• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 942011077 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 942011077 BAB III"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi-onal (Sukmadinata, 2006). Penelitian korelasikorelasi-onal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel dinyatakan dengan besarnya koefisiensi korelasi lain dan signifikasi secara statistik. Variabel yang dikore-lasikan dapat berasal dari subjek yang sama atau berbeda (Sutriyono, 2004). Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu pertama variabel Supervisi Akade-mik (X1), kedua variabel motivasi kerja guru (X2)

sebagai variabel bebas dan ketiga variabel kinerja mengajar guru (Y) sebagai variabel terikat. Tempat penelitian di SD Gugus Durian kecamatan Bejen.

3.2

Populasi dan Sampel Penelitian

(2)

wilayah Gugus Durian Kecamatan Bejen yang ber-jumlah 68 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi sehingga sampel penelitian ini merupakan sampel populasi (sampel total).

3.3

Variabel dan Model Penelitian

Variabel dan model pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Penelitian

3.4

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Kinerja Mengajar Guru Y)

(3)

sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002).

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skala. Pengukuran kinerja mengajar guru menggunakan skala dengan tipe pertanyaan tertutup yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kinerja mengajar guru. Responden diminta memilih salah satu kemungkinan jawaban yang disediakan. Jawaban dari responden

ditentukan dengan skala Likert antara 1 sampai

dengan 4. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelom-pok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2009).

Peneliti menggunakan Skala Kinerja Mengajar Guru disusun oleh Hanif (2004) untuk mengukur kinerja guru. Skala Kinerja mengajar guru terdiri dari 15 item dan mengukur 3 variabel yaitu:

(1) Teaching Skills (TS) adalah guru memiliki keter-ampilan mengajar yang baik yaitu mengajar secara efektif di kelas dan memuaskan dalam gaya dan kualitas mengajarnya; (2) Management skill (MS) adalah keterampilan guru untuk mengatur waktu mengajar dan tugas-tugasnya yang lain yang ditugaskan oleh kepala sekolah; (3) Discipline and regularity (DR) terkait dengan keteraturan dan ketepatan waktu guru di sekolah. Berikut kisi-kisi angket kinerja mengajar guru.

(4)

“Selalu (SL)”, skor 3 untuk “Sering (SR)”, skor 2 untuk “Jarang (JR)”, dan skor 1 untuk pilihan jawaban

(5)

Tabel 3.1

Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Kinerja Mengajar Guru

Konsep Sub Konsep Indikator Empirik Nomor item Kinerja

mengajar guru adalah prestasi kerja guru yang (Hanif, 2004)

1 Keteram-pilan meng-ajar terjadi proses belajar)

1. Menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda 2. Kebanyakan siswa di

kelas mendapat nilai yang baik

3. Mengajar setiap siswa menurut kemampuan mereka

4. Membuat persiapan dari rumah sebelum mengajar.

5. Mengajar materi pelajaran yang sulit dengan mudah. 6. Menjawab pertanyaan

dari siswa sebaik mungkin sehingga siswa merasa puas.

1. Saya menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda 2. Nilai hasil belajar siswa

di kelas kebanyakan mendapat nilai yang baik

3. Saya mengajar setiap siswa menurut kemampuan mereka 4. Saya membuat

persiap-an dari rumah untuk mengajar

5. Saya mengajar materi pelajaran yang sulit dengan mudah 6. Jika ada pertanyaan

dari siswa di kelas, saya mencoba sebaik mungkin untuk membe-rikan jawaban yang memuaskan. 2.

Keterampil-an mKeterampil-anaje- manaje-men (mengelola kelas, siswa, tugas siswa, dan tugas guru)

7. Berbuat adil dalam memberi nilai. 8. Tidak mempengaruhi

kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan ekstra kurikuler. 9. Tidak mencampurkan

tanggung jawab rumah dalam pekerjaan saya 10. Berusaha

mengembangkan diri

7. Saya memberi nilai dengan adil 8. Saya tidak

mempe-ngaruhi kegiatan belajar di kelas dengan kegiatan ekstrakurikuler

9. Saya tidak mempenga-ruhi pekerjaan saya dengan tugas rumah. 10. Saya selalu berusaha untuk mengembangkan diri.

3. Disiplin dan tertib

12. Tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama di dalam kelas.

13. Mengerjakan peker-jaan dengan penuh tanggung jawab. 14. Menyelesaikan

silabus tepat waktu di kelas

15. Memelihara metode-metode di dalam kelas

11. Ketika saya di sekolah, saya hadir dalam kelas tepat waktu

12. Saya tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama di dalam kelas 13. Saya mengerjakan

pekerjaan saya dengan penuh tanggung jawab 14. Saya menyelesaikan

silabus tepat waktu di kelas

(6)

Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah digunakan Skala Supervisi Akademik Kepala Sekolah diukur dengan Skala yang disusun berdasarkan teori Lucio (1990). Skala Supervisi akademik dikutip dari instrumen yang disusun Jaenuri (2012). Instrumen supervisi akademik kepala sekolah terdiri dari tiga tahap yaitu:

(1) Perencanaan supervisi yang membahas tentang serangkaian rencana kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan ke-mampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) pe-laksanaan supervisi, yaitu kegiatan-kegiatan utama dalam supervisi yang berisi tentang teknik supervisi meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kun-jungan antar kelas, dan kegiatan menilai diri sendiri, dan (3) umpan balik supervisi yaitu serangkaian kegiatan evaluasi pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut supervisi. Kemu-dian masing-masing sub konsep tersebut di-kembangkan oleh peneliti dengan mempertim-bangkan kondisi di tempat penelitian. Berikut kisi-kisi instrument supervisi akademik.

Skala Supervisi Akademik Kepala Sekolah jumlah total pernyataan 84 item dan telah dilakukan uji validasi sebanyak 10 item gugur, sehingga jumlah total yang akan dipergunakan 74 item. Setiap item memiliki empat alternatif jawaban dengan skor mulai dari 1 hingga 4, item pernyataan diberi skor 1 untuk

jawaban “Sangat Tidak Bermanfaat”, skor 2 untuk

“Kurang Bermanfaat”, skor 3 untuk “Bermanfaat”, dan

(7)

Tabel 3.2 menjabarkan Konsep, Sub Konsep, Indikator Empirik dan Nomor item dari Supervisi Akademik.

Tabel 3.2

Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Supervisi Akademik

Konsep Sub Konsep

Indikator Empirik Nomor item

Supervisi Akademik adalah serangkai-an kegiatserangkai-an membantu jaran demi pencapaian supervisi

1. Menentukan per-lunya supervisi

2. Menyusun program supervisi

3. Menentukan sasaran supervisi (guru)

4. Menentukan tujuan supervisi

5. Menentukan target supervisi

6. Menyusun langkah supervisi

7. Menyusun teknik supervisi

1. Kepala sekolah menentukan perlunya supervisi akademik 2. Kepala sekolah melakukan

perumusan bersama guru bahwa supervisi merupakan suatu kebutuhan bagi guru. 3. Kepala sekolah menyusun

program supervisi akademik. 4. Kepala sekolah membuat

rencana untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan supervisi akademik.

12. Kepala sekolah menentukan sasaran (guru) yang akan disupervisi

13. Kepala sekolah menentukan secara terbuka siapa guru yang akan disupervisi

14. Tujuan supervisi ditetapkan sejak awal secara jelas dan tegas.

15. Tugas kepala sekolah dilengkapi dengan tujuan yang ditentukan sejak awal dengan melibatkan guru secara jelas. 16. Kepala sekolah menetapkan target yang akan dicapai dalam kegiatan supervisi akademik. 17. Kepala sekolah merumuskan

standar akhir yang harus dicapai dalam supervisi akademik 18. Langkah-langkah kegiatan

supervisi disusun oleh kepala sekolah secara runtut. 19. Langkah-langkah supervisi

disusun oleh kepala sekolah secara jelas.

22. Kepala sekolah menyusun teknik-teknik supervisi yang mudah diikuti guru

(8)

8. Menyusun pedom-an supervisi akademik

9. Menyamakan persepsi warga

10. Menyepakati materi/pelajaran yang akan disupervisi

11. Menyusun instru-men supervisi

12. Mengkomuni-kasikan

13. Menyusun rencana tindak lanjut

5. Kepala sekolah menyusun pedoman pelaksanaan dan pengawasan supervisi akademik

6. Kepala sekolah menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik.

11. Bersama guru, kepala sekolah menyepakati materi/ pelajaran yang akan disupervisi

7. Kepala sekolah menyusun instrument supervisi

8. Kepala sekolah membuat alat ukur untuk mengukur pekerjaan guru.

9. Kepala sekolah membuat dan mengkomunikasikan jadwal supervisi

10. Kepala sekolah dalam melakukan bimbingan kepada guru bersifat terbuka dengan mengkomuni-kasikan terlebih dahulu kepada guru.

20. Kepala sekolah menyusun rencana tindak lanjut pasca supervisi.

21. Kepala sekolah membuat rencana pengembangan kegiatan selanjutnya untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru.

2. Pelak-sanaan Supervisi

14. Melakukan kunjungan kelas

15. Melakukan observasi kelas

16. Mengikuti pembelajaran

17. Melakukan pertemuan dengan guru secara individual

24. Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas

25. Kunjungan kepala sekolah dilakukan secara rutin. 26. Kepala sekolah melakukan

observasi kelas ( mengamati proses pembelajaran di kelas dengan teliti)

27. Keikutsertaan kepala sekolah dalam pembelajaran di kelas dilakukan secara rutin 32. Kepala sekolah mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas 33. Kepala sekolah membantu guru

menciptakan suasana pembelajaran di kelas lebih kondusif.

28. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan guru secara individual.

(9)

18. Dialog dengan guru

19. Penilaian diri (guru)

20. Kecakapan guru

21. Penguasaan materi

22. Pelayanan guru

23.Pendampingan guru dalam kunjungan antar kelas

30. Kepala sekolah melakukan percakapan dan dialog dengan guru secara individual 31. Kepala sekolah bertukar pikiran

dengan guru secara individual. 38. Kepala sekolah membantu guru

melakukan penilaian diri 39. Kepala sekolah member

dorongan kepada guru untuk bisa menilai diri sendiri dengan jujur.

34. Kepala sekolah mengamati kecakapan guru dalam mengajar. 35. Kepala sekolah memiliki catatan

kecakapan guru dalam mengajar di kelas.

40. Kepala sekolah mengamati penguasaan guru dalam materi pembelajaran

41. Kepala sekolah mendorong guru agar mau belajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam pembelajaran.

42. Kepala sekolah mengamati pelayanan yang diberikan guru kepada siswa

36. Kepala sekolah mendampingi guru-guru dalam melakukan kunjungan antar kelas. 37. Kepala sekolah dan guru

mengunjungi kelas lain bertukar pendapat dalam memecahkan masalah-masalah dikelas

3..Umpan balik Supervisi

24. Penggunaan alat bantu pelajaran

25. Penggunaan pedoman

26. Membantu penggunaan buku teks secara efektif

27. Penilaian

43. Kepala sekolah membantu guru menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru.

44. Kepala sekolah membantu guru menggunakan bahan pembantu guru lainnya.

55. Kepala sekolah membantu guru menggunakan pedoman pembelajaran

56. Kepala sekolah menjelaskan penggunaan pedoman pembelajaran yang akan digunakan guru di kelas. 45. Kepala sekolah membantu guru

menggunakan buku teks secara efektif.

46. Kepala sekolah menyediakan buku teks sebagai sumber belajar siswa dan guru. 57. Kepala sekolah membantu guru

(10)

28. Hasil kegiatan

29. Perbaikan

30. Pengayaan

31. Tehnik pembelajaran

32. Proses Pembelajaran

33. Tindak lanjut

34. Pemanfaatan lingkungan

35. Perilaku guru dengan siswa

36. Perilaku guru dengan rekan

menentukan keputusan hasil pekerjaan siswa yang akan digunakan sebagai ukuran prestasi.

61. Kepala sekolah membantu guru menilai hasil kegiatan

pembelajaran.

62. Kepala sekolah membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran.

63. Kepala sekolah membantu guru merencanakan perbaikan pembelajaran.

64. Kepala sekolah membantu guru dalam membuat program pengayaan pembelajaran. 65. Kepala sekolah mengarahkan

guru agar siswa yang sudah mencapai KKM diberi pengayaan.

49. Kepala sekolah membantu guru mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka kuasai.

50. Kepala sekolah memberikan pendapat/ komentar tentang teknik pembelajaran yang dilakukan guru.

47. Kepala sekolah membantu guru melaksanakan pembelajaran yang efektif.

48. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru tentang bagaiman melaksanakan pembelajaran yang efektif.

66. Kepala sekolah membantu guru dalam menindaklanjuti hasil pembelajaran.

67. Kepala sekolah membantu guru membuat rencana tindaklanjut hasil pembelajaran.

53. Kepala sekolah membantu guru menggunakan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.

54. Kepala sekolah member contoh kepada guru bagaimana memanfaatkan lingkungan untuk pembelajaran.

68. Kepala sekolah ,membantu guru dalam peningkatan perilaku guru dengan siswa.

69. Kepala sekolah bersama guru menyusun aturan pelayanan yang harus diberikan guru kepada siswa.

(11)

sejawat 37. Metode

pembelajaran

38. Kondisi pembelajaran

39. Penyampaian hasil

40.Mengapresiasi kerja guru

41. Pemecahan masalah dengan PTK

guru dengan teman sejawat 51. Kepala sekolah membantu guru

menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)

52. Kepala sekolah memberikan contoh penggunaan metodologi yang luwes.

59. Kepala sekolah membantu guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif 60. Kepala sekolah bersama guru

mengupayakan pembelajaran berjalan menyenangkan. 71. Kepala sekolah membantu guru

dalam penyampaian hasil pembelajaran

72. Kepala sekolah bersama guru menyusun laporan hasil belajar siswa kepada siswa lain dan orang tua.

73. Kepala sekolah mengapresiasi seluruh tindakan dan hasil kerja guru

74. Kepala sekolah membantu guru menyusun dan

mengembangkan PTK

Untuk mengukur motivasi kerja guru menggu-nakan skala motivasi kerja yang diadaptasikan dari teori menurut Herzberg (1995) yang diambil dari instrumen yang disusun Basori (2011). Instrumen ini disusun berdasarkan dua faktor yaitu: (1) faktor instrinsik/motivasi internal; dan 2) faktor ekstrin-sik/motivasi eksternal, yang kemudian dijabarkan dalam 18 item. Setiap item memiliki empat alternatif jawaban dengan skor mulai dari 1 hingga 4, item

pernyataan diberi skor 1 untuk jawaban “Sangat Tidak

Bermanfaat” (STB), skor 2 untuk “Kurang Bermanfaat” (KB), skor 3 untuk “Bermanfaat” (B), dan skor 4 untuk

(12)

18 Item dalam motivasi kerja guru berupa pernyataan unfavorable.

Tabel 3.3 menjabarkan konsep, sub konsep,

Indikator Empirik dan Nomor item dari motivasi kerja guru.

Tabel 3.3

Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Motivasi Kerja

Konsep Sub Konsep Indikator Empirik Nomor item

Motivasi kerja guru adalah dari luar diri yang turut membentuk

keprofesionalan . 2. Menjaga hubungan

baik dengan atasan .

3. Hubungan baik dengan rekan-rekan sekerja 4. Memperoleh

penghargaan/ pengakuan yang nyata dari atasan .

5.Melaksanakan kebijakan organisasi sekolah secara serius. 6. Mengerjakan

administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara baik 7.Mengutamakan

tugas pokok dari pada tugas sampingan 8. Bekerja dengan

serius meskipun imbalan yang diterima belum memadai/berimbang dengan volume kerja

9. Sikap yang dapat digugu dan ditiru oleh siswa.

1. Saya senang dan selalu menjaga serta

mempertahankan status keprofesionalan sebagai guru.

2. Saya selalu menjaga hubungan baik dengan atasan saya.

3. Saya memiliki hubungan baik dengan rekan-rekan sekerja 4. Pekerjaan yang saya

hasilkan selalu memperoleh

penghargaan/ pengakuan yang nyata dari atasan saya.

5. Saya menerima dan melaksanakan kebijakan organisasi sekolah secara serius.

6. Saya akan mengerjakan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara baik 7. Saya lebih

mengutamakan tugas pokok dari pada tugas sampingan

8. Saya bekerja dengan serius meskipun imbalan yang saya terima belum memadai/berimbang dengan volume kerja saya

(13)

2.Faktor yang mendorong seseorang yang sifatnya intrinsik, bersumber dala m diri seseorang atau faktor yang kehadirannya dapat

10. Memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan untuk mendorong mencapai sasaran 11. Serius bekerja

meskipun tidak memperoleh pengakuan dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai. 12. Tanggung jawab

penuh pada pekerjaan. 13. Memperoleh

peningkatan karier melalui kerja keras 14. Pelajaran

tambahan bagi siswa yang hasil evaluasinya kurang 15. Meskipun gaji

masih terasa kurang, tetap menyenangi pekerjaan sebagai guru

16. Dalam melaksa-nakan pekerjaan, saya berusaha melakukannya dengan benar dan tampil lebih baik serta selalu mengutamakan kualitas. 17. Selalu hadir

secara disiplin dan

menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dalam bekerja.

18. Optimis untuk bisa berkembang dengan baik.

10. Saya memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan untuk mendorong mencapai sasaran

11. Saya tetap serius bekerja meskipun tidak memperoleh pengakuan dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai.

12. Saya memiliki tanggung jawab penuh pada pekerjaan saya 13. Saya berkeinginan untuk

memperoleh peningkatan karier melalui kerja keras 14. Meskipun tidak ada

kewajiban, saya memberikan pelajaran tambahan bagi siswa yang hasil evaluasinya kurang

15.Meskipun gaji saya masih terasa kurang, saya tetap menyenangi pekerjaan sebagai guru

16.Dalam melaksanakan pekerjaan, saya berusaha melakukannya dengan benar dan tampil lebih baik serta selalu mengutamakan kualitas.

17.Dalam bekerja saya selalu hadir secara disiplin dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

18.Saya Optimis untuk bisa berkembang dengan baik.

(14)

3.5

Analisis Validitas Item dan Reliabilitas

3.5.1 Analisis Validitas Item

Menurut Nurgiyantoro (1999) validitas item menunjukkan sejauh mana item yang digunakan mampu untuk mengukur konsep yang hendak diukur. Untuk mengukur validitas item variabel kinerja mengajar guru, supervisi akademik kepala sekolah, dan motivasi kerja guru dengan menggunakan analisis

Corrected item total correlation“.

Instrumen penelitian kuantitatif harus

meme-nuhi dua persyaratan, yaitu harus valid dan reliabel. Oleh karena itu instrumen pada penelitian ini perlu untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data adalah valid, yaitu instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010).

Untuk menentukan validitas item digunakan

acuan kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut Ali (1987), adalah nilai Corrected Item-Total Correlation:

(15)

Dari kriteria tersebut dinyatakan bahwa item instrumen dikatakan valid apabila mempunyai nilai koefisien korelasi di atas 0,3.

Pada Tabel 3.4 di bawah ini disajikan hasil uji validitas item Kinerja mengajar guru

Tabel 3.4

Validity Item Kinerja Mengajar Guru

No Item Corrected item Total Correlation

Keterangan

1 0.426 Valid

2 0.608 Valid

3 0.640 Valid

4 0.540 Valid

5 0.751 Valid

6 0.426 Valid

7 0.771 Valid

8 0.303 Valid

9 0.673 Valid

10 0.489 Valid

11 0.558 Valid

12 0.751 Valid

13 0.445 Valid

14 0.677 Valid

15 0.673 Valid

Berdasarkan pada hasil uji validitas item Kinerja

mengajar guru yang berjumlah 15 item ternyata tidak satu pun yang tidak valid karena nilai r di atas 0,3.

Tabel 3.5 menyajikan hasil uji validitas item

(16)

Tabel 3.5

Validity Item Supervisi Akademik

No Item Corrected Item Total Correlation Keterangan

1 0.831 Valid

2 0.586 Valid

3 0.599 Valid

4 0.831 Valid

5 0.563 Valid

6 0.598 Valid

7 0.598 Valid

8 0.831 Valid

9 0.831 Valid

10 0.586 Valid

11 0.831 Valid

12 0.586 Valid

13 0.484 Valid

14 0.484 Valid

15 0.599 Valid

16 0.563 Valid

17 0.586 Valid

18 0.831 Valid

19 0.598 Valid

20 0.484 Valid

21 0.831 Valid

22 0.586 Valid

23 0.599 Valid

24 0.831 Valid

25 0.563 Valid

26 0.598 Valid

27 0.598 Valid

28 0.831 Valid

29 0.831 Valid

30 0.586 Valid

31 0.831 Valid

32 0.586 Valid

33 0.484 Valid

34 0.484 Valid

35 0.599 Valid

36 0.563 Valid

37 0.586 Valid

(17)

39 0.598 Valid

40 0.484 Valid

41 0.831 Valid

42 0.586 Valid

43 0.599 Valid

44 0.831 Valid

45 0.586 Valid

46 0.598 Valid

47 0.598 Valid

48 0.831 Valid

49 0.831 Valid

50 0.586 Valid

51 0.831 Valid

52 0.586 Valid

53 0.484 Valid

54 0.484 Valid

55 0.599 Valid

56 0.563 Valid

57 0.586 Valid

58 0.831 Valid

59 0.598 Valid

60 0.484 Valid

61 0.831 Valid

62 0.586 Valid

63 0.599 Valid

64 0.831 Valid

65 0.563 Valid

66 0.598 Valid

67 0.598 Valid

68 0.831 Valid

69 0.831 Valid

70 0.586 Valid

71 0.831 Valid

72 0.586 Valid

73 0.484 Valid

74 0.484 Valid

Dari hasil uji validitas variabel supervisi

(18)

Tabel 3.6 menyajikan hasil uji validitas item motivasi kerja:

Tabel 3.6

Validity Item Motivasi Kerja

No Item Corrected Item Total Correlation Keterangan

1 0.540 Valid

2 0.519 Valid

3 0.471 Valid

4 0.645 Valid

5 0.729 Valid

6 0.432 Valid

7 0.599 Valid

8 0.573 Valid

9 0.608 Valid

10 0.358 Valid

11 0.567 Valid

12 0.630 Valid

13 0.423 Valid

14 0.729 Valid

15 0.358 Valid

16 0.775 Valid

17 0.544 Valid

18 0.368 Valid

Dari hasil uji validitas variabel motivasi kerja yang berjumlah 18 item terbukti semuanya valid karena nilai r di atas 0,3.

3.5.2 Reliabilitas

(19)

α > 0,9 kategori baik sekali (excellent)

α > 0,8 kategori baik (good)

α > 0,7 kategori dapat diterima (acceptable)

α > 0,6 kategori dipertanyakan (questionable)

α > 0,5 kategori jelek (poor)

α > 0,4 kategori tidak dapat diterima (unacceptable)

Mengandung arti keterandalan instrumen atau instrumen dinyatakan reliabel pada koefisien 0,7 ke atas dan level baik sekali pada koefisien lebih dari 0,9, sedangkan keterandalan tidak dapat diterima bila ada pada koefisien kurang dari 0,5.

Adapun hasil uji reliabilitas terhadap instrumen masing-masing variabel, yaitu variabel kinerja menga-jar guru, supervisi akademik kepala sekolah, dan motivasi kerja ditunjukkan pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Validity Item Analysis Kinerja Mengajar Guru, Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru.

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Kinerja mengajar guru 0,747 Acceptable

Supervisi akademik kepala sekolah 0,751 Acceptable

Motivasi kerja guru 0,751 Acceptable

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Dari data pada Tabel 3.7 nampak bahwa nilai

alpha (α) ketiga variabel penelitian lebih besar dari 0,7

pada kategori dapat diterima (acceptable). Oleh karena

(20)

dapat dipergunakan untuk analisis penelitian selan-jutnya.

3.6

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada bulan April sampai dengan Oktober 2013. Pengum-pulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan instrumen penelitian yang berupa instrumen kinerja mengajar guru, supervisi akademik kepala sekolah, dan motivasi kerja kepada guru-guru SD Gugus Durian.

Peneliti mengantar langsung datang ke sekolah-sekolah karena jarak dapat ditempuh dalam waktu singkat untuk menyebarkan instrumen kepada guru-guru dengan menjelaskan tujuan penelitian dan instrumen penelitian yang dibagikan, sehingga dapat diasumsikan bahwa jawaban yang dipilih adalah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun karena keterbatasan waktu dan kesibukan guru, maka pengisian instrumen pada waktu senggang atau di-bawa pulang dan kemudian dikumpulkan.

(21)

atau mengisi skala sehingga peneliti diminta untuk datang 1 atau 2 minggu kemudian.

Untuk mengukur variabel motivasi kerja dan variabel supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dilakukan dengan pengukuran oleh guru.

3.7

Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang hasil pengukuran variabel supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar. Dalam analisis deskriptif ini diguna-kan statistik deskriptif, yaitu ukuran rata-rata hitung, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum untuk masing-masing variabel penelitian.

Teknik ini digunakan untuk menganalisis sejumlah data guna memperoleh gambaran mengenai keadaan sutu variabel yang digunakan prosentase, distribusi frekuensi dan mean. Ukuran untuk menen-tukan tinggi rendahnya masing-masing pengukuran konsep digunakan interval dengan rumus sebagai berikut:

(22)

K

Min Skor Max

Skor

Interval 

Keterangan:

Max : Skor jawaban tertinggi Min : Skor jawaban terendah

K : Klasifikasi yang hendak dibuat

Interval variabel kinerja mengajar guru ditentu-kan dengan cara sebagai berikut:

9 5 45 5

15 60

   

Interval

Berdasarkan pada rumus tersebut, maka dapat diketahui bahwa lebar interval kinerja mengajar guru adalah sebesar 9 dengan masing-masing kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Masing-masing Kategori Kinerja Mengajar Guru

Kategori Skor

Sangat Tinggi 51 – 60

Tinggi 42 – 50

Sedang 33 – 41

Rendah 24 – 32

Sangat rendah 15 – 23

(23)

Interval variabel Supervisi Akademik ditentukan dengan cara sebagai berikut:

44

4 , 44 5 222 5

74 296

dibulatkan

Interval   

Rumus interval dipergunakan untuk menghi-tung lebar interval supervisi akademik adalah sebesar 44. Masing-masing kategori supervisi akademik dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Masing-masing Kategori Supervisi Akademik

Kategori Skor

Sangat Bermanfaat 253 – 296 Bermanfaat 209 – 252 Cukup Bermanfaat 164 – 208 Tidak Bermanfaat 119 – 163 Sangat Tidak Bermanfaat 74 – 118

Interval variabel motivasi kerja ditentukan dengan cara sebagai berikut:

8 , 10 5 54 5

18 72

   

Interval dibulatkan 11

(24)

Tabel 3.10

Masing-masing Kategori Motivasi Kerja Guru

Kategori Skor

Sangat tinggi 62 - 72

Tinggi 51 – 61

Sedang 40 – 50

Rendah 29 – 39

Sangat rendah 18 - 28

Kemudian uji normalitas dan linearitas data

dilakukan mendahului analisis korelasi sebagai

prasyarat menggunakan Pearson product Moment

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian
Tabel  3.1 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Kinerja
Tabel 3.3 menjabarkan konsep, sub konsep,
Tabel 3.4 Validity Item Kinerja Mengajar Guru
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam hal ini peneliti untuk mendapatkan data tentang peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik di SD Negeri Candisari 1 dengan menggu- nakan teknik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikan hubungan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja mengajar guru Sekolah

Sedangkan penelitian dari Prapta (2013), menemukan bahwa kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh faktor supervisi akademik kepala sekolah dan iklim kerja, yaitu apabila

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen pada Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa semua indikator kinerja mengajar guru bersertifikasi baik dari hasil

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur

Tujuan penelitian ini adalah mendapat gambaran empirik mengenai pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhdap Kinerja Mengajar Guru SDN Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Validitas item diukur dengan menggunakan korelasi item total (corrected item total correlation). Berikut informasi yang didapat dari internet mengenai korelasi