PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN ARAB DI
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)
Oleh :
Alfiah Noor Ramadhani
NIM : A9.22.13.150
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “
Pengaruh Sumpah Pemuda Terhadap Keturunan Arab
di Indonesia
”. Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah : (1)
Apa pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap Keturunan Arab di Indonesia ?. (2)
Apa kontribusi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab untuk Indonesia ?. (3)
Bagaimana pengaruh nasionalisme etnis keturunan Arab kepada etnis keturunan
lain di Indonesia ?.
Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan metode penelitian
sejarah yaitu
heuristik
(pengumpulan data),
verifikasi
(kritik terhadap data),
interpretasi
(penafsiran) dan
historiografi
(penulisan sejarah). Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan
historis kritis
(mendeskripsikan peristiwa yang
terjadi pada masa lampau). Disamping itu, penulis juga menggunakan pendekatan
politik dan sosiologi. Sedangkan teori yang digunakan adalah Teori
Challenge
and Response
(Tantangan dan Jawaban) oleh Arnold Joseph Toynbee.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ix
ABSTRACT
This thesis entitled "The Influence of Youth Oath Against Arab
Descendants in Indonesia". The focus of research discussed in this thesis is: (1)
What is the influence of Youth Pledge 1928 against the Arab descendants in
Indonesia ?. (2) What is the contribution of Indonesian Arab Youth Pledge for
Indonesia ?. (3) How is the influence of ethnic nationality of Arab descent to other
ethnic descendants in Indonesia?
Writing this thesis prepared by using historical research method that is
heuristic (data collection), verification (criticism of data), interpretation
(interpretation) and historiography (history writing). The approach used is a
critical historical approach (describing events that occurred in the past). In
addition, the author also uses a political approach and sociology. While the theory
used is Challenge and Response Theory (Challenges and Answers) by Arnold
Joseph Toynbee.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
TRANSLITERASI... v
MOTTO... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 8
C.
Tujuan Penelitian ... 9
D.
Kegunaan Penelitian ... 9
E.
Pendekatan dan Kerangka Teori ... 10
F.
Penelitian Terdahulu ... 12
G.
Metode Penelitian ... 13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
BAB II
PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN
ARAB DI INDONESIA
A.
Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia ... 20
B.
Kehidupan Bangsa Arab di Indonesia... 23
C.
Pengaruh Sumpah Pemuda Indonesia ... 30
D.
Tercetusnya Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab ... 33
BAB III
KONTRIBUSI SUMPAH PEMUDA INDONESIA KETURUNAN
ARAB UNTUK INDONESIA
A.
Berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI)... 41
B.
Tokoh-tokoh Arab dalam Panggung Kemerdekaan ... 49
C.
Etnis Arab Pasca Kemerdekaan ... 62
BAB IV
PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB
TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA
A.
Etnis Keturunan Arab ... 69
B.
Etnis Keturunan Cina ... 71
C.
Etnis Keturunan India ... 77
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan ... 81
B.
Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat
berbangsa dan bernegara.
1Jika berbicara mengenai nasionalisme atau
kesadaran nasional, pengertian ini sering dihubungkan dengan kolonialisme,
seolah-olah nasionalisme terkait erat dengan kolonialisme. Memang
nasionalisme adalah kolonialisme pada zaman penjajahan, dan nasionalisme
merupakan antithesis terhadap kolonialisme. Nasionalisme sebagai suatu
gejala historis telah berkembang sebagai jawaban atas kondisi politik,
ekonomi, dan sosial, khususnya, yang ditimbulkan oleh situasi kolonial.
Menurut Ernest Renan, bangsa adalah jiwa, suatu asas rohani.
2Kebangsaan adalah jiwa yang mempunyai kehendak untuk bersatu. Bangsa
sebagai himpunan masyarakat yang bersama-sama tinggal dalam suatu
wilayah dan merupakan kesatuan secara geo politik
’
Menurut Ir. Soekarno, Bangsa adalah segerombolan manusia yang
besar, keras ia mempunyai keinginan bersatu,
le desir d’etre ensemble
(keinginan untuk hidup bersama), keras ia mempunyai
character
1
Slamet Muljana, Kesadaran Nasional dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008), 3.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
gemeinschaft
(persamaan nasib/karakter), persamaan watak, tetapi yang hidup
di atas satu wilayah yang nyata satu unit
.
3Sedangkan dalam bahasa Arab, bangsa berasal dari kata
Ummah
.
Secara umum kata, dalam bahasa Arab kata ini dapat digunakan untuk
menyebut kumpulan negara-negara, sedangkan dalam konteks pan-Arabisme
bermakna seluruh Dunia Arab. Di sisi lain, dalam bahasa Arab kata
ummah
juga dapat digunakan dalam arti "bangsa" menurut pengertian Barat, misalnya
pada istilah
Al-Umamul Muttahidah
(
ةدحتملا ممأا
), yang artinya Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
4Jadi, istilah Bangsa Arab digunakan untuk menggambarkan
orang-orang Arab yang bermigrasi ke Indonesia. Tetapi kemudian ketika mereka
telah lama menetap di Indonesia dan beramal gamasi dengan penduduk
Indonesia dan melahirkan keturunan Arab-Indonesia, mereka mengaku dan
merasa menjadi bagian daripada Bangsa Indonesia, bukan lagi sebagai Bangsa
Arab.
Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik
puncak setelah Perang Dunia II, yaitu dengan diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia. Hal itu berarti bahwa pembentukan nasion Indonesia
berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Indonesia dan
Negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak
3Adzikra Ibrahim, “Pengertian Bangsa”, dalam pengertiandefinisi.com/pengertian
-bangsa/
3
membangkitkan nasionalismenya sendiri-sendiri sehingga menciptakan
Negara merdeka.
5Nasionalisme Indonesia sebagai suatu gejala yang telah berkembang
sebagai jawaban atas kondisi politik, ekonomi, dan sosial, khususnya, yang
ditimbulkan oleh situasi kolonial. Kemenangan Jepang terhadap Rusia pada
tahun 1905, gerakan turki muda dan revolusi cina serta gerakan nasional di
Negara lain memberi pengaruh besar terhadap perkembangan nasionalisme
tersebut.
Bangkitnya rasa nasionalisme pada diri bangsa di Indonesia, memicu
lahirnya pergerakan nasional. Pergerakan nasional berupa berdirinya
organisasi organisasi modern oleh kaum pribumi. Organisasi organisasi
tersebut lahir sebagai jawaban atas tantangan bangkitnya kesadaran nasional.
Diantara organisasi awal mula yang berdiri adalah Syarikat Dagang Islam
(kemudian berganti nama menjadi Syarikat Islam), Budi Utomo, Indische
Partij, dll.
Tidak hanya organisasi yang berasal dari golongan pribumi. Sebelum
pribumi mulai berorganisasi karena kesadaran nasionalnya, etnis peranakan
yang telah lama bertempat tinggal di Indonesia telah terlebih dahulu
mendirikan organisasi pula. Namun organisasi yang mereka dirikan hanya
berorientasi pada kepentingan etnis mereka saja, tanpa memikirkan
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
sumbangsih untuk Indonesia kala itu. Etnis Tionghoa dengan Tionghoa Hwee
Koan dan Arab dengan Jamiatul Khairnya.
Pergerakan nasional juga mencatat peranan yang cukup besar dari
golongan pemuda dan pelajar, yang merupakan elite baru dalam struktur
masyarakat Indonesia saat itu. Mereka mengawali sepak terjangnya dalam
pergerakan nasional dengan mendirikan berbagai organisasi pemuda pelajar
yang mulanya bersifat kedaerahan.
6Misalnya Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, dll. Jong Islamieten Bond sebagai
organisai pemuda pelajar islam yang muncul untuk menyatukan pemuda
pemuda islam memiliki anggota yang bukan hanya berasal dari kalangan
pribumi namun juga kaum peranakan, salah satunya adalah kaum peranakan
Arab yang telah lama bertempat tinggal di Indonesia.
Kedatangan orang Arab ke Indonesia pada awalnya hanya dengan misi
untuk berdagang. Tapi lama kelamaan mereka juga menyebarkan paham
agama Islam di Indonesia. Mereka beramalgamasi (melakukan pernikahan
campuran dengan masyarakat setempat) sehingga menghasilkan anak-anak
yang berwajah Arab mesksipun dilahirkan dan memiliki ibu orang Indonesia.
Pada masa Hindia Belanda, orang Arab dianggap sebagai bangsa
Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku
6
Ani Sri Mardiani, “Al-Manar: Sejarah Komunitas Arab dalam Partai Arab Indonesia Tahun
5
Indonesia. Derajat dari orang Timur Asing adalah setingkat dibawah orang
Eropa, dan setingkat diatas orang pribumi. Pemerintah Hindia Belanda tidak
mencampur antara golongan pribumi dengan Arab. Kebijakan itu dianggap
sebagai suatu bentuk ketakutan pemerintah Hindia Belanda bilamana nantinya
terjadi persekongkolan antara kaum asing peranakan dengan pribumi untuk
menentang pemerintah. Selain itu, pemerintah Belanda juga menganggap
bahwa bangsa Arab beserta keturunannya adalah bangsa yang gemar berbuat
onar dan kerusuhan.
7Pemerintah mengharuskan mereka untuk bertempat tinggal di wilayah
yang telah ditetapkan dan jika ingin keluar mereka diwajibkan untuk melapor
serta membayar pas. Pas adalah surat keterangan yang menyatakan boleh
berjalan masuk ke daerah lain.
8Jadi orang Arab diwajibkan untuk membayar
sejumlah uang untuk memperoleh surat keterangan tersebut agar mereka bisa
keluar dari tempat tinggal yang telah ditetapkan. Kebijakan pemerintah yang
mengharuskan mereka untuk melapor dan membayar pas ketika hendak keluar
dari wilayahnya ini dinamakan
Wijken en Passenstelsel
.
9Kebijakan ini juga
mengakibatkan mereka dilarang untuk membeli tanah di desa-desa. Padahal,
banyak diantara orang-orang Arab itu yang telah beranak pinak hingga tiga
generasi. Kebijakan ini juga dianggap sebagai upaya pemerintah Hindia
7
Suratmin, Didi Kwartanada, Biografi A.R. Baswedan; Membangun Bangsa Merajut Keindonesiaan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014), 19.
8 Badan Bahasa, Kemedikbud, “
Kamus Besar Bahasa Indonesia V” dalam The official application Indonesian Dictionary Fifth Edition (Aplikasi KBBI V).
