Bank dan Jamkrindo tunggu arahan Menkop, utang penerima KUR korban merapi dihapus Written by Artikel
Tuesday, 09 November 2010 13:21 -
Pemerintah berniat memutihkan utang penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang usahanya mati akibat bencana Gunung Merapi, tsunami di Mentawai dan banjir Wasior. MENTERI Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan, sekarang ini telah ada orang kementerian yang bertugas mendata di wilayah bencana. Tujuannya untuk mengetahui berapa banyak pelaku koperasi dan usaha kecil menengah (UKM) yang terpaksa gulung tikar akibat bencana.
"Ini kan bencana, jadi pasti kita putihkan utangnya. Data-datanya sebagian sudah ada di kita. KUR kan sudah ditanggung asuransi. Lalu nanti kita kasih KUR lagi," tegas Menkop saat menghadiri Rapat Koordinasi KUR di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akhir pekan lalu.
Untuk melihat langsung kondisi di lapangan, rencananya Menkop akan terbang ke Mentawai dalam waktu dekat. Setelah itu mengunjungi korban Gunung Merapi. "Kalau Wasior sudah saya datangi," ujar bekas Ketua Fraksi Partai Demokrat ini.
Namun kenyataan di lapangan sedikit berbeda. Salah satu perusahaan penjamin KUR, Jamkrindo, mengaku sulit menerapkan pemutihan utang tersebut. Hal itu mengacu kepada rumitnya pendataan nasabah KUR.
Dikonfirmasi mengenai penanganan penghapusan utang nasabah KUR di daerah bencana. Direktur Utama Jamkrindo Nahid Hudaya menuturkan, pihaknya masih menantikan panggilan danpetunjuk pemerintah.
"Kita belum tahu bagaimana bentuknya. Kebetulan saya sendiri memang baru baca beritanya di running text (televisi). Yang jelas, utang yang diputihkan ini kan merupakan dana bank
sehingga tentunya perlu dibicarakan. Tapi posisi terakhir kita belum tahu," aku Nahid.
Ditanya mengenai nonperforming loan (NPL) KUR yang berpotensi meningkat di daerah bencana. Nahid mengaku belum tahu pasti.
"Itu kan perlu didata dulu. Bahkan jenis usahanya apa saja yang mati saya juga belum tahu. Saya dengar. Kemenkop sedang melaksanakan survei di daerah bencana, mungkin bulan depan baru diketahui." kata dia lagi.
Kalangan pengusaha menyambut baik niat pemerintah tersebut. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai, pemerintah memang layak menghapuskan utang nasabah KUR di daerah bencana.
"Itu memang seharusnya dilakukan pemerintah, karena pengusaha UKM mana bisa bayar kalau usaha mereka hancur. Jadi tidak etis lah kalau dipersulit. Tapi setelah utang dihapus tentu perlu dibantu modal kerja lagi, kasihan pengusaha UKM itu," nilai Sofjan.
Sofjan berharap, pemerintah bisa duduk bersama dengan kalangan perbankan dan pihak penjamin KUR guna menyelesaikan permasalahan ini.
Bank dan Jamkrindo tunggu arahan Menkop, utang penerima KUR korban merapi dihapus Written by Artikel
Tuesday, 09 November 2010 13:21 -
"Data nasabah itu kan ada semua di perbankan, tinggal dilihat saja. Perbankan harus berikan data itu. Bagaimana dia mau kasih pinjam duit kalau tidak ada datanya," terang Sofjan.
Untuk diketahui, pemerintah, baik lokal maupun pusat, sering mengalami kesulitan meminta data penerima KUR. Perbankan beralasan, mereka memiliki kebijakan untuk melindungi privasi data debitor.
Di tempat terpisah, Direktur
Bisnis dan Komersial Bank Mandiri Sunarso mengatakan, dalam penghapusan utang KUR di daerah bencana, pihaknya masih akan menunggu perkembangan dari pemerintah.
"Kita masih akan tunggu dari pemerintah. Hingga Oktober penyaluran KUR kita sudah
mencapai Rp 1.038 triliun. KUR Mandiri lebih banyak tersalur ke sektor hulu terutama pertanian 50 persen, industri dan perdagangan masing-masing 25 persen," jelas Sunarso kepada
wartawan, akhir pekan lalu.
Dikonfirmasi mengenai perkembangan wacana penghapusanutang nasabah KUR di daerah bencana. Deputi Bidang Pengkajian dan Sumberdaya Kementerian Koperasi dan UKM 1
Wayan Dipta mengatakan, pihaknya masih melakukan pengkajian di tiga daerah bencana, yaitu Gunung Merapi. Mentawai, dan Wasior. Sayang, Wayan belum bisa menjelaskan
perkembangannya.
"Kami masih melakukan kajian. Untuk lebih jelas coba tanyakan kepada pak Chairul Djamhari (Deputi Kemenkop bidang KUR), beliau yang tahu lebih pasti," kata Wayan. Sayang, hingga kemarin Chairul belum bisa dihubungi.
Sumber : Rakyat Merdeka
