PERAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DALAM PENANGANAN BENCANA
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Oleh:
Direktur Kesehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
POKOK BAHASAN
• LATAR BELAKANG
– Persoalan Kebakaran Hutan – Dampak Kebakaran Hutan
– Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran Udara
Terhadap Kesehatan
• PERAN KESEHATANNLINGKUNGAN PERAN KESEHATANNLINGKUNGAN
– Standar Baku Mutu Kualitas Udara Dalam RuangStandar Baku Mutu Kualitas Udara Dalam Ruang
– Prosedur Pengendalian Dampak Pencemaran Udara Akibat
Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan
– Kebutuhan Yankesling Dasar Di Shelter/Rumah Singgah – Perlunya Kemitraan
LATAR
LATAR
BELAKAN
BELAKAN
G
G
PERSOALAN KEBAKARAN
HUTAN
Kebakaran hutan dan lahan merupakan
fenomena rutin setiap tahun. Terjadi karena kelalaian maupun unsur kesengajaan
termasuk perilaku masyarakat yang tidak
bertanggung-jawab dalam penyiapan lahan.
Ekskalasi kebakaran besar dipicu oleh iklim
ekstrim/El-Nino dan kondisi lahan gambut.
Kebakaran merupakan salah satu penyebab
degradasi hutan yang melepaskan banyak CO2 yang berkontribusi pada emisi gas
PERSOALAN KEBAKARAN HUTAN
(lanjutan)
Permasalahan dan pemicu kebakaran lahan dan
hutan antara lain:
1. penguasaan lahan non prosedural mengakibatkan pemanfaatan lahan tidak terkendali.
2. pengelolaan kawasan lahan dan hutan yang belum optimal (khususnya HTI dan Perkebunan yang
tidak bertanggung jawab)
3. penyiapan lahan dengan cara membakar
merupakan cara yang paling murah, mudah, dan cepat.
4. pelaksanaan Inpres No. 16 tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan belum optimal.
KEBAKARAN HUTAN
Laju Kerusakan hutan 2003-2006 =
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kehutanan sedikitnya ada sembilan provinsi di Indonesia yang rawan terjadi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan,
yaitu:
• Kalimantan Tengah ● Sumatera
Utara
• Kalimantan Barat ● Riau
• Kalimantan Selatan ● Jambi
• Kalimantan Timur ● Sumatera
Selatan
Sektor Rencana Penurunan
Emisi (Giga ton CO2e) Total Rencana Aksi
26% 15% (Total 41%)
Kehutanan dan Lahan Gambut
0.672 0.367 1.039 • Pengendalian Kebakaran hutan dan Lahan, • pengelolaan sistem jaringan dan tata air, • Rehabilitasi hutan dan lahan, HTI, HR, • Pemberantasan illegal logging,
• Pencegahan deforestasi, • Pemberdayaan masyarakat.
Limbah 0.048 0.030 0.078 • Pengelolaan sampah dengan 3R
• Pengelolaan limbah terpadu di perkotaan
Pertanian 0.008 0.003 0.011 • Intro varitas padi rendah emisi, • efisiensi air irigasi,
• peggunaan pupuk organik
Industri 0.001 0.004 0.005 • Efisiensi ennergi,
• penggunaan renewable energi, dll
Energi dan
Transportasi 0.038 0.018 0.056
• Penggunaan biofuel,
• mesin dengan standar efisiensi BBM tinggi, • memperbaiki Transportation Demand
Management (TDM) ,
• kualitas transportasi umum dan jalan, • Demand Side Management,
• efisiensi Energi,
• Pengembangan renewable energi
DAMPAK KEBAKARAN
HUTAN
1. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi 2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan
Lingkungan
3. Dampak Terhadap Hubungan Antar negara
4. Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata 5. Dampak Terhadap Kesehatan
1. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi 2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan
Lingkungan
3. Dampak Terhadap Hubungan Antar negara
Kebakaran lahan dan hutan
merugikan
aspek
ekonomis,
sosial, ekologis, politis, baik pada
skala regional (ASEAN) maupun
global (
climate change
dan
POLUTAN UDARA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN DAMPAK PADA KESEHATAN
POLUTAN UDARA :
• debu dengan ukuran partikel kecil (PM10 & PM2,5) • gas SOx, NOx, Cox
DAMPAK PADA KESEHATAN :
infeksi saluran pernafasan/kesulitan bernafas sesak nafas
iritasi kulit iritasi mata.
