• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 3, Agustus 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 3, Agustus 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS ULASAN FILM/DRAMA BERBASIS WEB UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA

Yulli Hariyani

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Teks ulasan film/drama merupakan teks yang berisi respon atau tanggapan pembaca terhadap karya film/drama. Pentingnya penguasaan terhadap teks ulasan film/drama berbasis web ini adalah untuk mendukung aktivitas sehari-hari sebagai pelajar dan dalam menyerap informasi yang berkembang pesat di era digital dan perfilman. Untuk itulah dipandang perlu mengembangkan bahan ajar teks ulasan film berbasis web. Tujuan umum penelitian dan pengembangan ini memperoleh deskripsi dari pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web untuk siswa kelas XI SMA/MA. Tujuan khusus adalah memperoleh deskripsi kebutuhan dan deskripsi objektif bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web untuk siswa kelas XI SMA/MA, serta memperoleh deskripsi pengembangan bahan ajar sehingga dapat memenuhi kelayakan struktur isi, bahasa yang digunakan, dan penyajian/tampilan (grafika) produk bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web untuk siswa kelas XI SMA/MA.

Pelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pembelajaran model R & D (research & development). Prosedur pengembangan mengadaptasi model pengembangan Borg & Gall (2005). Adaptasi tersebut meliputi (1) melakukan penelitian dan pengumpulan informasi yang didahului dengan penelitian awal terkait dengan produk pendidikan yang akan dikembangkan (research and information collection), (2) perencanaan (planning), (3) mengembangkan bentuk awal produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba awal (preliminary field testing), (5) revisi produk (main product revision), (6) uji lapangan terhadap produk (main field tesing), (7) revisi (operational product revision), (8) uji operasional lapangan terhadap produk (operational field testing), (9) melakukan revisi produk (final product revision), (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Hasil validasi oleh tim ahli, praktisi dan diuji lapanganterhadap aspek isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan dinyatakan bahan ajar ini memiliki kelayakan yang sangat baik dan dapat digunakan untuk pembelajaran ulasan film/drama.

Kata-kata kunci : pengembangan, bahan ajar, teks ulasan film/drama, web

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang

(2)

pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 57). Salah satu unsur yang mempengaruhi yaitu prosedur dalam pembelajaran.

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam UU No.20 tahun 2003 dan dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan

bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkepribadian yang luhur, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, sehat, mandiri, percaya diri, toleran, peka sosial, demokratis serta bertanggung jawab (Kemendikbud, 2013: 113).

Penyelenggaraan

pengembangan pendidikan salah satunya dilaksanakan dengan cara member inovasi pada perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah. Perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang dipergunakan dalam proses kegiatan

pembelajaran. Perangkat

pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar di antaranya terdiri dari silabus, RPP, buku guru, buku siswa, LKS, media pembelajaran, lembar penilaian, dan instrument evaluasi atau tes hasil belajar (THB) (Ibrahim dalam Riyanto, 2010: 96).

Penilaian hasil belajar merupakan syarat yang harus ada untuk memberikan penilaian kepada peserta didik. Menurut Sudjana

(2010: 5), dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ada tes tulisan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada pula yang disusun dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan bukan tes (nontes) sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuisioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus dll.

Teks ulasan drama berarti teks yang mengulas dari drama yang ditampilkan di panggung. Berasal dari

bahasa Yunani ‘draomai’ yang berarti

berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh Mangkunegara VII dibuat istilah sandiwara.

(3)

Di dunia pendidikan dan pelatihan sekarang ini, banyak sekali praktik yang disebut e-learning. Sampai saat ini, pemakaian kata e-learning sering digunakan untuk semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer atau internet (Effendi, 2005: 4). E-learning atau kepanjangan dari electronic learning sering digunakan dalam semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer atau internet.

Kuswana (2009: 30) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa pengembangan bahan ajar berbasis web ditinjau dari pandangan siswa dapat diapresiasi positif , dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Sedangkan dari segi keefektifan proses belajar, menunjukkan adanya kecenderungan termotivasi untuk membelajarkan diri secara otonomi. Mereka merasa senang dalam belajar sehingga selalu ingin terus menggunakan e-learning

berbasis web. Semangat belajar siswa akan meningkat.

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama masih sedikit ditemukan. Melalui pengembangan, guru dapat mempertimbangkan lagi akan pentingnya bahan ajar. Membantu guru dalam melakukan pembelajaran teks ulasan film/drama oleh siswa yang menyangkut proses dan hasil kinerja siswa dalam pembelajaran teks ulasan film/drama. Bahan ajar membantu guru dalam mengetahui perkembangan belajar siswa serta memberi kemudahan dalam mengukur tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pembelajaran.

Produk pengembangan ini dapat diterapkan atau diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran teks ulasan film/drama sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, menjadi landasan dalam pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama sehingga dapat menjadi masukan dalam upaya mengkaji bahan ajar tentang ulasan film/drama yang lainnya.

Bagi pengajar, hasil pengembangan ini diharapkan menjadi sumbangan pembelajaran tentang pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama yang dirancang untuk siswa SMA/MA.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, terutama berkaitan dengan pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web yang dirancang secara sistematis sebagai bandingan dalam mengkaji dan memahami lebih luas dan mendalam.

METODE PENGEMBANGAN

Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan

Research and Development (R&D) oleh Borg dan Gall. Research and Development (R&D) adalah model pengembangan dimana temuan penelitian yang telah dihasilkan digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sehingga produk tersebut memenuhi kriteria tertentu baik dari keefektifan, kualitas, atau standarnya (Borg and Gall, 2003: 569).

Model penelitian

(4)

Development (R&D) memiliki beberapa prosedur. Chaeruman (2011: 21) memaparkan langkah-langkah dalam prosedur penelitian R&D meliputi (1) melakukan penelitian dan pengumpulan informasi yang didahului dengan penelitian awal terkait dengan produk pendidikan yang akan dikembangkan (research and information collection), (2) perencanaan (planning), (3) mengembangkan bentuk awal produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba awal (preliminary field testing), (5) revisi produk (main product revision), (6) uji lapangan terhadap produk (main field tesing), (7) revisi (operational product revision), (8) uji operasional lapangan terhadap produk (operational field testing), (9) melakukan revisi produk (final product revision), (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).

Berdasarkan model desain penelitian pengembangan Borg dan Gall, prosedur atau langkah-langkah pengembangan bahan ajar bermain drama yang ditempuh dalam penelitian ini melalui tiga tahap, yakni (a) tahap pra pengembangan, (b) tahap perancangan bahan ajar, (c) tahap uji coba bahan ajar hingga sesuai.

Uji coba produk pada penelitian pengembangan ini, dilakukan untuk mengetahui validasi pengembangan, sehingga hasilnya dapat

dipertanggung-jawabkan dan mendapatkan data yang digunakan untuk melakukan perbaikan agar tercapai tingkat kelayakan. Uji coba dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, atau daya tarik produk (bahan ajar pembelajaran bermain drama) yang dihasilkan. Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan (a) desain uji coba, (b) lokasi uji coba, (c) subjek uji coba, (d) jenis data, (e) instrumen pengumpulan data, dan (f) teknis analisis data

Desain uji coba dilakukan melalui dua cara, yakni uji ahli dan uji lapangan. Kedua uji coba melalui dua kemungkinan sebelum menuai hasil akhir, yakni revisi dan baik. Jika pada proses uji coba bahan ajar sudah dinyatakan baik, maka tidak perlu adanya revisi. Sebaliknya, jika pada proses menuju hasil akhir ada beberapa kesalahan, maka perlu adanya revisi.

Lokasi uji coba produk pengembangan ini dilakukan di SMA Islam Sabilillah Malang. Pada kelas XI MIPA 2 uji coba dilakukan pada ruang multimedia. Waktu uji coba yaitu pada minggu ketiga bulan Mei 2016.

(5)

Jenis data dalam pengembangan ini berupa data tertulis dan data verbal. Data tertulis kegiatan pengembangan ini antara lain catatan uji coba, saran, kritik, komentar, dan koreksi pada subjek uji coba yang ditulis pada lembar khusus yang telah disediakan oleh pengembang. Sedangkan data verbal berupa rekaman informasi lisan yang diperoleh peneliti ketika peneliti melakukan wawancara terhadap ketiga subjek uji coba. Data tersebut berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan produk awal dari pengembangan ini. Selanjutnya, disempurnakan dengan evaluasi pembelajaran dengan memanfaatkan bahan ajar.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian pengembangan ini adalah pedoman observasi, lembar penilaian (validasi) dan tanggapan/komentar, pedoman wawancara, angket, dan pedoman penilaian.

Teknis analisis data pengembangan dilakukan melalui tahapan yaitu menyeleksi atau memilah-milah data yang sudah ada berdasarkan ketepatan data. Menyederhanakan data yang dilakukan melalui seleksi,

pengelompokan, dan

pengorganisasian data mentah menjadi suatu informasi bermakna.

Data yang diperoleh dari uji coba produk pengembangan bahan ajar berbasis web adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa tanggapan dan saran perbaikan dan data kuantitatif diperoleh dari angket yang diberikan pada subjek uji lapangan terbatas serta data hasil tes dari uji lapangan.

Pengecekan keabsahan hasil dilakukan dengan membandingkan saran ahli dari wawancara, pengecekan ulang dan ketepatan soal-soal tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) serta uji coba ahli. Pengecekan keabsahan hasil pada penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menjaring dan memilah masukan-masukan sejumlah pihak untuk melihat validitas isi pada produk.

Revisi tahap akhir berasal dari catatan-catatan para ahli dan guru saat uji coba produk. Revisi tahap akhir ini juga melalui uji coba pada siswa.

HASIL PENGEMBANGAN

Pengembangan ini

menghasilkan produk yang berupa bahan ajar dalam bentuk flipbook dan pengunggahan bahan ajar ke internet atau biasa disebut web pada program wix. Pengunggahan bahan ajar ke web menggunakan program wix dan penyajian soal tes subjektif dirancang digunakan untuk membuat sistematika soal latihan dalam mengerjakan latihan materi teks ulasan film/drama. Pengembangan ini dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan guru dan siswa.

(6)

Persentase 55% - 74% hanya dijumpai satu siswa sehingga kemungkinan untuk tidak membutuhkan bahan ajar teks ulasan film/drama sangat sedikit. Persentase 75% - 84% menjadi persentase cukup banyak yang menyatakan bahwa bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web sangat perlu untuk dikembangkan guna menambah wawasan belajar siswa. Persentase 85% - 100% menjadi pilihan terbanyak yang dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar teks ulasan fil/drama berbasis web sangat perlu untuk dikembangkan. Dengan demikian berdasarkan angket analisis kebutuhan siswa akan bahan ajar teks ulasan film/drama sangat diperlukan proses pengembangan.

Bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web sangat perlu untuk dikembangkan di sekolah mengingat pentingnya bahan ajar untuk siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya angket yang telah diisi siswa yang menyatakan bahwa bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web sangat perlu untuk dikembangkan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh siswa.

Kebutuhan guru yang berkaitan dengan fisik dari bahan ajar teks ulasan film/drama bisa dikatakan mempengaruhi. Dari adanya tampilan bahan ajar menjadi awal untuk mengenal seberapa menarik bahan ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Tampilan luar (cover)

mengambil peranan penting untuk menarik minat pembaca atau pengguna bahan ajar. Tampilan cover

yang menarik ternyata menjadi poin penting dalam penggunaan bahan ajar.

Kebutuhan terhadap isi bahan ajar teks ulasan film/drama mengambil peranan penting. Dari isi bahan ajar, siswa belajar. Ketertarikan belajar siswa mempengaruhi minat dan keinginan untuk belajar. Isi yang lengkap serta materi yang tepat menjadi tolok ukur keberhasilan pemahaman siswa. Petunjuk awal pada bahan ajar seperti daftar isi juga mempengaruhi keinginan mencari dengan proses scanning yang termasuk dalam keterampilan membaca cepat. Petunjuk penggunaan bahan ajar yang runtut dan tepat akan lebih memudahkan pengguna bahan ajar dalam menggunakan bahan ajar tersebut. Selain tampilan dan isi perlu juga dilengkapi dengan latihan soal daftar pustaka untuk mengetahui bahan sumber yang digunakan penulis dalam mengambil teori yang ada.

Pemahaman dan kebutuhan siswa terhadap bahan ajar berdasarkan survei ternyata sangat membutuhkan adanya bahan ajar dalam pembelajaran khususnya materi teks ulasan film/drama. Siswa merasa bahwa buku penunjang di sekolah masih kurang membantu untuk memperluas pemahaman siswa dalam belajar teks ulasan film/drama.

Pemahaman dan kebutuhan siswa tentang teks film/drama masih kurang sehingga banyak yang masih memerlukan adanya bahan ajar dalam pembelajaran. Terutama dalam contoh ulasan teks ulasan film/drama perlu terus dilatih dan terus dikenalkan pada siswa.

(7)

dengan tangan terbuka untuk perkembangan teknologi yang semakin pesat ini. Sekarang ini hampir semua siswa SMA/MA mengenal internet. Setiap hari mereka menggunakan. Penggunaan fasilitas internet di sekolah sudah semakin besar. Hampir setiap tugas atau pekerjaan sekolah perlu bantuan internet. Seperti pembuatan power point presentasi, pembuatan materi, serta pencarian materi untuk pendalaman materi. Berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas internet di sekolah dirasa masih kurang karena belum dimanfaatkan dengan baik. Perihal penguasaan internet dapat dilihat remaja saat ini bisa dikatakan menguasai internet.

Berkaitan dengan pengawasan pihak sekolah, tidak secara keseluruhan sekolah dapat dengan teliti mengontrol kegiatan yang dilakukan siswa dalam penggunaan fasilitas internet di sekolah. Penggunaan internet hampir dilakukan setiap hari dengan reaksi siswa yang berbeda-beda dalam menggunakan internet. Reaksi siswa dalam menggunakan internet terlihat dari mimik wajah atau ekspresi setelah menggunakan internet.

Bentuk bahan ajar yang disukai siswa salah satunya adalah dengan basis web. Selain mereka bisa belajar melalui weblog, siswa juga melakukan pengambilan peran dalam dunia teknologi. Siswa menggunakan internet secara cepat dan tepat untuk

mengembangkan pemahaman

terhadap materi. Jika dibandingkan reaksi siswa yang hanya menggunakan buku paket dengan siswa yang mengembangkan wawasannya dengan belajar menggunakan bahan ajar berbasis

web maka akan terlihat perbedaannya. Penggunaan internet dapat membuat siswa lebih cekatan dan lebih cepat dalam memahami materi sehingga tidak ada ketertinggalan dalam pembelajaran.

Pada analisis karakter siswa pada tingkat capaian kurang dari 54% dapat ditemukan pada sebagian kecil siswa yaitu sejumlah tiga (3) siswa. Pada persentase 55% - 74% memang agak banyak yang berada pada persentase ini yaitu sejumlah delapan (8) siswa. Namun pada persentase 75% - 84% mencapai persentase yang paling banyak yaitu sejumlah sepuluh (10) siswa sehingga bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web ini sesuai untuk digunakan atau diterapkan kepada siswa di sekolah karena siswa sudah terbiasa untuk menggunakan internet yang ada di sekolah sehingga bisa diterapkan di sekolah.

Pada segi kedalaman materi, kedalaman materi yang dijabarkan pada bahan ajar teks ulasan film/drama sudah sesuai dengan kebutuhan materi yang siswa dalam teks ulasan film/drama pemberian skor 3 (75%). Materi yang dijabarkan dalam bahan ajar ini sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran teks ulasan film/drama, pemberian skor 3 (75%). Materi yang dikembangkan dalam bahan ajar ini sesuai dengan kebutuhan materi siswa dalam pembelajaran teks ulasan film/drama, pemberian skor 3 (75%). Jadi rata-rata yang dari uji ahli materi adalah 3 (75%) bahan ajar tergolong layak dan siap diimplementasikan.

(8)

dan latihan soal pemberian skor 3 (75%). Contoh-contoh yang disajikan dalam latihan penulisan teks ulasan film/drama meliputi isi, bahasa dalam latihan siswa dengan skor 3 (75%). Rata-rata hasil uji coba dari segi kelengkapan materi 3 (75%) berarti bahan ajar tergolong layak dan siap diimplementasikan.

Dilihat dari penilaian dan tes yang diberikan, Penilaian dan tes dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi dan mempraktikkan dengan skor 3 (75%). Penilaian dapat mengukur kemampuan unjuk kerja siswa dengan skor 3 (75%), dan penilaian yang digunakan sesuai dengan jenjang SMA/MA memiliki skor 3 (75%). Dapat disimpulkan bahwa rata-rata yang diperoleh adalah 3 (75%) sehingga bahan ajar tergolong layak dan siap diimplementasikan.

Pada uji ahli berdasarkan dari bahasa yang digunakan, Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa baku dan resmi dalam bahan ajar teks ulasan film/drama memiliki skor 4 (100%). Bahasa yang digunakan

menggunakan ejaan yang

disempurnakan dengan skor 4 (100%). Bahasa yang digunakan jelas dan tidak berbelit-belit memiliki skor 4 (100%). Rata-rata skor adalah 4 (100%) sehingga bahan ajar tergolong

sangat layak dan siap

diimplementasikan.

Uji coba ahli media/teknologi dilihat dari segi penggunaan teknologi produk bahan ajar diperoleh skor teknologi yang digunakan sudah sesuai diterapkan pada siswa dengan skor 3 (75%). Teknologi yang digunakan berbasis internet dengan skor 4 (100%). Rata-rata skor secara keseluruhan adalah 3,5 (87,5%). Jadi

bahan ajar tergolong sangat layak dan siap diimplementasikan.

Uji coba ahli media/teknologi dilihat dari segi program yang digunakan pada produk bahan ajar diperoleh skor program yang digunakan mudah digunakan/ dijalankan oleh siswa dengan skor 4 (100%). Program yang digunakan menarik sesuai dengan pembelajaran ulasan teks ulasan film/drama dengan skor 3 (75%). Program yang digunakan mampu mengajarkan teks ulasan film/drama dengan skor 3 (75%). Rata-rata skor secara keseluruhan adalah 3,3 (83,3%). Jadi bahan ajar tergolong layak dan siap diimplementasikan.

Uji coba ahli media/teknologi dilihat dari segi kejelasan petunjuk yang digunakan pada produk bahan ajar diperoleh skor petunjuk penggunaan bahan ajar jelas dengan skor 4 (100%). Petunjuk penggunaan bahan ajar sudah menunjukkan langkah-langkah dalam memandu siswa belajar dengan skor 3 (75%). Rata-rata skor secara keseluruhan adalah 3,5 (87,5%). Jadi bahan ajar tergolong sangat layak dan siap diimplementasikan.

(9)

Uji coba ahli media/teknologi dilihat dari segi penilaian dan tes produk bahan ajar diperoleh skor penilaian dan tes dapat mengukur

kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi dan mempraktikkan dengan skor 3 (75%). Penilaian dapat mengukur kemampuan unjuk kerja siswa dengan skor 3 (75%). Penilaian digunakan sesuai dengan jenjang SMA/MA dengan skor 4 (100%). Rata-rata skor secara keseluruhan adalah 3,3 (83,3%). Jadi bahan ajar tergolong layak dan siap diimplementasikan.

Uji coba ahli media/teknologi dilihat dari segi penyajian atau tampilan (grafika) produk bahan ajar diperoleh skor tampilan cover/sampul bahan ajar menarik dan sesuai pembelajaran teks ulasan film/drama dengan skor 4 (100%). Tampilan isi bahan ajar yang digunakan valid dan sesuai dengan pembelajaran teks ulasan film/drama dengan skor 3 (75%). Bahan ajar dilengkapi gambar yang menarik untuk dipelajari dengan skor 4 (100%). Rata-rata skor secara keseluruhan adalah 3,7 (91,7%). Jadi bahan ajar tergolong sangat layak dan siap diimplementasikan.

Uji kelayakan dari segi kemudahan penggunaan bahan ajar disertai dengan petunjuk penggunaan 4 (100%). Bahan ajar yang dikembangkan disusun secara runtut dan mudah dipahami dengan skor 4 (100%). Bahan ajar yang dikembangkan lengkap dan mudah dipahami memiliki skor 4 (100%). Rata-rata skor adalah 4 (100%) sehingga bahan ajar tergolong sangat layak dan siap diimplementasikan.

Pada rekapitulasi yang angket uji coba lapangan yaitu pada siswa didapat kesimpulan sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan. Uji lapangan yang mencapai tingkat persentase kurang dari 54% tidak muncul sama sekali. Dapat disimpulkan tidak ada siswa yang tidak tertarik atau tidak menyukai bahan ajar yang dikembangkan. Pada persentase 55% - 74% ditemukan dua (2) siswa berada pada persentase ini sehingga ada sebagian kecil siswa yang belum terbiasa menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Pada persentase 75% - 84% ditemukan delapan (8) siswa berada dalam persentase ini. Jadi dapat disimpulkan banyak siswa yang tertarik dan suka dalam penggunaan bahan ajar yang dikembangkan. Pada persentase 85% - 100% ditemukan sebelas (11) siswa ada dalam persentase ini sehingga sebagian besar siswa sangat tertarik dalam menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Jadi penyimpulan dari berbagai persentase yaitu sebagian besar siswa sangat tertarik dalam menggunakan bahan ajar yang dikembangkan sehingga bahan ajar teks ulasan film atau drama berbasis web sangat layak untuk dikembangkan.

Berdasarkan hasil revisi yang dilakukan pada tampilan produk. Awal mula menggunakan blog, namun karena pengaksesan lewat blog agak lama dan kurang bervariasi maka pengembangan dilakukan dengan menggunakan aplikasi wix. Penggunaan aplikasi wix masih jarang dilakukan oleh sebagian besar orang. Jika dilihat di web maka paling banyak penggunaan aplikasi web adalah pada blog. Alamat wix yang

dibuat adalah

(10)

segi penyajian/tampilan setelah dilakukan perbaikan.

SIMPULAN

Bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web ini berbentuk produk I dan produk II. Produk I adalah bahan ajar teks ulasan film/drama bentuk flipbook

yang diunggah pada wix dengan KD mengambil dari KI 3 dan KI 4. KI 3 berupa pengetahuan dan KI 4 berupa keterampilan. Produk II adalah bentuk bahan ajar teks ulasan film/drama yang dikemas dalam web bentuk wix

dengan memadukan program

flipbook.

Bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web untuk siswa kelas XI SMA/MA terdiri dari dua langkah pengembangan. Pertama berupa bentuk bahan ajar yang disusun berdasarkan tema pelajaran. Ada enam tema pelajaran yang disusun dalam bahan ajar teks ulasan film/drama. Bahan ajar tersebut diubah dalam bentuk flipbook yang kemudian diunggah dalam web. Kedua, bahan ajar didesain dengan memasukkan apersepsi, materi, contoh ulasan, dan latihan soal dalam bentuk subjektif. Berikut ini akan diuraiakan tentang isi bahan ajar setelah dilakukan uji kelayakan dan revisi.

Berikut ini akan diuraikan tentang kelayakan struktur isi, bahasa, penggunaan teknologi, program, kejelasan petunjuk penggunaan, tes

yang disediakan dan

penyajian/tampilan produk (grafika) yang telah direvisi sesuai hasil uji kelayakan bahan ajar dengan ahli materi, ahli media, praktisi, dan hasil uji coba dengan kelompok kecil siswa kelas XI SMA.

Kelayakan struktur isi yang dikembangkan telah memiliki syarat validitas isi yang baik. Hal ini dapat dibuktikan pada bab 4 tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata skor uji validitas isi adalah 4 (100%). Rata-rata skor hasil uji validitas isi adalah 75% menunjukkan bahwa tugas unjuk kerja telah layak atau memenuhi syarat validitas isi yang baik untuk diimplementasikan di lapangan. Selain itu, untuk menyempurnakan bahan ajar, juga dilakukan perbaikan berdasarkan saran dari ahli atau praktisi terkait dengan validitas isi. Perbaikan bahan ajar bentuk flipbook terkait validitas isi dapat dilihat pada bab 4 pada. Jadi bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas isi yang baik.

Kelayakan bahasa yang digunakan dalam produk bahan ajar berbasis web telah memiliki syarat penggunaan bahasa yang baik sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia.

Kelayakan penggunaan teknologi dapat dikatakan memiliki kelayakan dengan dibuktikan pada pengisian angket uji coba ahli media yang dapat dilihat pada bab 4. Penggunaan teknologi sangat sesuai untuk diterapkan pada jenjang SMA/MA.

Kelayakan penggunaan program sudah dapat dikatakan layak sesuai dengan program yang digunakan yaitu dengan menggunakan wix. Program wix dengan kekhususan mudah dibuat dan sederhana sangat sesuai untuk digunakan pada tingkat SMA/MA.

(11)

media, praktisi, dan uji lapangan. Petunjuk penggunaan buku maupun petunjuk pengerjaan soal subjektif sudah memiliki keterkaitan dengan bacaan yang mendahului dalam bahan ajar berbasis web.

Kelayakan tes yang disediakan sudah dapat dikatakan layak untuk diimplementasikan di lapangan. Tes terdiri dari tes subjektif dan terdiri dari serangkaian yang ada dalam bahan ajar berbasis web.

Penyajian/tampilan produk dapat dikatakan layak karena sudah memiliki grafika yang baik dan memiliki kesesuaian yang sesuai dengan tingkat SMA/MA.

SARAN

Bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi tentang pembelajaran teks ulasan film/drama masih sangat minim diterapkan dalam sekolah-sekolah khususnya SMA/MA. Materi yang diberikan masih pada ranah pemberian materi secara sekilas saja sehingga dalam hal praktik dan pemberian tugas, masih belum tampak dilakukan. Produk pengembangan bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web dikembangkan agar guru kolaborasi melihat hal yang baru dari bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web. Meski sudah ada penilaian, namun masih pada penilaian standar saja. Dari produk ini, guru disarankan untuk menerapkan produk di lapangan sehingga evaluasi pembelajaran teks ulasan film/drama menjadi lebih maksimal.

Pada penulis bahan ajar

disarankan agar mampu

mengembangkan tugas unjuk kerja dengan berbagai variasi teks ulasan. Jadi, siswa menjadi termotivasi dalam belajar dan tidak menimbulkan kebosanan. Selain itu, kriteria penilaian juga harus dikembangkan lagi agar bahan ajar menarik dan mudah digunakan di lapangan.

Pengembangan bahan ajar menghasilkan dua produk, bahan ajar teks ulasan film/drama bentuk

flipbook dan bahan ajar teks ulasan film/drama berbasis web. Guru-guru bahasa Indonesia baik di kabupaten maupun kota pasti akan mengikuti MGMP. MGMP merupakan tempat yang tepat untuk menyosialisasikan produk pengembangan yang telah dibuat. Melalui MGMP tentunya juga akan dimusyawarahkan lagi untuk didiskusikan sehingga menjadi bahan ajar yang teruji di lapangan.

DAFTAR RUJUKAN

Borg, Walter R. 2003.Educational Research (An Introduction).

USA: Von Hoffman Press inc. Hamalik, Oemar. 2009.Psikologi

Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru: Algesindo.

Kemendikbud. 2013.Materi

Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta:

Kemendikbud.

Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian dan Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widyartono, Didin. 2007.

(12)

untuk Pembelajaran Membaca Puisi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.

Yudhi. 2010. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru .

Jakarta: Gaung Persada Press.

Referensi

Dokumen terkait

c. Laporan Jasa Non Atestasi, yang disusun dengan menggunakan Formulir Nomor: X.J.2-3 lampiran 3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib disampaikan setiap tahun

2016 , mengundang Saudara untuk keperluan Pembuktian Kualifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam dokumen penawaran yang Saudara. sampaikan pada pekerjaan

Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1991 tentang Laporan Kepada Bapepam Oleh Akuntan dengan Keputusan Ketua Bapepam yang baru;.. Mengingat

Dengan ini memberitahukan bahwa setelah diadakan Penetapan oleh Pejabat Pengadaan barang/jasa Dinas Perikanan Kabupaten Pesawaran maka diberitahukan Pemenang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan

[r]

[r]

[r]