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Belanda supaya mereka tidak bercampur dengan sesama saudaranya seagama
bangsa Indonesia, dan dengan sendirinya memperkuat kegolongan.
10Dahulu etnis Arab memang dianggap selalu berorientasi kepada Arab.
Mereka beranggapan bahwa kampung halaman mereka adalah Arab meski
mereka sudah lama bertempat tinggal bahkan telah beranak pinak di
Indonesia. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya
organisasi dan gerakan yang menyatukan etnis Arab dengan pribumi dalam
balutan Islam, makin tumbuh pula rasa nasionalisme terhadap Indonesia oleh
para etnis keturunan Arab tersebut.
Sekalipun banyak dari etnis Arab yang merupakan pegawai honorer
Belanda, etnis Arab tidak pernah menaruh simpati kepada pihak Belanda.
Mereka justru bersimpati terhadap gerakan nasionalis yang islam, gerakan
seperti Syarikat Islam dan Jong Islamiten Bond yang menyatukan dan
menumbuhkan semangat nasionalisme etnis Arab. Tak lepas pula dari didikan
para golongan tua dari gerakan tersebut yang membangkitkan nasionalisme.
Selain itu, banyaknya etnis Arab yang menguasai Bahasa Arab membuat
mereka gemar membaca majalah dan buku Mesir. Majalah
Al-Manar
terbitan
Kairo yang redakturnya adalah Rasyid Ridho
11adalah majalah yang gemar
dibaca oleh peranakan Arab di Indonesia dan mempengaruhi
pemikiran-pemikiran mereka. Isi dalam majalah tersebut menyebarkan paham paham
10
A.R. Baswedan, Beberapa Catatan TentangSumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab (1934) (Surabaya: Penerbit Pers Nasional, 1974), 17.
11
7
baru tentang Islam, antara lain Jamaluddin Al-Afghani mengenai
pan-islamisme.
12Menurut Deliar Noer bahwa gerakan pembaharuan di Indonesia tidak
pernah lepas dari perkembangan dunia pada umumnya. Inspirasi dari luar,
terutama datang dari Timur Tengah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Pieter Korver bahwa Pada tahun-tahun permulaan abad ini, suatu gerakan
reformasi Islam yang berpengaruh mulai tumbuh di Indonesia, sebagai suatu
bagian yang hakiki dari perjuangan pergerakan nasional kepulauan tersebut
pada waktu itu. Diilhami oleh ahli fikir Islam yang berhaluan modern, seperti
Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afgani di Timur Tengah.
13Kesadaran nasional dalam diri etnis Arab itulah yang kemudian
membuat mereka berani mencetuskan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan
Arab pada tahun 1934. Mereka mengakui sepenuhnya secara sadar bahwa
mereka bertanah air Indonesia, bukan lagi Arab. Tokoh yang memprakarsai
lahirnya Sumpah Pemuda Arab ini adalah A.R. Baswedan.
Kontribusi A.R. Baswedan dan etnis Arab untuk Indonesia juga
sangatlah besar. Setelah dicetuskannya Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan
Arab, didirikan pula Partai Arab Indonesia dengan A.R. Baswedan pula
sebagai ketua umumnya. Setelah itu kehidupan masyarakat Arab menjadi
lebih terbuka. Mereka ikut andil dalam perjuangan meraih kemerdekaan
12
Hamid Algadri, Islam dan Keturunan Arab dalam Pemberontakan Melawan Belanda (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), 35.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Indonesia. Tak hanya itu, bahkan banyak dari keturunan Arab yang setelah
kemerdekaan juga ikut menduduki posisi penting di pemerintahan, termasuk
A.R. Baswedan sendiri.
Oleh sebab itu, penulis meyakini penting dan menariknya untuk
membahas tema ini. Mengingat pada era sekarang, banyak yang melupakan
bahwa warga keturunan Arab berpengaruh besar dalam kemerdekaan
Indonesia. Bahkan sebagian besar justru tidak tahu jika pernah dicetuskan
Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab termasuk oleh warga keturunan
Arab sendiri. Jadi, penulis akan mengambil judul
“SUMPAH PEMUDA
INDONESIA KETURUNAN ARAB (1934)”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap Keturunan Arab di
Indonesia ?
2.
Apa kontribusi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab terhadap
Indonesia ?
3.
Bagaimana pengaruh nasionalisme etnis keturunan Arab kepada etnis
9
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan
proposal ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap keturunan Arab di
Indonesia.
2.
Mengetahui kontribusi dari dicetuskannya Sumpah Pemuda Indonesia
Keturunan Arab oleh etnis keturunan Arab terhadap Indonesia. Baik
kontribusi dalam perjuangan mencapai kemerdekaan maupun perjuangan
setelah diproklamasikannya kemerdekaan.
3.
Mengetahui pengaruh dari nasionalisme yang tumbuh dalam diri etnis
keturunan Arab dengan etnis keturunan lain yang ada di Indonesia.
Mengingat di Indonesia terdapat banyak etnis pendatang yang sampai
sekarang juga masih bertempat tinggal dan beranak pinak di Indonesia.
D.
Kegunaan Penelitian
1.
Kegunaan teoritis :
a.
Memperkaya khazanah intelektual dalam mengakaji sejarah mengenai
kedatangan suatu kelompok etnis yang memberikan pengaruh besar
untuk wilayah yang didatanginya.
b.
Penyusunan ini diharapkan dapat membantu para akademisi untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
dari etnis keturunan Arab serta rasa nasionalisme yang muncul pada
dirinya.
c.
Diharapkan penyusunan ini dapat menambah pengetahuan mengenai
kontribusi warga islam yang berasal dari para etnis pendatang untuk
membantu merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
2.
Kegunaan Praktis :
a.
Diharapkan dalam penyusunn ini nantinya dapat memberi manfaat
dalam hal ini memotivasi generasi muda untuk lebih menghargai dan
memahami sejarah serta menumbuhkan semangat nasionalisme.
b.
Sebagai
pengetahuan
mendalam
mengenai
sejarah
lahirnya
nasionalisme oleh etnis Arab. Sebagaimana diketahui etnis Arab
dianggap kurang memberikan pengaruh bagi kemerdekaan Indonesia,
padahal sebenarnya etnis Arab memberikan sumbangsih yang sangat
besar sebagaimana yang diprakarsai oleh A.R. Baswedan.
E.
Pendekatan dan Kerangka Teori
Dalam penyusunan ini penulis menggunakan pendekatan
historis-kritis.
Dengan spesifikasi kepada sejarah lahirnya nasionalisme dari kalangan
11
di dalamnya. Selain itu, penulis juga menggunakan pendekatan politik dan
sosiologi.
14Pendekatan politik digunakan untuk mengidentifikasi kondisi politik
di Hindia Belanda pada saat itu yang secara tidak langsung juga memberi
pengaruh terhadap etnis Arab di Indonesia. Pendekatan sosiologi digunakan
untuk mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat Arab di Indonesia.
Teori yang digunakan oleh penulis adalah tantangan dan jawaban
(
Challenge and response)
oleh Arnold Joseph Toynbee. Tantangan dan
jawaban adalah sebuah ruang kausalitas pertempuran antar ide, gagasan,
wacana atau gerakan yang muncul dalam suatu kebudayaan yang saling
terkait satu sama lainnya yang bersifat aksi-reaksi. Teori ini memunculkan
konsep, bahwa munculnya setiap ide, wacana, gagasan atau gerakan memiliki
relasi yang saling berkaitan dengan beberapa faktor penyebab. Karena itu
setiap bentuk gerakan, ide, wacana, ataupun pemikiran akan berakhir pada
munculnya sebuah kebudayaan “baru” yang akan membentuk
logical
concequnces
yang akan menempati berbagai pos-pos dalam pola tantangan
dan respon terhadap situasi social-politik yang berada di sekitarnya.
Peradaban muncul sebagai tanggapan
(response)
atas tantangan
(challenge)
walaupun bukan atas dasar murni hukum sebab-akibat, melainkan
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
hanya sekedar hubungan, dan hubungan itu dapat terjadi antara manusia dan
alam atau antara manusia dan manusia.
15Jadi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab muncul sebagai
tanggapan atas tantangan kesadaran nasional etnis Arab di Indonesia.
Kesadaran nasional yang muncul dari diri mereka selain disebabkan karena
diskriminasi yang mereka dapatkan juga diperoleh dari didikan dan asuhan
para penggerak organisasi islam di Indonesia.
F.
Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan ini, penulis telah melakukan tinjauan-tinjauan
karya tulis yang pernah dibahas sebeumnya sebagai bahan rujukan. Adapun
karya tulis tersebut adalah :
1.
Jurnal yang ditulis oleh Eva Olenka dan Suparwoto, Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya.
Berjudul
“Perjuangan A.R.
Baswedan Pada Masa Pergerakan Sampai
Pasca Kemerdekaan Indonesia Tahun 1934
–
1947”
(2014). Isi dari jurnal
ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh A.R. Baswedan dari masa
pergerakan sampai pasca kemerdekaan yang terfokus dari tahun 1934
–
1947.
2.
Skripsi yang ditulis oleh Faridah, Mahasiswa Jurusan Filsafat Politik
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berjudul
“Konsep
15
13
Nasionalisme Menurut Abdul Rahman Baswedan”.
Isi dari skripsi ini
lebih menganalisis mengenai konsep nasionalisme ditinjau dari segi
filsafat dan politik.
G.
Metode Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah
untuk mempermudahnya. Metode penelitian sejarah terdiri atas empat tahapan
yaitu
16:
1.
Heuristic
atau pengumpulan sumber
Yaitu suatu proses mengumpulkan sumber sumber yang dilakukan
oleh peneliti. Sumber sumber sejarah bisa berupa data-data, prasasti,
manuskrip, dll. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa dikatakan sebagai
sejarah, tidak akan bisa bicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah
adalah hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas
masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain.
Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber sebagai berikut :
a.
Sumber Primer
A.R. Baswedan,
Beberapa Catatan Tentang
Sumpah Pemuda
Indonesia Keturunan Arab (1934).
Surabaya: Penerbit Pers Nasional,
1974.
16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Nabiel A. Karim Hayaze’.
A.R. Baswedan; Revolusi Batin Sang
Perintis (Kumpulan Tulisan dan Pemikiran).
Bandung: PT. Mizan
Pustaka, 2015. (Sumber Primer tidak langsung. Di dalamnya termuat
tulisan-tulisan A.R. Baswedan seputar Sumpah Pemuda Indonesia
Keturunan Arab yang pernah dimuat di Surat Kabar).
b.
Sumber Sekunder
L. W. C. Van den Berg.
Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara.
Jakarta: INIS, 1989.
Hamid Algadri.
Islam dan Keturunan Arab dalam Pemberontakan
Melawan Belanda.
Bandung: Penerbit Mizan, 1996.
Ernest Renan.
Apakah Bangsa Itu ? (Qu’est ce qu’une nation ?).
Bandung: Penerbit Alumni, 1994.
Suratmin.
Biografi A.R. Baswedan; Membangun Bangsa Merajut
Keindonesiaan.
Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2014.
Suratmin.
Abdul Rahman Baswedan Karya dan Pengabdiannya.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah
dan Nilai Tradisional Obyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah
Nasional, 1989.
2.
Kritik Sumber.
Merupakan tahapan selanjutnya setelah heuristic atau mengumpulkan
15
sumber yang diperoleh tersebut kredibel atau tidak, dan apakah sumber
tersebut autentik atau tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa
disebut dengan istilah kritik intern dan kritik ekstern.
17a.
Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk
melihat apakah isi sumber tersebut cukup kredibel atau tidak dengan
meneliti kebenaran terhadap isi, bahasa yang digunakan, situasi
penulisan, gaya dann ide pada sumber. Dalam hal ini penulis
melakukan dengan cara mencocokkan atau merelevankan
sumber-sumber yang didapat. Penulis mencocokkan buku A.R. Baswedan
“
Beberapa Catatan Tentang
Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan
Arab (1934)
”
dengan bu
ku Hamid Algadri “
Islam dan Keturunan
Arab dalam Pemberontakan Melawan Belanda
”
dan buku L. W. C.
Van den
Berg “
Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara
”.
Isi dari
ketiga sumber tersebut cocok. Penjelasan tentang kondisi keturunan
Arab di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sesuai.
b.
Kritik ekstern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber
yang didapatkan autentik ataukah tidak dengan mengkaji sumber
sejarah dari luar, mengenai keaslian dari kertas yang dipakai, ejaan,
gaya tulisan dan semua penampilan luarnya. Dalam hal ini buku A.R.
Baswedan “
Beberapa Catatan Tentang
Sumpah Pemuda Indonesia
Keturunan Arab (1934)
” dengan buku
L. W. C. Van den Berg
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
“
Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara
” memiliki ejaan yang
masih dipengaruhi oleh ejaan Van Ophuijsen, meskipun tidak
seluruhnya.
3.
Interpretasi atau penafsiran.
Adalah suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang
sumber-sumber yang didapatkan. Apakah sumber-sumber-sumber-sumber yang telah didapatkan
dan yang telah diuji autentitasnya terdapat saling hubungan antara yang
satu dengan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan
penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.
Setelah penulis baca dan teliti buku buku sumber yang berhubungan
dengan Nasionalisme etnis Arab dan Sumpah Pemuda Indonesia
Keturunan Arab, antara sumber satu dan lain terdapat kesinambungan.
Seperti antara buku tulisan Hamid Algadri dan tulisan Abdul Rahman
Baswedan terdapat kesamaan pendapat dan penulisan di dalamnya.
4.
Historiografi.
Yaitu menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun
yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber
sejarah dalam bentuk tertulis. Dalam penulisan sejarah, ketiga kegiatan
yang dimulai dari heuristic, kritik, dan interpretasi belum tentu menjamin
keberhasilan dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu harus dibarengi
17
penelitian sejarah yang telah dilakukan tersebut diatas ke dalam suatu
karya yang berupa skripsi.
H.
Sistematika Pembahasan
Proses rekonstruksi peristiwa masa lalu sehingga menghasilkan suatu
ilustrasi kejadian yang utuh sebagai suatu kesatuan adalah bagian dari
penulisan sejarah. Penulisan sejarah bukan hanya sekedar pengumpulan fakta
dn kemudian mengurutkannya. Namun lebih dari itu, fakta dan data yang
diperoleh dari lapangan disusun sesuai dengan pola yang mendasarinya
sebagai sebuh kesatuan yang utuh. Dari pemahaman tersebut, agar
pembahasan dalam penelitian ini dipandang menyeluruh (comprehensive) dan
terpadu (integrated) sebagai penelitian ilmiah, penyusun menggunakan
sistematika skripsi dengan berisi lima bab dengan su-babnya masing-masing
yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, sebagai pencarian guna menemukan masalah dalam
penelitian. Rumusan masalah, yang diajukan setelah melakukan pendalaman
latar belakang masalah, dalam rangka menyusun pertanyaan yang akan
dijawab dalam penelitian ini. Tujuan dan kegunaan ditamplkan guna memberi
penjelasan akan manfaat atau kontribusi dari penelitian ini. Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
subjek yang sama. Kerangka teori sebagai analisa permasalahan yang akan
menjadi subjek penelitian. Dan yang terakhir sistematika pembahasan
bertujuan untuk mengatur satuan pembahasan dalam bentuk sistemasi bab
agar pembahasan lebih fokus.
Bab Kedua, Membahas mengenai pengaruh Sumpah Pemuda terhadap
keturunan Arab di Indonesia. Yaitu dengan tercetusnya Sumpah Pemuda
Indonesia Keturunan Arab. Dengan pembahasan yang lebih mendetail tentang
awal kedatangan bangsa Arab ke Indonesia. Kemudian bagaimana kehidupan
mereka ketika di Indonesia. Sampai dicetuskannya Sumpah Pemuda Arab
tersebut.
Bab Ketiga, Membahas mengenai kontribusi atas dicetuskannya
Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab untuk Indonesia. Dibahas pula
mengenai berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI). Kemudian dilanjutkan
dengan tokoh-tokoh Arab yang maju dalam panggung kemerdekaan, yaitu
yang ikut berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Dibahas pula
kontribusi para etnis Arab pasca kemerdekaan
Bab Keempat, Membahas mengenai pengaruh nasionalisme yang
tumbuh pada etnis Arab kepada etnis-etnis pendatang lain yang ada di
Indonesia, yaitu etnis Cina (Tionghoa) dan etnis India.
Bab Kelima, Merupakan bab penutup. Termasuk dalam bab ini adalah
19
menjadi masalah penelitian. Bab ini juga berisi saran sebagai rekomendasi
untuk pengembangan penelitian ini. Kemudian bab ini dilengkapi dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN ARAB DI
INDONESIA
A.
Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia
Jauh sebelum bermigrasi, orang Arab Hadramaut dikenal sebagai pedagang
dan pelaut. Bahkan menurut Natalie Mobini Kesheh orang-orang Hadramaut
dikenal sebagai
Phoenicians of the Middle East
karena kegemaran mereka
melakukan perjalanan.
1Perdagangan maritim mereka sudah mulai aktif sejak
sekitar abad ke 5 sebelum Masehi.
2Sempat mengalami kemunduran, namun
mereka bangkit kembali setelah masuknya agama Islam. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam.
Ada banyak teori yang menyebutkan awal kedatangan Islam ke Indonesia.
Teori pertama dikemukakan oleh Prof. Hamka, D.Q Nasution, H. Moh Said, dll.
Dengan menunjuk salah satunya pada catatan berita dari para musafir Tiongkok,
sebagaimana dituangkan dalam
Risalah Seminar Sedjarah Masuknya Islam ke
Indonesia
di Medan tahun 1963 menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara
pada abad 1 H atau abad 7 / 8 Masehi.
3Menurut Hamka, yang pertama membawa
islam masuk ke Nusantara adalah bangsa Arab Alawiyun, hal ini terbukti dari
1
Natalie Mobini Kesheh, The Hadrami Awakening : Community and Identity in The Netherlands East Indies 1900-1942 (Ithaca, NY Southeast Asia Program Publication, 2004), 12.
2
Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), 51.
3
21
digunakannya gelar “malik” sebagai
gelar raja raja pada kerajaan Islam di
Nusantara. Gelar tersebut biasa digunakan oleh para penguasa Arab.
Pendapat kedua dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Menurut Snouck,
Islam datang ke Nusantara pada abad ke 13 M dan dibawa oleh kaum Alawiyyun.
Disebutkan bahwa setelah Baghdad hancur karena serbuan bangsa Mongol,
banyak para ulama dan pendakwah Islam berangsur-angsur bergerak ke Timur
dan Asia Tenggara untuk mencari perlindungan dan keselamatan diri disamping
berjuang untuk misi dakwah.
Orang orang Arab yang datang ke Indonesia mayoritas berasal dari
Hadramaut.
4Ketika Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah
Hadramaut di Yaman, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang
keluarga dan pengikutnya. Sejak saat itu berkembanglah keturunan Ali hingga
menjadi kabilah atau suku bangsa yang terbesar di Hadramaut, dan dari kota
Hadramaut inilah asal-mula peranakan Arab berada di berbagai negara, salah
satunya yaitu Indonesia.
Hanya
“
satu dua
”
dari para pendatang Arab yang datang dari Makah, di tepian
teluk Persia, Mesir, atau dari pantai timur Afrika. Sejumah kecil orang Arab yang
datang dari berbagai negeri tersebut jarang ada yang menetap di Nusantara. Jika
menetap, mereka segera berbaur dengan orang Arab dari Hadramaut. Sebagian
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
besar adalah pengembara atau lebih tepatnya petualang yang dalam waktu singkat
menghilang secepat mereka datang.
5Hadramaut adalah suatu wilayah di bagian selatan Jazirah Arab yang pernah
menjadi protektorat Inggris. Wilayah yang dikenal sebagai Hadramaut ini terletak
di sudut barat daya jazirah Arab, membentang sekitar 47-51 derajat bujur timur.
6Orang Arab Hadramaut mulai datang secara massal ke Nusantara pada tahun
tahun terakhir abad ke 18 M. Hal ini didasarkan atas penelitian yang dilakukan
oleh Van Den Berg. Meski kedatangan mereka secara massal tercatat pada akhir
abad 18, namun kedatangan mereka di pantai Malabar jauh lebih awal. Perhentian
awal mereka adalah Aceh, kemudian berpindah ke Palembang dan Pontianak.
Orang Arab baru menetap di Jawa setelah 1820 dan koloni koloni mereka baru
tiba di bagian timur nusantara pada tahun 1870.
7Menurut L.W.C. van den Berg pula, bahwa pada tahun-tahun sebelum 1886
banyak diantara keturunan Arab di Pulau Jawa menuntut pada penguasa lokal
agar diakui secara resmi sebagai pribumi. Tuntutan ini ditolak tetapi posisi sosial
mereka tetap sama, tidak berubah. Dengan kata lain, dalam kenyataannya mereka
sudah masuk dalam nasionalitas yang tidak diberikan pada mereka secara resmi.
85
L. W. C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, terj. Rahayu Hidayat(Jakarta: INIS, 1989), 1.
6
Natalie Mobini Kesheh, Hadrami Awakening: Kebangkitan Hadhrami di Indonesia, terj, Ita Mutiara dan Andri (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2007), 9.
7
Berg, Hadramaut dan Koloni Arab,72.
8
23
Tujuan awal kedatangan bangsa Arab ke Nusantara juga ada beberapa teori.
Salah satunya adalah disebabkan oleh kondisi politik dunia Islam khususnya pada
periode kekuasaan Bani Umayyah. Ketika Bani Umayyah berkuasa, tekanan dan
provokasi terhadap kaum Alawiyun (keluarga Nabi) sangat tinggi, sehingga
banyak diantara mereka yang melarikan diri meninggalkan Arabia menuju ke
Asia Tenggara.
9Kaum Alawiyun ini adalah kaum sufi dan sekaligus pedagang. Hampir
seluruh perantau Arab itu terdiri dari laki-laki, karena memang hanya laki-laki
saja yang diizinkan untuk berkelana keluar wilayahnya. Mereka yang melakukan
transit dalam waktu lama dan bahkan menetap, melakukan amalgamasi dengan
wanita anak-anak bangsawan setempat. Sehingga banyak melahirkan keturunan
Arab campuran dan banyak mengajak masyarakat sekitar untuk memeluk agama
Islam.
Mereka yang telah menikahi wanita-wanita pribumi, enggan untuk kembali
lagi ke negeri asal mereka. Bilamana ada yang kembali pun hanya untuk
menjenguk keluarga yang ada di sana untuk kemudian kembali lagi ke Indonesia.
B.
Kehidupan Bangsa Arab di Indonesia
1.
Kehidupan Ekonomi
Di Nusantara jarang ditemui orang Arab yang sama sekali tidak
meminat perdagangan. Mereka bersama dengan orang Cina membentuk apa
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
yang disebut dalam bahasa perdagangan sebagai “tangan kedua”, artinya
mereka membeli barang dalam jumlah besar pada pedagang besar Eropa
untuk kemudian menjualnya secara eceran, baik secara langsung maupun
melaui orang lain.
10Meskipun demikian, secara keseluruhan usaha orang
Cina jauh lebih besar daripada usaha orang Arab.
Adapun komoditas perdagangan orang Arab antara lain adalah
buku-buku agama, sajadah, tasbih, kain cita India, dan kain batik sarung yang
mereka jual secara eceran berkeliling keluar masuk kampung.
11Pada umumnya usaha orang Arab dimulai dengan modal yang terlalu
kecil bila dibandingkan dengan orang orang Eropa. Mengenai modal tak
bergerak di dalam perdagangan yang sebenarnya, orang Arab lebih suka
menginvestasikan pada gedung-gedung, atau mereka membelinya untuk
kemudian dikontrakkan. Meskipun demikian, sebagian besar orang Arab
yang memiliki bangunan, tetap meminati perdagangan.
Selain berdagang, orang Arab juga melakukan praktik riba
(pembungaan uang / moneylender). Kegiatan meribakan uang ini disamarkan
dengan kegiatan jual beli semu, seperti jual beli kain batik atau penyewaan
rumah.
12Meskipun dalam hukum islam riba termasuk dalam dosa besar,
namun menurut Van Den Berg tidak ada kapitalis Arab yang meminjamkan
uang tanpa riba.
10
Berg, Hadramaut dan Koloni Arab, 87.
11
Suratmin, Biografi Baswedan, 14.
12
25
Sebagai contoh adalah transaksi pinjam meminjam uang yang terjadi
di Jember, Jawa Timur. Seseorang yang meminjam uang sebesar 200 gulden
ternyata setelah 10 bulan harus membayar 500 gulden untuk pengembalian
pinjaman sekaligus bunganya. Dengan cara demikian pula orang Arab
menjadi tuan tanah yang menjadi agunan nasbahnya ketika mereka tidak
mampu lagi membayar hutangnya. Meskipun sebenarnya menurut peraturan
pemerintah Hindia Belanda, orang Arab tidak diperbolehkan untuk membeli
tanah di desa-desa. Menurut Hasyim Assegaf, orang Arab yang melakukan
praktik riba sebenarnya telah lama melakukan hal serupa sejak masih di
Hadramaut.
Karena dinilai menyusahkan rakyat kecil, pemerintah Hindia Belanda
kemudian mengeluarkan sebuah peraturan, Besuilt No. 27 tanggal 20
Desember 1929, untuk memberantas riba. Selain itu, sebagian orang Arab
yang terdidik melakukan pemberantasan riba dengan cara memberikan
penerangan kepada rakyat melalui pertunjukan drama dan lagu-lagu.
132.
Kehidupan Sosial
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
pemerintah
Hindia
Belanda
menganggap orang Arab bangsa Timur Asing bersama dengan suku
Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia dengan derajat setingkat
dibawah orang Eropa, dan setingkat diatas orang pribumi.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Pemerintah Hindia Belanda juga tidak mencampur antara golongan
pribumi dengan Arab. Mereka diharuskan untuk bertempat tinggal di wilayah
yang telah ditetapkan dan jika ingin keluar mereka diwajibkan untuk melapor
dan membayar pas. Wilayah-wilayah khusus tempat tinggal ini nantinya
lebih dikenal dengan istilah Kampung Arab yang banyak dijumpai di hampir
seluruh wilayah di Indonesia.
Kebijakan- kebijaan seperti itu dianggap sebagai suatu bentuk
ketakutan
pemerintah
Hindia
Belanda
bilamana
nantinya
terjadi
persekongkolan antara kaum asing peranakan dengan pribumi untuk
menentang pemerintah. Selain itu, pemerintah juga menganggap bahwa
bangsa Arab beserta keturunannya adalah bangsa yang gemar berbuat onar
dan kerusuhan. Pemerintah juga mengharuskan mereka untuk melapor dan
membayar pas ketika hendak keluar dari wilayahnya.
3.
Persebaran Orang Arab di Indonesia
Sejak tahun 1859, pemerintah Hindia Belanda mengadakan pencatatan
terhadap orang-orang Arab di tanah jajahannya. Pencatatan itu juga
mencakup jumlah yang masuk bermigrasi ke Indonesia. Dibawah ini
merupakan tabel mengenai persebaran penduduk Arab di Indonesia pada
tahun 1860-1930, dengan hitungan yang sudah dibulatkan. Dikutip dari
Justus M. van der Kroef, “The Arabs in Indonesia”, iMiddle East Journal
27
Penduduk Arab di Indonesia 1860-1930 (dibulatkan)
14Tahun
Jawa & Madura
Indonesia
1860
6.000
9.000
1870
8.000
13.000
1880
11.000
16.000
1890
14.000
22.000
1900
18.000
27.000
1905
19.000
30.000
1920
28.000
45.000
1930
42.000
71.000
4.
Kehidupan Intern Orang Arab di Indonesia
Dalam kehidupan intern masyarakat Arab di Indonesia sendiri sering
diwarnai pertentangan antar golongan. Meskipun mereka menganut agama
Islam yang tidak mengenal sistem kasta, namun sebagian besar dari mereka
masih mempertahankan dengan gigih stratifikasi sosial tersebut.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Menurut G.F. Pijper, seorang mantan penasihat di Kantor Urusan
Pribumi Pemerintah Kolonial Belanda, orang Arab terbagi menjadi lima
golongan yaitu
15:
a.
Golongan saada (jamak dari suyyid, tuan), yaitu golongan tertinggi
dan terpandang. Termasuk golongan ningrat keagamaan. Yang masuk
golongan ini adalah mereka yang mengaku keturunan Nabi
Muhammad melalui putrinya Fatimah Az Zahra yang dinikahi Ali bin
Abi Thalib. Oleh karena itu golongan ini disebut Ba’alwi atau Alawi
(keturunan Ali bin Abi Thalib). Orang dari golongan ini biasanya
memakai gelar Sayyid. Sebutan Syarif, dan Habib didepan namanya
bagi laki laki dan Syarifah bagi kaum wanitanya. Orang Arab dari
golongan lain atau orang islam pada umumnya diharuskan melakukan
taqbil (mencium tangan) jka bertemu dengan orang Arab dari
golongan ini. Diantara nama fam mereka adalah Alatas, Al Haddad, Al
Gadri, Bafagih, dan Assegaf.
b.
Golongan Qabaail jamak dari qubila, yaitu golongan ningrat duniawi.
Disebut demikian karena golongan ini Hadramaut merupakan
penduduk asli yang biasa memanggul senjata. Diantara nama fam
mereka adalah Al Katiri, bin Thalib, bin Mahri, dan Al Makarin.
c.
Golongan Masyaayikh (jamak dari kata syaikh), yaitu golongan dalam
masyarakat Arab yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
15
29
pengajaran. Diantara nama-nama fam mereka adalah Al Bafadhal. Al
Bawazir, Al Amudi (Alamudi), Al Iskak, Al Bajabir, Al Skahak, bin
Affif, Al Baqis. Al Barras.
d.
Golongan Da’fa (jamak dari dhaif) dan Masaakin (jamak dari miskin),
yaitu orang Arab yang umumnya dari petani, pedagang, dan perajin,
yang kadang-kadang berkecukupan tetapi tidak terpandang. Diantara
nama fam mereka adalah Audah, Bamasymus, Faqih, Makki,
Baswedan, dan Argubi.
e.
Golongan ‘Abiid (jamak dari ‘Abd), yaitu golonga
n budak belian.
Diantara nama fam golongan ini adalah Amen, Khasan, Badres,
Basadi, Bakhartan, Basalem, bin assalam, dll.
Di kemudian hari, terjadi pertentangan antara golongan sayyid
(golongan yang menyebut dirinya keturunan Nabi) dan non sayyid (golongan
yang bukan keturunan Nabi). Golongan sayyid menganggap kedudukannya
lebih tinggi dibanding golongan non sayyid. Para golongan sayyid tidak mau
disamakan dengan golongan non sayyid meskipun mereka berasal dari etnis
yang sama yaitu Arab. Dari sini sudah terlihat bibit ketidak akuran antara
golongan mereka. Disamping diskrimiasi antara golongan sayyid dan non
sayyid, terjadi pula perbedaan antara golongan arab totok (wulaiti) dan