7 5,5 1,2 1,97 10,01 3. Peunia 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0,42 0,44 0,45 - - - - - 1,80 1,32 1,35 - - - - - 4,30 3,00 3,00 - - - - - - - - 0,45 0,70 0,72 0,72 0,80 - - - 1,80 1,82 1,85 1,88 1,90 - - - 2,76 2,60 2,56 2,61 2,37 Total 1,31 4,47 10,3 3,39 9,25 12,9

Sumber : data primer diolah Agustus 2014

Berdasarkan tabel 5 menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa gampong Pasi Jambu merupakan gampong yang produksi padi sawahnya lebih tinggi dibandingkan dengan gampong lain dengan hasil produksi sebelum adanya penyuluh

(35)

5,51 ton dengan luas lahan 1,29 ha dan produktivitasnya 12,7 ton/ha dan sesudah adanya penyuluh produksi meningkat sebanyak 12 ton dengan luas lahan 2,52 ha dan produktivitasnya 23,34 ton/ha. Gampong Marek merupakan gampong yang hasil produksinya sebanyak 0,7 ton dengan luas lahan 0,25 ha dan produktivitasnya 5,5 ton/ha dan sesudah adanya penyuluh produksi sebanyak 1,97 ton dengan luas lahan 1,2 ha dan produktivitasnya 10,01 ton/ha. Gampong Peunia sebelum adanya penyuluh produksinya sebanyak 4,47 ton dengan luas lahan 1,31 ha dan produktivitasnya 10,3 ton/ha dan sesudah adanya penyuluh naik menjadi 9,25 ton dengan luas lahan 3,39 ha dan produktivitasnya 1,259 ton/ha. Produksi padi sawah tidak hanya dipengaruhi oleh adanya penyuluh namun luas lahan juga mempengaruhi produksi padi sawah di gampong Pasi jambu, Marek dan Peunia.

4.3. Uji Beda

Uji beda digunakan untuk menguji hipotesis data yang berupa dan sampel, wawancara dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan antara jumlah produksi petani padi sawah sebelum dan sesudah adanya penyuluh. Hasil produksi petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI di pengaruhi oleh perannya penyuluh pertanian yang memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada petani. Jadi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dinyatakan bahwa peranan penyuluh pertanian berpengaruh signifikan terhadap produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

(36)

4.4. Keadaan Pertanian

Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dibagi beberapa bagian yaitu yang diperuntukkan untuk pemukiman dan pekarangan adalah 6.080 Ha, yang diperuntukkan untuk pertanian adalah 6.030 Ha, untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 2.320 Ha, sawah bengkok adalah 32,8 Ha, tanah kas desa adalah 120 Ha. Wilayah Kecamatan Kaway XVI secara umum mempunyai c iri geologis berupa lahan tanah yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 7 ton/Ha.

Tanaman palawija juga cocok ditanam diwilayah ini seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan ( income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan jenis tanaman tebu merupakan tanaman andalan. Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar (Data Monografi Kecamatan Kaway XVI Tahun 2009).

4.5. Hasil Penelitian

4.5.1. Peranan Penyuluh Pertanian terhadap Produktivitas Petani Padi Sawah Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh dukungan dan peran aktif para petani beserta keluarganya dalam melaksanakan usaha taninya, serta peran penyuluh pertanian lapang di wilayah binaannya masing- masing, sehingga kegiatan usaha tani tidak lagi untuk meningkatkan produksi dan mencukupi

(37)

kebutuhan konsumsi keluarga petani saja tetapi sudah berorientasi agribisnis untuk meningkatkan pendapatan yang akhirnya diharapkan kesejahteraan keluarga petani meningkat.

Pelaksanaan penyuluhan pertanian secara umum di Kecamatan Kaway XVI tidak berjalan efektif, hal ini dapat dilihat dari tidak hadirnya penyuluh untuk menjalankan program-program pertanian yang pada dasarnya telah dicanangkan melalui program penyuluhan pertanian di Kecamatan Kaway XVI untuk memprioritaskan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani secara berkesinambungan dan terencana.

