• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA SERIKAT NOMOR 7 TAHUN 1950

TENTANG

PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

Menimbang : bahwa Rakyat daerah-daerah bagian disel uruh Indonesi a menghendaki bent uk susunan Negara r epubl i k-kesat uan;

bahwa kedaul at an adal ah dit angan Rakyat ;

bahwa Negara yang berbent uk r epubl ik-kesat uan i ni sesungguhnya t idak l ai n dari pada Negara Indonesia yang kemerdekaannya ol eh Rakyat diprokl amir kan pada har i 17 Agust us 1945, yang semul a berbent uk r epubl i k-kesat uan dan kemudian menj adi r epubl ik-f eder asi ;

bahwa unt uk mel aksanakan kehendak Rakyat akan bent uk republ ik-kesat uan it u daer ah-daerah bagian Negara Indonesi a Timur dan Negara Sumat era Timur t el ah menguasakan

Pemerint ah Republ ik Indonesia Seri kat sepenuhnya unt uk bermusyawar at dengan Pemeri nt ah daerah bagian Negara Republ ik Indonesia;

bahwa ki ni t el ah t ercapai kat a sepakat ant ar a kedua f ihak dal am permusyawarat an it u, sehingga unt uk memenuhi

kehendak Rakyat t ibal ah wakt unya unt uk mengubah Konst it usi Sement ara Republ ik Indonesia Serikat menur ut kat a sepakat yang t el ah t ercapai it u menj adi Undang-undang Dasar

Sement ara Negara yang berbent uk republ ik-kesat uan dengan nama Republ ik Indonesia;

Mengi ngat : Pasal 190, Pasal 127 bab a dan Pasal 191 ayat (2) Konst it usi;

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(2)

Mengi ngat pul a : Piagam Per set uj uan Pemeri nt ah Republ ik Indonesi a Ser ikat dan pemerint ah Republ ik Indonesi a t anggal 19 Mei 1950;

Dengan perset uj uan Dewan Perwakil an Rakyat dan Senat ;

Memut uskan:

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN KONSTITUSI

SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA.

Pasal I.

Konst it usi Sement ara Republ ik Indonesia Seri kat diubah menj adi Undang-undang Dasar Sement ara Republ ik Indonesia, sehingga naskahnya berbunyi sebagai berikut :

MUKADDIMAH.

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan it u ial ah hak segal a Bangsa dan ol eh sebab it u, maka penj aj ahan di at as duni a harus di hapuskan, karena t idak sesuai dengan perikemanusi aan dan per i-keadil an.

Dan perj oangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia t el ah sampail ah kepada saat yang berbahagia dengan sel amat sent ausa mengant arkan Rakyat Indonesia kedepan pi nt u gerbang kemerdekaan Negara Indonesia , yang merdeka,

bersat u, berdaul at , adil dan makmur.

Dengan berkat dan rahmat Tuhan t ercapail ah t ingkat an sej arah yang berbahagia dan l uhur.

Maka demi i ni kami menyusun kemerdekaan kami it u dal am suat u piagam Negara yang berbent uk republ ik-kesat uan, berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa, peri-kemanusiaan, kebangsaan, kerakyat an dan keadil an sosial , unt uk mewuj udkan kebahagiaan, kesej aht eraan, perdamaian dan kemerdekaan dal am masyarakat dan Negara-hukum Indonesia Merdeka yang berdaul at

sempurna.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(3)

BAB I.

NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

BAGIAN I.

Bent uk Negar a dan kedaul at an.

Pasal 1.

1. Republ ik Indonesia yang merdeka dan berdaul at ial ah suat u Negara-Hukum yang demokrat is dan berbent uk kesat uan.

2. Kedaul at an Republ i k Indonesia adal ah dit angan Rakyat dan dil akukan ol eh Pemerint ah bersama-sama dengan Dew an Perwakil an Rakyat .

BAGIAN II. Daerah Negara.

Pasal 2 .

Republ ik Indonesia mel iput i sel uruh daerah Indonesia.

BAGIAN III.

Lambang dan bahasa Negar a.

Pasal 3.

1. Bender a kebangsaan Republ ik Indonesia ial ah bendera Sang Mer ah Put i h.

2. Lagu kebangsaan i al ah l agu "Indonesia Raya".

3. Met er ai dan l ambang Negar a dit et apkan ol eh Pemerint ah.

Pasal 4.

Bahasa resmi Negar a Republ ik Indonesi a ial ah Bahasa Indonesia.

BAGIAN IV

Kewarga-negaraan dan penduduk Negar a.

Pasal 5.

1. Kewarga-negaraan Republ i k Indonesia diat ur ol eh Undang-undang.

2. Pewarga-negaraan (nat ural isasi) dil akukan ol eh at au dengan kuasa undang-undang.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(4)

Undang-undang mengat ur akibat -akibat kew arga-negaraan t erhadap ist eri orang yang t el ah diw arga-negar akan dan anak-anaknya yang bel um dewasa.

Pasal 6.

Penduduk negar a ial ah mereka yang diam di Indonesia menur ut at ur an-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang.

BAGIAN V.

Hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia.

Pasal 7.

1. Set iap orang diakui sebagai manusia pribadi t erhadap undang-undang.

2. Sekal ian orang berhak menunt ut perl akukan dan perl indungan yang sama ol eh undang-undang.

3. Sekal ian orang berhak menunt ut perl indungan yang sama t erhadap t i ap-t iap pembel akangan dan ap-t erhadap ap-t iap-ap-t iap penghasuap-t an unap-t uk

mel akukan pembel akangan demikian.

4. Set iap orang berhak mendapat bant uan-hukum yang sungguh dari hakim-hakim yang dit ent ukan unt uk it u, mel aw an perbuat an perbuat an yang berl awanan dengan hak-hak dasar yang diper kenankan kepadanya menurut hukum.

Pasal 8.

Sekal ian orang yang ada didaerah Negara sama berhak menunt ut perl indungan unt uk di ri dan hart a-bendanya.

Pasal 9.

1. Set iap orang berhak dengan bebas bergerak dan t inggal dal am perbat asan Negara.

2. Set iap orang berhak meni nggal kan negeri dan-j ika ia w arga negara at au penduduk - kembal i kesit u.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(5)

Pasal 10.

Tiada seor angpun bol eh diperbudak, diperul ur at au diperhamba.

Perbudakan, perdagangan budak dan perhambaan dan segal a perbuat an berupa apapun yang t uj uannya kepada it u, dil arang.

Pasal 11.

Tiada seor ang j uapun akan disi ksa at aupun di perl akukan at au dihukum secar a ganas, t idak mengenal per i-kemanusi aan at au menghina.

Pasal 12.

Tiada seor ang j uapun bol eh dit angkap at au dit ahan, sel ai n at as peri nt ah unt uk it u ol eh kekuasaan yang sah menurut at uranat uran undangundang dal am hal -hal dan menurut car a yang dit erangkan dal amnya.

Pasal 13.

1. Set iap orang berhak, dal am persamaan yang sepenuhnya mendapat perl akuan j uj ur dal am perkaranya ol eh haki m yang t ak memihak, dal am hal menet apkan hak-hak dan kewaj iban-kew aj ibannya dan dal am hal menet apkan apakah suat u t unt ut an hukuman yang dimaj ukan

t erhadapnya beral asan at au t idak.

2. Bert ent angan dengan kemauannya t iada seor ang j ua-pun dapat dipisahkan dar i pada hakim, yang diberi kan kepadanya ol eh at uran-at uran hukum yang berl aku.

Pasal 14.

1. Set iap orang yang dit unt ut kar ena di sangka mel akukan sesuat u peri st iwa pidana ber hak di anggap t ak bersal ah, sampai dibukt ikan kesal ahannya dal am suat u sidang pengadil an, menur ut at ur an-at uran hukum yang berl aku, dan i a dal am sidang it u diber ikan segal a j aminan yang t el ah dit ent ukan dan yang perl u unt uk pembel aan.

2. Tiada seor ang di ucapkan bol eh dit unt ut unt uk dihukum at au dij at uhi hukuman, kecual i kar ena suat u at uran hukum yang sudah ada dan berl aku t erhadapnya.

3. Apabil a ada perubahan dal am at uran hukum sepert i t ersebut dal am ayat di at as, maka dipakail ah ket ent uan yang l ebi h baik sit ersangka.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(6)

Pasal 15.

1. Tiada suat u pel anggaran at au kej ahat anpun bol eh diancamkan hukuman berupa r ampasan semua bar ang kepunyaan yang ber sal ah.

2. Tidak suat u hukumanpun mengakibat kan kemat ian perdat a at au kehil angan segal a hak-hak kewar gaan.

Pasal 16.

1. Tempat kediaman si apapun t idak bol eh diganggu-gugat .

2. Mengi nj ak suat u pekarangan t empat kediaman at au memasuki suat u rumah bert ent angan dengan kehendak orang yang mendiaminya, hanya dibol ehkan dal am hal -hal yang dit et apkan dal am suat u at ur an hukum yang berl aku baginya.

Pasal 17.

Kemerdekaan dan r ahasia dal am per hubungan sur at -menyur at t idak bol eh diganggu-gugat , sel ai nnya dari at as peri nt ah hakim at au kekuasaan l ain yang t el ah disahkan unt uk it u menurut per at uran-perat ur an undang-undang dal am hal -hal yang dit erangkan dal am perat uran it u.

Pasal 18.

Set iap orang berhak at as kebebasan agama, keinsyaf an bat in dan pikir an.

Pasal 19.

Set iap orang berhak at as kebebasan mempunyai dan mengel uarkan pendapat .

Pasal 20.

Hak penduduk at as kebebasan berkumpul dan berapat di akui dan diat ur dengan undang-undang.

Pasal 21.

Hak berdemonst rasi dan mogok diakui dan di at ur dengan undang-undang.

Pasal 22.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(7)

1. Sekal ian orang baik sendir i-sendir i maupun bersama-sama ber hak dengan bebas memaj ukan pengaduan kepada penguasa, bai k dengan l isan

at aupun dengan t ul isan.

2. Sekal ian orang baik sendir i-sendir i maupun bersama-sama ber hak memaj ukan permohonan kepada penguasa.

Pasal 23.

1. Set iap war ga-negara ber hak t urut -sert a dal am pemerint ahan dengan l angsung at au dengan perant araan wakil -wakil yang dipil ih dengan bebas menurut car a yang dit ent ukan ol eh undang-undang.

2. Set iap war ga-negara dapat diangkat dal am t i ap-t iap j abat an pemeri nt ah. Orang asing bol eh di angkat dal am j abat an-j abat an pemerint ah menurut at uran-at uran yang dit et apkan ol eh undang-undang.

Pasal 24.

Set iap war ga-negara ber hak dan ber kewaj iban t urut -sert a dengan sungguh dal am pert ahanan Negara.

Pasal 25.

1. Penguasa t idak akan mengikat kan keunt ungan at au kerugian kepada t ermasuknya warga-negar a dal am sesuat u gol ongan r akyat .

2. Perbedaan dal am kebut uhan masyarakat dan kebut uhan hukum gol ongan rakyat akan diper hat ikan.

Pasal 26.

1. Set iap orang berhak mempunyai mil ik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang l ain.

2. Seorangpun t idak bol eh di rampas mil iknya dengan semena-mena. 3. Hak mil ik it u adal ah suat u f ungsi sosial .

Pasal 27.

1. Pencabut an hak mil ik unt uk kepent ingan umum at as sesuat u benda at au hak t idak dibol ehkan, kecual i dengan menggant i kerugi an dan menur ut at uran-at uran undang-undang.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(8)

2. Apabil a sesuat u benda harus dibinasakan unt uk kepent ingan umum, at aupun, baik unt uk sel ama-l amanya maupun unt uk beberapa l ama, harus dirusakkan sampai t ak t erpakai l agi, ol eh kekuasaan umum, maka hal it u dil akukan dengan menggant i ker ugian dan menur ut at ur an-at uran undang-undang, kecual i j ika dit ent ukan yang sebal iknya ol eh at ur an-at uran it u.

Pasal 28.

1. Set iap war ga-negara, sesuai dengan kecakapannya, berhak at as pekerj aan, yang l ayak bagi kemanusiaan.

2. Set iap orang berhak dengan bebas memil ih peker j aan dan ber hak pul a at as syar at -syar at perburuhan yang adil .

3. Set iap orang yang mel akukan pekerj aan yang sama dal am hal -hal yang sama, ber hak at as pengupahan yang sama dan at as perj anj ian-perj anj ian pekerj aan yang sama bai knya.

4. Set iap orang yang mel akukan pekerj aan, ber hak at as pengupahan adil Yang menj amin kehidupannya bersama dengan kel uarganya, sepadan dengan mart abat manusi a.

Pasal 29.

Set iap orang berhak mendi rikan serikat -seker j a dan masuk ke dal amnya unt uk memperl indungi dan memperj uangkan kepent ingannya.

Pasal 30.

1. Tiap-t iap warga-negara berhak mendapat pengaj aran.

2. Memil ih pengaj aran yang akan diikut i, adal ah bebas.

3. Mengaj ar adal ah bebas, dengan t idak mengur angi pengawasan penguasa yang dil akukan t er hadap it u menur ut perat ur an undang-undang.

Pasal 31.

Kebebasan mel akukan peker j aan sosial dan amal , mendirikan organisasi-organisasi unt uk it u, dan j uga unt uk pengaj ar an part ikel ir , dan mencari dan mempunyai hart a unt uk maksud-maksud it u, diakui , dengan t idak mengurangi pengawasan penguasa yang dil akukan t er hadap it u menur ut perat uran undang-undang.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(9)

Pasal 32.

Set iap orang yang ada di daer ah Negara har us pat uh kepada undang-undang t ermasuk at uran-at uran hukum yang t ak t ert ul is, dan kepada penguasa-penguasa.

Pasal 33.

Mel akukan hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang dit er angkan dal am bagian ini hanya dapat dibat asi dengan per at ur an-perat ur an undang-undang semat a-mat a unt uk menj amin pengakuan dan penghora-mat an yang t ak bol eh t iada t erhadap hak-hak sert a kebebasan-kebebasan orang l ain, dan unt uk memenuhi syarat -syarat yang adil unt uk ket ent eraman, kesusil aan dan kesej aht eraan dal am suat u masyarakat yang demokrat i s.

Pasal 34.

Tiada suat u ket ent uanpun dal am bagian ini bol eh dit af si rkan dengan

pengert i an, sehi ngga sesuat u penguasa, gol ongan at au orang dapat memet ik hak dar i padanya unt uk mengusahakan sesuat u apa at au mel akukan perbuat an berupa apapun yang bermaksud menghapuskan sesuat u hak at au kebebasan yang dit erangkan dal amnya.

BAGIAN VI. Asas-asas dasar.

Pasal 35.

Kemauan Rakyat adal ah dasar kekuasaan penguasa; kemauan it u di nyat akan dal am pemil ihan berkal a yang j uj ur dan yang dil akukan menur ut hak-pil ih yang bersi f at umum dan ber kesamaan, sert a dengan pemungut an suara yang rahasi a at aupun menurut cara yang j uga menj amin kebebasan mengel uarkan suara.

Pasal 36.

Penguasa memaj ukan kepast ian dan j aminan sosial , t er ist imewa pemast ian dan penj anj ian syarat -syarat perbur uhan dan keadaan-keadaan perburuhan yang baik, pencegahan dan pember ant asan penganggur an sert a penyel enggaraan persediaan unt uk hari -t ua dan pemel iharan j anda-j anda dan anak- yat im-piat u.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(10)

Pasal 37.

1. Penguasa t er us-menerus menyel enggarakan usaha unt uk meninggikan kemakmuran rakyat dan berkewaj iban senant iasa menj amin bagi set iap orang deraj at hidup yang sesuai dengan mart abat manusia unt uk diri nya sert a kel uarganya.

2. Dengan t idak mengur angi pembat asan yang dit ent ukan unt uk

kepent ingan umum dengan par at ur an-perat uran undang-undang, maka kepada sekal ian orang diberi kan kesempat an menurut sif at , bakat dan kecakapan masing-masing unt uk t urut -sert a dal am perkembangan sumber-sumber kemakmur an neger i.

3. Penguasa mencegah adanya or gani sasi -organi sasi yang bersi f at monopol i part ikel i r yang merugikan ekonomi nasional menurut perat ur

an-perat ur an yang dit et apkan dengan undang-undang.

Pasal 38.

1. Perekonomian disusun sebagai usaha ber sama berdasar at as asas kekel uargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang pent ing bagi Negara dan yang menguasai haj at hidup orang banyak di kuasai ol eh Negar a.

3. Bumi dan ai r dan kekayaan al am yang t erkandung didal amnya dikuasai ol eh Negara dan dipergunakan unt uk sebesar -besar nya kemakmur an rakyat .

Pasal 39

1. Kel uarga berhak at as perl indungan ol eh masyarakat dan Negara.

2. Fakir -miski n dan anak-anak yang t erl ant ar di pel ihara ol eh Negara.

Pasal 40.

Penguasa mel indungi kebebasan mengusahakan kebudayaan sert a kesenian dan il mu penget ahuan. Dengan menj unj ung asas i ni maka penguasa memaj ukan sekuat t enaganya perkembangan kebangsaan dal am kebudayaan sert a kesenian dan il mu penget ahuan.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(11)

Pasal 41.

1. Penguasa waj ib memaj ukan perkembangan r akyat baik rohani maupun j asmani .

2. Penguasa t eri st imewa berusaha sel ekas-l ekasnya menghapuskan but a-huruf

3. Penguasa memenuhi kebut uhan akan pengaj aran umum yang diberikan at as dasar memperdal am keinsyaf an kebangsaan, mempererat per sat uan Indonesia, membangun dan memperdal am perasaan per i-kemanusi aan, kesabaran dan penghormat an yang sama t er hadap keyakinan agama set iap orang dengan memberikan kesempat an dal am j am pel aj ar an unt uk mengaj arkan pel aj aran agama sesuai dengan keinginan orang-t ua murid-murid.

4. Terhadap pengaj aran rendah, maka penguasa berusaha mel aksanakan dengan l ekas kewaj iban bel aj ar yang umum.

5. Murid-murid sekol ah part ikel i r yang memenuhi syarat -syar at kebaikan-kebaikan menurut undang-undang bagi pengaj aran umum, sama haknya dengan hak mur id-murid sekol ah umum.

Pasal 42.

Penguasa senant iasa berusaha dengan sungguh-sungguh memaj ukan keber sihan umum dan kesehat an rakyat .

Pasal 43.

1. Negara berdasar at as Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara menj amin kemerdekaan t iap-t iap penduduk unt uk memel uk agamanya masing-masing dan unt uk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya it u.

3. Penguasa memberi perl i ndungan yang sama kepada segal a perkumpul an dan persekut uan agama yang diakui.

Pemberian sokongan berupa apapun ol eh penguasa kepada penj abat -penj abat agama dan persekut upersekut uan at au perkumpul an-perkumpul an agama dil akukan at as dasar sama hak.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(12)

4. Penguasa mengaw asi supaya segal a per sekut uan dan perkumpul an agama pat uh-t aat kepada undang-undang t ermasuk at uran-at uran hukum yang t ak t ert ul is.

BAB II.

ALAT-ALAT PERLENGKAPAN NEGARA.

Ket ent uan umum.

Pasal 44.

Al at -al at perl engkapan Negara i al ah : a. Presiden dan w akil Presiden; b. Ment eri-ment eri;

c. Dewan Per wakil an Rakyat ; d. Mahkamah Agung;

e. Dewan Pengawas Keuangan.

BAGIAN I. Pemerint ah.

Pasal 45.

1. Presiden ial ah Kepal a Negara.

2. Dal am mel akukan kew aj ibannya Presiden dibant u seorang Wakil -Presiden.

3. Presiden dan Wakil -Presiden dipil i h menur ut at uran yang dit et apkan dengan undang-undang.

4. Unt uk pert ama kal i Wakil -Presiden di angkat ol eh Presiden dar i anj ur an yang dimaj ukan ol eh Dewan Per wakil an Rakyat .

5. Presiden dan Wakil -Presiden harus warga-negara Indonesia yang t el ah berusi a 30 t ahun dan t idak bol eh orang yang t idak diperkenankan sert a dal am at au menj al ankan hak-pil ih at aupun or ang yang t el ah dicabut haknya unt uk dipil i h.

Pasal 46.

1. Presiden dan Wakil -Presiden berkedudukan di t empat kedudukan Pemerint ah.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(13)

2. Pemerint ah berkedudukan di Jakart a, kecual i j ika dal am hal darurat Pemerint ah menent ukan t empat yang l ai n.

Pasal 47.

Presiden dan Wakil -Presiden sebel um memangku, j abat an, mengangkat sumpah (menyat akan ket er angan) menurut car a agamanya di hadapan Dewan

Perwakil an Rakyat , sebagai ber ikut

"Saya bersumpah (menerangkan) bahw a saya, unt uk dipil i h menj adi Presiden (Wakil -Presiden) Republ ik Indonesi a, l angsung at aupun t ak l angsung, dengan nama at au dengan dal i h apapun, t iada memberikan at au menj anj ikan at aupun akan memberikan sesuat u kepada siapapun j uga.

Saya bersumpah (ber j anj i) bahwa saya unt uk mel akukan at au t idak mel akukan sesuat u dal am j abat an ini , t iada sekal i-kal i akan menerima dar i siapapun j uga, l angsung at aupun t ak l angsung sesuat u j anj i at au pemberian.

Saya bersumpah (ber j anj i) bahwa saya dengan sekuat t enaga akan memaj ukan kesej aht er aan Republ ik Indonesia dan bahw a saya akan mel indungi dan

mempert ahankan kebebasan-kebebasan dan hak-hak umum dan khusus sekal ian penghuni Negara.

Saya bersumpah (ber j anj i) set ia kepada Undang-undang Dasar dan l agi bahw a saya akan memel ihara segal a perat uran yang berl aku bagi Republ ik Indonesi a, bahwa saya akan set ia kepada Nusa dan Bangsa dan bahwa saya dengan set i a akan memenuhi segal a kewaj iban yang dit anggungkan kepada saya ol eh j abat an Kepal a Negara (Wakil Kepal a Negara) Republ i k Indonesi a, sebagai sepant asnya bagi Kepal a Negara (Wakil Kepal a Negara yang baik).

Pasal 48.

Jika Presiden mangkat , berhent i at au t idak dapat mel akukan kewaj ibannya dal am masa j abat annya, ia di gant i ol eh Waki l Presiden sampai habi s wakt unya.

Pasal 49.

Yang dapat diangkat menj adi Ment eri i al ah w arga-negara Indonesia yang t el ah berusi a 25 t ahun dan yang bukan or ang yang t idak diperkenankan sert a dal am at au menj al ankan hak-pil ih at aupun orang yang t el ah dicabut haknya unt uk dipil ih.

Pasal 50.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(14)

Presiden membent uk Kement er ian-kement eri an.

Pasal 51.

1. Presiden menunj uk seorang at au beberapa or ang pembent uk Kabi net .

2. Sesuai dengan anj ur an pembent uk Kabinet it u, Presiden mengangkat seorang dari padanya menj adi Perdana Ment eri dan mengangkat Ment er i-ment eri yang l ain.

3. Sesuai dengan anj ur an pembent uk it u j uga, Presiden menet apkan si apa-siapa dar i Ment er i-ment eri it u di waj ibkan memimpin Kement erian masing- masi ng.

Presiden bol eh mengangkat Ment er i-ment eri yang t idak memangku sesuat u Kement eri an.

4. Keput usan-keput usan Pr esiden yang memuat pengangkat an yang

dit erangkan dal am ayat (2) dan (3) pasal ini dit anda-t angani sert a ol eh pembent uk Kabinet .

5. Pengangkat an at au penghent i an ant ara-wakt u Ment eri -ment eri begit u pul a penghent ian Kabinet dil akukan dengan Keput usan Presiden.

Pasal 52.

1. Unt uk mer undingkan bersama-sama kepent ingan-kepent ingan umum Republ ik Indonesia, Ment eri -ment eri bersidang dal am Dewan Ment er i yang diket uai ol eh Perdana Ment eri at au dal am hal Perdana Ment eri berhal angan, ol eh sal ah seor ang Ment eri yang dit unj uk ol eh Dewan Ment eri.

2. Dewan Ment er i senant iasa memberit ahukan segal a ur usan yang pent ing kepada Presiden dan Wakil -Presiden. Masi ng-masing Ment er i

berkewaj iban demikian j uga berhubung dengan ur usan-urusan yang khusus masuk t ugasnya.

Pasal 53.

Sebel um memangku j abat annya, Ment eri -ment eri mengangkat sumpah

(menyat akan ket er angan) di hadapan Presiden menur ut cara agamanya, sebagai berikut :

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(15)

"Saya bersumpah (menerangkan) bahw a saya, unt uk diangkat menj adi Ment eri, l angsung at aupun t ak l angsung dengan nama at au dal ih apapun, t iada

memberikan at au menj anj ikan at aupun akan memberikan sesuat u kepada siapapun j uga.

Saya bersumpah (ber j anj i) bahwa saya, unt uk mel akukan at au t idak mel akukan sesuat u dal am j abat an ini , t iada sekal i-kal i menerima dar i siapapun j uga, l angsung at aupun t ak l angsung sesuat u j anj i at au pemberian.

Saya bersumpah (ber j anj i) set ia kepada Undang-undang Dasar, bahwa saya akan memel ihara segal a per at uran yang berl aku bagi Republ ik Indonesi a, bahwa saya dengan sekuat t enaga akan mengusahakan kesej aht eraan Republ ik Indonesi a, bahwa saya akan set ia kepada Nusa dan Bangsa dan bahwa saya akan memenuhi dengan set ia segal a kewaj iban yang dit anggungkan kepada saya ol eh j abat an Ment eri".

Pasal 54.

Gaj i Presiden, gaj i Wakil -Pr esiden dan gaj i Ment eri -ment er i, begit u pul a gant i rugi unt uk bi aya perj al anan dan bi aya pengi napan dan, j ika ada, gant i - rugi yang l ain-l ain, di at ur dengan Undang-undang.

Pasal 55.

1. Jabat an Presiden, Wakil -Pr esiden dan Ment er i t idak bol eh dipangku bersama-sama dengan menj al ankan j abat an umum apapun di dal am dan di l uar Republ ik Indonesia.

2. Presiden, Wakil -Presiden dan Ment eri -ment er i t idak bol eh, l angsung at au t ak l angsung t ur ut -sert a dal am at aupun menj adi penanggung unt uk sesuat u badan perusahaan yang berdasarkan perj anj ian unt uk

memperol eh l aba at au unt ung yang diadakan dengan Republ ik Indonesia at au dengan sesuat u daerah ot onom dari Indonesia.

3. Mereka t idak bol eh mempunyai piut ang at as t anggungan Republ i k Indonesia, kecual i surat -surat -ut ang umum.

4. Yang dit et apkan dal am ayat (2) dan (3) pasal ini t et ap berl aku at as mereka sel ama t iga t ahun sesudah mereka mel et akkan j abat annya.

BAGIAN II.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(16)

Pasal 56.

Dewan Per wakil an Rakyat mewakil i sel uruh Rakyat Indonesi a dan t erdiri sej uml ah Anggot a yang besar nya dit et apkan berdasar at as perhit ungan set iap 300. 000 j i wa penduduk warga-negara Indonesia mempunyai seorang w akil ; ket ent uan ini t idak mengurangi yang dit et apkan dal am ayat kedua Pasal 58.

Pasal 57.

Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat di pil ih dal am suat u

pemil ihan umum ol eh warga-negara Indonesi a yang memenuhi syarat -syarat dan menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang.

Pasal 58.

1. Gol ongan-gol ongan kecil Tionghoa. Eropah dan Ar ab akan mempunyai wakil dal am Dewan Perwakil an Rakyat dengan bert ur ut -t urut sekurang- kurangnya 9, 6 dan 3 Anggot a.

2. Jika j uml ah-j uml ah it u t idak t ercapai dengan pemil ihan menurut Undang-undang t ermaksud dal am Pasal 57, maka Pemeri nt ah Republ ik Indonesia mengangkat wakil -wakil t ambahan bagi gol ongan-gol ongan kecil it u. Juml ah Anggot a Dewan Per wakil an Rakyat sebagai t ersebut dal am Pasal 56 dit ambah dal am hal it u j ika perl u dengan j uml ah pengangkat an- pengangkat an it u.

Pasal 59.

Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat di pil ih unt uk masa empat t ahun.

Mereka mel et akkan j abat annya bersama-sama dan sesudahnya dapat dipil ih kembal i.

Pasal 60.

Yang bol eh menj adi Anggot a Dew an Per wakil an Rakyat i al ah warga-negara yang t el ah berusia 25 t ahun dan bukan orang yang t idak diperkenankan sert a d. al am at au menj al ankan hak-pil ih at aupun orang yang haknya unt uk dipil ih t el ah dicabut .

Pasal 61.

