• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

No. 04/01/16/Th.XVIII, 4 Januari 2016

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/ D

EFLASI

P

EDESAAN

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 96,03 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Desember 2015 masih mengalamipenurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Desember 2015 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,28 persen yang disebabkan indeks kenaikan harga yang diterima petanilebih rendah dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 102,96 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Desember 2015lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Desember 2015naik sebesar 0,27 persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 95,91 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Desember 2015 juga masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan Desember 2015 jugaturun sebesar 0,31 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 102,89 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Desember 2015 lebihbaik dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen.

5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan Desember 2015 sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan November 2015 yaitu sektor tanaman pangan, sektor tanaman hortikultura, dan sektor perikanan. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor tanaman perkebunan rakyat, dan sektor peternakan.

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada bulan Desember 2015 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 1,08 persen. Hampir semua Kelompok pengeluaran mengalami inflasi, kecuali kelompok perumahan.

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang

Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)

terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM).

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten

di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 96,03 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum masih menurun dibanding tahun dasar 2012. Namun bila di

bandingkan dengan bulan November 2015, NTP Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 0,28

persen. Namun sebaliknya, untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada

bulan Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan November-Desember 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 115.25 115.88 0.55

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.67 120.67 0.84

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123.22 124.56 1.08

2.1.1. Bahan Makanan 130.71 133.20 1.91

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119.58 120.13 0.46

2.1.3. Perumahan 115.04 115.01 -0.02

2.1.4. Sandang 118.49 119.05 0.47

2.1.5. Kesehatan 111.77 112.42 0.58

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112.65 112.82 0.15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118.73 119.12 0.33

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112.24 112.56 0.29

2.2.1. Bibit 112.63 112.64 0.01

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110.91 111.36 0.41

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105.92 106.19 0.25

2.2.4. Transportasi 128.57 128.82 0.19

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109.28 109.42 0.13

2.2.6. Upah Buruh 111.28 111.64 0.32

(3)

Penurunan NTP bulan Desember 2015 tersebut terjadi karena kenaikan indeks harga yang diterima

petani hanya sebesar 0,55 persen, lebih rendah dibanding kenaikan Ib secara umum yaitu naik sebesar 0,84

pesren. Sedangkan peningkatan NTUP sebesar 0,27 persen disebabkan kenaikan Ib BPBBM lebih rendah

dari pada It secara umum yaitu naik sebesar 0,29 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

November-Desember 2015, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 115.14 115.76 0.54

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.68 120.69 0.85

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123.26 124.60 1.09

2.1.1. Bahan Makanan 130.88 133.42 1.94

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 119.58 120.13 0.46

2.1.3. Perumahan 115.01 114.98 -0.03

2.1.4. Sandang 118.58 119.14 0.48

2.1.5. Kesehatan 111.67 112.32 0.59

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112.59 112.76 0.15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118.48 118.84 0.31

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang

Modal 112.18 112.50 0.29

2.2.1. Bibit 112.74 112.72 -0.02

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110.89 111.36 0.42

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105.92 106.19 0.26

2.2.4. Transportasi 128.49 128.75 0.20

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109.22 109.34 0.11

2.2.6. Upah Buruh 111.36 111.74 0.34

Nilai Tukar Petani (NTP) 96.20 95.91 -0.31 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.64 102.89 0.25

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan Desember 2015 sebesar 95,91 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun

dasar 2012, dan bila dibandingkan dengan bulan November 2015, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan

Desember 2015 juga mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Sedangkan NTPUP Tanapa Sektor

Perikanan pada bulan Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen.

Pada bulan Desember 2015 Indeks yang diterima petani (It) naik sebesar 0,54 persen yaitu dari

115,14 persen bulan November 2015 menjadi 115,76 persen pada bulan Desember 2015. Sedangkan Indeks

(4)

kenaikan yang terjadi pada It. Hal ini menyebabkan penurunan pada NTP Tanpa Sektor Perikanan sebesar

0,31 persen. Kenaikan Ib secara umum tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga

yaitu sebesar 1,09 persen, sedangkan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)

naik hanya sebesar 0,29 persen. Kenaikan Ib BPPBM yang relatif kecil tersebut menyebabkan peningkatan

NTPUP pada bulan Desember 2015 sebesar 0,25 persen.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli

petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk

konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan November-Desember 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.73 127.15 1.13

1.1. Padi 126.44 127.64 0.95

1.2. Palawija 120.65 123.61 2.45

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121.31 122.38 0.88

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123.48 124.79 1.06

2.1.1. Bahan Makanan 132.07 134.74 2.03

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119.30 119.78 0.41

2.1.3. Perumahan 115.50 115.40 -0.09

2.1.4. Sandang 119.94 120.57 0.53

2.1.5. Kesehatan 111.58 112.17 0.53

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112.37 112.54 0.15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120.09 120.50 0.34

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 115.29 115.72 0.37

2.2.1. Bibit 112.81 113.04 0.20

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 114.63 115.31 0.59

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108.68 109.60 0.84

2.2.4. Transportasi 146.23 146.26 0.02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 115.62 116.19 0.49

2.2.6. Upah Buruh 112.47 112.70 0.21

(5)

Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan Desember 2015

NTP tanaman pangan mengalami kenaikan dibanding tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan dengan

besaran nilai tukar petani tanaman pangan di atas 100. Bila dibandingkan bulan November 2015 Nilai

tukar petani padi dan palawija bulan Desember 2015 juga mengalami kenaikan 0,24 persen yaitu dari

103,65 persen menjadi 103,90 persen. Sejalan dengan NTP, Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sector

tanaman pangan pada bulan Desember 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 0,76 yaitu dari 109,05

persen bulan November 2015 menjadi 109,88 persen pada bulan Desember 2015.

Kenaikan NTP dan NTUP sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2015 disebabkan oleh

adanya kenaikan It secara umum yaitu naik 1,13 atau dari 125,73 persen menjadi 127,15 persen, lebih

tinggi dibanding kenaikan Ib secara umum yaitu naik 0,88 persen.

Kenaikan indeks yang diterima petani tertinggi terjadi pada kelompok komoditi palawija yaitu

jagung, sedangkan kenaikan indeks yang dibayar petani tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran

konsumsi rumahtangga yaitu pada sub kelompok bahan makanan.

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani

hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura

juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan Desember 2015 sebesar 112,83

persen, lebih tinggi dibanding bulan November 2015 yaitu 111,78 persen atau mengalami kenaikan 0,94

persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Desember 2015 juga mengalami kenaikan

sebesar 1,75 persen atau dari 119,87 persen menjadi 121,96 persen. Peningkatan NTP dan NTUP sektor

hortikultura disebabkan kenaikan It lebih tinggi dari kenaikan lb, baik Ib secara umum maupun Ib BPBM.

Pada bulan Desember 2015 It sektor hortikultura naik sebesar 1,82 persen, kenaikan It terjadi pada

semua kelompok hortikultura. Kenaikan harga tertinggi untuk kelompok sayur-sayuran yaitu bawang daun,

pada kelompok buah-buahan yaitu buah nanas, untuk tanaman obat-obatan adalah komoditi kunyit.

Sedangkan Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan Desember 2015 naik 0,87

persen dari 120,03 persen bulan November 2015 menjadi 121,08 persen bulan Desember 2015. Kenaikan

Ib terjadi pada kedua kelompok pengeluaran, yaitu konsumsi rumahtangga naik 1,14 persen, sedangkan Ib

(6)

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura November - Desember 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan Desember 2015, Indeks NTP Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar

85,99 persen, lebih rendah dibanding bulan November 2015 yaitu 86,71 persen atau turun 0,83 persen.

Indeks NTUP Sektor Perkebunan Rakyat juga turun dari 93,35 persen bulan November 2015 persen

menjadi 93,07 persen bulan Desember 2015 atau turun 0,30 persen.

Penurunan NTP dan NTUP sektor perkebunan rakyat pada bulan Desember 2015 disebabkan indeks

harga yang diterima petani (It) lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Kenaikan

It secara umum relatif kecil, yaitu sebesar 0,06 persen, sedangkan Ib secara umum naik 0,90 persen.

Peningkatan It yang relatif kecil tersebut dipengaruhi oleh adanya beberapa komoditi di Sumatera

Selatan mengalami penurunan terutama untuk cengkeh yang mengalami penurunan harga yang realtif besar

yaitu sekitar 10 persen, sedangkan untuk kopi dan kelapa sawit juga mengalami penurunan harga namun

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 134.17 136.61 1.82

1.1. Sayur-sayuran 131.95 134.10 1.63

1.2. Buah-buahan 135.90 138.46 1.88

1.3. Tanaman Obat 132.03 135.89 2.93

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.03 121.08 0.87

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122.99 124.39 1.14

2.1.1. Bahan Makanan 129.49 132.11 2.02

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 120.17 120.66 0.41

2.1.3. Perumahan 115.94 115.84 -0.09

2.1.4. Sandang 117.87 118.37 0.42

2.1.5. Kesehatan 111.63 112.27 0.58

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112.78 112.95 0.15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117.14 117.54 0.34

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111.93 112.01 0.07

2.2.1. Bibit 104.57 104.75 0.17

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 108.04 108.13 0.09

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109.26 109.48 0.20

2.2.4. Transportasi 118.44 118.40 -0.03

2.2.5. Penambahan Barang Modal 116.35 116.49 0.12

2.2.6. Upah Buruh 111.73 111.77 0.03

(7)

masih dibawah 2 persen. Namun sebaliknya, ada beberapa komoditi yang mengalami peningkatan harga

walaupun masih dibawah 5 persen yaitu lada/merica, kelapa, kopi dan karet.

Selanjutnya, kenaikan Ib terjadi pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan

BPPBM yaitu masing-masing naik 1,08 persen dan 0,36 persen. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok

pengeluaran konsumsi rumahtangga terjadi pada sub kelompok bahan makanan, sedangkan Ib BPPBM

kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok upah buruh.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat November - Desember 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

5. Nilai Tukar Peternak

Sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya

beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga

yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sektor peternakan pada bulan

Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 0,83 persen, begitu juga NTUP turun sebesar 0,30 persen.

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 104.15 104.21 0.06

1.1. Tanaman Perkebunan Rakyat 104.15 104.21 0.06

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.11 121.19 0.90

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123.25 124.58 1.08

2.1.1. Bahan Makanan 130.65 133.06 1.84

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119.83 120.36 0.44

2.1.3. Perumahan 114.55 114.55 0.00

2.1.4. Sandang 117.91 118.43 0.44

2.1.5. Kesehatan 110.84 111.48 0.58

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113.17 113.36 0.17

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117.38 117.74 0.31

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111.56 111.97 0.36

2.2.1. Bibit 115.54 115.44 -0.09

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110.94 111.48 0.49

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102.97 102.97 0.00

2.2.4. Transportasi 123.31 123.83 0.42

2.2.5. Penambahan Barang Modal 105.24 105.11 -0.12

2.2.6. Upah Buruh 110.50 111.13 0.57

(8)

Penurunan NTP sektor peternakan sebesar 0,83 persen, disebabkan indeks yang diterima (It)

peternak turun sebesar 0,30 persen yaitu dari 119,42 persen bulan November 2015 turun menjadi 119,06

persen bulan Desember 2015, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sektor peternak secara

umum pada bulan Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,53 persen, lebih tinggi dari kenaikan It

secara umum. Kenaikan Ib terjadi pada kelompok konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 1,17 persen,

sedangkan Ib BPPBM secara umum tidak mengalami perubahan.

Penurunan It terjadi pada kelompok ternak kecil, unggas dan ternak besar yaitu masing-masing

turun 1,20 persen, 0,75 persen dan 0,52 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak mengalami kenaikan

sebesar 0,90 persen. Kenaikan harga tertinggi pada komoditi hasil ternak adalah telur itik. Selanjutnya

untuk ternak besar, unggas dan ternak kecil penurunan harga terjadi pada kerbau, ayam ras petelur dan

kambing.

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak November -Desember 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119.42 119.06 -0.30

1.1. Ternak Besar 114.07 113.48 -0.52

1.2. Ternak Kecil 109.51 108.19 -1.20

1.3. Unggas 117.95 117.07 -0.75

1.3. Hasil Ternak 138.11 139.35 0.90

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114.64 115.25 0.53

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123.03 124.47 1.17

2.1.1. Bahan Makanan 130.43 133.11 2.05

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118.81 119.59 0.65

2.1.3. Perumahan 114.96 115.02 0.05

2.1.4. Sandang 118.88 119.53 0.55

2.1.5. Kesehatan 114.91 115.75 0.74

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110.76 110.86 0.09

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120.33 120.55 0.18

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108.47 108.47 0.00

2.2.1. Bibit 108.74 108.38 -0.33

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 105.55 105.61 0.05

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108.57 108.63 0.06

2.2.4. Transportasi 120.10 120.10 0.00

2.2.5. Penambahan Barang Modal 105.49 105.66 0.15

2.2.6. Upah Buruh 112.01 112.01 0.00

(9)

Kenaikan Ib secara umum didukung oleh kenaikan yang terjadi pada kelompok konsumsi

rumahtangga terutama pada sub kelompok bahan makanan, sedangkan kenaikan Ib BPPBM didukung oleh

kenaikan harga pada kelompok penambahan barang modal.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya

perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

NTN pada bulan Desember 2015 sebesar 99,08 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar

98,75 persen berarti NTN mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen. NTUP sektor perikanan juga naik 0,67

persen atau dari 103,79 persen pada bulan November 2015 menjadi 104,49 persen pada bulan Desember

2015.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan November - Desember 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117.89 119.01 0.95

1.1. Tangkap 116.52 117.33 0.69

1.2. Budidaya 119.24 120.68 1.20

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.38 120.11 0.62

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122.46 123.41 0.78

2.1.1. Bahan Makanan 126.69 128.07 1.09

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119.39 120.16 0.64

2.1.3. Perumahan 115.83 115.92 0.08

2.1.4. Sandang 116.43 116.73 0.26

2.1.5. Kesehatan 114.20 114.80 0.52

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114.01 114.27 0.23

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124.86 125.93 0.86

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 113.58 113.90 0.28

2.2.1. Bibit 110.04 110.85 0.73

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111.24 111.37 0.11

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106.01 106.01 0.00

2.2.4. Transportasi 130.55 130.55 0.00

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110.81 111.30 0.44

2.2.6. Upah Buruh 109.22 109.22 0.00

(10)

Kenaikan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan Desember 2015, disebabkan kenaikan It

secara umum lebih tinggi daripada kenaikan Ib, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM. Kenaikan It

sebesar 0,95 persen terjadi baik pada kelompok perikanan tangkap maupun kelompok perikanan budidaya.

Begitu pula Ib secara umum, pada bulan Desember 2015 naik sebesar 0,62 persen, hal ini dipengaruhi oleh

adanya kenaikan pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga, terutama pada sub kelompok bahan

makanan. Sedangkan Ib BPPBM pada bulan Desember 2015 naik sebesar 0,28 persen, kenaikan harga

tertinggi terjadi pada sub kelompok bibit.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sektor Perikanan pada bulan Desember 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan

data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas

usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap November - Desember 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116.52 117.33 0.69

1.1. Penangkapan Perairan Umum 129.78 131.25 1.13

1.1. Penangkapan Laut 107.44 107.80 0.33

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.45 121.18 0.61

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122.32 123.26 0.77

2.1.1. Bahan Makanan 126.72 128.09 1.09

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119.43 120.20 0.64

2.1.3. Perumahan 115.83 115.92 0.08

2.1.4. Sandang 116.29 116.60 0.26

2.1.5. Kesehatan 114.20 114.80 0.52

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114.03 114.29 0.23

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124.86 125.93 0.86

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116.67 116.99 0.27

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 104.16 104.47 0.30

2.2.2. Transportasi 132.16 132.16 0.00

2.2.3. Penambahan Barang Modal 113.25 114.24 0.87

2.2.4. Upah Buruh 108.27 108.27 0.00

(11)

NTN Usaha Penangkapan pada bulan Desember 2015 sebesar 96,82 persen, hal ini menunjukkan

daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun bila

dibandingkan dengan bulan November 2015 NTN sektor usaha penangkapan ikan naik sebesar 0,08 persen,

dan NTUP juga naik sebesar 0,42 persen pada bulan Desember 2015.

Pada bulan Desember 2015, It naik sebesar 0,69 persen, kenaikan It terjadi baik pada penangkapan

perairan umum, terutama pada komoditi ikan gabus, sedangkan penangkapan laut, kenaikan It teutama

terjadi pada komoditi ikan kembung. Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan Desember 2015 naik 0,61

persen. Kenaikan Ib terjadi pada kelompok konsumsi rumah tangga yaitu naik 0,77 persen, terutama pada

sub kelompok bahan makanan, sedangkan Ib BPPBM naik 0,27 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub

kelompok penambahan barang modal.