Koordinasi antara penyuluh pertanian dan petani tidak terjalin dengan baik dalam memecahkan masalah maupun koordinasi dalam setiap pertemuan untuk rapat dan musyawarah. Informasi- informasi yang seharusnya menjadi tugas penyuluh tidak disampaikan kepada petani mengenai bidang pertanian menambah wawasan dan pengetahuan petani padi sawah sehingga usaha tani yang dijalankan oleh masyarakat gampong tidak dipengaruhi oleh peran penyuluh pertanian. Seharusnya peran penyuluh untuk membimbing petani akan membantu petani untuk meningkatkan hasil produksi dan berkembangnya unit usaha yang berorientasi agribisnis.

Perkembangan penyuluh di Kecamatan Kaway XVI pada saat ini menunjukkan tidak ada pengaruhnya terhadap peningkatan dan perkembangan pada usaha tani. walaupun dapat dikatakan masih pada tahap berkembang, peningkatan tersebut terjadi setelah petani padi sawah menerima bantuan modal dari pemerintah melalui program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan). Namun dalam hal ini kehadiran penyuluh sangat diharapkan untuk dapat membantu petani dalam meningkatkan

(38)

produksi padi, seperti yang dinyatakan oleh Abdul Wahab sebagai salah satu petani di Kecamatan Kaway XVI menyatakan bahwa :

“Sebagai petani kami sangat berharap kehadiran penyuluh di gampong kami untuk dapat memberikan wawasan dan ilmu mengenai usaha tani kepada kami agar usaha tani kami dapat menghasilkan produksi yang maksimal sesuai dengan harapan kami, namun kami sangat kecewa penyuluh jarang hadir di gampong kami, pernah hadir dulu Cuma sekali waktu pembagian pupuk dan pembukaan lahan sawah”. (Marek, 10 Juli 2014)

Peran penyuluh diterapkan oleh PPL di wilayah kerja Kecamatan Kaway XVI dalam pengembangan usaha tani dalam pembinaan tersebut tugas PPL meliputi beberapa kegiatan yaitu peranan penyuluh pertanian dalam kegiatan pendampingan pertemuan petani, kehadiran penyuluh pertanian pada saat pertemuan ata u musyawarah yang diadakan seharusnya dapat memberikan pengarahan kepada pengurus dan anggota petani.

Pengurus kelompok tani mengkonfirmasi penyuluh pertanian lapang terlebih dahulu sebelum mengadakan pertemuan untuk memastikan kehadiran dari penyuluh pertanian lapang pada pertemuan atau musyawarah yang diadakan oleh petani. Pertemuan rutin yang telah disepakati yaitu setiap satu bulan sekali pertemuan antar pengurus petani dan penyuluh untuk membahas ma salah wawasan petani dan setiap empat bulan sekali pertemuan antara pengurus kelompok tani dengan anggotanya untuk membahas pengelolaan dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) namun hal ini tidak dijalankan sebagai mestinya oleh penyuluh, penyuluh sering tidak hadir pada pertemuan yang telah disepakati tersebut.

(39)

Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti diketahui bahwa penyuluh tidak berperan aktif dalam mengupayakan hasil produksi padi sawah secara maksimal di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dalam hal ini penyuluh tidak hadir untuk memberikan bimbingan, wawasan, dorongan dan pengetahuan kepada petani mengenai konsep pertanian padi sawah kepada petani sehingga dapat menunjang perekonomian petani.

Penyuluh pertanian tidak menyampaikan informasi dan teknologi pada petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, seharusnya dengan memberikan informasi penyuluh pertanian juga memberikan pengarahan kepada petani dan kelompoknya, agar semakin maju dan berpengetahuan luas di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi.