Gangguan mulut dan tenggorokan Gangguan hidung
Stress psikologi ringan
14
KASUS ISPA DI PROVINSI
TERDAMPAK KABUT ASAP
15
Gangguan jarak pandang /
penglihatan mengakibatkan
terganggunya aktifitas masyarakat,
antara lain:
ditutupnya ratusan sekolah
Terganggunya transportasi darat,
Kerugian Ekonomi Akibat
Pencemaran Udara
terhadap Kesehatan
Penyebab Kerugian Keterangan
Kematian prematur 1.200 kasus, penyakit
pernapasan 32 juta, & asma 464 ribu (Jakarta)
500 miliar World Bank, 1998
Penurunan IQ anak
(Jakarta) 176 miliar (1990) & 254,4 miliar (1995)
Jurnal Dampak Pencemaran III, 1994
Pencemar PM10 dan Timbal (Pb)
1 triliun Urban Air, 1997
Penyebab 1998 Perkiraan
2015
Pencemar PM10 (Jakarta) 1,7 triliun 4,2 triliun Pencemar NO2 41,7 miliar 132,7 miliar Pencemar SO2 1,8 triliunRegional Technical Assitance 4,3 triliun
Kesehatan
Kesehatan
Reproduksi
Kesehatan
Kesehatan
Jiwa
Jiwa
Layanan
Layanan
Kesehatan
Kesehatan
PERAN
19
STANDAR BAKU
MUTU
KUALITAS UDARA
DALAM RUANG
20
N
o PeruntukJenis an
Suhu
18-30 ° C
2 Pencahaya
an 60 Lux Minimal
3 Kelembab
an 40-60 % Rh
4 Laju
Ventilasi 0,15-0,25 m/detik
21
N
22
N
o PeruntukJenis an
Sulfur dioksida
(SO2)
0,1 ppm 24 jam
2 Nitrogen
diaksida
(NO2)
0,04 ppm 24 jam
3 Carbon
monoksida
(CO)
9,00 ppm 8 jam
23
Udara Dalam Ruang
Carbondiok
sida (CO2) 1000 ppm 8 jam
5
6 Timbal (Pb)
Asbes 1,55 ug/m3Serat/ ml
15 menit 5 u
7 Formaldehi
d (HCHO) 0,1 ppm 30 menit
8 Volatile
Organic
Compound (VOC)
3 ppm 8 jam
24
N
25
N
o PeruntukJenis an
Jamur 0 CFU/m
3
2 Bakteri
Patogen 0 CFU/m3
3 Angka
Kuman 700< CFU/m3
Biologi
CFU= Coloni Form Unit
Bakteri Patogen yang harus diperiksa: Legionela,
26
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
1.
Suhu
Upaya Penyehatan
1)Bila suhu udara di atas 30ºC diturunkan
meningkatkan sirkulasi udara, menambahkan ventilasi mekanik/buatan.
2) Bila suhu kurang dari 18ºC,
27
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
2.
Pencahayaan
Upaya Penyehatan :
Pencahayaan dalam ruang rumah --
28
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang Rumah: Fisik
3.
Kelembaban
Upaya Penyehatan
1)Bila kelembaban udara kurang dari 40%
a. Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembaban seperti humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
b. Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan pencahayaan, sirkulasi udara)
2. Bila kelembaban udara lebih dari 60%
29
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
4. Laju Ventilasi
Upaya Penyehatan
1)Rumah harus dilengkapi dengan
ventilasi, minimal 10% luas lantai dengan ventilasi silang
2) Rumah ber-AC , serta harus melakukan pergantian udara dengan membuka
jendela minimal pada pagi hari secara rutin 3) Menggunakan exhaust fan
30
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
5. PM 2,5 dan PM 10 Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan PM 2,5 :
1)Rumah dibersihkan dari debu setiap hari atau alat penyedot debu.
31
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
5. PM 2,5 dan PM 10
Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan PM 2,5 :
3)Menanam tanaman di sekeliling rumah untuk mengurangi masuknya debu
4) Ventilasi dapur mempunyai bukaan
32
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
1.
Sulfur dioksida
(SO2)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara;
1) Menggunakan bahan bakar rumah
33
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
2.
Nitrogen dioksida
(NO2)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara;
1)Menggunakan bahan bakar rumah
34
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
3.
Carbonmonoksida
(CO)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau mekanik
2) Menggunakan bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti LPG dan listrik
35
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
4.
Carbon dioksida
(CO2)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau mekanik
2)Menggunakan bahan bakar rumah
tangga yang ramah lingkungan, seperti LPG dan listrik
3)Tidak meghidupkan mesin kendaraan bermotor dalam ruangan tertutup
36
Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah
:
Biologi
1.
Jamur, Bakteri Patogen dan
Angka Kuman
Upaya Penyehatan
1) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi yang adequate
2) Membersihkan AC minimal 3 atau 6 bulan sekali
3)Mengupayakan sinar matahari pagi dapat memasuki rumah terutama setiap kamar
tidur.
37
Tata Laksana
Pengawasan Kualitas
Udara Dalam
Ruang Rumah
Pemantaua
Pelaksanaan Pengukuran Kualitas
Udara
Pengolahan
dan Analisis
Data:
1.Pengolahan Data
2.Analisis Data 3.Penyajian
Data
38
Tata Laksana
Pengawasan Kualitas
Udara Dalam
Ruang Rumah
(2)Rekomen
dasi
Rencana
Tindak
Lanjut
PROSEDUR
PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA
AKIBAT
KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PROSEDUR PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA AKIBAT
KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KESEHATAN
40 A. Fase Pra
Bencana Kebakaran Hutan
1. Monitoring : Penyakit, Kualitas Udara.
2. Identifikasi Masalah
3. Penyusunan Rencana
Kegiatan 4. Pelaporan
5. Penyebarluas an Informasi,
B. Fase Bencana Kebakaran
Hutan
1.Monitoring. 2.Tindakan Reaksi Cepat 3.Kemitraan, 4.Pelaporan,
5.Penyebarluas an Informasi,
C. Fase Pasca Bencana
1.Penanganan Kasus,
2.Pemulihan Kualitas
Lingkungan, 3.Pelaporan,
4.Monitoring dan Evaluasi,
41
KATAGORI BAHAYA KEBAKARAN HUTAN DAN TINDAKAN PENGAMANAN
BERDASARKAN ISPU
ISPU KATAGO
RI KESEHATANDAMPAK PENGAMANANTINDAKAN
<50 Baik Tidak ada dampak kesehatan.
42
101-199 Tidak sehat Dapat menimbulkan gejala iritasi pada saluran pernafasan.
Bagi penderita penyakit
jantung,
gejalanya akan semakin berat.
Menggunakan masker atau penutup
hidung bila melakukan
aktifitas di luar rumah.
Aktifitas fisik bagi penderita jantung
dikurangi.
200-299
Sangat tidak sehat.
Pada penderita ISPA, pneumonia, dan jantung
maka gejalanya akan meningkat.
Aktifitas diluar rumah harus dibatasi.
Perlu
dipersiapkan ruang khusus
untuk perawatan penderita
ISPA/pneumonia berat di rumah sakit, puskesmas dll.
Aktifitas bagi penderita
43
300-399 Berbahaya Bagi penderita suatu penyakit, gejalanya akan semakin serius. Orang sehat akan merasa mudah lelah
Penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas
pencemaran udara Aktifitas kantor dan sekolah
harus
menggunakan AC atau air purifier.
> 400 Sangat
berbahaya Berbahaya bagi semua orang, terutama : balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan
pernafasan.
Semua harus tinggal di rumahdan tutup pintu serta jendela. Segera dilakukan evakuasi
selektif bagi orang berisiko
seperti : balita, ibu hamil, orangtua, dan penderita gangguan pernafasan ke
tempat / ruang
44
KEBUTUHAN PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
DASAR
DI
45
Pengertian:
Shelter/
Rumah Singgah
Kamus Bahasa Indonesia, 2008
Rumah Singgah diartikan sebagai bangunan atau
tempat tinggal yang di tempati dalam waktu yang tidak lama
M. Hakim Junaidi
Rumah Singgah merupakan suatu shelter yang berfungsi sebagai tempat tinggal, pusat
46
Kriteria Populasi
YANG HARUS DIEVAKUASI
KE RUMAH SINGGAH
SEHAT
, untuk orang dengan
faktor risiko, antara lain :
1. Bayi baru lahir
2. Balita
3. Ibu hamil
4. Lansia (>60 tahun)
47
Peralatan Pelayanan
Kesling Dasar di
Rumah Singgah
1.AC (Air Conditioner) sesuai
kebutuhan dengan sistim
penyaringan
2.Alat pembersih udara (air purifier)
3.Masker sesuai peruntukan
4.Tabung Oksigen portable
5.P3K dan Obat Emergency
48
N
o PeruntukJenis an
Satuan Ket
1 Bangunan Luas ± 2 meter
Rasio MCK 1/10 Toilet/ Orang Kuantitas
Air Minum 30 Liter/hari/ orang
Tabung
Oksigen 25 Kg/rumah singgah
portabl e
49
Persyaratan Kesehatan
Media Bangunan
1. Ruangan harus tertutup rapat -
meminimalisir masuk udara luar/asap
(menutup ventilasi atau lubang angin serta bagian-bagian ruangan yang mempunyai celah masuk udara dengan plastik arau karet)
2. Pada pintu dibuatkan pintu tambahan
meminimalisasi masukknya
50
3. Lantai yang mudah dibersihkan 4. Tersedia tempat cuci tangan
5. Fasilitas ruang ganti 6. Tempat ibadah
7. P3K dan obat emergency
8. Terhubung dengan fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas)
9. Harus tersedia genset di setiap shelter (sesuai dengan kebutuhan)
10.Tersedia tanaman penangkap zat polutan dan produser oksigen
51
N
o PeruntukJenis an
1 Kualitas
Udara dalam Ruang
52
Persyaratan
Kesehatan Media
Udara
1. Penggunaan AC dengan sistem penyaringan udara (HEPA) dan Kekuatan AC diukur dengan PK yang dibutuhkan untuk menghasilkan BTU (British
Thermal Unit) per hour.
Dengan rumus sebagai berikut: [Panjang ruangan (m) x Lebar Ruangan (m) x Tinggi Ruangan (m) / 3] x
500 BTU/h. Lalu dicocok kan dengan pembagian berikut:
53
Persyaratan
Kesehatan Media
Udara
2. Bebas asap rokok
3. Tersedia alat pembersih udara (air purifier) sesuai kapasitas ruangan
4. Tersedia masker untuk
digunakan bila keluar dari shelter
54
Pemantauan dan
Pengawasan
1.Pemantauan kualitas udara di
dalam ruang setiap 1 kali seminggu
2.Pemantauan kesehatan secara
rutin oleh petugas kesehatan
(puskesmas melakukan pemantauan
terhadap rumah singgah di wilayah
kerjanya masing – masing)
55
Rumah Singgah Provinsi
Kalteng
1 Gedung Tambun Bungai
2 PKM Pahandut
3 PKM.Kalampangan
4 PKM.Tangkiling
56
Rumah Singgah Provinsi
Riau
KOTA PEKANBARU
1 PKM. Tampan
2 PKM. Tenayan Raya
3 PKM.Air Pesisir.
4 GOR.Tribuna
5 Aula RSUD Arifin
6 Kantor LAM
7 Aula Makodim 0301/Pbr
KAB.INDRAGIRI HULU 1 Ged.Sejuta Sungkat.
2
Ruang Rapat Makodim 0302/Inhu
KAB.INDRAGIRI HILIR
1 Ged.Engku Kelana
KAB. PELALAWAN 1 GOR.Tengku Pangeran
2
Ged. Datuk
57
Rumah Singgah Provinsi
Riau
(2)KAB.KAMPAR
1 Rumah Singgah untuk Masy Kec.Kuok, 2 Aula Kantor Camat Kampar Kiri Tengah
3 Aula Kantor Camat Perhentian Raja 4 Ged.Serbaguna Camat Kampar 5 Ged.Serbaguna Petapahan
6 Ged.Serbaguna Camat Tambang
7 Ged.Serbaguna Camat Tapung Hulu 8 Ruang Rapat Kodim 0313/Kpr
KAB.ROHIL 1 Aula Pemda Rohil
2 Aula Tunggal Panaluan Polres Rohil
KAB.SIAK
1 Aula Komplek Islamic Center 2 Ged,Tengku Maharatu
58
Rumah Singgah Provinsi
Riau
(3)KAB.BENGKALIS 1 Ged.Batin Batua
2 Ged.LAM
3 Komplek Kantor Camat Bantan 4 Ged.Perkasa
5 Komplek Kantor Camat Siak Kecil 6 Ged. Serbaguna
7 Ged. Blofa 8 Kantor Camat
9 Kantor Camat Rumpat
10Kantor Camat Rumpat Utara
KAB. ROHUL 1 Ged.PMI
KOTA DUMAI
1 Ged.Citra Waspada Polres Dumai 2 Ged.Serbaguna Pemko Dumai
3 Ged.Aula Makodim 0320/Dumai KAB. KEP.MERANTI 1 Aula RSUD Kab.Meranti 2 Ged.Ocean
Jenis Bencana
Logistik Alat Pelindung Diri
PAC
Gelombang
tsunami V V V V V V V V V
Banjir V V V V V V V V V
Banjir
bandang V V V V V V V V V
Erupsi
Gunung Api V V V V V V V Kebakaran
60