PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R B I O L O G I – U N I V E R S I T A S K R I S T E N S A T Y A W A C A N A
D I N A S P E N D I D I K A N K A B U P A T E N R A J A A M P A T B - 9
MANFAAT JARAK PAGAR (
JATROPHA CURCAS)
SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
Ema Sarimole*, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, Jubhar C. Mangimbulude
Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711
Telp.: +62 (0)298-321212, Fax.: +62 (0)298-321443 *E-mail: emasarimole@yahoo.co.id
ABSTRAK
Jarak (Jatropha curcas L.) yang sering disebut jarak pagar termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak, antara lain jarak kepyar (Ricinus communis L.), jarak ulung (J. gossypifoli L.), jarak Bali (J. podagrica H.), dan jarak pagar (J. curcas L.). J. curcas mengandung minyak, senyawa fenol, flavonid, saponin, dan senyawa alkaloid. Bagian-bagian umum digunakan yaitu daun, buah, biji, dan getah. Jenis penyakit yang dapat disembuhkan adalah keputihan, radang telinga, sakit gigi, sariawan, perut kembung-masuk angin, sembelit, jamur, gatal-gatal, bengkak, luka, pendarahan, rematik, batuk, serta bermanfaat pula sebagai peluruh dahak.
Kata kunci: jarak pagar, obat, tradisional
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, hampir segala jenis tumbuhan dapat tumbuh di negara ini. Sebagian besar sudah dimanfaatkan oleh para leluhur untuk mengobati berbagai penyakit (Rahmawan, 2008). Wilayah hutan tropis Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazil. Di Indonesia dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat, namun baru 1.000 jenis saja yang sudah didata, dan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Arief, 2008). Salah satu
tumbuhan yang bermanfaat untuk mengobati penyakit secara tradisional adalah jarak pagar (J. curcas). Di Indonesia
terdapat berbagai jenis jarak, antara lain jarak kepyar (Ricinus communis L.), jarak ulung (J. gossypifoli L.), jarak Bali
(J. podagrica H.), dan jarak pagar (J. curcas L.) yang berpotensi sebagai tanaman obat tradisional (Hambali, 2006).
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae. Nama Jatropha curcas berasal dari bahasa Yunani jatros
(dokter) dan tropha (makanan), yang menyatakan kegunaan jarak pagar dalam bidang pengobatan, sedangkan nama
curcas adalah nama umum untuk biji obat pencahar di Malabar, India (Heller, 1996). Jarak merupakan tanaman
tahunan yang tahan kekeringan, mampu tumbuh cepat dan kuat di lahan yang beriklim panas, tandus, dan berbatu.
Kondisi pH tanah yang sesuai dengan tanaman ini berkisar antara 5 – 6,5 (Hamdi, 2005). Bramasto (2005)
mengatakan bahwa jarak pagar dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 – 800 m di atas permukaan laut, dan
suhu rata-rata berkisar antara 25 – 350C. Pada fase pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan batang dan daun), tanaman
menghendaki suhu rendah, namun pada saat pembungaan dan pembuahan menghendaki suhu tinggi.
Pohon jarak dapat tumbuh pada semua jenis tanah, di lahan yang tidak digenangi air, merupakan tempat yang cocok bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal (Zainal, 2007). Jarak pagar merupakan tanaman asli Amerika Latin yang kemudian menyebar luas di daerah kering, semi kering, sub-tropik, dan tropik di seluruh dunia (Heller, 1996). Tanaman jarak pagar mulai banyak ditanam di Indonesia sejak masa penjajahan Jepang sebagai bahan bakar kendaraan perang. Tanaman jarak pagar banyak ditanam masyarakat sebagai pagar pekarangan dan cocok untuk reboisasi hutan (Nurcholis & Sumarsih, 2007).
Biji jarak sering digunakan untuk minyak lampu. Bagian bungkil biji dapat dijadikan pakan ternak setelah proses detoksifikasi dan kulit bijinya dapat diproses menjadi biogas. Selain itu, getah pada batang dapat dipakai untuk penyembuh luka dan bagian daunnya dapat digunakan sebagai antiseptik (Hasnam & Machmud, 2005). Bijinya
mengandung minyak sekitar 25 – 30% dan dari kremelnya mengandung minyak 50 – 60% (Lele, 2005).
TAKSONOMI & NAMA LOKAL
Tanaman jarak pagarmenpunyai nama latin Jatropha curcas (Henning, 2005). Klasifikasinya adalah sebagai
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
jarak pagar disebut nawaib nawas (Aceh), balacae (Manado), dammar ende (Timur), jirak (Minangkabau), jarak kosta
(Sunda), kaleke/keleke pagbar (Madura), jarak pageb (Bali), jarak budge/jarak gundul/jarak iri/jarek pager/jarak
cina (Jawa), kuman nema (Alor), beaw (Sulawesi Utara), bintalo/biau (Gorontalo), tando ntomene (Baree),
tangang-tangang kali kanjoli (Makasar), peleng kaliki (Bugis), lulu nau/lulu ai fula (Rote), paku kase/paku luba/paku lunat
(Timor), malete (Seram Timur), Makamale/ai bua kamala (Seram Barat), ai buakamaalo/ai kamene/yaibua kamalo
(Seram Selatan), balacai/kadoto (Halmahera Selatan), dan balacai bisa (Ternate dan Tidore) (Heyne, 1987).
MORFOLOGI TUMBUHAN
Jarak pagar berbentuk semak besar dengan tinggi dapat mencapai lebih 5 m (Heller, 1996; Wiesenhutter, 2003; GFU & GTZ 2004), sistem percabangan tidak teratur, batangnya berkayu berbentuk silindris, dan bergetah (Henning, 2000; GFU & GTZ, 2004). Kulit batangnya berwarna keabu-abuan, apabila ditoreh, batang mengeluarkan getah seperti lateks yang berwarna putih atau kekuning-kuningan (Sinaga, 2000). Daun jarak pagar cukup besar, panjang
helai daun berlisar antara 6 – 16 cm dan lebar 5 – 15 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan pangkal
berbentuk jantung, bersudut atau berlekuk 3 – 5, dan tepi daun gundul antara 3,5 – 15 cm (Van Steenis et al., 1988).
Bunga jarak pagar muncul saat tanaman mulai berumur 3 – 4 bulan. Bunga tersusun pada malai yang bercabang
melebar berupa bunga-bunga tunggal. Panjang tangkai bunga antara 6 – 23 mm. Daun kelopak berjumlah 5 helai,
berbentuk bulat telur, dengan ukuran panjang 4 mm. Bunga berbentuk lonceng dengan mahkota bunga berjumlah 5 helai. Bunga terdiri atas bunga jantan dan bunga betina.
Buah dihasilkan setelah terjadi penyerbukan bunga betina oleh serbuk sari bunga jantan. Penyerbukan dapat terjadi secara alami atau dengan perantaraan serangga, termasuk lebah madu (Henning, 2005). Buah tersusun dalam
tandan buah. Bentuk buah bulat atau bulat telur, berukuran panjang 2 – 3 cm. Permukaan buahnya rata (halus).
Apabila buah mengering akan pecah menurut ruang, dalam setiap buah terdapat 3 biji (van Steenis et al., 1988). Biji
yang sudah tua berbentuk bulat panjang. Ukuran panjang rata-rata 18 mm dan lebar rata-rata 10 mm serta bercangkang tipis. Kulit atau cangkang yang sudah tua di bagian luar berwarna hitam kotor dan setelah kering penuh retak-retak kecil (Henning, 2005). Jika belum tua, warna biji lebih cerah atau kecoklat-coklatan dengan permukaan halus. Jika kulit buah telah kering, biji dapat terlepas sendiri dari buah. Biji matang ditandai dengan perubahan warna kulit buah dari hijau menjadi kuning.
Tanaman jarak pagar mempunyai 3 – 5 akar tunggang. Saat biji berkecambah, muncul 3 – 5 helai akar yang
selanjutnya berkembang menjadi akar tunggang setelah tanaman dewasa. Dari akar tunggang muncul akar lateral yang melebar ke samping dan rambut-rambut akar yang cukup banyak. Umumnya akar-akar muda terletak di bawah lingkaran kanopi terluar dari tanaman (Nurcholis & Sumarsih, 2007).
Gambar 1. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
KANDUNGAN KIMIA
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga mengandung senyawa yang dapat dijadikan obat
diantaranya senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan senyawa alkaloid (Ehsanet et al., 2011). Sudibyo (1998)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R B I O L O G I – U N I V E R S I T A S K R I S T E N S A T Y A W A C A N A
D I N A S P E N D I D I K A N K A B U P A T E N R A J A A M P A T B - 11
Biji mengandung zat kimia minyak jarak (oleum ricini/kastrolo) yang mengandung berbagai macam trigliserida,
asam palmitat, asam risinoleat, asam oleat, dan asam linileat. Selain itu juga mengandung alkaloida risinin dan
beberapa macam enzim diantaranya enzim lipase dan β- glukosa yang memiliki aktifitas antifungi, toksalbumin,
dan curcin yang memiliki aktivitas sebagai antifungi dan juga bermanfaat sebagai anti kanker. Ampas dari bijinya juga diperas, minyaknya mengandung nitrogen, fosfat, dan kalsium. Minyak jarak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat biodiesel (Ditjenbun, 2007).
Daun mengandung saponin, senyawa flavonoida antara lain kaempferol, nikotoflorin, kuersitin, astragalin,
risinin, dan vitamin C (Sudibyo, 1998).
Akar mengandung meta trans – 2 dekana – 4, 6, 8 – trinoat dan 1 – tridekana 3, 5, 7, 9, 11 – pentin – beta –
sitosterol.
Ekstrak kulit batang jarak juga banyak kandungannya, diantaranya saponin, steroid, tannin, glikosida, alkaloida,
dan flavonoid.
Getahnya mengandung tannin, saponin, dan flavonoid.
MANFAAT SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
Jarak pagar mempunyai beberapa manfaat dalam pengobatan secara tradisional, dengan menggunakan biji, daun, dan getah (Onaolapo, 2007). Jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan J. curcas L.
Biji Daun Getah Jenis penyakit
Rematik, gatal kaki, dan cacing kerami pada anak-anak
Batuk dan peluruh dahak
PENUTUP
Jarak pagar (J. curcas L.) bermanfaat untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit secara tradisional.
Bagian-bagian yang digunakan yaitu daun, buah, biji, dan getah. Jenis penyakit yang dapat disembuhkan diantaranya adalah keputihan pada bayi, radang telinga, sakit gigi, sariawan, perut kembung-masuk angin, sembelit, jamur, gatal-gatal, bengkak, luka, pendarahan, reumatik, batuk, dan sebagai peluruh dahak. Tanaman jarak mengandung senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan senyawa alkaloid. Manfaat lain jarak pagar salah satunya dapat digunakan untuk bahan baku kosmetik. Biji jarak pagar mengandung minyak sebagai bahan pembuat biodesel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Bramasto, Y. 2003. Biji Jarak, Pemanfaatan dan Kegunaanya di Masa Mendatang. Dalam klik benih.(2)01. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembenihan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Ditjenbun, 2007. Kandungan Kimia pada Biji Tanaman Jarak Pagar. http://www.jarakpagarsumba.com/p/manfaat-tanaman-pagar.html. (Diakses tanggal 13 Januari 2014).
Sinaga, E. 2000. Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat UNAS.
[GFU] Global Facilitation Unit for Underutilized Species and [GTZ] Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit, GmbH. 2004. Case Study Jatropha curcas. Hartlieb Euler, David Gorrisz, Hagenstr. 16 Frankfurt, Germany.
Hambali, E. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodisel. Penerbit Swadaya: Jakarta. Hariana, 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penerbit Swadaya: Jakarta.
Hasnam & Machmud, Z. 2005. Panduan Pembenihan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Puslibangbun, Bogor. 24 Hlm.
Heller, J. 1996. Physic Nut, Jatropha curcas L. – Promoting the Conservation and Use of Underutilized and Neglected Crop 1. International Plant Genetic Resources Institute. Rome. 66p.
Henning, R. K. 2004. Integrated Rural Development by Utilization of Jatropha curcas L. (JCL) as Raw Material and as Renewable Energy. International Conference Renewables 2004. 1 – 4 Juni 2004. Bonn. Germany.
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II cetakan 1. Terjemahan Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya: Jakarta.
Lele, S. 2005a. The Cultivation of Jatropha curcas. www.jatrophawolrid.org
Lele, S. 2005b. Trans-Estrification BioDiesel Process. www.svlele.com
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R B I O L O G I – U N I V E R S I T A S K R I S T E N S A T Y A W A C A N A
D I N A S P E N D I D I K A N K A B U P A T E N R A J A A M P A T B - 12
Manurung, R. 2005. Minyak Jarak Alami (Pure Jatropha Oil) Bahan bakar pengganti BBM. Semiloka Nasional Pengembangan Energi Alternatif Berbasis Masyarakat. Jakarta 19 – 30 November 2005.
Nurcholis, M. & Sumasih, S. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Onaolapo, 2007. Manfaat Tanaman Jarak Pagar. http://www.jarakpagarsumba.com/p/manfaat-tanaman-pagar.html (Diakses tanggal 13 Januari 2014).
Oskoueian E., Norhani, A. & Wan, Z. 2011. Antioxidant, Anti-inflamatory and Anticancer Activities of Methanolic Extracts from Jatropha curcas Linn. Journal of Medicinal Plants Research. Malaysia.
Rahmawan, S. & Landyyun. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavanoid dari daun Dewandaru (Eugenia uniflora I.). http://etd. Eprints.ums.ac.ad/994/1/K100040231. (Diakses tanggal 11 Januari 2014).
Van Steenis, C. G. G. J., Hoed, D., Bloembergen, S. & Eyma, P. J. 1988. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan oleh M. Suryowinoto dkk. Pradnya Paramita: Jakarta.
Sudibyo, B. R. A. M. 1998. Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka: Jakarta.
Wiesenhutter, J. 2003. Use of Physuc Nut (Jatropha curcas L.) to Combat Desertification and Reduce Poverty. Deutsche Gesellschaft fur Technsche Zusammenarbeit (GTZ). Convention Project to Combat Desertification (CCD Project). www.gtz.de/desert [September 2005).
Zasa, M. 2012. Manfaat Tanaman Jarak Pangan. http://www.Jarakpagarsumba.com/p/manfaat-tanaman-pagar-.html. (Diakses tanggal 10 Januari 2014).