• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 942011081 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 942011081 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pene-litian ini adalah penepene-litian deskriptif (deskriptif research). Peneliti berusaha menggambarkan imple-mentasi aspek supervisi akademik kepala sekolah pada proses pembelajaran di Kecamatan Bulu secara jelas dan apa adanya sebagaimana dikemukakan oleh Sukardi (2007), bahwa:

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan meng-gambarkan secara sistematis fakta dan karak-teristik objek yang diteliti secara tepat.

Lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung yang berjumlah 27 sekolah dasar.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

(2)

adalah 26 kepala sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar cek. Daftar cek ini berisi instrumen aspek supervisi akademik kepala sekolah yang disebarkan kepada kepala sekolah dasar di wilayah Kecamatan Bulu. Untuk memperkuat hasil analisis maka angket tersebut juga disebarkan kepada guru. Setelah angket terisi langsung diminta dan dikumpulkan secara terpisah, yaitu versi kepala sekolah dan versi guru untuk segera diolah

(3)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Konsep Aspek Indikator No.

1. Kepala sekolah memiliki program Supervisi akademik

2. Kepala sekolah membuat jadwal supervisi akademik

3. Kepala sekolah memiliki instrumen supervisi akademik

4. Kepala sekolah mampu membuat instumen supervisi akademik 5. Instrumen diberikan kepada guru 6. Kepala sekolah menjelaskan

instru-men supervisi akademik

7. Kepala sekolah membuat Kesepakat-an instrumen yKesepakat-ang akKesepakat-an digunakKesepakat-an 8. Kepala sekolah mengadakan

pertemuan untuk menyamakan persepsi

9. Kepala sekolah memberitahu guru untuk mempersiapkan diri

10. Kepala sekolah mengadakan kesepakatan tentang focus yang akan disupervisi

11. Kepala sekolah menunggui guru sampai akhir

12. Kepala sekolah melaksanakan supervisi sesuai jadwal 13. Kepala sekolah menggunakan

instrumen supervisi akademik 14. Kepala sekolah membuat catatan 15. Kepala sekolah memperhatikan

ketika guru menyampaikan materi 16. Kepala sekolah tidak bermaksud

mencari kesalahan guru

17. Kepala sekolah tidah hanya sekedar menjalankan fungsi administrasi 18. Kepala sekolah mengamati guru dalam menggunakan alat bantu 19. Kepala sekolah mengamati

pelaksanaan penilaian 20. Kepala sekolah memiliki rasa

(4)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah (Lanjutan)

Konsep Aspek Indikator No.

Soal

Tindak lanjut

21.Setelah selesai, kepala sekolah menyediakan waktu untuk mengeva-luasi

22.Kepala sekolah memberitahu tentang kekurangan guru

23.Kepala sekolah memberi dorongan untuk memperbaiki kekurangan 24.Kepala sekolah memberikan

pengu-atan

25.Kepala sekolah memberikan bimbing-an dbimbing-an arahbimbing-an

26.Kepala sekolah menyampaikan hasil supervisi akademik

27.Kepala sekolah membantu guru meni-lai hasil kegiatan pembelajaran 28.Kepala sekolah memberi apresiasi 29.Kepala sekolah membantu guru

membuat rencana tindak lanjut 30.Kepala sekolah memberi solusi

pemecahan masalah

3.4 Teknik Pengukuran Data

(5)

Skala Likert merupakan instrumen yang umum digunakan untuk meminta responden agar memberi-kan respon terhadap beberapa pertanyaan, dan hal ini

sering digunakan dalam penelitian pendidikan

(Sukmadinata, 2010). Bentuk pilihan responden dari Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada proses pembelajaran adalah: Sangat Sering (SS) diberi skor 5; Sering (S) diberi skor 4; Kadang-kadang (Kk) dengan skor 3; Jarang (J) dengan skor 2; Tidak Pernah (TP) dengan skor 1.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk-kan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2010). Sebuah instrumen dikata-kan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara lengkap. Salah satu cara untuk menguji validitas instrumen adalah analisis butir yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir instru-men dengan skor total. Butir instruinstru-men dikatakan valid apabila terdapat korelasi yang signifikan antar skor butir dengan skor total (Arikunto 2010).

(6)

meng-acu pada kriteria dari Ali (1987), yakni item intrumen dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi

corrected item-total correlation di atas 0.20

Hasil uji validitas item intrumen Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah diperoleh nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.2

Koefisien Korelasi Item Total Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah

No. Item Nilai r Validitas No. Item, Nilai r Validitas

item no 1 0.803 valid item no 16 0.803 valid item no 2 0.905 valid item no 17 0.759 valid item no 3 0.887 valid item no 18 0.798 valid item no 4 0.712 valid item no 19 0.757 valid item no 5 0.728 valid item no 20 0.677 valid item no 6 0.672 valid item no 21 0.671 valid item no 7 0.613 valid item no 22 0.619 valid item no 8 0.874 valid item no 23 0.798 valid item no 9 0.781 valid item no 24 0.696 valid item no 10 0.566 valid item no 25 0.758 valid item no 11 0.748 valid item no 26 0.656 valid item no 12 0.781 valid item no 27 0.728 valid item no 13 0.727 valid item no 28 0.677 valid item no 14 0.761 valid item no 29 0.905 valid item no 15 0.775 valid item no 30 0.601 valid

(7)

Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah dinyatakan valid.

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai apabila intrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama (Sukmadinata 2010).

Teknik yang digunakan untuk menguji relia-bilitas instrumen adalah Alpha Cronbach dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0.1 Kriteria untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas menggu-nakan pedoman dari George dan Mallery (1995) dalam Atmojo (2009) yaitu:

α > 0,9 = sangat bagus

α > 0,8 = bagus

α > 0,7 = dapat diterima

α > 0,6 = diragukan

α > 0,5 = jelek

α < 0,5 = tidak dapat diterima

Dengan demikian instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien alpha lebih besar dari 0.70.

(8)

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Daftar Cek Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen Imple-mentasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah menunjukkan bahwa koefisien Alpha semuanya

>0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

3.5.3 Analisis Deskriptif

Dari data responden kepala sekolah dan guru yang terkumpul, selanjutnya diukur dengan skala interval dengan rumus sebagai berikut:

Dengan interval 0,80 untuk skor terendah 1,00 dan skor tertinggi 5,00, maka kategorinya dapat di-tentukan sebagai berikut:

Skala Interval

=

Jenjang Jumlah

Terendah Skor

-Tertinggi Skor

Jadi Intervalnya adalah

=

0,80 5

1 5

(9)

1,00 – 1,80 termasuk kategori sangat kurang optimal

1,81 – 2,60 termasuk kategori kurang optimal 2,61 – 3,40 termasuk kategori sedang

3,41 – 4,20 termasuk kategori optimal

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-Kisi Implementasi Aspek Supervisi Akademik
Tabel 3.1 Kisi-kisi Implementasi Aspek Supervisi Akademik
Tabel 3.2
Tabel 3.3  Hasil Uji Reliabilitas Daftar Cek Implementasi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penanganan pasca panen padi dengan menggunakan Rice Milling Unit (RMU) memperhatikan kualitas gabah yang akan digiling, sehingga menghasilkan beras bersih, putih,

Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus elektron. Pada saat di lewatkan ke

Toisaalta Suomen arvopaperimarkkinat ovat myös voimakkaasti riippuvaisia kansainvälisten mark- kinoiden kehityksestä. Globaali integraatio on yleensäkin tehokkaasti toimivien

Dengan mempertimbangkan poin-poin kesimpulan tersebut di atas, dan memperhatikan berbagai kondisi nyata di lapangan, maka beberapa tindakan yang perlu dilakukan agar

[r]

To make it architectural, meaning that to speak language with space and gatra , with line and plane, with a material and lace atmosphere, it is natural that individual

sesuai dengan fungsinya Bila anak mampu mengoperasikan alat dalam kegiatan main dengan bantuan guru. Bila anak mampu mengoperasikan 1 alat dalam kegiatan main sesuai

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dua instrument yaitu: Skala ef ikas i dir i latihan (self efficacy for exercise scale) Sedangkan instrument