Informasi yang disampaikan penyuluh pada dasarnya dapat juga berupa inovasi- inovasi terbaru dibidang pertanian yang sedang digalakkan untuk kemajuan petani dan usaha taninya, inovasi yang disampaikan penyuluh lapang misalnya pembuatan pupuk organik, pestisida organik, pengaturan jarak tanam dengan sistem jajar dan lain- lain. Informasi dan teknologi yang disampaikan penyuluh pertanian tidak terbatas pada bidang pertanian saja tetapi juga mencakup bidang-bidang lainnya yang berhubungan dengan bidang ekonomi yang menyangkut kredit misalnya informasi pemupukan modal pengajuan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) melalui BRI (Bank Rakyat Indonesia).

Penyuluh pertanian lapang yang ada di wilayah kerja desa di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat seharusnya menyusun program penyuluhan pertanian di tingkat desa setiap satu tahun sekali. Berdasarkan SKB. Mendagri dan Mentan No.54

(40)

Tahun 1996 dan SEB Mendagri dan Mentan, Program penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan BP4K adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan secara tertulis dan sistematis yang disusun untuk memadukan program dari dinas dan aspirasi petani dan nelayan di wilayah BP4K. Dengan adanya bimbingan dari penyuluh seharusnya dapat meningkatkan produksi padi sawah. Informan dari salah satu petani di gampong Kaway XVI Bapak Zamzibar menyatakan bahwa :

”Kami merasa adanya penyuluh dan tidak adanya penyuluh sama saja, hal ini tidak mempengaruhi produksi padi sawah di gampong kami, apalagi penyuluh jarang mengunjungi gampong kami. Sebelum dan sesudah adanya penyuluh hasil produksi kami tetap sama, dengan kata lain produksi padi sawah kami tidak berpengaruh kepada ada dan tidak adanya penyuluh. ” (Wawancara 15 Juli 2014)

Berdasarkan pernyataan diatas penyuluh pertanian tidak mempengaruhi hasil dari produksi padi sawah masyarakat di Kaway XVI. Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian tidak berperan aktif dalam memberikan wawasan dan bimbingan kepada masyarakat. Seharusnya penyuluh lapangan menyusun program penyuluhan pertanian di tingkat Kecamatan bersama dengan masyarakat lainnya setiap satu tahun sekali, yang bertujuan ada keterbukaan antara penyuluh dan aparat gampong mengenai program-program pertanian. Dengan sepengetahuan Kechik sebagai pelindung dan penanggung jawab terhadap kegiatan bidang pertanian, penyuluh pertanian dapat mengadakan pertemuan untuk menyampaikan hasil rencana program penyuluhan pertanian bersama kelompok tani.

(41)

Berkaitan dengan adanya penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway XVI, selain dari peran penyuluh luas lahan juga mempengaruhi produksi padi sawah. Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh salah satu petani di Gampong Kaway XVI Bapak Rusli menyatakan bahwa :

“Luas lahan di Gampong kami merupakan salah satu faktor yang meningkatkan produksi padi sawah, luas lahan ini ada yang bertambah ketika adanya penyuluh pertanian dan ada juga yang tetap sama. Jika hasil panen padi kami meningkat maka ada kemungkinan kami membeli lahan baru namun sebaliknya juga apabila hasil panen merosot maka lahan kami tetap tidak bertambah, dengan kata lain tergantung kepada jumlah produksi yang diperoleh pada setiap panennya”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diuraikan bahwa luas lahan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi sawah di Kecamatan Kaway XVI. Banyak manyarakat yang akan membeli sawah apabila hasil panen mereka meningkat. Semakin luas lahan maka produksi padi sawah akan lebih tinggi, namun selain dari banyaknya lahan yang dimiliki oleh petani peran penyuluh pertanian juga sangat mempengaruhi hasil panen padi sawah di Kway XVI. Dengan wawasan dan ilmu yang diberikan oleh penyuluh kepada petani dapat menjadikan petani yang cerdas dan mampu menjalankan usaha tani sacara mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil produksi padi sawah.

(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini yaitu peranan penyuluh pertanian terhadap produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Pelaksanaan penyuluhan pertanian secara umum di Kecamatan Kaway XVI tidak berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari tidak hadirnya penyuluh pertanian untuk menjalankan program-program pertanian yang telah dicanangkan melalui program penyuluhan pertanian di Kecamatan Kaway XVI dan seharusnya dapat memprioritaskan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani secara berkesinambungan dan terencana.

2. Kehadiran penyuluh pertanian pada dasarnya sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas padi sawah untuk memberikan bimbingan, wawasan, dorongan dan pengetahuan kepada petani mengenai konsep pertanian padi sawah kepada petani..

3. Keberhasilan produksi petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat tidak dipengaruhi oleh adanya penyuluh. Tingginya hasil produksi di kecamatan ini disebabkan dengan banyaknya jumlah petani, luasnya lahan dan giat usaha petani yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri.

4. Penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway XVI Aceh Barat tidak membantu para petani untuk lebih terampil dalam mengembangkan usaha tani, jadi hal ini tidak dapat menunjang ekonomi petani padi sawah di kecamatan ini.

(43)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan produktivitas padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, diharapkan adanya kerja sama antara penyuluh dan petani dalam mengembangkan wawasan, ilmu dan pengalaman.

2. Diharapkan pemerintah kecamatan khususnya PPL agar berperan aktif sehingga petani dapat mengetahui dan menerapkan ilmu untuk meningkatkan pendapatan produktivitas petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

3. Bagi peneliti selanjutya yang ingin melakukan penelitian lebih mendalam mengenai penelitian ini diharapkan agar dapat menggali lebih jauh lagi mengenai penerapan dan membuat perbandingan hasil produktivitas petani padi sawah.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2007. Buku Pintar Mandor (BPM) Seri Budaya Tanaman Kelapa Sawit Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPPI). Penerbit Press. Yogyakarta. Asngari, P.S. 2003. Pentingnya Memahami Falsafah Ekonomi Pertanian

Pembangunan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat dalam

Membebtuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Ghalia Indonesia. Bogor.

Daniel, Mohar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hasan, Ikbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistika Inferensif). Edisi

Kedua. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Ilham. 2010. Ekonomi Pertanian dan Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta. Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Penyuluhan Pertanian dalam Meningkatkan

Produksi. Bumi Aksara. Jakarta.

Mardikanto. 2009. Sistem Ekonomi dan Peran Penyuluh Pertanian. Surakarta. Sebelas Maret. Universsty Press. Surakarta.

Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 2005. Penelitian Ekonomi Terapan. Gadjah

Mada UniversityPress. Yogyakarta.

Ngawi. 2008. Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar, dan Prosedur Perhubungan Kabupaten. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Puspadi, Ketut. 2010. Ekonomi dan Prokduksi Pertanian . Bumi Aksara. Jakarta. Riyanto. 2008. Manajemen dan Produktivitas Padi Sawah. CAPS. Yogyakarta. Setiana, Lucie. 2005. Ekonomi dan Penerapannya. Ghalia Indonesia. Bogor. Sinungan. 2003. Produktivitas Padi dan Pembangunan Pertanian. UPNV.

Surabaya.

Soetrino, Loekman. 2002. Prinsip Ekonomi dalam Proses Produksi. Kanisius. Yogyakarta.

BPS Aceh Barat 7 November 2013.

www. wordpress.co/produktivitas-ekonomipertanian-di-aceh.diakses 7 November 2013

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dilihat dari nilai tukar beras, petani padi sawah di Kecamatan Narmada berada pada kategori sejahtera, karena

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah dan untuk mengetahui motivasi petani

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah dan untuk mengetahui motivasi petani

melakukan penelitian tentangPeran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam pengembangan Usahatani Padi Sawah khususnya di desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang,

Hubungan karakteristik petani dengan produksi padi sawah di Desa Rambah Tengah Barat Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu yaitu terdapat hubungan yang sempurna

Sehingga Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) di Kecamatan Rawang Panca Arga selama ini berperan dalam membantu kegiatan petani padi sawah, mulai dari memberikan

Hubungan karakteristik petani dengan produksi padi sawah di Desa Rambah Tengah Barat Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu yaitu terdapat hubungan yang sempurna antara umur

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Otoriter dengan Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri 1 Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2016 No Kategori Frekuensi