49
BAB V PENUTUPA. KESIMPULAN
Karya penyelamatan oleh Allah Bapa bagi manusia
melalui Yesus Kristus dilakukan secara kontekstual. Kitab Filipi
2:7-8 menuliskan bahwa Tuhan Yesus telah menjadi sama dengan
manusia. Manusia dapat memahami karya penyelamatan Tuhan
atas dirinya karena karya penyelamatan tersebut dilakukan dalam
konteks duniawi. Meneladani tindakan Tuhan ini, gereja perlu terus
mengupayakan kontekstualisasi. Gereja perlu terus mencari dan
mengembangkan bentuk ajaran yang paling tepat dan sesuai dengan
konteks budaya setempat dengan tidak mengaburkan apalagi
menghilangkan inti ajaran Kekristenan.
Salah satu bentuk kontekstualisasi dalam ibadah adalah
kontekstualisasi musik dan liturgi. Hal inilah yang penulis lakukan
dalam menyusun Tugas Akhir Musik Gereja. Penulis menggunakan
liturgi Gereja Kristen Indonesia berdasarkan konteks etnik Nusa
Tenggara Timur. Penulis memasukkan lagu jemaat yang digubah
berdasarkan melodi etnik Nusa Tenggara Timur dan diiringi alat
musik setempat. Penulis juga memasukkan tarian dan ritual yang
dimaknai ulang.
Melalui tata ibadah bernuansa etnik ini penulis berharap
umat Nusa Tenggara Timur dapat lebih menghayati dan berekspresi
50
kekayaan budaya Indonesia secara umum, dan budaya Nusa
Tenggara Timur secara khusus.
B. SARAN
Pelayan gereja, pemusik, dan setiap pihak yang terlibat
dalam penyusunan tata ibadah di gereja perlu terus melakukan
pembaruan liturgi sesuai dengan konteks kebudayaan daerahnya
masing-masing agar umat dapat lebih menghayati ibadah yang
dilakukannya. Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana liturgi kontekstual tersebut berdampak