• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Outdoor Activities pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. T1 292008271 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Outdoor Activities pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. T1 292008271 BAB II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran outdoor activities

Dalam pembelajaran outdoor activities yang akan dibahas adalah pengertian outdoor

ac-tivities, manfaat pembelajaran outdoor activities dan langkah-langkah pembelajaran outdoor

activities. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Outdoor activities

Menurut Indramunawar (Iptu Prihantoro, 2010), outdoor activities adalah kegiatan di

alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat menyenangkan, karena bisa

me-lihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang

terbentang si alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/pengamatan,

simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyapaian materi.

Menurut Dadang M. Rizal (Rita Mariyana (2010), pembelajaran di luar kelas yang

me-nyenangkan kemampuan dan potensi diri disamping mencari suasana dan lingkungan baru

untuk menyalurkan kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan alam dan berinteraksi

se-sama manusia dalam suasana di luar ruangan (outdoor). Pembelajaran yang menyenangkan

adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan berinteraksi dengan alam

dan manusia dalam suasana di luar kelas.

Jadi, outdoor activities dalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas dan mempunyai

sifat yang menyenangkan, dimana melalui kegiatan ini diberikan kesempatan untuk

menua-ngkan potensi diri, sekaligus menyalurkan kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan

alam dan sesama manusia dalam suaasana di luar ruangan; dan dapat menimbulkan nilai

spiritual siswa terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

2.1.2 Manfaat Pembelajaran Outdoor Activities

Menurut Rita Mariyana, dkk dalam bukunya (2010: 99) lingkungan belajar di luar kelas

atau outdoor activities sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak

mengek-spresikan keinginannya. Lingkugan ini merupakan tempat yang sangat menarik di mana

(2)

kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal

serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Lingkungan di luar ruangan

membe-rikan kekayaan tersendiri bagi anak dalam mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara,

jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam ruangan saja. Lingkungan

di luar ruangan juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.

Kegiatan pembelajaran di luar kelas atau outdoor activities membuat siswa dalam

bela-jar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belabela-jar secara

langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya

dengan mendengar penjelasan guru tetapi mereka menunjukkan ketertarikan serta ingin tahu

yang tinggi, memberikan kekayaan tersendiri bagi anak-anak dalam mengenal tekstur, warna,

aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam

ruangan saja. Serta juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.

Berdasarkan manfaat pembelajaran outdoor activities, dapat dikatakan bahwa manfaat

dari pembelajaran outdoor activities adalah mempermudah siswa memahami materi yang

di-paparkan oleh guru, disebabkan karena siswa telah belajar secara langsung atau mengalami

pengalaman langsung; sehingga saat materi diberikan, siswa lebih mudah mencerna karena

dapat mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya saat belajar melalui

me-tode outdoor activities.

2.1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Outdoor Activities

Menurut Oemar Hamalik (Iptu Prihantoro (2010), berpendapat bahwa prosedur untuk

mempersiapkan pembelajaran dengan outdoor activities (experiental learning), adalah

seba-gai berikut :

1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar direncanakan untuk memperoleh

hasil yang potensial atau memiliki alternatif.

2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat

diva-riasi sendiri oleh guru. Misalnya : dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai

bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.

(3)

4. Menentukan waktu pelaksanakan kegiatan. Kegiataan outdoor activities ini dapat

dilaksa-nakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksadilaksa-nakan di luar jam pelajaran.

5. Menentukan rute perjalanan outdoor activities, dapat dilakukan satu kelas bersama-sama.

Outdoor activities dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga

sekitar.

6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.

7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.

8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outdoor

activities yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor

ac-tivities.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran outdoor activities dapat disimpulkan

bah-wa dalam pelaksanaan pembelajaran outdoor activites, hal-hal yang perlu dilakukan atau

langkah-langkah yang perlu disiapkan adalah pertama dan mendasar adalah guru perlu

me-rumuskan secara teliti dan hati-hati pengalaman belajar apa yang hendak diperoleh atau

di-capai siswa. Hal ini dimaksudkan supaya dapat memicu potensi kreatif siswa. Demi

mensu-port hal pertama tadi, guru perlu menentukan bentuk kegiatan-kegiatan yang akan digunakan

dalam pembelajaran outdoor activity nanti; disamping itu, guru juga perlu membuat perencaan

waktu terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan; juga menentukan rute. Penentuan

rute ini juga sangat ditentukan oleh pengalaman belajar apa yang hendak dicapai. Dari

kese-mua itu dapat disimpulkan bahwa agar pembelajaran dengan metode outdoor activity

terca-pai, guru perlu secara teliti, sadar dan detail mendesain rencana pembelajaran dan

kemung-kinan-kemungkinan yang akan muncul dalam proses melaksanakan pembelajaran outdoor

activity tersebut, termasuk resiko yang akan muncul.

Terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti, maka langkah-langkah pembelajaran

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Guru menetapkan obyek yang akan dipelajari pada hari itu yaitu keadaan cuaca.

2. Menggunakan halaman sekolah sebagai lokasi untuk melakukan pengamatan tentang

(4)

3. Guru menetapkan waktu, yaitu 10 menit dalam melakukan pengamatan tentang keadaan

cuaca.

4. Guru menetapkan teknik mempelajari objek yaitu meramalkan keadaan cuaca berdasarkan

keadaan cuaca.

5. Siswa dibagi dalam kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 orang.

6. Guru bersama siswa menuju ke lokasi pengamatan.

7. Guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk melakukan pengamatan dan mencatat

hasil pengamatannya tentang cuaca berdasarkan keadaan langit yang ada pada hari itu.

2.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) akan dibahas tentang pengertian ilmu pengetahuan

alam (IPA), tujuan IPA diajarkan di SD, dan hakikat IPA di SD. Adapun pembahasannya dapat

dilihat sebagai berikut:

2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

be-rupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga mebe-rupakan suatu proses

penemuan (Permendiknas, 2008). Selain itu, Rusyan (2007) dalam (Nurferi, 2010)

mengemu-kakan:

“bahwa IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bu-kan hanya penguasaan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi mengumpulkan fakta-fakta, dan bagaimana menghubungkan fakta-fakta itu.”

Selain beberapa pengertian yang telah dikemukakan, ada pengertian lain yang

dikemuka-kan oleh para ahli, yaitu:

a. Kemeny (dalam Nurferi, 2010) menyatakan bahwa IPA merupakan aktivitas dalam

me-nemukan hukum-hukum alam dalam bentuk teori-teori berdasarkan fakta-fakta.

b. Sund (dalam Nurferi, 2010) mengemukakan bahwa “science is both a body of

(5)

c. Depdiknas, 2006 (dalam Aris, M 2010) mengemukakan bahwa IPA merupakan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan,

fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Berdasarkan berbagai pengertian IPA, dapat ditarik simpulan bahwa dengan

demi-kian IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

se-kedar penguasan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep atau prinsip-prinsip,

tetapi juga mengumpulkan fakta-fakta dan bagaimana menghhubungkan fakta-fakta itu.

Dengan kata lain, IPA berarti juga merupakan proses penemuan.

2.2.2 Tujuan IPA diajarkan di SD

Sulistyorini (2007: 40), mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar,

seba-gai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

berman-faat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubun-gan saling mempengaruhi antara IPA, lingkunhubun-gan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan

membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga,

meles-tarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala keteraturan sebagai

salah satu ciptaaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.2.3 Hakikat IPA di SD

A’sy, Muslichah (Sekolah Dasar.net, 2011) keterampilan proses yang perlu dilatih dalam

(6)

rampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi

menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data,

menganalis dan mesintesis data.

Poedieti (Sekolah Dasar.neet, 2011) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam

pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat

hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam

pembelaja-ran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar

dan keterampilan terintegrasi dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan

ma-salah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi,

hukum dan teori-teori baru dalam menciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat

mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.

2.3 Hasil Belajar

Dalam pembahasan hasil belajar akan dibahas tentang pengertian hasil belajar dan

fak-tor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa

In-donesia, hasil belajar merupakan wujud dari keberhasilan belajar yang menunjukkan

kecaka-pan dalam penguasaan materi pengajaran.

Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2011: 7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowlwdge (pengetahuan, ingatan),

com-prehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),

analy-sis (menguraikan, menentukan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan

res-pons), valuing (nilai), organizations (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain

psi-komotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup

kete-rampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Winkel (Purwanto, 2011: 45), Hasil belajar adalah perubahan yang

(7)

kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Blom, Simpson dan Harrow

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244). Dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu hal yang diharapkan dari pembelajaran yang telah

dite-tapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.

Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian hasil belajar,

maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah siswa

me-nerima pengalaman belajarnya. Dalam hal ini kemampuan yang diperoleh ada kemampuan

pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun demikian, dalam penelitian ini peneliti

hanya memfokuskan pada aspek kemampuan yang diperoleh pada aspek kognitif saja.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Paul Suparno (Sardiman A.M., 2011: 38) menyatakan bahwa hasil belajar

di-pengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Slameto

(2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan menjadi

dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Seperti faktor

jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu. Seperti faktor keluarga, faktor

seko-lah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern (di dalam diri individu) dan

faktor ekstern (di luar individu).

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Outdoor Activities untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata pelajaran

IPA SD Negeri 02 Pangkalan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II

Tahun Pelajaran 2010/2011. (Ipnu Prihantoro). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

ada-lah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan ketuntasan hasil belajar.

Pe-ningkatan hasil belajar sisswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada kondisi awal

(8)

24 siswa (100%) yang telah tuntas, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa sudah

menca-pai, 24 siswa yang tuntas. Pebelajaran outdoor activities sangat bermanfaat bagi siswa dalam

kegiatan pembelajaran karena melaluipembelajaran outdoor activities siswa dapat belajar

se-suatu yang nyata atau konkrit yang dapat disajikan dalam bentuk pengamatan/ observasi,

diskusi dan kerjasama kelompok.

Efektivitas Penerapan Metode Outdoor Activities Dan Motivasi Berprestasi Terhadap

Ha-sil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas VII SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun

Pelajaran 2009/2010. (Ciptadi, S). Dari hasil analisis statistik diperoleh hasil, harga t hitung

sebesar 1,921. Untuk dk = 6 ( N – 1 ) dan taraf signifikansi 0,05 atau 95 % diperoleh harga t

tabel sebesar 1, 671. Karena t hitung > daripada t tabel, maka keputusan uji adalah bahwa

Hipotesis yang berbunyi : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode

Out-door Activities dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I

Kedungban-teng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, (2) Ada pengaruh yang signifikan antara

motivasi berprestasi dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I

Ke-dungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, dan (3) Ada pengaruh yang

sig-nifikan antara penerapan metode Outdoor Activities dan motivasi berprestasi dengan hasil

belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun

Pelajaran 2009 / 2010 adalah diterima.

Pengaruh pembelajaran di luar kelas terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari

antu-siasme belajar siswa pada siswa SMP Tahun ajaran 2004/2005. (Siti Khomsatun).

Berdasar-kan hasil penelitian dapat disimpulBerdasar-kan : (1) ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran di

luar kelas dan pembelajaran di dalam kelas terhadap prestasi belajar siswa

(FA=6,196>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang diberi pembelajaran di luar

kelas memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi

pembelajaran di dalam kelas (mA1=6,771>mA2=6,325). (2) ada perbedaan pengaruh antara

antusiasme belajar tinggi dan antusiasme belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa

(FB=11,221>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang mempunyai antusiasme

be-lajar tinggi memperoleh prestasi bebe-lajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

(9)

anta-ra tempat pembelajaanta-ran dan tingkat antusiasme belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa

(FAB=0,071.

Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Objek Lereng Gunung Kelud Guna

Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Menyusun Karya Tulis Geogarafi Materi

Pe-manfaatan Sumber Daya Alam Siswa Kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. (Moch. Budi.

Harso-no). Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya peningkatan aktivitas siswa, hasil belajar,

dan kemampuan menyusun karya tulis siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. Peningkatan

aktivitas siswa ditunjukkan pada siklus I yang mencapai keberhasilan 51,3%, pada siklus II

mencapai 86,4%. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada saat pratindakan 27,0%,

siklus I mencapai 67,6%, siklus II mencapai 89,2%, peningkatan kemampuan menyusun

karya tulis terlihat pada siklus I terdapat 43% yang nilainya dibawah 75 dan pada siklus II

100% nilai rata-ratanya di atas 75.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidenfikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu

fak-tor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari fakfak-tor model pembelajaran yang

diguna-kan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena model pembelajaran sangat

pent-ing dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Pada kegiatan pembelajaran outdoor activities penyampaian suatu pesan pendidikan

melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap kedaya tangkap pikiran manusia.

Se-hingga siswa dalam belajar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena

siswa belajar secara langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa

belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru tetapi dengan cara mengamati objek,

menyelidiki, bertanya atau wawancara, membuktikannya dan menguji fakta. Sehingga

kebe-narannya dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif. Peran guru hanya sebagai

(10)

Gambar: 2.1. kerangka berpikir

Berdasarkan gambar 2.1 sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu kelas kontrol dan

kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan

an-tara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya kelas kontrol dan kelas eksperimen

di-beri perlakuan. Kelas kontrol didi-beri perlakuan dengan menggunakan pembelajaran

konven-sional yang dilakukan di dalam kelas dan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

menggu-nakan pembelajaran outdoor activities. Setelah perlakuan diberikan kedua kelas antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen diberi postets untuk mengetahui hasil akhir yaitu hasil belajar

siswa setelah diberikannya perlakuan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2.6 Hipotesis Penelitian

Dengan menggunakan pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA, maka

akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Pre Test

Kelas Kontrol menggunakan

Pem-belajaran Konvensional dilakukan di

dalam kelas

Kelas Eksperimen menggunakan model

Pembelajaran outdoor activities

Referensi

Dokumen terkait

secara pribadi / tidak mewakilkan, apabila dikuasakan agar menerima kuasa penuh untuk dapat mengambil keputusan dan hadir tepat waktu. Demikian untuk menjadikan perhatian dan

[r]

Hal ini terlihat pada perencanaan yang tidak terstruktur dan kurang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, pengorganisasian yang tidak maksimal, pelaksanaan

[r]

perhatian terhadap gejala-gejala yang tersembunyi, sengaja disembunyikan, seperti ketidakbenaran, tokoh sampingan, perempuan dan sebagainya. Studi tentang

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tentang penyesuaian diri anak terhadap pribadi dan lingkungan sosialnya dan

38 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan/Pakaian Olah Raga/Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu. Barang 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru diawali dengan musyawarah antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah