• Tidak ada hasil yang ditemukan

– PTPN II Gratifikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " – PTPN II Gratifikasi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, suatu perusahaan tidak dapat terlepas dari interaksi dengan banyak pihak, baik pihak internal perusahaan maupun pihak di luar perusahaan guna menjalin kerja sama bisnis yang harmonis, serasi dan berkesinambungan.

Terkait dengan hubungan bisnis, hal yang sering terjadi dan tidak terhindarkan dalam kegiatan kerja sehari-hari adalah adanya pemberian dari satu pihak kepada pihak lainnya oleh sebab itu, untuk menjaga hubungan bisnis tetap berada pada koridor etika dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, maka diperlukan pengaturan mengenai gratifikasi dan tata cara/ mekanisme pelaporannya di lingkungan PTPN II.

Bahwa untuk mendukung penerapan kebijakan gratifikasi yang telah berlaku di lingkungan PTPN II sebagaimana tercantum dalam Pedoman Gratifikasi, Penolakan, Penerimaan, Pemberian Hadiah/ Cindera-mata dan Hiburan (Entertainment) yang berlaku saat ini, maka dipandang perlu untuk mengadakan suatu pengaturan tersendiri mengenai Tim Pengendalian Gratifikasi di lingkungan PTPN II.

(2)

pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatan dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

A. TUJUAN

Tujuan penyusunan Pedoman Tim Pengendalian Gratifikasi (untuk selanjutnya disebut “PEDOMAN” ini adalah sebagai berikut

1. Membentuk lingkungan instansi/ organisasi yang sadar dan terkendali dalam penanganan praktik gratifikasi sehingga prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis sehari-hari perusahaan dapat semakin terimplementasi.

2. Sebagai referensi bagi seluruh insan PTPN II mengenai pengaturan Tim Pengendalian Gratifikasi PT Perkebunan Nusatara II, sehingga penerapan kebijakan gratifikasi di PTPN II dapat lebih terarah dan menyeluruh, yang pada akhirnya dapat mendorong terlaksananya etika bisnis yang tinggi dan mencegah timbulnya benturan kepentingan, kecurangan serta penyimpangan perilaku lainnya dalam praktek bisnis perusahaan sehari-hari.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman ini adalah mengatur hal-hal yang terkait dengan Tim Pengendalian Gratifikasi dan mekanisme pelaporannya di lingkungan PTPN II dan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) Republik Indonesia.

C PENGERTIAN

Istilah-istilah berikut dalam Pedoman ini wajib didefinisikan sebagaimana dibawah ini kecuali jika diatur lain :

(3)

Kebun sampai dengan Komisaris Utama dan/ atau Direktur Utama sesuai dengan jabatan dari pelapor

2. Ketua Tim TPG adalah pejabat yang ditunjuk oleh Direktur Utama, dalam hal ini Kepala Bagian SPI yang bertanggung jawab atas program pengendalian gratifikasi di PTPN II dan memastikan bahwa insan PTPN II mematuhi peraturan perundang undangan dan ketentuan Pemerintah serta peraturan peraturan yang berlaku di lingkungan PTPN II terkait dengan Pengendalian Gratifikasi

3. Code of Conduct (CoC) PTPN II adalah pedoman yang mengatur etika usaha dan tata perilaku insan PTPN II untuk melaksanakan praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang baik.

4. Compllance Online System adalah sistem yang dibangun secara terpadu dan terintegrasi dengan sistem online yang ada di lingkungan PTPN II, yang merupakan sarana wajib bagi Wajib Lapor Gratifikasi, untuk menyampaikan kepatuhan, khususnya dalam hal ini adalah laporan gratifikasi.

5. Gratifikasi adalah pemberian dan/ atau penerimaan dan/atau permintaan dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma2 dan fasilitas lainnya kepada insan PTPN II, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik dan/atau tanpa saran elektronik.

(4)

7. Hiburan (Entertainment) adalah segala sesuatu baik yg berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi, namun tidak terbatas pada undangan makan, musik, film, opera. drama, pesta, permainan, olah raga, wisata. dan lainnya.

8. Insan PTPN II yang dimaksud dalam Pedoman ini adalah Dewan Komisaris, Direksi, seluruh karyawan yang bekerja untuk dan atas nama PTPN II serta personil yang bekerja di lingkungan anak perusahaan PTPN II termasuk anggota keluarga intinya.

9. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah komisi/ lembaga negara yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sebagimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana korupsi.

10. Keluarga Inti dalam Pedoman ini adalah suami atau isteri dan anak-anak dari insan PTPN II, yaitu dari kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik ipar, sepupu dan keponakan yang memiliki konflik kepentingan,

11. Pelapor adalah Wajib Lapor Gratifikasi yang menyampaikan laporan atas penolakan, penerimaan, pemberian dan pemberian atas permintaan hadiah/fasilitas atau gratifikasi sebagaimana diatur dalam Pedoman ini.

(5)

dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13. Pemberi adalah insan PTPN II dan/ atau Pihak Ketiga yang memberikan Gratifikasi.

14. Penerima adalah insan PTPN II yg menerima Gratifikasi.

15. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara ynag Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

16. Pimpinan Tertinggi Setempat adalah Direksi dan Dewan Komisaris di Kantor Pusat, Pejabat setingkat manajer di Distrik, kebun dan pabrik sesuai dengan jabatan dari Pelapor.

17. Perusahaan adalah PTPN II beserta anak perusahaan dan afiliasinya

18. Pihak Ketiga/ Mitra Usaha adalah orang perseorangan dan/atau badan hukum yang memiliki hubungan bisnis dengan Perusahaan atau merupakan pesaing PTPN II termasuk tapi tidak terbatas pada vendor, supplier, dealer, agen, bank counterpart maupun mitra kerja Pihak Ketiga.

19. Register Gratifikasi adalah register data yang dikelola oleh TPG PT Perkebunan Nusantara UU terkait dengan pelaporan gratifikasi baik yang diterima secara online maupun hardcopy.

(6)

sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan denga kewajibannya, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

21. Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam perundang-undangan tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

22. Tim Pengendalian Gratifikasi PTPN II atau yang disingkat TPG PTPN II adalah tim yang berada dibawah pengelolaan Bagian SPI Perusahaan yang bertugas dan mempunyai tanggung jawab dalam implementasi dan pengelolaan Gratifikasi di PTPN II, anak Perusahaan dan afiliasinya.

23. Wajib Lapor Gratifiasi adalah Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan yang bekerja dan menerima upah di dalam hubungan kerja dengan Perusahaan, maupun anak perusahaan.

D REFERENSI

1. Perubahan Anggaran Dasar PT.Perkebunan Nusantara I, II, IV, s/d XIV tanggal 23 Oktober 2014.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 72 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT.Perkebunan Nusantara III;

3. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi RI Nomor 06 tahun 2015 tentang Perubahan atas peraturan KPK No.2 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi;

3. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi RI Nomor 02 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi;

(7)

5. Salinan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor SK-16/MBU/2012 tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN;

6. Salinan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

7. Undang-Undang No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

8. Undang-Undang No.30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)

9. Undang-Undang No31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

10. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

11. Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

12. Peraturan Menteri BUMN No.PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

13. Pedoman Etika Usaha & Tata Perilaku (Code of Conduct) PTPN II

14. Pedoman Gratifikasi, Penolakan, Penerimaan, Pemberian Hadiah/ Cinderamata Hiburan (Entertaimnent) PTPN II

BAB II

KETENTUAN TIM PENGENDALIAN GRATIFIKASI (TPG) PTPN II

(8)

1. PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Pada prinsipnya pengendalian atas penolakan, penerimaan, pemberian hadiah/ cinderamata dan hiburan (entertainment) (untuk selanjutnya hadiah/ cinderamata dan hiburan secara bersama-sama dalam Pedoman ini disebut “Benda Gratifikasi”) ini dilakukan oleh Tim Pengendalian Gratifikasi (TPG) PTPN II.

2. KEWAJIBAN PEMBUAT LAPORAN GRATIFIKASI

Seluruh Wajib Lapor Gratifikasi, WAJIB membuat laporan atas penolakan, penerimaan, & pemberian Gratifikasi melalui Compliance

Online System sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman ini.

Apabila Wajib Lapor Gratifikasi dan/ atau anggota Keluarga Intinya berada dalam situasi yang tidak dapat menolak Gratifikasi yang diberikan atau tidak dapat menolak permintaan Gratifikasi, maka Wajib Lapor Gratifikasi yang bersangkutan WAJIB untuk membuat Laporan gratifikasi melaui Compliance Online System.

Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Wajib Lapor Gratifikasi tidak menerima dan/atau memberikan Gratifikasi, maka wajib melapor-kannya melalui Compliance Online System paling lambat tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya.

B. FUNGSI TIM PENGENDALIAN GRATIFIKASI (TPG)

(9)

1. Menyiapkan perangkat aturan terkait penerapan dan pengendalian praktek Gratifikasi di lingkungan PTPN II

2. Menyiapkan perangkat kerja dan fasilitas terkait pengendalian praktek Gratifikasi, baik dari penerimaan laporan Gratifikasi sampai dengan pengiriman Surat Keputusan KPK kepada Penerima dan/atau Pelapor serta penyimpanan bukti penyetoran uang yang diterima dari Gratifikasi apabila diputuskan oleh KPK menjadi milik negara.

3. Menyimpan uang yang diterima dari Gratifikasi yang menjadi kewenangan Perusahaan dalam memutuskan peruntukannya.

4. Menerima uang yang diserahkan oleh Pelapor dan/atau Penerima yang diterima dari Gratifikasi dan menitipkannya/menyetorkannya kepada KPK setelah adanya Surat Keputusan Pimpinan KPK mengenai kepemilikannya.

5. Mendesiminasikan/ mensosialisasikan kebijakan PTPN II terkait dengan Gratifikasi kepada Pihak Ketiga, masyarakat pada umumnya dan para steakholders.

6. Melakukan penerimaan laporan penerimaan Benda Gratifikasi, melakukan pemilahan kategori Gratifikasi dan pemrosesan laporan Gratifikasi dalam kedinasan.

7. Melaksanakan mekanisme Saluran Pelaporan Pengaduan/ Whistleblowing system (WBS).

8. Melakukan evaluasi bersama-sama KPK atas efektifitas dari kebijakan terkait Gratifikasi dan pengendaliannya di lingkungan PTPN II.

(10)

10. Menindaklanjuti laporan dugaan praktek Gratifikasi yang berasal dan/atau bersumber dari WBS, instansi yang berwenang dan/atau informasi yang diperoleh dari masyarakat.

BAB III

(11)

Dalam menentukan perlu atau tidaknya suatu laporan Gratifikasi ditindak-lanjuti dan apakah perlu ditinjakditindak-lanjuti oleh KPK atau cukup ditindakditindak-lanjuti oleh Perusahaan, TPG PTPN II menggunakan checklist review (Lampiran 4 dan 5) yang menyeleksi apakah Benda Gratifikasi tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Merupakan pemberian yang bersifat seremonial dan/atau kedinasan, 2. Merupakan pemberian yang termasuk dalam kategori hadiah promosi, 3. Merupakan pemberian dalam bentuk uang.

4. Merupakan pemberian yang nilai materilnya dibawah standar nilai yang ditetapkan oleh Perusahaan.

5. Merupakan pemberian yang berwujud makanan maupun minuman.

BAB IV

(12)

A. LAPORAN GRATIFIKASI

Setiap Wajib Lapor Gratifikasi wajib untk menyampaikan laporan Gratifikasi dalam hal:

1. Telah menerima Benda Gratifikasi

2. Telah menolak suatu pemberian Benda Gratifikasi 3. Telah memberikan Benda Gratifikasi

4. Apabila Wajib Lapor Gratifikasi dalam kurun 3 (tiga) bulan tidak menerima dan/ atau memberikan hadiah/ cinderamata dan hiburan (entertainment), maka yang bersangkutan wajib membuat laporan melalui Compllence Online System paling lambat tanggal 30 (tiga puluh) setiap triwulannya, yaitu 30 (tiga puluh) Maret, 30 (tiga puluh) Juni, 30 (tiga puluh) Desember tahun berjalan.

Laporan Gratifikasi sekurang-kurangnya memuat informasi-informasi sebagai berikut :

1. Identitas pelapor, terdiri dari nama lengkap, jabatan, tim kerja, alamat email dan nomor telpon, serta nomor kebun (untuk kebun dan distrik).

2. Bentuk dan jenis pratik Gratifikasi yang telah dilakukan, yaitu penolakan, penerimaan, pemberian dan/atau pemberian atas permintaan.

3. Bentuk dan jenis Gratifikasi, yaitu spesifikasi wujud dari Benda Gratifikasi; contohnya : uang, balpoint, dan sebagainya

4. Waktu dan/atau rentang waktu dan lokasi dilakukan praktek Gratifikasi

5. Nama pihak/lembaga Pemberi, Penerima atau Peminta Gratifikasi

6. Nilai/ perkiraan nilai materil dari Benda Gratifikasi

7. Dokumen kelengkapan pendukung lainnya.

(13)

Pelaporan Gratifikasi disampaikan melalui Compllence Online System. Apabila di temapt Wajib Lapor Gratifikasi ditugaskan tidak dapat terhubung dengan Compllence Online System, maka pelaporan disampaikan secara hardcopy dengan menggunakan formulir penerimaan, pemberian dan/atau permintaan Gratifikasi (untuk selanjutnya dalam Pedoman ini secara bersama sama disebut “Formulir Gratifikasi”) yang

sudah disiapkan oleh Fungsi Complience (Lampiran 1,2,3). Hardcopy Formulir Gratifikasi wajib sudah diterima oleh Fungsi Complience paling lambat 7 (tujuh) hari setelah tanggal praktek Gratifikasi melalui fax.

Berdasarkan data dalam Formulir Gratifikasi tersebut, TPG PTPN II, dalam hal ini adalah Fungsi Complience – Sekretaris Perusahaan, akan meng-input laporan tersebut ke dalam Compllence Online System

Asli Formulir Gratifikasi wajib sudah diterima oleh TPG PTPN II paling lambat 3(tiga) hari kerja setelah tanggal dilakukannya praktek Gratifikasi oleh Wajib Lapor Gratifikasi yang bersangkutan.

C BENTUK DAN JENIS GRATIFIKASI

1. Apabila Benda Gratifikasi yang diterima dalam bentuk uang, maka wajib diserahkan secara langsung kepada TPG PTPN II, dengan disertai dokumen pendukung lainnya, bilamana diperlukan.

2. Apabila Benda Gratifikasi yang diterima dalam bentuk selain uang, maka wajib diserahkan oleh Pelapor kepada TPG PTPN II dengan ketentuan sebagai berikut:

(14)

b. Dalam hal lokasi bekerja Pelapor tidak berada di distrik/ kebun/ tim, maka Pelapor wajib menyerahkan Benda Gratifikasi tersebut kepada Pimpinan Tertinggi Setempat.

c. Melengkap dokumen pendukung lainnya jika diperlukan, dan menyerahkannya bersama-sama dengan Benda Gratifiaksi kepada TPG PTPN II.

D. KETENTUAN TERKAIT PELAPOR

1. Dalam hal diperlukan, Pelapor wajib memenuhi undangan TPG PTPN II dan/atau KPK jika menurut pertimbangan TPG PTPN II dan/atau KPK diperlukan informasi lebih lanjut terkait praktek Gratifikasi yang telah dilaporkannya. Tujuannya adalah untuk mengklarifikasi dan melakukan pemetaan/ mapping terhadap praktek Gratifikasi yang dilaporkannya.

2. TPG PT Perkebunan Nusantara dan/ atau KPK akan menerbitkan Surat Keputusan mengenai kepemilikan Benda Gratifikasi sesuai dengan kewenangannya masing-masing danPelapor diwajibkan patuh terhadap keputusan tersebut.

3. Pelapor yang telah menyampaikan Laporan Gratifikasi sesuai ketentuan berdasarkan Pedoman ini tidak dikenakan ancaman tindak pidana sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, kecuali jika diatur lain.

E. PROSEDUR TINDAK LANJUT ATAS PELAPORAN GRATIFIKASI YANG DITERIMA TPG PTPN II

(15)

diteruskan kepada KPK, Ketentuan terkait pengklasifikasian dimaksud adalah sebagai berikut:

I. LAPORAN GRATIFIKASI YANG DITANGANI KPK

1. Pelapor mengisi aplikasi Compllence Online System dan/atau Formulir Gratifikasi serta melengkapi laporan tersebut dengan dokumen-dokumen yang terkait/relevan untuk kemudian disampaikan kepada PTPN II. Dokumen-dokumen terkait/relevan dimaksud antara lain berupa:

a. Foto/dokumentasi Benda Gratifikasi

b. Copy surat perintah pelaksanaan tugas, pelaksanaan kerja atau pemenuhan permintaan kegiatan seminar, promosi, pelatihan dll;

c. Daftar pemberian hadiah

d. Dokumen lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisi praktek Gratifikasi yang dilakukan.

Formulir Gratifikasi dan dokumen-dokumen kelengkapannya selanjutnya secara bersama-sama disebut “Laporan Gratifikasi”.

2. Dalam hal laporan yang diterima adalah dalam bentuk hardcopy. TPG PT Perkebunan Nusantara II menerima Formulir Gratifikasi dan menginput data yang tercantum pada Formulir Gratifikasi tersebut ke dalam Register Gratifikasi yang berisi antara lain:

a. Nomor Laporan;

b. Tanggal Laporan;

c. Data Pelapor (nama, tim kerja, dan Atasan Langsung);

(16)

e. Jenis dan Bentuk Gratifikasi;

f. Nilai/perkiraan nilai Gratifikasi.

3. TPG PTPN II memastikan kelengkapan data dalam Formulir Gratifikasi dan memastikannya. Dalam hal diperlukan TPG PTPN II dapat menerima Pelapor untuk melengkapi dokumentasi jika menurut TPG PTPN II masih terdapat kekurangan dan diperlukan informasi tambahan.

4. Apabila Laporan gratifikasi dinilai sudah lengkap, maka TPG PTPN II membubuhkan stempel bertuliskan “LENGKAP” dan paraf pada setiap Formulir Gratifikasi.

5. Terhadap setiap Laporan Gratifikasi akan dilakukan review awal oleh TPG PTPN II dengan menggunakan lembar review checklist Gratifikasi. Berdasarkan hasil review tersebut. TPG PTPN II akan memberikan rekomendasi kepada Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai proses tindak lanjut atas pelaporan Gratifikasi dimaksud untuk ditindaklanjuti oleh KPK. Rekomendasi tersebut harus memperoleh disposisi dari Kabag Sekretaris Perusahaan, dalam hal disetujui maupun tidak.

6. Jika Kabag Sekretaris Perusahaan memberikan persetujuan atas rekomendasi tersebut, maka TPG PTPN II wajib menyampaikan laporan dimaksud kepada KPK pada hari ke-1 (pertama) setiap minggu (untuk laporan yang diterima satu minggu sebelumnya), dilengkapi dengan

a. Asli Formulir Gratifikasi;

b. Dokumen pendukung Laporan Gratifikasi (sebagimana dimaksud pada point E.I.1 diatas); dan

(17)

7. Jika KPK menyatakan Laporan Gratifikasi yang diterimanya sudah lengkap dan benar, maka KPK akan memprosesnya sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk menetapkan kepemilikan atas Benda Gratifikasi dimaksud.

8. Berdasarkan verifikasi dan pemeriksaan yang dilakukan atas Laporan Gratifikasi tersebut, maka KPK akan menerbitkan penetapan status kepemilikan atas Benda Gratifiaksi dalam suatu Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Pimpinan KPK dan diserahkan kepada Pelapor dan/ atau Penerima melalui TPG PTPN II.

9. Dalam hal Pimpinan KPK menetapkan Benda Gratifikasi tersebut menjadi milik negara, maka wajib diserahkan oleh Pelapor dan/atau Penerima kepada KPK melalui TPG PTPN II untuk kemudian diserahkan kepada kantor Kementerian Keuangan dengan mematuhi prosedur yang berlaku.

10. Dalam hal Pimpinan KPK menetapkan Benda Gratifikasi tersebut menjadi milik Pelapor dan/atau Penerima, maka terhitung sejak tanggal Surat Keputusan tersebut, Pelapor dan/atau Penerima mempunyai hak milik atas Benda Gratifikasi dengan sah secara hukum.

11. KPK akan memasukan data Gratifikasi yang diterima dari TPG PTPN II ke dalam database Gratifikasi milik KPK.

12. Dari database tersebut KPK akan melakukan beberapa aktivitas seperti:

(18)

b. Pemetaan/Mapping atas praktek Gratifikasi.

c. Pengembangan penanganan Gratifikasi.

II. LAPORAN GRATIFIKASI YANG DITANGANI OLEH PERUSAHAAN

1. Pelapor mengisi aplikasi Compllence Onlie System dan/atau Formulir Gratifiaksi serta kelengkapannya dengan dokumen-dokumen terkait/relevan untuk kemudian disampaikan kepada TPG PTPN II, dalam hal ini adalah Fungsi Compllence – Sekretaris Perusahaan.

Dokumen-dokumen terkait/relevan dimaksud antara lain dapar berupa:

a. Foto/dokumentasi Benda Gratifikasi

b. Copy surat perintah pelaksanaan tugas, pelaksanaan kerja atau pemenuhan permintaan kegiatan seminar, promosi, pelatihan dll;

c. Daftar pemberian hadiah

d. Dokumen lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisi praktek Gratifikasi yang dilakukan.

Formulir Gratifikasi dan dokumen-dokumen kelengkapannya selanjutnya secara bersama-sama disebut “Laporan Gratifikasi”

2. Dalam hal laporan yang diterima adalah dalam bentuk hardcopy. TPG PT Perkebunan Nusantara II menerima Formulir Gratifikasi dan menginput data yang tercantum pada Formulir Gratifikasi tersebut ke dalam Register Gratifikasi yang berisi antara lain: a. Nomor Laporan;

b. Tanggal Laporan;

(19)

e. Jenis dan Bentuk Gratifikasi; f. Nilai/perkiraan nilai Gratifikasi.

3. TPG PTPN II memastikan kelengkapan data dalam Formulir Gratifikasi dan memastikannya. Dalam hal diperlukan TPG PTPN II dapat menerima Pelapor untuk melengkapi dokumentasi jika menurut TPG PT Perkebunan Nusantaraa II masih terdapat kekurangan dan diperlukan informasi tambahan.

4. Apabila Laporan gratifikasi dinilai sudah lengkap, maka TPG PTPN II membubuhkan stempel bertuliskan “LENGKAP” dan paraf pada setiap Formulir Gratifikasi.

5. Terhadap setiap Laporan Gratifikasi akan dilakukan review awal oleh TPG PTPN II dengan menggunakan lembar review checklist Gratifikasi. Berdasarkan hasil review tersebut. TPG PTPN II akan memberikan rekomendasi kepada Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai proses tindak lanjut atas pelaporan Gratifikasi dimaksud untuk ditindaklanjuti oleh KPK. Rekomendasi tersebut harus memperoleh disposisi dari Kabag Sekretaris Perusahaan, dalam hal disetujui maupun tidak.

6. Jika Kabag Sekretaris Perusahaan memberikan persetujuan atas rekomendasi tersebut, maka TPG PTPN II akan melakukan analisis terhadap penentuan pemanfaatan berdasarkan Laporan Gratifikasi.

7. Kabag Sekretaris Perusahaan akan mempertimbangkan hasil analisis tersebut di atas untuk kemudian menentukan kepemilikan atas Benda Gratifikasi

(20)

penyerahan Benda Gratifikasi yang ditentukan menjadi milik Perusahaan jika diperlukan.

9. TPG PTPN II mengisi Lembar Rekapitulasi Penanganan dan Tindak Lanjut Pelaporan Gratifikasi dan wajib diserahkan kepada KPK pada hari ke 1 (pertama) setiap 2 (dua) minggu (untuk laporan yang diterima dua minggu sebelumnya) disertai dengan

a. Asli Formulir Gratifikasi;

b. Dokumen pendukung Laporan Gratifikasi (sebagimana dimaksud pada point E.I.1 diatas); dan

c. Lembar review checklist Pelaporan Gratifikasi; dan\

d. Lembar checklist Analisis Pelaporan & Penentuan Pemanfaatan Penerimaan Gratifikasi.

10. KPK menerima dan memproses Laporan tersebut diatas sesuai dengan prosedur yang berlaku.

III. TINDAK LANJUT PENANGANAN LAPORAN DUGAAN GRATIFIKASI

YANG DITERIMA TPG PTPN II DARI WHISTLE BLOWING SYSTEM, INSTANSI BERWENANG DAN/ATAU MASYARAKAT.

(21)

Tindak lanjut penanganan laporan dugaan gratifiksi yang diterima dari WBS, instansi yang berwenang dan/atau masyarakat adalag sebagai berikut:

1. TINDAK LANJUT PENGANAN LAPORAN DUGAAN GRATIFIKASI

YANG DIPEROLEH DARI WBS.

a. Insan PTPN II atau Pihak Ketiga yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap ketentuan Pedoman ini, agar segera melaporkan pelanggaran dimaksud melalui WBS yang ada di lingkungan PTPN II. Setiap pelaporan yang dilakukan oleh insan PTPN II maupun Pihak Ketiga akan dijaga kerahasiaanya.

b. Setiap laporan dugaan telah dilakukan praktek Gratifikasi yang dilakukan oleh insan PTPN II yang telah diproses dan dianalisis melalui WBS disampaikan kepada Direktur Utama.

c. Direktur Utama berwenang memutuskan laporan-laporan dugaan telah dilakukan praktek Gratifikasi yang perlu untuk ditindaklanjuti.

d. Laporan-laporan yang perlu untuk ditindaklanjuti tersebut akan diserahkan kepada TPG PTPN II melalui Kabag Sekretaris Perusahaan, TPG PTPN II akan melakukan pemeriksaan kepada insan PTPN II yang diduga telah melakukan praktek Gratifikasi dan mengumpulkan data-data relevan lainnya yang diperlukan.

(22)

Perusahaan, dengan menggunakan parameter sebagaimana diatur dalam BAB III diatas.

f. Dalam laporan tersebut perlu untuk ditindaklanjuti oleh KPK, maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai dengan ketentuan huruf E.I nomor 6 sampai dengan 12.

g. Dalam hal laporan tersebut cukup ditindaklanjuti oleh PTPN II, maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai dengan ketentuan huruf E.II nomor 6 sampai dengan 10.

2. TINDAK LANJUT PENGANAN LAPORAN DUGAAN GRATIFIKASI

YANG DIPEROLEH DARI INSTANSI YANG BERWENANG DAN/ ATAU MASYARAKAT.

a. Pelapor membuat laporan mengenai tindakan Gratifikasi yang diduga dilakukan oleh insan PTPN II dan melengkapinya dengan dokumen-dokumen terkait/relevan untuk meudian disampaikan kepada TPG PTPN II, dalam hal ini adalah Fungsi Compliance Sekretaris Perusahaan.

Dokumen-dokumen terkait/relevan dimaksud antara lain dapat berupa:

a. Foto/dokumentasi Benda Gratifikasi

b. Copy surat perintah pelaksanaan tugas, pelaksanaan kerja atau pemenuhan permintaan kegiatan seminar, promosi, pelatihan dll;

c. Daftar pemberian hadiah

(23)

Formulir Gratifikasi dan dokumen-dokumen kelengkapannya selanjutnya secara bersama-sama disebut

“Laporan Gratifikasi”

b. TPG PTPN II Menerima Formulir Gratifikasi dan meng-input data-data yang tercantum pada formulir tersebut ke dalam register gratifikasi yang berisi anatar lain:

1. Nomor Laporan; 2. Tanggal Laporan;

3. Data Pelapor (nama, tim kerja, dan Atasan Langsung); 4. Nama pihak/lembaga Pemberi;

5. Jenis dan Bentuk Gratifikasi; 6. Nilai/perkiraan nilai Gratifikasi.

c. TPG PTPN II memastikan kelengkapan data yang tercantum dalam laporan Gratifiaksi dan memverifikasinya. Dalam hal diperlukan, TPG PTPN II dapat meminta Pelapor untuk melengkapi dokumentasi jika menurut TPG PTPN II masih terdapat kekurangan dan diperlukan informasi tambahan.

d. Dalam hal laporan Gratifikasi dinilai sudah lengkap, maka TPG PTPN II membubuhkan stempel bertuliskan “LENGKAP” dan paraf pada setiap Laporan Gratifiaksi.

e. TPG PTPN II melakukan investigasi dan verifikasi kepada insan PTPN II yang diduga melakukan tindakan Gratifikasi tersebut dan meminta dokumen pendukung lainnya, jika ada.

(24)

pelaporan Gratifikasi dimaksud untuk ditindaklanjuti oleh KPK. Rekomendasi tersebut harus memperoleh disposisi dari Kabag Sekretaris Perusahaan,dalam hal disetujui maupun tidak.

g. Jika Kabag Sekretaris Perusahaan memberikan persetujuan untuk melimpakan proses tindak lanjut Laporan Gratifikasi tersebut kepada KPK, maka mekanisme selanjutnya adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan huruf E.I nomor 6 amapi 12.

h. Jika Kabag Sekretaris Perusahaan memberikan persetujuan untuk menindaklanjuti penanganan Laporan Gratifikasi tersebut dilakukan oleh Perusahaan sendiri, maka mekanisme selanjutnya adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan huruf E.II nomor 6 amapi 10.

IV. TINDAK LANJUT PENANGANAN SETELAH KELUARNYA KEPUTUSAN PERUNTUKAN BENDA GRATIFIKASI

Setelah diterbitkan Surat Keputusan peruntukan Benda Gratifikasi baik yang berasl dari Pimpinan KPK maupun Kabag Sekretaris Perusahaan,maka tindak lanjut yang dilakukan TPG PTPN II adalah:

1. PERUNTUKAN BENDA GRATIFIKASI BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN KPK

(25)

Setelah menrima Surat Keputusan, TPG PTPN II akan melakukan tindak lanjut sebagi berikut:

1). Memberitahukan kepada Penerima (dalam hal ini baik Pelapor maupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikan bahwa Pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan terkait dengan pelaporan Gratifikasinya dan meminta kepada Pelapor dan/atau Penerima untuk menyerahkan Benda Gratifikasi kepada Fungsi Compliance selaku TPG PTPN II disertai dengan dokumen dokumen pendukungnya;

2). Fungsi Compliance selaku TPG PTPN II menerima Benda Gratifikasi lengkap dengan dokumen-dokumen pendukungnya dan atas penyerahan tersebut, Penerima akan diberikan tanda terima oleh TPG PTPN II.

3). TPG PTPN II menyerahkan Benda Gratifikasi kepada KPK dengan membuat surat penyerahan Benda Gratifikasi tersebut berserta dokumen-dokumen pendukungnya.

4). Apabila Benda Gratifikasi tersebut berupa uang tunai, maka TPG PTPN II mentransfer uang tersebut kepada bank penerima yang ditunjuk KPK. Adapun dokumen-dokumen pendukungnya jika ada diserahkan kepada KPK dengan surat tanda terima;

5). TPG PTPN II menyimpan semua dokumentasi yang terkait hal tersebut diatas.

(26)

Setelah menrima Surat Keputusan, TPG PTPN II

1). Memberitahukan kepada Penerima (dalam hal ini baik Pelapor maupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikan bahwa Pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan terkait dengan pelaporan Gratifikasinya dan meminta Penerima untuk menyerahkan Benda Gratifikasi kepada Fungsi Compliance selaku TPG PTPN II disertai dengan dokumen dokumen pendukungnya;

2). Fungsi Compliance selaku TPG PTPN II menerima Benda Gratifikasi lengkap dengan dokumen-dokumen pendukungnya dan atas penyerahan tersebut, Penerima akan diberikan tanda terima oleh TPG PTPN II.

3) TPG PTPN II menerima Benda Gratifikasi tersebut dengan dokumen-dokumen pendukungnya serah terima tersebut harus dicatat dalam suatu surat tanda terima yang ditandatangani oleh Penerima atau pihak yang menyerahkan dan pihak TPG PTPN II.

4) TPG PTPN II mencatat penerimaan Benda Gratifikasi dan dokumen-dokumen pendukungnya yang menjadi milik Perusahaan dalam suatu buku register penerimaan Benda Gratifikasi Yang Menjadi Milik Perusahaan.

(27)

6) Peruntukan dan/atau penyaluran Benda Gratifikasi tersebut di atas diatur dalam suatu Surat keputusan Kabag Sekretaris Perusahaan;

7) TPG PTPN II melaksanakan isi Surat Keputusan Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai peruntukan dan penyaluran tersebut.

8) TPG PTPN II mencatat dan menyimpan semua dokumentasi yang terkait peruntukan dan penyaluran tersebut di atas.

9) TPG PTPN II membuat laporan kepada KPK secara berkala mengenai peruntukan dan penyaluran Benda gratifikasi Yang Diputuskan Menjadi Milik Perusahaan.

c. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Penerima

1) Memberitahukan kepada Penerima (dalam hal ini baik Pelapor maupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikan bahwa Pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan bahwa Benda Gratifikasi yang dilaporkan tersebut menjadi milik Penerima.

2) TPG PTPN II akan membuat tanda terima dengan merujuk pada surat keputusan Pimpinan KPK yang ditandatangani oleh Penerima atau pihak yang menyerahkan dan pihak TPG PTPN II.

3) Asli tanda terima wajib disimpan oleh TPG PTPN II;

(28)

5) TPG PTPN II membuat laporan kepada KPK secara berkala mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi yang Diputuskan Menjadi Milik Penerima.

2. PERUNTUKAN BENDA GRATIFIKASI BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KABAG SEKRETARIS PERUSAHAAN

a. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Perusahaan

Setelah menerima Surat Keputusan dari Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi, TPG PTPN II akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Memberitahukan kepada Penerima (dalam hal ini baik Pelapor maupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikan bahwa Kabag Sekretaris Perusahaan telah menerbitkan keputusan terkait dengan pelaporan Gratifikasinya dan meminta kepada Penerima untuk menyerahkan Benda Gratifikasi kepada fungsi Complience selaku TPG PTPN II, disertai dengan dokumen dokumen pendukungnya;

2) Penerima menyerahkan Benda Gratifikasi tersebut kepada TPG PTPN II dengan tanda terima yang wajib ditanda-tangani oleh Penerima dan perwakilan TPG PTPN II.

3) TPG PTPN II mencatat ke dalam buku register penerimaan Benda Gratifikasi yang menjdi milik Perusahaan disertai dengan detil dokumen pendukungnya;

(29)

register penerimaan Benda Gratifikasi Yang Menjadi Milik Perusahaan;

5) Kabag Sekretaris Perusahaan memutuskan penyaluran dan peruntukan Benda Gratifikasi kepada pihak-pihak tertentu baik di dalam Perusahaan maupun lembaga/instansi atau badan sosial di luar Perusahaan;

6) Peruntukan dan/atau penyaluran Benda Gratifikasi tersebut di atas diatur dalam suatu Surat Keputusan Kabag Sekretaris Perusahaan;

7) TPG PTPN II melaksanakan isi Surat Keputusan Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi tersebut;

8) TPG PTPN II mencatat dan menyimpan semua dokumentasi yang terkait peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi tersebut di atas;

9) TPG PTPN II membuat laporan kepada KPK secara berkala mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi Yang Menjadi Milik Perusahaan.

b. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Penerima

Setelah menerima Surat Keputusan dari Kabag Sekretaris Perusahaan mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi, TPG PTPN II akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

(30)

pelaporan Gratifikasinya bahwa peruntukan Benda Gratifiksinya tersebut menjadi milik Penerima;

2) Apabila sampai dengan setelah diterbitkannya surat keputusan peruntukan tersebut Benda Gratifikasinya tersimpan di Penerima, maka TPG PTPN II akan membuat tanda terima dari TPG PTPN II kepada Penerima dengan merujuk pada Surat Keputusan Kabag Sekretaris Perusahaan;

3) Tanda terima dimaksud wajib ditandatangani oelh perwakilan TPG PTPN II dan Penerima;

4) Apabila sampai dengan setelah keputusan peruntukan tersebut Benda Gratifikasi tersimpan di TPG PTPN II, maka TPG PTPN II menyerahkan Benda Gratifikasi tersebut dengan membuat tanda terima yang wajib ditandatangani oleh Penerima dan perwakilan TPG PTPN II;

5) Asli tanda terima wajib disimpan oleh TPG PTPN II;

6) TPG PTPN II wajib mencatat dan menyimpan seluruh dokumentasi terkait dengan peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi tersebut;

7) TPG PTPN II membuat laporan kepada KPK secara berkala mengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi Yang Menjadi Milik Penerima;

(31)

BAB V

IMPLEMENTASI PEDOMANTIM PENGENDALIAN GRATIFIKASI (TPG)

A. IMPLEMENTASI

Untuk memastikan bahwa Pedoman ini diketahui oleh seluruh insan PTPN II dan Pihak Ketiga, maka ditugaskan kepada insan PTPN II untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

(32)

2. Fungsi Compliance, Fungsi Corporate Communication dan Public Realtion PTPN II ditugaskan untuk secara terus menerus memberikan informasi kepada seluruh insan PTPN II, Pihak Ketiga dan pihak-pihak lainnya mengenai diberlakukannya Pedoman ini di Lingkungan PTPN II.

3. Seluruh Kepala Bagian, Manajer masing-masing Direktorat dan kebun di Lingkungan PTPN II ditugaskan untuk menyampaikan Pedoman ini kepada seluruh pihak terkait dalam mata rantai di Lingkungan PTPN II, dalam hal ini termasuk namun tidak terbatas pada penyedia barang/jasa, agen, distributor, dan pelanggan serta steakholder lainnya.

4. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak manapun yang berkeinginan mengetahui isi Pedoman ini.

5. Menugaskan kepada Fungsi Complience untuk membangun sistem implementasi Pedoman ini hingga ke Tim Operasi PTPN II.

6. Kabag Sekretaris Perusahaan ditugaskan memonitor penerapan pedoman ini dan memberikan laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Utama mengenai implementasinya termasuk laporan-laporan yang telah diterima terkait dengan Gratifikasi.

B. SANKSI ATAS PELANGGARAN

(33)

Melakukan pelaporan gratifikasi berarti telah melindungi diri sendiri dan keluarga dari peluang dikenakannya tuduhan tindak pidana suap.

C. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI.

1. Keteladanan (Tone of the Top)

2. Kode Etik dan aturan Prilaku (Code of Conduct) serta penegakan kode etik

3. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest)

4. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blower System)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Laporan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment)

Lampiran 2 : Formulir Laporan Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment)

Lampiran 3 : Formulir Laporan Permintaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment)

(34)

Lampiran 5 : Lembar Checklist Analisis Penetuan Kepemilikan Dan Pemanfaatan Atas Penerimaan Hadiah/Cinderamata & Hiburan.

FORM I

PELAPORAN PENERIMAAN HADIAH / CINDERAMATA DAN HIBURAN (ENTERTAINMENT)

Kepada :

Sesuai dengan Ketentuan Pemberian dan Penerimaan Hadiah/ Cinderamata dan Hiburan (Entertainment) PT Perkebunan Nusantara II (Persero) - (SK Direksi No.II.1/Kpts/R.../..../2012) saya yang bertanda tangan di bawah ini menyampaikan laporan penerimaan hadiah/cinderamata danm hiburan (entertainmen) sebagai berikut:

Nama :

(35)

1. Hadiah / Cinderamata dan Hiburan yang diterima sebagaimana tercantum dalam

2. Apakah Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan dimaksud telah diketahui atasan Saudara?

*) Coret yang tidak perlu

FORM II

PELAPORAN PEMBERIAN HADIAH / CINDERAMATA DAN HIBURAN (ENTERTAINMENT)

Kepada :

Sesuai dengan Ketentuan Pemberian dan Penerimaan Hadiah/ Cinderamata dan Hiburan (Entertainment) PT Perkebunan Nusantara II (Persero) - (SK Direksi No.II.1/Kpts/R.../..../2012) saya yang bertanda tangan di bawah ini menyampaikan laporan penerimaan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) sebagai berikut:

Nama :

(36)

1. Sebutkan Keterangan mengenai Hadiah / Cinderamata dan Hiburan yang diterima sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini :

No TGL BENTUK

2. Apakah Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan dimaksud telah diketahui atasan Saudara?

...

Pelapor

( ...) atasan langsung pelapor

(...)

*) Coret yang tidak perlu

FORM III

PELAPORAN PEMBERIAN HADIAH / CINDERAMATA DAN HIBURAN (ENTERTAINMENT)

Kepada :

Sesuai dengan Ketentuan Pemberian dan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment) PT Perkebunan Nusantara II (Persero)-(SK Direksi No.II.1/Kpts/R.../..../20) saya yang bertanda tangaj di bawah ini menyampaikan laporan penerimaan hadiah/cinderamata danm hiburan (entertainmen) sebagai berikut:

Nama :

(37)

1. Sebutkan Keterangan mengenai Hadiah / Cinderamata dan Hiburan yang tidak sesuai Ketentuan sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini :

No

2. Apakah Permintaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan akan diberikan sudah diketahui oleh atasan Saudara?

...

Pelapor

( ...) atasan langsung pelapor

(...)

*) Diisi oleh atasan langsung pelapor

LEMBAR CHECKLIST REVIEW PELAPORAN PENERIMAAN HADIAH/CINDERAMATA DAN HIBURAN

REVIEW I

No PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah penerimaan tersebut termasuk dalam kategori hadiah seremonial dan atau hadiah/fasilitas berkaitan kedinasan?

2 Apakah penerimaan tersebut termasuk dalam kategori hadiah promosi

FORMULA TINDAK LANJUT PENANGANAN ATAS HASIL REVIW I

(38)

REVIEW II

No PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah pemberian tersebut dalam bentuk uang?

FORMULA TINDAK LANJUT PENANGANAN ATAS HASIL REVIW II

No Y T No Y T

1 Y 1 Y

2 Y 2 Y

HASIL KPK HASIL REVIEW IIII

REVIEW III

No PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah nilai obyek penerimaan tersebut ddibawah standar nilai yang ditetapkan instansi?

2 Apakah obyek penerimaan tersebut masuk kategori makanan maupun minuman

FORMULA TINDAK LANJUT PENANGANAN ATAS HASIL REVIW III

No Y T No Y T No Y T No Y T

1 Y 1 Y 1 Y 1 Y

2 Y 2 Y 2 Y 2 Y

HASIL:INSTANSI HASIL:INSTANSI HASIL:TIDAK PROSES

HASIL:REVIEW II

REKOMENDASI PENANGANAN *)

INSTANSI KPK

Nama Pereview Tgl Review Tanda Tangan Preview

LEMBAR PERSETUJUAN

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan negatif antara konflik peran ganda dengan life satisfaction pada wanita bekerja yang berprofesi sebagai guru.Semakin tinggi tingkat konflik peran ganda yang

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah Perilaku Satwa Liar, dengan judul Preferensi Pakan dan Perilaku Makan Walabi Lincah

Secara umum bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah, mayoritas terjadi pada ibu berusia 20-38 tahun, status pekerjaan tidak bekerja, pendidikan terakhir

Salah satu bentuk pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Mandiri Abadi Syariah Jalan Pelajar pembiayaan Qardhul Hasan kepada pengusaha kecil dengan kemampuan ekonomi

Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Perubahan nutrisi

 3utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekunder terhadap demam dan proses in%eksi ditandai dengan na%su makan menurun, BB turun, mual

Hasil obserfasi aktifitas guru dan siswa serta hasil tes akhir siswa pada tindakan siklus dua memberikan hasil yang baik dalam pelaksanaan penelitian tindakan,

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan denda pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Mandiri cabang Bandar Lampung, dalam pelaksanaannya telah memenuhi