• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap keturunan Arab di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap keturunan Arab di Indonesia."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN ARAB DI

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh :

Alfiah Noor Ramadhani

NIM : A9.22.13.150

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “

Pengaruh Sumpah Pemuda Terhadap Keturunan Arab

di Indonesia

”. Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah : (1)

Apa pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap Keturunan Arab di Indonesia ?. (2)

Apa kontribusi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab untuk Indonesia ?. (3)

Bagaimana pengaruh nasionalisme etnis keturunan Arab kepada etnis keturunan

lain di Indonesia ?.

Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan metode penelitian

sejarah yaitu

heuristik

(pengumpulan data),

verifikasi

(kritik terhadap data),

interpretasi

(penafsiran) dan

historiografi

(penulisan sejarah). Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan

historis kritis

(mendeskripsikan peristiwa yang

terjadi pada masa lampau). Disamping itu, penulis juga menggunakan pendekatan

politik dan sosiologi. Sedangkan teori yang digunakan adalah Teori

Challenge

and Response

(Tantangan dan Jawaban) oleh Arnold Joseph Toynbee.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

ABSTRACT

This thesis entitled "The Influence of Youth Oath Against Arab

Descendants in Indonesia". The focus of research discussed in this thesis is: (1)

What is the influence of Youth Pledge 1928 against the Arab descendants in

Indonesia ?. (2) What is the contribution of Indonesian Arab Youth Pledge for

Indonesia ?. (3) How is the influence of ethnic nationality of Arab descent to other

ethnic descendants in Indonesia?

Writing this thesis prepared by using historical research method that is

heuristic (data collection), verification (criticism of data), interpretation

(interpretation) and historiography (history writing). The approach used is a

critical historical approach (describing events that occurred in the past). In

addition, the author also uses a political approach and sociology. While the theory

used is Challenge and Response Theory (Challenges and Answers) by Arnold

Joseph Toynbee.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

TRANSLITERASI... v

MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 8

C.

Tujuan Penelitian ... 9

D.

Kegunaan Penelitian ... 9

E.

Pendekatan dan Kerangka Teori ... 10

F.

Penelitian Terdahulu ... 12

G.

Metode Penelitian ... 13

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

BAB II

PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN

ARAB DI INDONESIA

A.

Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia ... 20

B.

Kehidupan Bangsa Arab di Indonesia... 23

C.

Pengaruh Sumpah Pemuda Indonesia ... 30

D.

Tercetusnya Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab ... 33

BAB III

KONTRIBUSI SUMPAH PEMUDA INDONESIA KETURUNAN

ARAB UNTUK INDONESIA

A.

Berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI)... 41

B.

Tokoh-tokoh Arab dalam Panggung Kemerdekaan ... 49

C.

Etnis Arab Pasca Kemerdekaan ... 62

BAB IV

PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB

TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA

A.

Etnis Keturunan Arab ... 69

B.

Etnis Keturunan Cina ... 71

C.

Etnis Keturunan India ... 77

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 81

B.

Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat

berbangsa dan bernegara.

1

Jika berbicara mengenai nasionalisme atau

kesadaran nasional, pengertian ini sering dihubungkan dengan kolonialisme,

seolah-olah nasionalisme terkait erat dengan kolonialisme. Memang

nasionalisme adalah kolonialisme pada zaman penjajahan, dan nasionalisme

merupakan antithesis terhadap kolonialisme. Nasionalisme sebagai suatu

gejala historis telah berkembang sebagai jawaban atas kondisi politik,

ekonomi, dan sosial, khususnya, yang ditimbulkan oleh situasi kolonial.

Menurut Ernest Renan, bangsa adalah jiwa, suatu asas rohani.

2

Kebangsaan adalah jiwa yang mempunyai kehendak untuk bersatu. Bangsa

sebagai himpunan masyarakat yang bersama-sama tinggal dalam suatu

wilayah dan merupakan kesatuan secara geo politik

Menurut Ir. Soekarno, Bangsa adalah segerombolan manusia yang

besar, keras ia mempunyai keinginan bersatu,

le desir d’etre ensemble

(keinginan untuk hidup bersama), keras ia mempunyai

character

1

Slamet Muljana, Kesadaran Nasional dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008), 3.

2

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

gemeinschaft

(persamaan nasib/karakter), persamaan watak, tetapi yang hidup

di atas satu wilayah yang nyata satu unit

.

3

Sedangkan dalam bahasa Arab, bangsa berasal dari kata

Ummah

.

Secara umum kata, dalam bahasa Arab kata ini dapat digunakan untuk

menyebut kumpulan negara-negara, sedangkan dalam konteks pan-Arabisme

bermakna seluruh Dunia Arab. Di sisi lain, dalam bahasa Arab kata

ummah

juga dapat digunakan dalam arti "bangsa" menurut pengertian Barat, misalnya

pada istilah

Al-Umamul Muttahidah

(

ةدحتملا ممأا

), yang artinya Perserikatan

Bangsa-Bangsa.

4

Jadi, istilah Bangsa Arab digunakan untuk menggambarkan

orang-orang Arab yang bermigrasi ke Indonesia. Tetapi kemudian ketika mereka

telah lama menetap di Indonesia dan beramal gamasi dengan penduduk

Indonesia dan melahirkan keturunan Arab-Indonesia, mereka mengaku dan

merasa menjadi bagian daripada Bangsa Indonesia, bukan lagi sebagai Bangsa

Arab.

Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik

puncak setelah Perang Dunia II, yaitu dengan diproklamasikannya

kemerdekaan Indonesia. Hal itu berarti bahwa pembentukan nasion Indonesia

berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Indonesia dan

Negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak

3Adzikra Ibrahim, “Pengertian Bangsa”, dalam pengertiandefinisi.com/pengertian

-bangsa/

(12)

3

membangkitkan nasionalismenya sendiri-sendiri sehingga menciptakan

Negara merdeka.

5

Nasionalisme Indonesia sebagai suatu gejala yang telah berkembang

sebagai jawaban atas kondisi politik, ekonomi, dan sosial, khususnya, yang

ditimbulkan oleh situasi kolonial. Kemenangan Jepang terhadap Rusia pada

tahun 1905, gerakan turki muda dan revolusi cina serta gerakan nasional di

Negara lain memberi pengaruh besar terhadap perkembangan nasionalisme

tersebut.

Bangkitnya rasa nasionalisme pada diri bangsa di Indonesia, memicu

lahirnya pergerakan nasional. Pergerakan nasional berupa berdirinya

organisasi organisasi modern oleh kaum pribumi. Organisasi organisasi

tersebut lahir sebagai jawaban atas tantangan bangkitnya kesadaran nasional.

Diantara organisasi awal mula yang berdiri adalah Syarikat Dagang Islam

(kemudian berganti nama menjadi Syarikat Islam), Budi Utomo, Indische

Partij, dll.

Tidak hanya organisasi yang berasal dari golongan pribumi. Sebelum

pribumi mulai berorganisasi karena kesadaran nasionalnya, etnis peranakan

yang telah lama bertempat tinggal di Indonesia telah terlebih dahulu

mendirikan organisasi pula. Namun organisasi yang mereka dirikan hanya

berorientasi pada kepentingan etnis mereka saja, tanpa memikirkan

5

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

sumbangsih untuk Indonesia kala itu. Etnis Tionghoa dengan Tionghoa Hwee

Koan dan Arab dengan Jamiatul Khairnya.

Pergerakan nasional juga mencatat peranan yang cukup besar dari

golongan pemuda dan pelajar, yang merupakan elite baru dalam struktur

masyarakat Indonesia saat itu. Mereka mengawali sepak terjangnya dalam

pergerakan nasional dengan mendirikan berbagai organisasi pemuda pelajar

yang mulanya bersifat kedaerahan.

6

Misalnya Jong Java, Jong Sumatranen

Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, dll. Jong Islamieten Bond sebagai

organisai pemuda pelajar islam yang muncul untuk menyatukan pemuda

pemuda islam memiliki anggota yang bukan hanya berasal dari kalangan

pribumi namun juga kaum peranakan, salah satunya adalah kaum peranakan

Arab yang telah lama bertempat tinggal di Indonesia.

Kedatangan orang Arab ke Indonesia pada awalnya hanya dengan misi

untuk berdagang. Tapi lama kelamaan mereka juga menyebarkan paham

agama Islam di Indonesia. Mereka beramalgamasi (melakukan pernikahan

campuran dengan masyarakat setempat) sehingga menghasilkan anak-anak

yang berwajah Arab mesksipun dilahirkan dan memiliki ibu orang Indonesia.

Pada masa Hindia Belanda, orang Arab dianggap sebagai bangsa

Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku

6

Ani Sri Mardiani, “Al-Manar: Sejarah Komunitas Arab dalam Partai Arab Indonesia Tahun

(14)

5

Indonesia. Derajat dari orang Timur Asing adalah setingkat dibawah orang

Eropa, dan setingkat diatas orang pribumi. Pemerintah Hindia Belanda tidak

mencampur antara golongan pribumi dengan Arab. Kebijakan itu dianggap

sebagai suatu bentuk ketakutan pemerintah Hindia Belanda bilamana nantinya

terjadi persekongkolan antara kaum asing peranakan dengan pribumi untuk

menentang pemerintah. Selain itu, pemerintah Belanda juga menganggap

bahwa bangsa Arab beserta keturunannya adalah bangsa yang gemar berbuat

onar dan kerusuhan.

7

Pemerintah mengharuskan mereka untuk bertempat tinggal di wilayah

yang telah ditetapkan dan jika ingin keluar mereka diwajibkan untuk melapor

serta membayar pas. Pas adalah surat keterangan yang menyatakan boleh

berjalan masuk ke daerah lain.

8

Jadi orang Arab diwajibkan untuk membayar

sejumlah uang untuk memperoleh surat keterangan tersebut agar mereka bisa

keluar dari tempat tinggal yang telah ditetapkan. Kebijakan pemerintah yang

mengharuskan mereka untuk melapor dan membayar pas ketika hendak keluar

dari wilayahnya ini dinamakan

Wijken en Passenstelsel

.

9

Kebijakan ini juga

mengakibatkan mereka dilarang untuk membeli tanah di desa-desa. Padahal,

banyak diantara orang-orang Arab itu yang telah beranak pinak hingga tiga

generasi. Kebijakan ini juga dianggap sebagai upaya pemerintah Hindia

7

Suratmin, Didi Kwartanada, Biografi A.R. Baswedan; Membangun Bangsa Merajut Keindonesiaan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014), 19.

8 Badan Bahasa, Kemedikbud, “

Kamus Besar Bahasa Indonesia V” dalam The official application Indonesian Dictionary Fifth Edition (Aplikasi KBBI V).

9

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Belanda supaya mereka tidak bercampur dengan sesama saudaranya seagama

bangsa Indonesia, dan dengan sendirinya memperkuat kegolongan.

10

Dahulu etnis Arab memang dianggap selalu berorientasi kepada Arab.

Mereka beranggapan bahwa kampung halaman mereka adalah Arab meski

mereka sudah lama bertempat tinggal bahkan telah beranak pinak di

Indonesia. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya

organisasi dan gerakan yang menyatukan etnis Arab dengan pribumi dalam

balutan Islam, makin tumbuh pula rasa nasionalisme terhadap Indonesia oleh

para etnis keturunan Arab tersebut.

Sekalipun banyak dari etnis Arab yang merupakan pegawai honorer

Belanda, etnis Arab tidak pernah menaruh simpati kepada pihak Belanda.

Mereka justru bersimpati terhadap gerakan nasionalis yang islam, gerakan

seperti Syarikat Islam dan Jong Islamiten Bond yang menyatukan dan

menumbuhkan semangat nasionalisme etnis Arab. Tak lepas pula dari didikan

para golongan tua dari gerakan tersebut yang membangkitkan nasionalisme.

Selain itu, banyaknya etnis Arab yang menguasai Bahasa Arab membuat

mereka gemar membaca majalah dan buku Mesir. Majalah

Al-Manar

terbitan

Kairo yang redakturnya adalah Rasyid Ridho

11

adalah majalah yang gemar

dibaca oleh peranakan Arab di Indonesia dan mempengaruhi

pemikiran-pemikiran mereka. Isi dalam majalah tersebut menyebarkan paham paham

10

A.R. Baswedan, Beberapa Catatan TentangSumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab (1934) (Surabaya: Penerbit Pers Nasional, 1974), 17.

11

(16)

7

baru tentang Islam, antara lain Jamaluddin Al-Afghani mengenai

pan-islamisme.

12

Menurut Deliar Noer bahwa gerakan pembaharuan di Indonesia tidak

pernah lepas dari perkembangan dunia pada umumnya. Inspirasi dari luar,

terutama datang dari Timur Tengah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Pieter Korver bahwa Pada tahun-tahun permulaan abad ini, suatu gerakan

reformasi Islam yang berpengaruh mulai tumbuh di Indonesia, sebagai suatu

bagian yang hakiki dari perjuangan pergerakan nasional kepulauan tersebut

pada waktu itu. Diilhami oleh ahli fikir Islam yang berhaluan modern, seperti

Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afgani di Timur Tengah.

13

Kesadaran nasional dalam diri etnis Arab itulah yang kemudian

membuat mereka berani mencetuskan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan

Arab pada tahun 1934. Mereka mengakui sepenuhnya secara sadar bahwa

mereka bertanah air Indonesia, bukan lagi Arab. Tokoh yang memprakarsai

lahirnya Sumpah Pemuda Arab ini adalah A.R. Baswedan.

Kontribusi A.R. Baswedan dan etnis Arab untuk Indonesia juga

sangatlah besar. Setelah dicetuskannya Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan

Arab, didirikan pula Partai Arab Indonesia dengan A.R. Baswedan pula

sebagai ketua umumnya. Setelah itu kehidupan masyarakat Arab menjadi

lebih terbuka. Mereka ikut andil dalam perjuangan meraih kemerdekaan

12

Hamid Algadri, Islam dan Keturunan Arab dalam Pemberontakan Melawan Belanda (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), 35.

13

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Indonesia. Tak hanya itu, bahkan banyak dari keturunan Arab yang setelah

kemerdekaan juga ikut menduduki posisi penting di pemerintahan, termasuk

A.R. Baswedan sendiri.

Oleh sebab itu, penulis meyakini penting dan menariknya untuk

membahas tema ini. Mengingat pada era sekarang, banyak yang melupakan

bahwa warga keturunan Arab berpengaruh besar dalam kemerdekaan

Indonesia. Bahkan sebagian besar justru tidak tahu jika pernah dicetuskan

Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab termasuk oleh warga keturunan

Arab sendiri. Jadi, penulis akan mengambil judul

“SUMPAH PEMUDA

INDONESIA KETURUNAN ARAB (1934)”

B.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap Keturunan Arab di

Indonesia ?

2.

Apa kontribusi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab terhadap

Indonesia ?

3.

Bagaimana pengaruh nasionalisme etnis keturunan Arab kepada etnis

(18)

9

C.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan

proposal ini adalah sebagai berikut :

1.

Mengetahui pengaruh Sumpah Pemuda 1928 terhadap keturunan Arab di

Indonesia.

2.

Mengetahui kontribusi dari dicetuskannya Sumpah Pemuda Indonesia

Keturunan Arab oleh etnis keturunan Arab terhadap Indonesia. Baik

kontribusi dalam perjuangan mencapai kemerdekaan maupun perjuangan

setelah diproklamasikannya kemerdekaan.

3.

Mengetahui pengaruh dari nasionalisme yang tumbuh dalam diri etnis

keturunan Arab dengan etnis keturunan lain yang ada di Indonesia.

Mengingat di Indonesia terdapat banyak etnis pendatang yang sampai

sekarang juga masih bertempat tinggal dan beranak pinak di Indonesia.

D.

Kegunaan Penelitian

1.

Kegunaan teoritis :

a.

Memperkaya khazanah intelektual dalam mengakaji sejarah mengenai

kedatangan suatu kelompok etnis yang memberikan pengaruh besar

untuk wilayah yang didatanginya.

b.

Penyusunan ini diharapkan dapat membantu para akademisi untuk

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

dari etnis keturunan Arab serta rasa nasionalisme yang muncul pada

dirinya.

c.

Diharapkan penyusunan ini dapat menambah pengetahuan mengenai

kontribusi warga islam yang berasal dari para etnis pendatang untuk

membantu merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

2.

Kegunaan Praktis :

a.

Diharapkan dalam penyusunn ini nantinya dapat memberi manfaat

dalam hal ini memotivasi generasi muda untuk lebih menghargai dan

memahami sejarah serta menumbuhkan semangat nasionalisme.

b.

Sebagai

pengetahuan

mendalam

mengenai

sejarah

lahirnya

nasionalisme oleh etnis Arab. Sebagaimana diketahui etnis Arab

dianggap kurang memberikan pengaruh bagi kemerdekaan Indonesia,

padahal sebenarnya etnis Arab memberikan sumbangsih yang sangat

besar sebagaimana yang diprakarsai oleh A.R. Baswedan.

E.

Pendekatan dan Kerangka Teori

Dalam penyusunan ini penulis menggunakan pendekatan

historis-kritis.

Dengan spesifikasi kepada sejarah lahirnya nasionalisme dari kalangan

(20)

11

di dalamnya. Selain itu, penulis juga menggunakan pendekatan politik dan

sosiologi.

14

Pendekatan politik digunakan untuk mengidentifikasi kondisi politik

di Hindia Belanda pada saat itu yang secara tidak langsung juga memberi

pengaruh terhadap etnis Arab di Indonesia. Pendekatan sosiologi digunakan

untuk mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat Arab di Indonesia.

Teori yang digunakan oleh penulis adalah tantangan dan jawaban

(

Challenge and response)

oleh Arnold Joseph Toynbee. Tantangan dan

jawaban adalah sebuah ruang kausalitas pertempuran antar ide, gagasan,

wacana atau gerakan yang muncul dalam suatu kebudayaan yang saling

terkait satu sama lainnya yang bersifat aksi-reaksi. Teori ini memunculkan

konsep, bahwa munculnya setiap ide, wacana, gagasan atau gerakan memiliki

relasi yang saling berkaitan dengan beberapa faktor penyebab. Karena itu

setiap bentuk gerakan, ide, wacana, ataupun pemikiran akan berakhir pada

munculnya sebuah kebudayaan “baru” yang akan membentuk

logical

concequnces

yang akan menempati berbagai pos-pos dalam pola tantangan

dan respon terhadap situasi social-politik yang berada di sekitarnya.

Peradaban muncul sebagai tanggapan

(response)

atas tantangan

(challenge)

walaupun bukan atas dasar murni hukum sebab-akibat, melainkan

14

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

hanya sekedar hubungan, dan hubungan itu dapat terjadi antara manusia dan

alam atau antara manusia dan manusia.

15

Jadi Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab muncul sebagai

tanggapan atas tantangan kesadaran nasional etnis Arab di Indonesia.

Kesadaran nasional yang muncul dari diri mereka selain disebabkan karena

diskriminasi yang mereka dapatkan juga diperoleh dari didikan dan asuhan

para penggerak organisasi islam di Indonesia.

F.

Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan ini, penulis telah melakukan tinjauan-tinjauan

karya tulis yang pernah dibahas sebeumnya sebagai bahan rujukan. Adapun

karya tulis tersebut adalah :

1.

Jurnal yang ditulis oleh Eva Olenka dan Suparwoto, Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya.

Berjudul

“Perjuangan A.R.

Baswedan Pada Masa Pergerakan Sampai

Pasca Kemerdekaan Indonesia Tahun 1934

1947”

(2014). Isi dari jurnal

ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh A.R. Baswedan dari masa

pergerakan sampai pasca kemerdekaan yang terfokus dari tahun 1934

1947.

2.

Skripsi yang ditulis oleh Faridah, Mahasiswa Jurusan Filsafat Politik

Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berjudul

“Konsep

15

(22)

13

Nasionalisme Menurut Abdul Rahman Baswedan”.

Isi dari skripsi ini

lebih menganalisis mengenai konsep nasionalisme ditinjau dari segi

filsafat dan politik.

G.

Metode Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah

untuk mempermudahnya. Metode penelitian sejarah terdiri atas empat tahapan

yaitu

16

:

1.

Heuristic

atau pengumpulan sumber

Yaitu suatu proses mengumpulkan sumber sumber yang dilakukan

oleh peneliti. Sumber sumber sejarah bisa berupa data-data, prasasti,

manuskrip, dll. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa dikatakan sebagai

sejarah, tidak akan bisa bicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah

adalah hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas

masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain.

Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber sebagai berikut :

a.

Sumber Primer

A.R. Baswedan,

Beberapa Catatan Tentang

Sumpah Pemuda

Indonesia Keturunan Arab (1934).

Surabaya: Penerbit Pers Nasional,

1974.

16

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Nabiel A. Karim Hayaze’.

A.R. Baswedan; Revolusi Batin Sang

Perintis (Kumpulan Tulisan dan Pemikiran).

Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2015. (Sumber Primer tidak langsung. Di dalamnya termuat

tulisan-tulisan A.R. Baswedan seputar Sumpah Pemuda Indonesia

Keturunan Arab yang pernah dimuat di Surat Kabar).

b.

Sumber Sekunder

L. W. C. Van den Berg.

Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara.

Jakarta: INIS, 1989.

Hamid Algadri.

Islam dan Keturunan Arab dalam Pemberontakan

Melawan Belanda.

Bandung: Penerbit Mizan, 1996.

Ernest Renan.

Apakah Bangsa Itu ? (Qu’est ce qu’une nation ?).

Bandung: Penerbit Alumni, 1994.

Suratmin.

Biografi A.R. Baswedan; Membangun Bangsa Merajut

Keindonesiaan.

Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2014.

Suratmin.

Abdul Rahman Baswedan Karya dan Pengabdiannya.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah

dan Nilai Tradisional Obyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah

Nasional, 1989.

2.

Kritik Sumber.

Merupakan tahapan selanjutnya setelah heuristic atau mengumpulkan

(24)

15

sumber yang diperoleh tersebut kredibel atau tidak, dan apakah sumber

tersebut autentik atau tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa

disebut dengan istilah kritik intern dan kritik ekstern.

17

a.

Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk

melihat apakah isi sumber tersebut cukup kredibel atau tidak dengan

meneliti kebenaran terhadap isi, bahasa yang digunakan, situasi

penulisan, gaya dann ide pada sumber. Dalam hal ini penulis

melakukan dengan cara mencocokkan atau merelevankan

sumber-sumber yang didapat. Penulis mencocokkan buku A.R. Baswedan

Beberapa Catatan Tentang

Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan

Arab (1934)

dengan bu

ku Hamid Algadri “

Islam dan Keturunan

Arab dalam Pemberontakan Melawan Belanda

dan buku L. W. C.

Van den

Berg “

Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara

”.

Isi dari

ketiga sumber tersebut cocok. Penjelasan tentang kondisi keturunan

Arab di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sesuai.

b.

Kritik ekstern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber

yang didapatkan autentik ataukah tidak dengan mengkaji sumber

sejarah dari luar, mengenai keaslian dari kertas yang dipakai, ejaan,

gaya tulisan dan semua penampilan luarnya. Dalam hal ini buku A.R.

Baswedan “

Beberapa Catatan Tentang

Sumpah Pemuda Indonesia

Keturunan Arab (1934)

” dengan buku

L. W. C. Van den Berg

17

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara

” memiliki ejaan yang

masih dipengaruhi oleh ejaan Van Ophuijsen, meskipun tidak

seluruhnya.

3.

Interpretasi atau penafsiran.

Adalah suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang

sumber-sumber yang didapatkan. Apakah sumber-sumber-sumber-sumber yang telah didapatkan

dan yang telah diuji autentitasnya terdapat saling hubungan antara yang

satu dengan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan

penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.

Setelah penulis baca dan teliti buku buku sumber yang berhubungan

dengan Nasionalisme etnis Arab dan Sumpah Pemuda Indonesia

Keturunan Arab, antara sumber satu dan lain terdapat kesinambungan.

Seperti antara buku tulisan Hamid Algadri dan tulisan Abdul Rahman

Baswedan terdapat kesamaan pendapat dan penulisan di dalamnya.

4.

Historiografi.

Yaitu menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun

yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber

sejarah dalam bentuk tertulis. Dalam penulisan sejarah, ketiga kegiatan

yang dimulai dari heuristic, kritik, dan interpretasi belum tentu menjamin

keberhasilan dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu harus dibarengi

(26)

17

penelitian sejarah yang telah dilakukan tersebut diatas ke dalam suatu

karya yang berupa skripsi.

H.

Sistematika Pembahasan

Proses rekonstruksi peristiwa masa lalu sehingga menghasilkan suatu

ilustrasi kejadian yang utuh sebagai suatu kesatuan adalah bagian dari

penulisan sejarah. Penulisan sejarah bukan hanya sekedar pengumpulan fakta

dn kemudian mengurutkannya. Namun lebih dari itu, fakta dan data yang

diperoleh dari lapangan disusun sesuai dengan pola yang mendasarinya

sebagai sebuh kesatuan yang utuh. Dari pemahaman tersebut, agar

pembahasan dalam penelitian ini dipandang menyeluruh (comprehensive) dan

terpadu (integrated) sebagai penelitian ilmiah, penyusun menggunakan

sistematika skripsi dengan berisi lima bab dengan su-babnya masing-masing

yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, sebagai pencarian guna menemukan masalah dalam

penelitian. Rumusan masalah, yang diajukan setelah melakukan pendalaman

latar belakang masalah, dalam rangka menyusun pertanyaan yang akan

dijawab dalam penelitian ini. Tujuan dan kegunaan ditamplkan guna memberi

penjelasan akan manfaat atau kontribusi dari penelitian ini. Penelitian

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

subjek yang sama. Kerangka teori sebagai analisa permasalahan yang akan

menjadi subjek penelitian. Dan yang terakhir sistematika pembahasan

bertujuan untuk mengatur satuan pembahasan dalam bentuk sistemasi bab

agar pembahasan lebih fokus.

Bab Kedua, Membahas mengenai pengaruh Sumpah Pemuda terhadap

keturunan Arab di Indonesia. Yaitu dengan tercetusnya Sumpah Pemuda

Indonesia Keturunan Arab. Dengan pembahasan yang lebih mendetail tentang

awal kedatangan bangsa Arab ke Indonesia. Kemudian bagaimana kehidupan

mereka ketika di Indonesia. Sampai dicetuskannya Sumpah Pemuda Arab

tersebut.

Bab Ketiga, Membahas mengenai kontribusi atas dicetuskannya

Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab untuk Indonesia. Dibahas pula

mengenai berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI). Kemudian dilanjutkan

dengan tokoh-tokoh Arab yang maju dalam panggung kemerdekaan, yaitu

yang ikut berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Dibahas pula

kontribusi para etnis Arab pasca kemerdekaan

Bab Keempat, Membahas mengenai pengaruh nasionalisme yang

tumbuh pada etnis Arab kepada etnis-etnis pendatang lain yang ada di

Indonesia, yaitu etnis Cina (Tionghoa) dan etnis India.

Bab Kelima, Merupakan bab penutup. Termasuk dalam bab ini adalah

(28)

19

menjadi masalah penelitian. Bab ini juga berisi saran sebagai rekomendasi

untuk pengembangan penelitian ini. Kemudian bab ini dilengkapi dengan

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

PENGARUH SUMPAH PEMUDA TERHADAP KETURUNAN ARAB DI

INDONESIA

A.

Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia

Jauh sebelum bermigrasi, orang Arab Hadramaut dikenal sebagai pedagang

dan pelaut. Bahkan menurut Natalie Mobini Kesheh orang-orang Hadramaut

dikenal sebagai

Phoenicians of the Middle East

karena kegemaran mereka

melakukan perjalanan.

1

Perdagangan maritim mereka sudah mulai aktif sejak

sekitar abad ke 5 sebelum Masehi.

2

Sempat mengalami kemunduran, namun

mereka bangkit kembali setelah masuknya agama Islam. Mereka berdagang

sambil menyebarkan agama Islam.

Ada banyak teori yang menyebutkan awal kedatangan Islam ke Indonesia.

Teori pertama dikemukakan oleh Prof. Hamka, D.Q Nasution, H. Moh Said, dll.

Dengan menunjuk salah satunya pada catatan berita dari para musafir Tiongkok,

sebagaimana dituangkan dalam

Risalah Seminar Sedjarah Masuknya Islam ke

Indonesia

di Medan tahun 1963 menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara

pada abad 1 H atau abad 7 / 8 Masehi.

3

Menurut Hamka, yang pertama membawa

islam masuk ke Nusantara adalah bangsa Arab Alawiyun, hal ini terbukti dari

1

Natalie Mobini Kesheh, The Hadrami Awakening : Community and Identity in The Netherlands East Indies 1900-1942 (Ithaca, NY Southeast Asia Program Publication, 2004), 12.

2

Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), 51.

3

(30)

21

digunakannya gelar “malik” sebagai

gelar raja raja pada kerajaan Islam di

Nusantara. Gelar tersebut biasa digunakan oleh para penguasa Arab.

Pendapat kedua dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Menurut Snouck,

Islam datang ke Nusantara pada abad ke 13 M dan dibawa oleh kaum Alawiyyun.

Disebutkan bahwa setelah Baghdad hancur karena serbuan bangsa Mongol,

banyak para ulama dan pendakwah Islam berangsur-angsur bergerak ke Timur

dan Asia Tenggara untuk mencari perlindungan dan keselamatan diri disamping

berjuang untuk misi dakwah.

Orang orang Arab yang datang ke Indonesia mayoritas berasal dari

Hadramaut.

4

Ketika Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah

Hadramaut di Yaman, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang

keluarga dan pengikutnya. Sejak saat itu berkembanglah keturunan Ali hingga

menjadi kabilah atau suku bangsa yang terbesar di Hadramaut, dan dari kota

Hadramaut inilah asal-mula peranakan Arab berada di berbagai negara, salah

satunya yaitu Indonesia.

Hanya

satu dua

dari para pendatang Arab yang datang dari Makah, di tepian

teluk Persia, Mesir, atau dari pantai timur Afrika. Sejumah kecil orang Arab yang

datang dari berbagai negeri tersebut jarang ada yang menetap di Nusantara. Jika

menetap, mereka segera berbaur dengan orang Arab dari Hadramaut. Sebagian

4

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

besar adalah pengembara atau lebih tepatnya petualang yang dalam waktu singkat

menghilang secepat mereka datang.

5

Hadramaut adalah suatu wilayah di bagian selatan Jazirah Arab yang pernah

menjadi protektorat Inggris. Wilayah yang dikenal sebagai Hadramaut ini terletak

di sudut barat daya jazirah Arab, membentang sekitar 47-51 derajat bujur timur.

6

Orang Arab Hadramaut mulai datang secara massal ke Nusantara pada tahun

tahun terakhir abad ke 18 M. Hal ini didasarkan atas penelitian yang dilakukan

oleh Van Den Berg. Meski kedatangan mereka secara massal tercatat pada akhir

abad 18, namun kedatangan mereka di pantai Malabar jauh lebih awal. Perhentian

awal mereka adalah Aceh, kemudian berpindah ke Palembang dan Pontianak.

Orang Arab baru menetap di Jawa setelah 1820 dan koloni koloni mereka baru

tiba di bagian timur nusantara pada tahun 1870.

7

Menurut L.W.C. van den Berg pula, bahwa pada tahun-tahun sebelum 1886

banyak diantara keturunan Arab di Pulau Jawa menuntut pada penguasa lokal

agar diakui secara resmi sebagai pribumi. Tuntutan ini ditolak tetapi posisi sosial

mereka tetap sama, tidak berubah. Dengan kata lain, dalam kenyataannya mereka

sudah masuk dalam nasionalitas yang tidak diberikan pada mereka secara resmi.

8

5

L. W. C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, terj. Rahayu Hidayat(Jakarta: INIS, 1989), 1.

6

Natalie Mobini Kesheh, Hadrami Awakening: Kebangkitan Hadhrami di Indonesia, terj, Ita Mutiara dan Andri (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2007), 9.

7

Berg, Hadramaut dan Koloni Arab,72.

8

(32)

23

Tujuan awal kedatangan bangsa Arab ke Nusantara juga ada beberapa teori.

Salah satunya adalah disebabkan oleh kondisi politik dunia Islam khususnya pada

periode kekuasaan Bani Umayyah. Ketika Bani Umayyah berkuasa, tekanan dan

provokasi terhadap kaum Alawiyun (keluarga Nabi) sangat tinggi, sehingga

banyak diantara mereka yang melarikan diri meninggalkan Arabia menuju ke

Asia Tenggara.

9

Kaum Alawiyun ini adalah kaum sufi dan sekaligus pedagang. Hampir

seluruh perantau Arab itu terdiri dari laki-laki, karena memang hanya laki-laki

saja yang diizinkan untuk berkelana keluar wilayahnya. Mereka yang melakukan

transit dalam waktu lama dan bahkan menetap, melakukan amalgamasi dengan

wanita anak-anak bangsawan setempat. Sehingga banyak melahirkan keturunan

Arab campuran dan banyak mengajak masyarakat sekitar untuk memeluk agama

Islam.

Mereka yang telah menikahi wanita-wanita pribumi, enggan untuk kembali

lagi ke negeri asal mereka. Bilamana ada yang kembali pun hanya untuk

menjenguk keluarga yang ada di sana untuk kemudian kembali lagi ke Indonesia.

B.

Kehidupan Bangsa Arab di Indonesia

1.

Kehidupan Ekonomi

Di Nusantara jarang ditemui orang Arab yang sama sekali tidak

meminat perdagangan. Mereka bersama dengan orang Cina membentuk apa

9

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

yang disebut dalam bahasa perdagangan sebagai “tangan kedua”, artinya

mereka membeli barang dalam jumlah besar pada pedagang besar Eropa

untuk kemudian menjualnya secara eceran, baik secara langsung maupun

melaui orang lain.

10

Meskipun demikian, secara keseluruhan usaha orang

Cina jauh lebih besar daripada usaha orang Arab.

Adapun komoditas perdagangan orang Arab antara lain adalah

buku-buku agama, sajadah, tasbih, kain cita India, dan kain batik sarung yang

mereka jual secara eceran berkeliling keluar masuk kampung.

11

Pada umumnya usaha orang Arab dimulai dengan modal yang terlalu

kecil bila dibandingkan dengan orang orang Eropa. Mengenai modal tak

bergerak di dalam perdagangan yang sebenarnya, orang Arab lebih suka

menginvestasikan pada gedung-gedung, atau mereka membelinya untuk

kemudian dikontrakkan. Meskipun demikian, sebagian besar orang Arab

yang memiliki bangunan, tetap meminati perdagangan.

Selain berdagang, orang Arab juga melakukan praktik riba

(pembungaan uang / moneylender). Kegiatan meribakan uang ini disamarkan

dengan kegiatan jual beli semu, seperti jual beli kain batik atau penyewaan

rumah.

12

Meskipun dalam hukum islam riba termasuk dalam dosa besar,

namun menurut Van Den Berg tidak ada kapitalis Arab yang meminjamkan

uang tanpa riba.

10

Berg, Hadramaut dan Koloni Arab, 87.

11

Suratmin, Biografi Baswedan, 14.

12

(34)

25

Sebagai contoh adalah transaksi pinjam meminjam uang yang terjadi

di Jember, Jawa Timur. Seseorang yang meminjam uang sebesar 200 gulden

ternyata setelah 10 bulan harus membayar 500 gulden untuk pengembalian

pinjaman sekaligus bunganya. Dengan cara demikian pula orang Arab

menjadi tuan tanah yang menjadi agunan nasbahnya ketika mereka tidak

mampu lagi membayar hutangnya. Meskipun sebenarnya menurut peraturan

pemerintah Hindia Belanda, orang Arab tidak diperbolehkan untuk membeli

tanah di desa-desa. Menurut Hasyim Assegaf, orang Arab yang melakukan

praktik riba sebenarnya telah lama melakukan hal serupa sejak masih di

Hadramaut.

Karena dinilai menyusahkan rakyat kecil, pemerintah Hindia Belanda

kemudian mengeluarkan sebuah peraturan, Besuilt No. 27 tanggal 20

Desember 1929, untuk memberantas riba. Selain itu, sebagian orang Arab

yang terdidik melakukan pemberantasan riba dengan cara memberikan

penerangan kepada rakyat melalui pertunjukan drama dan lagu-lagu.

13

2.

Kehidupan Sosial

Dalam

kehidupan

sehari-hari,

pemerintah

Hindia

Belanda

menganggap orang Arab bangsa Timur Asing bersama dengan suku

Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia dengan derajat setingkat

dibawah orang Eropa, dan setingkat diatas orang pribumi.

13

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Pemerintah Hindia Belanda juga tidak mencampur antara golongan

pribumi dengan Arab. Mereka diharuskan untuk bertempat tinggal di wilayah

yang telah ditetapkan dan jika ingin keluar mereka diwajibkan untuk melapor

dan membayar pas. Wilayah-wilayah khusus tempat tinggal ini nantinya

lebih dikenal dengan istilah Kampung Arab yang banyak dijumpai di hampir

seluruh wilayah di Indonesia.

Kebijakan- kebijaan seperti itu dianggap sebagai suatu bentuk

ketakutan

pemerintah

Hindia

Belanda

bilamana

nantinya

terjadi

persekongkolan antara kaum asing peranakan dengan pribumi untuk

menentang pemerintah. Selain itu, pemerintah juga menganggap bahwa

bangsa Arab beserta keturunannya adalah bangsa yang gemar berbuat onar

dan kerusuhan. Pemerintah juga mengharuskan mereka untuk melapor dan

membayar pas ketika hendak keluar dari wilayahnya.

3.

Persebaran Orang Arab di Indonesia

Sejak tahun 1859, pemerintah Hindia Belanda mengadakan pencatatan

terhadap orang-orang Arab di tanah jajahannya. Pencatatan itu juga

mencakup jumlah yang masuk bermigrasi ke Indonesia. Dibawah ini

merupakan tabel mengenai persebaran penduduk Arab di Indonesia pada

tahun 1860-1930, dengan hitungan yang sudah dibulatkan. Dikutip dari

Justus M. van der Kroef, “The Arabs in Indonesia”, iMiddle East Journal

(36)

27

Penduduk Arab di Indonesia 1860-1930 (dibulatkan)

14

Tahun

Jawa & Madura

Indonesia

1860

6.000

9.000

1870

8.000

13.000

1880

11.000

16.000

1890

14.000

22.000

1900

18.000

27.000

1905

19.000

30.000

1920

28.000

45.000

1930

42.000

71.000

4.

Kehidupan Intern Orang Arab di Indonesia

Dalam kehidupan intern masyarakat Arab di Indonesia sendiri sering

diwarnai pertentangan antar golongan. Meskipun mereka menganut agama

Islam yang tidak mengenal sistem kasta, namun sebagian besar dari mereka

masih mempertahankan dengan gigih stratifikasi sosial tersebut.

14

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Menurut G.F. Pijper, seorang mantan penasihat di Kantor Urusan

Pribumi Pemerintah Kolonial Belanda, orang Arab terbagi menjadi lima

golongan yaitu

15

:

a.

Golongan saada (jamak dari suyyid, tuan), yaitu golongan tertinggi

dan terpandang. Termasuk golongan ningrat keagamaan. Yang masuk

golongan ini adalah mereka yang mengaku keturunan Nabi

Muhammad melalui putrinya Fatimah Az Zahra yang dinikahi Ali bin

Abi Thalib. Oleh karena itu golongan ini disebut Ba’alwi atau Alawi

(keturunan Ali bin Abi Thalib). Orang dari golongan ini biasanya

memakai gelar Sayyid. Sebutan Syarif, dan Habib didepan namanya

bagi laki laki dan Syarifah bagi kaum wanitanya. Orang Arab dari

golongan lain atau orang islam pada umumnya diharuskan melakukan

taqbil (mencium tangan) jka bertemu dengan orang Arab dari

golongan ini. Diantara nama fam mereka adalah Alatas, Al Haddad, Al

Gadri, Bafagih, dan Assegaf.

b.

Golongan Qabaail jamak dari qubila, yaitu golongan ningrat duniawi.

Disebut demikian karena golongan ini Hadramaut merupakan

penduduk asli yang biasa memanggul senjata. Diantara nama fam

mereka adalah Al Katiri, bin Thalib, bin Mahri, dan Al Makarin.

c.

Golongan Masyaayikh (jamak dari kata syaikh), yaitu golongan dalam

masyarakat Arab yang bergerak dalam bidang pendidikan dan

15

(38)

29

pengajaran. Diantara nama-nama fam mereka adalah Al Bafadhal. Al

Bawazir, Al Amudi (Alamudi), Al Iskak, Al Bajabir, Al Skahak, bin

Affif, Al Baqis. Al Barras.

d.

Golongan Da’fa (jamak dari dhaif) dan Masaakin (jamak dari miskin),

yaitu orang Arab yang umumnya dari petani, pedagang, dan perajin,

yang kadang-kadang berkecukupan tetapi tidak terpandang. Diantara

nama fam mereka adalah Audah, Bamasymus, Faqih, Makki,

Baswedan, dan Argubi.

e.

Golongan ‘Abiid (jamak dari ‘Abd), yaitu golonga

n budak belian.

Diantara nama fam golongan ini adalah Amen, Khasan, Badres,

Basadi, Bakhartan, Basalem, bin assalam, dll.

Di kemudian hari, terjadi pertentangan antara golongan sayyid

(golongan yang menyebut dirinya keturunan Nabi) dan non sayyid (golongan

yang bukan keturunan Nabi). Golongan sayyid menganggap kedudukannya

lebih tinggi dibanding golongan non sayyid. Para golongan sayyid tidak mau

disamakan dengan golongan non sayyid meskipun mereka berasal dari etnis

yang sama yaitu Arab. Dari sini sudah terlihat bibit ketidak akuran antara

golongan mereka. Disamping diskrimiasi antara golongan sayyid dan non

sayyid, terjadi pula perbedaan antara golongan arab totok (wulaiti) dan

golongan arab peranakan (muwallad). Per

Referensi

Dokumen terkait

Oleh yang demikian, kajian ini ingin mencari jawapan mengenai pendekatan secara konstruktivisme di kalangan guru-guru teknikal semasa proses pengajaran dan pembelajaran

• Siklus karbon dapat dijelaskan dalam proses fotosintesa tumbuhan melalui proses ekstraksi CO2 dan H2O dari lingkungan:. Radiasi matahari + nCO2+nH2O -  (CH2O)n+nO2

86 anggaran penjualan pada perusahaan sudah cukup memadai dan pelaksanaan anggaran cukup efektif, penyusunan anggaran penjualan berdasarkan metode bottom up (dari

Pada data kemiskinan mikro, ukuran kemiskinan yang digunakan bukan lagi berdasarkan garis kemiskinan yang bersifat rata-rata agregat, namun menggunakan kriteria akses

Kritik ini berdasarkan pada antropoegosentris , pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di bumi, karena mempunyai kemampuan berpikir, berakhlak, dan berspirit,

Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut lalu menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem

03 Jumlah Siswa MTs Penerima BOS 04 Jumlah Siswa MA/MAK Penerima BOS 05 Jumlah Siswa MI Penerima KIP 06 Jumlah Siswa MTs Penerima KIP 07 Jumlah Siswa MA/MAK Penerima KIP 08 Jumlah

Adapun hakikat suluk ialah mengosongkan diri dari sifat-sifat mazmumah/buruk (dari maksiat lahir dan maksiat bathin) dan mengisinya dengan sifat-sifat yang