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan

budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib).

NTN Usaha Budidaya pada bulan Desember 2015 sebesar 101,36 persen, sedangkan pada bulan

sebelumnya sebesar 100,78 persen berarti NTN naik sebesar 0,58 persen. Sedngkan NTUP usaha

Budidaya juga naik 0,91 atau dari 107,88 persen menjadi 108,87 persen.

Pada bulan Desember 2015 It naik sebesar 1,20 persen atau dari 119,24 persen menjadi 120,68

persen. Peningkatan terjadi pada kelompok budidaya air tawar , kenaikan harga tertinggi dari usaha

budidaya air tawar adalah komoditi ikan nila, sedangkan budidaya air payau tidak terjadi perubahan harga.

Sementara itu, Ib secara umum sektor perikanan budidaya pada bulan November 2015 sebesar

118,32 menjadi 119,06 persen pada bulan Desember 2015 atau naik 0,62. Kenaikan Ib terjadi pada

kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,79 persen, sedangkan Ib BBBM naik 0,29

persen. Kenaikan Ib tertinggi pada bulan Desember 2015 untuk konsumsi rumahtangga adalah sub

(12)

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya November - Desember 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok November’2015 Desember’2015

% Desember’15

thd November’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119,24 120,68 1,20

1.1. Budidaya Air Tawar 119,26 120,71 1,22

1.2. Budidaya Air Payau 117,59 117,59 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118,32 119,06 0,62

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,60 123,56 0,79

2.1.1. Bahan Makanan 126,67 128,05 1,09

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,35 120,12 0,64

2.1.3. Perumahan 115,83 115,92 0,08

2.1.4. Sandang 116,56 116,87 0,26

2.1.5. Kesehatan 114,20 114,80 0,52

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,99 114,25 0,23

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,86 125,93 0,86

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,53 110,85 0,29

2.2.1. Bibit 110,04 110,85 0,73

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111,24 111,37 0,11

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,84 107,53 -0,29

2.2.4. Transportasi 128,95 128,95 0,00

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,40 108,40 0,00

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,78 101,36 0,58 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,88 108,87 0,91

B.

INFLASI/DEFLASI PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi

Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok

IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK

bulan sebelumnya. Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami

peningkatan. Pada bulan Desember 2015 Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi

pedesaan, dimana pada bulan sebelumnya juga mengalami inflasi. IHK bulan Desember 2015 sebesar

124,56 persen, sedangkan bulan sebelumnya 123,22 berarti terjadi inflasi sebesar 1,08 persen. Inflasi

(13)

berurut, sub kelompok bahan makanan inflasi 1,91 persen, sub kelompok kesehatan inflasi sebesar 0,58

persen, sub kelompok sandang, inflasi 0,47 persen, sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau inflasi 0,46 persen, sub kelompok transportasi dan komunikasi 0,33 persen, dan sub kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,15 persen. Sedangkan sub kelompok perumahan

deflasi 0,02 persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, November-Desember 2015 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN

IHK IHK Inflasi Pedesaan November 2015

Inflasi Pedesaan Desember 2015 November

2015

Desember 2015

(1) (2) (3) (5) (5)

Umum 123,22 124,56 0,46 1,08

Bahan Makanan 130,71 133,20 0,92 1,91

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,58 120,13 0,05 0,46

Perumahan 115,04 115,01 -0,10 -0,02

Sandang 118,49 119,05 0,04 0,47

Kesehatan 111,77 112,42 0,03 0,58

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,65 112,82 0,38 0,15

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Pada penelitian ini dipilih reaksi katalisis heterogen, yaitu menggunakan katalis padatan superbasa dengan penyangga alumina untuk reaksi isomerisasi eugenol dan dilanjutkan

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan

Un- fortunately, whereas credit rating agencies have a longer record in assessing the health of banks and corporations in the USA and in some other developed countries, their

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung Pekerjaan Pembangunan Jalan Lingkungan Kantor Kamat Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, untuk Paket Pekerjaan tersebut

yang telah dibuat oleh siswa. Guru membagi kelompok,1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dasar ragam gerak tari

Sehubungan dengan Pelelangan di atas, dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja II Konstruksi ULP Barang dan Jasa Kabupaten

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Oprit Jembat an Muara Sabak sebel ah Timur (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt