• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Oriza SativaL) DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Oriza SativaL) DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

(

Oriza SativaL

) DI KECAMATAN KAWAY XVI

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

ASTUTI

08C10404065

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(2)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PADI SAWAH

(

Oryza Sativa L

) DI KECAMATAN KAWAY XVI

KABUPATEN ACEH B ARAT

SKRIPSI

ASTUTI

08C10404065

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(3)

ABSTRAK

Astuti : Analisis Pendapatan Usaha Padi Sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. dibawah bimbingan Khairun Nisa, S.P, M.P, dan Dara Angreka S, S.P

Di Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa. PDB sektor pertanian termasuk pula kehutanan dan perikanan adalah sebesar 63,8 triliun rupiah pada tahun 1996, nilai ini terus meningkat menjadi 66,4 triliun rupiah pada tahun 2000. Besarnya PDB pertanian tersebut memberikan kontribusi sekitar 17 persen terhadap PDB nasional. Sektor pertanian berikut sistem agribisnisnya sangat dominan perannya dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usaha padi sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, pendapatan keseluruhan petani sampel Usaha Padi Sawah Dikecamatan Kaway XVI sebesar Rp.176.816.333, dengan total biaya produksi petani sampel Usaha Padi Sawah Rp.269.700.000, sedangkan jumlah produksi petani sampel Padi Sawah sebanyak 2.997 Kg rata-ratanya. Adapun keuntungan petani sampel Usaha Padi Sawah didaerah penelitian sebesar Rp.92.883.667 dan rata-rata Rp.3.096.122 Maka Usaha Padi Sawah layak untuk diusahakan karena nilai R/C Rasionya 1,55 dari uraian diatas yang menunjukan bahwa petani padi sawah dapat dikatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1. BEP harga yang didapatkan 1.901, artinya lebih rendah dari harga jual gabah Rp.3.000 dan BEP volume 1.899Kg lebih rendah dari produksi 2.997, kedua hal tersebut menunjukkan bahwa usaha padi sawah menguntungkan.

(4)

ii

LEMBARAN PENGESAHAN

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Khairun Nisa, S.P,M.P Dara Angreka S, S.P

NIDN. 01-1501-8202

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Diswandi Nurba, S.TP. M.Si Yoga Nugroho, S.P.,MM

NIDN. 01-2804-8202

Tanggal Lulus : 09 November 2013

Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN USAHA PADI SAWAH (ORYZA SATIVA) DI KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

Nama Mahasiswa : ASTUTI

NIM : 08C10404065

(5)

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan Judul :

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PADI SAWAH (ORYZA SATIVA) DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh :

Nama : Astuti

NIM : 08C10404065

Fakultas : Pertanian Program Studi : Agribisnis

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 09 November 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Khairun Nisa, S.P,M.P

(Dosen Pembimbing Ketua) ………

2. Dara Angreka S, S.P

(Dosen Pembimbing Anggota) ………

3. Agustiar, S.P

(Dosen Penguji I) ………

4. Teuku Novian Nukman, S.P

(Dosen Penguji II) ………

Alue Peunyareng, 09 November 2013 Ketua Program Studi Agribisnis,

(6)

iv

RIWAYAT HIDUP

Astuti, Lahir di Desa Pungkie, 19 Agustus 1989 Kecamatan Kaway XVI

Kabupaten Aceh Barat. Anak kedua dari tiga bersaudara dari ayahanda Syarwani

dan Nurhalimah.

Pada tahun 2002 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negri Pungkie , tahun

2005 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kaway XVI, tahun

2008 penulis lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kaway XVI. Pada tahun

2008 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.

(7)

PERSEMBAHAN

Melati kuntum tumbuh melata,,,, Sayang merbah di pohon cemara,,,, Assalammualaikum mulanya kata,,,, Saya sembah pembuka bicara,,,,

"Semua mimpi kita dapat menjadi kenyataan, jika kita punya keberanian

untuk mewujudkannya" Walt Disney"Salah satu alasan begitu sedikit orang yang meraih apa yang diinginkannya adalah karena kita tidak pernah fokus; kita tidak pernah konsentrasi pada kekuatan kita. Kebanyakan orang hanya mencoba-coba berbagai macam jalan dalam hidup

mereka. Mereka tidak pernah memutuskan untuk menguasai suatu bidang khusus"

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila

semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan.

Dari semua tlah Kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu Dalam takdir-Mu Rencana indah yang tlah Kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh Harapan kesuksesan terpangku di pundak Sebagai janji kepada mereka… IBU dan AYAH…

Untuk yang pertama Ku persembahakan Skripsi ini kepada Orang Tua Ku yaitu Ibu tercinta (Nurhalimah). Dan Ayah tercinta (Syarwani). Sosok yang pertama dari tujuan hidupku yang

selalu membangkitkan dalam keterpurukan ku. Terimakasih ya Tuhan yang memberikan malaikat-Mu kepada Ku. Terimah kasih Tuhan aku telah dilahirkan dari rahim-Nya.

Sungguh-sungguh terimakasih sujud atas semua yang telah diberikan.

Terimakasih kepada ke dua abang-adik Ku (Masrizal dan Iwan Gunawan) yang telah sama-sama kita berjuang atas kehidupan yang kita tempuh ini. Kita akan terus berjuang untuk mencapai

semuanya dan kita buktikan bahwa kita adalah orang-orang yang layak dihadapan mereka.

Ucapan terimakasih kepada keluarga besar Saya yang telah memberikan dukungan untuk mencapai ini semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih kepada Dekan Pertanian, Kajur Agribisnis, dan dosen-dosen Agribisnis FPERTA atas ilmunya, sarannya, dan bimbingannya selama kuliah disini.

Dan tak lupa ucapan terimakasih banyak dan banyak kepada para sahabat-sahabat yang telah sama-sama berjuang, sama-sama merasakan susah dan bahagianya hidup ini. Dari menahan

lapar, menangis disaat skripsi dicoret-coret pokoknya galauu sabee… hehehe

Dan support semangatnya seperti Hellisma SP yg bersedia menjadi tempat bertanya skripsi dan banyak membantu. Dan tidak hanya itu buat sahabat-sahabat tercinta aku, Yusmanidar SP alias

Ama, Eka Pertiwi SP, Ernila SP alias Ceknii, Nur Aflah SP alias SussiE, Yuliana SP Alias Cekli, Rita Hariani SP, Naima alias Nurzaimah, layla Suriati SP, M”nur (Cowok Eka) dan terakhir buat marzuki sahabatku cowo satu-satunya. Semoga persahabatan kita tak lekang dimakan waktu…

I LUPH U PULL buat kalian semua   

Suatu masa nanti ada kenangan yang membanggakan. Ketika melihat dalam HP ada kontak nomor teman-teman. Mengingatkan diri ini satu per satu tentang kalian dan

rasanya ingin menanyakan kabar teman sekalian. Ketika melihat foto-foto, mengingatkan diri ini ketika kita bercerita dan tertawa bersama-sama dan seperti apa

(8)

vi

Keberhasilan yang diperoleh pada saat sekarang ini tidak lepas dari semua pihak yang membantu. Kepada teman-teman seperjuangan Jurusan Agribisnis (Sep B) 2008 dalam

menempuh pendidikan, ucapan terimakasih kepada kalian semuanya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan maupun dukungan terhadap

perjuangan selama ini. .

Sekian dulu ya….  Maaf jika ada pihak yang terkait tidak tersebut, bukan maksud melupakan atau sebagainya. Hehehehe…..Mohon maaf atas semua kesalahan yang telah

diperbuat baik kepada rekan-rekan semuanya baik disengaja maupun tidak disengaja..

SEDIKIT UNTUK RENUNGAN :

Bila Anda berpikir Anda bisa,maka Anda benar. Bila Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda pun benar… karena itu ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa. Salah satu penemuan terbesar umat manusia

adalah bahwa mereka bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka sangka tidak bisa dilakukan.

"Never you say give up, do what you can do. everything must have its course. Opportunity only comes once. You must be able to achieve what you want. Life is a process that must be

passed, and how we are going to pass in this process that will be called a success". Bagi teman-teman yang belum menyelesaikan semoga cepat menyusul.

Semoga kita adalah orang yang sucses nantinya.. ..

Salam Agribisnis.. .. Hidup Agribisnis.. ..

(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, dan tidak lupa pula penulis ucapkan rasa

terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan

dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Analisis Pendapatan Usaha Padi Sawah (Oryza sativa L.) di

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”. Penulisan skripsi akhir ini

adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana

Pertanian pada program Strata Satu (S-1) Universitas Teuku Umar.

Selama penelitian dan penyusunan Skripsi ini, penulis tidak luput dari

kendala. Kendala tersebut dapat penulis atasi berkat adanya bantuan, bimbingan

dan dukungan dari semua pihak. oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Khairun Nisa, S.P, M.P, selaku Dosen Pembimbing ketua dan Ibu

Dara Angreka S, S.P, selaku pembimbing anggota yang telah

mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta

memberikan saran dalam menyelesaikan tugas akhir.

2. Bapak Agustiar, SP, selaku penguji utama dan Bapak Teuku Novian

Nukman, S.P,selaku penguji kedua.

3. Bapak Yoga Nugroho, S.P., MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar yang telah banyak membantu

penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bapak Diswandi Nurba, S.TP, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian

(10)

viii

5. Serta Rekan-rekan penulis, baik yang seangkatan, senior, junior yang telah

ikut memberikan saran dan sumbangan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu,

saran masukan, serta kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini ke depannya.

Akhirnya, kepada semua pihak yang memberikan masukan dan saran yang

berguna dalam penyusunan skripsi ini juga tidak lupa penulis ucapkan terima

kasih, semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya, maupun bagi

semua pihak yang membaca penelitian ini.

Meulaboh, Novembe 2013

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usaha Tani ... 7

2.2 Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani ... 7

2.3 Biaya dan Penerimaan Usahatani... 9

2.3.1 Biaya Usahatani ... 9

2.3.2 Penerimaan Usahatani... 10

2.4 Pengertian Pendapatan ... 11

2.5 Padi ... 12

2.6 Produksi Padi ... 13

2.7 PenelitianTerdahulu………. 14

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 16

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 18

3.4 Batasan variabel ... 18

3.5 Metode Analisis Data... 19

3.5.1 Analisis Biaya Usahatani dan Pendapatan ... 19

3.5.2 Revenue Cost Rasio R/C dan Analisis Titik Impas (BEP) ... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 23

4.2. Batasan Wilayah ... 24

4.3. Karakteristik Petani... 24

4.5. Jenis Kelamin... 24

(12)

x

s 4.7. Tingkat Pendidikan ... 26 4.8. Biaya Produksi ... 26 4.9. Analisis Pendapatan……… 28

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 31 5.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA... 33

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel pada Usaha Padi Sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat 2013... 18

Tabel 2. Luas tanam, Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Padi dan Palawija Dalam Kecamatan Kaway XVI Tahun 2013 .... 23

Tabel 3. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Jenis Kelamin Petani Sampel di Daerah Penelitian 2013. ... 25

Tabel 4. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Umur Petani Sampel Usaha Padi Sawah didaerah Penelitian 2013. ... 25

Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan Didaerah Penelitian 2013. ... 26

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Karateristik Petani Sampel Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2013 34

Lampiran 2. Biaya Pupuk Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah, Di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat 2013... 35

Lampiran 3. Biaya Sewa Lahan, Benih, Pupuk Petani Sampel Didaerah Penelitian, Tahun 2013... 36

Lampiran 4. Pengunaan Biaya Tenaga Kerja Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah, Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ... 37

Lampiran 5. Total Biaya Usahatani Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah, Di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat , Tahun 2013 ... 38

Lampiran 6. Total Pendapatan Usahatani Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah, Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2013 ... 39

Lampiran 7. Keuntungan Bersih Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah, Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2013 ... 40

Lampiran 8. Perbandingan Antara Total Pendapatan Dengan Total Biaya Usahatani Petani Sampel Pada Tanaman Padi Sawah, Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2013. 41

Lampiran 9. Break Even Poin (BEP) Produksi dan Break Even Poin (BEP) Harga Usahatani Petani Sampel Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah Di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat,Tahun 2013 ... 42

(15)

1

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat berperan

dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari

kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

dan penghasil devisa. PDB sektor pertanian termasuk pula kehutanan dan

perikanan adalah sebesar 63,8 triliun rupiah pada tahun 1996, nilai ini terus

meningkat menjadi 66,4 triliun rupiah pada tahun 2000. Besarnya PDB pertanian

tersebut memberikan kontribusi sekitar 17 persen terhadap PDB nasional. Sektor

pertanian berikut sistem agribisnisnya sangat dominan perannya dalam

penyerapan tenaga kerja(Suger, 2001 :15).

Sektor tersebut mampu menyerap 45 persen dari total penyerapan tenaga

kerja nasional atau menempati urutan pertama dalam penyerapan tenaga kerja.

Pada tahun 2005 struktur kesempatan kerja pedesaan secara agregat menunjukkan

bahwa 59 persen dari total kesempatan kerja pedesaan berasal dari sektor

pertanian, yang secara absolut besarnya 58 juta orang. Peran sektor pertanian di

luar Jawa juga lebih besar yaitu sebesar 67 persen dibandingkan dengan di Jawa

yang besarnya 51 persen. Sebaliknya, sektor non-pertanian di Jawa hanya

menyumbang 49 persen dan di luar Jawa menyumbang 33 persen kesempatan

kerja, yang pada umumnya berupa jasa perdagangan, jasa kemasyarakatan,

bangunan, dan jasa pengangkutan. Keadaan ini menunjukkan masih tetap

dominannya peran sektor pertanian dalam perekonomian rumah tangga pedesaan,

(16)

2

Menurut Mosher dalam Mangunwidjaya dan Sailah (2009 : 27)

mengemukan bahwa salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian adalah

adanya teknologi usahatani yang senantiasa berubah. Oleh sebab itu penggunaan

teknologi dalam usahatani padi sawah sangat dibutuhkan oleh petani dengan

harapan dapat meningkatkan produktifitas, meningkatkan efisiensi usaha,

menaikkan nilai tambah produk yang dihasilkan serta meningkatkan pendapatan

petani.Salah satu komoditas utama pertanian kita adalah padi karena padi

merupakan kebutuhan pokok penduduk kita. Komoditi ini tumbuh hampir di

seluruh daerah di Indonesia. Mengingat pentingnya komoditi ini sebagai bahan

makanan pokok, kiranya pengembangan komoditi padi membutuhkan perhatian

khusus. Di kebanyakan daerah, usaha tani padi diusahakan dengan secara

tradisional secara turun temurun (Suratiyah,2008).

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

indonesia. Meskipun padi dapat diganti oleh makanan lain, namun padi memiliki

nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah

diganti oleh makanan lain (Suger, 2001 : 16). Mengingat pentingnya komoditas

padi, maka pengembangan komoditas tersebut tetap menjadi prioritas utama

dalam pembangunan pertanian terutama tanaman pangan. Selama dua puluh tahun

terakhir, trend peningkatan produksi, produktivitas, dan luas panen padi

meningkat terus, walaupun relatif kecil, akan tetapi dalam lima tahun terakhir

(1999-2003) kecenderungan luas panen menurun dengan pertumbuhan 0,98

(17)

3

pertumbuhan 0,65 persen per tahun akibat naiknya produktivitas dengan

pertumbuhan 1,65 persen per tahun (Hafsah, 2004: 2).

Kenyataannya ini didukung oleh masih banyaknya petani yang belum

sepenuhnya menerapkan teknologi usahatani padi sawah. Hal ini mungkin

disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani tentang teknologi pertanian dan

terbatasnya modal. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan usaha untuk merubah

sikap mental, cara berpikir dan cara kerja, pengetahuan dan ketrampilan petani

dan batuan permodalan agar petani mampu mengadopsi teknologi secara efektif

serta memberikan motivasi kepada petani untuk meningkatkan produksinya. Hal

ini dapat dilakukan melalui penyuluhan pertanian (Suratiyah, 2008 : 27).

Seharusnya dengan adanya usaha dalam budidaya padi yang selama ini

dijalankan oleh petani, dapat berdampak secara positif pada peningkatan

pendapatan para petani, terutama untuk mensejahterakan keluarganya dari segala

upaya yang telah dikerjakannya. Namun demikian, pada kenyataannya banyak

para petani yang belum merasakan seutuhnya keuntungan secara signifikan dari

usaha padi sawah yang telah diusahakannya.Sehingga diperlukan adanya suatu

usaha untuk mengetahui secara rinci dalam kaitannya dengan pendapatan yang

diperoleh oleh petani.

Selain hal yang telah disebutkan di atas, analisis pos-pos laporan laba rugi

yang terperinci merupakan hal yang sangat penting karena keberhasilan usaha

dalam jangka panjang akan tergantung pada realisasi keuntungan. Apabila analisis

dilakukan untuksatu periode saja, maka akan kurang berarti manfaatnya. Hal ini

dikarenakan tren dari penghasilan, harga pokok penjualan, dan biaya tidak dapat

(18)

4

penjualan, laba bruto, biaya usaha, laba usaha, dan laba bersih selama satu periode

atau lebih akan memberikan gambaran tentang perubahan – perubahan. Seperti

untung atau ruginya suatu usaha, oleh karena itu faktor-faktor yang menyebabkan

adanya perubahan tersebut, memerlukan analisis lebih lanjut (Suratiyah, 2008 :

31).

Aceh merupakan provinsi yang terletak di kawasan paling ujung dari

pulau Sumatera yang sekaligus juga merupakan paling ujung barat wilayah

Indonesia. Jika melihat perkembangannya, Pemerintah Aceh sedang

menggalakkan pembangunan di sektor pertanian secara intensif, salah satunya

subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan mencakup tanaman padi

(padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar, kacang hijau, kacang

kedelai dan kacang tanah.Daerah potensi Padi Sawah di provinsi Aceh, berada di

kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Barat dan Nagan Raya (BPS,

2010).

Senada dengan itu, BPS Aceh Barat (2011) mengatakan bahwa

Kecamatan Kaway XVI merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten

Aceh Barat sebagai sentra utama penanaman Padi Sawah. Para petani yang ada di

wilayah ini masih kurang baik dalam pengelolaan usahataninya, khususnya dalam

hal pencatatan pengeluaran dalam usaha tersebut sehingga berdampak pada

ketidakjelasan pada tingkat biaya, pendapatan, kerugian, dan lain sebagainya.

Petani yang mengusahakan usaha padi sawah di daerah penelitian

rata-rata menggunakan varietas Ciherang, varietas ini dianggap oleh petani sampel

sangat bagus hal ini dapat dilihat dari hasil produksi usaha padi sawah yang ada

(19)

5

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka pada kesempatan

penelitian ini penulis merasakan perlunya meneliti “Analisis Pendapatan Usaha Padi Sawah (Oryza sativaL.) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.”

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi pokok

permasalahan yang ingin diteliti adalah Berapa Besar Pendapatan Usaha Padi

Sawah (Oryza sativa L.) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usaha padi sawah

(Oryza sativaL.) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

1.4. Kegunaan Penelitian

Ada dua Kegunaan yang dapat diberikan dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Sebagai wahana bagi peneliti dalam penerapan dan pengembangan ilmu

pengetahuan yang dimiliki dengan kenyataan yang ada di lapangan.

2. Dapat menambah pengetahuan peneliti tentanganalisis pendapatan usaha

padi sawah (Oryza sativaL.) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

(20)

6

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

analisis pendapatan usaha padi sawah (Oryza sativa L.) di Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain, yang akan melakukan penelitian

(21)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yangdiperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yangdilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan

bangunan yang didirikan diatas tanah dansebagainya. Usahatani dapat berupa

usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Dalam ekonomi pertanian

dibedakan pengertian produktivitas dan pengertianproduktivitas ekonomis

daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau jarakusahatani

dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani yang lebih dekat

denganpasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai

produktivitas fisik yangsama, maka usahatani lebih dekat dengan pasar

mempunyai nilai lebih tinggi karenaproduktivitas ekonominya lebih besar.

2.2. Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani

Menurut Hermanto dalam Suratiyah (2008 : 37), menambahkan bahwa

ada lima unsur pokok dalam usaha tani yang sering disebut sebagai faktor-faktor

produksi, yaitu sebagai berikut:

1) Tanah Usahatani

Tanah usaha tani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan dan sawah.

Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, membeli,

menyewa, bagi hasil, pemberian negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah

(22)

8

2) Tenaga Kerja

Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan

anak-anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat

kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat

berasal dari dalam dan luar keluarga (biasanya dengan cara upahan).

3) Modal

Modal dalam usaha tani digunakan untuk membeli sarana produksi

sertapengeluaran selama kegiatan usaha tani berlangsung. Sumber modal

diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas

uang/famili/tetangga), hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.

4) Pengelolaan atau Manajemen Usahatani

Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani untuk menentukan,

mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya

dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana

yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis

perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip teknis

tersebut meliputi : (a) perilaku cabang usaha yang diputuskan; (b) perkembangan

teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai dan (d) cara budidaya dan alternatif

cara lain berdasar pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain : (a)

penentuan perkembangan harga; (b) kombinasi cabang usaha; (c) pemasaran hasil;

(d) pembiayaan usaha tani; (e) penggolongan modal dan pendapatan serta

tercermin dari keputusan yang diambil agar resiko sangat tergantung kepada : (a)

(23)

9

5) Produksi

Produksi adalah hasil produksi fisik, yang diperoleh petani dari hasil

usahatani, dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per hektar

permusim(khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan). Produksi tersebut juga

dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam

penciptaan komoditas berupa kegiatan usaha tani maupun usaha lainnya.

2.3. Biaya dan Penerimaan Usahatani

2.3.1 Biaya Usahatani

Menurut Suratiyah (2008: 28) Biaya adalah nilai korbanan yang

dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Menurut kerangka waktunya, biaya dapat

dibedakan menjadi biaya jangka pendek, dan biaya jangka panjang. Biaya jangka

pendek terdiri dari biaya tetap, dan biaya variabel, sedangkan dalam jangka

panjang semua biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya variabel. Biaya

usahatani akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input, harga dari input, tenaga

kerja, upah tenaga kerja, dan intensitas pengelolaan usahatani.

Menurut Raharja dalam Suratiyah (2008: 8), biaya – biayatersebut dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1. Biaya Tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,

walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan dalam batas

tertentu. Artinya biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya

kuantitas produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya tetap, seperti gaji

yang dibayar tetap, sewa tanah, pajak tanah, alat dan mesin, bangunan

(24)

10

2. Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-rubah sesuai

dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya, biaya variabel

berubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan, atau tergantung

kepada skala produksi yang dilakukan. Yang termasuk biaya variable dalam

usahatani seperti baiaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, serta

termasuk ongkos tenaga kerja yang dibayar berdasarkan perhitungan volume

produksi.

2.3.2 Penerimaan Usahatani

Menurut Shinta (2005 :17), penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual.Penerimaan usahatani dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu penerimaan bersih usahatani dan penerimaan kotor usahatani.

Penerimaan bersih usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan kotor

usahatani dengan penerimaan total usahatani. Pengeluaran total usahatani adalah

nilai semua masukan yang habis terpakai dalam proses produksi, tidak termasuk

tenaga kerja dalam keluarga petani. Sedangkan penerimaan kotor usahatani adalah

nilai total produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual

maupun tidak dijual.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil di dalam suatu

kegiatan usahatani tergantung pada pengelolaannya karena walaupun ketiga faktor

yang lain tersedia, tetapi tidak adanya manajemen yang baik, maka penggunaan

dari faktor-faktor produksi yang lain tidak akan memperoleh hasil yang optimal.

Bagi seorang petani, analisa pendapatan merupakan ukuran keberhasilan

dari suatu usahatani yang dikelola dan pendapatan ini digunakan untuk memenuhi

(25)

11

memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong dalam

suratiyah (2008:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan mempunyai fungsi yang

sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada

petani agar dapat melanjutkan usahanya.

Besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan

kemajuan ekonomi usahatani dan besarnya tingkat pendapatan ini juga digunakan

untuk membandingkan keberhasilan petani yang satu dengan petani yang

lainnya.Soeharjo dan Patong dalam Suratiyah (2008:16) menyatakan bahwa

analisis pendapatan usahatani memerlukan dua hitungan pokok, yaitu keadaan

penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.

Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu:

1. Hasil penjualan tanaman, ternak, dan hasil ternak

2. Produksi yang dikonsumsikan keluarga

3. Kenaikan nilai industri

2.4. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan

atau naturan. Pendapatan atau disebut juga dari seseorang warga masyarakat

adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada

sektor produksi dan pada produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut

untuk digunakan sebagai input proses dengan harga yang berlaku di pasar

produksi. Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan. Sementara itu, nilai

penjualan ditentukan oleh jumlah unit terjual dan harga jual, atau lebih sederhana

(26)

12

Menurut Shinta (2005 : 19)pendapatan dalam pengertian ilmu ekonomi

adalah hasil berupa uang atau material lainnya, yang dicapai dari penggunaan

kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas,pendapatan sebagai jumlah penghasilan

yang diperoleh dari jasa-jasa produksi yang diserahkan pada suatu jumlah uang

yang diterima oleh masyarakat rumah tangga, yang boleh dibelanjakan oleh

penerima untuk barang dan jasa sesuai dengan keinginannya.

Karlina (2010 : 33),dalam konteks akutansi menjelaskan, kata “Income

diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan

meliputi baik pendapatan maupun keuntungan (gain)”.Selain itu juga, pendapatan

adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang terkenal dengan

sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga,dan sewa. Definisi

tersebut memberi pengertian yang berbeda dimana income memberikan

pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi pendapatan yang berasal

dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari luar operasi

normal. Sedangkan revenue merupakan penghasilan dari penjualan produk,

barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi.

2.5. Padi

Klasifikasi tanaman padi

Berdasarkan literatur Gristdalam Suger (2001: 10), padi dalam sistematika

tumbuhan diklasifikasikan kedalam:

Kingdom :Plantae

Divisio :Spermatophyta

Sub divisio :Angiospermae

(27)

13

Menurut Badan Pusat Statistik BPS dalam

1

(http://www.antaranews.com,2013) memperkirakan produksi padi tahun 2012

mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 3,29 juta ton atau 5

persen dibandingkan produksi padi 2011 sebesar 65,76 juta ton GKG. "Kenaikan

produksi padi didorong peningkatan luas panen 239,80 ribu hektar atau 1,82

persen dan peningkatan produktivitas sebesar 1,56 kuintal per hektar, atau

melonjak 3,13 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, di Gedung BPS, Jakarta,

Jumat. Menurut Suryamin, perkiraan kenaikan produksi padi tahun 2012

merupakan Angka Sementara (ASEM), yaitu merupakan realisasi produksi selama

satu tahun (Januari-Desember), tetapi belum final karena mengantisipasi

kelengkapan laporan. Kenaikan produksi padi selama 2012 antara lain didorong

keberhasilan program Pertanian Sehat Indonesia dalam proyek Jajar Legowo,

yaitu teknologi budidaya padi yang menghemat benih dan pupuk namun

meningkatkan hasil produksi. Selain itu, juga dipicu telah mulai berfungsinya

pemulihan proyek Daerah Aliran Sungai, serta alih tanaman komoditi menjadi

padi, serta pencetakan sawah baru. Ditambahkan, kenaikan produksi padi selama

2012 terbesar terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 23,81 persen, disusul Provinsi

Jawa Timur sebesar 15,34 persen, Sulawesi Selatan 11,09 persen, dan Jawa

1

(28)

14

Tengah 8,95 persen. Sementara penurunan produksi padi terbesar terjadi di

Gorontalo sebesar 10,43 persen, Kalimantan Barat 5,31 persen, Banten 4,3 persen,

Jawa Barat 3,11 persen, dan Sumatera Selatan 2,64 persen. BPS juga

menyebutkan bahwa pola panen pada 2012 relatif sama dengan pola panen 2010

dan 2011, di mana puncak panen terjadi pada bulan Maret (http://www.

antaranews.com,2013).

Pada dasarnya, produksi padi dipengaruhi oleh varietas dan dan

kemampuan lahan, serta teknik budidaya yang digunakan. Adalakalanya produksi

baik daerah tertentu, dan belum tentu baik di daerah lainnya.

2.7 Penelitian Terdahulu

Menurut Endro (2009), usahatani padi sawah di Kecamatan Aesesa,

Kabupaten Ngada menyatakan bahwa perlu memperhatikan faktor –

faktorproduksi seperti penggunaan benih, pupuk dan pestisida sehingga hasil yang

diharapkan dapat diperoleh. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa padi sawah

mempunyai peranan yang baik dalam sumbangannya terhadap tingkat pendapatan

petani. Hal ini terlihat dari jumlah pendapatan yang diperoleh petani dari

usahatani padi sawah sebesar Rp.889.217 ha. Jika pendapatan ini dikonversikan

ke dalam beras dengan harga standar Rp.450,- pada tahun 1990, maka rata-rata

pendapatan petani adalah ± 1.976,04 kg setara beras. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Adoe dalam Endro (2009) bahwa secara ekonomis usahatani padi

sawah dikecamatan Rote Timur menguntungkan dengan nilai R/C ratio 3,18

dengan total pendapatan sebesar Rp.8.462.297,00/petani atau

Rp.4.614.464,02/hektar. Usahatani padi sawah di Kecamatan Rote Timur

(29)

15

pupuk dan pestisida masih dalam batasan yang wajar (dalam segi jumlah dan

dosis) sesuai dengan yang dimiliki/digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh

Srilangga dalam Endro (2009) menyatakan bahwa rata-rata pendapatan usahatani

padi sawah di Kecamatan kupang timur, Kabupaten Kupang pertahun semakin

meningkat pada tahun 2003 produktifitas padi sawah sebesar 25,00kw/ ha dengan

luas panen 16.827ha, pada tahun 2004 naik menjadi 35,00 kw/ ha dengan luas

panen 13.452 ha dan pada tahun 2005 naik lagi menjadi 35,00 kw/ha dengan luas

(30)

16

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (Purposive), dengan dasar

pertimbangan bahwa dilokasi tersebut merupakan salah satu potensi besar

pertanaman padi sawah. Sedangkan waktu pengambilan data rencananya mulai

Bulan September 2013 sampai dengan selesai.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat berdasarkan data BPS

terdapat dua desa yang mengusahakan tanaman padi sawah terbanyak adapun

Desa diantaranya adalah Desa Pungki dengan jumlah petani 45 orang dan Desa

Pasi Ara sebanyak 45 orang dengan jumlah keseluruhan sebanyak 90 orang

diambil sampel dengan menggunakan metodepurposive sampling.

Menurut Rahmat (1997) untuk mengetahui jumlah sampel petani padi

sawah yang akan diambil sebagai objek penelitian digunakan rumus sebagai

berikut :

n =

( )

n =

( , )

(31)

17

Keterangan:

n = Ukuran sampel minimal

N = Jumlah total kedua desa tani

d2 = Tingkat kepercayaan 85 persen atau eror 15 persen

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil sebagai responden adalah 30

orang. Dalam penelitian ini sampel diambil dalam 2 desa yang mengusahakan

usaha padi sawah. Untuk menghitung besarnya tiap desa, digunakan rumus seperti

yang dikemukakan oleh Nasir (1999) sebagai berikut:

ni =

Dimana

ni = Jumlah sampel dari strata (desa tani)

Ni = Jumlah populasi dari strata (desa tani)

n = Besar sampel yang diambil pada seluruh strata

N = Jumlah populasi pada seluruh strata

a. Sampel didesa Pungkie

ni = 30 = 15

b. Sampel didesa Pasi Ara

(32)

18

Sumber:Programa BPP 2013.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei dan wawancara. Teknik pengambilan data dilakukan dengan dua

jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil

wawancara langsung dengan responden serta menggunakan daftar kuesioner.

Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang terkait

dengan penelitian ini.

3.4. Batasan Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Produksi adalah keseluruhan hasil yang berasal dari usahatani pada sawah

yang diperoleh dalam 1 kali panen dinyatakan dalam kg/ha per musim.

b. Nilai produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan atau diperoleh

dengan harga yang berlaku dalam satu kali panen.

c. Luas lahan adalah lahan yang digarap untuk mengusahakan usahatani padi

sawah dinyatakan dengan satuan hektar.

d. Pengalaman petani adalah pengalaman yang diterima petani dalam

mengusahakan tanaman padi sawah (tahun).

e. Tanggungan adalah jumlah tanggungan petani dalam keluarga yang ikut

(33)

19

f. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahatani

padi sawah baik berasal dari keluarga maupun diluar keluarga.

g. Biaya produksi usahatani adalah semua biaya yang dikeluarkan petani

dalam proses usahatani padi sawah yang dinyatakan dalam (RP/tiap kali

panen).

h. Pendapatan adalah total keseluruhan keuntungan dibagi dengan seluruh total

biaya yang dikeluarkan, dengan menggunakan rumus B/C. dinyatakan

dalam Rupiah (Rp).

i. Break Event Point (BEP) adalah untuk titik impas atau titik dimana suatu

usaha tidak mengalami kerugian maupun keuntungandalam suatu unit

produksi yang dinyatakan dalam Produksi (ton) dan Rupiah (Rp).

j. Revenue Cost Ratio (R/C) adalah untuk mengetahui suatu usaha

menguntungkan, merugikan atau impas yang dinyatakan dalam rupiah.

3.5. MetodeAnalisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel dan uraian.

Untuk mengetahui pendapatan usaha padi sawah (Orza sativa L.) yang ada di

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, maka digunakan rumus sebagai

berikut :

3.5.1 Analisis Biaya Usahatani dan Pendapatan

a. Biaya Usahatani

Untuk menghitung total biaya produksi usahatani dapat dihitung dengan

menggunakan rumus TC = TVC + TFC.

Keterangan :TC = Total Biaya (dalam Rupiah)

(34)

20

TFC = Total Biaya Tetap (dalam rupiah)(Sumber : Noor, 2007)

b. Pendapatan Usahatani

Pendapatan dihitung melalui pengurangan antara penerimaan dengan total

biaya untuk satu kali proses produksi, dihitung dengan rumus :

Penerimaan :TR = P.Q

Keterangan : TR = Penerimaan Total (dalam rupiah)

P = Harga Jual Per unit (dalam rupiah)

Q = Jumlah Produksi (unit) (Sumber : Noor, 2007)

c. Keuntungan Usahatani Padi Sawah

Keuntungan usahatani merupakan keuntungan bersih yang diperoleh dari

suatu kegiatan usahatani padi sawah dengan cara menggunakan rumus berikut ini.

Keuntungan : π = TR–TC

Keterangan :π = Total Keuntungan (dalam rupiah) TR = Total Penerimaan (dalam rupaih)

TC = Total Biaya (dalam rupiah) (Sumber : Noor,2007)

3.5.2 Revenue Cost Ratio (R/C) dan Analisis Titik Impas (BEP)

a. Revenue Cost Ratio (R/C)

Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan perbandingan antara penerimaan

total dan biaya total, yang menunjukkan nilai total, yang menunjukkan nilai

penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Adapun R/C ratio

dapat dirumuskan sebagai berikut.

TR

R/C =

(35)

21

Keterangan : TR = Total Penerimaan (dalam rupaih)

TC = Total Biaya (dalam rupiah)(Sumber : Noor, 2007)

Kriteria penerimaan R/C ratio :

R/C < 1 = usaha produksi padi sawah mengalami kerugian

R/C > 1 = usaha produksi padi sawah memperoleh keuntungan

R/C = 1 = usaha produksi padi sawah Mencapai titik impas.

b. Analisis Titik Impas (BEP) Usahatani Padi Sawah

Perhitungan BEP (Break Event Point) untuk mengetahui titik impas atas

dasar unit produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keteranagan:

BEP (Q) = Titik Impas Dalam Unit Produksi

TC = Total Biaya

P = Harga Jual Per Unit(Sumber:Noor, 2007)

Sedangkan perhitungan BEP (Break Event Point) untuk mengetahui titik

impas atas dasar harga dalam Rupiah, dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

TC

BEP (Q) =

P

BEP(P) = TC

(36)

22

Keterangan:

BEP (P)= Titik Impas Dalam Rupiah

TC = Total Biaya

(37)

23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Kecamatan Kaway XVI merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Keude Aron merupakan nama dari Ibu

Kota Kecamatan ini, dengan luas wilayah adalah 510,18 Km2. Sedangkan untuk

persentase luas kecamatan terhadap luas kabupaten adalah 17,42%. Jumlah

mukim yang terdapat di Kecamatan ini adalah 3 mukim, dan terdiri dari 43 desa.

Adapun gambaran luas tanam, panen produksi dan rata-rata produksi tanaman

padi dan palawija dalam Kecamatan Kaway XVI Tahun 2012. Dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel.2. Luas Tanam, Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman

Padi dan Palawija Dalam Kecamatan Kaway XVI Tahun 2012.

Jenis Tanaman

1. Padi Sawh 2030 1436 6146 4,28

2. Padi Ladang - - -

(38)

24

4.2. Batas Wilayah

Hubungan Kecamatan Kaway XVI dengan beberapa Kecamatan lainnya

sangat dekat, hal tersebut sesuai dengan batas-batas wilayah Kecamatan ini

dengan Kecamatan lainnya:

a. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Kecamatan Panton Reu

b. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kecamatan Johan Pahlawan

c. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Bubon

d. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kecamatan Meureubo

4.3 Karakteristik Petani

Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini adalah gambaran atau

keadaan atau cirri-ciri petani sampel yang menjalankan usahatani padi sawah di

Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat. Adapun karakteristik petani

sampel meliputi umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggunagan dan luas

lahan. Karakteristik ini memiliki keterkaitan dengan tingkat pendapatan dan

kesejahteraan hidup petani sampel, karena karakteristik ini mencerminkan

kemampuan bekerja, produktifitas, pola fikir, perencanaan, dan sebagai

kemampuan lainnya terutama dalam meningkatkan pendapatn usahatani padi

sawah.

4.4. Jenis Kelamin

Karakteristik Jenis kelamin adalah melihat jenis kelamin responden yang

digunakan dalam penelitian ini, dimana responden laki laki sama banyaknya

(39)

25

dimana diperoleh 76 persen adalah responden laki-laki dan 24 persen lagi adalah

responden perempuan. Jenis kelamin responden yang sudah cukup merata.

Tabel 3. Jumlah Dan Persentase Responden Petani sampel di daerah penelitian.

Salah satu karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur

responden. Umur petani sampel dalam usaha padi sawah berkisar antara 30 tahun

(Umur terendah) hingga 59 tahun (Umur paling tinggi). Umur responden yang

diambil dibagi atas 3 katagori, dimana persentase terbanyak adalah 41-49 tahun

dengan persentase yaitu 46,4 persen. Selanjutnya diikuti oleh umur 50-59

tahundengan persentase 30 persen. Sedangkan persentase terkecil berada pada

kisaran umur 30-40 tahun yaitu sebesar 23,3 persen. Gambaran keadaan tersebut

menjelaskan bahwa sebagian besar petani padi sawah didaerah penelitian

termasuk kedalam umur produktif. Dimana semakin produktifnya umur maka

diharapkan akan memiliki kemungkinan yang besar pula untuk memajukan usaha

padi sawah yang dijalankan.

Tabel 4. Jumlah dan persentase Responden Petani sampel usaha padi sawah didaerah penelitian tahun 2013.

(40)

26

Tingkat pendidikan merupakan faktor yangsangat penting yang

menentukan tingkat kecakapanpetani dalam menjalankan tugas serta fungsinya

baik sebagai manajer maupun juru tani. Semakin tinggi tinggkat pendidikan

seorang petanimaka semakin mudah menerima masukan dan sarandalam

mengelolah usahanya. Adapun tingkatpendidikan petani responden dapat dilihat

pada karakteristik tingkat pendidikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat pendidikan akhir petani padi sawah. Tingkat pendidikan

sebagian besar petani padi sawah yang diperoleh melalui kuisioner ini adalah

(SMP) yaitu sejumlah 13 orang dengan persentase 43,3 persen, (SD) sebanyak

10orang dengan persentase 33,3 persen, pendidikan SMA merupakan pendidikan

tertinggi usaha padi sawah dengan jumlah 7 orang dengan presentase 23,3 persen.

Tabel 5. Jumlah Dan Presentase Responden menurut tingkat pendidikan di daerah penelitian 2013.

No Tingkat Pendidikan Jumlah responden (Orang)

Rata-rata petani didaerah penelitian melakukan aktifitas bertanam padi

luas lahan garapan merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha

meningkatkan produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan

yang diterima oleh petani. Biaya produksi yang diperhitungkan adalah seluruh

(41)

27

atas harga-harga yang berlaku didaerah penalitian. Sesuai dengan data yang

diperoleh bahwa biaya yang dikeluarkan oleh petani sampel dalam berusaha tani

tanaman padi sawah meliputi biaya sarana produksi ( benih dan pupuk) biaya

penyusutan alat (cangkul, parang, karung/ goni, spayer), biaya tenaga kerja dan

biaya sewa lahan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rata Biaya Produksi, Usahatani Dengan Luas Lahan Rata-Rata 0,85 Ha Tanaman Padi Di Daerah Penelitian Tahun 2013 No Jenis Biaya Jumlah Persentase

(%)

2 Tenaga kerja Rp. 113.765.000 66,5

3 Biaya peralatan Rp.6.005.833 3,5

4 Biaya Sewa lahan Rp. 39.836.000 23,3

Jumlah Rp.176.816.333 100 Rata-rata Rp. 5.696.050 25

Tabel 4 menunjukan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan petani

sampel terdiri dari biaya sarana produksi seperti benih Rp. 6.948.000 dan pupuk

Rp. 10.261.500 sedangkan untuk biaya tenaga kerja Rp.113.765.000 dan biaya

peralatan Rp. 6.005.833 dan biaya sewa lahan Rp. 39.836.333 jadi total

keseluruhan biaya produksi usahatani padi sawah Rp. 176.816.333 untuk lebih

jelas dapat dilihat pada lampiran 5, untuk biaya tenaga kerja di daerah penelitian

(42)

28

4.8. Analisis Pendapatan

Hasil data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan

menurut kebutuhan analisis. Kegiatan analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pendapatan usaha padi sawah (Oryza sativa L.) di Kecamatan Kaway

XVI Kabupaten Aceh Barat. Untuk lebih jelasnya terkait analisis data tersebut

dapat digunakan beberapa rumus sebagai berikut :

1. Biaya Usahatani Padi Sawah

Total Biaya Variabel =

Rp.136.980.333,-Total Biaya Tetap = Rp.

39.836.000,-Rumus : TC = TVC + TFC

= Rp.136.980.333 + Rp.

39.836.000,-TC=

Rp.176.980.333,-2. Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Rumus : TR = P x Q

= Rp.3.000,- x 89.900 Kg

TR =

Rp.269.700.000,-3. Keuntungan Usahatani Padi Sawah

Rumus : π = TR – TC

= Rp.269.700.000,-– Rp.

176.816.333,-π = Rp

.92.883.667,-4. Revenue Cost Rasio (R/C)

Rumus:

TR R/C =

(43)

29

Rp.269.700.000,-R/C=

Rp.176.816.333,-R/C= 1,55

Nilai R/C ratio 1,55memberikan arti bahwa dengan biaya Rp. 1 akan

menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1,55 hal ini menunjukkan perbandingan

menghasilkan nilai diatas nilai 1 (R/C rasio > 1), artinya usaha padi sawah layak

diusahakan oleh petani sampel.

Kriteria :

R/C < 1 = Usaha Padi SawahMengalami Kerugian

R/C > 1 = Usaha Padi SawahMemperoleh Keuntungan

R/C = 1 = Usaha Padi SawahMengalami Titik Impas

6. Analisis Titik Impas (BEP)

Keterangan:

Rp.5.696.050 BEP(Q=

Rp. 3.000/Kg

BEP (Q)=1.899 Kg

Pada produksi 1.899 Kg usaha padi sawah sudah menguntungkan, karena angka

produksi 1.899 Kg berada dibawah angka produksi 2.997 Kg , maka usaha padi

sawah sangat menguntungkan. TC

BEP(Q)=

(44)

30

TC

BEP (P)=

Q

Rp.5.696.050 BEP(P) =

2.997Kg

BEP (P)= Rp.1.901

BEP (P) sebesar Rp.1.901 menunjukkan bahwa masih berada dibawah harga

pasar, berarti usaha padi sawah menguntungkan, bila harga Rp.1.901petani padi

(45)

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, pendapatan

keseluruhan petani sampel Usaha Padi Sawah Dikecamatan Kaway XVI sebesar

Rp.176.816.333, dengan total biaya produksi petani sampel Usaha Padi Sawah

Rp.269.700.000, sedangkan jumlah produksi petani sampel Padi Sawah sebanyak

2.997 Kg rata-ratanya. Adapun keuntungan petani sampel Usaha Padi Sawah

didaerah penelitian sebesar Rp.92.883.667 dan rata-rata Rp.3.096.122 Maka

Usaha Padi Sawah layak untuk diusahakan karena nilai R/C Rasionya 1,55 dari

uraian diatas yang menunjukan bahwa petani padi sawah dapat dikatakan layak

karena nilai R/C lebih dari 1. BEP harga yang didapatkan 1.901, artinya lebih

rendah dari harga jual gabah Rp.3.000 dan BEP volume 1.899Kg lebih rendah dari

produksi 2.997, kedua hal tersebut menunjukkan bahwa usaha padi sawah

menguntungkan.

5.2 Saran

1. Untuk memperbesar produksi Usaha Padi Sawah dan harga yang terjadi di

tingkat petani di Desa Pungkie dan Desa Pasi Ara diharapkan kepada

petani dapat meningkatkan produksi Padi Sawah dan pendapatan petani di

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dengan cara memperluas

luas tanam Usaha Padi Sawah.

2. Diharapkan Pemerintah Kecamatan khusunya PPL setempat agar

(46)

32

serta dapat memberikan masukan-masukan terhadap peningkatan produksi

(47)

33

DAFTAR PUSTAKA

Balai PenyuluhPertanian (BPP). 2012. Programa Penyuluhan Pertanian. Kecamatan. Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. BPP.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Survei Sosial Ekonomi Nasional. BPS. Jakarta.

Badan Pusat Statistik(BPS). 2011.Sensus Pertanian. Aceh Barat: BPS Meulaboh

–Aceh Barat.

Endro, S.2009, Hasil Penelitian Terdahulu tentang pendapatan usahatani Tanaman Padi. http://www.agrimart.com Diakses pada tanggal 13 Januari 2013 Pukul 15.00 WIB.

Hafsah, Mohammad Jafar. 2004. Potensi, Peluang, dan Strategi Pencapaian Swasembada Beras dan Kemandirian Pangan nasional Melalui Produksi Mantap. Jakarta. Deptan.

Karlina, A. 2010. Penerapan PSAK Nomor 23 Dalam Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Pada PT. Prodia Widyahusada Wilayah-I Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mangunwidjaya, D. dan Sailah, I. 2009.Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nasution. 2003.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Noor, H., Faizal. 2007.Ekonomi Majerial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Shinta, A., 2005. Ilmu Usahatani. Diktat Kuliah Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Suger, HR. 2001.Bercocok Tanam Padi.CV. Aneka Ilmu. Anggota IKAPI.

Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.Jumlah Populasi dan Sampel pada usaha padi sawah di KecamatanKawayXVI Kabupaten Aceh Barat.
tabel 2.Tabel.2. Luas Tanam, Panen, Produksi dan Rata-Rata  Produksi Tanaman
Tabel 4. Jumlah dan persentase Responden Petani sampel usaha padi sawahdidaerah penelitian tahun 2013.
Tabel 5. Jumlah Dan Presentase Responden menurut tingkat pendidikan di
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun pendapatan total rumahtangga pertanian merupakan penjumlahan dari seluruh nilai hasil usahatani padi sawah, non usahatani, dan usahatani non padi sawah yang akan

Untuk menganalisis besar pengeluaran rumah tangga dari total pendapatan usahatani padi sawah dan besar nilai tukar petani padi sawah di daerah penelitian

Analisis pendapatan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani responden usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1

penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Cemara Labat kecamatan Kapuas Kuala kabupaten

Usahatani padi sawah di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara merupakan sektor utama yang menjadi mata pencaharian masyarakat dalam memperoleh pendapatan untuk

Identitas Responden Usahatani Padi Sawah Di Desa Pebuar Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat Tahun 2017 (Lanjutan).. Jenis Tingkat Pengalaman Jumlah Luas Status Kepemilikan

Manfaat teknologi adalah manfaat yang dirasakan oleh petani dalam penerapan teknologi pertanian dalam usahatani padi sawah.. Prosedur adalah tahapan kegiatan

Luas lahan petani responden dalam usahatani padi mempengaruhi produktivitas seorang petani. Luas areal usahatani akan membuka kesempatan bagi seorang petani untuk