/
,--.--JuRt'tRt KeperuotorrRru
Volume 40, Nomor 2, November 2010, hal. 187-2OO
PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
BERBASIS
AKOMODASI PEMBELAJARAN
Sari
Rudiyati,
Pujaningsih,
danUnik Ambarwati
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri yogyakarta
e-m ai I : s arirudiy qt i@,v aho o. c om. HP. 08 I 2 I 57 I 73 8
.
Abstract
The general objective of this study is to create a model of treatment
for
children
with
learningdfficulties
(cLD)
by accommodation-basedlearning
with
elements:(1)
material and techniquesof
instruction; (2)assignment
and
evaluation;(3)
time
demand and schedules;and
(4)evironment of learning. The specific objective of this study is to create an
accommodation-based treatment manual
for
CLD
to; (t)
provide educational seryicesand
instructionfor
CLD; (2)
improve teachers, lmowledge and qwareness of the importance of learning accomodationforCLD; and (3) increase the,learning avchievement of CLD. This study is
research
and
development.Data
collectionis
conducted through theDelphi
technique,focus group
discussion
(FGD),
questionnaire,observation, interview, and documentation. Data analysis
is
descriptive.The findings show that: (1)
In
thefirst
years: (a) CLD treatment has notbeen adequately performed;
it
rneans that the exact solution has not beenfound out
in
learning accommodationfor
CLD;
(b) teachers, perceptionand expectation on learning problems of
cLD
have not been qui'te positive; (c) the prototype ofcLD
treatment based on learning accommodation has been limitedly to test-driven and can be developed as a model of treatmentfor
cLD
in the elementary school. Its implementation is based on a manual of learning accommodation applicationfor cLD.
(2)In
the second years,the model and product have been validated through the main
/ield
testing and operati.onal/ietd
testing; and stated as a/it
andffictiie
modelif
cLD
treatmentin
the
elementaryschool. The
ffictiveness
of
theaccommodation learning treatment
is
eyident from-"indicatorsthat
theelementery school teachers have applied the model and product found in
the
manual booksfor
cLD
instructionalflexibilities.
In
addition, theapplication
of
the model has improved the(a)
learning motivation; (b)social interaction; and (c) academic achievement of CLD
KEtwords: children with learning dfficulties (cLD), Iearning accomodation
Pendahuluan
Keberadaan
Anak
BerkesulitanBelajar
(selanjutnya disingkatABB)
banyakrnemosisikan guru pada situasi yang sulit.
Hal
ini
diperkuat oleh Cook (2000) yangJUnuRl Kf petlototfRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
(
toleransi tertentu dalam
hal
pembelajaran.Latar
belakang pendidikan yangtidak
memberi bekal tentang
ABB
kepada calon guru, menyebabkan hampir semua gurureguler
di
SD
menghadapi permasalahandalam
menanganiABB.
Selain
itu,sumber-sumber
informasi yang
dapatmembantu
guru
menanganiABB
masihterbatas sehingga banyak berujung kepada pengabaian kebutuhan
ABB.
Penelitian
ini
difokuskan kepadaguru
sebagaialtor
utama dan yang palingmenentukan situasi kelas. Guru diharapkan mampu menerima, menyesuaikan
diri,
dan mengembangkan strategi yang sesuai dengan
kondisi
maupun kebutuhan anakdalam belajar. Hal tersebut meniadi landasan kuat dalarn upaya awal pengembangan
model
akomodasi pembelajaranini.
Model
ini
berupaya membantuguru
dalammemenuhi
kebutuhanABB
tanpa
mengorbankan anak-anakyang
lain
denganbanyak mengkaji permasalahan yang terkait dengan individual diversity di kelas.
Model
penangananABB
berbasis akomodasi
pembelajaranyang
sudahtersusun
pada
penelitian sebelumnya
masih
memerlukan
penyempurnarm.Fleksibilitas dan
modifftasi
pembelajarandalam
empat ranah sudah terangkum,namun masih memerlukan
informasi
operasional sehingga mudah dipahami olehguru
dalam penerapannya. Diharapkan datam penelitianini
pengembangan modelpenanganan
ABB
dapatdiwujudkan dalam
buku
panduanyang
berisi
berbagaialtematif
fleksibilitas
maupunmodifikasi
pembelajarandisertai
denganlangkah-langkah penerapan yang jelas.
Penerapan
langsung
oleh guru
dalam proses
belajar
mengajar
akanmemberikan
informasi-informasi
pendukung tersebut sehinggakerja
sama antarakaum akademisi dan
praktisi di
lapangan kental mewarnai penelitianini.
Selainitu,
tujuan besar yang ingin diangkat dari penelitian
ini
tidak menyimpang dari pendapatGlaser (1977:v)
tentangpendidikan yang
berkualitasyang
dapattercermin
daripemberian
program
yang
menjangkau semua
anak
supaya
mereka
dapatberkembang secara
intelektual
dan sosial secara maksimal, dan bukan pemberianprogram
yang
samauntuk
semua anak.Melalui
model
akomodasi pembelajarandiharapkan keberagaman siswa dapat terj angkau.
Sari Rudiati,dkk : penanganan anak... (halaman: Ig7_200)
Penelitian
ini
merupakan salah satu solusi dalam upaya penyediaan informasiyang
diperlukangwu-guru SD
berupamodel
penangananABB
dan secaratidak
langsung sebagai bentuk peningkatan kualitas pembelajaran
di
kelas.Melalui
bukupanduan penanganan
ABB
guru dapat
memberikan layanan pedagogik pada salahsatu keberagaman siswa
di
SD. Oleh karenaitu,
masalah yang akan dijawab dalampenelitian
ini
adalah "Bagaimana
cara mengembangkan model penanganan AnakBerkesulitan Belaj ar
(ABB)
berbasis akomodasi pembelaj aran?',Tujuan umum penelitian
ini
adalah
untuk
menghasilkan
suatu
modelpenanganan
Anak
BerkesulitanBelajar
(ABB)
berbasis akomodasi pembelajarandengan unsur-unsur
(1)
materi
dan cara pengajaran;(2)
tugas danpenilaian;
(3)tuntutan
waktu
danjadwal;
dan(4)
lingkungan belajar. Adapun tujuan khususnyaadalah
untuk
menghasilkanbuku
panduan penangananAnak
Berkesulitan Belajarberbasis
akomodasi
belajar
yang
digunakan
untuk
(l)
pemberian
layananpendidikan
dan
pembelajaran
bagi
ABB; (2)
peningkatan
pengetahuan dankesadaran
guru
tentangperlunya
akomodasi pembelajaranbagi
ABB;
serta (3)peningkatan prestasi belajar
ABB
Kesulitan belajar
dialami
seoranganak
ketika
ia
tidak
mampu
mencapaitujuan dan atau pembelajaran yang telah ditentukan dalam waktu tertentu (Endang
Supartini,
2001). Menurut Burton
(dalam Endang
Supartini,
2001)anak
yangmengalami kesulitan
belajar
diindikasikan
melalui
kegagalandalam
mencapaitujuan pembelajaran.
Kegagalan yang dialami anak diindikasikan
jika
anaktidak
mampu mencapaiatau menyelesaikan
(l)
tingkat
penguasaanminimal
dalam pembelajaran tertentu,sesuai dengan
tduan
yang ditetapkan oleh guru. Dalam kenyataan sehari-hari siswamendapat
nilai
kurang
dari
e*m;
(2)
prestasi sesuai potensiyang
dimiliki;
(3) tugas-tugas perkembangan, karana mengarami gangguan perkembangan; serta (4)persyaratan minimal yang dijadikan prasyarat untuk belajar di tingkat berikutnya.
Kesulitan belajar tersebut muncul dari berbagai hambatan belajar pada anak.
JuRtlRt- KeprruotDtxRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
mengalami kesulitan belajar. Penelitian Pujaningsih,
dkk.
pada
tahun 2002
di
Kecamatan
Berbah
menemukan
ABB
sebesar
36%
dengan
rincian
12%
di
antaranya slow
learner,l6Voberkesulitan
belajar spesifik(LD/learning disability),
dan lTYo tunagrahita
(mentally retarded).
Marlina
(2006)
menemukan 155 anakberkesulitan
belajar
spesifft
(LD)
di
8
SD
di
Padang.Jumlah
tersebut hanya sebagian gambaran darijwnlah
ABB
secara keseluruhan karena anakLD
hanyamerupakan bagian dari
ABB.
Secara spesifik, kesulitan membaca ditemukan sekitarl0%-20%dialami
oteh anak usia sekolah dasar (Gorman C. dalamMajalah
Time,31 Agustus 2003).
Di
dalam kamus (Lerner&
Kline,
2006) akomodasi adalah penyesuaian danmodifikasi program pendidikan"untuk memenuhi kebutuhan anak dengan kebutuhan
khusus.
Torey
(2004) memaknai
akomodasi sebagai perubahanyang
dilakukansupaya siswa berkebutuhan khusus dapat belajar
di
ruang kelas biasa. Torey (2004)mengemukakan tentang cakupan akomodasi
yang
dilaksanakan pada saat prosesbelaj?r
mengajar. Cakupan akomodasi
tersebut adalah
(1)
materi
dan
carapengajaran;
(2)
tugas dan penilaiandi
kelas;(3)
hrntutanwaktu
dan penjadwalan;(4)
lingkungan belajaf; dan (5) penggunatm sistem komunikasi khusus,ABB
dapatberkomunikasi dengan
lingkungan
sekitarmelalui
bahasa yangtidak
mempunyaispesifikasi tertentu sehingga penggunaan komunikasi khusus
tidak
dibahas dalampenelitian ini.
Pemberian akomodasi pembelajaran
tidak
lepasdari
profesionalitas seorangguru,
salah satudi
antaranya adalah harapan (expectation). Penelitian-penelitianterdahulu membuktikan
bahwa guru
mengajarkan
apa yang
mereka pikirkan
(Edwards, et.
aI.
2006).Hal-hal
yangdipikirkan
guru tentunyaterkait
dengan apayang mereka ketahui sehingga pemberian akomodasi pembelajaran oleh guru
juga
dipengaruhi
oleh
pengetahuanguru
mengenai
ABB.
Pengetahuanini
akanmembentuk harapan terhadap anak dan termanivestasi dari interaksi guru dan anak
dalam
PBM
di kelas yang berupa penerimaan maupun penolakan.Sari Rudtyati,dkk : Penanganan anak... (halaman: 187-200)
Rancangan model penanganan
ABB
berbasis akomodasi pembelajaran sudahdiperoleh pada penelitian Pujaningsih (2007).
Model
ini
merupakan panduan yangberisikan pengelolaan situasi kelas,
fleksibilitas
proses, dan evaluasi pembelajaran.Fleksibilitas dilakukan dalam empat
hal, yakni:
a)
pemberianmateri dan
carapengajaran, b) pemberian tugas dan penilaian,
c)
waktu danjadwal,
dan d)lingkungan belajar.
Cara Penelitian
Penelitian
ini
secara keseluruhan menggtrnakan pendekatanresearch
anddevelopment
denganpokok-pokok kegiatan
yang
diadopsi
dari
model
yangdikembangkan oleh
Borg
&
Gall
(2003). Prosedur dalam penelitian pengembanganini
dapat divisualisasikan sebagai berikut:.Gambar 1. Prosedur Penelitian
PENGEMBANGAII MODEL (tahun l)
RevisiModel
.
Ujicoba penda-huluan.
Menyusun Draft-Buku PanduanRancangan Model
LT
-
Studiliterer-
Studilapang-an-
Masukan praktisi/pakarUJIVALIDASI
MODEL (Iahun ll)
. Validasi& Uji
utama lapangan
o Revisioperasio-nal
.
UjiOperasionalr
Penyempurnaan akhir/finallmplementasi
&Dise-minasi (tahun lll)
.
lmplementasi &Diseminasii Model/ProdukJunnnt- KgperuototxRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
Variabel
penelitian penangananAnak
BerkesulitanBelajar
(ABB)
berbasisakomodasi pembelajaran adalah
(1)
variabelterikat
berupaefektivitas
akomodasipembelajaran
ABB
dan(2)
variabel bebas berupa penangananABB
dalam modelpembelajaran. Penelitian
ini
dilakukandi
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnyadi
Sekolah DasarNegeri
Gejayandan
Sekolah DasarNegeri
Deresanuntuk
uji
utama
dan untuk
uji
operasional menggunakan
10
SD, yakni
(1)
SDNLempuyan gan;
(2)
SDN Margoyasan;(3)
SDN
Kledokan;(4) sDN
Samirono; (5)SDN Baturan;
(6)
SDN Caturtunggal3;(7)
SDN Cangkringan; (S) SDN Rejondani;(9)
SDN
SinduadiI,
dan(10) SDN
Patran. Subjek penelitian yangdiambil
secarapurposif adalah guru dan siswa SD kelas
1,2
dan3.
Model
penanganan
Anak
Berkesulitan
Belajar
berbasis
akomodasi pembelajaran dapat divisualisasikan dan dideskripsikanmelalui
gambar2
berikut
[image:6.612.17.613.15.674.2]ini.
Gambar 2. Visualisasi Model Penanganan
ABB
Berbasis AkomodasiPembelajaran
Materidan Cara Pengajaran
Tugas dan Penilaian AKOMODASI
t/
\
PenyesuaianModifikasi
Tuntutan Waktu dan
Jadwal Lingkungan
belajar
prototipe model diperoleh dari hasil studi lapangan, kajian pustak4 dan kajian
hasil penelitian
sebelumuji
cobadilakukan. Akomodasi
sebagai perubahan yangSari Rudty ati, dkk : P enanganan anak... (hal aman : I 8 7 -2 0 0)
dilakukan
gury
supayaABB
dapat belajardi
ruang kelas reguler dapat diartikansebagai perubahan berupa penyesuaian dan
modifikasi
yang diberikan untukABB
sesuai dengan kebutuhannya.
Model
akomodasi pembelajaran yang dikembangkanmeliputi
empat ranah,yakni
pemberianmateri
dan cara
pengajaran, pemberiantugas
dan
penilaian, tuntutan
waktu
dan
jadwal,
serta lingkungan
belajar.Akomodasi pembelajaran
bagi
ABB
dilaksanakanoleh guru,
baik
sendiri denganpersiapan maupun tanpa persiapan maupun bekerja sama dengan pihak
lain,
sepertiorang tua/keluarga
ABB
atau dengan para ahli.Teknik
pengumpulan
data penelitian
dalam
pengembangan
modelpenanganan
ABB
berbasis akomodasi pembelajaran adalah observasi, kuesioner,wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan,
teknik Delphi,
dan Focus GroupDiscussion
Data penelitian dan pengembangan model penangananABB
berbasispembelajaran
yang telah terkumpul
dianalisis
secaradeskriptif kuantitatif
dankualitatif.
Hasil Penelitian
dan PembahasanUji
coba model pendahuluan dan model utama penelitianini
dilakukandi
duaSD
(SD
Gejayan dan SD Deresan). SD Gejayan merupakan SDinklusi,
sementaraSD Deresan bukan SD
inklusi
namun keberadaan anak yang mengalami kesulitanbelajar hampir
ada dalarn setiapkelas.
Siswa berkesulitan belajaryang
menjadisubjek
penelitian
ini
adalah23 orang
bersekolahdi
SD Negeri
Deresandan
SDNegeri
Gejayan, Sleman, Yogyakarta,kelas
1,2
dan3
yang berusiamulai,dari
6tahun
sampaidengan
10
tahun.
Lebih lanjut,
data
anak-anak tersbbut berhasildikumpulkan
melalui
identifftasi
dan asesmen awal olehpeneliti
dan dibantutiga
Suparno,dkk : Pengembangan model... (halaman: 201-214)
772).
Penelitian dilakukan dalam dua tahapan,yakni:
(1) tahap prapengembangan,berupa kajian-kajian teoretik dan analisis kebutuhan melalui studi pendahuluan, dan
(z)
tahap
pengembangan,yakni
mengembangkanmodel
pembelajaran untukmodifikasi perilaku
sosial anak-anakautis,
berdasarkankajian
teoritik
dan
studipendahuluan yang telah dilakukan. Prototipe model yang telah dikembangkan
diuji
validasi teoretik dan empiriknya oleh para pakar dan praktisi
di
lapangan.Subjek penelitian adalah anak autis
di
sekolah luarbiasa
yangdiambil
secarapurposive sampling, dengan mempertimbangkan
tingkat
kelas dan aktivitas belajardi
sekolah. Berdasarkan pertimbangan tersebutdiperoleh
10 orang siswa,masing-masing empat orang siswa
SLB'Bina Anggita
dan enam orang siswaSLB
Pembinatingkat
provinsi
yang dudukdi
sekolah dasar luarbiasa
kelas satu sampai dengankelas tiga.
Data
yang diperlukan dalam penelitian
ini
dikumpulkan
melalui
beberapametode
yakni, (1)
observasi, untuk memperolehinformasi
secara langsung tentangpelaksanaan dan perkembangan yang dicapai subjek,
(2)
studi dokumentasi, untukmemperoleh informasi tentang keberadaan
kondisi
dan karakteristikumum
subjek(3)
wawancara denganguru
atauterapit
untuk
memperolehinformasi
mengenaiketerampilan sosial
(social skill)
yang telah dicapaisubjek,
tindakan pembelajaranyang dilakukan guru, baik metode maupun media pembelajaranrrya. Data yang telah
diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif
dankualitatif.
Hasi
Penelitian
dan PembahasanAnak
autis yang dijadikan
subjekpenelitian
semuanya mampu melakukankontak mata saat namanya dipanggil. Namun, durasinya sangat pendek yakni hanya
satu
detik.
Setelahitu,
anak asyik dengan dunianya sendiri. Mereka belum mampumelakukan kontak mata saat melakukan percakapan. Pandangan matanya diarahkan
ke tempat lain. Ketidakmampuan melakukan kontak mata menyebabkan anak
tidak
mampu memfokuskan perhatiannya pada satu
objek.
Hal
ini
selain menyebabkanSuparno, dkk : P engembangan model... (halaman : 20 I -2 I 4)
l.
Mengidentifikasi
perilaku
sosial anak autis
yang
akan
dimodifikasi,
yakniperilaku
sosial yangtimbul
akibat dampak autisme yang disandang dan tidaksesuai dengan
nonna yang berlaku
di
masyarakat.Perilaku
tersebut akandikurangi intensitasnya, atau
jika
mungkin akan dihilangkan;2.
Pengembangan tema dan sub tema pembelajaran;3'
Merencanakan media belajar berkonsep konvergensi, yakni media belajar yang mampu memusatkan perhjatian anak autis dalam belajar;4.
Merencanakanmodifikasi perilaku
sosial
melalui
media
belajal
berkonsep konvergensi bagi anak autis yang menyatu dengan kegiatan pembelajaran;5.
Monitoring.hasil perubahanperilaku
sosial dan tehnik penguatan.Model yang
dirancang
tersebut sifatnya masih hipotetik, masih
perludilakukan
verifikasi
dan validasiunttuk
mengetahui tingkat kemudahan, efektivitasdan efisiensi penggunaan model tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasanpada tahap
pertama, makakesimpulan yang dapat diambil adalah sebagi berikut:
1.
kondisi
dan karakteristik
umum
anak-anakautis
sudahmampu
melakukankontak mata hanya sesaat, kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif belum
berkembang, kemampuan
motorik
cukup baik;2.
kondisi praakademik dan akademik masih rendah; dan3.
perilaku sosial belum mampu melakukan kontak mata dengan durasi lima detik, masih suka tantrum (mengamuk), menangis tanpa sebab, tertawa, menstimulasidiri,
berguman, perhatian belum bertahan lama;4'
hipotetik
panduanmodel modifikasi perilaku
sosial
melalui
media
belajarberkonsep konvergensi,
yang
di
dalamnya mencakup substansi(a)
langkahassesment
perilaku
sosial anak autis,
(b)
pengembangantema dan
subtemaJuRttRL KeperuototfRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
konvergensi,
(d)
prosedurmodifikasi perilaku
sosial yang
menyatu dengankegiatan pembelajaran,
serta
(e) monitoring
dan
evaluasi
hasil
perubahanperilaku subjek.
Daftar
PustakaAngkoro, R.
&
Kosasih,A.
(2007). Optimalisasi media pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.Borg, W.R, and Gall,
M.D.
(1983). Educational research: An introduction, (4th ed.).New
York:
Longman,Inc.Ishi-Jordan, S.R. (2000).
"Be.havioral
interventions used
with
diverse
student".Behavioral
Dis order Journal, 25(4)
299 -309.Kalyva,E.
&
Awamidis, E.
(2005)."Improving
communication between childrenwith
autism
and
their
peer
through
the
circle
friends"
a
small
scaleintervention
stu$".
Journal of
Apllied
Researchin
Intellectually
Disabilities. r8,153-26i.Learner, J.W. (2006) .
Learning disabitity
and related disorder, characteristics andte a c hin g s tr at e gi e s. B o ston : Houghton
Miffl
inCompany.Maulana,
M
(2007). Anak autis. Yogyakarta: Katahati.Polloway,
E.A.
&
Patton, J.R. (1993). Strategiesfor
teaching le:arnerwith
special needs,NewYork:
Macmillan Publishimh Co.Rogers,
S.J. (2000). "Interventions
that facilitate
socialization
in
children
with
autism". Journal
of
Autism and D evelopmental Dis order s. 30, 3999-409.JUR]tRt- Kf pf tlototfRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
toleransi tertentu dalam
hal
pembelajaran.Latar
belakang pendidikan yangtidak
memberi bekal tentang
ABB
kepada calon guru, menyebabkan hampir semua gurureguler
di
SD
menghadapi permasalahandalam
menanganiABB.
Selain
itu,sumber-sumber
informasi
yang
dapatmembantu
guru
menanganiABB
masihterbatas sehingga banyak berujung kepada pengabaian kebutuhan
ABB.
Penelitian
ini
difokuskan kepadaguru
sebagai aktor utama dan yang palingmenentukan situasi kelas. Guru diharapkan mampu menerima, menyesuaikan
diri,
dan mengembangkan strategi yang sesuai dengan
kondisi
maupun kebutuhan anakdalam belajar. Hal tersebut menj,adi landasan kuat dalam upaya awal pengembangan
model
akomodasi pembelajaranini.
Model
ini
berupaya membantuguru
dalammemenuhi
kebutuhanABB
tanpa
mengorbankan anak-anakyang
lain
denganbanyak mengkaji permasalahan yang terkait dengan individual diversity di kelas.
Model
penangananABB
berbasis akomodasi
pembelajaranyang
sudahtersusun
pada
penelitian sebelumnya
masih
memerlukan
penyempurnaan.Fleksibilitas dan modifikasi
pembelajarandalam
empat ranah sudah terangkum,namun masih memerlukan
informasi
operasional sehingga mudah dipahami olehguru
dalam penerapannya. Diharapkan dalam penelitianini
pengembangan modelpenanganan
ABB
dapatdiwujudkan dalam
buku
panduanyang
berisi
berbagaialtematif
fleksibilitas
maupunmodifikasi
pembelajarandisertai
denganlangkah-langkah penerapan yang jelas.
Penerapan
langsung
oleh guru
dalam proses
belajar
mengajar
akanmemberikan
informasi-informasi
pendukung tersebut sehinggakerja
sama antarakaum akademisi dan
praktisi
di
lapangan kental mewarnai penelitianini.
Selainitu,
tujuan besar yang ingin diangkat dari penelitian
ini
tidak menyimpang dari pendapatGlaser (1977:v)
tentangpendidikan yang
berkualitasyang
dapattercermin
daripemberian
program
yang
menjangkau
semua
anak
supaya
mereka
dapatberkembang secara
intelektual
dan sosial secara maksimal, dan bukan pemberianprogram
yang
samauntuk
semua anak.Melalui
model
akomodasi pembelajaranJunrun KeperuolorrRu
Volume 40, Nomor 2, November 2010, hal. 187-200
PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
BERBASIS
AKOMODASI PEMBELAJARAN
Sari
Rudiyati,
Pujaningsih,
danUnik Ambarwati
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri yogyakarta
e-m ai I : s arirudiy ati@,y aho o. c om. I{P. 08 I 2 I 5 7 I 73 8
Abstract
The general objective of this study is to create a model of treatment
for
children
with
learningdfficulties
(cLD)
by accommodation-basedlearning
with
elements:(1)
material and techniquesof
instruction; (2)assignment
and
evaluation;(3)
time
demand and schedules;and
(4)evironment of learning. The specific objective of this study is to create an
accommodation-based treatment manual
for
CLD
to; (t)
provide educational servicesand
instructionfor
cLD;
(2)
improve teachers'lmowledge and qwareness of the importance of learning accomodation
for
CLD; and (3) increase the,learning avchievement of CLD. This study is
research
and
development.Data
collectionis
conducted through theDelphi
technique,focus group
discussion
(FGD),
questionnaire,observation, interview, and documentation. Data analysis
is
descriptive.The findings show that: (1)
In
thefirst
years: (a) CLD treatment has notbeen adequately performed;
it
means that the exact solution has not beenfound out
in
learning accommodationfor
CLD;
(b) teachers, perceptionand expectation on learning problems of CLD have not been qui'te positive; (c) the prototype of
cLD
treatment based on learning accommodation has been limitedly to test-driven and can be developed as a model of treatmentfor
cLD
in the elementary school. Its implementation is based on a manual of learning accommodation applicationfor cLD.
(2)In
the second years,the model and product have been validated through the main
/ield
testing and operati.onalfield
testing; and stated as a/it
andffictiie
modelif
cLD
treatmentin
the
elementaryschool. The
ffictiveness
of
theaccommodation learning treatrnent
is
evident from--indicators thatt theelementery school teachers have app;lisd the model and product found in
the
manual booksfor
cLD
instructionalflexibilities.
In
addition, theapplication
of
the model has improved the(a)
learning motivation; (b)social interaction; and (c) academic achievement of CLD
KEtwords: children with learning dfficulties (cLD), Iearning accomodation
Pendahuluan
Keberadaan
Anak
BerkesulitanBelajar
(selanjutnya disingkatABB)
banyakrnemosisikan guru pada situasi yang sulit.
Hal
ini
diperkuat oleh Cook (2000) yangmengungkapkan bahwa guru menghadapi dilema ketika ada anak yang memerlukan
Sari Rudtyati,dkk : penanganan anak... (halaman: Ig7-200)
Penelitian
ini
merupakan salah satu solusi dalam upaya penyediaan informasiyang
diperlukanguru-guru SD
berupamodel
penangananABB
dan secara tidaklangsung sebagai bentuk peningkatan kualitas pembelajaran
di
kelas.Melalui
bukupanduan penanganan
ABB
gurudapat
memberikan layanan pedagogik pada salahsatu keberagaman siswa
di
SD. Oleh karenaitu,
masalah yang akan dijawab dalampenelitian
ini
adalah "Bagaimana
cara mengembangkan model penanganan AnakBerkesulitan Belaj ar
(ABB)
berbasis akomodasi pembelaj aran?',Tujuan umum penelitian
ini
adalah
untuk
menghasilkan
suatu
modelpenanganan
Anak
BerkesulitanBelajar
(ABB)
berbasis akomodasi pembelajarandengan unsur-unsur
(1)
materi
dan cara pengajaran;(2)
tugas danpenilaian;
(3)tuntutan
waktu
danjadwal;
dan(4)
lingkungan belajar. Adapun tujuan khususnyaadalah
untuk
menghasilkanbuku
panduan penangananAnak
Berkesulitan Belajarberbasis
akomodasi
belajar
yang
digunakan
untuk
(l)
pemberian
layananpendidikan
dan
pembelajaran
bagi
ABB;
(z)
peningkatan
pengetahuan dankesadaran
guru
tentangperlunya
akomodasi pembelajaranbagi
ABB;
serta (3)peningkatan prestasi belajar
ABB
Kesulitan belajar
dialami
seoranganak
ketika
ia
tidak
mampu
mencapaitujuan dan atau pembelajaran yang telah ditentukan dalam waktu tertentu (Endang
Supartini,
2001). Menurut Burton
(dalam Endang Supartini,
2001)
anak
yangmengalami kesulitan
belajar
diindikasikan
melalui
kegagalandalam
mencapaitduan
pembelajaran.Kegagalan yang dialami anak diindikasikan
jika
anaktidak
mampu mencapaiatau menyelesaikan
(l)
tingkat
penguasaanminimal
dalam pembelajaran tertentu, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh guru. Dalam kenyataan sehari-hari siswamendapat
nilai
kurang
dari
enam;(2)
prestasi sesuai potensiyang
dimiliki;
(3)tugas-tugas perkembangan, karena mengalami gangguan perkembangan; serta (4)
persyaratan minimal yang dijadikan prasyarat untuk belajar di tingkat berikutnya.
Kesulitan belajar tersebut muncul dari berbagai hambatan belajar pada anak.
JuRttRt- KeprruotDtxRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
mengalami kesulitan belajar. Penelitian Pujaningsih,
dkk.
pada
tahun 2002
di
Kecamatan
Berbah
menemukan
ABB
sebesar
36%
dengan
rincian
12%
di
antarartya slow
learner,l6Yo
berkesulitan belajar spesifik(LD/learning disability),
dan lTYo tunagrahita
(mentally retarded).
Marlina
(2006)
menemukan 155 anakberkesulitan
belajar spesifik
(LD)
di
8
SD
di
Padang.Jumlah
tersebut hanyasebagian gambaran dari
jumlah
ABB
secara keseluruhan karena anakLD
hanyamerupakan bagian dari
ABB.
Secara spesifik, kesulitan membaca ditemukan sekitar10%-20%
diatami
oleh anak usia sekolah dasar (Gorman C. dalamMajalah
Time,31 Agustus 2003).
Di
dalam kamus (Lerner&
Kline,
2006) akomodasi adalah penyesuaian danmodifikasi program pendidikanuntuk memenuhi kebutuhan anak dengan kebutuhan
khusus.
Torey
Q004)memaknai
akomodasi sebagai perubahanyang
dilakukansupaya siswa berkebutuhan khusus dapat belajar
di
ruang kelas biasa. Torey (2004)mengemukakan tentang cakupan akomodasi
yang
dilaksanakan pada saat prosesbelajar
mengajar. Cakupan akomodasi
tersebut adalah
(1)
materi
dan
earapengajaran;
(2)
tugas dan penilaiandi
kelas;(3)
tuntutanwaktu
dan penjadwalan;(4)
lingkungan belajar; dan (5) penggunaan sistem komunikasi khusus,ABB
dapatberkomunikasi dengan
lingkungan
sekitarmelalui
bahasa yangtidak
mempunyaispesifikasi tertentu sehingga penggunaan komunikasi khusus
tidak
dibahas dalampenelitian ini.
Pemberian akomodasi pembelajaran
tidak
lepasdari
profesionalitas seorangguru,
salah satudi
antaranya adalah harapan (expectation). Penelitian-penelitianterdahulu membuktikan
bahwa guru
mengajarkan
apa yang
mereka pikirkan
(Edwards, et. aL.2006).
Hal-hal
yangdipikirkan
guru tentunyaterkait
dengan apayang mereka ketahui sehingga pemberian akomodasi pembelajaran oleh guru
juga
dipengaruhi
oleh
pengetahuanguru
mengenai
ABB.
Pengetahuanini
akanmembentuk harapan terhadap anak dan termanivestasi dari interaksi guru dan anak
dalam PBM di kelas yang berupa penerimaan maupun penolakan.
Sari Rudiyati,dkk : Penanganan anak... (halaman: 187-200)
Rancangan model penanganan
ABB
berbasis akomodasi pembelajaran sudahdiperoleh pada penelitian Pujaningsih (2007).
Model
ini
merupakan panduan yangberisikan pengelolaan situasi kelas,
fleksibilitas
proses, dan evaluasi pembelajaran.Fleksibilitas dilakukan dalam empat
hal, yakni: a)
pemberianmateri dan
carapengajaran, b) pemberian tugas dan penilaian, c) tuntutan waktu dan
jadwal,
dan d)lingkungan belajar.
Cara
Penelitian
Penelitian
ini
secara keseluruhan menggunakan pendekatanresearch
anddevelopment
denganpokok-pokok kegiatan
yang
diadopsi
dari
model
yangdikembangkan oleh
Borg
&
Gall
(2003). Prosedur dalam penelitian pengembanganini
dapat divisualisasikan sebagai berikut:.Gambar 1. Prosedur Penelitian
PENGEMBANGAII MODEL (tahun l)
RevisiModel
.
Ujicoba penda-huluan.
Menyusun Draft-Buku PanduanRancangan Model
LT
-
Studiliterer-
Studilapang-an-
Masukan praktisi/pakarMODEL AKHIR
UJIVALIDASI
MODEL (Iahun ll)
. Validasi& Uji
utama lapangan
r
Revisi operasio-nal.
UjiOperasionalr
Penyempurnaan akhir/finallmplementasi
&Dise-minasi (Iahun lll)
.
lmplementasi &Diseminasii Model/ProdukJunnnt- KgperuototxRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
Variabel
penelitian penangananAnak
BerkesulitanBelajar
(ABB)
berbasisakomodasi pembelajaran adalah
(1)
variabelterikat
berupaefektivitas
akomodasipembelajaran
ABB
dan(2)
variabel bebas berupa penangananABB
dalam modelpembelajaran. Penelitian
ini
dilakukandi
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnyadi
Sekolah DasarNegeri
Gejayandan
Sekolah DasarNegeri
Deresanuntuk
uji
utama
dan untuk
uji
operasional menggunakan
10
SD, yakni
(1)
SDNLempuyan gan;
(2)
SDN Margoyasan;(3)
SDN Kledokan;(4) sDN
Samirono; (5)SDN Baturan;
(6)
SDN Caturtunggal3;(7)
SDN Cangkringan; (S) SDN Rejondani;(9)
SDN
SinduadiI,
dan(10) SDN
Patran. Subjek penelitian yangdiambil
secarapurposif adalah guru dan siswa SD kelas
1,2
dan3.
Model
penanganan
Anak
Berkesulitan
Belajar
berbasis
akomodasi pembelajaran dapat divisualisasikan dan dideskripsikanmelalui
gambar2
berikut
[image:16.612.15.604.27.804.2]ini.
Gambar 2. Visualisasi Model Penanganan
ABB
Berbasis AkomodasiPembelajaran
Materidan Cara Pengajaran
Tugas dan Penilaian AKOMODASI
t/
\
PenyesuaianModifikasi
Tuntutan Waktu dan
Jadwal Lingkungan
belajar
prototipe model diperoleh dari hasil studi lapangan, kajian pustak4 dan kajian
hasil penelitian
sebelumuji
cobadilakukan. Akomodasi
sebagai perubahan yangdilakukan gu{u
supayaABB
dapat belajardi
ruang kelas reguler dapat diartikansebagai perubahan berupa penyesuaian dan
modifikasi
yang diberikan untukABB
sesuai dengan kebutuhannya.
Model
akomodasi pembelajaran yang dikembangkanmeliputi
empat ranah,yakni
pemberianmateri
dan cara
pengajaran, pemberiantugas
dan
penilaian, tuntutan
waktu
dan
jadwal,
serta lingkungan
belajar.Akomodasi pembelajaran
bagi
ABB
dilaksanakanoleh guru,
baik
sendiri denganpersiapan maupun tanpa persiapan maupurl bekerja sama dengan pihak
lain,
sepertiorang tua/keluarga
ABB
atau dengan para ahli.Teknik
pengumpulan
data penelitian
dalam
pengembangan
modelpenanganan
ABB
berbasis akomodasi pembelajaran adalah observasi, kuesioner,wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan,
teknik Delphi,
dan Focus GroupDiscussion
Data penelitian dan pengembangan model penangananABB
berbasispembelajaran
yang telah terkumpul
dianalisis
secaradeskriptif kuantitatif
dankualitatif.
Hasil Penelitian
dan PembahasanUji
coba model pendahuluan dan model utama penelitianini
dilakukandi
duaSD
(SD
Gejayan dan SD Deresan). SD Gejayan merupakan SDinklusi,
sementaraSD Deresan bukan SD
inklusi
rutmun keberadaan anak yang mengalami kesulitanbelajar hampir
ada dalarn setiapkelas.
Siswa berkesulitan belajaryang
menjadisubjek
penelitian
ini
adalah28 orang
bersekolahdi
SD Negeri
Deresandan
SDNegeri
Gejayan, Sleman, Yogyakarta,kelas
1,2
dan3
yang berusiamulai dari
6tahun
sampaidengan
10
tahun.
Lebih lanjut,
data
anak-anak tersbbut berhasildikumpulkan
melalui
identifftasi
dan asesmen awal olehpeneliti
dan dibantutiga
Suparno,dkk : Pengembangan model... (halaman: 201-214)
772).
Penelitian dilakukan dalam dua tahapan,yakni:
(1) tahap prapengembangan,berupa kajian-kajian teoretik dan analisis kebutuhan melalui studi pendahuluan, dan
(z)
tahap
pengembangan,yakni
mengembangkanmodel
pembelajaran untukmodifikasi perilaku
sosial anak-anakautis,
berdasarkankajian
teoritik
dan
studipendahuluan yang telah dilakukan. Prototipe model yang telah dikembangkan
diuji
validasi teoretik dan empiriknya oleh para pakar dan praktisi
di
lapangan.Subjek penelitian adalah anak autis
di
sekolah luarbiasa
yangdiambil
secarapurposive sampling, dengan mempertimbangkan
tingkat
kelas dan aktivitas belajardi
sekolah. Berdasarkan pertimbangan tersebutdiperoleh
10 orang siswa,masing-masing empat orang siswa
SLB'Bina Anggita
dan enam orang siswaSLB
Pembinatingkat
provinsi
yang dudukdi
sekolah dasar luarbiasa
kelas satu sampai dengankelas tiga.
Data
yangdiperlukan dalam penelitian
ini
dikumpulkan
melalui
beberapametode
yakni, (1)
observasi, untuk memperolehinformasi
secara langsung tentangpelaksanaan dan perkembangan yang dicapai subjek,
(2)
studi dokumentasi, untukmemperoleh informasi tentang keberadaan
kondisi
dan karakteristikumum
subjek(3)
wawancara denganguru
atauterapit
untuk
memperolehinformasi
mengenaiketerampilan sosial
(social skill)
yang telah dicapaisubjek,
tindakan pembelajaranyang dilakukan guru, baik metode maupun media pembelajaranrrya. Data yang telah
diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif
dankualitatif.
Hasi
Penelitian
dan PembahasanAnak
autis yang dijadikan
subjekpenelitian
semuanya mampu melakukankontak mata saat namanya dipanggil. Namun, durasinya sangat pendek yakni hanya
satu
detik.
Setelahitu,
anak asyik dengan dunianya sendiri. Mereka belum mampumelakukan kontak mata saat melakukan percakapan. Pandangan matanya diarahkan
ke tempat lain. Ketidakmampuan melakukan kontak mata menyebabkan anak
tidak
mampu memfokuskan perhatiannya pada satu
objek.
Hal
ini
selain menyebabkanSuparno, dkk : P engembangan model... (halaman : 20 I -2 t 4)
l.
Mengidentifikasi
perilaku
sosial anak autis
yang
akan
dimodifikasi,
yakniperilaku
sosial yangtimbul
akibat dampak autisme yang disandang dan tidaksesuai dengan
nonna yang berlaku
di
masyarakat.Perilaku
tersebut akandikurangi intensitasnya, atau
jika
mungkin akan dihilangkan;2.
Pengembangan tema dan sub tema pembelajaran;3'
Merencanakan media belajar berkonsep konvergensi, yakni media belajar yang mampu memusatkan perhjatian anak autis dalam belajar;4.
Merencanakanmodifikasi perilaku
sosial
melalui
media belajar
berkonsep konvergensi bagi anak autis yang menyatu dengan kegiatan pembelajaran;5.
Monitoring.hasil perubahanperilaku
sosial dan tehnik penguatan.Model yang
dirancang
tersebut sifatnya masih hipotetik, masih
perludilakukan
verifikasi
dan validasiunttuk
mengetahui tingkat kemudahan, efektivitasdan efisiensi penggunaan model tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasanpada tahap
pertama, makakesimpulan yang dapat diambil adalah sebagi berikut:
1.
kondisi
dan karakteristik
umum
anak-anakautis
sudahmampu
melakukankontak mata hanya sesaat, kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif belum
berkembang, kemampuan
motorik
cukup baik;2.
kondisi praakademik dan akademik masih rendah; dan3.
perilaku sosial belum mampu melakukan kontak mata dengan durasi lima detik, masih suka tantrum (mengamuk), menangis tanpa sebab, tertawa, menstimulasidiri,
berguman, perhatian belum bertahan lama;4'
hipotetik
panduanmodel modifikasi perilaku
sosial
melalui
media
belajarberkonsep konvergensi,
yang
di
dalamnya mencakup substansi(a)
langkahassesment
perilaku
sosial anak autis,
(b)
pengembangantema dan
subtemaJuRtrtRL KeperuototfRN, Volume 40, Nomor 2, November 2010
konvergensi,
(d)
prosedurmodifikasi perilaku
sosial yang
menyatu dengankegiatan pembelajaran,
serta
(e) monitoring
dan
evaluasi
hasil
perubahanperilaku subjek.
Daftar
PustakaAngkoro, R.
&
Kosasih,A.
(2007). Optimalisasi media pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.Borg, W.R, and Gall,
M.D.
(1933). Educational research: An introduction, (4th ed.).New
York:
Longman,Inc.Ishi-Jordan, S.R. (2000).
"Be.havioral
interventions used
with
diverse
student".B
ehavioral
Dis order Journal, 25(4)
299 -309.Kalyva,E.
&
Avramidis,
E.
(2005)."Improving
communication between childrenwith
autism
and
their
peer
through
the
circle
friends"
a
small
scaleintervention
stufu". Journal of
Apllied
Researchin
Intellectually
Disabilities.18,153-26i.
Learner, J.W. (2006) .
Learning disabitity
and related disorder, characteristics andt e a c hin g s tr at e gi e s. B o ston : Houghton
Miffl
inCompany.Maulana,
M
(2007). Anak autis. Yogyakarta: Katahati.Polloway,
E.A.
&
Patton, J.R. (1993). Strategiesfor
teaching le:arnerwith
special needs,NewYork:
Macmillan Publishimh Co.Rogers,
S.J. (2000). "Interventions
that facilitate
socialization
in
children
with
autism". Journal
of
Autism and D evelopmental Dis or der s. 30, 3999 -409.