62
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL 4-D PADA MATERI GETARAN GELOMBANG DAN BUNYI DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP NEGERI 6 PALU
Ernawati ernasinjai@gmail.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract
One of the reason for poor students understanding of physics concepts is less availability of particular books supporting the learning activities and the lack of development of learning tools expecially the material vibrations, waves and sound. This research is a development study with the limited test that aims to develop the instructional materials in natural science physics of the topic vibrations waves and sound, including teaching materials, students worksheet, and lesson plan. The subject of this research was students at VIIIA class of SMP Negeri 6 Palu with 40 students. There were four steps of the development of this model: (l) defining, including student analysis, concept analysis, task analysis, and specification indicator of learning outcomes; (2) designing, containing media selection, the selection of format, and the early design of instructional materials; (3) developing, dealing with expert validation, simulation, and revision; and (4) distributing. The
strength of instructional materials compiled systematically could improve the students’ concept
understanding and make the teaching-learning process in the classroom easier. The effectiveness of the instructional materials obtained by t-test which was tcounted (5.967) > ttable (1.664). Based on the result of data analysis and t test, also the test result of concept understanding, it can be concluded that the product of the instructional materials development of Natural Science Physics with the topic of vibration waves and sound by using 4-D development model at SMP Negeri 6 Palu, which was valid and effective as teaching material for students, student worksheet, and lesson plan have been produced.
Keyword: Materials development, learning vibration, waves and sound, concept understanding, 4-D Model.
Tantangan dunia pendidikan masa de-pan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan, guru memegang peran penting dan strategis. Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru juga merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri (Surya, dkk. 2010).
Haggarty dalam Muchayat (2011), menjelaskan bahwa dalam rangka memper-baiki pengajaran dan pembelajaran di kelas diperlukan usaha untuk memperbaiki pemaha-man guru, siswa, serta bahan yang digunakan
untuk pembelajaran dan interaksi antara mereka. Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik, disamping perlu adanya pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, juga diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai pula dengan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan. Bertolak dari pandangan di atas, maka diperlukan pengem-bangan perangkat pembelajaran oleh tenaga pendidik yang diarahkan pada peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dalam kegia-tan belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal.
secara optimal. Depdiknas (2005), mengemu-kakan pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilah menjadi empat langkah, yaitu orien-tasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Dahar (2006), menjelaskan bahwa interaksi antara guru dan siswa yang optimal berimbas pada peningkatan pengua-saan dan pemahaman konsep siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pernyataan di atas belum sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah, berdasarkan fakta yang ada menurut peneliti, belum ada pengembangan perangkat pembelajaran sebe-lumnya di sekolah yang diarahkan pada pemahaman konsep siswa. Disamping itu guru hanya mengandalkan buku paket yang ada di perpustakaan dimana jumlah buku khususnya buku fisika yang tersedia sangat terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah siswa, buku yang ada pun sebagian besar sudah rusak dan tidak layak untuk digunakan. Keadaan ini menyebabkan minat siswa untuk meminjam buku sangat rendah, akibatnya siswa malas untuk belajar, dengan kata lain siswa hanya menunggu informasi yang diberikan oleh guru, sedangkan kita ketahui bahwa sistem pembelajaran yang baik adalah sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre),bukan sistem pembela-jaran yang berpusat pada guru (teacher centre).
Selain hal tersebut di atas berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 6 Palu, dapat disimpulkan bahwa belum ada pengem-bangan perangkat pembelajaran khususnya IPA fisika yang diarahkan pada peningkatan pemahaman konsep siswa, sehingga selama pembelajaran berlangsung siswa hanya cende-rung menghafal rumus saja tanpa memahami maknanya, hal ini yang menyebabkan minat siswa untuk belajar fisika kurang sehingga pemahaman konsep sangat rendah dan berdampak pada persentase ketuntasan hasil belajar yang masih rendah.
Haggarty dalam Muchayat (2011), mengantisipasi permasalahan dalam
mempe-lajari fisika, maka perlu dikembangkan sebuah perangkat pembelajaran untuk mengoptimalkan pembelajaran dan mencari keselarasan antara materi yang ingin disampaikan dengan waktu yang tersedia. Prasetyo (2011), menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran perlu diinovasi dengan beberapa indikator yang perlu diganti, seperti dari menyimak menjadi kegiatan, dari praktikum verifikasi menjadi praktikum berbasis inkuiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori konstruktivis bahwa siswa harus secara indi-vidu menemukan dan menerapkan informasi-informasi kompleks ke dalam situasi lain apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri (Leinhardt dalam Nur, 2001). Pandangan ini menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pem-belajaran mereka sendiri dan semua ini dapat tercapai dengan mengaktifkan siswa melalui pengembangan pembelajaran serta pengaktian siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni meliputi kerja secara kelompok untuk meme-cahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Peserta didik perlu diberi kesempatan dalam meningkatkan penguasaan konsep suatu materi yakni dengan bekerja meru-muskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri yaitu dengan membuat perangkat pembelajaran yang menggunakan model pengembangan 4-D. Mulyatiningsih (2008), mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan model 4-D juga sering digunakan dalam pengem-bangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar. Tidak terbatas pada itu saja, peneliti dapat menggunakan model ini untuk mengembangkan produk lain, karena pada prinsipnya inti dari prosedur pengembangan produk sudah terwakili di sini.
METODE
yaitu define, design, develop, dan disseminate
(Thiagarajan, dkk. 1974) atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran (Rusdi, 2008). Perangkat yang dikembangkan berdasarkan model 4-D ini terdiri dari RPP, LKS, bahan ajar siswa dan tes pemahaman konsep. Hasil dari pengembangan perangkat pembelajaran dan pengamatan disampaikan secara deskriptif.
Subjek penelitian yaitu kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Ujicoba perorangan dila-kukan pada tiga orang siswa yang terdiri dari masing-masing siswa yang prestasi belajarnya tinggi, sedang dan rendah. Ujicoba kelompok kecil berjumlah 9 orang dengan masing-masing tiga siswa dengan prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Selanjutnya uji coba lapangan dilakukan pada kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu yang melibatkan seluruh siswa yang berjumlah 40 orang. Dengan tuju-an untuk melihat tingkat keefektiftuju-an dtuju-an keefesienan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
Data yang terkumpul adalah data hasil penilaian berupa tanggapan dan komentar para ahli pengembangan perangkat pembela-jaran, guru mitra pada ujicoba lapangan,
ujicoba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan serta hasil tes pemahaman konsep. Seluruh data yang diperoleh untuk mempermudah analisis dikelompokkan menu-rut sifatnya menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1) Angket vali-dasi ahli pengembangan perangkat pembelaja-ran. 2) Penyebaran angket: penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap produk perangkat pembelaja-ran yang dikembangkan. 3) tes pemahaman konsep yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan konsep-konsep fisika. Tes ber-bentuk pilihan ganda dan essay yang diberikan kepada kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol.
Nasoetion, dkk. (2007) menjelaskan bahwa analisis validitas dilakukan terhadap buku siswa, panduan guru dan panduan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
Pemberian makna dan pengambilan keputusan menggunakan ketetapan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
85% - 100% Baik Sekali Tidak perlu direvisi
75% - 84% Baik Tidak perlu direvisi
65% - 74% Cukup Baik Direvisi
55% - 64% Kurang Baik Direvisi
0% - 54% Sangat Kurang Baik Direvisi
(Sumber: Adaptasi Arikunto, 2003)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu kriteria utama untuk menentukan apakah sebuah perangkat pem-belajaran dapat dipakai atau tidak adalah hasil validasi ahli. Produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran yang dinilai oleh ahli adalah RPP, bahan ajar siswa, LKS dan tes pemahaman konsep. Penilaian para ahli
umumnya berupa catatan-catatan kecil pada bagian yang perlu perbaikan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan meng-gunakan rumus persentase perangkat pembe-lajaran, diperoleh persentase tingkat penca-paian untuk RPP sebesar 80%, persentase untuk bahan ajar sebesar 81%, dan persentase untuk LKS sebesar 81%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan pro-duk, maka berada pada kualifikasi baik. Komentar dan saran secara tertulis dari ahli isi mata pelajaran bahan ajar sudah diperiksa dan telah layak untuk digunakan.
Data yang diperoleh dari ahli desain/ media pembelajaran berupa data kualitatif dalam bentuk komentar dan saran terhadap RPP, bahan ajar siswa, LKS. Hasil validasi oleh ahli desain/media pembelajaran dengan memberi skor pada setiap pernyataan serta memberi komentar dan saran secara tertulis maupun tidak tertulis terhadap perangkat pembelajaran. Hasil penilaian dari ahli desain/ media pembelajaran terhadap RPP adalah penggunaan tanda baca harus lebih teliti dan sistematika penulisan perlu diperhatikan. Hasil persentase RPP yang diperoleh sebesar 79%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka RPP yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik.
Hasil penilaian dari ahli desain/media pembelajaran terhadap bahan ajar berupa ko-mentar dan saran secara keseluruhan terhadap bahan ajar ini adalah: a) penggunaan tanda baca yang tidak tepat (tanda koma yang seharusnya tidak ada), b) menyertakan daftar pustaka dalam bahan ajar ini karena berkaitan dengan hak cipta, c) gambar pada cover/ sampul pada bahan ajar disesuaikan dengan isi materi yang ada didalamnya, d) dise-suaikan dengan model yang digunakan yaitu model 4-D.
Hasil persentase bahan ajar siswa yang diperoleh sebesar 81%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka produk bahan ajar siswa yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik. Data hasil penilaian dari ahli desain/media pembelajaran terhadap LKS berupa komentar dan saran yaitu halaman sampul sebaiknya
memberikan gambaran tentang isi LKS. Hasil persentase LKS yang diperoleh sebesar 79%. Setelah dikonversi dengan tabel skala peni-laian kelayakan produk, maka LKS yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik. Tetapi masih perlu banyak revisi.
Uji coba perorangan dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Tahap ini dilaksanakan pada 27 Februari 2013. Subjek uji coba pada tahap ini berjumlah tiga (3) orang siswa. Bahan ajar yang diserahkan kepada ketiga orang siswa tersebut dimak-sudkan untuk mendapatkan tanggapan tentang kesalahan-kesalahan produk pengembangan. Berdasarkan hasil uji coba perorangan ter-hadap bahan ajar diperoleh data berupa kesalahan pengetikan dan penggunaan tanda baca. Dari hasil analisis, siswa menemukan 13 kesalahan penggunaan tanda baca, serta menemukan 2 kesalahan pengetikan huruf. Siswa juga menemukan 3 huruf yang seharus-nya huruf kapital pada keterangan gambar. Dalam LKS siswa menemukan 3 kesalahan huruf dalam pengetikan. Selain itu siswa juga belum mengerti arti kata yang ada dalam LKS, yakni kata “hipotesis” tapi setelah dijelaskan mereka akhirnya paham maksud dari hipotesis. Berpedoman dari hasil analisis penilaian perorangan, maka pengembang melakukan revisi terhadap bahan ajar. Revisi bahan ajar berkaitan dengan kesalahan dalam pengetikan, penggunaan tanda baca dan penulisan yang seharusnya huruf kapital pada keterangan gambar dan revisi terhadap LKS berkaitan dengan kesalahan dalam pengetikan huruf sudah diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan dari uji perorangan
coba kelompok kecil kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis data menunjukkan bah-wa tingkat pencapaian bahan ajar sisbah-wa dan LKS dari hasil uji coba kelompok kecil yakni sebesar 87% jika dicocokkan dengan tabel kelayakan dapat dikatakan bahwa bahan ajar siswa dinyatakan dalam kualifikasi sangat baik. Hasil analisis data yang diperoleh dari angket uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa bahan ajar siswa dan lembar kegiatan siswa berada pada kualifikasi sangat baik. Adanya gambar-gambar menarik didalam
bahan ajar dan LKS menyebabkan siswa mudah memahami isi dari materi yang di-dalam bahan ajar tersebut. Meskipun demi-kian masih ada beberapa tanggapan dan komentar dari siswa dan hal ini tetap menjadi perhatian bagi pengembang sebagai bahan untuk kesempurnaan perangkat yang dikem-bangkan. Data hasil uji coba kelompok kecil terhadap bahan ajar siswa dari 9 orang responden, masing-masing memberikan tanggapan/komentar yang patut diapresiasi selengkapnya pada Tabel 2.
