HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN PADA WANITA PREMENOPAUSE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1)
Psikologi (S.Psi)
DaniatulMusa’adah B07212045
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
xii INTISARI
Judul : Hubungan Religiusitas Dengan Kecemasan Pada Wanita Premenopause
Nama : Daniatul Musa’adah
NIM : B07212045
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan kecemasan pada wanita premenopause di Desa Prambon Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasional Product Momen. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan program Statistik Product dan Service Solution (SPSS) for windows versi 20.00. koefisien korelasi diperoleh yaitu sebesar -0,474 dengan taraf signifikansi 0,01 (2-tailed). Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa skala kecemasan premenopause dan skala religiusitas. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Subjek penelitian berjumlah 89 sampel. Hasil penelitian menunjukkan signifikansi sebesar 0,000. Karena 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan antara religiusitas dengan kecemasan pada wanita premenopause.
ABSTRACT
The purpose of this research is to find relations religiousness with anxiety in women premenopause in the village Prambon kecamatan Dagangan kabupaten Madiun. The research is research quantitative correlational with the method of analysis the data used was analysis of correlational product moment. While calculation done with the program statistics product and service solution (SPSS) for windows version 20.00. A correlation coefficient obtained is as much as -0,474 with the economic situation of significance 0.01 ( 2-tailed ). The research is research the correlation with using a technique data collection of scale anxiety premenopause and scale of religiousness. The research is research population. The subject of study were 89 sample. The research results show significance of 0,000. Because 0,000 < 0.05 so ha received and ho rejected. It means there are the relationship between religiousness with anxiety in women premenopause.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii
HALAMAN PERNYATAAN …...……….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
KATA PENGANTAR ……….. v
DAFTAR ISI ……….. vii
DAFTAR TABEL ……….. ix
DAFTAR GAMBAR ……….. x
DAFTAR LAMPIRAN …………...……….... xi
INTISARI ………..xii
ABSTRACT……….xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ……….. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 10
C. Tujuan Penelitian ……….. 10
D. Manfaat Penelitian ……….. 10
E. Keaslian Penelitian ……….. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecemasan Premenopause 1. Kecemasan ……….. 14
a. Pengertian kecemasan ……….. 14
b. Faktor-faktor Kecemasan ……….. 16
c. Tipe-tipe Kecemasan ……….. 16
d. Tingkat Kecemasan ……….. 16
e. Respon Kecemasan ……….. 20
2. Premenopause ……….. 22
a. Pengertian Premenopause ……….. 22
b. Tanda-tanda Premenopause ……….. 23
3. Pengertian Kecemasan Premenopause………...………….. 26
4. Aspek-aspek Premenopause ……….. 26
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menjelang Menopause ………...………... 27
B. Religiusitas ………...………... 28
1. Pengertian Religiusitas …...……….……….. 28
2. Fungsi Religi Bagi Manusia ……….………...………….. 30
3. Aspek-aspek Religiusitas ………...……….…….. 31
C. Hubungan antara Religiusitas dengan Kecemasan Premenopause .... 32
D. Kerangka Teoritis ………....………... 35
E. Hipótesis ……….…...………... 36
b. Definisi Operasional ………... 37
B. Populasi ………... 42
C. Teknik Pengumpulan Data ………...………... 43
D. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ………...44
2. Reliabilitas ………...50
E. Análisis Data ………...52
1. Uji Normalitas ………...54
2. Uji Linieritas ………...54
3. Uji Hipótesis ………...55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek………..………... 56
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data …………..………... 60
1. Deskripsi Data………...…60
2. Validitas Data ………...……….……….... 61
3. ReliabilitasData ……….………....66
C. Hasil Penelitian………..…..67
D. Pembahasan ………....70
BAB V PENUTUP A. Simpulan ………... 79
B. Saran ……….…….………... 79
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Wanita yang Berumur 50-55 Tahun ……… 42
Tabel 2 Blue Print Try Out Skala Religiusitas….………. 46
Tabel 3 Hasil Seleksi Aitem Skala Religiusitas pada Subjek Tryout ….. 47
Tabel 4 Blue Print Try Out Skala Kecemasan Premenopause…..……… 48
Tabel 5 Hasil Seleksi Aitem Skala Kecemasan Premenopause pada Subjek Tryout ……… 49
Tabel 6 Reliabilitas Statistik Try Out….………...………. 52
Tabel 7 Deskripsi Usia ….………...………... 58
Tabel 8 Pelaksanaan Penelitian….………. 60
Tabel 9 Deskripsi Statistik ….………. 60
Tabel 10 Blue Print Valid Skala Religiusitas …….………. 61
Tabel 11Daya Diskriminasi Aitem Religiusitas …….……… 63
Tabel 12Blue Print Valid Skala Kecemasan Premenopause ………. 64
Tabel 13 Daya Diskriminasi AitemSkala Kecemasan Premenopause … 65 Tabel 14 ReliabilitasStatistik ….……… 66
Tabel 15 Uji Normalitas….………...………. 68
Tabel 16 Uji Linieritas ….………..…………. 69
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Aitem Tryout Kecemasan Premenopause……… 84
LAMPIRAN 2 Aitem Tryout Religiusitas ………. 88
LAMPIRAN 3 Data Mentah Tryout Kecemasan Premenopause………. 92
LAMPIRAN 4 Data Dikotomik Tryout Kecemasan Premenopause … 94 LAMPIRAN 5 Data Mentah Tryout Religiusitas……… 96
LAMPIRAN 6 Data Dikotomik Tryout Religiuitas ………... 98
LAMPIRAN 7 Validitas Tryout Kecemasan Premenopause ………… 100
LAMPIRAN 8 Validitas Tryout Religiusitas ……….. 104
LAMPIRAN 9 Reliabilitas Tryout Kecemasan Premenopause ………. 107
LAMPIRAN 10 Reliabilitas Tryout Religiusitas ………. 109
LAMPIRAN 11 Aitem Valid Kecemasan Premenopause ……….. 112
LAMPIRAN 12 Aitem Valid Religiusitas………... 114
LAMPIRAN 13 Data Mentah Kecemasan Premenopause …………... 117
LAMPIRAN 14 Data Mentah Dikotomi Kecemasan Premenopause … 121 LAMPIRAN 15 Data Mentah Religiusitas ……….. 125
LAMPIRAN 16 Data Dikotomik Religiusitas………. 129
LAMPIRAN 17 Uji Kolmogorof-Smirnof ………... 133
LAMPIRAN 18 Uji Linieritas ………. 134
LAMPIRAN 19 Uji Kolerasi Product Momen ………... 137
LAMPIRAN 20 Uji Deskripsi ………. 138
LAMPIRAN 21 Reliabilitas Kecemasan Premenopause ………... 139
LAMPIRAN 22 Reliabilitas Religiusitas ………. 142
LAMPIRAN 23 Variabel Religiusitas yang Valid dan Tidak Valid ….. 145
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Memasuki usia 40 tahun sering disebut juga masa transisi menjelang
hari tua dan sering disebut masa dewasa madya. Pada masa dewasa madya
diharapkan individu dapat mencapai tanggug jawab sosial dan dewasa
sebagai warga negara, membantu anak belajar untuk bertanggung jawab,
mencari pekerjaan mencari waktu senggang, menghubungankan diri
dengan pasangan hidup sebagai sosok individu, menerima dan
menyesuaikan diri dengan pasangan hidup sebagai sosok individu,
menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, mencapai
prestasi yang memuaskan dan lain sebagainya (Hurlock dalam Euis sri dan
Alfi 2011).
Dalam siklus kehidupan perempuan akan mengalami menopause yang
merupakan proses alami yang dialami setiap wanita, tetapi masa
menopause merupakan yang paling banyak dibicarakan, dipermasalahkan
dan membingungkan bagi sebagian wanita. Mengalami menopause berarti
memasuki masa tua, masa non produktif, hal ini lama kelamaan menjadi
beban bagi keluarga dan masyarakat. wanita ada juga yang ketakutan
menghadapi menopause karena mereka berpendapat bahwa hal ini adalah
suatu kelainan yang akan membuat mereka menjadi tidak menarik lagi,
2
Menopause, yang biasanya terjadi antara usia 45-55 tahun, adalah
berhentinya menstruasi setelah indung telur berhenti memproduksi
estrogen dan posgesteron. Menopause memang menghasilkan gejala-gejala
fisik pada banyak wanita, yang paling sering muncul adalah hot flashes, karena system vascular menyesuaikan diri dengan menurunnya estrogen.
Namun hanya 10% dari semua wanita yang mengalami gejala-gejala fisik
yang parah dan tidak wajar (Carole Wade dan Carol Tavris, 2007) .
Pandangan negative tentang menopause sebagai gejala yang
menyebabkan depresi dan reaksi emosional negative lain didasari oleh
wanita-wanita yang telah memiliki pengalaman menopause dini yang
diikuti oleh histerektomi (pengangkatan rahim) atau yang telah memiliki
riwayat depresi sepanjang hidupnya.
Masa menopause, merupakan masa di mana seorang perempuan tidak
lagi mengalami menstruasi, berkurangnya kemampuan untuk bereproduksi
disertai dengan perubahan-perubahan kondisi tubuh. Hal tersebut membuat
seorang perempuan kita memasuki fase menopause mengalami
pergolakan-pergolakan, layaknya seorang anak yang memasuki masa
remaja yang mengalami masa peralihan. Mappine (1983) menuturkan
bahwa masa menopause merupakan masa peralihan yaitu dari masa
produktif menuju masa berkurangnya produktivitas seorang perempuan.
Perubahan tersebut adalah hal yang wajar, namun tidak jarang
menimbulkan gangguan pada diri seseorang menjelang menopause.
3
Erika mengatakan bahwa pada saat perempuan mengalami menopause
dapat mempengaruhi kualitas dalam hidupnya. Lebih dari 80% wanita
melaporkan menunjukkan gejala secara fisik maupun psikis pada saat
menjelang menopause dengan bermacam-macam level gangguan dan
mengganggu kehidupan. Gejala yang dialami pada saat menjelang
menopause memiliki variasi dan ada jarak antara gejala psikis dan
psikologis. Gejala fisik yang terlihat seperti berkeringat dimalam hari,
gangguan tidur, vagina kering, inkontensia urin, penurunan berat badan.
Gejala psikologis yang muncul pada wanita menjelang menopause adalah
kelelahan, cepat marah dan kecemasan (Maftukhatus dan Erika, t.t. )
Sindrom premenopause banyak dialami oleh wanita hampir di seluruh
dunia, seperti 70-80% wanita di Eropa, 60% wanita di Amerika, 57%
wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina, dan 10% wanita di Jepang
(Maftukhatus dan Erika). Berdasarkan data statistik dari Departemen
Kesehatan pada tahun 2013 jumlah proporsi penduduk permpuan yang
berusia di atas 50 tahun diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun
ketahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan
sensus penduduk tahun 2013 jumlah perempuan berusia 50 tahun baru
mencapai 155 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun
2020jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari
4
Tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian bagaimana kesehatan
reproduksinya karena pada masa ini akan terjadi perubahan fisik dan
psikologis yang dapat menimbulkan berbagai macam keluhan pada
kesehatan. Berdasarkan data yang diperjelas Hardi (dalam proverawati,
2010), wanita Indonesia yang memasuki masa premenopouse saat ini
sebanyak 7,4 % dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan menjadi
11% pada 2005, kemudian naik lagi sebesar 14 % pada 2015 . Di
Indonsia, Data BPS menunjukkan 15,2 juta wanita mamasuki masa
menopause dari 118 juta wanita di Indonesia (BPS, 2010 diakses pada 30 April 2016).
Penelitian yang dilakukan Nurdono pada tahun 2013 di Desa
Gonggang Kecamatan Pancol, Kabupaten Magetan , dengan judul
gambaran sikap ibu terhadap masa premenopause pada ibu-ibu didapatkan
hasil untuk kelompok sikap terhadap masa premenopause bersikap positif,
sedangkan untuk kelompok sikap terhadap menopause, ibu-ibu Desa
Gonggang Kecamatan Pancol, Kabupaten Magetan dominan bersikap
negatif terhadap menopause (Oktevana dkk, 2014)
WHO dalam Khairunisa (2014) menyebutkan angka harapan hidup
penduduk Indonesia usia di atas 60 tahun mencapai 20,7 juta orang
kemudian naik menjadi 36 juta orang. Wanita Indonesia memasuki masa
menopause sebanyak 7,4 % dari populasi. Jumlah tersebut meningkat
menjadi 11% pada tahun 2005 , kemudian naik lagi sebesar 14% pada
5
menimbulkan masalah, apalagi ditambah dengan timbulnya gejala-gejala
fisik maupun psikis pada masa menopause. Dan WHO dalam (Ni Putun
n.d) memperkirakan ditahun 2030 nanti ada 1,2 miliar wanita yang berusia
di atas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80%) tinggal di
Negara berkembang dan setiap tahunnya populasi wanita menopause
meningkat sekitar 3%. Perkiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar
30-40 juta kaum wanita usia lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia yang sebesar 240-250 juta. Dalam kategori tersebut (usia lebih
dari 60 tahun), hampir 100% telah mengalami menopause dengan segala
akibat serta dampak yang menyertainya.
Menurut Mustopo (dalam putika, 2010) kecemasan yang dirasakan
oleh seorang wanita itu sendiri berbeda-beda, bagi mereka yang tidak
menerima dengan realistis perubahan-perubahan tersebut maka akan
menibulkan perasaan khawatir, takut, bahkan cemas dengan datangnya
menopause, sehingga sering kali orang tersebut terlalu mengamati diri tua
dan akan menambah kecemasan mereka, pikiran dan penilaian diri telah
“loyo” dan tidak berarti lagi, tersisihkan dan terabaikan dari kehidupam
sosialnya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause dan
perasaan khawatir, takut dan cemas inilah yang membawa seorang wanita
mudah cemas dalam kehidupan mereka. Tidak jarang mereka merasa tidak
menarik lagi sehingga mereka lebih sensitive dan mudah cemburu dengan
suaminya, karena merasa takut dan khawatir suaminya tidak tertarik lagi
6
dihadapkan pada suatu masalah maka wanita tersebut tidak dapat
mengahadapinya dengan bijaksana dan akan menimbulkan konflik
terutama dengan pasangannya. Data statistik membuktikan bahwa pada
periode menopause yang dipenuhi duka dan kelabilan psikis ini banyak
terjadi perceraian, salah satu dampak tersebut adalah suami mencari relasi
seksual diluar rumah. Sebab umumnya para suami tidak lagi tertarik dan
tergairahkan lagi oleh istrinya yang tampak lusuh jasmaninya, sebagai
akibat dari kemurungan dan keluhan psikisnya (kartono,2003)
Kecemasan merupakan ketakutan yang tidak bisa diidentifikasikan
dengan satu sebab khusus dan dalam banyak peristiwa mampu
mempengaruhi wilayah-wilayah penting dalam kehidupan seseorang
(Kartini Kartono, 2003). Wilayah-wilayah penting tersebut meliputi
wilayah fisik, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara keseluruhan
kecemasan yang tidak segera tereduksi akan mempengaruhi aktivitas
individu serta berkurangnya produktivitas.
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas
sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian.
Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah
laku (Singgih D. Gunarsa, 2003). Kecemasan merupakan pengalaman
subjektif yang tidak menyenangkan dan berbentuk ketegangan,
kegelisahan, tertekan yang disertai dengan gejala-gejala fisologi, misalnya
7
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian
intelektual terhadap bahaya. Sedangkan menurut Videbeck (2008),
kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, seseorang merasa tidak nyaman atau takut
atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak
mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Kecemasan
adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar di alam dan terkait dengan
perasaan ketidak pastian dan ketidak berdayaan.
Menurut Lazarus dalam Eka dan Falasifatul (2011) kecemasan adalah
manifestasi dari berbagai emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika
individu sedang mengalami tekanan perasaan yang tidak jelas objeknya,
tekanan-tekanan batin ataupun ketegangan mental yang menyebabkan
individu kehilangan kemampuan penyesuaian diri. Atkinson menyatakan
kecemasan dapat timbul jika ego menghadapi ancaman implus yang tidak
dapat dikendalikan. Kecemasan tidak selalu berdasarkan imajinasi
individu. Kecemasan yang tidak rasional ini biasanya disebabkan oleh
ketakutan individu akan ketidakmampuan diri sendiri. Daradjat (1990)
membagi gejala kecemasan menjadi dua, yaitu gejala fisik dan gejala
mental, sedangkan faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut
muchlas terdiri atas faktor sosiokultural, kemajuan ilmu dan teknologi,
pendidikan, nilai moral serta agama, (Eka dan Falasifatul, 2011).
Sendiony menyatakan bahwa pengalaman agama dapat meingkatkan
8
depresi, sedangkan Daradjat mengemukakan bahwa religiusitas dapat
memberikan jalan bagi manusia untuk mencapai rasa aman serta bebas dari
rasa takut atau cemas dalam menghadapi persoalan hidup (Eka dan
Falasifatul, 2011)
Menurut salih bahwa cara yang efektif mengurangi rasa cemas adalah
dengan bergantung kepada Alloh SWT dan menyerahan semua urusan
kepada Allah. Ketika individu menyadari bahwa Allah mampu melakukan
semuanya, dan Allah menyediakan pilihan untuk hamba-Nya dalam
menjalankan urusannya dengan cara yang telah ditetapkan, maka
hamba-Nya dapat menjalankan urusanya lebih baik.
Glock dan Stark mengemukakan bahwa agama adalah suatu simbol
sistem keyakinan. Sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan
yang semua itu terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai
yang paling maknawi. Menurut Dorojatun (1991) agama adalah proses
hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya
bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari manusia yang dirasakan terhadap
sesuatu yang diyakininya bahwa sesuatu itu lebih tinggi itu dari manusia.
Lebih lanjut Ancok dan Suroso (1995) mengartikan religiusitas sebagai
keberagamaan yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi
yang bukan hanya terjadi etika seseorang melakukan perilaku ritual
(beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh
kekuatan supranatural. Sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan
9
lingkungan alam sekitar serta keyakinan manusia tentang segala
keterbatasan dan kelemahannya. Rasa ketergantungan yang mutlak,
membuat mausia mencari kuatan sakti dari sekitarnya yang dapat dijadikan
kekuatan pelindung dalam kehidupanya dengan kekuasaan yang berada
diluar dirinya yaitu Tuhan. (Chatijah dan Purwadi, 2007).
Bastaman menyatakan bahwa individu yang memiliki tingkat
religiusitas tinggi lebih mampu memaknai setiap kejadian hidupnya secara
positif, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna dan terhindar dari
stress maupun depresi, (Saputri dkk, t.t.)
Penelitian ini mengambil tempat dan lokasi tepatnya di Desa Prambon
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Adapun alasan pemilihan lokasi
karena dalam observasi terdapat banyak wanita yang memasuki masa
menopause. Peneliti juga telah melakukan wawancara pada 5 wanita
premenopause. Dari 5 narasumber tersebut 3 di antaranya mengalami
kecemasan mejelang menopause. Hal ini diperkuat dengan data BKKBN
yang dipublikasikan pada tahun 2011, terdapat 116 perempuan yang
berumur 45-55 tahun di Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dengan
prosentase 51,33% dari total 226, ini adalah jumlah dari data perempuan
yang melaksanakan KB di puskesmas Dagangan. Dan wanita yang
berumur 50-54 di Kecamatan Dagangan menurut dinas kesehatan
Kabupaten Madiun berjumlah 1620 jiwa. Sedangkan Departemen
Kesehatan tahun 2012 yang mengatakan bahwa di Kabupaten Madiun
10
yang mengalami kecemasan 5 %, (Dinas Kesehatan (2010) di akses pada
30 April 2016)
Dalam hal ini peneliti tertarik meneliti tentang hubungan antara
religiusitas dengan kecemasan pada wanita premenopause. religiusitas
adalah kedalaman seseorang dalam meyakini adanya Tuhan yang
diwujudkan dengan mematuhi setiap perintah dan menjauhi larangan
dengan keikhlasan hati dengan seluruh jiwa dan raga.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah
terdapat hubungan antara religiusitas dengan kecemasan pada wanita
premenopause?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dia atas, maka
peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan
kecemasan pada wanita premenopause.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan memberi sumbangan bagi
khazanah ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis, serta
menambah wawasana dan pengetahuan semua pihak dalam hal
11
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan saran pertimbangan untuk:
a. Peneliti agar lebih mengetahui tentang kecemasan
premenopouse, ciri-ciri dan fakyor penyebabnya.
b. Psikolog dan konselor dalam menangani kasus-kasus
kecemasan premenopause dengan mempertimbangkan
religiusitas.
c. Pada anggota keluarga agar dapat lebih memahami tentang
kecemasan premenopause
d. Pada wanita premenopause agar lebih bisa matang perilaku
keagamaannya sehingga terhindar dari kecemasan
premenopouse.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan teori dan uraian diatas peneliti tertarik mengajukan judul
“hubungan religiusitas dengan kecemasan pada wanita premenopause”.
Penelitian tentang religiusitas pernah diteliti sebelumnya dari Eka dkk
(2011), meneliti tentang: Religiusitas dan Kecemasan Menghadapi Ujian
Nasional (UN) Pada Siswa Madrasah Aliyah. Perbedaannya dengan
peneliti terletak pada variabel dan subjeknya. Pada penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan negatif dan sangat signifikan antara
religiusitas dengan kecemasan menghadapi Ujian Nasional pada siswa.
12
Ujian Nasional pada siswa, begitu pula sebaliknya makin rendah
religiusitas maka makin tinggi kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian
Nasional.
Penelitian selanjutnya juga tentang penelitian religiusitan yang telah
diteliti oleh Meithya dkk (2012) dengan judul “peran religiusitas
mengatasi kecemasan masa menopause”. Perbedaan dengan peneliti
terletak pada subjeknya metode penelitiannya. Pada penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada masa menopause, seperti: peranan keluarga (dalam hal ini
ibu) dalam mempersiapkan putrinya (responden) dalam menghadapi masa
menopause, adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial,
penerimaan yang tidak mempermasalahkan istri yang mengalami masa
menopause dan yang telah menopause dan yang tidak terduga ditemukan
dalam penelitian adalah, faktor religiusitas memberi kemantapan
psikologis kepada para perempuan dalam menghadapi dan menerima
menopause.
Dan penelitian berikutnya kecemasan premenopause telah diteliti oleh
Maftukhatus dkk dengan judul ”hubungan pengaturan emosi dengan
kecemasan menjelang menopause pada perempuan pekerja”. Perbedaan
dengan peneliti terletak pada variabel dan subjeknya. Pada penelitian ini
menunujukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara
pengaturan emosi positif dengan kecemasan menjelang menopause pada
13
besaran korelasi antara pengaturan emosi positif dengan kecemasan
menjelang menopause. Nilai tersebut mennujukkan bahwa ketika
seseorang perempuan menjelang menopause mampu berfokus pada emosi
positif daalam diri atau mengetahui emosi positif, kemudian mampu
berfokus terhadap apa yang ada dalam diri juga mampu menanggapi
respon kognitifnya secara benar dapat meminimalisir munculnya
kecemasan.
Berbedaan penelitian-penelitian di atas dengan peneliti terletak pada
14 Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Kecemasan Premenopause 1 Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir yang tidak jelas
sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian.
Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan
tingkah laku (Singgih D. Gunarsa, 2003). Kecemasan merupakan
pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan berbentuk
ketegangan, kegelisahan, tertekan yang disertai dengan
gejala-gejala fisologi, misalnya sakit kepala, nyeri pada pinggang, sesak
nafas, sakit perut, dan mual.
Kecemasan merupakan ketakutan yang tidak bisa
diidentifikasikan dengan satu sebab khusus dan dalam banyak
peristiwa mampu mempengaruhi wilayah-wilayah penting dalam
kehidupan seseorang (Kartini Kartono, 2003). Wilayah-wilayah
penting tersebut meliputi wilayah fisik, kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Secara keseluruhan kecemasan yang tidak segera
tereduksi akan mempengaruhi aktivitas individu serta
15
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap bahaya. Sedangkan menurut
Videbeck (2008), kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas
dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, seseorang
merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi
yang mengancam tersebut terjadi. Kecemasan adalah kekhawatiran
yang tidak jelas menyebar di alam dan terkait dengan perasaan
ketidak pastian dan ketidak berdayaan.
Menurut Lazarus dalam Eka dan Falasifatul (2011) kecemasan
adalah manifestasi dari berbagai emosi yang bercampur baur, yang
terjadi ketika individu sedang mengalami tekanan perasaan yang
tidak jelas objeknya, tekanan-tekanan batin ataupun ketegangan
mental yang menyebabkan individu kehilangan kemampuan
penyesuaian diri. Atkinson menyatakan kecemasan dapat timbul
jika ego menghadapi ancaman implus yang tidak dapat
dikendalikan. Kecemasan tidak selalu berdasarkan imajinasi
individu. Kecemasan yang tidak rasional ini biasanya disebabkan
oleh ketakutan individu akan ketidakmampuan diri sendiri,( Eka
dan Falasifatul, 2011).
Kecemasan yang peneliti maksud disini adalah kecemasan
tentang premenopause. Kecemasan premenopause menurut aqila
16
perubahan fisik, psikis, sosial, maupun seksual. Dalam artian
timbulnya perasaan tidak berharga, tidak berarti. Mereka khawatir
akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintainya
akan berpaling dan meninggalkannya.
b. Faktor-faktor Kecemasan
Muchlas dalam Eka dan Falasifatul (2011) mengatakan
faktor yang mempengaruhi kecemasan terdiri atas
1) Sosiokultural
2) kemajuan ilmu dan teknologi
3) pendidikan
4) nilai moral
5) agama
Sendiony menyatakan bahwa pengalaman agama dapat
meingkatkan derajat kesejahteraan seseorang sehingga bebas dari
stress, kecemasan dan depresi, sedangkan Daradjat mengemukakan
bahwa religiusitas dapat memberikan jalan bagi manusia untuk
mencapai rasa aman serta bebas dari rasa takut atau cemas dalam
menghadapi persoalan hidup (Eka dan Falasifatul, 2011).
c. Tipe Kecemasan
a) Kecemasan Primer
b) Kecemasan Subsekuen
d. Tingkat Kecemasan
17
1) Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekecewaan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat
memotivasi belajar dan menhasilkan pertumbuhan serta kreatifitas.
Adapun gejala-gejala kecemasan ringan yaitu:
1. Gejala Fisik
a) Sesekali sesak nafas
b) Nadi dan tekanan darah naik
c) Gangguan ringan pada lambung
d) Mulut berkerut
e) Bibir bergetar
2. Gelaja Psikologis
a) Persepsi meluas
b) Masih mampu menerima stimulus yang kompleks
c) Mampu konsentrasi
d) Mampu menyelesaikan masalah gelisah
e) Suara terkadang tinggi
2) Kecemasan Sedang
Kemungkinan individu untuk berfokus pada hal yang penting
dan mengesampingkan uang lain. Kecemasan ini mempersempit
lapang persepsi individu. Dengan demikian individu mengalami
18
banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. Adapun
gejala-gejala kecemasan sedang yaitu:
1. Gejala Fisik
a) Sering nafas pendek
b) Nadi dan tekanan darah meningkat
c) Mulut kering
d) Anoreksia
e) Diare
f) Konstipasi
2. Gejala Psikologis
a) Persepsi menyempit
b) Tidak mampu menerima rangsangan
c) Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d) Gerakan tersentak
e) Meremasi tangan
f) Bicara banyak dan lebih cepet
g) Insomnia
h) Perasaan taka man
i) Gelisah
3) Kecemasan Berat
Sangat mempengaruhi lapang persepsi individu cenderung
berfokus pada suatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir
19
ketegangan individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain. adapun gejala-gejala kecemasan berat
yaitu:
1. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
b) Tekanan darah dan nadi naik
c) Berkeringat
d) Sakit kepala
e) Pengelihatan kabur
f) Ketegangan
2. Gejala Psikologis
a) Lapangan persepsi sangat sempit
b) Tidak mampu menyelesaikan masalah
c) Perasaan terncam
d) Verbalisasi cepat
4) Tingkat panik
Ketakutan yang berhubungan dengan terpengaruh, ketakutan
dan terror. Hal yang rinci terhadap dari proporsinya karena
mengalami hilang kendali, individu yang mengalami panic tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panic
merupakan disorganisasi dan menimbulkan peningkatan aktifitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
20
yang rasional, tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan
kehidupan, jika berlangsung terus dalam waku yang lama dapat
terjadi kelelahan dan kematian. Adapun gejala-gejala panic yaitu:
1. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
b) Tekanan darah dan nadi naik
c) Aktivitas motorik meningkat
d) Ketegangan
2. Gejala Psikologis
a) Lapangan persepsi sangat pendek
b) Hilangnya rasional
c) Tidak dapat melakukan aktivitas
d) Perasaan tidak aman atau terencam semakin meningkat
e) Menurunnya hubungan dengan orang lain
f) Tidak dapat kendalikan diri
e. Respon Kecemasan
1) Respon Psikologis
Menurut Stuart (2007), respon fisiologis terhadap kecemasan
anatar lain adalah:
a. Kardiovaskuler: palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah
meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan darah
21
b. Pernafasan: nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas
dangkal, pembengkakan pada tenggorokan.
c. Neuro muskuler: reflek meningkat, reaksi terkejut, mata
berkedip, insomnia, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
tungkai lemah dan gerakan yang janggal.
d. Gastrointestinal: kehilngan nafsu makan, menolak makanan,
rasa tidak nyaman pad abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri
ulu hati dan diare.
e. Saluran perkemih: tidak dapat menahan kencing dan sering
berkemih.
f. Kulit: wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak
tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pusat
dan berkeringat seluruh tubuh.
2) Respon Perilaku
a. Perilaku: gelisah, ketegangan fisik, reaksi terkejut, tremor,
bicara cepat kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan
interpersonal, melarikan diri dari masalah, menghindar, sangat
waspada.
b. Kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah
dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir,
kreatifitas menurun, bingung, sangat waspada dan takut
22
c. Kognitif-lanjutan: takut pada gambar visual, takut cedera atau
kematian, kilas balik dan mimpi buruk.
d. Afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,
ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan,
mati rasa, rasa bersalah dan malu.
2 Premenopause
a. Pengertian Premenopause
Premenopause nama yang diberikan untuk waktu sebelum
berhentinya menstruasi dengan terdapat penurunan kadar estrogen,
insufiensi lutel, peningkatan gonadotropin dan gejala otonom. Fase
premenopause adalah sebagai permulaan transisi klimakterik, yang
dimulai (2-5) tahun sebelum menopause (Proverawati, 2010).
Sedangkan menurut Kasdu (2004), fase premenopause adalah masa
sebelum berlangsungnya perimenopause, yaitu mulai sejak masa
reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau
tanda-tanda menopause.
Menurut Proverawati (2010), premenopause adalah dimana
tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini bisa terjadi
selama 2-8 tahun, dan ditambah 1 tahun di akhir menuju
menopause. Masa premenopouse biasanya terjadi pada usia di atas
40 tahun, tetapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat
usia masih di pertengahan 30 tahun. Nugroho dalam (Oktavena
23
bertransisi menuju menopause. Masa premenopause akan terjadi
perubahan, yaitu mulai menurunnya fungsi reproduksi, perubahan
hormone, perubahan fisik, maupun perubahan psikis.
Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause.
Pada masa ini telah ada keluhan-keluhan klimakterik dan
pendarahan yang tidak teratur. Pada fase ini estradiol yang
biasanya dihasilkan oleh sel granulose folikel yang berkembang
mejadi berkurang. Proporsi siklus menstrual anovulatoar
meningkat dan produksi progseteron menurun. Ini mengakibatkan
tidak adanya mekanisme umpan balik negatif estrogen sehingga
produksi FSH dan LH akan meningkat, tetapi produksi hormone
hipofisis lain tidak terganggu, (Aqila, 2010).
b. Tanda-tanda Premenopause
Menurut Proverawati (2010), wanita-wanita memasuki
dewasa madya yang usianya berkisar 40-45 tahun memasuki babak
baru dalam rentang kehidupannya. Gejala-gejala premenopause
adalah sebagai berikut:
a. Menstruasi tidak teratur
Interval dapat memanjang atau memendek, sedikit dan
berlimpah, bahkan mungkin akan melewatkan beberapa
periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya
kadar progesterone dapat membuat periode menstruasi yang
24
b. Hot Flashes(perasaan panas dari dada hingga wajah)
Wajah dan leher berkeringat. Kulit menjadi kemerahan
muncul di dada dan lengan terasa panas (hot flashes) terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah
berhentinya menstruasi. Perasaan panas terjadi akibat
peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah,
leher, dada dan punggung.
c. Night Sweat(keringat di malam hari)
Keringat dingin dan gemeteran juga dapat terjadi selama 30
detik sampai dengan 5 menit.
d. Dryness vaginal(kekeringan pada vagina)
Area genital yang kering dan bias sebaga bahan perubahan
kadar estrogen. Kekeringan ini dapat membuat area genital.
Infeksi vaginal dapat menjadi lebih umum
e. Mudah lupa dan mudah tersinggung
Produksi erdorphin pada masa premenopause mengalami
penurunan/ hal ini terjadi karena penurunan kadar endorphin
dopamine dan serotonin tersebut mengakibatkan gangguan
yang berupa menurunan daya ingat dan suasana hati yang
sering berubah atau mudah tersinggung
f. Insomnia(susah tidur)
Insomnia disebabkan keringan di malam hari, wajah
25
dapat disebabkan karena rendahnya kadar serotonin pada masa
premenopause. Kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar
endorphin.
g. Depresi (rasa cemas)
Depresi ataupun stres sering terjadi pada wanita yang
berada pada masa premenopause. Hal ini terkait dengan
penurunan hormone estrogen sehingga menyebabkan wanita
mengalami depresi ataupun stress.
h. Fatigue(mudah lelah)
Rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang masa
premenopause karena terjadi perubahan hormonal pada wanita
yaitu terutama hormon estrogen.
i. Perubahan Fungsi Seksual
Selama premenopause keinginan untuk berhubungan intim
dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami
masa-masa menyenangkan sebelum masa menepouse tiba dan
biasanya berlanjut sampai melewati masa premenopause.
j. Inkontinensia Urin(besar)
Beberapa wanita menemukan bahwa kebocoran air seni
selama latihan bersin, batuk, tertawa ataupun berjalan.
Sehingga kesulitan untuk menampung air seni yang cukup
26
Sedangkan menurut maftukhatus gejala yang dialami pada
saat menjelang menopause memiliki variasi dan ada jarak antara
gejala psikis dan psikologis. Gejala fisik yang terlihat seperti
berkeringat dimalam hari, gangguan tidur, vagina kering,
inkontensia urin, penurunan berat badan. Gejala psikologis yang
muncul pada wanita menjelang menopause adalah kelelahan, cepat
marah dan kecemasan (Maftukhatus dan Erika)
3 Pengertian Kecemasan Premenopause
Menurut Aqila (2012) kecemasan premenopause adalah
perasaan gelisah dan khawatir dari adanya perubahan fisik, psikis,
sosial, maupun seksual. Dalam artian timbulnya perasaan tidak
berharga, tidak berarti. Mereka khawatir akan adanya kemungkinan
bahwa orang-orang yang dicintainya akan berpaling dan
meninggalkannya.
4 Aspek-aspek Kecemasan Premenopause
Menurut Blackburn dan Davidson dalam Aqila (2012) ada
beberapa aspek kecemasan pada wanita premenopause seperti:
a) Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukkan
ketidaktenangan psikis, misalnya mudah marah dan persaan
sangat tegang.
b) Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, misalnya
khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
27
c) Motivasi, yaitu dorongan untyk mencapai sesuatu, misalnya
menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, dan ingin
melarikan diri dari kenyataan.
d) Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali,
seperti gugup, kewaspadaan yang berlebih, sangat sensitif, dan
agitasi.
e) Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti
berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, dan mulut
kering.
5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menjelang Menopause
Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan menjelang
menopause. Seperti yang oleh Atamimi (dalam Maftukhatus dan
Erika) antara lain:
a. Adanya pemekiran bahwa menjelang menopause usia
menjadi tua, keriput, cerewet, pencemas.
b. Perasaan kesepian karena ditinggal anak-anaknya yang
sudah dewasa.
c. Hilang daya tarik dan menurunya aktifitas seksual,
sehingga membuat perempuan merasa suami tidak lagi
tertarik pada dirinya.
d. Goncangan emosi yang berat yang berdampak pada kondisi
28
B. Religusitas
a. Pengertian Religiusitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen
Pendidikan Nasional (2008), agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang
Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. menurut Hadikusuma(
dalam Jailani), agama sebagai ajaran yang diturunkan oleh tuhan
sebagai petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupannya.
Sedangkan Ishomuddin menyebut agama sebagai suatu cirri
kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua
masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku
yang memenuhi untuk disebut “agama” yang terdiri dari tipe-tipe
simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana
makhluk manusia menginterpretasikan ekstensi mereka yang di
dalamnya juga mengandung komponen ritual.
Glock dan Stark mengemukakan bahwa agama adalah suatu
simbol sistem keyakinan. Sistem nilai dan sistem perilaku yang
terlembagakan yang semua itu terpusat pada persoalan-persoalan
yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Menurut Dorojatun
(1991) agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan
terhadap sesuatu yang diyakininya bahwa sesuatu itu lebih tinggi
29
bahwa sesuatu itu lebih tinggi itu dari manusia. Lebih lanjut Ancok
dan Suroso (1995) mengartikan religiusitas sebagai keberagamaan
yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi yang bukan
hanya terjadi etika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah),
tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh
kekuatan supranatural. Sumber keagamaan adalah rasa
ketergantungan yang mutlak (sense of depend).
Ketakutan-ketakutan akan ancaman lingkungan alam sekitar serta keyakinan
manusia tentang segala keterbatasan dan kelemahannya. Rasa
ketergantungan yang mutlak, membuat mausia mencari kuatan sakti
dari sekitarnya yang dapat dijadikan kekuatan pelindung dalam
kehidupanya dengan kekuasaan yang berada diluar dirinya yaitu
Tuhan, Chatijah dan Purwadi (2007).
Berdasarkan istilah religi kemudian didapat istilah
religiusitas. Religiusitas menurut Mangunwijaya (1986) merupakan
aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam hati, getaran hati
nurani pribadi dan sikap personal. Sedangkan menurut Nashori dan
Mucharam (2002), religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan,
seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan
akidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang
dianutnya. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan
tersebut disimpulkan bahwa religiusitas dapat diartikan sebagai
30
pengetahuan dan keyakinan seseorang akan agamanya serta
dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan perilaku
kesehariannya.
Religiusitas yang di maksud peneliti disini adalah
keyakinan tentang keagamaan dan kepercayaan seseorang dalam
perilaku ibadah yang berarti meliputi berbagai macam aspek
kehidupan maupun kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan
sesuai dengan kepercayaan. Dalam artian kepercayaan yang
diyakini dalam agama Islam.
b. Fungsi Religi Bagi Manusia
Menurut Hendropuspito (1983), fungsi religi (agama) bagi
manusia meliputi beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Fungsi edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif pada agama yang
mencangkup tugas mengajar dan membimbing.
b) Fungsi penyelamatan
Agama dengan segala ajarannya memberikan jaminan kepada
manusia keselamatan di dunia dan akhirat.
c) Fungsi pengawasan sosial
Agama ikut bertanggungjawab terhadao norma-norma sosial
sehingga agama menyeleksi kaidah-kaidah sosial yang ada,
mengkukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk.
31
Persamaan keyakinan merupakan salah satu persamaan yang
bisa memupuk rasa persaudaraan yang kuat.
e) Fungsi transformative
Agama mampu melakukan perubahan terhadap bentuk
kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru.
c. Aspek-aspek religiusitas
Glock dan Strak (Ancok dan Suroso 2004) mengemukakan
bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk melihat
tingkat kadar religiusitas seseorang. Aspek-aspek itu antara lain:
a. Religious belief
Merupakan aspek ideologis yang memberikan gambaran
sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatis dari
agamanya, misalnya seseorang percaya akan adanya malaikat,
surge, neraka serta hal-hal lainnya yang bersifat dogmatic
b. Religious practice
Merupakan aspek ritual, yakni sejauh mana seseorang
menjalankan kewajiban-kewajiban ritual agamanya. Misalnya
sholat, puasa, zakat dan nilai-nilai terutama bagi umat islam.
c. Religious feeling
Merupakan aspek perasaan yaitu menggambarkan tetang
perasaan-perasaan keagamaan yang dialami oleh individu.
32
kekuatan dari doa, rasa syukurnya dan lain-lain yang berkaitan
dengan perasaan keagamaannya.
d. Religious knowledge
Merupkan aspek atau pengetahuan seseorang terhadap
ajaran-ajaran agamanya tentunya dengan pedoman pada kitab
suci dan karya lainnya dari Nabi atau ahli agama yang
acuannya kitab suci. Misal apakah makna dari hari raya idul
fitri, romadhon dan hal-hal lainnya.
e. Religious effect
Merupakan aspek konsekuensial, yakni mengungkap
tentang perilaku seseorang yang dimotivasi oleh ajaran
agama dalam kehidupannya sehari-hari. Perilaku ini lebih
bersifat hubungan horizontal yakni hubungan manusia
dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.
C. Hubungan antara Religiusitas dengan Kecemasan Premenopause
Dalam siklus kehidupan perempuan akan mengalami menopause
yang merupakan proses alami yang dialami setiap wanita, tetapi masa
menopause merupakan yang paling banyak dibicarakan, dipermasalahkan
dan membingungkan bagi sebagian wanita. Mengalami menopause berarti
memasuki masa tua, masa non produktif, masa tidak berguna lagi bagi
masyarakat, hal ini lama kelamaan menjadi beban bagi keluarga dan
masyarakat. wanita ada juga yang ketakutan menghadapi menopause
33
membuat mereka menjadi tidak menarik lagi, kesepian, tidak berdaya dan
tidak berguna.
Masa menopause, merupakan masa di mana seorang perempuan tidak
lagi mengalami menstruasi, berkurangnya kemampuan untuk bereproduksi
disertai dengan perubahan-perubahan kondisi tubuh. Hal tersebut membuat
seorang perempuan kita memasuki fase menopause mengalami
pergolakan-pergolakan, layaknya seorang anak yang memasuki masa
remaja yang mengalami masa peralihan. Mappine (1983) menuturkan
bahwa masa menopause merupakan masa peralihan yaitu dari masa
produktif menuju masa berkurangnya produktivitas seorang perempuan.
Perubahan tersebut adalah hal yang wajar, namun tidak jarang
menimbulkan gangguan pada diri seseorang menjelang menopause.
Greenblum, Rowe, Neff dan Greenblum (2012) dalam (Maftukhatus dan
Erika) mengatakan bahwa pada saat perempuan mengalami menopause
dapat mempengaruhi kualitas dalam hidupnya. Lebih dari 80% wanita
melaporkan menunjukkan gejala secara fisik maupun psikis pada saat
menjelang menopause dengan bermacam-macam level gangguan dan
mengganggu kehidupan. Gejala yang dialami pada saat menjelang
menopause memiliki variasi dan ada jarak antara gejala psikis dan
psikologis. Gejala fisik yang terlihat seperti berkeringat dimalam hari,
gangguan tidur, vagina kering, inkontensia urin, penurunan berat badan.
Gejala psikologis yang muncul pada wanita menjelang menopause adalah
34
Menurut Mustopo (dalam Putikah, 2010) kecemasan yang dirasakan
oleh seorang wanita itu sendiri berbeda-beda, bagi mereka yang tidak
menerima dengan realistis perubahan-perubahan tersebut maka akan
menibulkan perasaan khawatir, takut, bahkan cemas dengan datangnya
menopause, sehingga sering kali orang tersebut terlalu mengamati diri tua
dan akan menambah kecemasan mereka, pikiran dan penilaian diri telah
“loyo” dan tidak berarti lagi, tersisihkan dan terabaikan dari kehidupam
sosialnya.
Menurut Lazarus kecemasan adalah manifestasi dari berbagai emosi
yang bercampur baur, yang terjadi ketika individu sedang mengalami
tekanan perasaan yang tidak jelas objeknya, tekanan-tekanan batin ataupun
ketegangan mental yang menyebabkan individu kehilangan kemampuan
penyesuaian diri. Atkinson menyatakan kecemasan dapat timbul jika ego
menghadapi ancaman implus yang tidak dapat dikendalikan. Kecemasan
tidak selalu berdasarkan imajinasi individu. Kecemasan yang tidak
rasional ini biasanya disebabkan oleh ketakutan individu akan
ketidakmampuan diri sendiri.
Sendiony dalam Eka dan Falasifatul (2011) menyatakan bahwa
pengalaman agama dapat meingkatkan derajat kesejahteraan seseorang
sehingga bebas dari stress, kecemasan dan depresi, sedangkan Drajat
mengemukakan bahwa religiusitas dapat memberikan jalan bagi manusia
untuk mencapai rasa aman serta bebas dari rasa takut atau cemas dalam
35
Menurut salih bahwa cara yang efektif mengurangi rasa cemas adalah
dengan bergantung kepada Alloh SWT dan menyerahkan semua urusan
kepada Allah. Ketika individu menyadari bahwa Allah mampu melakukan
semuanya, dan Allah menyediakan pilihan untuk hamba-Nya dalam
menjalankan urusannya dengan cara yang telah ditetapkan, maka
hamba-Nya dapat menjalankan urusanya lebih baik.
D. Kerangka Teoritis/ Landasan Teoritis
Berikut ini adalah kerangka teoritis seseorang dapat mengalami
kecemasan premenopause yang disebabkan oleh religiusitas. Apabila
religiusitas rendah dapat mengakibatkan seseorang mengalami tingkat
kecemasan tinggi, sedangkan jika religiusitas tinggi maka tingkat
[image:47.595.120.513.276.633.2]kecemasan premenopause akan rendah.
Gambar 1
Skema kerangka teoritik
Sendiony dalam Eka dan Falasifatul (2011) menyatakan bahwa
pengalaman agama dapat meingkatkan derajat kesejahteraan seseorang
sehingga bebas dari stress, kecemasan dan depresi, sedangkan Drajat
mengemukakan bahwa religiusitas dapat memberikan jalan bagi manusia
Premnopause Religiusitas
Tinggi Rendah
36
untuk mencapai rasa aman serta bebas dari rasa takut atau cemas dalam
menghadapi persoalan hidup.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa wanita dapat
mengalami kecemasan premenopause apabila wanita tersebut memiliki
religiusitas yang rendah.
E. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori diatas, maka hipotesis yang diajukan
dan akan diuji kebenarannya dalam analisis uji statistik adalah: ada
hubungan antara religiusitas dengan kecemasan pada wanita
premenopause. Semakin tinggi religiusitas maka akan semakin rendah
kecemasan premenopause. Sebaliknya semakin rendah religiusitasnya
Bab 3
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Definisi Operasional 1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan semua hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel penelitian adalah setiap hal
dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh. Dinamakan
variabel karena nilai dari data tersebut beragam (Noor, 2011).
a. Variabel bebas : Religiusitas
b. Variabel tergantung : Kecemasan Premenopause
2 Definisi Operasional
a. Religiusitas
Religiusitas adalah keyakinan tentang keagamaan dan
kepercayaan seseorang dalam perilaku beribadah yang berarti
meliputi berbagai macam aspek kehidupan maupun
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan kepercayaan yang
dianutnya yakni agama Islam.
Berdasarkan definisi operasional maka penulis menyusun
dimensi dan indikator untuk mempermudah penyusunan aitem dan
38
a. Religious belief
Merupakan aspek ideologis yang memberikan gambaran
sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatis dari
agamanya, misalnya seseorang percaya akan adanya malaikat,
surga, neraka serta hal-hal lainnya yang bersifat dogmatic
Dalam hal ini wanita harus lebih yakin bahwa Allah akan
senantiasa membantu makhluknya dan tidak akan membiarkan
makhluknya mengalami kesusahan.
b. Religious practice
Merupakan aspek ritual, yakni sejauh mana seseorang
menjalankan kewajiban-kewajiban ritual agamanya. Misalnya
sholat, puasa, zakat dan nilai-nilai terutama bagi umat islam.
Dalam hal ini wanita agar selalu mengerjakan
kewajiban-kewajibannya dengan tertib. Dengan begitu ia akan lebih
merasa dekat kepada Allah dan rasa cemaspun tidak akan
mucul.
c. Religious feeling
Merupakan aspek perasaan yaitu menggambarkan tetang
perasaan-perasaan keagamaan yang dialami oleh individu.
Misal kedekatan dengan suatu Dzat Yang Maha Esa (Allah),
kekuatan dari doa, rasa syukurnya dan lain-lain yang berkaitan
39
Dalam hal ini wanita agar selalu berdoa dan bersyukur atas
apa yang ia miliki dan selalu berserah diri kepada Allah,
dengan demikian ia tidak perlu cemas terhadap apa yang akan
terjadi padanya.
d. Religious knowledge
Merupkan aspek atau pengetahuan seseorang terhadap
ajaran-ajaran agamanya tentunya dengan pedoman pada kitab
suci dan karya lainnya dari Nabi atau ahli agama yang
acuannya kitab suci. Misal apakah makna dari hari raya idul
fitri, romadhon dan hal-hal lainnya.
Dalam hal ini wanita agar terus mempelajari dan
memahami tentang pengetahuan-pengetahuan agamnya, agar ia
bisa menyikapi masalah saat datangnya menopause dengan
baik.
e. Religious effect
Merupakan aspek konsekuensial, yakni mengungkap
tentang perilaku seseorang yang dimotivasi oleh ajaran agama
dalam kehidupannya sehari-hari. Perilaku ini lebih bersifat
hubungan horizontal yakni hubungan manusia dengan sesama
dan lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini wanita harus selalu menerapkan ajaran-ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari, agar ia tidak salah
40
b. Kecemasan premenopause
Kecemasan premenopause adalah adalah perasaan gelisah
dan khawatir dari adanya perubahan fisik, psikis, sosial, maupun
seksual. Mereka sering merasa cemas berlebih atas perubahan yang
ada pada diri individu tersebut.
Berdasarkan definisi operasional maka penulis menyusun
dimensi dan indikator berdasarkan teori Blackburn dan Davidson
dalam Aqila (2012) untuk mempermudah penyusunan aitem dan
aspek yang akan diukur antara lain:
1) Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukkan
ketidaktenangan psikis, misalnya mudah marah dan persaan
sangat tegang.
Dalam hal ini wanita yang mengalami kecemasan
premenopause akan mengalami ketidak tenangan psikis, seperi
perasaat sangat tegang dan mudah marah.
2) Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, misalnya
khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, dan merasa tidak berdaya.
Dalam hal ini wanita yang mengalami kecemasan
premenopause akan mengalami ketidak tentuan pikiran, seperti
41
3) Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, misalnya
menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, dan ingin
melarikan diri dari kenyataan.
Dalam hal ini wanita yang mengalami kecemasan
premenopause akan termotivasi untuk melarikan diri dari
kenyataan dan menghindari situasi yang tidak sesuai
keinginannya.
4) Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali,
seperti gugup, kewaspadaan yang berlebih, sangat sensitif, dan
agtasi.
Dalam hal ini wanita yang mengalami kecemasan
premenopause akan sering merasa gelisah , gugup dan sangat
sensitif.
5) Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti
berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, dan mulut
kering.
Dalam hal ini wanita yang mengalami kecemasan
premenopause akan mengalami reaksi biologi yang tak
42
B. Populasi
Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh
elemen atau anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian
tau merupakan keseluruhan dari subjek penelitian (Noor, 2011).
Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah semua wanita usia
50-55 tahun yang memenuhi aspek premenopause di Desa Prambon
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Adapun aspek premenopause
meliputi:
1. Menstruasi tidak teratur
2. Hot Flashes(perasaan panas dari dada hingga wajah) 3. Night Sweat(keringat di malam hari)
4. Dryness vaginal(kekeringan pada vagina) 5. Mudah lupa dan mudah tersinggung
6. Insomnia(susah tidur) 7. Depresi (rasa cemas)
8. Fatigue(mudah lelah) 9. Perubahan fungsi seksual
[image:54.595.134.505.243.664.2]10.Inkontinensia Urin
Tabel 1
Jumlah wanita berumur 50-55 tahun
No Dusun Jumlah
1. Krajan 20
43
3. Jengrik 15
4. Wates 10
5. Bangunsari 12
6. Nglebak 15
Jumlah 89
Alasan peneliti mengambil subjek yang berumur 50-55 tahun
dikarenakan pada usia itu wanita sudah menampakkan dengan jelas
ciri-ciri akan datangnya menopause. Menurut Carol Wade dan Carol Tavris
biasanya menopause akan terjadi pada usia 45-55 tahun. Dari 89 subjek
itu, seluruhnya akan dijadikan responden dalam penelitian ini karena
subjek kurang dari 100 (Arikunto 2010).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan
menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono,2011).
Penelitian menggunakan metode angket (kuesioner) karena
beberapa pertimbangan, diantaranya:
1. Metode angket membutuhkan biaya yang relatif lebih murah
2. Terutama pada responden yang terpencar-pencar, metode ini dapat
44
3. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,
namun penggunaannya dapat berlangsung serempak
4. Metode ini relatif membutuhkan waktu yang sedikit
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelian ini
adalah dengan menggunkan kuesioner, yaitu kuesioner tentang skala
kecemasan premenopaus dan skala religiusitas.
Kuesioner religiusitas terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu “sangat
tidak setuju”,” tidak setuju”. “setuju”, “sangat setuju”. Begitu pula dengan
skala kecemasan premenopause terdiri dari empat pilihan yaitu “sangat
tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, “sangat setuju”. Dalam kuesioner
terdapat arahan mengenai cara menjawab kuesioner, responden diwajibkan
untuk memilih salah satu alternative jawaban dan juga mengisi lembar
identitas responden.
D. Validitas dan Reliabilitas 1 Validitas
Menurut Azwar (2003) Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermata suatu alat ukur
dalam melakukan tugasnya. suatu skala atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Standar pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas
45
dikatakan valid apabila memiliki indeks daya beda baik ≥ 0, 30.
Apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi
jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit kriteria dari
0,30 menjadi 0,25 atau 0,20. Adapun standar yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah 0,30.
Azwar (1997: 158), juga menyatakan bahwa uji validitas dikatakan
mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat. Syarat
bahwa item-item tersebut valid adalah nilai korelasi r hitung harus
positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dimana menggunakan
ketentuan df= N-2 dan pada penelitian ini karena responden N= 89,
berarti 89-2= 87 dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05%, maka
diperoleh r tabel = 0,207 menunjukan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat validitas adalah apabila nilai daya diskriminasi item atau r sama
dengan atau lebih dari 0,207. Jadi apabila korelasi antara butir dengan
skor total kurang dari 0,207 maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid atau tidak dapat digunakan sebagai instrumen
[image:58.595.109.519.152.748.2]
46
Tabel 2
Blue Print Try Out Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator
AITEM Jml Favorable Un Favorebel 1. Religious belief - Mempercayai adanya tuhan - Mempercayai adanya malaikat - Mempercayai
adanya surga dan neraka
- Mempercayai
adanya hari akhir
1,35 6 13,36 22 8 9 16 15 3 2 3 2 2. Religious practice - Menjalankan
sholat lima waktu dengan tertib
- Menjalankan puasa
ramdhan denga tertib
- Menjalankan puasa
sunah sesuai ajaran rasul - Menjalankan sunah-sunah rasul 4,37 33,38 18,39 32,40 7,10 2 12 34 4 3 3 3 3. Religious feeling
- Selalu bersyukur
atas apa yang di berikan oleh Allah SWT
- Selalu
mendekatkan diri kepada Allah 27,30,41 20,31,42 24,19 25,29 5 5 4. Religious knowledge - Mampu
memahami ajaran-ajaran agama
17,21 26,14 4
5. Religious effect - Mampu menerapkan ajaran-ajaran
agama dalam
kehidupan sehari-hari
3,11,28 5,23 5
JUMLAH
[image:59.595.139.478.189.762.2]
47
Tabel 3
Hasil Seleksi Aitem Skala Religiusitas pada Subjek Tryout
Aitem Corrected Item-Total Correlation Nilazi Koefisien Keterangan
1 0.683 ≥0.30 Valid
2 0.172 ≥0.30 Tidak Valid
3 0.75 ≥0.30 Valid
4 0.257 ≥0.30 Tidak Valid
5 0.234 ≥0.30 Tidak Valid
6 0.749 ≥0.30 Valid
7 0.064 ≥0.30 Tidak Valid
8 0.722 ≥0.30 Valid
9 0.712 ≥0.30 Valid
10 0.304 ≥0.30 Valid
11 0.62 ≥0.30 Valid
12 0.589 ≥0.30 Valid
13 0.672 ≥0.30 Valid
14 0.558 ≥0.30 Valid
15 0.571 ≥0.30 Valid
16 0.507 ≥0.30 Valid
17 0.614 ≥0.30 Valid
18 0.588 ≥0.30 Valid
19 0.493 ≥0.30 Valid
20 0.792 ≥0.30 Valid
21 0.637 ≥0.30 Valid
22 0.754 ≥0.30 Valid
23 0.367 ≥0.30 Valid
24 0.724 ≥0.30 Valid
25 0.662 ≥0.30 Valid
26 0.514 ≥0.30 Valid
27 0.817 ≥0.30 Valid
28 0.545 ≥0.30 Valid
29 0.533 ≥0.30 Valid
30 0.738 ≥0.30 Valid
31 0.838 ≥0.30 Valid
48
34 0.22 ≥0.30 Tidak Valid
35 0.73 ≥0.30 Valid
36 0.64 ≥0.30 Valid
37 0.439 ≥0.30 Valid
38 0.68 ≥0.30 Valid
39 -0.06 ≥0.30 Tidak Valid
40 0.249 ≥0.30 Tidak Valid
41 0.722 ≥0.30 Valid
[image:60.595.110.518.106.759.2]42 0.713 ≥0.30 Valid
Tabel 4
Blue Print Try Out Skala Kecemasan Premenopause
No Dimensi Indikator
AITEM Jml Favorable Un Favorebel 1. Suasana hati yang menunjukkan ketidaktenangan psikis
- Mudah marah
- Perasaan sangat
tegang 3,37 18 9 1 3 2 2. Pikiran yang tidak menentu
- Mudah khawatir
- Sulit konsentrasi
-
Membesar-besarkan masalah
- Merasa tidak
berdaya 7,38 2,39 4,40 14,41 23 11 20 19 3 3 3 3 3. Motivasi/ dorongan untuk mencapai sesuatu - Ketergantungan yang tinggi - Menghindari
situasi yang tidak nyaman
- Melarikan diri dari kenyataan 12,42 30,43 25,44 36 17 28 3 3 3 4. Perilaku gelisah - Gugup
- Kewaspaadn yang
berlebih - Sangat sensetif
49
- Mulut kering 32 34 2
JUMLAH
[image:61.595.137.479.240.741.2]46
Tabel 5
Hasil Seleksi Aitem Skala Kecemasan Premenopause pada Subjek Tryout
Aitem Corrected Item-Total Correlation Nilai Koefisien Keterangan
1 0.198 ≥0.30 Tidak Valid
2 -0.066 ≥0.30 Tidak Valid
3 -0.138 ≥0.30 Tidak Valid
4 0.174 ≥0.30 Tidak Valid
5 0.307 ≥0.30 Valid
6 0.289 ≥0.30 Tidak Valid
7 -0.33 ≥0.30 Tidak Valid
8 0.128 ≥0.30 Tidak Valid
9 -0.354 ≥0.30 Tidak Valid
10 0.335 ≥0.30 Valid
11 0.322 ≥0.30 Valid
12 0.352 ≥0.30 Valid
13 -0.23 ≥0.30 Tidak Valid
14 -0.066 ≥0.30 Tidak Valid
15 0.213 ≥0.30 Tidak Valid
16 -0.019 ≥0.30 Tidak Valid
17 0.115 ≥0.30 Tidak Valid
18 0.306 ≥0.30 Valid
19 -0.161 ≥0.30 Tidak Valid