BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran outdoor activities
Dalam pembelajaran outdoor activities yang akan dibahas adalah pengertian outdoor
ac-tivities, manfaat pembelajaran outdoor activities dan langkah-langkah pembelajaran outdoor
activities. Adapun pembahasannya sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Outdoor activities
Menurut Indramunawar (Iptu Prihantoro, 2010), outdoor activities adalah kegiatan di
alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat menyenangkan, karena bisa
me-lihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang
terbentang si alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/pengamatan,
simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyapaian materi.
Menurut Dadang M. Rizal (Rita Mariyana (2010), pembelajaran di luar kelas yang
me-nyenangkan kemampuan dan potensi diri disamping mencari suasana dan lingkungan baru
untuk menyalurkan kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan alam dan berinteraksi
se-sama manusia dalam suasana di luar ruangan (outdoor). Pembelajaran yang menyenangkan
adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan berinteraksi dengan alam
dan manusia dalam suasana di luar kelas.
Jadi, outdoor activities dalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas dan mempunyai
sifat yang menyenangkan, dimana melalui kegiatan ini diberikan kesempatan untuk
menua-ngkan potensi diri, sekaligus menyalurkan kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan
alam dan sesama manusia dalam suaasana di luar ruangan; dan dapat menimbulkan nilai
spiritual siswa terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.1.2 Manfaat Pembelajaran Outdoor Activities
Menurut Rita Mariyana, dkk dalam bukunya (2010: 99) lingkungan belajar di luar kelas
atau outdoor activities sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak
mengek-spresikan keinginannya. Lingkugan ini merupakan tempat yang sangat menarik di mana
kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal
serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Lingkungan di luar ruangan
membe-rikan kekayaan tersendiri bagi anak dalam mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara,
jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam ruangan saja. Lingkungan
di luar ruangan juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.
Kegiatan pembelajaran di luar kelas atau outdoor activities membuat siswa dalam
bela-jar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belabela-jar secara
langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya
dengan mendengar penjelasan guru tetapi mereka menunjukkan ketertarikan serta ingin tahu
yang tinggi, memberikan kekayaan tersendiri bagi anak-anak dalam mengenal tekstur, warna,
aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam
ruangan saja. Serta juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.
Berdasarkan manfaat pembelajaran outdoor activities, dapat dikatakan bahwa manfaat
dari pembelajaran outdoor activities adalah mempermudah siswa memahami materi yang
di-paparkan oleh guru, disebabkan karena siswa telah belajar secara langsung atau mengalami
pengalaman langsung; sehingga saat materi diberikan, siswa lebih mudah mencerna karena
dapat mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya saat belajar melalui
me-tode outdoor activities.
2.1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Outdoor Activities
Menurut Oemar Hamalik (Iptu Prihantoro (2010), berpendapat bahwa prosedur untuk
mempersiapkan pembelajaran dengan outdoor activities (experiental learning), adalah
seba-gai berikut :
1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar direncanakan untuk memperoleh
hasil yang potensial atau memiliki alternatif.
2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat
diva-riasi sendiri oleh guru. Misalnya : dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.
4. Menentukan waktu pelaksanakan kegiatan. Kegiataan outdoor activities ini dapat
dilaksa-nakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksadilaksa-nakan di luar jam pelajaran.
5. Menentukan rute perjalanan outdoor activities, dapat dilakukan satu kelas bersama-sama.
Outdoor activities dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga
sekitar.
6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.
7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.
8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outdoor
activities yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor
ac-tivities.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran outdoor activities dapat disimpulkan
bah-wa dalam pelaksanaan pembelajaran outdoor activites, hal-hal yang perlu dilakukan atau
langkah-langkah yang perlu disiapkan adalah pertama dan mendasar adalah guru perlu
me-rumuskan secara teliti dan hati-hati pengalaman belajar apa yang hendak diperoleh atau
di-capai siswa. Hal ini dimaksudkan supaya dapat memicu potensi kreatif siswa. Demi
mensu-port hal pertama tadi, guru perlu menentukan bentuk kegiatan-kegiatan yang akan digunakan
dalam pembelajaran outdoor activity nanti; disamping itu, guru juga perlu membuat perencaan
waktu terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan; juga menentukan rute. Penentuan
rute ini juga sangat ditentukan oleh pengalaman belajar apa yang hendak dicapai. Dari
kese-mua itu dapat disimpulkan bahwa agar pembelajaran dengan metode outdoor activity
terca-pai, guru perlu secara teliti, sadar dan detail mendesain rencana pembelajaran dan
kemung-kinan-kemungkinan yang akan muncul dalam proses melaksanakan pembelajaran outdoor
activity tersebut, termasuk resiko yang akan muncul.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti, maka langkah-langkah pembelajaran
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Guru menetapkan obyek yang akan dipelajari pada hari itu yaitu keadaan cuaca.
2. Menggunakan halaman sekolah sebagai lokasi untuk melakukan pengamatan tentang
3. Guru menetapkan waktu, yaitu 10 menit dalam melakukan pengamatan tentang keadaan
cuaca.
4. Guru menetapkan teknik mempelajari objek yaitu meramalkan keadaan cuaca berdasarkan
keadaan cuaca.
5. Siswa dibagi dalam kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
6. Guru bersama siswa menuju ke lokasi pengamatan.
7. Guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk melakukan pengamatan dan mencatat
hasil pengamatannya tentang cuaca berdasarkan keadaan langit yang ada pada hari itu.
2.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) akan dibahas tentang pengertian ilmu pengetahuan
alam (IPA), tujuan IPA diajarkan di SD, dan hakikat IPA di SD. Adapun pembahasannya dapat
dilihat sebagai berikut:
2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
be-rupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga mebe-rupakan suatu proses
penemuan (Permendiknas, 2008). Selain itu, Rusyan (2007) dalam (Nurferi, 2010)
mengemu-kakan:
“bahwa IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bu-kan hanya penguasaan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi mengumpulkan fakta-fakta, dan bagaimana menghubungkan fakta-fakta itu.”
Selain beberapa pengertian yang telah dikemukakan, ada pengertian lain yang
dikemuka-kan oleh para ahli, yaitu:
a. Kemeny (dalam Nurferi, 2010) menyatakan bahwa IPA merupakan aktivitas dalam
me-nemukan hukum-hukum alam dalam bentuk teori-teori berdasarkan fakta-fakta.
b. Sund (dalam Nurferi, 2010) mengemukakan bahwa “science is both a body of
c. Depdiknas, 2006 (dalam Aris, M 2010) mengemukakan bahwa IPA merupakan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan,
fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Berdasarkan berbagai pengertian IPA, dapat ditarik simpulan bahwa dengan
demi-kian IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
se-kedar penguasan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep atau prinsip-prinsip,
tetapi juga mengumpulkan fakta-fakta dan bagaimana menghhubungkan fakta-fakta itu.
Dengan kata lain, IPA berarti juga merupakan proses penemuan.
2.2.2 Tujuan IPA diajarkan di SD
Sulistyorini (2007: 40), mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar,
seba-gai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
berman-faat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubun-gan saling mempengaruhi antara IPA, lingkunhubun-gan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga,
meles-tarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala keteraturan sebagai
salah satu ciptaaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP.
2.2.3 Hakikat IPA di SD
A’sy, Muslichah (Sekolah Dasar.net, 2011) keterampilan proses yang perlu dilatih dalam
rampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi
menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data,
menganalis dan mesintesis data.
Poedieti (Sekolah Dasar.neet, 2011) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam
pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat
hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam
pembelaja-ran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar
dan keterampilan terintegrasi dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan
ma-salah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi,
hukum dan teori-teori baru dalam menciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat
mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.
2.3 Hasil Belajar
Dalam pembahasan hasil belajar akan dibahas tentang pengertian hasil belajar dan
fak-tor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Adapun pembahasannya sebagai berikut:
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa
In-donesia, hasil belajar merupakan wujud dari keberhasilan belajar yang menunjukkan
kecaka-pan dalam penguasaan materi pengajaran.
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2011: 7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowlwdge (pengetahuan, ingatan),
com-prehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analy-sis (menguraikan, menentukan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan
res-pons), valuing (nilai), organizations (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psi-komotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup
kete-rampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Menurut Winkel (Purwanto, 2011: 45), Hasil belajar adalah perubahan yang
kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Blom, Simpson dan Harrow
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244). Dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu hal yang diharapkan dari pembelajaran yang telah
dite-tapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.
Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian hasil belajar,
maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah siswa
me-nerima pengalaman belajarnya. Dalam hal ini kemampuan yang diperoleh ada kemampuan
pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun demikian, dalam penelitian ini peneliti
hanya memfokuskan pada aspek kemampuan yang diperoleh pada aspek kognitif saja.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Paul Suparno (Sardiman A.M., 2011: 38) menyatakan bahwa hasil belajar
di-pengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Slameto
(2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Seperti faktor
jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan.
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu. Seperti faktor keluarga, faktor
seko-lah, dan faktor masyarakat.
Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern (di dalam diri individu) dan
faktor ekstern (di luar individu).
2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan
Outdoor Activities untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata pelajaran
IPA SD Negeri 02 Pangkalan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun Pelajaran 2010/2011. (Ipnu Prihantoro). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
ada-lah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan ketuntasan hasil belajar.
Pe-ningkatan hasil belajar sisswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada kondisi awal
24 siswa (100%) yang telah tuntas, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa sudah
menca-pai, 24 siswa yang tuntas. Pebelajaran outdoor activities sangat bermanfaat bagi siswa dalam
kegiatan pembelajaran karena melaluipembelajaran outdoor activities siswa dapat belajar
se-suatu yang nyata atau konkrit yang dapat disajikan dalam bentuk pengamatan/ observasi,
diskusi dan kerjasama kelompok.
Efektivitas Penerapan Metode Outdoor Activities Dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Ha-sil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas VII SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2009/2010. (Ciptadi, S). Dari hasil analisis statistik diperoleh hasil, harga t hitung
sebesar 1,921. Untuk dk = 6 ( N – 1 ) dan taraf signifikansi 0,05 atau 95 % diperoleh harga t
tabel sebesar 1, 671. Karena t hitung > daripada t tabel, maka keputusan uji adalah bahwa
Hipotesis yang berbunyi : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode
Out-door Activities dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I
Kedungban-teng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, (2) Ada pengaruh yang signifikan antara
motivasi berprestasi dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I
Ke-dungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, dan (3) Ada pengaruh yang
sig-nifikan antara penerapan metode Outdoor Activities dan motivasi berprestasi dengan hasil
belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 adalah diterima.
Pengaruh pembelajaran di luar kelas terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari
antu-siasme belajar siswa pada siswa SMP Tahun ajaran 2004/2005. (Siti Khomsatun).
Berdasar-kan hasil penelitian dapat disimpulBerdasar-kan : (1) ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran di
luar kelas dan pembelajaran di dalam kelas terhadap prestasi belajar siswa
(FA=6,196>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang diberi pembelajaran di luar
kelas memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi
pembelajaran di dalam kelas (mA1=6,771>mA2=6,325). (2) ada perbedaan pengaruh antara
antusiasme belajar tinggi dan antusiasme belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa
(FB=11,221>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang mempunyai antusiasme
be-lajar tinggi memperoleh prestasi bebe-lajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
anta-ra tempat pembelajaanta-ran dan tingkat antusiasme belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
(FAB=0,071.
Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Objek Lereng Gunung Kelud Guna
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Menyusun Karya Tulis Geogarafi Materi
Pe-manfaatan Sumber Daya Alam Siswa Kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. (Moch. Budi.
Harso-no). Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya peningkatan aktivitas siswa, hasil belajar,
dan kemampuan menyusun karya tulis siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. Peningkatan
aktivitas siswa ditunjukkan pada siklus I yang mencapai keberhasilan 51,3%, pada siklus II
mencapai 86,4%. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada saat pratindakan 27,0%,
siklus I mencapai 67,6%, siklus II mencapai 89,2%, peningkatan kemampuan menyusun
karya tulis terlihat pada siklus I terdapat 43% yang nilainya dibawah 75 dan pada siklus II
100% nilai rata-ratanya di atas 75.
2.5 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidenfikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu
fak-tor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari fakfak-tor model pembelajaran yang
diguna-kan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena model pembelajaran sangat
pent-ing dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Pada kegiatan pembelajaran outdoor activities penyampaian suatu pesan pendidikan
melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap kedaya tangkap pikiran manusia.
Se-hingga siswa dalam belajar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena
siswa belajar secara langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa
belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru tetapi dengan cara mengamati objek,
menyelidiki, bertanya atau wawancara, membuktikannya dan menguji fakta. Sehingga
kebe-narannya dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif. Peran guru hanya sebagai
Gambar: 2.1. kerangka berpikir
Berdasarkan gambar 2.1 sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu kelas kontrol dan
kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan
an-tara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya kelas kontrol dan kelas eksperimen
di-beri perlakuan. Kelas kontrol didi-beri perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
konven-sional yang dilakukan di dalam kelas dan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggu-nakan pembelajaran outdoor activities. Setelah perlakuan diberikan kedua kelas antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen diberi postets untuk mengetahui hasil akhir yaitu hasil belajar
siswa setelah diberikannya perlakuan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2.6 Hipotesis Penelitian
Dengan menggunakan pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA, maka
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Pre Test
Kelas Kontrol menggunakan
Pem-belajaran Konvensional dilakukan di
dalam kelas
Kelas Eksperimen menggunakan model
Pembelajaran outdoor activities