• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI MENDUKUNG

PROGRAM SL-PTT DI PROVINSI ACEH

Abdul Azis

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, Jalan Panglima Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh Telp. 0651-7551811

Email: abda_muda@yahoo.co.id;

A

ABBSSTTRRAAKK

Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung program SL-PTT di Provinsi NADbertujuan memfasilitasi ketersediaan benih padi kelas FS = 1 ton, SS= 2 ton dan ES 7 serta benih kedelai kelas SS = 0,7 ton untuk mendukung program SL-PTT pada tiga kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya), serta membentuk 3 kelompok tani penangkar padi dan kedelai yang mandiri di wilayah kegiatan SL-PTT (Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat daya).Lokasi kegiatanperbanyakan benih padi ada pada dua Kabupaten yaitu; Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sedangkan lokasi untuk perbanyakan benih kedelai terdapat di dua kabupaten yaitu Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya. Varietas padi yang digunakan adalah Inpari-13 BS, Inpari-10 BS dan SS, Inpari-3 FS dan SS yang berasal dari BB padi Sukamandi dan Ciherang SS berasal dari penangkar Kabupaten Pidie, sedangkan untuk kedelai digunakan varietas Anjasmoro berasal dari penangkar benih kedelai di Malang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa benih yang diproduksi sebagian besar sudah disertifikasi dengan rincian adalah Kabupaten Pidie produksi gabah (padi) 10.914 kg, produksi benih 10.016 kg, benih milik BPTP Aceh (60 %) 6.010 kg dan milik petani (40 %) 4.006 kg, Kabupaten Aceh Barat Daya produksi gabah (padi) 3.395 kg, produksi benih 3.065 kg, porsi BPTP ACEH (60 %) 1.840 kg dan milik petani (40 %) 1.225 kg. Sedangkan untuk benih kedelai Kabupaten Pidie produksi gabah 1.200 kg, produksi benih 1.108 kg porsi BPTP ACEH (60 %) 665 kg dan milik petani (40 %) 443 kg dan Kabupaten Pidie Jaya produksi gabah 550 kg, produksi benih 450 ton porsi BPTP Aceh (60 %) 270 kg dan milik petani (40 %) 180 kg. Produksi benih padi milik BPTP Aceh sudah disertifikasi kecuali untuk kedelai di Kabupaten Pidie Jaya tidak disertifikasi karena terjadi kekeringan yang mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman.

Kata Kunci :benih sumber, padi sawah, sertifikasi dan kedelai

PENDAHULUAN

Benih merupakan salah satu faktor produksi yang paling utama dalam usaha meningkatkan produksi padi dan kedelai, karena tanpa benih yang baik dan bermutu mustahil dapat berproduksi dengan baik. Penurunan produksi padi dan kedelai sangat dipengaruhi oleh ketersediaan benih, dimana benih yang tidak berkualitas akan memberikan produksi yang rendah. Tanpa benih yang baik walaupun faktor lain sudah memadai baik pupuk dan pengolahan tanah demikian pula pengairan produksi tetap tidak dapat meningkat.

Penggunaan benih yang bermutu dan bersertifikat sudah tidak diragukan lagi. Banyak hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan benih yang bermutu dapat memberikan peningkatan produksi tanaman pertanian. Hasil pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh pada tiga kabupaten yaitu; Kabupaten Aceh Barat Daya, Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya membuktikan bahwa penanaman padi dengan menggunakan benih bermutu kelas FS dapat meningkatkan produksi dari 6 ton/ha menjadi 8 - 9 ton/ha (BPTP Aceh, 2009).

Oleh karena itu ketersediaan benih yang bersertifikat di tingkat petani merupakan syarat mutlak dalam mendukung peningkatan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. Penggunaan benih yang bersertifikat akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain dapat meningkatkan produksi per satuan luas dan satuan waktu, di samping itu juga dapat meningkatkan kualitas hasil yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Mengingat beberapa keuntungan tersebut, maka benih unggul padi dan kedelai yang bermutu dan bersertifikat dapat hendaknya tersedia di tingkat petani secara keseluruhan. Oleh karena itu ketersediaan beniih tersebut harus memenuhi enam prinsip tepat yaitu ; tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Untuk ketersediaan menih yang bermutu tersebu maka peran BBI, BBU dan BPTP sangat diharapkan.

(2)

Pada Tahun 2011 BPTP Aceh melaksanakan kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai adalah dalam rangka mendukung program pemerintah melalui Kementerian Pertanian terhadap target produksi gabah 70,01 juta ton gabah dan 43,93 juta ton beras, upaya ini ditempuh melalaui beberapa strategi salah satunya adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT), disamping itu juga untuk menunjang kegiatan P2BN, pada akhirnya kegiatan ini juga merupakan pendekatan pada tingkat usahatani dalam rangka menigkatkan produksi padi.

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai ini adalah untuk dapat meningkatkan ketersediaan benih padi dan kedelai yang bermutu ditingkat petani, kemudian juga diharapkan kepada petani penangkar untuk dapat memproduksi benih sendiri dengan kualitas yang bermutu dan juga dapat menjadi produsen benih untuk wilayah sekitarnya.

PROSEDUR PELAKSANAAN

Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung program SL-PTT ini dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif bersama petani yaitu dengan metodaParticipatory Rural Appraisal (PRA).Pelaksanaan metoda menyangkut tentang studi potensi wilayah, identifikasipermasalahan serta solusi pemecahan masalah khususnya terhadap sistem perbenihan padi lahan sawah irigasi.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih padi ini telah dimulai pada bulan Januari sampai Desember2011.

Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan disusun petunjuk teknis budidaya tanaman padi sawah sistem legowo dan teknik produksi benih kedelai. Model kegiatan yang dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Perbanyakan Benih Padi dan kedelai Mendukung Program SLPTT di Provinsi Aceh.

No Komponen Teknologi Uraian perlakuan

1. Lahan Sawah dan tegalan

2. Varietas Varietas padi yang digunakan, (Inpari-13, Inpari-10, Inpari-6, Ciherang dan Inpari-3) dengan kelas benih BS, FS dan SS, sedangkan kedelai adalah varietas Anjasmoro

3. Persemaian/perlakuan benih (seed treatment)

Direndam 24 jam dan diperam selama 48 jam. Untuk benih kedelai langsung di tanam dilapangan dengan menugal (dua biji per lubang tanam) 4. Pengolahan tanah Sesuai petunjuk teknis

5. Penanaman 1-2 batang per lubang tanam, sistem legowo 2:1, 3:1 dan 4:1. Kedelai dengan tugal dua biji per lubang tanam

6. Pemupukan  Urea  NPK

7. Pengendalian hama/penyakit Pengendalian Hama Terpadu

8. Umur bibit Khusus untuk padi, penanaman benih muda umur 10-15 hari setelah semai.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan berupa ATK, saprodi (benih padi varietas unggul baru komposit: Inpari-13, Inpari-10, Inpari-6, Ciherang dan Inpari-3), benih kedelai (Anjasmoro) pupuk Urea, NPK Phonska, pestisida, cangkul, timbangan, meteran, tali ajir, handspayer, dan lain-lain.

Metode Analisis

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Potensi Wilayah dan Hasil Perbanyakan Benih

Kabupaten Aceh Barat Daya

Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten baru yangmerupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan. Semenjak masih tergabung dengan Kabupaten Aceh Selatan, kabupaten ini sudah merupakan lumbung pangan bagi Kabupaten Aceh Selatan. Hal ini karena potensi wilayahnya yang luas dan tersebar pada hamparan yang datar dan sangat sesuai untuk dijadikan sebagai lahan sawah.

Luas baku lahan sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah mencapai 23.050 ha yang terdiri dariluas lahan sawah irigasi 17.945 ha, tadah hujan 5.105 (Aceh Barat Daya dalam Angka, 2010). Pada periode tahun 2007-2008 peningkatan produksi padi dikabupaten ini adalah sangat signifikan akibat adanya perhatian pemerintah kabupatennya terhadap upaya peningkatan produksi padi. Upaya pencapaian peningkatan produksi di kabupaten Aceh Barat Daya telah memunculkan suatu program yang disebut program acong singkatan dari pada adu carong atau adu kepandaian petani dengan petugas pertanian.

Program ini dilakukan oleh pemerintah kabupatenmelaluiDinas Pertanian setempat. Pemerintah kabupaten merangsang petani dengan memberikan bantuan benih secara gratis kepada petani yang mau mengikuti program anjuran ini, serta juga membantu sebagian dari kegiatan pengolahan tanah dan saprodi pupuk.

Kegiatan perbanyakan benih pada tahun 2011 ini merupakan lanjutan dari kegiatan tahun 2010, namun pada tahun 2010 kegiatannya hanya bersifat pembinaan terhadap petani penangkar benih yang ada di kabupaten, sementara hasil yang diperoleh adalah milik petani penangkar, namun untuk kegiatan tahun 2011 ini kegiatannya sudah diikat dalam sebuah perjanjian kerjasama sehingga pihak BPTP Aceh juga mendapatkan hasil padi tersebut.

Jenis varietas yang diperbanyakpadakabupaten ini ada lima varietas yaitu varietas Inpari-10 kelas BS, Inpari-13 dengan kelas BS, Inpari-3 dengan kelas FS dan SS, Inpari-6 kelas SS serta Ciherang kelas SS. Empat varietas berasal dari Balai Besar Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat dan satu varietas berasal dari petani penangkar setempat.

Adapun jenis varietas yang dikembangkan, kelas benih, luas tanam serta jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya.

No Jenis varietas Kelas benih Luas tanam (ha) Jumlah petani

(orang)

I. 1. Inpari-10 BS 0,25 1

2. Inpari-3 FS 0,25 1

II.1. Inpari-13 BS 0,25 1

2. Inpari-10 FS 0,25 1

3. Inpari-3 SS 0,10 1

Jumlah 1,1 5

Selama pertumbuhan tanaman padi di lapangan banyak mengalami gangguan antara lain adanya gangguan hama keong mas, karena pada saat tanam tersebut hujan masih cukup tinggi sehingga air tidak dapat diatur. Akibatnya perkembangan hama keong mas di lahan sawah tidak dapat dikendalikan walaupun telah dilakukan upaya pengendaliannya dengan cara mekanis dan kimia, akhirnya banyaka tanaman yang terserang.

Pada lokasi ini juga diperkenalkan penanaman dengan sistem tanam legowo 2 : 1 dan legowo 3 : 1 seluas 0,25 ha, diharapkan sistim tanam legowo ini dapat menjadi contoh bagi petani, karena menurut hasil penelitian sistim tanam legowo dapat memberikan peningkatan jumlah populasi tanaman sekaligus dapat memberikan peningkatan produksi gabah.

(4)

Tabel 3. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya.

No Jenis varietas Kelas benih Jumlah benih

(kg)

Panen padi kegiatan perbanyakan benih padi telah dilakukan pada tanggal 25 Juli 2011. Hasil produksi gabah (padi) mencapai 3.395 kg, setelah dilakukan prosesing benih maka produksi calon benih yang diperoleh adalah 3.065 kg, sehingga benih yang diperoleh pihak BPTP Aceh (60 %) 1.840 kg dan pihak petani (40 %) 1.225 kg. Benih milik BPTP Aceh seluruhnya disertifikasi, sedangkan benih milik petani tidak disertifikasi karena belum adanya jaminan pemasaran benih tersebut.

Kabupaten Pidie

Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian khususnya padi. Luas lahan sawah Potensial di kabupaten ini mencapai 29.309 ha. Luas sawah irigasi teknis mencapai 15569 ha, semi teknis 9.956 ha dan selebihnya lahan sawah irigasi sederhana 1.524 ha. Potensi produksi padi saat ini rata-rata 6,8 ton/ha sedangkanproduksi real mencapai 5,2 ton/ha. Hal ini disebabkan akibat adopsi teknologi sudah hampir mencapai 50 % dari luas sawah yang ada.

Penggunaan varietas unggul sudah merupakan suatu hal yang cukup dimengerti oleh petani setempat. Disamping penggunaan varietas unggul petani juga sudah melakukan sistim tanam legowo 2:1, 3:1, dan 4:1. Pemupukan berimbang sudah dilaksanakan oleh petani setempat, walaupun belum maksimal dilakukan oleh semua petani karena pada saat–saat tertentu ada petani yang masih kurang biaya untuk membeli pupuk dan tekadang pupuk terlalu mahal dipasaran atau memang langka disaat mereka butuh sehingga penggunaan pupuk terpaksa berkurang tidak sesuai denga anjuran.

Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai pada Kabupaten Pidie dilaksanakan di Kecamatan Sakti pada 1 desa, yaitu Desa Gampong Baro, luas lokasi perbanyakan adalah mencapai 1,2ha dengan jumlah petani yang terlibat 1 orang. Adapun jenis varietas yang diperbanyak dan luas tanam serta jumlah petani yang dalam kerjasama ini dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 di bawah ini.

Tabel 4. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.

No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani

I.1. Inpari-10 SS 1,0 Ha 1

2. Inpari-3 SS 0,2 Ha 1

II.1. Ciherang SS 0,8 Ha 1

2. Inpari-6 SS 0,3 Ha 1

Jumlah 2,3 ha 4

Selama pertumbuhannya banyak mengalami gangguan hama dan penyakit terutama adanya serangan hama ganjur, oleh karena itu hasil yang diperoleh terlihat sedikit menurun jika dibandingkan dengan hasil rata-rata produksi padi di Kabupaten Pidie.

Untuk mengatasi hama ganjur ini telah dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida Prephaton dengan intensitas semprotan 7 hari sekali, karena populasi hama yang cukup tinggi.

Tabel 5. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.

No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih

(5)

Penanaman kedelai di Kabupaten Pidie dilakukan pada bulan April 2011 dan panen bulan Agustus 2011, selama pertumbuhannya tanaman kedelai mengalami beberapa kendala terutama terhadap ketersediaan air tanah.

Pada saat memasuki masa pengisian polong air kurang tersedia di lapangan, karena pada saat tersebut telah memasuki musim kemarau, sehingga kebutuhan air dicukupi dengan mengupayakan menggunakan sumur yang ada disekitar lokasi pertanaman kedelai. Untuk lebih jelas perkembangan hasil tanaman kedelai dapat dillihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Daftar jenis varietaskedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.

No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih

(kg) dibandingkan dengan rata-rata produksi kedelai di Kabupaten Pidie apabila ditanam pada kondisi yang normal.

Kabupaten Pidie Jaya

Kebutuhan benih kedelai yang bermutu untuk menunjang peningkatan produksi kedelai di kabupaten ini agaknya sulit dicapai, karena ketersediaan benih kedelai yang murni dan bermutu menjadi permasalahan di tingkat petani, walaupun daerah ini dikenal dengan daerah sentra penanaman kedelai. Disamping itu Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan salah satu kabupaten yang disebut sebagai lumbung pangan Provinsi Aceh yang dapat menjadi sumber pangan bagi Kabupaten lain. Oleh karena itu pembinaan petani penangkar benih di kabupaten ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan benih murni yang bermutu di tingkat petani sehingga dapat meningkatkan produksi komoditas tanaman pangan.

Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan daerah sentra produksi padi dan kedelai dengan luas wilayah mencapai 1.102,84 hektar yang terdiri dari 8 Kecamatan, 34 Kemukiman dan 122 gampong.Dari 8 Kecamatan, ada 3 Kecamatan yang melakukan kegiatan penangkaran benih padi dengan melibatkan 8 kelompok tani dengan luas lahan 169 hektar.

Kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya ini hanya dilakukan terhadap komoditi Kedelai dengan luasan 0,7 ha yang berlokasi di Desa Mulieng Kecamatan Meureudu. Kegiatan melibatkan satu orang petani pelaksana.

Tabel 7. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya.

No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih

(kg)

Jumlah yang disertifikasi (kg)

1. Anjasmoro SS 270 0

Rendahnyaproduksi benih kedelai ini diakibatkan oleh karena pada saat tanaman berumur 55 hari air tidak tersedia atau tidak mencukupi untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman kedelai, karena pada bulan Juni dan Agustus 2011 curah hujan sangat rendah. Akibat dari tidak tersedianya air pada stadia ini pertumbuhan vegetative menjadi terhambat dan pembentukan bunga berkurang sehingga produksi menjadi menurun yaitu; produksi total kedelai 550 kg setelah diseleksi menjadi 450 kg bagi hasil untuk BPTP 60 % adalah 270 dan untyuk petani 40% 180 kg.

2. Kebutuhan Benih dan Jenis Varietas yang digunakan

Kabupaten Aceh Barat Daya

(6)

Produksi benih yang dihasilkan oleh kedua kelompok penangkar yang sudah berkembang pada musim tanam yang lalu barumencapai 17 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.5.000. Kendala yang dihadapi petani di Aceh BaratDaya adalah adanya gangguan hama tikus, ulat, kepinding tanah, burung dan penyakit hawar daun. Rata-rata produktivitas padi sawah di KabupatenAceh Barat Daya adalah sebesar 6,4 ton/ha.

Kabupaten Pidie

Kabupaten Pidiemempunyai luas lahan sawah baku seluas 29.337 ha, lahan sawah irigasi 26.052 ha dan tadah hujan sebesar 3.285 ha. Data luas tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 45.708 ha, sedangkan luas panen sebesar 49.365ha. Secara umum penggunaan benih padi perhektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai1.142,7 ton. Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 % sisanya Cibogo, Mekongga,Cigeulis, Luk Ulo, Inpari dan varietas lokal.Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, disamping itu juga ada beberapa produksen benih lokal yang berperan sebagai penyedia benih untuk Kabupaten Pidie, produsen benih tersebut antara lain Koptan Bintang Kejora, CV. Karya Tani, UD. Bina Jaya, UPB. Bijeh Pade Aceh, BBI Keumala, Gapoktan Hudep Beusare, Kelompok Mulia Tani dan Kelompok Blang Guyui. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism tanam yang lalu baru mencapai 367 ton.Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.500. Kendala yang dihadapi petani di Pidieadalah serangan hama tikus, babi dan gajah. Rata-rata produktivitas padi sawah di KabupatenPidie adalah sebesar 6,9 ton/ha.

Kabupaten Pidie Jaya

Kabupaten Pidie Jayamempunyai luas lahan sawah baku seluas 8..015,25 ha, lahan sawah irigasi 6.455 ha dan tadah hujan sebesar 1.560 ha.Data luas tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 13.340 ha, sedangkan luas panen sebesar 12.355 ha.Secara umum penggunaan benih padi perhektar adalah40 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 533,6 ton.Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietasCiherang sebanyak 80 %, Cigeulis, Cibogo, Mekongga, Situbagendit sisanya Mekongga dan varietas lokal.

Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena keberadaan penangkar benih padi belum mampu memenuhi kebutuhan benih, kelompok penangkar yang telah terbentuk adalah Palaidang, Teupin Jaya, Udep Sare, Tgk di Patra dan Makmue Beusare. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism tanam yang lalu baru mencapai 140 ton. Sementara itu harga benih di tokosaprodi mencapai Rp.7.000 sampai Rp.7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.850.Kendala yang dihadapi petani di Pidie Jayaadalah serangan hama tikus, burung, keong masRata-rata produktivitas padi sawah di KabupatenPidie Jaya adalah sebesar 7,19 ton/ha.

3. Pembinaan Kelompok Penangkaran Benih

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Kabupaten Pidie produksi gabah 10.914 ton, produksi calon benih 10.016 ton, benih milik BPTP Aceh (60%) 6.010 ton dan milik petani (40%) 4.006 ton, Kabupaten Aceh Barat Daya produksi gabah (padi) 3.395 ton, produksi calon benih 3.065 ton, porsi BPTP Aceh (60%) 1.840 ton dan milik petani (40%) 1.225 ton.

b. Hasil benih kedelai Kabupaten Pidie produksi gabah 1.200 ton, produksi benih 1.108 ton porsi BPTP Aceh (60%) 665 kg dan milik petani (40%) 443 kg dan Kabupaten Pidie Jaya produksi gabah 550 kg, produksi benih 450 ton porsi BPTP Aceh (60%) 270 kg dan milik petani (40%) 180 kg.

c. Secara umum penggunaan varietas Ciherang oleh petani masih mendominasi pada semua kabupaten, luas penanaman Ciherang rata-rata mencapai 75-80% dari jumlah luas tanam padi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2008. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi NAD

---, 2008. Menumbuhkan penangkar benih Padi untuk Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru, Sinar Tani. 2008.

---, 2007. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. NAD

---, 1990. Buletin Informasi Pertanian No ISSN 0216-986 X. Penerbit Balai Informasi Pertanian Ciawi Hal 4-5.

---, 2007. Pengadaan SDM Dukung Revitalisasi Perbenihan dalam Agrotek Tahun II November 2007. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD, 2009. Laporan Kegiatan Perbanyakan 4 Varietas Benih

Sumber menjadi Benih Dasar (FS) dan Benih Pokok (SS) menjadi Benih Sebar (ES) Varietas Unggul Padi Sawah di Penangkar Benih. BPTP ACEH, Banda Aceh, 34 hal.

Diah WS dan M. Syam, 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943-2007. Imformasi Ringkas Teknologi Padi. http/balitpa.litbang.deptan.go.id

J. Bawolye / Msyam, 2008. Imformasi ringkas Teknologi Padi. Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank . http://balitpa.litbang.deptan.go.id;

Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Makarim, A.K, U.S Nugraha, dan U.G Kartasasmita, 2000. Teknologi Produksi Padi sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24 – 30 Agustus 2005. No. 3113 Tahun XXXV

Rakhmat J. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Gambar

Tabel 1.Perbanyakan Benih Padi dan kedelai Mendukung Program SLPTT di Provinsi Aceh.
Tabel 2. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya
Tabel 3. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi
Tabel 6. Daftar jenis varietaskedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie

Referensi

Dokumen terkait

Gambar L4.2 Foto Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel 62 Gambar L4.3 Foto Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel 63 Gambar L4.4 Foto Proses Esterifikasi 63 Gambar L4.5

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 ini ialah transplantasi dengan judul Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan

mengenai pemanfaatan multimedia bahwa hasil dari pembahasan tersebut menyatakan bahwa pemanfaatan media audio-visual dapat meningkatkan kemampuan membaca anak

Sesuai dengan yang sudah disebutkan di bab I, diharapkan hasil dalam makalah ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan pohon keputusan tersebut dapat membantu

Hasil: DidapatkanT6 pasien rinosinusitis tronis yang dilakukan pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasal untuk persiapan- opirasi bedah sinus endoskopi , terdiri

Pada akhir siklus ketiga ini pun, dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam membuat

Angka seroprevalensi infeksi tetelo lebih tinggi di peternakan itik Klungkung dibandingkan dengan di Pasar Galiran kemungkinan disebabkan oleh kondisi kandang di peternakan itik

Tekanan-tekanan saat krisis covid-19 ini membuat masyarakat melakukan perubahan perilaku dalam pemenuhan kebutuhan belanja dari yang siatnya konsumtif ke basic need,