• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI ANTARA PEMIKIRAN MUHAMMAD SHAHRUR DAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG NUSHUZ SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI ANTARA PEMIKIRAN MUHAMMAD SHAHRUR DAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG NUSHUZ SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI ANTARA PEMIKIRAN MUH}AMMAD

SHAH}RU>R DAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG

NUSHU>Z

SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI

PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

SKRIPSI

Oleh: Nala Nirmaya NIM. C71211175

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Ahwal Al Syakhsiyyah Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Antara Pemikiran Muh}ammad Sh}ahru>r Dan Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya

Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga”, merupakan hasil

penelitian pustaka yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan: a) bagaimana pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga?, b) bagaimana persamaan dan perbedaan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga?, c) bagaimana kelebihan dan kekurangan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga?.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik analisis komparatif, untuk menjelaskan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya. Setelah itu mengkomparasikan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan terhadap pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin terkait konsep nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Pola pikir yang digunakan adalah deduktif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r tentang nushu>z adalah keluar dari garis kepemimpinan dengan kasih dan sayang, yakni otoriter dan kesewenang-wenangan pendapat. Kemudian pada langkah ketiga dalam penyelesaian nushu>z isteri adalah memblokade kekuasaannya dengan menarik hak kepemimpinannya. Selanjutnya, ketika isteri menerima atau menolak perlakuan nushu>z atau i’ra>d dari sang ba’l adalah perdamaian antara keduanya. Sedangkan pemikiran Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z adalah gangguan keharmonisan perkawinan. Kemudian pada langkah ketiga dalam penyelesaian nushu>z adalah penyusahan hati. Persamaan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin dalam memahami nushu>z adalah keduanya saling mendukung adanya kesetaraan jender dan keadilan jender antara laki-laki dan perempuan dalam menjalankan hak dan kewajiban di lingkup keluarga dan masyarakat. Kemudian, dalam penyelesaian nushu>z pada tahap ketiga saling meniadakan pemukulan, yang keduanya anti kekerasan. Perbedaan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin terletak pada deskripsi nushu>z serta penyelesaiannya tahap ketiganya. Kelebihan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin terletak pada mengakui atau tidak mengakui adanya (QS. an-Nisa>’: 34) yang mengatur tentang nushu>z isteri serta penyelesaiannya dan (QS. an-Nisa>’: 128) yang mengatur tentang nushu>z suami serta penyelesaiannya. Kekurangan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin terletak pada metodenya yang mempengaruhi hasil pemikirannya.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah ... 11

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Kajian Pustaka ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 17

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 18

G. Definisi Operasional ... 18

H. Metode Penelitian ... 20

I. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II PEMIKIRAN MUH{AMMAD SHAH{RU>R TENTANG NUSHU>Z SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ... 25

A. Sketsa Kehidupan Muh}ammad Shah}ru>r ... 25

1. Biografi Intelektual Muh}ammad Shah}ru>r ... 26

(7)

B. Metodologi Istinbat} Hukum Muh}ammad Shah}ru>r ... 35

C. Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga . ... 44

BAB III PEMIKIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG NUSHU>Z SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ... 56

A. Sketsa Kehidupan Amina Wadud Muhsin ... 56

1. Biografi Intelektual Amina Wadud Muhsin ... 56

2. Karya Amina Wadud Muhsin ... 59

B. Metodologi Istinbat} Hukum Amina Wadud Muhsin ... 62

C. Pemikiran Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 73

BAB IV KOMPARASI ANTARA PEMIKIRAN MUH}AMMAD SHAH}RU>R DAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG NUSHU>Z SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ... 80

A. Persamaan Antara Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r Dan Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 80

B. Perbedaan Antara Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r Dan Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 84

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Hubungan suami isteri dalam rumah tangga tidak terlepas dari hak dan kewajiban. Hak ialah sesuatu yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh suami atau isteri yang diperolehnya dari hasil perkawinan. Hak juga dapat dihapus apabila yang berhak rela, jika haknya tidak dipenuhi atau dibayar oleh pihak lain. Sedangkan kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh salah seorang suami isteri untuk memenuhi hak dari pihak lain.1

Namun, dalam keadaan tertentu hubungan suami isteri tidak selamanya harmonis, ini disebabkan karena perbedaan wilayah implementasi dan operasionalnya suatu hak dan kewajiban suami isteri dalam mengorganisasikannya, sehingga tidak dapat saling berpartisipasi antara keduanya. Hal tersebut mengakibatkan tidak berjalannya aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt., bagi kehidupan suami isteri dalam bentuk hak dan kewajiban yang semestinya harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, sehingga menghendaki adanya perceraian. Dalam hal ini, Islam tidak membenarkan putusnya perkawinan. Jadi, sangat diperlukan cinta lahir bathin antara pasangan suami isteri.2 Oleh karena itu, alangkah baiknya segala sesuatu yang

1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), 190.

2 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada

(10)

2

terjadi dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami isteri.3

Nushu>z yang terjadi dalam hubungan perkawinan adalah ketidakpatuhan salah satu pasangan terhadap apa yang seharusnya dipatuhi dan atau rasa benci terhadap pasangannya, sehingga menimbulkan kerenggangan hubungan rumah tangga antara keduanya. Nushu>z dapat berbentuk perkataan atau perbuatan dan dapat datang dari pihak suami ataupun pihak isteri. Bentuk nushu>z perkataan dari pihak isteri seperti menjawab secara tidak sopan terhadap pembicaraan suami yang lemah lembut, sedangkan dari pihak suami adalah memaki-maki dan menghina isterinya. Bentuk nushu>z perbuatan dari pihak isteri, seperti tidak mau pindah ke rumah yang telah disediakan oleh suaminya, enggan melakukan apa yang diperintahkan suami, dan keluar tanpa seizin suami, sedangkan dari pihak suami adalah mengabaikan hak isteri atas dirinya, berfoya-foya dengan perempuan lain dan menganggap rendah terhadap isterinya.4 Nushu>z isteri ditegaskan dalam al-Qur’a>n surat an-Nisa>’ ayat 34 yaitu:

                                                         

3 Muhammad Syaifuddin, et al, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 386.

4 Abdul Aziz Dahlan, et al, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve,

(11)

3

Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan,

oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan yang s}aleh, ialah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nushu>z-nya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”5

Terdapat juga dalam h}adith Nabi Saw. yang menyatakan sebagai berikut:

اَنَ ثَدَح

َُم

اَََن ُ ُن ُدَد

اَنَ ثَدَح

ُ ُنِإ

،ٍيِدَع َِِأ

ُ َع

َِِأ ُ َع ،َناَدُيَلُس ُ َع ،َةَبُعُش

مِزاَح

،

ِِأ ُ َع

ُهُنَع ُها َيِضَ َةَرُ يَرُ

،

َِِِنلا ِ َع

َمَلَس َو ِهُيَلَع ُها ىَلَص

َلاَق

:

لا اَعَد اَذِإ

َر

ُمِا ُلُج

َأَر

ِهِشاَرِف ََِإ ُهَت

،

ُتَنَأَف

َءُيَِ

ا اَهُ تَنَعَل ،

َ

ل

َحِبُصُت َََح ُةَكِئ ََ

.

Atinya: “Muh}ammad bin Bashsha>r dan Ibn Abi> ‘Adiy menceritakan kepada kami dari Shu’bah dari Sulaima>n dari Abi> H}a>zim dari Abi> Hurayrah r.a. Rasulullah Saw. bersabda: apabila suami mengajak isterinya ke tempat tidurnya kemudian isteri tersebut enggan atau menolak ajakan suami sehingga suami marah karena hal tersebut, malaikat melaknat isteri sampai s}ubuh.”6

Dari ayat di atas, para ulama mengartikan nushu>z isteri adalah kedurhakaan atau ketidakpatuhan isteri terhadap suaminya karena tidak menjalankan kewajibannya sebagai isteri.7 Jika terlihat tanda-tanda nushu>z isteri, maka suami mempunyai hak untuk memberikan pelajaran kepada isterinya. Pertama, nasehat, petunjuk dan peringatan tentang ketakwaan kepada Allah Swt., serta hak dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga

5 Kementerian Agama RI, al-Qur'a>n dan Terjemahnya, (Bandung: CV Media Fitrah Rabbani,

2009), 84.

6 Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h}Bukha>ri>, h}adith no.3237, (Beirut: Da>r al-Khotob al-Ilmiyah, 1971), 978.

7 Wahbah Az-Zuhaili>, Fiqh Islam wa Adillatuhu>, alih bahasa Abdul Hay>ie al-Khat>ani, et al., Fiqih

(12)

4

dengan cara bijaksana dan lemah lembut. Jika gagal, kedua, pisah tempat tidur dan tidak saling bertegur sapa dan hanya diperbolehkan selama tiga hari tiga malam. Apabila belum juga berhasil. Ketiga, pukullah, dengan pukulan yang tidak keras, tidak membahayakan, dan tidak sampai melukainya dengan syarat sebagai usaha memperbaiki sikapnya dan menyadarkannya.8 Langkah-langkah di atas juga terdapat dalam h}adith Nabi Saw. yang berbunyi:

ُوُ نَأ اَنَ ثَدَح

َةَبُيَش َِِأ ُ ُن ِرُكَن

ا اَنَ ثَدَح

ُُل

ُ ُن َُُُي

ِلَع

ٍي،

َةَدِئاَز ُ َع

،

ِبُيِبَش ُ َع

ا

ِ ُن

ا َةَدَقُرَغ

ِيِقِ اَبُل

،

ُس ُ َع

ا ِ ُن َو ِرُدَع ِ ُن َناَدُيَل

َُل

ِ َوُح

.

ِبَأ َِِثَدَح

ِح َدِهَش ُهَنَأ

ِلُوُسَ َعَم ِعاَدَوُلا َةَج

ُها ىَلَص ِها

َو ِهُيَلَع

َس

َمَل.

َف

َها َدِدَح

َو

ِهُيَلَع َُِ ثَأ

،

َرَكَذَو

َلاَق َُُ ،َظَعَوَو

:

ُوَ تُسِا

ُص

َيِنلاِن اُو

َدُنِع َ ُهَ نِإَف اًرُ يَخ ِءا

ُمُك

ناَوَع

.

ُكِلََُ َسُيَل

ِم َنُو

ًئُيَش َ ُهُ ن

َذ َرُ يَغ ا

َكِل

.

ِن َُُِتُأَي ُنَا َاإ

َف

ةَنِ يَ بُم ةََِحا

.

ُرُجُاَف َ ُلَعَ ف ُنِإَف

و

ِف َ ُ

ُنِرُضاَو ِع ِجاَضَدُلا

و

ًنُرَض َ ُ

ا

حِرَ بُم َرُ يَغ

.

ََُيِبَس َ ِهُيَلَع اُوُغُ بَ ت َََف ُمُكَنُعَطَأ ُنِإَف

.

ُ ِم ُمُكَل َنِإ

َع ُمُكِئاَيِنِلَو اًقَح ُمُكِئاَيِن

اًقَح ُمُكُيَل

.

قَحاَمَأَف

َيِن ىَلَع ُمُك

ِطُوُ ي َََف ،ُمُكِئا

ُئ َ

َم ُمُكَشُرُ ف

ُ

َت

َنُوَُرُك

.

ِف َنَذُأَي َاَو

ُ ن

َنُوَُرُكَت ُ َدِل ُمُكِتُوُ ي

.

َاَأ

،

ُمُكُيَلَع َ ُه قَحَو

ِف َ ِهُيَلِإ اُوُ نِيُُ ُنَأ

َ َِِِوُيِك

َو

َ ِهِماَعَط

.

Artinya : “Abu Bakar bin Abi> Shaybah dan Husain bin ‘Ali> menceritakan

kepada kami dari Za>idah dari Shabi>b Ibn Ghorqadah al-Ba>riqi> dari Sulaima>n bin ‘Amr bin Ahwashi yang menghadiri Haji Wada>’ bersama Rasulullah Saw. kemudian memuji Allah dan Rasul-Nya yang telah mengingatkan dan menasehati, yang bersabda: hendaklah kalian berwasiat baik-baik kepada perempuan, karena mereka ini ibarat tawanan ditanganmu. Kamu tidak berkuasa kepada mereka sedikitpun lebih dari itu, kecuali kalau mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Jika mereka berbuat demikian, maka tingalkanlah mereka ditempat tidurnya dan pukullah dengan pukulan yang tidak keras. Jika mereka taat kepada kalian, maka janganlah mencari-cari alasan (kesalahan) terhadap mereka. Sesungguhnya kalian punya hak terhadap isteri-isteri kalian, dan mereka punya hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka

(13)

5

tidak boleh memasukkan orang yang kalian benci kedalam rumah. Dan hak mereka kepada kalian adalah kalian memberi pakaian dan makanan kepada mereka dengan baik.”9

Para ulama fiqh membatasi bagian yang dihindari saat melakukan pemukulan, yaitu:

1. Bagian muka, karena muka adalah bagian tubuh yang paling dihormati. 2. Bagian perut dan bagian tubuh yang lain yang dapat menyebabkan

kematian, karena pemukulan itu bukan bermaksud untuk mencederai. 3. Memukul hanya pada satu tempat, karena akan menambah rasa sakit dan

akan memperbesar kemungkinan timbulnya bahaya.10 Hal ini berdasarkan h}adith Nabi Saw. yaitu:

َح

َفُسُوُ ي ِ ُن ُدَدَُم اَنَ ثَد

:

ُناَيُفُس اَنَ ثَدَح

،

،ِهيِنَا ُ َع ، ماََِ ُ َع

َةَعُمَز ِ ُن ِهاِدُبَع ُ َع

َِِِنلا ِ َع ،

َلاَق َمَلَسَو ِهُيَلَع ُها ىَلَص

:

َُي َا

ِل ُد

ُمُكُدَحَأ

ِدُبَعُلا َدُلَج ُهَتَأَرُمِا

،

َُي َُُ

ا

ُعِم

ه َا

ِف

ِمُوَ يُلاِرِخَا

.

Artinya: “Muh}ammad bin Yu>suf dan Sufya>n menceritakan kepada kami dari Hisha>m dari Ayahnya dari ‘Abdullah bin Zam’ah dari Nabi Saw. beliau bersabda: tidak boleh seorang suami memukul isterinya, sebagaimana memukul seorang budak, kemudian pada hari sesudahnya mencampuri isterinya itu.”11

Jika akibat dari pemukulan, isteri meninggal. Menurut madhhab Maliki> dan Hanbali> tidak ada qis}a>s}. Sedangkan madhhab Hanafi> dan Shafi’i> ada qis}a>s} karena suami mengabaikan syarat pemukulan. Jumhur Ulama dalam memulai tindakan yang diambil suami untuk memperbaiki isteri yang nushu>z dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pertama, kelompok madhhab Hanbali> berpendapat tindakan harus berjenjang (bertahap), sesuai dengan tingkat

9 Ibn Ma>jah, Sunan Ibn Ma>jah, h}adith no. 1851, (Riyad: Da>r as-Sala>m, 2008), 9.

10 Wahbah Az-Zuhaili>, Fiqh Islam wa Adillatuhu>>, alih bahasa Abdul Hay>ie al-Khat>ani, et al.,

Fiqih Islam, Jilid 9 ..., 308.

(14)

6

nushu>z-an isteri dan kelompok kedua yaitu kelompok Imam ash-Shafi’i> dan Imam an-Nawawi> berpendapat huruf (و) tidak menghendaki adanya urutan. Dengan demikian, suami boleh memilih salah satu di antara ketiga tindakan tersebut atau menggabungkannya.12

Selain itu, para ulama madhhab sepakat, manakala isteri yang nushu>z dalam artian tidak memberikan kesempatan kepada suami untuk menggaulinya dan ber-h}alwa>t dengannya tanpa adanya alasan yang berdasarkan shara>’ maupun rasio maka tidak berhak atas nafkah. Akan tetapi,

Shafi’i> dan Hanafi>> berbeda pendapat dalam merumuskan kriteria nushu>z isteri

yang berakibat pada kewajiban suami untuk tetap memberikan nafkah. Hanafi> berpendapat manakala isteri mengeram dalam rumah suaminya, dan tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya, maka isteri masih disebut patuh (mut}i>’ah), sekalipun tidak bersedia dicampuri tanpa dasar shara>’ yang benar dan isteri masih berhak atas nafkah, sebab keharusan memberikan nafkah adalah beradanya wanita di rumah suaminya. Persoalan ranjang dan hubungan seksual tidak ada hubungannya dengan kewajiban nafkah. Sedangkan Shafi’i> berpendapat manakala sekedar kesediaan digauli dan ber-h}alwa>t, sama sekali belum dipandang cukup kalau isteri tidak menawarkan dirinya kepada suami seraya mengatakan dengan tegas “aku menyerahkan diriku kepadamu”.13

Berbeda dengan konsep nushu>z Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin. Nushu>z menurut Muh}ammad Shah}ru>r adalah keluar dari garis kepemimpinan dengan kasih dan sayang, yakni otoriter dan

12 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam ...,1355.

