• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Upaya pemberdayaan masyarakat lokal yang diisyaratkan oleh Undang-undang. Nomor 32/2004 telah menuntut pihak praktisi pengembang masyarakat, baik itu aparat pemerintah, kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kalangan pengusaha swasta untuk memiliki kemampuan profesional dalam mengorganisasikan partisipasi semua pihak (stakeholder). Pengembagan masyarakat partisipatif mengandung makna kemampuan analisis sosial-partisipatif dan pengorganisasian-partisipatif (perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) proses perkembangan masyarakat secara mandiri menurut kaidah-kaidah demokrasi, keadilan sosial dan berkelanjutan. Tujuannya adalah masyarakat lokal mampu berkembang maju secara mandiri dan berkelanjutan sebagai sebuah unit sosial ekonomi yang otonom. (Sumarjo, 2007)

Terciptanya kesejahteraan rakyat adalah salah satu tujuan utama pendirian negara republik indonesia. Sejahtera merupakan keadaan sentosa dan makmur yang diartikan sebagai keadaan yang berkecukupan, atau tidak kekurangan, yang tidak saja memiliki dimensi fisik atau materi tetapi juga dimensi rohani ( RPJMN, 2006)

Pada hakikatnya pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam UUD 1945,yaitu bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan secara bertahap dan berencana agar benar benar dapat dirasakan oleh oleh segenap lapisan masyarakat, diantaranya melalui penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pembangunan infra struktur.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang akhir-akhir ini sering digunakan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dengan target utama untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga miskin. Konsep pemberdayaan memberi kerangka acuan mengenai kemampuan yang memiliki

(2)

aras sosial, ekonomi, budaya, politik dan kelembagaan. Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. (Suharto, 2005)

Perubahan paradigma pembangunan yang senantiasa mengiringi

pembangunan disegala bidang menjadi persoalan tersendiri bagi bangsa dan negara ini. Munculnya perubahan paradigma pembangunan ini didasari oleh adanya dinamika tuntutan kebutuhan dan perubahan masyarakat yang semakin besar dan cepat. Lebih lebih lagi diera globalisasi ini bahwa setiap negara seakan akan sudah tidak ada batasnya lagi yang dengan mudah dapat ditembus dengan berbagai sarana dan prasarana komunikasi sehingga berbagai informasi secara mudah dan cepat terakses. Kondisi ini akan lebih mempercepat perubahan yang terjadi di masyarakat.

Munculnya paradigma baru pembangunan ini perlu upaya persiapan yang matang, terencana dan terpadu serta perlu pula upaya antisipatif terhadap berbagai hambatan, ancaman, tantangan,dan gangguan yang datang seiring perubahan paradigma pembangunan tersebut, ketidak seimbangan antara pembangunan, ekonomi dan pembangunan sosial termasuk kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial atau kurangnya perhatian kepada pembangunan sosial dan pembangunan mental ternyata bukan hanya saja menyebabkan daya saing bangsa rendah tetapi juga telah meninbulkan biaya sosial yang sangat mahal dan harus dibayar dalam bentuk kemiskinan dan kemerosotan moral.

Kabupaten Rokan Hulu yang dikenal sebagai Negeri Seribu Suluk mempunyai kekuatan sosial yang terdapat pada level komunitasnya yang secara nyata berbudaya melayu. Modal sosial yang telah terbentuk dalam komunitas berupa kelembagaan Majelis Ta’lim yang telah mangakar dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dapat dijadikan sebagai alat untuk memperkuat ekonomi dan sosial masyarakat. Selama ini perkembangan Majelis Ta’lim hanya berada pada aras pendekatan sosial berupa keagamaan. Peningkatan akhlak di tingkat komunitas sebagai output dari Majelis Ta’lim seharusnya sudah dapat mendorong sisi ekonomi komunitas dengan kegiatan produktif yang dimotori oleh kelembagaan sosial Majelis Ta’lim.

(3)

Data Tahun 2007, Desa Rambah Hilir Timur diketahui sebanyak 80,8 persen dari masyarakat mempunyai tingkat pendidikan yang masih rendah. Tercatat masyarakat Desa Rambah Hilir Timur yang Tamat SD dan Tamat SLTP sebanyak 621 orang dari total Kepala Keluarga (KK) sebanyak 494 Kepala Keluarga. Sedangkan dilihat dari jenis pekerjaannya, komunitas di desa ini mayoritas bekerja sebagai petani.

Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa Rambah Hilir Timur diperlukan perencanaan yang bersifat holistik dengan tujuan yaitu menciptakan manusianya cerdas, berahlak, bertaqwa dan senantiasa mengamalkan agamanya. Dalam upaya tersebut Majelis Ta’lim sangat penting sebagai lembaga pendidikan orang dewasa khusus dibidang agama islam yang dapat mentranspormasikan nilai nilai agama kepada komunitas. Majelis Ta’lim juga sekaligus membina hubungan silaturrahim, persatuan dan kesatuan dan menjauhkan manusia dari perbuatan buruk dan merusak.

Adapun program pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Rambah Hilir Timur Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Program pemberian bantuan beras bagi masyarakat miskin, berdasarkan data awal tahun 2007 jumlah penerima bantuan beras untuk masyarakat miskin yaitu 124 Kk

2. Program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK melalui kegiatan

anyam menganyam

3. Program Pemberdayaan Majelis Ta’lim

4. Program Pemberdayaan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Program pengembangan masyarakat tersebut ada yang difasilitasi oleh pemerintah dan sebagian lainnya merupakan program swadaya dari warga masyarakat sendiri. Keberadaan kelompok akan memberi manfaat lebih besar bagi anggotanya karena dapat dipakai untuk meningkatkan kemampuan berusaha, mengembangkan pengetahuan dan sistem nilai yang mendukung kehidupan usaha, menyuburkan moralitas usaha yang baik, dan meningkatkan kualitas kehidupan

(4)

yang lebih luas seperti usaha, kerumahtanggaan, kemasyarakatan dan sebagainya (Supriyanto,1997)

Pembangunan sebaiknya merupakan wujud dari gerakan seluruh masyarakat bukan sekedar sebuah proyek pemerintah yang dipaksakan kepada masyarakat. (Top Down).Pembangunan adalah proses dimana anggota anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumberdaya, dan untuk menghasilkan perbaikan perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasi mereka sendiri.

Permasalahan yang terjadi dimasyarakat saat ini adalah sebagian besar masyarakat telah terlena dengan modal pembangunan yang bersifat Top down, Hal tersebut dianggap telah mematikan kreatifitas masyarakat, selain itu adanya perubahan ditatanan sosial masyarakat seperti nilai nilai gotong royong diganti dengan sistem materialistis, hal ini bisa dilihat dari gejala dimana masyarakat mau berpartisipasi pada sebuah kegiatan jika ada imbalan jasa. Pada akhirnya proses pembangunan yang dilaksanakan diwilayah tersebut yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat akan sulit dicapai.

Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan perlu melihat apakah komunitas tersebut mempunyai keterikatan emosional dan solidaritas yang tinggi, hal ini dikarenakan akan sangat memudahkan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan mendorong swadaya mereka untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Modal sosial yang telah dipunyai oleh Majelis Ta’lim dipandang sebagai modal sosial yang mempunyai potensi dalam upaya perbaikan akhlak sekaligus ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan sebuah kajian untuk dapat melihat sejauh mana kelambagaan Majelis Ta’lim dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dan ekonominya, kemudian dapat memberikan sebuah masukan bagi perbaikan pada masa yang akan datang.

1.2. Rumusan Masalah

Majelis Ta’lim sebagai sebuah unit lembaga otonom di dalam komunitas Desa Rambah Hilir Timur mempunyai modal sosial yang sangat kuat, yang secara turun temurun telah mengakar dalam setiap sendi kehidupan masyarakat.

(5)

Komunitas yang melembaga menurut sistem kedekatan surau/masjid ini telah meningkatkan moral dan akhlak komunitas dan diterima keberadaannya dalam masyarakat sejak dari dahulu sampai sekarang.

Mencermati perkembangan Majelis Ta’lim sebagai sebuah komunitas menurut sistem kejemaahan pada surau/masjid dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda dalam suatu desa sampai pada lingkup propinsi membuat komunitas Majelis Ta’lim dapat menjadi potensi sebagai pusat perkembangan ekonomi umat, sehingga sangat menarik dikaji “Bagaimana Majelis Ta’lim dapat dikembangkan selain untuk peningkatan moral dan akhlak, dapat menjadi sarana penguatan ekonomi komunitas dalam kerangka pengurangan kemiskinan ?”.

Berdasarkan gambaran di atas maka dapat didentifikasikan beberapa permasalahan yang dapat dikaji, antara lain :

1. Apasaja permasalahan yang dihadapi oleh Majlis Tal’lim baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi perkembangan kelembagaan dan keanggotannya.

2. Bagaimana aksi untuk menggerakkan Majelis Ta’lim secara sistematik

menjadi sarana penguatan ekonomi komunitas dalam rangka pengurangan kemiskinan.

3. Apa saja kebutuhan Majelis Ta’lim yang telah dan belum terpenuhi di Desa Rambah Hilir Timur berdasarkan tipologi perkembangannya, dan usaha apa saja yang telah dilakukan oleh komunitas dalam memenuhi kebutuhan tersebut dan rencana apa yang telah dibuat dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Serta stakeholder apa saja yang terlibat sebagai jejaring komunitas.

4. Bagaimana kemampuan komunitas Majelis Ta’lim dapat memperbaiki moral

dan akhlak yang bersamaan dengan penguatan ekonomi anggotanya, serta pengembangan usaha-usaha produktif yang berbasis sumberdaya lokal untuk memperbaiki keadaan ekonomi anggotanya.

1.3. Tujuan Kajian

Tujuan yang ingin dicapai dari kajian ini adalah :

1. Mengetahui profil Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur secara umum (SDM anggota, organisasi, manajemen) dan permasalahannya

(6)

2. Merumuskan aksi pergerakan Majelis Ta’lim untuk penguatan ekonomi komunitas dalam rangka pengurangan kemiskinan.

3. Untuk mengetahui kebutuhan Majelis Ta’lim yang telah dan belum terpenuhi

serta upaya apa saja yang telah dilakukan oleh komunitas dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut stakeholder apa saja yang terlibat sebagai jejaring komunitas.

4. Merumuskan strategi Majelis Ta’lim dalam memperbaiki akhlak dan moral anggotanya, bersamaan dengan penguatan ekonomi anggotanya melalui pengembangan usaha-usaha produktif berbasis sumberdaya lokal untuk memperbaiki ekonomi anggotanya.

1.4. Manfaat Kajian

Kajian ini berguna untuk menambah wacana pemikiran bagi penulis dan pekerja komunitas yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat. Bagi akademisi, kajian ini diharapkan dapat berguna sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dibidang pemberdayaan komunitas. Dalam hasil kajian ini penulis berharap dapat menyumbangkan pemikiran kegiatan pemberdayaan Majlis Taklim khususnya di Desa Rambah Hilir Timur, mengenai strategi pemberdayaan komunitas kedepan dengan tidak hanya melihat unsur dakwah dengan tujuan perbaikan moral dan akhlak, tetapi dapat juga digunakan sebagai usaha dengan kegiatan – kegiatan yang mendorong peningkatan ekonomi komunitas untuk mengurangi tingkat kemiskinan pada komunitas.

Bagi pemerintah Desa Rambah Hilir Timur, hasil kajian ini dapat dijadikan rekomendasi dalam penyusunan kebijakan dan penyempurnaan program untuk memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Rambah Hilir Timur.

Bagi pengurus Majlis Ta’lim, hasil kajian ini dapat menjadi panduan dalam melaksanakan kegiatan Majelis Ta’lim sekaligus dalam rangka pengembangan usahanya untuk kesejahteraan ekonomi komunitas.

Referensi

Dokumen terkait

Sebab mutu sendiri memilik pengertian yang berbeda-beda, di antaranya mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan atau keinginan (Deming dalam Rubaman, Maman. Mei, 2008), Ace

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Cuplikan percakapan berikut sebagai contoh adanya penggunaan kode yang berwujud bahasa asing dalam percakapan novel Ney Dawai Cinta Biola karya Hadi S.. Arifin

kot ke pelaku pasar (Identifikasi Persoalan) Pembentukan lembaga khusus Penataan Terpadu Kawasan Arjuna sbd perwakilan stakeholder Persiapan Penilaian (Tahap Perencanaan)

1) Mengembangkan kurikulum mata pelajaran IPS. a) Menelaah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum IPS. b) Memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan bakunya... Stabilitas

Berdasarkan hasil statistik yang telah dilakukan serta hasil uraian pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu variabel pertumbuhan kredit dan