1. Keanggot aan Dew an Perwakil an Rakyat t idak dapat dirangkap dengan j abat an Pr esiden, Wakil -Presiden, Jaksa Agung, Ket ua, Wakil Ket ua at au

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(17)

Anggot a Mahkamah Agung, Ket ua, Wakil -Ket ua at au Anggot a Dewan Pengawas Keuangan, Presiden Bank-Sir kul asi dan j abat an-j abat an l ai n yang dit ent ukan dengan Undang-undang.

2. Seorang Anggot a Dew an Perwakil an Rakyat yang merangkap menj adi Ment eri t idak bol eh mempergunakan hak at au mel akukan kewaj ibannya sebagai Anggot a badan t er sebut sel ama ia memangku j abat an Ment eri.

3. Anggot a Angkat an Per ang dal am dinas akt i f yang menerima keanggot aan Dewan Per wakil an Rakyat , dengan sendi rinya menj adi non-akt i f sel ama keanggot aan it u. Set el ah berhent i menj adi Anggot a, ia kembal i dal am dinas-akt if l agi.

Pasal 62.

1. Dewan Per wakil an Rakyat memil ih dar i ant ar anya seor ang Ket ua dan seorang at au beberapa orang Wakil -Ket ua. Pemil ihan-pemil ihan i ni membut uhkan pengesahan Pr esiden.

2. Sel ama pemil ihan Ket ua dan Wakil -Ket ua bel um disahkan ol eh Presiden, rapat diket uai unt uk sement ara ol eh Anggot a yang t ert ua umurnya.

Pasal 63.

Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat sebel um memangku j abat annya, mengangkat sumpah (menyat akan ket erangan) di hadapan Pr esiden at au Ket ua Dewan Per wakil an Rakyat yang dikuasakan unt uk it u ol eh Presiden, menurut cara agamanya sebagai ber ikut :

"Saya bersumpah (menerangkan) bahw a saya, unt uk dipil i h (diangkat ) menj adi Anggot a Dewan Per wakil an Rakyat , l angsung at au t ak l angsung, dengan nama at au dal ih apapun, t iada memberikan at au menj anj ikan at aupun akan

memberikan sesuat u kepada siapapun j uga.

Saya bersumpah (ber j anj i) bahwa saya, unt uk mel akukan at au t idak mel akukan sesuat u dal am j abat an ini , t iada sekal i-kal i akan menerima, l angsung at aupun t ak l angsung, dari siapapun j uga sesuat u j anj i at au pemberi an.

Saya bersumpah (ber j anj i), bahwa saya senant iasa akan membant u memel ihara Undang-undang Dasar dan segal a perat uran yang l ain berl aku bagi Republ ik Indonesia, bahw a saya akan berusaha dengan sekuat t enaga memaj ukan

kesej aht er aan Republ ik Indonesia dan bahw a saya akan set i a kepada Nusa dan Bangsa".

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(18)

Pasal 64.

Dal am rapat Dewan Perwakil an Rakyat Ket ua memberi kesempat an berbicar a kepada Ment er i-ment eri, apabil a dan t i ap-t iap kal i mereka mengingininya.

Pasal 65.

1. Dewan Per wakil an Rakyat bersidang, apabil a Pemerint ah menyat akan kehendaknya t ent ang it u at au apabil a Ket ua at au sekurang-kurangnya sepersepul uh dari j uml ah Anggaut a Dew an Perwakil an Rakyat

menganggap hal it u perl u.

2. Ket ua memanggil rapat Dew an Perwakil an Rakyat .

Pasal 66.

1. Rapat -rapat Dew an Perwakil an Rakyat t erbuka unt uk umum, kecual i j ika Ket ua menimbang perl u pint u dit ut up at aupun sekurang-kurangnya sepul uh Anggot a menunt ut hal it u.

2. Sesudah pi nt u dit ut up, rapat memut uskan apakah permusyawarat an dil akukan dengan pint u t ert ut up.

3. Tent ang hal -hal yang dibicar akan dal am rapat t ert ut up dapat j uga diput uskan dengan pint u t ert ut up.

Pasal 67.

Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat set iap wakt u bol eh mel et akkan j abat annya.

Mereka memberit ahukan hal it u dengan surat kepada Ket ua.

Pasal 68.

Dewan Per wakil an Rakyat mengadakan rapat -rapat nya di Jakart a kecual i j ika dal am hal -hal dar urat Pemerint ah menent ukan t empat yang l ain.

Pasal 69.

1. Dewan Per wakil an Rakyat mempunyai hak int erpel asi dan hak menanya; Anggot a-anggot a mempunyai hak menanya.

2. Ment eri-ment eri memberikan kepada Dewan Perwakil an Rakyat , baik

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(19)

dengan l isan maupun dengan t ert ul i s, segal a penerangan yang

dikehendaki menurut ayat yang l al u dan yang pemberiannya di anggap t idak berl awanan dengan kepent ingan umum Republ ik Indonesia.

Pasal 70.

Dewan Per wakil an Rakyat mempunyai hak menyel idiki (enquet e), menur ut at uran-at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang.

Pasal 71.

Ket ua dan Anggaut a-anggaut a Dewan Perwakil an Rakyat begit u pul a Ment er i-ment eri t idak dapat dit unt ut di muka pengadil an karena yang dikat akannya dal am rapat at au yang dikemukakannya dengan surat kepada Maj el is it u, kecual i j i ka mereka dengan it u mengumumkan apa yang di kat akan at au yang dikemukakan dal am rapat t ert ut up dengan syarat supaya dirahasi akan.

Pasal 72.

1. Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat mengel uarkan suaranya sebagai orang yang bebas, menur ut perasaan kehormat an dan keinsyaf an bat innya, t idak at as perint ah at au dengan kewaj iban berembuk dahul u dengan mer eka yang menunj uknya sebagai Anggot a.

2. Mereka t idak mengel uarkan suara t ent ang hal yang mengenai diri nya sendir i.

Pasal 73.

Gaj i Ket ua Dew an Perwakil an Rakyat , t unj angan-t unj angan yang akan diber ikan kepada Anggot a-anggot a dan mungkin j uga kepada Ket ua, begit u pul a bi aya perj al anan dan pengi napan yang harus didapat nya, diat ur dengan Undang-undang.

Pasal 74.

1. Sekal ian orang yang menghadiri rapat Dew an Perwakil an Rakyat yang t ert ut up, w aj ib merahasiakan yang dibicarakan dal am rapat it u, kecual i j ika Maj el i s ini memut uskan l ain, at aupun j ika kewaj iban merahasiakan it u dihapuskan.

2. Hal it u berl aku j uga t erhadap Anggot a-anggot a, Ment eri -ment er i dan pegawai -pegaw ai yang mendapat t ahu dengan cara bagaimanapun t ent ang yang dibicarakan it u.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(20)

Pasal 75.

1. Dewan Per wakil an Rakyat t idak bol eh bermusyawarat at au mengambil keput usan, j ika t idak hadi r l ebih dari seperdua j uml ah anggot a-sidang.

2. Sekedar dal am Undang-undang Dasar ini t idak dit et apkan l ain, maka segal a keput usan diambil dengan j uml ah t erbanyak mut l ak suara yang dikel uar kan.

3. Apabil a, pada wakt u mengambil keput usan, suara-suara sama berat , dal am hal rapat it u l engkap anggot anya, usul it u dianggap dit ol ak, at au dal am hal l ain, mengambil keput usan dit angguhkan sampai r apat yang berikut .

Apabil a suara-suara sama berat l agi, maka usul it u dianggap dit ol ak.

4. Pemungut an suar a t ent ang orang dil akukan dengan rahasia dan t ert ul is.

Apabil a suara-suara sama berat , maka keput usan di ambil dengan undian.

Pasal 76.

Dewan Per wakil an Rakyat sel ekas mungkin menet apkan perat uran ket ert ibannya.

Pasal 77.

Dengan t idak mengur angi ket ent uan dal am Pasal 138, maka unt uk pert ama kal i sel ama Dewan Perwakil an Rakyat bel um t ersusun dengan pemil ihan menurut Undang-undang, Dew an Perwakil an Rakyat t erdiri dari Ket ua, Wakil -wakil Ket ua dan Anggot a-anggot a Dewan Perwakil an Rakyat Republ ik Indonesia Serikat , Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a Senat , Ket ua, Wakil -wakil Ket ua dan Anggot a-anggot a Badan Pekerj a Komit e Nasional Pusat dan Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a Dewan Pert imbangan Agung.

BAGIAN III. MAHKAMAH AGUNG.

Pasal 78.

Susunan dan kekuasaan Mahkamah Agung diat ur dengan Undang-undang.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(21)

Pasal 79.

1. Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a Mahkamah Agung di angkat menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang. Pengangkat an it u adal ah unt uk seumur hidup; ket ent uan i ni t idak mengurangi yang dit et apkan dal am ayat -ayat yang berikut .

2. Undang-undang dapat menet apkan, bahwa Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a Mahkamah Agung diberhent i kan, apabil a mencapai usia yang t ert ent u.

3. Mereka dapat dipecat at au diberhent ikan menurut cara dan dal am hal yang dit ent ukan ol eh Undang-undang.

4. Mereka dapat diberhent ikan ol eh Presiden at as permint aan sendir i.

BAGIAN IV.

DEWAN PENGAWAS KEUANGAN.

Pasal 80.

Susunan dan kekuasaan Dewan Pengawas Keuangan di at ur dengan Undang-undang.

Pasal 81.

1. Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a Dewan Pengawas Keuangan diangkat menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang.

Pengangkat an it u adal ah unt uk seumur hidup; ket ent uan i ni t idak mengurangi yang dit et apkan dal am ayat -ayat yang berikut .

2. Undang-undang dapat menet apkan, bahwa Ket ua, Wakil -Ket ua dan Anggot a-anggot a diberhent ikan, apabil a mencapai usi a yang t ert ent u.

3. Mereka dapat dipecat at au diberhent ikan menurut cara dan dal am hal yang dit ent ukan dengan Undang-undang.

4. Mereka dapat diberhent ikan ol eh Presiden at as permint aan sendir i.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(22)

BAB III.

TUGAS ALAT-ALAT PERLENGKAPAN NEGARA.

BAGIAN I. PEMERINTAHAN.

Pasal 82.

Pemerint ah menyel enggarakan kesej aht eraan Indonesi a dan t erist imewa berusaha supaya Undang-undang Dasar , Undang-undang dan perat uran- perat ur an l ai n dij al ankan.

Pasal 83.

1. Presiden dan Wakil Pr esiden t idak dapat di ganggu gugat .

2. Ment eri-ment eri bert anggung j awab at as sel uruh kebij aksanaan Pemerint ah, baik bersama-sama unt uk sel uruhnya, maupun masing-masing unt uk bagiannya sendir i-sendir i.

Pasal 84.

Presiden berhak membubarkan Dewan Perw akil an Rakyat .

Keput usan Presiden yang menyat akan pembubaran it u, memeri nt ahkan pul a unt uk mengadakan pemil ihan Dew an Perwaki l an Rakyat bar u dal am 30 hari.

Pasal 85.

Sekal ian keput usan Pr esiden j uga yang mengenai kekuasaannya at as Angkat an Perang Republ ik Indonesia, dit andat angani sert a ol eh Ment er i (Ment eri-ment eri) yang bersangkut an, kecual i yang dit et apkan dal am Pasal 45 ayat keempat dan Pasal 51 ayat keempat .

Pasal 86.

Pegawai -pegaw ai Republ ik Indonesi a diangkat menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang.

Pasal 87.

Presiden memberikan t anda-t anda kehormat an yang diadakan dengan undang-undang.

Pasal 88.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(23)

Perat ur an pokok mengenai perhubungan di darat , l aut dan udara dit et apkan dengan undang-undang.

BAGIAN II. Perundang-undangan.

Pasal 89.

Kecual i apa yang dit ent ukan dal am Pasal 140 maka kekuasaan per undang- undangan, sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan bagian ini , dil akukan ol eh Pemerint ah bersama-sama dengan Dewan Perwakil an Rakyat .

Pasal 90.

1. Usul Pemeri nt ah t ent ang undang-undang disampaikan kepada Dewan Perwakil an Rakyat dengan amanat Pr esiden.

2. Dewan Per wakil an Rakyat berhak memaj ukan usul undang-undang kepada Pemeri nt ah.

Pasal 91.

Dewan Per wakil an Rakyat berhak mengadakan perubahan-perubahan dal am usul undang-undang yang dimaj ukan ol eh Pemerint ah kepadanya.

Pasal 92.

1. Apabil a Dewan Perw akil an Rakyat menerima usul undang-undang Pemerint ah dengan mengubahnya at aupun t i dak, maka usul it u dikirimkannya dengan memberit ahukan hal it u, kepada Presiden.

2. Apabil a Dewan Perw akil an Rakyat menol ak usul undang-undang Pemerint ah, maka hal it u diberit ahukannya kepada Presiden.

Pasal 93.

Dewan Per wakil an Rakyat , apabil a memut uskan akan memaj ukan usul undang-undang, mengir imkan usul it u unt uk di sahkan ol eh Pemerint ah kepada

Presiden.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(24)

Pasal 94.

1. Sel ama suat u usul undang-undang bel um dit erima ol eh Dewan

Perwakil an Rakyat sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang l al u dal am bagian i ni, maka usul it u dapat dit arik kembal i ol eh Pemerint ah.

2. Pemerint ah har us mengesahkan usul undang-undang yang sudah

dit erima, kecual i j ika i a dal am sat u bul an sesudah usul it u disampaikan kepadanya unt uk disahkan, menyat akan keberat annya yang t ak dapat dihindarkan.

3. Pengesahan ol eh Pemerint ah, at aupun keber at an Pemeri nt ah sebagai dimaksud dal am ayat yang l al u, diberit ahukan kepada Dew an Per wakil an Rakyat dengan amanat Pr esiden.

Pasal 95.

1. Sekal ian usul undang-undang yang t el ah dit er ima ol eh Dewan Perwakil an Rakyat memperol eh kekuat an undang-undang, apabil a sudah disahkan ol eh Pemerint ah.

2. Undang-undang t idak dapat diganggu gugat .

Pasal 96.

1. Pemerint ah berhak at as kuasa dan t anggung j awab sendiri menet apkan undang-undang dar urat unt uk mengat ur hal -hal penyel enggaraan

pemerint ahan yang karena keadaan-keadaan yang mendesak perl u diat ur dengan seger a.

2. Undang-undang dar urat mempunyai kekuasaan dan der aj at undang-undang; ket ent uan i ni t idak mengurangi yang dit et apkan dal am pasal yang berikut .

Pasal 97.

1. Perat ur an-perat uran yang t ermakt ub dal am undang-undang darurat , sesudah dit et apkan, disampaikan kepada Dewan Per wakil an Rakyat sel ambat - l ambat nya pada sidang yang ber ikut yang merundingkan perat ur an i ni menurut yang dit ent ukan t ent ang merundi ngkan usul undang-undang Pemeri nt ah.

2. Jika suat u perat uran yang dimaksud dal am ayat yang l al u, wakt u

dirundi ngkan sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan bagi an ini, dit ol ak ol eh

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(25)

Dewan Per wakil an Rakyat , maka per at uran it u t idak berl aku l agi kar ena hukum.

3. Jika undang-undang darurat yang menurut ayat yang l al u t idak berl aku l agi, t idak mengat ur segal a akibat yang t imbul dari perat ur annya baik yang dapat dipul ihkan maupun yang t idak maka undang-undang

mengadakan t i ndakan-t indakan yang perl u t ent ang it u.

4. Jika perat uran yang t ermakt ub dal am undang-undang darurat it u diubah dan dit et apkan sebagai undang-undang, maka akibat -akibat

perubahannya di at ur pul a sesuai dengan yang dit et apkan dal am ayat yang l al u.

Pasal 98.

1. Perat ur an-perat uran penyel enggara undang-undang dit et apkan ol eh Pemerint ah. Nama ial ah Perat uran Pemeri nt ah.

2. Perat ur an Pemer int ah dapat mengancamkan hukuman-hukuman at as pel anggar an at uran-at urannya.

Bat as-bat as hukuman yang akan dit et apkan diat ur dengan undang-undang.

Pasal 99.

1. Undang-undang dan Perat uran Pemerint ah dapat memerint ahkan kepada al at -al at perl engkapan l ain dal am Republ ik Indonesia mengat ur

sel anj ut nya pokok-pokok yang t ert ent u yang dit erangkan dal am ket ent uan-ket ent uan undang-undang dan per at uran it u.

2. Undang-undang dan Perat uran Pemerint ah yang bersangkut an

memberikan at uran-at uran t ent ang pengundangan perat ur an-perat uran demikian.

Pasal 100.

1. Undang-undang mengadakan at uran-at uran t ent ang membent uk, mengundangkan dan mul ai berl akunya undang-undang dan Perat uran-perat ur an Pemer int ah.

2. Pengundangan, t er j adi dal am bent uk menur ut undang-undang, adal ah syarat t unggal unt uk kekuat an mengikat .

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(26)

BAGIAN III. Pengadil an.

Pasal 101.

1. Perkar a perdat a, perkar a pidana sipil dan perkar a pidana mil it er semat a-mat a masuk perkara yang diadil i ol eh pengadil an-pengadil an yang

diadakan at au diakui dengan undang at au at as kuasa undang-undang.

2. Mengangkat dal am j abat an pengadil an yang diadakan dengan undang-undang at au at as kuasa undang-undang-undang-undang, didasarkan semat a-mat a pada syarat kepandaian, kecakapan dan kel akuan t ak bercel a yang dit et apkan dengan undang-undang. Memberhent ikan, memecat unt uk sement ara dan memecat dari j abat an yang demikian hanya bol eh dal am hal -hal yang dit ent ukan dengan undang-undang.

Pasal 102.

Hukum perdat a dan hukum dagang, hukum pidana sipil maupun hukuman pidana mil it er, hukum acara perdat a dan hukum acara pidana, susunan dan kekuasaan pengadil an diat ur dengan undang-undang dal am kit ab-kit ab hukum kecual i j i ka pengundang-undang menganggap perl u unt uk mengat ur beberapa hal dal am undang-undang t er sendi ri.

Pasal 103.

Segal a campur t angan dal am ur usan pengadil an ol eh al at -al at perl engkapan yang bukan perl engkapan pengadil an, dil arang, kecual i j ika diizinkan ol eh undang-undang.

Pasal 104.

1. Segal a keput usan pengadil an harus berisi al asan-al asannya dan dal am perkar a hukuman menyebut at urat uran undang-undang dan at ur an-at uran hukum adan-at yang dij adikan dasar hukuman it u.

2. Lain dari pada pengecual i an-pengecual ian yang dit et apkan ol eh undang- undang, sidang pengadil an t erbuka unt uk umum. Unt uk ket ert iban dan kesusil aan umum, hakim bol eh menyimpang dari per at ur an ini.

3. Keput usan senant iasa dinyat akan dengan pint u t erbuka.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(27)

Pasal 105.

1. Mahkamah Agung i al ah Pengadil an Negara Tert inggi .

2. Mahkamah Agung mel akukan pengawasan t er t inggi at as perbuat an

pengadil an-pengadil an yang l ain, menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang.

3. Dal am hal -hal yang dit unj uk dengan undang-undang, t erhadap

keput usan-keput usan yang diberikan t ingkat t ert inggi ol eh pengadil an- pengadil an l ain dar i pada Mahkamah Agung, kasasi dapat dimint a kepada Mahkamah Agung.

Pasal 106.

1. Presiden, Wakil Pr esiden, Ment eri-ment eri, Ket ua, Wakil Ket ua dan Anggot a, Dew an Perwakil an Rakyat , Ket ua, Wakil Ket ua dan Anggot a Mahkamah Agung, Jaksa Agung pada Mahkamah Agung, Ket ua, Wakil Ket ua, dan Anggot a Dew an Pengawas Keuangan, Pr esiden Bank Sir kul asi dan j uga pegaw ai-pegawai , anggot a-anggot a Maj el i s-maj el i s t inggi dan pej abat -pej abat l ain yang dit unj uk dengan undang-undang, diadil i dal am t ingkat pert ama dan t ert i nggi j uga ol eh Mahkamah Agung, pun sesudah mereka berhent i, ber hubung dengan kej ahat an dan pel anggar an j abat an sert a kej ahat an dan pel anggaran l ain yang di t ent ukan dengan undang-undang dan yang dil akukannya dal am masa peker j aannya, kecual i j i ka dit et apkan l ai n dengan undang-undang.

2. Dengan undang-undang dapat dit et apkan bahwa perkara perdat a dan perkar a pidana sipil t erhadap gol ongan-gol ongan orang dan badan yang t ert ent u hanya bol eh diadil i ol eh pengadil an yang dit unj uk dengan undang-undang it u.

3. Dengan undang-undang dapat dit et apkan bahwa perkara perdat a yang mengenai perat uran-perat uran yang diadakan dengan at au at as kuasa undang-undang hanya bol eh diadil i ol eh pengadil an yang dit unj uk dengan undang-undang it u.

Pasal 107.

1. Presiden mempunyai hak memberi grasi dar i hukuman-hukuman yang dij at uhkan ol eh keput usan pengadil an.

Hak it u dil akukannya sesudah memint a nasehat dari Mahkamah Agung, sekadar dengan undang-undang t idak dit unj uk pengadil an yang l ai n

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(28)

unt uk memberi nasehat .

2. Jika hukuman mat i dij at uhkan, maka keput usan pengadil an it u t idak dapat dij al ankan, mel ai nkan sesudah Pr esiden, menurut at uran-at ur an yang dit et apkan dengan undang-undang, diberikan kesempat an unt uk memberi grasi .

3. Amnest i dan abol isi hanya dapat diberikan dengan undang-undang at aupun at as kuasa undang-undang, ol eh Presiden sesudah memint a nasehat dari Mahkamah Agung.

Pasal 108.

Pemut usan t ent ang sengket a yang mengenai hukum t at a usaha diser ahkan kepada pengadil an yang mengadil i perkara perdat a at aupun kepada al at -al at perl engkapan l ai n, t et api j ika demikian sebol eh-bol ehnya dengan j aminan yang serupa t ent ang keadil an dan kebenaran.

BAGIAN IV. Keuangan.

Babakan 1, Hal uang.

Pasal 109.

1. Di sel uruh daer ah Republ ik Indonesia hanya diakui sah al at -al at pembayar yang at ur an-at uran pengel uar annya dit et apkan dengan undang-undang.

2. Sat uan hit ung unt uk menyat akan yang al at -al at pembayar sah it u dit et apkan dengan undang-undang.

3. Undang-undang mengakui sah al at -al at pembayar baik hingga j uml ah yang t ak t erbat as maupun hingga j uml ah t er bat as yang dit ent ukan unt uk it u.

4. Pengel uaran al at -al at pembayar yang sah dil akukan ol eh at au at as nama Pemerint ah Republ ik Indonesia at aupun ol eh Bank Si rkul asi.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(29)

Pasal 110.

1. Unt uk Indonesia ada sat u Bank Sir kul asi.

2. Penunj ukan sebagai Bank Si rkul asi dan Pengat uran t at aan dan kekuasaannya dil akukan dengan undang-undang.

Babakan 2.

Urusan Keuangan Anggar an Pert anggungan j awab Gaj i.

Pasal 111.

1. Pemerint ah memegang ur usan umum keuangan.

2. Keuangan negara dipimpin dan dipert anggung j awabkan menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang.

Pasal 112.

1. Pengawasan at as dan pemeriksaan t anggung j awab t ent ang keuangan negar a dil akukan ol eh Dewan Pengawas Keuangan.

2. Hasil pengaw asan dan pemeri ksaan it u diberi t ahukan kepada Dew an Perwakil an Rakyat .

Pasal 113.

Dengan undang-undang dit et apkan anggaran semua pengel uaran Republ ik Indonesia dan dit unj uk pendapat an-pendapat an unt uk menut up pengel uaran it u.

Pasal 114.

1. Usul undang-undang penet apan anggar an umum ol eh Pemerint ah dimaj ukan kepada Dew an Per wakil an Rakyat sebel um permul aan masa yang berkenaan dengan anggar an it u. Masa it u t idak bol eh l ebih dari dua t ahun.

2. Usul undang-undang pengubah anggar an umum, t iap-t iap kal i j ika perl u dimaj ukan Pemerint ah kepada Dewan Perwakil an Rakyat .

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(30)

Pasal 115.

1. Anggaran t erdir i dar i bagian-bagi an yang masing-masi ng sekadar perl u, dibagi dal am dua bab, yait u sat u unt uk mengat ur pengel uar

an-pengel uaran dan sat u l agi unt uk menunj uk pendapat an-pendapat an.

Bab-bab t erbagi dal am pos-pos.

2. Unt uk t iap-t iap kement eri an anggar an sedikit -dikit nya memuat sat u bagian.

3. Undang-undang penet apan anggaran masi ng-masing memuat t idak l ebih dari sat u bagian.

4. Dengan undang-undang dapat diizinkan perpi ndahan.

Pasal 116.

Pengel uaran dan penerimaan Republ ik Indonesia dipert anggung j awabkan kepada Dewan Perw akil an Rakyat , sambil memaj ukan perhit ungan yang disahkan ol eh Dewan Pengawas Keuangan, menur ut at ur an-at uran yang diberikan dengan undang-undang.

Pasal 117.

Tidak diper kenankan memungut paj ak, bea dan cukai unt uk kegunaan kas negar a, kecual i dengan undang-undang at au at as kuasa undang-undang.

Pasal 118.

1. Pinj aman uang at as t anggungan Republ ik Indonesia t idak dapat

diadakan, dij amin at au di sahkan, kecual i dengan undang-undang at au at as kuasa undang-undang.

2. Pemerint ah berhak, dengan mengindahkan at uran-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang, mengel uarkan bil yet -bil yet perbendaharaan dan promes-promes perbendahar aan.

Pasal 119.

1. Dengan t idak mengur angi yang diat ur dengan ket ent uan-ket ent uan khusus, gaj i-gaj i dan l ain-l ain pendapat an anggot a maj el is-maj el i s dan pegawai -pegaw ai Republ ik Indonesi a dit ent ukan ol eh Pemer int ah,

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(31)

dengan mengindahkan at uran-at uran yang dit et apkan dengan undang-undang dan menurut asas, bahwa dari j abat an t idak bol eh diperol eh keunt ungan l ain dar i pada yang dengan t egas diperkenankan.

2. Undang-undang dapat memperkenankan pemindahan kekuasaan yang dit erangkan dal am ayat (1) kepada al at -al at perl engkapan l ai n yang berkuasa.

3. Pemberian pensiun kepada pegawai-pegawai Republ ik Indonesia diat ur dengan undang-undang.

BAGIAN V. Hubungan Luar Negeri.

Pasal 120.

1. Presiden mengadakan dan mengesahkan perj anj ian (t r akt at ) dan

perset uj uan l ain dengan Negar a-negar a l ain. Kecual i j ika dit ent ukan l ai n dengan undang-undang, perj anj i an at au perset uj uan l ain t idak disahkan, mel ainkan sesudah diset uj ui dengan undang- undang.

2. Masuk dal am dan memut uskan perj anj ian dan perset uj uan l ain, dil akukan ol eh Presiden hanya dengan kuasa undang-undang.

Pasal 121.

Berdasarkan per j anj ian dan perset uj uan yang t ersebut dal am Pasal 120, Pemerint ah memasukkan Republ ik Indonesia ke dal am organi sasi -organisasi ant ara negara.

Pasal 122.

Pemerint ah berusaha memecahkan persel isihan-per sel isi han dengan Negara-negar a l ain dengan j al an damai dan dal am hal it u memut uskan pul a t ent ang memint a at aupun t ent ang menerima pengadi l an at au pew asit an ant ar negara.

Pasal 123.

Presiden mengangkat wakil -wakil Republ ik Indonesia pada Negar a-negar a l ain dan mener ima wakil Negara-negara l ain pada Republ ik Indonesia.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(32)

BAGIAN VI.

PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN UMUM.

Pasal 124.

Undang-undang menet apkan at uran-at uran t ent ang hak dan kewaj iban war ga-negar a unt uk mempert ahankan kemerdekaan Republ ik Indonesia dan membel a daerahnya.

Ia mengat ur cara menj al ankan hak dan kewaj iban it u dan menent ukan pengecual iannya.

Pasal 125.

1. Angkat an Per ang Republ ik Indonesia bert ugas mel indungi kepent ingan-kepent ingan negar a Republ ik Indonesi a.

Angkat an Per ang it u dibent uk dari mereka yang sukarel a masuk Angkat an Perang dan mereka yang w aj ib masuk Angkat an Perang.

2. Undang-undang mengat ur segal a sesuat u mengenai Angkat an Perang Tet ap dan waj ib-mil it er .

Pasal 126.

1. Pemerint ah memegang ur usan pert ahanan.

2. Undang-undang mengat ur dasar-dasar susunan dan t ugas al at

perl engkapan yang diberi kewaj iban menyel enggarakan pert ahanan pada umumnya.

Pasal 127.

1. Presiden memegang kekuasaan t ert inggi at as Angkat an Per ang Republ ik Indonesia.

2. Dal am keadaan perang Pemerint ah menempat kan Angkat an Perang di bawah pimpinan seor ang Pangl ima Besar.

3. Opsir-opsir diangkat , dinaikan pangkat dan di perhent ikan ol eh at au at as nama Presiden, menurut at uran-at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(33)

Pasal 128.

Presiden t idak menyat akan perang, mel ainkan j ika hal it u di izinkan l ebih dahul u ol eh Dewan Per wakil an Rakyat .

Pasal 129.

1. Dengan car a dan dal am hal -hal yang akan dit ent ukan dengan undang-undang, Presiden dapat menyat akan daerah Republ ik Indonesia at au bagian-bagian dari padanya dal am keadaan bahaya, bil amana ia

menganggap hal it u perl u unt uk kepent ingan keamanan dal am negeri dan keamanan t erhadap l uar negeri.

2. Undang-undang mengat ur t ingkat an-t ingkat an keadaan bahaya dan akibat -akibat per nyat aan demikian it u dan set erusnya menet apkan bil amana kekuasaan al at -al at perl engkapan kuasa sipil yang berdasarkan Undang-undang Dasar t ent ang ket ert iban umum dan pol isi, sel uruhnya at au sebagian beral ih kepada kuas Angkat an Perang, dan bahwa

penguasa-penguasa sipil t akl uk kepada penguasa-penguasa Angkat an Perang.

Pasal 130.

Unt uk memel ihara ket ert iban dan keamanan umum diadakan suat u al at kekuasaan kepol isian yang diat ur dengan undang-undang.

BAB IV.

PEMERINTAH DAERAH DAN DAERAH-DAERAH SWAPRAJA.

Pasal 131.

1. Pembagian daerah Indonesia at as daerah besar dan kecil yang ber hak mengurus rumah t angganya sendi ri ot onom, dengan bent uk susunan pemerint ahannya dit et apkan dengan Undang-undang, dengan

memandang dan mengi ngat i dasar permusyawarat an dan dasar perwakil an dal am sist im pemeri nt ahan negar a.

2. Kepada daerah-daerah diberi kan aut onomi sel uas-l uasnya unt uk mengurus rumah t angganya sendi ri .

3. Dengan undang-undang dapat diserahkan penyel enggaraan t ugas-t ugas kepada daerah-daer ah yang t idak t ermasuk dal am urusan r umah

t angganya.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(34)

Pasal 132.

1. Kedudukan daerah-daerah Swapr aj a di at ur dengan undang-undang dengan ket ent uan bahw a dal am bent uk susunan pemeri nt ahannya harus diingat pul a ket ent uan dal am Pasal 131, dasar-dasar permusyawar at an dan perw akil an dal am sist em pemerint ahan negara.

2. Daerah-daer ah Sw apraj a yang ada t idak dapat dihapuskan at au

diperkecil bert ent angan dengan kehendaknya, kecual i unt uk kepent i ngan umum dan sesudah undang-undang yang menyat akan bahw a kepent ingan umum menunt ut penghapusan at au pengecil an it u, memberi kuasa unt uk it u kepada Pemerint ah.

3. Persel isihan-per sel isi han hukum t ent ang perat uran-perat uran yang dimaksud dal am ayat 1 dan t ent ang menj al ankannya diadil i ol eh badan pengadil an yang dimaksud dal am Pasal 108.

Pasal 133.

Sambil menunggu ket ent uan-ket ent uan sebagai dimaksud dal am Pasal 132 maka perat ur an-perat uran yang sudah ada t et ap berl aku, dengan pengert ian bahw a penj abat -penj abat daerah bagi an dahul u yang t ersebut dal am per at ur an-perat ur an it u digant i dengan penj abat -penj abat yang demikian pada Republ ik Indonesia.

BAB V. KONSTITUANTE.

Pasal 134.

Konst it uant e (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama dengan Pemerint ah sel ekas-l ekasnya menet apkan Undang-undang Dasar Republ ik Indonesia yang akan menggant ikan Undang-undang Dasar Sement ara i ni.

Pasal 135.

1. Konst it uant e t erdiri dari sej uml ah Anggot a yang besarnya dit et apkan berdasar at as perhit ungan set iap 150. 000 j iw a penduduk warga-negar a Indonesia mempunyai seorang wakil .

2. Anggot a-anggot a Konst it uant e dipil i h ol eh warga-negara Indonesia dengan dasar umum dan dengan cara bebas dan rahasi a menurut at

uran-ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(35)

at uran yang dit et apkan dengan Undang-undang.

3. Ket ent uan-ket ent uan dal am Pasal 58 berl aku j uga buat Konst it uant e dengan pengert i an bahwa j uml ah-j uml ah wakil it u dua kal i l ipat .

Pasal 136.

Yang dit et apkan dal am Pasal 60, 61, 62, 63, 64, 67, 68, 71, 73, 74, 75 ayat (3) dan (4) dan Pasal 76 berl aku demiki an j uga bagi Konst it uant e.

Pasal 137.

1. Konst it uant e t idak dapat bermuf akat at au mengambil keput usan t ent ang rancangan Undang-undang Dasar bar u, j ika pada rapat nya t idak hadir sekur ang-kur angnya dua-pert iga dari j uml ah anggot a-sidang.

2. Undang-udang Dasar baru berl aku, j i ka r ancangannya t el ah dit er ima dengan sekurang-kurangnya dua-pert iga dari j uml ah suara anggot a yang hadir dan kemudian disahkan ol eh Pemeri nt ah.

3. Apabil a Konst it uant e sudah menerima rancangan Undang-undang Dasar , maka dikir imkannya rancangan it u kepada Pr esiden unt uk di sahkan ol eh Pemerint ah.

Pemerint ah har us mengesahkan rancangan it u dengan segera.

Pemerint ah mengumumkan Undang-undang Dasar it u dengan kel uhur an.

Pasal 138.

1. Apabil a pada w akt u Konst it uant e t erbent uk bel um diadakan pemil ihan Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat menur ut at ur an-at uran Undang-undang sebagaimana dimaksud dal am Pasal 57, maka Konst it uant e mer angkap menj adi Dew an Per wakil an Rakyat yang t ersusun menurut at uran- at uran yang dimaksud dat a pasal t ersebut .

2. Pekerj aan sehari-har i Dewan Perw akil an Rakyat , yang kar ena ket ent uan dat a ayat (1) pasal ini menj adi t ugas Konst it uant e, dil akukan ol eh sebuah Badan Peker j a yang dipil ih ol eh Konst it uant e di ant ar a Anggot a-anggot anya dan yang bert anggung-j awab kepada Konst it uant e.

Pasal 139.

1. Badan Pekerj a t erdi ri dari Ket ua Konst it uant e sebagai Anggot a merangkap Ket ua dan sej uml ah Anggot a yang besarnya dit et apkan

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(36)

berdasar at as perhit ungan set iap 10 Anggot a Konst it uant e mempunyai seorang wakil .

2. Pemil ihan Anggot a-anggot a Badan Pekerj a yang bukan Ket ua dil akukan menurut at uran-at uran yang dit ent ukan dengan Undang-undang.

3. Badan Pekerj a memil ih dari ant aranya seorang at au beberapa or ang Wakil -Ket ua. At ur an dal am Pasal 62 berl aku unt uk pemil ihan ini.

4. Anggot a-anggot a Badan Pekerj a sebel um memangku j abat annya, mengangkat sumpah (menyat akan ket erangan) di hadapan Ket ua

Konst it uant e menurut cara agamanya, yang bunyinya sebagaimana yang dit ent ukan dal am Pasal 63.

BAB VI.

PERUBAHAN, KETENTUAN-KETENTUAN PERALIHAN DAN KETENTUAN PENUTUP.

BAGIAN I. PERUBAHAN.

Pasal 140.

1. Segal a usul unt uk mengubah Undang-undang Dasar ini menunj uk dengan t egas per ubahan yang diusul kan.

Dengan Undang-undang dinyat akan bahwa unt uk mengadakan per ubahan sebagaimana diusul kan it u, ada dasarnya.

2. Usul per ubahan Undang-undang Dasar , yang t el ah dinyat akan dengan undang-undang it u ol eh Pemerint ah dengan amanat presiden

disampaikan kepada suat u Badan bernama Maj el is Perubahan Undang-undang Dasar, yang t erdiri dari Anggot a-anggot a Dewan Per wakil an Rakyat Sement ar a dan Anggot a-anggot a Komit e Nasional Pusat yang t idak menj adi Anggot a-anggot a Dew an Perwakil an Rakyat Sement ara.

Ket ua dan Wakil -Ket ua Dewan Perw akil an Rakyat Sement ara menj adi Ket ua dan Wakil -Ket ua Maj el i s Perubahan Undang-undang Dasar.

3. Yang dit et apkan dal am Pasal 66, 72. 74, 75, 91. 92 dan 94 berl aku demikian j uga bagi Maj el is Perubahan Undang-undang Dasar.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(37)

4. Pemerint ah har us dengan seger a mengesahkan rancangan perubahan Undang-undang Dasar yang t el ah dit erima ol eh Maj el is Perubahan Undang-undang Dasar.

Pasal 141.

1. Dengan t idak mengur angi ket ent uan-ket ent uan umum t ent ang membent uk dan mengundangkan undang-undang, maka perubahan-perubahan dal am Undang-undang Dasar di umumkan ol eh Pemeri nt ah dengan kel uhuran.

2. Naskah Undang-undang Dasar yang diubah it u diumumkan sekal i l agi ol eh Pemerint ah set el ah, sekadar perl u, bab-babnya, bagian-bagian t iap-t i ap bab dan pasal -pasal nya diberi nomor bert urut dan penunj

ukkan-penunj ukkannya diubah.

3. Al at -al at perl engkapan ber kuasa yang sudah ada dan per at ur an-perat ur an sert a keput usan-keput usan yang berl aku pada saat suat u perubahan dal am Undang-undang, Dasar mul ai berl aku, dil anj ut kan sampai digant i dengan yang l ain menur ut Undang-undang Dasar, kecual i j ika mel anj ut kannya it u berl awanan dengan ket ent uan-ket ent uan baru dal am Undang-undang Dasar yang t idak memerl ukan perat uran undang-undang at au t indakan- t indakan pengl aksanaan yang l ebih l anj ut .

BAGIAN II.

KETENTUAN-KETENTUAN PERALIHAN.

Pasal 142.

Perat ur an-perat uran, undang-undang dan ket ent uan-ket ent uan t at a-usaha yang sudah ada pada t anggal 17 Agust us 1950 t et ap berl aku dengan t idak ber ubah sebagai perat uran-perat uran dan ket ent uan-ket ent uan Republ ik Indonesi a sendir i, sel ama dan sekedar perat uran-per at uran dan ket ent uan- ket ent uan it u t idak dicabut , dit ambah at au diubah ol eh undang-undang dan ket ent

uan-ket ent uan t at a-usaha at as kuasa Undang-Undang Dasar ini .

Pasal 143.

Sekedar hal it u bel um t er nyat a dar i ket ent uan-ket ent uan Undang-Undang Dasar ini, maka undang-undang menent ukan al at -al at perl engkapan Republ ik

Indonesia yang mana akan menj al ankan t ugas dan kekuasaan al at -al at

perl engkapan yang menj al ankan t ugas dan kekuasaan it u sebel um t anggal 17 Agust us 1950, yakni at as dasar perundang-undangan yang masih t et ap berl aku karena Pasal 142.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(38)

Pasal 144.

Sambil menunggu perat ur an kewarga-negar aan dengan undang-undang yang t ersebut dal am Pasal 5 ayat (1), maka yang sudah menj adi warga-negara Republ ik Indonesia ial ah mereka yang menur ut at au berdasar at as Perset uj uan perihal pembagi an warga-negara yang dil ampirkan kepada Perset uj uan

Perpindahan memperol eh kebangsaan Indonesia, dan mereka yang

kebangsaannya t idak dit et apkan ol eh Perset uj uan t ersebut , yang pada t anggal 27 Desember 1949 sudah menj adi warga-negara Indonesia menurut perundang-undangan Republ ik Indonesi a yang berl aku pada t anggal t er sebut .

BAGIAN III. KETENTUAN PENUTUP.

Pasal 145.

Segera sesudah Undang-undang Dasar ini mul ai berl aku, Pemer int ah

mewaj ibkan sat u at au beberapa panit ia yang diangkat nya, unt uk menj al ankan t ugas sesuai dengan pet unj uk-pet unj uknya, beker j a mengikht iarkan, supaya pada umumnya sekal ian per undang-undangan yang sudah ada pada saat t ersebut disesuaikan kepada Undang-Undang Dasar.

Pasal 146.

Segera sesudah Undang-Undang Dasar berl aku Pemerint ah mewuj udkan pembent ukan aparat ur Negara yang bul at unt uk mel aksanakan pokok-pokok dari Undang-Undang Dasar yang mer upakan j i wa perj uangan nasional dengan j al an menyusun kembal i t enaga-t enaga yang ada.

Pasal II.

1. Undang-undang Dasar Sement ara Republ ik Indonesia i ni mul ai berl aku pada har i t anggal 17 Agust us 1950.

2. Jikal au dan sekadar sebel um saat yang t ersebut dal am ayat (1) sudah dil akukan t indakan-t i ndakan unt uk membent uk al at -al at perl engkapan Republ ik Indonesia, sekal i annya at as dasar ket ent uan-ket ent uan Undang- undang Dasar i ni, maka ket ent uan-ket ent uan it u berl aku surut sampai pada har i t indakan-t i ndakan bersangkut an dil akukan.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(39)

Agar supaya set iap orang dapat menget ahui nya, memerint ahkan pengumuman undang-undang ini dengan penempat an dal am Lembaran- Negara Republ ik Indonesia Seri kat .

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 15 Agust us 1950

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

SOEKARNO

PERDANA MENTERI,

MOHAMMAD HATTA

MENTERI KEHAKIMAN,

SOEPOMO

Diumumkan di Jakart a

pada t anggal 15 Agust us 1950 MENTERI KEHAKIMAN,

SOEPOMO

Rencana Undang-undang t ent ang per ubahan Konst it usi Sement ara Republ ik Indonesia Serikat menj adi Undang-undang Dasar Sement ara Republ ik Indonesia t ersebut di at as diset uj ui sel uruhnya dal am Sidang ke-I Babak ke-3 rapat ke-71 Dewan Perwakil an Rakyat Republ ik Indonesi a Ser ikat pada hari Senen t anggal 14 Agust us 1950 di Jakart a.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Sekert aris, REPUBLIK INDONESIA SERIKAT. Ket ua,

SOEMARDI.

SARTONO.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(40)

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG NR 7, TAHUN 1950

TENTANG PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI

UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA.

Undang-undang Dasar Sement ara Negara Kesat uan Republ ik Indonesia i ni dal am bant uknya adal ah per ubahan Konst it usi Sement ara R. I. S Karena dengan berubahnya bent uk negara banyak pasal -pasal Konst it usi Sement ar a R. I. S. dihapuskan, diubah at aupun digant i, dan j uga pasal -pasal baru harus dimasukkan, maka dianggap t idak perl u menyebut kan pasal -pasal yang dihapuskan, diubah at aupun digant i dan pasal -pasal bar u it u, karena cara perubahan demikian ini t idak akan t erang dibaca. Per ubahan Konst it usi Sement ara R. I. S. i ni dil akukan dengan sekal igus mengumumkan (mengundangkan) naskah Konst it usi Sement ara l agi sebagaimana bunyi nya set el ah diubah.

Undang-undang Dasar Sement ara Negara Kesat uan i ni memuat apa yang dit ent ukan dal am Piagam Perset uj uan ant ara R. I. S. dan Pemeri nt ah R. I.

Dal am pada it u :

a. dasar-dasar yang sesungguhnya sudah diakui ol eh R. I. S. maupun ol eh R. I. akan t et api t idak at au kur ang dij el askan di dal am Konst it usi Sement ara R. I. S. maupun di dal am Undang-undang Dasar R. I. , dit egaskan di dal am Undang-undang Dasar Sement ara Negara Kesat uan i ni;

b. dasar-dasar yang sama di R. I. S. dan di R. I. akan t et api yang di nyat akan dengan susunan kat a-kat a berl ai nan sedemikian rupa sehingga dapat menimbul kan persangkaan akan adanya perbedaan f aham, dipersesuaikan dengan menyat akannya;

c. susunan kat a-kat a dan i st il ah-ist il ah pada umumnya dan t er ut ama yang dapat menimbul kan sal ah pengert ian, diperbaiki;

d. sist imat ik dimana perl u, diperbai ki, yait u:

a. yang dimaksudkan dengan daerah Republ i k Indonesi a it u i al ah daerah Hi ndia Bel anda dul u (pasal 2);

Pasal 18 dan pasal 43 ayat 2 cukup sempurna dal am menunj uk pengakuan kemerdekaan beragama sert a sudah mel iput i apa yang dimaksud dal am pasal 18 "Uni versal Decl arat i on of Human Right s";

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(41)

hak-hak penduduk at as kemerdekaan ber kumpul dan berapat (pasal 20), berdemonst rasi dan mogok (pasal 21) diakui dan diat ur dengan undang-undang, dengan pengert ian, sekal ipun Undang-undang it u bel um diadakan, hak-hak it u sudah bol eh dil akukan, karena sudah diakui dal am Undang-undang Dasar ;

hak memaj ukan pengaduan at au permohonan kepada penguasa secara kol ekt if (pasal 22);

yang dimaksudkan dengan per kat aan perbedaan dal am pasal 25 ayat 2 it u ial ah kebut uhan masyarakat dan kebut uhan hukum gol ongan rakyat yang berbeda-beda, yang t el ah ada dan bukannya menimbul kan perbedaan-perbedaan baru, bahkan dimaksudkan supaya perbedaan-perbedaan yang bar u ada it u dengan perkembangan masyar akat akan hil ang, set idak-t idaknya akan berkurang;

hak mendir ikan ser ikat seker j a unt uk memperj uangkan kepent ingan anggaut a-anggaut a (pasal 29);

Pel arangan organisasi -organisasi yang ber sif at part ikel i r yang merugikan ekonomi nasional (pasal 37 ayat 3);

dasar sama-hak yang harus diperhat ikan ol eh penguasa dal am memberikan sokongan kepada pej abat -pej abat agama dan persekut uan-persekut uan at au perkumpul an-perkumpul an agama (pasal 43 ayat 3);

pasal 58 Undang-undang Dasar Sement ar a Negara Kesat uan ini sama bunyinya dengan pasal 100 Konst it usi Sement ara Republ ik Indonesia Seri kat ;

pasal ini dibuat bukan dengan maksud meneruskan adanya "minorit eit en" dal am Negara Indonesia yang demokrat is, bahkan cit a-cit a Negara kit a ial ah mempersat ukan segal a gol ongan sat u Bangsa yang "homogeen";

akan t et api ol eh karena dal am "real it eit " pada wakt u sekar ang gol ongan-gol ongan kecil it u masih ada, maka perl u diadakan j aminan, supaya mereka mempunyai perw akil an dal am Dewan Perwakil an Rakyat ;

Pengat ur an pokok-pokok mengenai perhubungan di darat , l aut dan udara dengan Undang-undang (pasal 88); t ugas kew aj iban Dewan

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

 The tourism students were chosen in which from them the information regarding Present Situational Analysis (PSA) for fulfilling the needs analysis was

[r]

Cantik dan Awet Muda dengan Buah, Sayur, dan Herbal. Jakarta: Penerbit

Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup perlu ditetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Menimbang : bahwa sehubungan dengan adanya kekeliruan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman

IMPLEMENTING MIND MAPPING TECHNIQUE IN THE PROCESS-BASED APPROACH TO TEACH WRITING HORTATORY EXPOSITION TEXT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari