• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Berkelanjutan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan Penanganan Kemiskinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembangunan Berkelanjutan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan Penanganan Kemiskinan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan Berkelanjutan,

Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (CSR), dan

Penanganan Kemiskinan

Disampaikam dalam : Diskusi Publik “Akuntabilitas Sosial CSR Industri Ekstraktif

dan Peranannya Dalam Penanggulangan Kemiskinan” Jakarta, 18 Juli 2013 Diselenggarakan oleh PWYP Indonesia bekerjasama dengan FITRA Jatim

didukung oleh Yayasan TIFA

Jalal A+ CSR Indonesia/Lingkar Studi CSR

(2)

AGENDA

1. Pembangunan

Berkelanjutan

2. Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (CSR)

3. ISO 26000:2010 Guidance

on Social Responsibility

4. CSR dan Penanganan

(3)

1. Pembangunan Berkelanjutan

• Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi

sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (WCED, 1987, Our Common Future).

• Jumlah total kapital--sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik, personal--yang ditransfer dari satu

generasi ke generasi berikutnya minimal sama (Serageldin, I. 1996. Sustainability as Opportunity and the Problem of Social Capital’, Brown Journal of World Affairs Vol. 3 No. 2).

• Menjadi inspirasi utama triple bottom line: ekonomi, sosial, lingkungan. Tak ada aspek yang boleh

(4)

Jejak Kaki Ekologis

Jejak Kaki Ekologis (Ecological Footprint) umat manusia sekarang

berada pada 50% lebih banyak dibandingkan yang bisa disokong Bumi. Manusia terus mencuri—bahkan

(5)

Jejak Kaki Ekologis dan Jejak Karbon

Sumber:

(6)

Keberlanjutan yang Mana?

(7)

Kerangka Baru untuk

Pembangunan Berkelanjutan

Sumber: Griggs, et al. (2013)

(8)

Usulan SDGs sebagai Kelanjutan MDGs

Sumber: Griggs, et al. (2013)

(9)

Tiga Dokumen Penting Pembangunan

Berkelanjutan Pasca-2015

(10)

2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

“Responsibility of an organization for the

impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and

consistent with international norms of

behaviour; and is integrated throughout the organization and practiced in its

relationships.”

(ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility)

(11)

1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 Environmental Debate 1st Environmental Program (FRG) World Conservation Strategy Sustainable Development

Corporate Social Responsibility

Brundtland Report Rio Conference Corporate Social Responsive-ness Issues Management Agenda 21 Corporate Sustaina-bility Jo-burg Summit Stakeholder Theory Implementation Process Corporate Social Performance Harmonization Merging of Social & Environmental Goals Stakeholder Oriented Issue Management Sumber: Loew, 2004 Corporate Social Responsibility

Pertautan SD dan CSR

(12)

Peran Potensial Perusahaan dalam

Pembangunan Berkelanjutan

“For the business enterprise, sustainable development means adopting business strategies and activities that meet the needs of the enterprise and its stakeholders today while protecting, sustaining and enhancing the human and natural resources that will be needed in the future.” Business Strategy for Sustainable Development

(IISD, 1992)

“…If sustainable development is to achieve its potential, it must be integrated into the planning and

measurement systems of business enterprises.” (Robert Steele, AtKisson Group International)

(13)

Kenyataan Peran Perusahaan

dalam Pembangunan

Sebagian besar bencana lingkungan paling buruk disebabkan oleh perusahaan! (Hernan, 2010) 75% masalah sosial dan lingkungan disebabkan oleh perusahaan. (Kiernan, 2009)

(14)

Perusahaan dan Dampak

Negatif atas Lingkungan

Sumber: Trucost dan TEEB (2013)

(15)

Dimensi CSR

• Alexander Dahlsrud telah mengumpulkan seluruh definisi yang popular,

kemudian mengujinya secara statistik (JCSREM 15/2008).

• Hasilnya adalah bahwa 37 definisi CSR paling popular memiliki konsistensi dalam lima dimensi: ekonomi,

sosial, lingkungan, pemangku kepentingan dan sifat

voluntari.

• Perbedaan yang ada di antara ke-37 definisi hanyalah soal

(16)

Penjelasan Dimensi CSR

Ekonomi, sosial, lingkungan: perusahaan dalam menjalankan CSR harus memperhitungkan

keseimbangan ketiganya, tak boleh ada trade off dalam jangka panjang di antara ketiganya, dan ketiganya harus mengalami kemajuan.

Pemangku kepentingan: perusahaan dalam

menjalankan CSR harus memperhatikan seluruh

pemangku kepentingan internal dan eksternalnya, dan mencari keseimbangan terbaik bagi pemuasan seluruh kepentingan mereka.

Voluntari: perusahaan dalam menjalankan CSR harus mematuhi seluruh regulasi yang berlaku kemudian berusaha melampauinya sejauh mungkin.

(17)

Periodisasi Respons Perusahaan

atas Tuntutan Pemangku Kepentingan

(18)

Setelah Fase Ketiga?

• Banyak promotor CSR masih

menggunakan periodisasi Warhurst, padahal “today” dalam tabel tersebut merujuk pada kurun waktu 10 tahun yang lalu.

• Fase Ketiga: “Mencegah Kejadian

Buruk” tampaknya telah disuksesi oleh Fase Keempat: “Meraup Keuntungan dari CSR.” Berbagai standar dan

literatur setelah medio 2000-an

menunjukkan kecenderungan tersebut. Penekanannya pada (1) keuntungan bersama antara perusahaan dengan pemangku kepentingannya, dan (2) integrasi CSR ke dalam bisnis.

Fase Kelima: “Transformasi Bisnis” mungkin juga sedang terjadi, dan banyak dibicarakan mulai 2010an.

(19)

3. ISO 26000:2010

Guidance on Social Responsibility

(20)

Prinsip Tanggung Jawab Sosial

1. Akuntabilitas 2. Transparensi 3. Perilaku Etis 4. Penghormatan kepada Kepentingan Stakeholder

5. Kepatuhan kepada Hukum 6. Penghormatan kepada

Norma Perilaku Internasional 7. Penegakan HAM

Sumber:

(21)

Prinsip 1.

Akuntabilitas

• Akuntabilitas: membuktikan bahwa

organisasi bersangkutan melakukan segala sesuatu dengan benar.

• Akuntabilitas yang diminta adalah terhadap seluruh pemangku kepentingan, dalam hal dampak organisasi atas masyarakat dan lingkungan—termasuk dampak yang tak disengaja atau tak diperkirakan

• Organisasi seharusnya menerima bahkan mendorong penyelidikan mendalam atas dampak operasionalnya.

(22)

Prinsip 2.

Transparensi

• Sebuah organisasi seharusnya menyatakan dengan transparen

seluruh keputusan dan aktivitasnya yang memiliki dampak atas

masyarakat dan lingkungan.

• Karenanya, yang dituntut adalah keterbukaan yang “clear, accurate and complete” atas seluruh

(23)

Prinsip 3.

Perilaku Etis

• Sebuah organisasi harus berperilaku etis sepanjang waktu, dengan menegakkan kejujuran, kesetaraan dan integritas.

• Promosi perilaku etis

dilaksanakan melalui: (1)

pengembangan struktur tata kelola yang mendorong perilaku etis, (2) membuat dan

mengaplikasikan standar perilaku etis, dan (3) terus

menerus meningkatkan standar perilaku etis.

(24)

Prinsip 4.

Penghormatan pada

Kepentingan

Stakeholder

• Sebuah organisasi harus

menghormati dan menanggapi kepentingan seluruh stakeholder -nya.

• Yang harus dilakukan adalah: (1) mengidentifikasi, (2) menanggapi kebutuhan, (3) mengenali hak-hak legal dan kepentingan yang sah, serta (4) mengenali kepentingan yang lebih luas terkait dengan pembangunan berkelanjutan.

(25)

Identifikasi Pemangku Kepentingan

dalam ISO 26000:2010

• Kepada siapa saja organisasi memiliki kewajiban hukum?

• Siapa saja yang potensial terkena dampak positif dan negatif dari keputusan dan aktivitas organisasi?

• Siapa saja yang biasanya dilibatkan manakala suatu isu muncul?

• Siapa yang bisa membantu organisasi dalam mengelola dampak yang ditimbulkannya?

• Siapa saja yang akan dirugikan kalau mereka tidak diikutsertakan dalam pembinaan hubungan

(engagement)?

(26)

Prinsip 5.

Kepatuhan terhadap Hukum

• Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan pada hukum

adalah suatu kewajiban.

• Yang harus dilakukan adalah: (1) patuh pada semua regulasi, (2) memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan

kerangka hukum yang relevan, (3) patuh pada seluruh aturan yang dibuatnya sendiri secara adil dan imparsial, (4) mengetahui

perubahan-perubahan dalam regulasi, dan (5) secara periodik memeriksa kepatuhannya.

(27)

Prinsip 6.

Penghormatan terhadap

Norma Perilaku Internasional

Di negara-negara di mana

hukum nasionalnya atau

implementasinya tidak

mencukupi untuk

melindungi kondisi

lingkungan dan sosialnya,

sebuah organisasi harus

berusaha untuk mengacu

kepada norma perilaku

internasional.

(28)

Prinsip 7.

Penghormatan terhadap HAM

• Setiap organisasi harus menghormati HAM, serta

mengakui betapa pentingnya HAM serta sifatnya yang universal.

• Yang harus dilakukan: (1) manakala ditemukan situasi HAM tidak

terlindungi, organisasi tersebut harus melindungi HAM, dan tidak mengambil kesempatan dari situasi itu, dan (2) apabila tak ada regulasi HAM di tingkat nasional, maka

organisasi harus mengacu pada standar HAM internasional

(29)

Subjek Inti Tanggung

Jawab Sosial

Sumber:

(30)

Subjek Inti 1.

Tata Kelola Organisasi

Definisi

Tata kelola organisasi adalah sistem yang dibuat dan dijalankan oleh sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya

Prinsip dan Konsideran

Akuntabilitas, transparensi, perilaku etis,

penghormatan pada kepentingan stakeholder dan kepatuhan pada hukum harus dimasukkan ke dalam pengambilan keputusan.

Proses dan Struktur Pengambilan Keputusan

Seluruh organisasi harus memiliki proses, sistem dan struktur yang memungkinkannya untuk

mengaplikasikan prinsip-prinsip dan praktik tanggung jawab sosial.

(31)

Subjek Inti 2.

Hak-hak Asasi Manusia

1. Penelitian mendalam (due diligence)

2. Kondisi yang menimbulkan risiko HAM

3. Penghindaran pelanggaran 4. Penyelesaian keluhan

5. Diskriminasi dan kelompok-kelompok rentan

6. Hak-hak sipil dan politik

7. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya

8. Hak-hak fundamental ketenagakerjaan

(32)

Subjek Inti 3.

Praktik Ketenagakerjaan

1. Kerja dan hubungan

ketenagakerjaan

2. Kondisi kerja dan jaminan sosial

3. Dialog ketenagakerjaan

4. Kesehatan dan keselamatan kerja

5. Pengembangan sumberdaya manusia dan pelatihan

(33)

Subjek Inti 4.

Lingkungan

1. Pencegahan polusi 2. Penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan 3. Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim 4. Proteksi lingkungan dan keragaman

hayati dan restorasi habitat

(34)

Subjek Inti 5.

Praktik Operasi yang Adil

1. Anti-korupsi

2. Keterlibatan yang

bertanggung jawab dalam urusan politik

3. Kompetisi yang adil

4. Promosi tanggung jawab sosial dalam value chain

5. Penghormatan terhadap hak cipta

(35)

Subjek Inti 6.

Isu-isu Konsumen

1. Pemasaran yang adil, dengan informasi yang faktual dan tidak bias, serta praktik kontraktual yang adil

2. Pemeliharaan kesehatan dan keselamatan konsumen

3. Konsumsi yang berkelanjutan

4. Pelayanan dan dukungan terhadap konsumen, serta penyelesaian

keberatan

5. Proteksi dan privasi data konsumen

6. Akses terhadap pelayanan esensial

(36)

Subjek Inti 7.

Pelibatan dan

Pengembangan Masyarakat

1. Pelibatan masyarakat

2. Pendidikan dan kebudayaan 3. Penciptaan lapangan kerja

dan peningkatan keterampilan

4. Pengembangan dan akses atas teknologi

5. Kesejahteraan dan

peningkatan pendapatan 6. Kesehatan

(37)

4. CSR dan Penanganan

Masalah Kemiskinan

• Pembangunan berkelanjutan sangat menekankan pada konsep equity, needs, dan limitations.

Equity berarti keadilan intra- dan antar-generasi.

Needs berarti pemenuhan kebutuhan dasar, terutama untuk mereka yang belum

mendapatkannya. Limitations berarti keharusan hidup dalam batas-batas daya dukung lingkungan. Kemiskinan terutama terkait dengan konsep

equity dan needs.

• CSR yang merupakan tanggung jawab perusahaan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan

sudah seharusnya sangat memperhatikan kemiskinan.

(38)

Kemiskinan sebagai Tantangan Terbesar

Pembangunan Berkelanjutan

(39)

Bisnis dan

Penanganan

Kemiskinan

(40)

Mencegah Bisnis

Memperparah Kemiskinan

Model Nelson dan Prescott (2003) sangat banyak diadopsi oleh perusahaan yang memiliki komitmen

membantu penyelesaian masalah kemiskinan, terutama yang menggunakan perspektif MDGs.

• Namun demikian, model tersebut melupakan satu komponen penting, dan harus ditaruh sebagai yang pertama, yaitu mencegah bisnis menciptakan atau memperparah kemiskinan. Komponen ini sangat

ditekankan oleh ISO 26000, terutama pada Prinsip 1 dan Subjek Inti 7.

• Oleh karena itu, (1) dampak potensial perusahaan

terhadap kemiskinan harus masuk ke dalam penilaian dampak sosial dan lingkungan, serta (2) ditinjau dan diawasi oleh para pakar kemiskinan, untuk mencegah dampak negatif perusahaan atas kesejahteraan

(41)

Bisnis untuk Memecahkan

Masalah Kemiskinan

Dalam memecahkan masalah kemiskinan, pendekatan pasar bisa dipergunakan,

termasuk dengan memodifikasi business as usual. Contohnya adalah pendekatan CK

Prahalad (BoP) dan Muhammad Yunus (bisnis sosial).

Prahalad mengusulkan kelompok miskin

sebagai konsumen khusus dan menjadi mitra bisnis. Yunus mengusulkan pembuatan jenis bisnis baru yang memang ditujukan untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait

kemiskinan, mis. Grameen Bank (kredit mikro) dan Grameen Danone (fortifikasi makanan). • Seluruh bentuk-bentuk pemecahan masalah

masyarakat oleh perusahaan kini dikenal sebagai social innovation.

(42)

Terima Kasih

Jalal

Lingkar Studi CSR/ A+ CSR Indonesia www.csrindonesia.com jalal.csri@yahoo.com +62-815-13803616

Referensi

Dokumen terkait

KAST adalah suatu program kemitraan yang melibatkan usaha besar dan usaha menengah (inti), usaha kecil (petani plasma) dengan melibatkan bank syairah sebagai pemberi dana

Fokus pembangunan Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu lima tahun (2016-2021) adalah dengan diawali melakukan pembenahan Infrastruktur secara umum khususnya pada

Karakterisasi gugus fungsi dengan spektrofotometer inframerah menunjukkan adanya ikatan O-H, C-H, dan C-O serta gugus metilen (CH 2 ) pada periderm umbi kuning dan putih

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa produksi kopi berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume ekspor

Selain itu, ahli gizi ruangan juga memberikan edukasi gizi sesuai kondisi pasien dan diet yang akan diberikan sehingga pasien termotivasi untuk mengonsumsi makanan dari

Akuisisi data variabel proses sintering dilakukan dengan parameter proses sebagai berikut; laju kenaikan temperatur 250 o C/jam, temperature puncak sintering 1700 o C,

Pada gambar 1 terlihat bahwa semakin tinggi kadar Nb yang terdapat dalam paduan Zr−Nb−Fe−Cr, maka ukuran butirnya relatif lebih kecil seperti terlihat pada Gambar 1.. Hal

Merasakan diri pulih sepenuhnya setelah menjalani pemulihan dipusat serenti ini dan bersyukur kerana tidak terlibat dengan dadah yang lebih berat seperti heroin