Tabel 2 Tanggapan Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Bahan Ajar Siswa
No Aspek yang ditanya Tanggapan/komentar Revisi
1 Istilah yang dipahami mudah dimengerti?
Ya, karena bahan ajar ini sudah dilengkapi dengan penjelasan yang baik sehingga sdh mudah dimengerti
Telah direvisi
2 Apakah isi materi sudah terstruktur/terurut logis?
Ya, sepertinya sudah terstruktur karena sudah lengkap
Telah direvisi
3 Mudah tidak memahami
soal?
Mudah, karena sudah dilengkapi dengan contoh soal yang sangat jelas lengkap dengan penyelesaian masalahnya!
Telah direvisi
4 Mudah tidak memahami
rangkuman?
Ya, mudah karena rangkumannya sudah singkat dan jelas
Telah direvisi
5 Apakah bahan ajar ini menarik untuk dipelajari
Bahan ajarnya sanagt menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar. Kalau bisa ibu semua materi fisika dibuatkan buku seperti ini supaya kita belajarnya mudah
Telah direvisi dan saran dipertimbangkan
Uji coba lapangan dilakukan kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu yang berjumlah 40 orang siswa yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Produk pengembangan yang diuji cobakan pada siswa adalah bahan ajar siswa dan LKS.
Data-data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan, baik data yang diperoleh dari siswa maupun dari guru untuk bahan ajar dan LKS maupun dari guru kemudian dianalisis. Sajian data penilaian tersebut berupa
[image:5.595.84.510.296.519.2]Tabel 3 Komentar/Saran Uji Coba Lapangan terhadap Bahan Ajar Siswa
No Aspek yang dinilai Komentar/saran
1 Uraian materi yang ada dalam bahan ajar mudah dipelajari/dipahami
Ya, mudah apalagi ada gambar-gambarnya yang menarik
Materinya mudah dipelajari dan mudah dipahami. 2 Kesesuaian kegiatan dengan isi materi Ya, sangat sesuai karena langkah-langkah kegiatan
sudah dipahami dan sesuai dengan isi materi. Kegiatan sesuai dengan isi materi yang dilakukan 3 Kesesuaian soal dengan isi materi Ya, soal sudah sesuai dengan contoh soal pada
materi
Soalnya sesuai materi yang ada dalam bahan ajar 4 Kesesuaian antara gambar dengan
tulisan (teks) yang ada dalam bahan ajar
Sudah sesuai dengan teksnya
Sangat sesuai dengan teks yang pada bahan ajar 5 Apakah gambar yang ada dalam materi
sesuai dengan materi yang ada dalam bahan ajar
Ya, gambarnya menarik dan sesuai dengan materi
6 Gambar-gambar yang ada dalam bahan ajar menarik
Ya, gambarnya sangat menarik
Gambar yang ada pada materi menarik dan mudah dipahami
7 Kesesuaian rangkuman dengan materi Ya, sesuai karena di rangkuman terdapat materi-materi yang penting
Sesuai, pada rangkuman terdapat materi inti yang cukup singkat dan jelas
8 Isi rangkuman mudah dipahami Ya, karena rangkuman membantu kita memahami inti materi secara keseluruhan
9 Bahan ajar ini dapat membantu kalian memahami materi dalam pembelajaran
Ya, dapat membantu karena kami tidak memiliki buku
Dapat membantu kita memahami materi pelajaran fisika
10 Bahan ajar ini secara keseluruhan menarik
Ya, sangat menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar
Menarik dan memudahkan siswa dalam belajar dan sebaiknya bisa di bawa pulang kerumah untuk dipelajari
Data hasil angket uji coba lapangan terhadap LKS diperoleh persentase sebesar 89%, hal ini menunjukkan bahwa LKS berada pada kualifikasi sangat baik. Meskipun
[image:6.595.86.515.119.550.2]demikian masih ada beberapa komentar dan saran siswa yang menjadi pertimbangan bagi pengembang. Komentar tersebut terdapat Tabel 4.
Tabel 4 Data Komentar/Saran Siswa Terhadap LKS pada Uji Coba Lapangan
No Aspek yang dinilai Komentar/Saran
1 LKS dapat membantu memudahkan siswa
dalam melaksanakan praktikum
Ya, dapat membantu karena LKS memudahkan kita melakukan praktikum 2 Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah
dipahami
Mudah dipahami karena bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit
3 Kemenarikan tampilan fisik LKS Menarik karena isi didalamnya menarik
Ya, cukup menarik tetapi sebaiknya setiap praktek diberikan LKS
Hasil uji coba lapangan terhadap bahan ajar dari penilaian rekan guru diperoleh
[image:6.595.74.525.613.726.2]pada kualifikasi sangat baik. Sedangkan hasil uji coba lapangan terhadap lembar kegiatan siswa dari penilaian rekan guru diperoleh rata-rata persentase 88%. Jika dikonversikan dengan tabel kelayakan, nilai tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Dari hasil penilaian terhadap bahan ajar siswa dan LKS tidak ada komentar dan saran dari guru.
Hasil belajar pada uji coba lapangan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar dalam hal ini tes yang diberikan berupa tes pemahaman konsep. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli isi. Tes hasil belajar pada uji coba lapangan
diberikan saat akhir uji coba lapangan. Tes hasil belajar ini diberikan kepada kelas VIII A sebagai kelas eksperimen, dan tes juga diberikan kepada kelas VIII C sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding. Pemberian tes hasil belajar yang berupa tes pemahaman konsep dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan produk pengembangan dalam pengembangan perangkat.
Efektif tidaknya suatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan maka dilakukan uji t, yaitu sebagai berikut:
(Sugiono, 2010)
Setelah pembelajaran selesai dilaksana-kan, dilakukan tes berupa pilihan ganda dan essay untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi getaran, gelombang dan bunyi. Berdasarkan hasil analisis data tes pemahaman konsep (pilihan ganda) dengan menggunakan microsoft office exel diperoleh nilai thitung (5,967)> ttabel (0,05:78)
(1,664). Maka dapat dikatakan perangkat
Tabel 5 Persentase Pemahaman Konsep Siswa
No Soal
Kelas Kontrol Kelas eksperimen
Keterangan
Option Option
A B C D A B C D
1 `7,5
%
12,5 %
- 80
%
- 5
%
- 95
%
2 12,5
%
75 %
12,5 %
- 10
%
87,5 %
2,5 %
3 77,5
% - - 12,5 % 90 % - - 10 %
10 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
4 25
% - 70 % - 15 % 85 % - -
5 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
5 25
% 65 % 7,5 % 2,5 % 15 % 85 % - -
6 20
% 65 % - - 20 % 80 % - -
15% siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
7 - - 72,5
% 25 % - -
92,5 %
7,5 %
2,5 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
8 17,5
%
5 % 75 % 2,5
%
5 % 5 % 90 % -
9 75 % - 22,5
%
2,5 %
95 % - 5 % -
10 10 % 80 % 5 % 5 % 2,5
% 92,5 % 2,5 % 2,5 %
Berdasarkan tabel 5 terlihat perban-dingan hasil jawaban tes pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai yang diperoleh kelas eksperimen pada semua indikator lebih tinggi persentasenya disban-dingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan produk perangkat pembelajaran yang dida-sarkan pada model pengembangan 4-D dapat meningkatkan pemahaman konesp siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengha-silkan produk perangkat pembelajaran IPA Fisika materi getaran, gelombang dan bunyi berdasarkan model 4-D pada SMP Negeri 6 Palu kelas VIIIA yang valid, efektif dan efisien. Pengembangan perangkat pembelaja-ran yakni berupa RPP, bahan ajar serta LKS terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli
meliputi ahli isi mata pelajaran dan ahli media/desain pembelajaran. Validasi ini dila-kukan guna untuk mengetahui valid tidaknya produk pengembangan yang dihasilkan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Borg & Gall dalam Prasetyo (2011), bahwa pendekatan penelitian dan pengemba-ngan merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam peneli-tian.
didasar-kan dari alasan-alasan dalam memberi jawa-ban setiap indikator soal. Untuk jawajawa-ban yang benar baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen rata-rata hampir memberikan ala-san yang sama. Sedangkan untuk jawaban yang salah sebagian siswa memberi alasan seadanya saja dan ada juga beberapa siswa pada kelas eksperimen yang tidak memilih jawaban serta tidak memberikan alasan. Untuk kelas kontrol siswa yang memberikan jawaban yang salah maupun yang tidak mem-berikan jawaban hal ini kemungkinan besar diakibatkan pada saat pembelajaran berlang-sung mereka khususnya yang duduk paling belakang hanya bermain, tidak memperhati-kan penjelasan guru dan tidak ada motivasi untuk bertanya apabila mereka mengalami kesulitan sehingga pemahaman mereka terha-dap materi sangat kurang.
Berbeda halnya dengan kelas eksperi-men yang sebagian besar diantara mereka dari awal pembelajaran hingga kegiatan belajar mengajar berlangsung cenderung lebih aktif. Adapun tanggapan beberapa guru mengenai produk yang dikembangkan secara umum mengatakan sudah bagus, menarik dan sangat layak untuk digunakan dalam kegiatan pem-belajaran khususnya materi getaran, gelom-bang dan bunyi.
Suatu produk perangkat pembelajaran dikatakan valid apabila apabila telah meref-leksikan jiwa pengetahuan (state of the art knowledge), yang biasa juga disebut validitas isi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Seals dan Richey dalam Ekawati (2011) bahwa penelitian pengembangan sebagai sua-tu pengkajian sistematik terhadap pendesai-nan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, keefesienan dan efektifitas. Produk perangkat pembelajaran dikatakan efisien apabila orang yang menggu-nakan produk tersebut menganggap bahwa produk tersebut dapat digunakan. Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat keefisienan aspek yang dinilai adalah aspek keterlaksanaan pembelajaran yang
berada pada kategori terlaksana dan reliabel. Berdasarkan hal tersebut maka perangkat yang dikembangkan dinyatakan efisien.
Suatu produk dikatakan efektif apabila produk tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pengembang. Berdasarkan ha-sil analisis keefektifan perangkat pembelaja-ran melalui uji t diperoleh nilai thitung (5,967)>
ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan
perangkat pembelajaran yang digunakan efektif.
Berdasarkan tahapan pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan model 4-D, dari dari hasil analisis data yang diperoleh melalui uji validasi, uji perorangan, uji kelompok kecil maupun uji lapangan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran yang valid, efisien dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
SIMPULAN
ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan
bahwa perangkat pembelajaran yang dikem-bangkan merupakan perangkat pembelajaran yang valid, efisien dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam. (Materi Pelatihan Terintegrasi. Buku 3). Jakarta: Depdiknas.
Ekawati. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika Materi Energi dan Usaha Berorientasi Model Penemuan Terbimbing pada SMP Negeri 5 Marawola. Tesis Magister tidak diterbitkan. Palu: UNTAD Palu. Muchayat. 2011. “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika dengan Stra-tegi Ideal Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter”. Jurnal Peneli-tian Pengembangan. Volume 1, no. 2, Desember 2011.
Mulyatiningsih, E. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran. Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasoetion, N., Suryanto, A. dan Supriyati, Y. 2007. Evaluasi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nur, M. 2001. Perkembangan Selama Anak-anak dan Remaja. Surabaya: Universi-tas Negeri Surabaya.
Prasetyo, Z. K. 2011. Pengembangan Pe-rangkat Pembelajaran Sains Terpadu Untuk Meningkatkan Kognitif, Keteram-pilan Proses, Kreativitas Serta Mene-rapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Laporan Penelitian. Yogyakarta:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusdi, A. 2008. “Model Pengembangan Pe-rangkat Pembelajaran”. Melalui Unrusmath.wordprees.com.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surya, M., Hasim, A. dan Suwarno, R. B. 2010. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia.