PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN UJIAN TUGAS SKRIPSI (Studi kasus pada STMIK AMIKOM Yogyakarta)
Hanif Al Fatta
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA E-mail: hanivonitch@yahoo.com
Abstraksi
Penilaian ujian skripsi selama ini dilakukan secara subjektif oleh dosen penguji. Walaupun dosen telah melakukan proses secara objektif beberapa masalah masih muncul menyangkut protes yang dilakukan mahasiswa yang diuji.
Sistem yang dikembangkan adalah sebuah DSS yang bisa merekap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dosen-dosen penguji pada saat ujian, kemudian memberikan penilaian pada jawaban yang diberikan mahasiswa kemudian merekap hasil akhir untuk menentukan kelulusan.
Kelemahan dari sistem yang dibangun, nilai yang diberikan masih berupa nilai kualitatif adapun konversi ke nilai kuantitatif seperti yang dipakai pada sistem penilaian manual masih dilakukan secara manual.
Kata Kunci: DSS, skripsi, kualitatif, kuantitatif
Pendahuluan
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
merancangbangun sebuah sistem Pendukung Keputusan untuk penilaian Ujian Tugas Akhir di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Tujuan utama penelitian ini adalah Menghasilkan DSS yang bisa membantu penilain skripsi dengan mengurai faktor subjektifitas dan perbedaan standar nilai dari penguji.
Pembahasan
Dalam perancangan sistem ditentukan 2 jenis system requirement utama dari sistem pendukung keputusan untuk sistem pendukung keputusan ini. Sistem requirement pertama adalah
functional requirement. Pada functional ditentukan informasi apa saja yang akan disajikan oleh DSS ini dan proses apa saja yang bisa dilakukan oleh DSS yang akan dibangun.
1. Functional Requirement
o User bisa memasukkan data mahasiswa yang mengambil ujian dan data dosen yang akan menjadi dosen penguji
o Sistem bisa menyusun jadwal ujian dengan data tempat, jam, ruang dan 3 dosen penguji yang bertugas
o Masing-masing dosen penguji bisa melakukan login ke sistem sebagai dosen penguji dan memilih materi ujian yaitu presentasi, pemahaman materi dan demo program.
o Masing-masing dosen penguji bisa memasukkan atau menuliskan pertanyaan untuk masing-masing kategori pengujian, dimana untuk presentasi, demo program dan pemahaman materi masing-masing maksimal 10 pertanyaan sehingga total maksimal pertanyaan untuk 1 dosen adalah 30 pertanyaan.
o Dosen memberikan penilaian pada masing-masing pertanyaan dengan nilai baik, cukup atau kurang, kemudian per masing-masing kategori dosen memberikan nilai dengan ketentuan nilai maksimal untuk presentasi 2 point, pemahaman materi 5 point dan demo program 3 point.
o Sistem bisa menghitung nilai mahasiswa secara otomatis berdasarkan 3 nilai yang diinputkan oleh 3 dosen penguji yang tersedia.
o Sistem bisa memberikan laporan nilai akhir mahasiswa berikut daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh dosen yang bersangkutan.
2. Non functional requirement
o Sistem dijalankan dengan database Mysql
o Sistem dijalankan pada lingkungan pemrograman berbasis website sehingga script pemrograman yang digunakan adalah PHP
o Masing-masing dosen bisa melakukan login dari komputer yang berbeda pada saat ujian berlangsung maksimal 3 dosen penguji sesuai dengan ketentuan jumlah dosen penguji dari STMIK AMIKOM.
3. Rancangan Basis Data
Untuk DSS yang akan dibangun dibuat beberapa tabel dengan struktur sebagai berikut :
1. Mahasiswa
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
Nim char (10) not null primary Nama varchar (35) not null
2. Dosen
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
3. Ujian
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
kd_ujian int not null primary
Nim char (10) not null
Judul text not null
tgl_ujian date not null
Jam char (5) not null
ruang varchar (15) not null
penguji1 varchar (10) yes
penguji2 varchar(10) yes
penguji3 varchar(10) yes
4. Presentasi
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
Hasil varchar (15) yes
5. Penguasaan Materi
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
6. Demo Program
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
Hasil varchar (15) yes
7. Nilai
Column Name Data Type Null Key Defaul t
Extra
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
Nilai decimal not null
Bagian varchar (35) not null
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Gambar 1: Relasi Antar Tabel
gambar 2 . Pada halaman ini ada 4 menu utam yaitu master data, nilai, hasil ujian dan login dosen.
Gambar 2. halaman Utama DSS Pendadaran Skripsi
Pada menu master data dimasukkan dulu beberapa data yang harus disiapkan sebelum proses ujian pendadaran skripsi berlangsung. Menu pertama yang harus diiisi adalah data mahasiswa. Pada menu ini diisikan Nomor Induk Mahasiswa dan Nama mahasiswa yang
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Gambar 3 : Form pengisian data mahasiswa yang ikut ujian
Gambar 4: Form pengisian dosen penguji
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Gambar 5 : Form pengisian jadwal ujian skripsi
Gambar 6 : Form login dosen sebagai dosen penguji
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Gambar 7 Tampilan menu dosen penguji.
Gambar 8 : form pengujian subbab presentasi
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Gambar 9: Tampilan nilai yang dikumpulkan mahasiswa dari dosen penguji pertama.
Gambar 10: Hasil Print out pertanyaan pada bagian penguasaan materi
Penutup
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
diajukan oleh 3 dosen penguji dapat direkap berikut kemampuan anak dalam menjawab. Ketiga, Nilai secara otomatios tersimpan dalam server sehingga memudahkan administrasi data misalnya
pengumuman nilai ujian skripsi ke mahasiswa.
Untuk penentuan nilai masing-masing sub pengujian yaitu presentasi, penguasaan materi dan demo program masih diinputkan oleh penguji, dikemudian hari bisa dikembangkan model penilaian otomatis dari sejumlah pertanyaan yang diajukan kriteria yang bisa dijawab baik, cukup atau kurang bisa langsung menentukan nilai untuk mahasiswa yang diuji.
Daftar Pustaka
Turban, E, 1995, Decision Support System and Intelligence System:Fourth Edition, Prentice Hall
http:// anakbinus.blogsome.com/category/ bahan-kuliah/information-technology/dss/
diakses tanggal 7 mei 2008-05-07
STUDI KASUS TERHADAP PENYELESAIAN SISTEM PERSAMANAAN LINEAR
DENGAN ELIMINASI GAUSS
Krisnawati
STMIK AMIKOM Yogyakarta
Abstraksi
Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear adalah metode eliminasi gauss. Metode ini bekerja dengan melakukan operasi baris elementer terhadap matrik yang diperoleh dari system persamaan linear yang diketahui. Pada saat implementasi dalam program ada kasus khusus yang arus ditangani, yaitu pada saat baris yang dijadikan acuan operasi baris elementer ternyata bernilai 0. Penanganannya sederhana, proses membuat 0 digantikan dengan proses penukaran baris yang ternyata 0 tersebut. Keyword : system persamaan linear, eliminasi gauss
Pendahuluan
Persamaan linear adalah suatu persamaan yang pada saat digambar kurvanya berupa garis lurus. Sedangkan system persamaan linear adalah suatu sistem yang didalamnya terdiri dari minimal 2 persamaan linear. Menyelesaikan persamaan linear sama artinya dengan mencari titik potong antara persamaan-persamaan yang diketahui.
Eliminasi Gauss merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan system persamaan linear. Diketahui sistem persamaan linear sebagai berikut:
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Sistem persamaan linear tersebut dituliskan dalam bentuk matrik sebagai berikut:
⎥
Matrik dibawa kebentuk matrik satuan sehingga menjadi
⎥
Proses untuk membawa matrik asal ke matrik satuan menggunakan operasi baris elementer. Operasi baris elementer adalah:
1. Menjumlah/mengurangi suatu baris dengan k kali baris yang lain. k adalah konstanta real.
2. Mengalikan/membagi suatu baris dengan k. k adalah konstanta real.
Cara ini banyak dipakai jika sistem persamaan linear diselesaikan secara manual. Tujuannya adalah untuk mempersingkat bentuk persamaan.
Untuk mempermudah proses, matrik terlebih dahulu dibawa ke bentuk matrik segitiga atas/bawah, kemudian ke bentuk matrik diagonal, dan akhirnya ke matrik satuan.
Pembahasan
1. Ilustrasi Proses Pada Metode Eliminasi Gauss Contoh:
Diketahui sistem persamaan linear sebagai berikut: 3x + 2y + z = 0
Sistem persamaan linear diatas memberikan matrik sebagai berikut:
Matrik diatas diubah menjadi matrik segitiga atas dengan proses sebagai berikut:
Baris ketiga dikurangi dengan ½ kali baris ke dua sehingga matrik menjadi :
Baris kedua dikurangi dengan2/3 baris pertama sehingga menjadi:
⎥
Baris ketiga ditambah dengan 15/2 kali baris kedua sehingga menjadi:
⎥
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Baris kedua dikurangi dengan 7/54 kali baris ketiga, sehingga menjadi:
Baris pertama ditambah dengan 45/7 kali baris kedua, sehingga menjadi:
Matrik sudah dalam bentuk matrik diagonal, akhirnya dibawa ke bentuk matrik satuan, dengan proses sebagai berikut:
Baris pertama dibagi dengan 3, baris kedua dibagi dengan -1/3 dan baris ketiga dibagi dengan 18 sehingga matrik menjadi:
⎥
for k=1:ba-1 for i=ba:-1:k+1
p=eg(i,k)/eg(i-1,k); for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i-1,j); end
end end
Untuk membuat matrik segitiga atas menjadi matrik diagonal, tinggal melakukan modifikasi terhadap skrip diatas, sehingga didapat:
for k=ba:-1:2 for i=1:k-1
p=eg(i,k)/eg(i+1,k); for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i+1,j); end
end end
Akhirnya skrip untuk mengubah matrik menjadi matrik diagonal adalah sebagai berikut:
for i=1:ba if eg(i,i)~=1
eg(i,kolom)=eg(i,kolom)/eg(i,i); eg(i,i)=1;
end end
3. Studi Kasus
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Kasus 1:
3x + 2y + z = 0 2x + y + 3z = 2 x + 3y + 2z = 4
Memberikan output sebagai berikut: e =
3.0000 2.0000 1.0000 0 2.0000 1.0000 3.0000 2.0000 0 2.5000 0.5000 3.0000
e =
3.0000 2.0000 1.0000 0 0 -0.3333 2.3333 2.0000 0 2.5000 0.5000 3.0000
e =
3.0000 2.0000 1.0000 0 0 -0.3333 2.3333 2.0000 0 0 18.0000 18.0000
e =
3.0000 2.1429 0 -0.8571 0 -0.3333 2.3333 2.0000 0 0 18.0000 18.0000
e =
0 -0.3333 0 -0.3333 0 0 18.0000 18.0000
e =
3.0000 0 0 -3.0000 0 -0.3333 0 -0.3333 0 0 18.0000 18.0000
e =
1.0000 0 0 -1.0000 0 1.0000 0 1.0000 0 0 1.0000 1.0000
Kasus 2:
3x + 9y + 6z = 12 4x +12 y + 12z = 12 1x +-1y + 1z = 1
Memberikan output sebagai berikut: Warning: Divide by zero.
> In F:\KRISNA\eliminasitdkok.m at line 22
e =
3 9 6 12 0 0 4 -4 NaN NaN Inf -Inf
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
3 9 0 18 0 0 4 -4 NaN NaN Inf -Inf
e =
3 9 0 18
NaN NaN NaN NaN NaN NaN Inf -Inf
e =
NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN Inf -Inf
e =
1 NaN NaN NaN NaN 1 NaN NaN NaN NaN 1 NaN
Skrip tidak menemui masalah pada saat diimplementasikan terhadap kasus 1, tetapi pada kasus 2 ternyata output tidak dapat dihasilkan. Pada saat nilai e32 akan dibuat menjadi 0, ternyata nilai acuan yakni e22 ternyata juga 0. Padahal nilai ini yang nanti akan menentukan konstanta k.
e =
for k=1:ba-1 for i=ba:-1:k+1
p=eg(i,k)/eg(i-1,k); for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i-1,j); end
end end
Konstanta k yang pada skrip disebut dengan p diperoleh dari e32 dibagi dengan e22. Padahal nilai e22 adalah nol. Oleh karena itu jika nilai acuan untuk menentukan k adalah nol, maka dilakukan penukaran baris, sehingga tidak perlu membuat nilai asal menjadi 0. Dengan penambahan pengecekan untuk penukaran baris, maka skrip untuk menentukan matrik segitiga menjadi sebagai berikut:
for k=1:b1-1 for i=b1:-1:k+1 if (e(i-1,k)==0) for x=1:b1+1 temp=e(i-1,x); e(i-1,x)=e(i,x); e(i,x)=temp; end
else
p=e(i,k)/e(i-1,k); for j=1:k1+1
e(i,j)=e(i,j)-(p*e(i-1,j)); end
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201 Vol. 10 No. 1 Maret 2009
Penutup
Proses manual yang biasa digunakan untuk menyelesaikan system persamaan linear, tidak bisa begitu saja diterapkan dalam pemrograman. Diperlukan beberapa perlakuan yang berbeda, yang pada prinsipnya bertujuan untuk memperoleh bentuk matrik yang paling optimal. Kasus nilai acuan 0, dapat ditangani dengan melakukan penukaran baris terhadap baris yang akan dinolkan dengan baris dimana posisi nilai acuan 0 tersebut berada.
Daftar Pustaka
Gary J. Lastman, Naresh K. Sinha, 2000, Microcomputer-Based Numerical Methods for Science and Enginering. Saunders College Publishing.
Myron B. Allen III & Eli L. Isaacson, 1998. Numerical Analysis for Applied Science. John Wiley & Son, Inc New York.
Susila, I Nyoman, 1993. Dasar-dasar Metode Numerik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan tinggi.