• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT DARI DAUN DAN RIMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT DARI DAUN DAN RIMPANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

171

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

JAMUR ENDOFIT DARI DAUN DAN RIMPANG

Zingiber ottensii Val.

Noverita, Dinah Fitria, Ernawati Sinaga Fakultas Biologi Universitas Nasional

Korespondensi: Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS, Apt.

Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

ersinaga2003@yahoo.com.sg

ABSTRACT

Endophytic fungi is cluster of fungi lives in the plant tissues for a few time or entire of its life. This kind of fungi usually produces secondary metabolites which have significant bioactivity, such as anti cancer, anti virus, or antibacterial agents. Endophytic fungi can be isolated from many kinds of plants, especially medicinal plant such as Zingiber ottensii Val. (Ghost Bangle), which is abundant in Indonesia. The objective of this research is to isolate endophytic fungi from leaves and rhizomes of Zingiber ottensii Val. and investigate its antibacterial activity towards Escherichia coli and Staphylococcus aureus. From the experiments we could obtain 10 endophytic fungi isolates from leaves and rhizomes of Zingiber ottensii Val., and experiments showed that all of the endophitic fungi have significant antibacterial activity towards Escherichia coli and Staphylococcus aureus.

Keywords: antibacterial, endophytic, fungi, Zingiber ottensii

ABSTRAK

Jamur endofit merupakan sekelompok jamur yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam jaringan tumbuhan hidup dan biasanya tidak merugikan pada inangnya. Jamur-jamur endofit umumnya memproduksi metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat seperti misalnya senyawa-senyawa anti kanker, anti virus, atau antibakteri. Jamur endofit dapat ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan, terutama pada tumbuhan obat, seperti misalnya Zingiber ottensii Val. (Bangle hantu), salah satu tumbuhan obat yang banyak terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat jamur endofit dari daun dan rimpang Zingiber ottensii Val., serta menguji aktivitas antibakteri dari isolat jamur yang diperoleh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh 10 isolat jamur endofit dari daun dan rimpang Zingiber ottensi Val. Kesepuluh isolat jamur endofit tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan kedua jenis bakteri uji, dengan kekuatan yang berbeda-beda. Kata kunci : anti-bakteri, jamur, endofit, bangle hantu, Zingiber ottensii Val.

PENDAHULUAN

Jamur endofit merupakan

mikroorganisme yang terdapat di dalam suatu sistem jaringan tumbuhan seperti

biji, daun, bunga, ranting, batang dan akar. Berbagai senyawa fungsional dapat dihasilkan oleh jamur endofit. Senyawa yang dihasilkan jamur endofit tersebut dapat berupa senyawa anti

(2)

172

kanker, antivirus, antibakteri, antifungi,

hormon pertumbuhan tanaman,

insektisida dan lain-lain (1).

Penelitian terhadap aktivitas suatu

senyawa baik sebagai antibakteri

maupun antijamur merupakan suatu

langkah awal untuk mengetahui

kegunaan senyawa tersebut. Adanya senyawa aktif antibakteri dan antifungi

dibidang kesehatan merupakan

informasi penting untuk

penanggulangan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur (2). Selain itu, pencarian jamur endofit yang

banyak terdapat pada tumbuhan

dilakukan untuk menambah atau

memperkaya koleksi mikroba.

Selanjutnya mikroba tersebut perlu diidentifikasi untuk mengetahui sifat pertumbuhan dan jenisnya, sehingga lebih lanjut dapat dimanfaatkan di

bidang kesehatan. Mengingat

kebutuhan bahan baku obat yang

semakin meningkat baik jumlah

maupun macamnya maka potensi

sumber daya alam Indonesia

khususnya jamur endofit perlu digali dan dikembangkan.

Berbagai jenis tanaman terutama

tanaman obat, dapat digunakan

sebagai sumber isolat jamur endofit. Tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat-obatan tradisional antara lain dari suku Zingiberaceae. Salah satu jenis yang banyak digunakan adalah Bangle

hantu (Zingiber ottensii Val.).

Tumbuhan tersebut memiliki

kandungan senyawa utama yang

dikenal dengan minyak atsiri dan memiliki aktivitas sebagai antimikroba yang berspektrum luas. Tanaman tersebut biasanya digunakan sebagai analgetik, obat demam (antipiretik), obat batuk, antikonvulsan (obat kejang) terutama anak-anak, dan obat untuk ibu setelah melahirkan (3).

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan flora normal dalam tubuh manusia, tetapi pada keadaan tertentu dapat berpotensi

membahayakan dan menjadi patogen. Bakteri ujinya adalah Escherichia coli

dan Staphylococcus aureus yang

menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan eksotoksin dan produksi enzim yang dihasilkan (4). Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif

berbentuk batang yang tidak

membentuk spora dan merupakan flora normal di usus dan sebagai penyebab

penyakit diare, sedangkan

Staphylococcus aureus merupakan

bakteri Gram positif (5).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Memperoleh isolat jamur endofit dari tanaman Zingiber ottensii Val. 2. Menguji aktivitas antibakteri dari

isolat jamur endofit hasil isolasi

terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus. METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Mikrobiologi dan

Genetika Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan, pada bulan Mei hingga Juli 2008.

Alat

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain: oven (WTB Binder), autoklaf (Delixi), laminar air flow, rotary shaker (Model VRN-210),

refrigerator, inkubator (Memmert),

sentrifus (Hittech), tabung sentrifuse, timbangan digital, kompor listrik, pH universal, gelas piala, labu Erlenmeyer (Pyrex), cawan Petri (Pyrex), tabung reaksi, rak tabung, pembakar Bunsen, gelas ukur, kain saring, kertas saring, plastik pembungkus, aluminium foil, swab, pipet volumetrik, pinset, spatula, gunting, pisau, koran, plastik, core borer (pembolong gabus), vortex mixer,

(3)

173 kapas, kertas label, bulb, spidol, scalpel,

ose, dan penggaris.

Isolasi Jamur Endofit: Isolasi jamur

endofit dilakukan dengan metode

tanam langsung, yaitu setelah

perendaman terakhir menggunakan

etanol 70% selama 1 menit.

Selanjutnya, potongan sampel

dikeringkan di atas kertas saring steril

selama beberapa menit. Masing–

masing potongan sampel kemudian diletakkan di atas media MEA (Malt Extract Agar) yang telah ditambahkan serbuk tanaman inang dengan posisi permukaan belahan menempel pada agar médium. Sampel diletakkan di atas médium dengan diberi tekanan, dan bagian potongan berada di atas medium. Inokulasi sampel dilakukan di atas cawan petri dan dilakukan duplo, tiap cawan berisi 4 potongan sampel. Selama pekerjaan dilakukan di dalam laminar air flow, dan kemudian inkubasi selama 2-14 hari hari pada suhu

27-29oC (suhu ruang). Isolat endofit yang

menunjukkan sifat morfologi jamur dipindahkan ke media MEA .

Pemurnian Jamur Endofit: Jamur

endofit yang telah tumbuh pada media isolasi MEA, kemudian secara bertahap dimurnikan satu persatu. Masing-masing isolat murni jamur endofit yang diperoleh, kemudian dipindahkan ke dalam media dalam MEA cawan Petri.

Pemurnian ini bertujuan untuk

memisahkan koloni endofit dengan morfologi berbeda untuk dijadikan isolat tersendiri. Pengamatan morfologi dilakukan kembali setelah inkubasi selama 5-7 hari, dan apabila masih ditemukan pertumbuhan koloni yang berbeda secara makroskopik maka

harus dipisahkan kembali sampai

diperoleh isolat murni. Jamur endofit diinkubasi pada suhu kamar selama 3-5 hari sesuai dengan pertumbuhannya. Setiap isolat murni dibuat duplo pada agar miring. Masing-masing sebagai kultur stok dan kultur untuk penelitian.

Fermentasi Jamur Endofit: Fermentasi

jamur endofit dilakukan dengan

fermentasi cair menggunakan media PDY (Potato Dextrose Yeast) (6). Koloni murni jamur endofit pada cawan petri MEA yang telah diinkubasi selama

5-7 hari, kemudian dengan

menggunakan core borer diambil 3 potongan biakan jamur berukuran ± 1 x 1 cm. Potongan jamur tersebut kemudian diinokulasikan ke dalam media fermentasi cair PDY sebanyak 20 mL dalam labu Erlenmeyer ukuran

100 mL. Selanjutnya dilakukan

fermentasi goyang menggunakan

rotary shaker 130 rpm (kocokan/menit) pada suhu kamar selama 14 hari. Dari

masing-masing kultur yang telah

difermentasi dimasukkan ke dalam tabung sentrifus ukuran 15 mL yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih

dahulu, kemudian di sentrifugasi

dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan diambil dan

kemudian disaring menggunakan

kertas saring. Supernatan ini kemudian digunakan untuk uji aktivitas antibakteri sebagai larutan uji berupa supernatan suspensi koloni endofit.

Persiapan Bakteri Uji: Sebanyak satu ose koloni bakteri uji diinokulasikan dalam larutan NaCl fisiologis 0,9% sebanyak 5 mL. Kekeruhannya diseragamkan dengan menggunakan standar McFarland 0,5 (kepadatan

bakteri 1,5 x 108) pada latar belakang

hitam dan cahaya terang. Standar kekeruhan McFarland dibuat dengan

cara 0,5 mL larutan BaCl2 1% ditambah

dengan 9,5 mL H2SO4 1%

Teknik inokulasi bakteri yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan swab steril. Swab steril dicelupkan ke dalam campuran bakteri uji dengan NaCl fisiologis 0,9%, kemudian ditiriskan dengan cara ujung swab ditekan dan diputar pada dinding

dalam tabung untuk membuang

kelebihan cairan. Selanjutnya swab tersebut dioleskan ke permukaan agar

(4)

174

sebanyak dua kali yaitu secara

horizontal dan vertikal agar

pertumbuhan bakteri merata.

Pengujian aktivitas antibakteri:

Pengujian aktivitas antibakteri

dilakukan dengan metode Kirby-Bauer yang dikenal dengan sebutan metode cakram kertas (7). Tiap-tiap cakram kertas kosong sebelumnya dipanaskan

dalam oven pada suhu 70oC selama 15

menit, kemudian kertas cakram

dicelupkan ke dalam larutan uji. Cakram yang telah berisi supernatan, kemudian didiamkan selama 15 menit sebelum diletakkan pada media uji. Kemudian secara aseptik, setelah kertas cakram menyerap supernatan

tersebut, masing-masing diletakkan

pada permukaan medium yang telah berisi mikroba uji. Jumlah cakram kertas yang diletakkan tersebut kira-kira dalam satu cawan Petri berisi 6-7 buah, dan masing-masing jarak antara cakram diatur supaya tidak terlalu dekat.

Sebagai kontrol positif digunakan cakram Ampisilin 10 µg dan untuk

kontrol negatif digunakan cakram

kosong steril. Pengujian dilakukan dengan tiga ulangan. Setelah inkubasi

pada suhu 370C selama 18-24 jam,

dilakukan pengukuran diameter zona hambat, yaitu zona bening yang terbentuk di sekitar cakram, dengan menggunakan penggaris milimeter. HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolat Jamur Endofit dari Zingiber ottensii (Bangle hantu)

Jumlah total isolat jamur endofit yang diperoleh dari daun dan rimpang

tanaman Zingiber ottensii (bangle

hantu) adalah 10 isolat dengan rincian 8 isolat dari daun dan 2 isolat dari rimpang . Dilihat dari angka tersebut, ternyata jumlah isolat yang diperoleh

dari bagian daun lebih banyak

dibandingkan dari rimpang. Hal ini diduga karena sumber nutrisi yang

terdapat di bagian daun lebih

mendukung keberadaan jamur endofit. Jamur endofit yang dihasilkan dari ttumbuhan inang dapat menghasilkan jenis isolat yang berbeda-beda dan

jumlah bervariasi. Sesuai dengan

pernyataan Wahyudi (8), isolasi jamur endofit dari bagian tanaman yang berbeda dari satu tumbuhan inang, ternyata mengandung jenis isolat yang berbeda pula. Hal ini merupakan

mekanisme adaptasi dari endofit

terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang spesifik dari masing-masing tumbuhan inang. Bahkan dari satu jaringan hidup suatu tumbuhan dapat diisolasi lebih dari 1 jenis jamur endofit. Selanjutnya menurut Petrini dkk. (9), bahwa kehadiran jenis endofit

dihubungkan dengan kondisi

mikrohabitat tanaman inang dan

kecocokan genotip antara tanaman inang dan endofit, sehingga akan

berpengaruh terhadap perbedaan

dalam komposisi koloni endofit dan tingkat infeksi tanaman inang yang di tempati oleh jamur endofit pada lokasi yang sama.

Perolehan isolat jamur endofit hasil

isolasi selanjutnya dilakukan

pengamatan secara makroskopis dan

mikroskopis. Masing-masing isolat

memiliki cirri khas morfologi yang berbeda (Gambar 1).

Gambar 1. Koloni beberapa isolat endofit dari Zingiber ottensii

(5)

175 Aktivitas antibakteri isolat jamur

endofit

Hasil pengujian daya antibakteri 10 isolat jamur endofit yang diisolasi dari tanaman Zingiber ottensii terhadap pertumbuhan koloni bakteri Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus

ditampilkan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Diameter zona hambat isolat

jamur endofit terhadap bakteri uji

No Kode

Isolat

Zona hambat rata-rata (mm)

E.a coli S. aureus

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 R1 R2 Ampisilin Kontrol 17 17 18 19 17 15 17 18 18 16 16 6 19 19 19 18 17 16 18 18 15 17 12 6

Rata-rata zona hambat yang

dihasilkan masing-masing isolat endofit hasil isolasi dari tanaman Zingiber ottensii (bangle hantu) terhadap kedua bakteri uji (tabel 1) memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Kisaran

zona hambat yang dihasilkan

kesepuluh isolat endofit tersebut adalah 15 mm sampai dengan 19 mm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang gambar 2.

Berdasarkan gambar 2 terlihat

bahwa ke sepuluh isolat jamur endofit hasil isolasi dari tanaman Zingiber ottensii (bangle hantu) memiliki daya hambat berbeda-beda terhadap kedua bakteri uji, tetapi hampir seluruhnya lebih kuat dibandingkan dengan kontrol positif. Isolat yang memiliki rata-rata

zona hambat tertinggi terhadap

pertumbuhan E. coli adalah isolat D4 sebesar 19 mm, sedangkan yang

memiliki daya hambat tertinggi

terhadap pertumbuhan S. aureus

adalah isolat D1, D2 dan D3 dengan zona hambat masing-masing sebesar 19 mm.

Gambar 2. Zona hambat rata-rata (mm) isolat jamur endofit terhadap kedua bakteri uji

Ket: biru = E. coli dan merah = S. aureus

Bila dibandingkan kemampuan

menghambat pertumbuhan kedua

bakteri uji antara isolat jamur endofit hasil isolasi dengan kontrol positif, yaitu cakram antibiotik ampisilin 10 ug, terlihat bahwa hampir semua isolat endofit hasil isolasi ini lebih efektif dalam menghambat kedua jenis bakteri

uji dibandingkan dengan cakram

antibiotik ampisilin 10 ug yang

digunakan. Hal ini terbukti dari

besarnya zona hambat yang dihasil oleh isolat-isolat jamur endofit ini yang melebihi kemampuan cakram ampisilin

10 ug dalam menghambat

pertumbuhan kedua bakteri uji.

Melihat kemampuan kesepuluh

isolat endofit ini yang mampu

menghambat kedua jenis bakteri uji yang mewakili bakteri Gram positif (S.aureus) dan bakteri Gram negatif

(E.coli), maka dapat disimpulkan

bahwa isolat-isolat jamur endofit hasil isolasi ini memiliki daya antibakteri yang signifikan dan tampaknya bersifat broad spectrum. Data ini dapat

(6)

176

dijadikan sebagai acuan dalam

mendapatkan senyawa antibiotik baru. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari daun dan rimpang Zingiber

ottensii (bangle hantu) dapat

diperoleh 10 isolat jamur endofit.

2. Kesepuluh isolat jamur endofit

tersebut memiliki sifat antibakteri

yang cukup kuat terhadap

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

3. Daya antibakteri isolat jamur endofit yang dihasilkan berbeda-beda. Yang paling tinggi daya antibakterinya terhadap E. coli adalah isolat D4 yang diperoleh dari daun, dan yang paling tinggi daya antibakterinya terhadap S. aureus adalah isolat D1, D2, dan D3.

Dari hasil penelitian perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk identifikasi jenis dan senyawa kimia antimikroba yang terdapat di dalam isolat jamur endofit hasil isolasi dari tanaman Zingiber ottensii (bangle hantu), terutama untuk isolat yang mempunyai aktivitas antibakteri terbaik.

2. Perlu dilakukan uji antibakteri

lanjutan menggunakan jenis-jenis bakteri patogen lainnya, agar dapat

diperoleh data antibakteri yang memadai dari hasil fermentasi jamur

endofit yang diperoleh, untuk

nantinya dapat dikembangkan

sebagai bahan obat antibakteri . DAFTAR PUSTAKA

1. Strobel GA. Natural products from endophytic microorganism. Journal of Natural Products 2004 ; 67:257-268. 2. Ganjar I, Syamsurizal W, Wutari A.

Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006.

3. Sinaga E, Rahayu SE, Wahyuningsih E dan Matondang I. Katalog tumbuhan obat di Indonesia: Zingiberaceae. Universitas Nasional Press, 2000. 4. Volk WA dan Wheeler MF. Mikrobiologi

Dasar. Jilid 1, edisi 5. Erlangga. Jakarta, 1993.

5. Budiyanto AK. Mikrobiologi Terapan. Universitas Muhammadiyah Malang, 2002.

6. Kumala S, Mangunwardoyo W, dan Budiarti P. Fermentasi diam dan goyang isolat kapang endofit dari Brucea javanica L. Merr. dan uji aktivitas antimikroba. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 2005;.3(2): 60-63.

7. Lay BW. Analisis mikroba di laboratorium. Grasindo Persada, Jakarta, 1994.

8. Wahyudi P. Mikroba endofitik: simbion dalam jaringan tanaman. Lingkungan Manajemen Ilmiah 2001; 3(2): 45-50. 9. Petrini O, Sieber TN, Toti L, dan Viret

O. Ecology metabolite production and substrate utilization in endophytic fungi. Natural Toxins 1992. 1:185-196.

Gambar

Gambar 1. Koloni beberapa isolat  endofit dari Zingiber ottensii
Tabel 1. Diameter zona hambat isolat  jamur endofit terhadap bakteri  uji

Referensi

Dokumen terkait

Ada Sembilan unsur dari aspek produk, akan tetapi ada dua aspek dan 3 sub unsur yang belum terpenuhi di Hotel Semesta Syariah Kota Semarang yaitu belum

Dari uraian sebelumnya, maka dalam penelitian ini dikembangkan sebuah desain pembelajaran guna mengembangkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan

Distribusi frekuensi (%) matang gonad dan belum matang gonad berdasarkan waktu pengambilan sampel ikan betutu (Oxyeleotris marmorata Blekeer, 1852) betina di perairan

Uraian dalam sub bab ini secara keseluruhan menggambarkan bagaimana kehidupan sosial suku Mongondow di Lolak dalam masa kontemporer atau kekinian sebagai lanjutan dari

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan rasa percaya diri dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Simo dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ Pengaruh Suplementasi Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Karakteristik Fisik

UUD 45 menjamin bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan yang lebih khusus salah satunya dijabarkan dalam Pasal 281 angka (1) salah

atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada. sudut pandang obyektif