KELOMPOK 1 :
1. Arno Estu Prayogi
2. Elsya Rahayu
3. Feby Sartika
4. Ike Nurjannah
5. Puteri Nurul Ramadhan
6. Riani Octavianty Raju
•
ESENSI DAN RANAH PROFESI
KEPENDIDIKAN
ESENSI DAN RANAH
PROFESI
A. Ranah Profesi
Kependidikan
A. Ranah Profesi
Kependidikan
2. Profesi Tenaga Profesi Tenaga KependidikanKependidikan
Profesi Pendidik Profesi Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lainnya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan kependidikan.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lainnya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan kependidikan.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana
didalamnya termasuk pendidik.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana
Lima kategori tenaga kependidikan
Lima kategori tenaga kependidikan
Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji,
pengajar, dan pelatih
Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji,
pengajar, dan pelatih
Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial
atau administratif kependidikan.
Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial
atau administratif kependidikan.
Tenaga pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala
sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan
pendidikan luar sekolah.
Tenaga pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala
sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan
pendidikan luar sekolah.
Tenaga teknis kependidikan terdiri atas laboran dan
teknisi sumber belajar
Tenaga teknis kependidikan terdiri atas laboran dan
teknisi sumber belajar
22
33
44
55 11
Tenaga fungsional kependidikan terdiri atas penilik,
pengawas, peneliti, dan pengembang dibidang
kependidikan dan pustakawan.
Tenaga fungsional kependidikan terdiri atas penilik,
pengawas, peneliti, dan pengembang dibidang
B. Guru dan Tenaga Kependidikan
Profesional
B. Guru dan Tenaga Kependidikan
Profesional
Kriteria Guru Profesional
Kriteria Guru Profesional
Guru mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Guru mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidik profesional yang mempunyai tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.
Pendidik profesional yang mempunyai tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.
Definisi Guru
Keterampilan guru
Keterampilan guru
Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan. Tautan antara keduanya tercermin dalam kinerjanya selama transformasi pembelajaran. Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan. Tautan antara keduanya tercermin dalam kinerjanya selama transformasi pembelajaran. Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal sesuai dengan peraturan perundang undangan
Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal sesuai dengan peraturan perundang undangan
Kedudukan Guru
C. Profesi dan Prinsip-prinsip Profesionalitas
C. Profesi dan Prinsip-prinsip Profesionalitas
Profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan
untuk menguasai ketermpilan dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan
untuk menguasai ketermpilan dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
Profesional bermakna pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi
Profesional bermakna pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi
Menurut Howard M.
Volmer dan Donald
L. Mills
Menurut Howard M.
Volmer dan Donald
L. Mills
Pengertian
profesional
Faktor Penting Penentu
Profesionalisme dalam Suatu Jabatan
Faktor Penting Penentu
Profesionalisme dalam Suatu Jabatan
1
2
3
Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian atau spesialisasi. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh
program pendidikan keahlian atau spesialisasi.
Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian khusu yang dikuasai)
Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian khusu yang dikuasai)
Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang dimiliki. Penghasilan yang memadai sebagai imbalan
terhadap keahlian khusus yang dimiliki.
Menurut Djojonegoro
(1998)
Menurut Djojonegoro
Unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
tugasmendidik dan mengajar secara efektif dan efisien. Unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
tugasmendidik dan mengajar secara efektif dan efisien.
Kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
Kriteria Kompetensi Guru
Kriteria Kompetensi Guru
1
2
3
Knowledge criteria
Knowledge criteria
Perfomance criteria
Perfomance criteria
Product criteria
Product criteria
Menurut Conny R. Semmiawan Menurut Conny R.
Prinsip-prinsip Profesi Guru dan Dosen
Prinsip-prinsip Profesi Guru dan Dosen
Menurut UU No.
14
tahun2015
Menurut UU No.
14
tahun2015
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan aklak mulia
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan aklak mulia
3. Memiliki kualifiksi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
3. Memiliki kualifiksi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5.Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru
6.Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
PENDEKATAN
PELEMBAGAAN
Hasil studi beberapa ahli mengenai sifat – sifat atau karakteristik –
karakteristik profesi itu menghasilkan kesimpulan seperti berikut
ini :
Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
Memiliki pengetahuan spesialisasi Memiliki pengetahuan spesialisasi
Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien
Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien
Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau cummunicable
Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau cummunicable
Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja
secara mandiri atau self organization
A. Pendekatan Karakteristik
Mementingkan kepentingan orang lain (altruism)
Mementingkan kepentingan orang lain (altruism)
Memiliki kode etik Memiliki kode etik
Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunita
Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunita
Mempunyai sistem upah Mempunyai sistem upah
B. Pendekatan Institusional
B. Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional memandang profesi dari
segi proses institusional atau perkembangan
asosional.
Pendekatan institusional memandang profesi dari
segi proses institusional atau perkembangan
Memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau full time
Memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau full time
Menetapkan sekolah tempat menjalani proses pendidikan atau
pelatihan
Menetapkan sekolah tempat menjalani proses pendidikan atau
pelatihan
Mendirikan asosiasi profesi Mendirikan asosiasi profesi
Melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan hukum terhadap asosiasi atau perhimpunan
tersebut
Melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan hukum terhadap asosiasi atau perhimpunan
tersebut
Mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan
Mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan
Menurut H. L
Wilensky
(1976)
Menurut H. L
Wilensky
(1976)
1. Menetapkan perkumpulan profesi.
2. Mengubah dan menetapkan pekerjaan itu
menjadi suatu kebutuhan.
3. Menetapkan dan mengembangkan kode etik.
4. Melancarkan agitasi untuk memperoleh dukungan
masyarakat.
5. Secara
bersama
mengembangkan
fasilitas
latihan.
1. Menetapkan perkumpulan profesi.
2. Mengubah dan menetapkan pekerjaan itu
menjadi suatu kebutuhan.
3. Menetapkan dan mengembangkan kode etik.
4. Melancarkan agitasi untuk memperoleh dukungan
masyarakat.
5. Secara
bersama
mengembangkan
fasilitas
latihan.
5 Tahap Memprofesionalkan Suatu Pekerjaan
5 Tahap Memprofesionalkan Suatu Pekerjaan
Menurut T. Caplow
(1975)
Menurut T. Caplow
The
legislatic
approach
yaitu
pendekatan yang menekankan adanya
pengakuan atas suatu profesi oleh
negara atau pemerintah.
Menurut M. Friedman (1976), pengakuan atas suatu pekerjaan menjadi suatu profesi sungguhan dapat
ditempuh melalui tiga tahap, yaitu: 1. Registrasi (registration)
2. Sertifikasi (certification) 3. Lisensi (licensing)
Menurut M. Friedman (1976), pengakuan atas suatu pekerjaan menjadi suatu profesi sungguhan dapat
ditempuh melalui tiga tahap, yaitu: 1. Registrasi (registration)
2. Sertifikasi (certification) 3. Lisensi (licensing)