• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Inovasi Gambang Stunting 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Inovasi Gambang Stunting 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

3

GAMBANG STUNTING

(Gerakkan Ajak Menimbang Cegah dan Atasi Stunting)

I.

Analisa Masalah

Masih banyaknya bayi lahir stunting pada tahun 2018 prevalensi Kabupaten Sleman 10,03%, sedangkan di Puskesmas Gamping II prevalensi bayi lahir stunting 16,13%. Selain itu masih tingginya prevalensi balita stunting di Kabupaten Sleman yaitu 11,00%, sedangkan di Puskesmas Gamping II prevalensi balita stunting 2018 yaitu 10,66%. Stunting akan melahirkan generasi penerus yang kurang berkualitas, kesadaran masyarakat akan pentingnya memantau status gizi anak-anaknya (menimbang dan ukur TB) masih rendah.

Cakupan indicator gizi di Puskemas Gamping II tahun 2018 yang belum sesuai target yaitu :

No Indikator Target Capaian

1 D/S 78% 77,11%

2 ASI Ekslusif 83% 63,16%

3 TTd Remaja 25% 25,04%

Belum tercapainya beberapa indicator tersebut sangat mungkin berpengaruh terhadap prevalensi stunting yang cukup tinggi di Puskesmas Gamping II. Berdasarkan latar belakang tersebut dibentuklah Gambang Stunting (Gerakkan Ajak Menimbang Cegah dan Atasi Stunting), merupakan program inovasi untuk mengatasi stunting melalui pemantauan status gizi yang adekuat. Inisiatif pembuatan inovasi ini dilakukan untuk memberikan perhatian lebih kepada ibu hamil, ibu melahirkan, bayi , balita dan remaja untuk mencegah dan mengatasi stunting.

(4)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

4

II. Tujuan Program Gambang Stunting

A. Mensosialisasikan Pentingnya Pemantauan Status Gizi Balita

B. Meningkatkan Pengetahuan Ibu Balita & Kader tentang Asupan Gizi yang Baik

C. Mendeteksi Dini Gangguan Pertumbuhan

D. Menemukan Balita Rawan Stunting (Status Gizi Kurang, Status Gizi Buruk)

E. Penanganan Balita Status Gizi Buruk yang lebih terstruktur dan fokus F. Menemukan Balita Stunting

G. Penanganan Balita Stunting yang lebih terstruktur dan focus H. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa yang Berkualitas

III. Langkah-langkah Pelaksanaan Gambang Stunting di Puskemas

A. Sosialisasi Gambang Stunting kepada Muspika & Unsur-unsur Desa B. Pembentukan Tim Gambang Stunting (Tim Pembina di Tk. Kecamatan,

Tim Pendamping di Tk. Desa)

C. Penganggaran di Tk. Kecamatan utk Pembinaan dan Monev D. Distribusi PMT, KMS/ Buku KIA

E. Pemantauan Status Gizi Di Posyandu dan PAUD/TK

F. Mengumpulkan Laporan Hasil Pemantauan Status Gizi di Posyandu & PAUD/TK secara Rutin setiap Bulan.

G. Meningkatkan Kompetensi Kader (Pendamping) & Pembina melalui Bimtek/ Workshop

H. Monitoring, Evaluasi, & Tindak Lanjut (Misal: Balita tetap tdk Naik Status Gizinya padahal sudah diberikan PMT dan diawasi Asupan Gizi nya, Curiga Penyakit Kronis, Ibu Balita Tetap tidak Aktif membawa balitanya menimbang)

I. Penanganan Kasus Penyakit & Penyebab Gangguan Gizi J. Pencatatan dan Pelaporan

(5)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

5

Gambar 1. Sosialisasi Gambang Stunting Gambar 2. Pembentukan Tim Gambar 3. Pemberian PMT/Taburia Gambar 4. Pemantaun Status Gizi Posyandu

IV. Strategi Inovasi

Strategi inovasi Gambang Stunting adalah dengan meningkatkan integrasi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP), pemberdayaan masyarakat serta memberikan apresiasi atas peran serta masyarakat yaitu:

A. Meningkatkan Upaya Promotif B. Pelayanan Integrasi di Puskesmas

Pelayanan integratif berupa pelayanan yang menyeluruh pada sasaran dan rujukan internal antar unit pelayanan bila menemukan masalah. Pelayanan tersebut berupa:

1. Pelayanan Gizi

a. Pelayanan konseling materi ASI Eksklusif , Anemia dan TTD pada:

1) Calon pengantin 2) Ibu hamil

b. Deteksi dini stunting pada kunjungan balita di Puskesmas 2. Pelayanan Psikologi Pelayanan psikologi berupa:

a. Deteksi dini potensi stress pada ibu hamil yang dapat mempengaruhi asupan gizi ibu hamil

b. Konseling psikologi pada kasus hyperemesis

c. Konseling tumbuh kembang pada balita gizi kurang atau stunting

d. Konseling ibu balita yang mengalami gangguan psikologi 3. Pelayanan KIA Pelayanan KIA berupa:

(6)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

6

a. Kelas ibu hamil b. Kelas ibu balita

Gambar 1. Kelas Ibu balita

Gambar 2. Kelas Ibu hamil

4. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pelayanan kesling berupa konseling sanitasi pada kasus balita dengan kecacingan, diare, scabies dan lain-lain

5. Pelayanan Fisioterapi Pelayanan fisioterapi pada balita dengan gangguan tumbuh kembang atau penyakit tertentu.

C. Pemberdayaan Masyarakat

1. Meningkatkan peran kader untuk membantu upaya promotif mencegah dan mengatasi stunting

2. Mendorong kader untuk melaporkan kasus stunting 3. Pelatihan PMBA untuk kader

4. Identifikasi atau deteksi gangguan fisik atau psikis pada keluarga balita oleh kader terlatih

D. Meningkatkan peran lintas sector

1. Penyampaian materi stunting dalam pertemuan lintas sector, terbitnya SK tim Gambang Stunting tingkat kecamatan

2. Advokasi dana desa dan dana APBD melalui Musrenbang untuk kegiatan mencegah dan mengatasi stunting

V. Pelaksanaan Inovasi

A. Kegiatan di dalam gedung

1. Pelayanan konseling gizi dari calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita bermasalah

(7)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

7

2. Deteksi dini balita lahir stunting, melalui pengukuran tinggi badan setiap kali pemeriksaan.

3. Konseling psikolog yang dapat berpengaruh pada penanganan kasus stunting.

B. Kegiatan di luar gedung 1. Promotif

Kegiatan promotif bertujuan untuk mensosialisasikan tentang stunting dimulai dari pengertian, tujuan, dan dampak yang ditimbulkan. Diharapkan dengan adanya sosialisasi stunting diharapkan masyarakat lebih sadar terkait masalah stunting. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya :

a. Penyuluhan gambang stunting b. Penyuluhan pentingnya menimbang c. Penyuluhan 1000 HPK

d. Penyuluhan gizi seimbang e. Sosialisasi TTD Gambar 1. Penyuluhan Stunting Gambar 2. Penyuluhan 1000 HPK Gambar 3. Sosialisasi TTD Gambar 4. Ajakan Menimbang 2. Preventif

Kegiatan bertujuan untuk mencegah terjadinya kasus stunting. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kegiatan ;

a. Pelatihan PMBA

Dengan adanya kader PMBA yang telah dilatih PMBA diharapkan kader dapat menjadi agen informasi PMBA dimasyarakat. Karena keberadaan kader lebih dekat dengan masyarakat sehingga kader dapat setiap saat memberikan

(8)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

8

informasi tentang pemberian makan pada bayi dan anak yang baik dan benar.

b. Pembinaan posyandu

Diharapkan dengan adnya pembinaan posyandu yang dilaksankan bergilir dapat memlihat bagiamana pelaksanaan posyandu apakah sudah baik dan benar sudah sesuai dengan SOP yang ada. Mulai dari langkah-langkah pelaksanaan dan pengecekan alat ukur, agar diperoleh hasil pengukuran yang valid.

c. Meningkatkan peran kader dalam pelaporan penimbangan Pelaporan gizi harus dilaporkan setiap bulannya dikumpulkan pada saat rakor kader di desa, dan akan direkap dan dikembalikan kembali pada rakor kader puskesmas, untuk melihat ketertiban pelaporan dibuatkan cek list pengumpulan laporan, laporan yang dikumpulkan berupa;

1) Laporan bulanan 2) Kohort ASI

3) Hasil penimbangan setiap bulananya d. Pemberian TTD pada Remaja

Pemberian TTD remaja dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan angka anemia, pemberian dilakukan di tingkat SMP dan SMA. Diberikan setiap 2 ½ bulan, dengan jumlah satu siswa memperoleh 10 butir / 1 strip TTD. Dan diminum seminggu sekali secara bersama-sama dengan penanggung jawab guru UKS di setiap sekolah.

Gambar 1. Pelatihan PMBA Gambar 2. Pembinaan Posyandu Gambar 3. Laporan bulanan Gambar 4. Pemberian TTD

(9)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

9

3. Kuratif

Kegiatan kuratif bertujuan untuk mengobati sasaran yang akan melahirkan generasi stunting ataupun balita yang sudah ditemukan dalam kondisi stunting.kegiatan yang dilakukan berupa;

a. PMT ibu hamil

PMT ibu hamil diberikan kepda ibu hamil yang memiliki LLA KEK <23,5 cm. yang dapat melahirkan generasi stunting. Diberikan 3 bulan berturut-turut, untuk menaikkan LLA ibu hamil dan status gizinya. Selain biscuit, dinkes Sleman memberikan PMT Telur Fubgsional bagi ibu hamil KEK dengan HB rendah selama 3 bulan.

b. Taburia/Mixaria

Multivitamin ini diberikan kepada baduta yang memiliki status gizi kurang/kurus, dan yang memiliki tinggi badan pendek/sangat pendek. Diberikan untuk membantu meningkatkan asupan makan sehingga status gizi balita tersebut dapat meningkat.

Gambar 1. PMT ibu hamil

Gambar 2. Pemberian taburia / mixaria

VI. Hasil Inovasi

A. Prevalensi balita stunting di Puskesmas Gamping II turun sebesar 0,9% Tahun 2018 sebesar 10,66% dan Tahun 2019 sebesar 9,76%.

B. Cakupan D/S menurun 1,77%. Cakupan D/S tahun 2018 77,11% dan tahun 2019 sebesar 75,34%. Disebabkan karena pada tahun 2019 saat bulan puasa beberapa posyandu libur tidak melaksanakan penimbangan sehingga rerata D/S menjadii turun, serta letah Puskesmas Gamping II

(10)

Profil Inovasi “Gambang Stunting” |

10

yang merupakan daerah urban, sehingga banyak balita yang berpindah-pindah.

C. Cakupan ASI ekslusif turun 12,05%, padapada tahun 2018 sebesar 63,16%. tahun 2019 sebesar 51,11%. Penurunan capaian ASI disebabkan banyak balita yang telah diberikan susu formula dengan alasan asi sedikit.

D. Cakupan pemberian TTD remaja naik sebesar 33,35%. Pada tahun 2018 sebesar 25,04%, sedangkan pada tahun 2019 naik sebesar 58,39%. Jumlah sasaran yang diberikan TTD bertambah.

E. Dukungan lintas sector meningkat

1. Dukungan dana desa untuk mengatasi stunting dalam bentuk PMT , sosialisasi dan kegiatan pemantauan posyandu oleh kader. Semua desa telah menanggarkan kegiatan pemberian PMT, dan beberapa desa telah menanggarkan kegiatan pemantauan posyandu oleh kader PMBA

VII. Kesimpulan

Inovasi Gambang Stunting telah mengungkit capaian kinerja program gizi yaitu ;

A. Menurunkan prevalensi balita stunting di Puskesmas Gamping II sebesar 0,9%

B. Upaya meningkatkan pemeberian TTD remaja sebesar 33,35%

C. Pengembangan dukungan desa terkait stunting melalui anggran desa dengan adanya PMT , dan pemantauan posyandu oleh kader PMBA

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu antara keluarga yang memiliki balita stunting dan non-stunting, tetapi

Tidak adanya perbedaan pengetahuan gizi ibu pada balita stunting dan non-stunting karena ibu yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan tetapi pendapatan keluarga

Terdapat 3 artikel tentang status gizi pada ibu hamil yang kurang, mempengaruhi kejadian stunting pada balita,dan termasuk kejadian malnuitrisi,4 artikel

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu antara keluarga yang memiliki balita stunting dan non-stunting, tetapi

Perbedaan Status Gizi Stunting dan Perkembangan antara Balita Riwayat Bblr Dengan Balita Berat Lahir Normal. Jurnal

Sosio budaya gizi Etnik Madura yang dapat mengakibatkan balita berisiko mengalami stunting antara lain pantangan makan bagi ibu hamil, anak tidak memperoleh

Adapun faktor determinan stunting di Kabupaten Manggarai Barat yaitu dari balita yang bermasalah gizi adalah 317 balita tidak memiliki Jaminan Kesehatan, 25 balita tidak ada air

Riwayat Status Gizi Pada Ibu Hamil Riwayat status gizi pada ibu hamil yang mempunyai balita diperoleh sebagian besar dari ibu responden kondisi normal tidak KEK saat hamil berjumlah