(15)

7

wenangan pendapat. Adapun nushu>z isteri menurut Muh}ammad Shah}ru>r adalah seorang isteri yang bertindak otoriter, sewenang-wenang, tidak sabar, tinggi hati dan tidak lapang dada. Beliau juga memberikan penyelesaiannya. Pertama, nasehat dan perkataan yang mulia. Kedua, dengan pisah ranjang, apabila tidak berguna sama sekali, maka ketiga, yaitu id}ribuhunna dalam arti memblokade kekuasaannya dengan menarik hak kepemimpinannya.14

Sedangkan nushu>z menurut Amina Wadud Muhsin adalah gangguan keharmonisan perkawinan. Beliau juga memberikan penyelesaiannya. Pertama, nasehat antara suami dan isteri, maupun antara suami-isteri dan bantuan penengah. Jika pembicaraan terbuka gagal, maka solusi yang lebih tegas kedua, pemisahan. Kalau sudah melampaui batas, maka tindakan yang pamungkas ketiga, penyusahan hati.15

Adapun nushu>z suami yang ditegaskan dalam al-Qur’a>n surat an-Nisa>’ ayat 128 yaitu:

                                         

Artinya: “Dan jika seorang perempuan khawatir akan nushu>z atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan

14 Muh}ammad Shah}ru>r, N}ahw Us}u>l Jadi>dah Li al-Fiqih al-Isla>mi, alih bahasa Sahiron Syamsuddin

dan Burhanuddin, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004), 452.

15Amina Wadud Muhsin, Qur’an and Woman: Reading the Sacred Text from a Woman’s

Perspective, alih bahasa Abdullah ‘Ali>, Qur’a>n Menurut Perempuan – Membaca Kembali Kitab

(16)

8

isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nushu>z dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”16

Terdapat juga dalam h}adith Nabi Saw. sebagai berikut:

م َََس ُ ُنا اَنّ ثَدَح

:

َةَيواَعُمُوُ نَأ اَنُرَ بُخَأ

،

ُ َع ،ِهُيِنَأ ُ َع ، ماََِ ُ َع

َهُ نَع ُها َيِضَ َةََِئاَع

ا

(

ةَأَرُما ِنِإَو

ًزُوَُُن اَهِلُعَ ن ُ ِم ُتَفاَخ

ا

َرُعِإُوَأ

اًض

)

ُتَلاَق

:

ا َيِ

ُةَأُرَدُل

َدُنِع ُنُوُكَت

اَهُ نَم ُرِثُكَتُيَي َا ِلُجَرلا

،

ُدُيَُُِ ف

اَهَ ق َََط

،

ََرُ يَغ ُجَوَزَ تَ يِو

ُهَل ُلُوُقَ ت ،ا

:

َو ُُِِكِيُمَأ

َا

َتُنَأَف ،يَُُِغ ُجَوَزَ ت َُُ ،ُُِِقَلََُت

ِةَقَفَ نلا َ ِم ٍلِح َُف

، ِِ ِةَدُيِقُلاَو َيَلَع

ُلُوَ ق َكِلاَذَف

ََاَعَ ت ُه

( :

َف

اَدِهُيَلَع َحاَنُج ََ

ُي ُنَأ

ُص

َِلا

صلاَو اًحُلُص اَدُهَ نُ يَ ن ا

ُحُل

رُ يَخ

.)

Artinya: “Ibnu Sala>m dan Abu Mu’a>wiyah menceritakan kepada kami

dari Hisha>m dari Ayahnya dari ‘A>ishah r.a., berkata: (dan jika seorang wanita khawatir akan nushu>z atau sikap tak acuh dari suaminya), bahwa keadaan seorang isteri waktu suaminya tidak memperhatikannya lagi dan bermaksud menceraikannya dan menikah lagi, maka isteri tersebut berkata: tahanlah diriku dan janganlah menceraikanku, kemudian nikahilah yang lain, tanpa melupakan nafkah dan bagian (giliran) bagiku. Kemudian berkata: maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik.”17

Para ulama mengartikan nushu>z suami adalah sikap tak acuh atau sikap keangkuhan suami kepada isterinya yang mengakibatkan ia meremehkan isterinya dan menghalangi hak-haknya.18 Jika terlihat tanda-tanda nushu>z suami, maka isteri segeralah untuk mengadakan perdamaian, artinya isteri

16 Kementerian Agama RI, al-Qur'a>n dan Terjemahnya ..., 99.

17 Al-Bukhari>, S}ah}i>h}Bukhari>, h}adith no. 2450 ..., 980.

18 M. Quraish Shiha>b, Tafsir al-Misbah - Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’a>n, Volume 2

(17)

9

merelakan dengan menggugurkan sebagian hak-haknya demi menyenangkan suami dan keharmonisan rumah tangganya.19

Menurut Muh}ammad Shah}ru>r manakala isteri khawatir terhadap sang penopang dan pemimpin keluarganya akan munculnya dua sifat, yaitu:

1. Nushu>z yaitu jika seorang suami bertindak dengan angkuh, tinggi hati dan otoriter yang membatasi seluruh kekuasaan hanya berada pada tangan suami, sehingga isteri tidak mempunyai hak apapun dalam segala hal, baik hal-hal yang kecil maupun hal-hal yang besar, kecuali didahului dengan izin yang tegas.

2. I’ra>d yaitu jika seorang suami yang mengabaikan urusan-urusan rumah dan

anak-anaknya, tidak memikirkan apapun, berpaling dari seluruh tanggung-jawabnya dan membiarkan bahtera rumah tangganya terombang ambing, serta menyibukkan dirinya dengan kepentingannya sendiri, pesta pora, studi, atau yang lainnya.

Jika kekhawatiran perempuan terbukti, maka tidak ada pilihan bagi isteri, kecuali salah satu di antara dua hal yaitu pertama, menerima terhadap apa yang terjadi. Kedua, menolak apa yang terjadi, dalam keadaan demikian seharusnya yang dilakukan olehnya yaitu perdamaian antara keduanya. Sebab, dalam perdamaian terdapat kebaikan.20

Berangkat dari konsep nushu>z serta penyelesaiannya di atas, hal ini masih menjadi perdebatan kontraproduktif karena sangat sensitif dengan keberadaan

19 Sayyid Sabiq, Fiqh al- Sunnah, alih bahasa Muh}ammad T{alib, Fikih Sunnah, Jilid 8, (Bandung:

al-Ma’arif, 1990), 113.

20 Muh}ammad Shah}ru>r, N}ahw Us}u>l Jadi>dah Li al-Fiqih al-Isla>mi, alih bahasa Sahiron Syamsuddin

(18)

10

hati dan perasaan seseorang. Konsep nushu>z serta penyelesaiannya menurut para ulama terdahulu jika diterapkan oleh pasangan suami isteri dalam rumah tangga akan sulit dipahami dan dimengerti, yang ada akan menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga.

Persoalan kekerasan dalam rumah tangga juga bukan hal baru, bahkan ini sering terjadi dalam realita kehidupan rumah tangga. Karena sifatnya yang tertutup dan dirahasiakan, maka dari itu permasalahannya tidak banyak untuk diketahui. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan operasional dan wilayah akses dalam menjalankan hak dan kewajiban dalam rumah tangga antara

suami yang sebagai “kepala rumah tangga” dan isteri yang sebagai “ibu rumah

tangga”, yang tanpa disadari telah dijadikan kesewenang-wenangan untuk

melakukan perbuatan kekerasan yang melukai atau menyakiti hati suami atau isteri. Dalam hal ini, Islam tidak mengajarkan adanya kekerasan dalam hubungan perkawinan, itu hanyalah perselisihan keluarga sebagaimana lazimnya sebuah keluarga yang dapat diatasi dan dirukunkan kembali.21

Persoalannya adalah bagaimana pengertian yang tepat tentang wacana nushu>z dalam kehidupan rumah tangga?. Dan bagaimana penyelesaian nushu>z suami dan nushu>z isteri yang tanpa menimbulkan adanya kekerasan dalam rumah tangga?. Dalam hal ini, Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin mempunyai pengertian lain tentang nushu>z, baik nushu>z suami maupun nushu>z isteri serta penyelesaian keduanya yang dapat dimungkinkan memberikan solusi baru terhadap kehidupan rumah tangga pasangan suami

21 Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Dalam Perspektif

(19)

11

isteri ketika menghadapi ke-nushu>z-an masing-masing. Sehingga dapat dijadikan sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Dari pemaparan di atas, telah mendorong penulis untuk mengkaji, membandingkan dan menganalisa lebih lanjut tentang konsep nushu>z serta penyelesaiannya menurut pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin, yang penulis formulasikan dalam judul “Studi Komparasi Antara Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r Dan Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga”

yang akan ditulis dalam bentuk karya tulis ilmiah yang disebut Skripsi.

B.Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. 2. Persamaan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud

Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

(20)

12

4. Kelebihan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

5. Kekurangan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah agar terfokus dalam pembahasan dalam judul “Studi Komparasi Antara Pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r Dan Amina Wadud Muhsin Tentang Nushu>z Serta Penyelesaiannya Sebagai Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga”,

yang meliputi:

1. Konsep nushu>z serta penyelesaiannya menurut pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Persamaan dan perbedaan konsep nushu>z serta penyelesaiannya antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

(21)

13

C.Rumusan Masalah

Terkait dengan batasan masalah di atas, penulis meringkas dalam sebuah rumusan masalah di antaranya :

1. Bagaimana pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga ? 2. Bagaimana pemikiran Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta

penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga ? 3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara pemikiran Muh}ammad

Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga ?

4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga ?

D.Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi singkat tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan penelitian ini tidak ada pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian tersebut.22 Dengan demikian kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis yang berkaitan dengan masalah penelitian.23

22Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas

Syari’ah, 2014), 8.

(22)

14

Penelitian yang berjudul studi komparasi antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga secara khusus belum pernah ada dipenelitian sebelumnya. Namun, secara umum terdapat beberapa penelitian tentang nushu>z serta penyelesaiannya dalam bentuk karya tulis sebelumnya. Adapun skripsi yang membahas tentang nushu>z, di antaranya adalah:

“Kontroversi Imam Ash Syafi’i> dan Imam Abu Hanifah Tentang Kriteria

Nushu>z Isteri Dan Implikasinya Terhadap Kewajiban Suami Dalam Rumah Tangga” dalam bentuk karya tulis ilmiah, berupa Skripsi dengan nama

Muh}ammad Ka’bil Mubarok (C01399163). Persoalan yang termuat dalam

rumusan masalah yaitu bagaimana kriteria nushu>z isteri dan implikasinya

terhadap kewajiban suami dalam rumah tangga menurut Imam Ash Syafi’i> ?,

bagaimana kriteria nushu>z isteri dan implikasinya terhadap kewajiban suami dalam rumah tangga menurut Imam Abu Hanifah ?, dan bagaimana

kontroversi Imam Ash Syafi’i> dan Imam Abu Hanifah tentang kriteria nushu>z

(23)

15

isteri yang nushu>z dengan alasan seorang isteri berada di dalam rumah suaminya. Hal ini yang masih menjadi kontroversi yaitu tentang kriteria nushu>z isteri menurut Imam Ash Shafi’i> berbeda dengan Imam Abu Hanifah yang masing-masing pendapat memliki relevansi.24

Selanjutnya, “Analisis Terhadap Pemikiran Amina Wadud Tentang

Nushu>z Ditinjau Dari Maslah}ah Mursalah” dalam bentuk karya tulis ilmiah,

berupa Skripsi dengan nama Nurul Qalyubi (C01302019). Permasalahannya adalah Amina Wadud mengartikan nushu>z adalah gangguan keharmonisan rumah tangga dan ini berbeda sekali dengan para ulama pada umumnya. Sehingga menimbulkan pertanyaan yang termuat dalam rumusan masalah yaitu bagaimana pemikiran Amina Wadud tentang nushu>z ?, apa yang melandasi pemikiran Amina Wadud tentang nushu>z ?, dan bagaimana tinjauan maslah}ah mursalah terhadap pemikiran Amina Wadud tentang nushu>z ?. Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut peneliti memberikan jawaban dengan menggunakan pisau analisis maslah}ah mursalah sehingga peneliti menemukan beberapa kemaslahatan terhadap pemikiran Amina Wadud yang netral gender, khususnya tentang nushu>z. Dalam hal ini, persoalan nushu>z tidak dapat dimonopolikan kepada perempuan saja karena laki-laki juga bisa nushu>z. Oleh karena itu, suami tidak boleh kesewenang-wenangan melakukan

24Muh}ammad Ka’bil Mubarok, Kontroversi Imam Ash-Shafi’i> Dan Imam Abu Hanifah Tentang Kriteria Nushu>z Istri Dan Implikasinya Terhadap Kewajiban Suami Dalam Rumah Tangga,

(24)

16

kekerasan terhadap isteri. Sebab, nushu>z hanyalah persoalan rumah tangga yang dapat dipecahkan tanpa melakukan kekerasan.25

Berikutnya, “Dimensi Misogini Dalam Konsep Fiqh Tentang Nushu>z” dalam bentuk karya tulis ilmiah, berupa Skripsi dengan nama Eva Widyawati (C01301023). Persoalan nushu>z mayoritas dalam kitab fiqh sering diidentikkan dengan ketidakpatuhan isteri terhadap suaminya dan ayat-ayat teks ajaran agama Islam sering kali disalahterjemahkan dengan mengindikasikan adanya diskriminasi terhadap perempuan. Berangkat dari beberapa hal tersebut terdapat pertanyaan yang dijadikan sebagai rumusan masalah yaitu bagaimana konsep fiqh tentang nushu>z ?, dan bagaimana faktor penyebab adanya dimensi misoginis dalam memahami konsep fiqh tentang nushu>z ?. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwasannya nushu>z dalam konteks fiqh mayoritas mengindikasikan sebagai kedurhakaan seorang isteri terhadap suaminya serta penyelesaian yang sedemikian rupa. Akan tetapi, berbeda sekali dengan konsep nushu>z suami serta penyelesaiannya. Hal ini dapat dikatakan terdapatnya konsep nushu>z yang mengandung dimensi misogini antara laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab di antaranya adalah kuatnya budaya patriarkhi dalam fiqh yang dapat menyebabkan pandangan merendahkan kaum perempuan, adanya

25 Nurul Qalyubi, Analisis Terhadap Pemikiran Amina Wadud Tentang Nushu>z Ditinjau Dari

(25)

17

pemahaman dan penafsiran yang keliru terhadap teks ajaran agama Islam, dan adanya pandangan yang masih bias gender.26

Pada pembahasan skripsi ini, penulis meneliti tentang pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam persoalan ini, Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin mempunyai pengertian lain tentang konsep nushu>z serta penyelesaiannya yang dapat dijadikan sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut.

E. Tujuan Penelitian

Berhubungan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin, meliputi sketsa kehidupannya, metodologi istinbat} hukumnya dan konsep nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Untuk mendeskripsikan serta menganalisa persamaan dan perbedaan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

26 Eva Widyawati, Dimensi Misogini Dalam Konsep Fiqih Tentang Nushu>z, (Skripsi

(26)

18

3. Untuk melukiskan serta menganalisa kelebihan dan kekurangan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna baik dari aspek teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk memperluas pengetahuan dalam bidang hukum, khususnya di bidang hukum perkawinan dan keluarga Islam.

2. Aspek praktis, penelitian ini setidaknya mampu mejadi bahan acuan atau langkah baru bagi pembaca dalam memahami konsep nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, dan dapat dijadikan sebagai pedoman dan dasar bagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji penelitian serupa yang lebih mendalam.

G.Definisi Operasional

(27)

19

1. Komparasi: perbandingan.27 Dalam penelitian ini membandingkan

pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Pemikiran: proses atau cara dan atau perbuatan memikir seseorang dalam

memecahkan suatu permasalahan.28 Yang dimaksud adalah pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin.

3. Muh}ammad Shah}ru>r: nushu>z adalah keluar dari garis kepemimpinan dengan

kasih dan sayang, yakni otoriter dan kesewenang-wenangan pendapat.29

4. Amina Wadud Muhsin: nushu>z adalah gangguan keharmonisan

perkawinan.30

Berdasarkan pada judul skripsi yang secara definisi operasional telah dijelaskan di atas, penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan dan membandingkan persamaan dan perbedaan, serta kelebihan dan kekurangan antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

27 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: ARKOLA, 1994),

325.

28 Yuliani Liputo, Kamus Filsafat, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 683.

29 Muh}ammad Shah}ru>r, N}ahw Us}u>l Jadi>dah Li al-Fiqih al-Isla>mi, alih bahasa Sahiron Syamsuddin

dan Burhanuddin, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer ..., 453.

30 Amina Wadud Muhsin, Qur’an and Woman: Reading The Sacred Text From a Woman’s

Perspective, alih bahasa Abdullah ‘Ali>, Qur’a>n Menurut Perempuan – Membaca Kembali Kitab

(28)

20

H.Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran melalui cara pemecahan masalah dengan mencari jawaban atas permasalahan yang belum diketahui atau yang sudah diketahui, bisa jadi dengan adanya penelitian akan menemukan sesuatu peristiwa yang baru. Tujuan penelitian adalah suatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti yang nantinya diuraikan dalam pembahasan hasil penelitian. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan untuk menghasilkan kegunaan tertentu.31

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bersifat analisis komparatif. Sehubungan dengan penelitian ini, penulis memaparkan langkah-langkah yang dilakukan guna memperoleh hasil yang sesuai, yaitu:

1. Data Yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan oleh penulis untuk menjawab masalah dalam penelitian ini antara lain:

a. Data tentang nushu>z serta penyelesaiannya menurut pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

b. Data tentang nushu>z serta penyelesaiannya menurut pemikiran Amina Wadud Muhsin sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

31 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),

(29)

21

2. Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, maka sumber data yang digunakan antara lain:

a. Sumber Primer

Yaitu sumber yang bersifat utama dan terkait langsung dengan masalah yang dibahas yang diperoleh langsung dari sumber pertamanya.32 Seperti:

1) Hasil penelusuran dari buku Muh}ammad Shah}ru>r. 2) Hasil penelusuran dari buku Amina Wadud Muhsin. b. Sumber Sekunder

Yaitu sumber yang tersedia dan diperoleh dari penelusuran buku, jurnal, artikel dan karya tulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini,33 di antaranya:

1) Buku “N}ahw Us}u>l Jadi>dah Li al-Fiqh al-Isla>mi” karya Muh}ammad Shah}ru>r, alih bahasa Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin “Metodologi Fiqh Islam Kontemporer”.

2) Buku al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu’a>shirah” karya

Muh}ammad Shah}ru>r, alih bahasa Sahiron Syamsuddin dan

Burhanuddin, “Prinsip dan Dasar Hermeneutika al-Qur’a>n

Kontemporer”.

3) Buku “Qur’an and Woman: Reading the Sacred Text from a

Woman’s Perspective” karya Amina Wadud Muhsin, alih bahasa

32 Bambang Sungkono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), 116.

(30)

22

Abdullah ‘Ali>, “Qur’a>n Menurut Perempuan – Membaca Kembali

Kitab Suci Dengan Semangat Keadilan”.

4) Buku “Hal-Hal Yang Tak Terpikirkan: Tentang Isu-Isu

Keperempuanan Dalam Islam” karya Syafiq Hasyim.

5) Buku “Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Jender” karya Mufidah 6) Buku “Kekerasan Terhadap Isteri” karya Fathul Djannah, et al. 3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka diambil dari sumbernya. Teknik yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, artikel, jurnal dan lain-lain. Dengan cara membaca, menelaah dan mencatat hal yang berhubungan dengan penelitian.34

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses tahap akhir, penulis akan mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data sehingga menghasilkan kesimpulan yang mudah difahami diri sendiri maupun orang lain.35 Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik komparatif. Teknik komparatif adalah suatu metode yang menggunakan perbandingan teori untuk mendapatkan keberagaman teori yang masing-masing teori mempunyai relevansi. Bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap adanya

34 Tatang M. Amin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1990), 135.

(31)

23

suatu akibat, yang mencari kembali faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data atau dokumen tertentu.36

Secara teknis, penelitian ini mendeskripsikan atau menjelaskan pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya yang kemudian membandingkannya, dan dilanjutkan dengan menganalisis sehingga terlihat persamaan dan perbedaannya, serta kelebihan dan kekurangan terhadapnya. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan terhadap pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina wadud Muhsin terkait konsep nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Pola pikir yang digunakan untuk penarikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah pola pikir deduktif.

I. Sitematika Pembahasan

Penulisan ini terbagi dalam lima bab yang saling berhubungan secara sistematis. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab satu, merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab dua, memuat landasan teori tentang pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r. Pada bab ini akan diuraikan tentang sketsa kehidupannya meliputi biografi serta karyanya, metodologi istinbat} hukumnya dan konsep pemikirannya

(32)

24

tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Bab tiga, memuat tentang landasan teori tentang pemikiran Amina Wadud Muhsin. Pada bab ini akan diuraikan tentang sketsa kehidupannya meliputi biografi serta karyanya, metodologi istinbat} hukumnya dan konsep pemikirannya tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Bab empat, memuat bab analisis terhadap studi komparasi antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, yang berisi hasil penelitian tentang pembahasan dalam skripsi ini. Yang akan mengkaji lebih mendalam terhadap dua teori yaitu teori antara pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang konsep nushu>z serta penyelesaiannya, yang didalamnya juga berisi tentang analisis penulis terkait pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r dan Amina Wadud Muhsin tentang nushu>z serta penyelesaiannya sebagai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Kemudian penulis akan membandingkan antara kedua teori tersebut, serta menjelaskan persamaan dan perbedaannya, dilanjut dengan menjelaskan kelebihan dan kekurangannya.

(33)

BAB II

PEMIKIRAN MUH{AMMAD SHAH{RU>R TENTANG NUSHU>Z SERTA PENYELESAIANNYA SEBAGAI PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM

RUMAH TANGGA

A.Sketsa Kehidupan Muh}ammad Shah}ru>r 1. Biografi Intelektual Muh}ammad Shah}ru>r

Muh}ammad Shah}ru>r merupakan tokoh yang pernah menggoncangkan dunia pemikiran Arab yang mempunyai nama lengkap Muh}ammad Shah}ru>r bin Da>ib. Beliau lahir di Sha>lihiyyah Damaskus, Syiria, pada 11 April 1938, ketika negeri tersebut masih dijajah oleh Prancis, meskipun sudah mendapatkan status setengah merdeka.1 Muh}ammad Shah}ru>r adalah anak kelima dari seorang tukang celup. Ayahnya bernama Da>ib Ibn Da>ib dan ibunya adalah S}iddiqah Binti S}alih Filyun.2 Muh}ammad Shah}ru>r dikaruniai lima orang anak yaitu T}ariq (beristeri Rihab), al-Layth (beristeri Olga), Basul, Masun dan Rima (beristeri Luis), sebagai buah pernikahannya dengan ‘Azizah. Muh}ammad Shah}ru>r memiliki dua cucu bernama Muh}ammad dan Kinan.3

Karir intelektualnya Muh}ammad Shah}ru>r dimulai dari pendidikan dasar dan menengah yang ditempuhnya di sekolah-sekolah tempat

1 Muhyar Fanani, Fiqh Madani: Konstruksi Hukum Islam Di Dunia Modern, (Yogyakarta: PT.

LkiS Printing Cemerlang, 2010), 31.

2 Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r, (Yogyakarta:

eLSAQ Press, 2003), 43.

3 Wasid, et al, Menafsirkan Tradisi dan Modernitas Ide-ide Pembaharuan Islam, (Surabaya:

(34)

26

kelahirannya.4 Sementara pendidikan tsanawiyah-nya diperoleh dari

Madrasah ‘Abd Rahma>n al-Kawa>ki>bi> Damaskus, sebuah madrasah yang

namanya diambil dari nama seorang penulis Arab terkenal yang hidup pada tahun 1849-1903 dan gigih menyerukan perlawanan bangsa Arab atas bangsa Turki yang korup.5 Muh}ammad Shah}ru>r lulus serta memperoleh ijazah dari madrasah tersebut pada tahun 1957, ketika usianya 19 tahun.6

Setahun kemudian, pada bulan Maret 1958, atas beasiswa pemerintah beliau berangkat ke Moskow, Uni Soviet untuk mempelajari teknik sipil di Faculty of Engineering, Moscow Engineering Institute. Jenjang pendidikannya ditempuh selama lima tahun mulai 1959 hingga berhasil meraih gelar Diploma pada tahun 1964, setelah lulus Muh}ammad Shah}ru>r kembali ke negara asalnya mempersiapkan kariernya di Damaskus. Pada tahun 1965, beliau diterima sebagai tenaga pengajar di Universitas Damaskus pada Fakultas Teknik Sipil.7

Setelah itu, dalam waktu yang tidak lama Universitas Damaskus akhirnya mengutusnya ke National University of Irland, University College Dublin di Republik Irlandia guna melanjutkan studinya menempuh program Magister dan Doktoralnya dalam bidang yang sama dengan spesialisasi Mekanika Pertanahan dan Fondasi. Di tahun 1969, Muh}ammad Shah}ru>r meraih gelar M.Sc dalam bidang mekanika tanah dan teknik bangunan dari universitas tersebut. Sementara gelar doktornya diperoleh pada tahun 1972

4 Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r ..., 44.

5 Muhyar Fanani, Fiqh Madani: Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern ..., 31.

6 Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r ..., 44.

(35)

27

di universitas yang sama. Beliau juga diangkat menjadi profesor mekanika tanah dan teknik bangungan. Bersamaan dengan itu, beliau juga tercatat sebagai konsultan senior pada asosiasi insinyur di Damaskus.8 Dan pada waktu itu juga, Muh}ammad Shah}ru>r diangkat secara resmi menjadi dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Damaskus mengampu mata kuliah Mekanika Pertanahan dan Geologi.9

Selain itu, Muh}ammad Shah}ru>r merupakan seorang profesional yang sukses. Sepanjang karier profesionalnya, beliau telah melakukan investigasi mekanika tanah lebih dari 400 proyek di Syiria. Kemudian menjadi pengawas komplek bisnis Yalbougha di pusat Damaskus yang tercatat sebagai perancang pusat bisnis di Madinah. Juga pernah menjadi pengawas untuk pembangunan empat pusat olahraga di Damaskus. Pada tahun 1982-1983, Muh}ammad Shah}ru>r pergi ke Saudi Arabia untuk bekerja sebagai konsultan teknik beserta teman-teman kuliahnya dahulu. Selain kesibukannya sebagai dosen, pada tahun tersebut juga bersama beberapa rekannya di Fakultas membuka Biro Konsultasi Teknik, sehingga prestasi dan kreativitasnya semakin meneguhkan kepercayaan Universitas terhadapnya. Muh}ammad Shah}ru>r juga giat melakukan studi di bidang filsafat dan fiqh bahasa.10

Di bidang bahasa, selain menguasai bahasa Arab sebagai bahasa ibu, Muh}ammad Shah}ru>r juga fasih berbahasa Inggris dan Rusia. Ketiga bahasa

8

Muhyar Fanani, Fiqh Madani: Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern ..., 32. 9

Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r ..., 44.

(36)

28

itu telah membuatnya menjadi intelektual yang berwawasan luas, serta amat membantunya dalam pergaulan Internasional. Hal tersebut, terbukti dengan seringnya diminta untuk berbicara di forum-forum Internasional, seperti pada tahun 1998 di MESA (Middle East Studies Association) Conference.11

Hal yang cukup menarik dalam bentangan sejarah perjalanan intelektual Muh}ammad Shah}ru>r adalah perhatiannya yang cukup serius terhadap kajian-kajian keIslamannya. Menurutnya, umat Islam sekarang terpenjara dalam kerangkeng kebenaran yang diterima begitu saja, yang sebenarnya harus dikaji ulang. Kebenaran-kebenaran yang terbalik, sebagaimana sebuah lukisan yang tergambar dari pantulan cermin. Semuanya terkesan benar padahal hakikatnya adalah salah. Sejak awal abad ke-20, muncul berbagai pemikiran Muh}ammad Shah}ru>r yang ingin mencoba meluruskan kesalahan ini dengan menampilkan Islam sebagai aqidah dan tata cara hidup. Tetapi sayang, karena upaya tersebut tidak menyentuh persoalan yang paling mendasar dalam pemikiran keIslaman yaitu aqidah yang seharusnya dikaji secara filosofis, upaya-upaya tersebut tidak mampu mengurai dilema pemikiran keIslaman yang sebenarnya.12

Namun, dalam studi keIslaman Muh}ammad Shah}ru>r belajar secara otodidak. Beliau tidak mempunyai pengalaman pelatihan resmi atau memperoleh sertifikat dalam ilmu-ilmu keIslaman. Inilah yang sering dijadikan lubang bagi musuh-musuhnya untuk menyerang Muh}ammad

11 Ibid.

(37)

29

Shah}ru>r sebagai orang yang tidak memiliki kewenangan dalam studi keIslaman. Oleh karena itu, Muh}ammad Shah}ru>r dianggap sebagai orang asing dalam wilayah ilmu keIslaman, maka kesempatan untuk tampil dalam mimbar-mimbar agama, pengajian di masjid-masjid, jurnal Islam, atau program televisi menjadi sangat terbatas. Akhirnya, Muh}ammad Shah}ru>r dihadapkan pada satu pilihan, yaitu menulis buku untuk menyosialisasikan gagasan-gagasannya serta membela dirinya dari penyerangnya. Terkadang beliau menggunakan keping compact disc sebagai media baru untuk menyebarkan gagasannya.13

Muh}ammad Shah}ru>r tergolong pemikir yang gigih. Secara sendirian beliau harus menghadapi berbagai kecaman dan ancaman yang ditujukan pada dirinya karena ide-idenya yang sangat berani.14

Dalam berbagai kesempatan, Muh}ammad Shah}ru>r dituduh oleh para Syaikh dan Ulama sebagai seorang murtad, kafir, setan, komunis, pencipta agama baru dan berbagai macam tuduhan buruk lainnya. Bahkan, beliau pernah dituduh sebagai musuh Islam dan agen Barat serta seorang Zionis. Teror semacam itu diikuti dengan adanya larangan secara resmi beredarnya buku-buku Muh}ammad Shah}ru>r dari sebagian pemerintah negara-negara Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, terutama buku keduanya Dira>sah Isla>miyyah Mu’a>s}irah (1994) dan buku ketiganya al-Isla>m wa al-I>ma>n (1996). Sebab, tidak memiliki lembaga pendidikan Islam, maka Muh}ammad Shah}ru>r harus berjuang sendirian

13 Muhyar Fanani, Fiqh Madani: Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern ..., 34.

(38)

30

dalam menghadapi semua tuduhan itu di kantor kecilnya di perempatan Muhajirin Damaskus. Apalagi semua karya ditanggapinya hampir tidak ada nada positifnya. Muh}ammad Shah}ru>r hanya dapat mengandalkan dukungan dari sejumlah kecil pribadi dan sokongan tak resmi dari pemerintah Syiria yang tidak menginginkan terulangnya kasus Nashr H}amid Abu> Zaid di Mesir.15

Selepas dari pro dan kontra tentang ide dan gagasan Muh}ammad Shah}ru>r yang kontroversial, beliau telah menjadi tokoh pemikir yang fenomenal. Pemikirannya yang liberal, kritis dan inovatif telah menghantarkan dirinya sebagai seorang tokoh yang pantas diperhitungkan di dunia muslim kontemporer. Ketokohannya, oleh Clark disejajarkan dengan muslim kontemporer lainnya, seperti al-Ja>biri> (Maroko), Nashr H}amid Abu> Zaid (Mesir) dan Faraj Fawdah (Mesir). Ini terbukti dengan surat-surat yang diterimanya. Muh}ammad Shah}ru>r menerima surat dari pembaca seluruh dunia. Bahkan pada tahun 1995, beliau mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta kehormatan dalam debat publik tentang Islam di Libanon dan Maroko. Muh}ammad Shah}ru>r memiliki konsepsi-konsepsi yang kontroversial seputar al-Qur’a>n, sunnah dan ijtihad yang menarik untuk di diskusikan. Selain itu, beliau juga memiliki konsepsi yang realistis dalam persoalan aqidah, politik dan tata sosial kehidupan masyarakat Islam Modern.16

15 Ibid., 36.

(39)

31

2. Karya Muh}ammad Shah}ru>r

Muh}ammad Shah}ru>r adalah seorang pembaru pemikiran Islam yang unik. Berbeda dengan kebanyakan para pembaru pemikiran Islam lainnya, yang rata-rata memliki basis keilmuan Islam, sedangkan Muh}ammad Shah}ru>r memiliki basis keilmuan teknik. Pendidikan keIslamannya hanya diperoleh secara otodidak. Namun demikian, di sela-sela kesibukannya sebagai profesional di bidang mekanika tanah dan teknik bangunan, Muh}ammad Shah}ru>r tetap menyempatkan diri untuk melakukan refleksi dan penelitian dalam disiplin ilmu keIsalaman. Oleh karena itu, selain menulis buku di bidang teknik, seperti teknik bangunan dan teknik pertanahan.17 Muh}ammad Shah}ru>r juga menghasilkan lima buku tebal dalam kajian keIslaman, di antaranya :

a. al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira’a>h Mu’a>s}irah

Penyusunan buku ini berlangsung selama 20 tahun antara (1970-1990) dengan melewati tiga proses tahapan. Tahap pertama tahun (1970-1980), merupakan masa pengkajian dan peletakan dasar awal metodologi pemahaman terhadap al-Zikr, al-Risalah dan al-Nubuwwah serta beberapa kata kunci lain dalam al-Qur’a>n. Tahap ini diakuinya sebagai tahap yang tidak produktif, sebab beliau belum bisa melepaskan ikatan dogma-dogma dan aliran pemikiran Islam. Solusinya adalah keluar dan membebaskan diri dari cengkeraman madhhab-madhhab yang

(40)

32

telah lama membelenggu. Tahapan ini berlangsung ketika beliau kuliah di Universitas Dublin, Irlandia.

Tahap kedua (1980-1986) merupakan masa perkenalan dan pendalaman terhadap kajian bahasa di bawah bimbingan gurunya yaitu

Ja’far Dakk al-Ba>b. Dalam era ini, Muh}ammad Shah}ru>r diperkenalkan

dengan berbagai pemikiran linguis Arab seperti al-Farra>’, Abi ‘Ali al

-Fa>risi>, Ibn Jinni dan ‘Abd al-Qa>hir al-Jurja>ni. Dari tokoh-tokoh tersebut,

Muh}ammad Shah}ru>r menemukan tesis tentang tidak adanya sinonimitas dalam bahasa, bahwa kata-kata hanyalah media pengungkapan maksud (al-ma’na>). Dalam era ini, Muh}ammad Shah}ru>r mulai menelusuri kata-kata kunci al-Qur’a>n, seperti al-Kita>b, al-Qur’a>n dan sebagainya. Muh}ammad Shah}ru>r menulis ide-ide baru tersebut, yang tidak lain

merupakan hasil diskusi kreatifnya bersama Ja’far Dakk al-Ba>b, sejak

tahun 1984 sekalipun masih dalam bentuk yang tidak utuh.18

Tahap ketiga (1986-1990) merupakan tahap penyelesaian dan pengelompokan berbagai kajian yang terpisah-pisah menjadi satu tema utuh. Di akhir tahun 1987 Muh}ammad Shah}ru>r menyelesaikan bab I

yang diakuinya paling sulit. Setelah itu, bersama Ja’far Dakk al-Ba>b,

Muh}ammad Shah}ru>r menyelesaikan tema “Hukum Dialetika Umum”

yang ditempatkan pada bab II. Sebelumnya, kerangka awal tema ini beliau kerjakan sendiri hingga tahun 1988.19

18 Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r ..., 46 47.

(41)

33

Pada tahun 1990 untuk pertama kalinya buku diterbitkan oleh al-Aha>ly di Damaskus dan memperoleh tanggapan luar biasa dari masyarakat pembaca sehingga buku tersebut termasuk salah satu buku terlaris di Timur Tengah. Di tahun yang sama, untuk Suriah saja, buku tersebut dicetak kembali dan telah terjual sekitar 20.000 eksemplar. Diduga kuat puluhan ribu kopi buku telah beredar di berbagai negara Lebanon, Mesir, Jordania dan Jazirah Arab, baik yang asli atau bajakan. Buku ini benar-benar kontroversial dan telah menyita banyak pembaca.20

b. Dira>sah al-Isla>miyyah: al-Mu’a>s}irah fi> ad-Daulah wa al-Mujtama>’.

Buku ini diterjemahkan dalam judul Studi Islam Kontemporer Mengenai Negara dan Masyarakat. Penyusunan buku ini antara tahun (1990-1994) dan diterbitkan oleh al-Aha>ly. Dalam buku ini, Muh}ammad Shah}ru>r menguraikan tema-tema sosial politik yang terkait dengan persoalan masyarakat dan negara. Dengan tetap berpijak pada tawaran metodologisnya dalam memahami al-Qur’a>n, sebagaimana tertuang dalam buku pertamanya. Secara konsiten, Muh}ammad Shah}ru>r membangun konsep keluarga, masyarakat, negara dan tindakan kesewenang-wenangan (otoriter) dalam perspektif al-Qur’a>n.21

c. al-Isla>m wa al-Ima>n: Manzu>ma>t al-Qiya>m.

Di tahun 1996 Muh}ammad Shah}ru>r meluncurkan buku ketiganya, yang dicetak dan diterbitkan oleh al-Aha>ly. Buku ini mencoba mengkaji

20 Ibid., 47 48.

(42)

34

ulang konsep-konsep klasik mengenai rukun Islam dan rukun Iman, sesuatu yang paling mendasar dan penting dalam Islam. Melalui pelacakannya terhadap semua ayat-ayat al-Qur’a>n yang berkaitan dengan kedua konsep rukun dasar tersebut. Muh}ammad Shah}ru>r ternyata menemukan konsep lain yang benar-benar berbeda dengan rumusan terdahulu. Buku ini juga membicarakan kebebasan manusia, perbudakan dan tentang ritual ibadah yang terangkum dalam konsep al-‘Iba>d wa al

-‘Abi>d. Hal lain yang menjadi kajian buku ini adalah hubungan anak

dengan orang tua dan terakhir monoteisme dalam al-Qur’a>n.22 Serta membicarakan tentang nasehat-nasehat praktis untuk negara dan individual berdasarkan pandangan konseptual Muh}ammad Shah}ru>r sendiri.23

d. Masyru>’ Mi>s}a>q al-‘Amal al-Isla>mi>.

Buku ini diterbitkan oleh penerbit yang sama pada tahun 1999. Karya ini merupakan proposal perjanjian Islam untuk aksi abad 21. Tulisan dalam buku ini di buat sebagai jawaban Muh}ammad Shah}ru>r terhadap permintaan Forum Dialog Islam Internasional yang materi isinya tidak jauh beda dengan pokok-pokok pemikirannya yang telah tertuang dalam karya sebelumnya. Al-Isla>m wa al-Ima>n khususnya tentang perjanjian Islam (mi>sa>q al-Isla>m), yang dikemas dalam bentuk pamflet. Tulisan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dale F.

22 Ibid., 50.

23 Muh}ammad Shah}ru>r, al-Isla>m wa al-Ima>n: Manzu>ma>t al-Qiya>m, alih bahasa M. Zaid Su’di,

(43)

35

Eickelman dan Ismail S. Abu Shehadeh dengan judul Proposal for Islamic Covenant.24

e. Nah}w Us}u>l Jadi>dah Li al-Fiqh al-Isla>mi>.

Buku ini merupakan hasil kajian Muh}ammad Shah}ru>r antara tahun 1996-2000, dengan penerbit yang sama. Buku ini menyajikan kerangka teoretik baru fiqh Islam dalam menanggulangi krisis akut yang tengah dialami oleh fiqh Islam dengan membedah beberapa persoalan fiqh yang selama ini ramai dibicarakan, seperti persoalan wasiat, warisan, poligami, kepemimpinan serta tanggung jawab keluarga dan busana perempuan.25

B.Metodologi Istinbat} Hukum Muh}ammad Shah}ru>r

Dari beberapa karya Muh}ammad Shah}ru>r di atas, berawal dari kritikan beliau terhadap pemikiran Arab mengenai peradaban Islam yang sejak abad ke-20.an masih saja menyuguhkan Islam sebagai aqidah dan etika tanpa menyentuh dimensi filosofis dalam aqidah Islam. Peradaban Islam dibangun di atas berbagai doktrin dan ajaran yang di anggap bagian dari Islam, padahal landasan itu sudah perlu dikaji ulang. Karena peradaban Islam mengalami stagnasi serta tidak mampu memecahkan problem fundamental pemikiran keIslaman, juga tidak mampu menghasilkan pemikiran baru dalam Islam

24 Ahmad Syarqawi Ismail, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muh}ammad Shah}ru>r ..., 50.

(44)

36

dengan mengadopsi nilai-nilai modernitas, baik dari bentuk maupun isinya tanpa keluar dari haluan aqidah Islam.26

Pemikiran Arab kontemporer yang didalamnya termasuk pemikiran Islam, memiliki masalah-masalah mendasar sebagai berikut:27

1. Tidak adanya pegangan berupa metode ilmiah objektif.

Para penulis muslim tidak pernah menerapkan metode ini terhadap teks-teks suci agama yang diwahyukan kepada Muh}ammad Saw., padahal syarat utama penelitian ilmiah yang objektif adalah melakukan studi teks tanpa mengikutsertakan sentimen apapun, karena sentimen tersebut akan menjerumuskan peneliti dalam perangkap keraguan, khususnya jika objek kajian berupa teks-teks keagamaan.

2. Adanya prakonsepsi terhadap sebuah masalah sebelum kajian dilakukan. Salah satu contohnya adalah “Posisi Perempuan dalam Islam”, para peneliti Islam berkesimpulan terlebih dahulu sebelum mengadakan penelitian. Sehingga mereka berasumsi bahwa posisi perempuan dalam Islam sudah proporsional dan Islam adalah lembaga yang bersikap paling adil terhadap perempuan, kemudian peneliti lalu mengeluarkan buku mengenai perempuan dan mengatakan bahwa penelitian itu penelitian ilmiah dan apapun yang dikerjakannya selalu mejustifikasi pendapatnya. Sedangkan pemikir yang kontra terhadap Islam juga berkesimpulan demikian. Keduanya telah terjerumus dalam kesalahan, karena setiap

26Muh}ammad Shah}rur, al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu’a>shirah, alih bahasa Sahiron

Syamsuddin dan Burhanuddin Dzikri, Prinsip Dan Dasar Hermeneutika al-Qur’a>n Kontemporer,

(Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004), 38.

(45)

37

persoalan menuntut adanya pembahasan ilmiah yang objektif, untuk mendapatkan kesimpulan.

3. Pemikiran Islam tidak memanfaatkan konsep-konsep dalam filsafat humaniora dan tidak berinteraksi dengan dasar-dasar teorinya.

Karena telah diketahui bahwa filsafat adalah sumber ilmu pengetahuan dan bahwa ia adalah ilmu yang memperhatikan konsep-konsep umum. Dan

al-Qur’a>n pun tidak bertentangan dengan filsafat sebagai induk ilmu

pengetahuan. Sebab, takwil al-Qur’a>n merupakan hal yang signifikan untuk membuktikan kebenaran ilmiah.

4. Tidak adanya teori Islam kontemporer dalam ilmu humaniora yang disimpulkan secara langsung dari al-Qur’a>n.

Sebuah teori, yang mampu melakukan Islamisasi pengetahuan, memberi metode tentang cara berpikir ilmiah itu terletak pada diri setiap muslim, yang memberikan rasa percaya diri, dan berani berinteraksi dengan nilai apapun yang dihasilkan manusia tanpa melihat aqidahnya. Tidak adanya teori kontemporer ini menyebabkan kaum muslim mengalami pembusukan pemikiran, fanatisme madhhab, terjebak pada pemikiran statis dan mewarisi kekacauan politik yang berlangsung selama ratusan tahun. Keterpurukan ini menyebabkan mereka sering dituduh kafir, murtad, zindik, klenik, mu’tazilah, jabariyah atau qadariyah.

(46)

38

Problematika ini semakin kompleks tanpa adanya upaya penyelesaian. Jika ingin mendekonstruksi fiqh Islam warisan lima madhhab, maka harus melakukan rekonstruksi sekaligus.

Disitulah awal langkah Muh}ammad Shah}ru>r, melalui sebuah pendekatan penelitian ilmiah secara objektif dalam pembahasan Islam dan perempuan. Dengan cara membebaskan diri dari pandangan apapun yang dimiliki Muh}ammad Shah}ru>r tentang sikap Islam dan perempuan, kemudian beliau mengumpulkan ayat-ayat al-Kita>b28 yang berkaitan dengan perempuan. Setelah beliau pelajari, ternyata dalam hasil penelitiannya tersebut belum pernah didapati dalam kitab-kitab tafsir maupun fiqh terdahulu. Menurut Muh}ammad Shah}ru>r, perempuan memiliki dua posisi, yaitu posisi dalam al-Kita>b yang berupa teks suci dan posisi dalam fiqh Islam yang dibatasi ruang dan waktu.29

Muh}ammad Shah}ru>r berpendapat bahwa hal-hal yang dikemukakan oleh pemikiran manusia ada yang sempit dan ada yang luas, ada yang benar ada pula yang salah, maka hal ini berarti kita sebagai muslim mampu berinteraksi secara positif dengan seluruh pemikiran manusia tanpa khawatir atau takut. Akan tetapi, sebelum interaksi positif secara sempurna, kita sebagai orang Arab atau muslim harus memiliki standar fleksibel yang memungkinkan kita

28 Pengertian al-Kita>b menurut Muh}ammad Shah}ru>r merujuk kepada keseluruhan mushaf Usmani,

sedangkan al-Qur’a>n merujuk kepada salah satu bagiannya saja.

29 Muh}ammad Shah}rur, al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu’a>shirah, alih bahasa Sahiron

Syamsuddin dan Burhanuddin Dzikri, Prinsip Dan Dasar Hermeneutika al-Qur

Referensi

Dokumen terkait

Kewenangan yang dimiliki Majelis Pengawas Pusat adalah untuk menjalankan sanksi tersebut berdasarkan pada Pasal 84 UUJN yang menyatakan bahwa: “Tindakan pelanggaran yang

Algoritma prim adalah sebuah algoritma dalam teori graph untuk membuat sebuah lintasan dalam bentuk spanning tree untuk sebuah graf berbobot yang saling terhubung [3],

Dari permasalahan tersebut maka penelitian ini menbangun aplikasi untuk menentukan penjurusan siswa SLTA metode yang di gunakan adalah metode klasifikasi pohon keputusan ID3

Keadaan ini bermaksud, lambang atau simbol cecair bagi leksis kata kunci darah dalam peribahasa Melayu, bukanlah setakat cecair pada mata hati dan pemikiran orang Melayu, tetapi

satu partner dari Bank dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) sebagai salah satu alat penunjuk arah atau lokasi ( Location Based Services /LBS) berbasis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. pemisahan antara harta suami atau harta istri

Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran pada konsep sistem pernapasan, siswa juga memberikan repon positif terhadap penilaian keterampilan kolaborasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan diri dalam bidang akademik (academic