UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PEMBELAJARAN SISTEM JARAK JAUH DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
KARYA ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
ESROM KANINE NPM. 0906594311
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA
UNIVERSITAS INDONESIA 2010
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas sumber daya manusia ( SDM ) antara seseorang, kelompok usaha atau suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet maupun intranet, dimungkinkan untuk bisa memperoleh gelar sarjana keperawatan ( BSN ) melalui pendidikan jarak jauh yang dikembangkan dibeberapa pendidikan tinggi keperawatan di Amerika Serikat tanpa harus tatap muka di kelas dan para perawat dapat bekerja sambil mengikuti perkuliahan secara on line. (Benjamin, R., & Ostrow, L. 2008) Tren dan issu yang berkembang di Amerika Serikat bahwa pada tahun 2014 negara adidaya ini diperkirakan membutuhkan tenaga perawat lebih dari 1,2 juta meskipun 55% dari yang disurvei perawat melaporkan keinginan mereka untuk pensiun antara 2001 dan 2020, rumah sakit AS membutuhkan sekitar 118.000 RNS untuk mengisi posisi yang kosong. Hal ini berarti seorang Registerd Nurse (RN) memiliki peluang 8,5% untuk memenuhi proyeksi pertumbuhan permintaan untuk layanan RN demikian dilaporkan oleh American Association of Colleges of Nursing, 2007). Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memnuhi kebutuhan akan tenaga perawat adalah dengan melalui pendidikan jarak jauh sebagai salah satu solusi yang diusulkan untuk mendidik lebih banyak perawat untuk mengurangi akan kebutuhan tenaga perawat, Mancuso-Murphy, J. (2007). Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa tren dan isu model pembelajaran saat ini di Amerika Serikat menggunakan teknologi dengan mengedepankan tiga kategori teknologi pendidikan keperawatan yaitu : sistem pembelajaran jarak jauh, pembelajaran klinis, dan penggunaan perangkat lunak / teknis untuk mendukung
sistem pembelajaran secara on line (Benjamin, R., & Ostrow, L. 2008). Sedangkan Watts, J. H., & Waraker, S. M. (2008) dalam hasil penelitian tindakan tentang pembelajaran jarak jauh ( e-learning nursing ) pada sejumlah perawat yang bekerja berpendapat bahwa para peserta didik mampu menguasai sejumlah pengetahuan setelah diberi panduan secara tutorial baik melalui web conference, dan peserta didik menginginkan proses pembelajaran seperti kuliah tatap muka, keperpustakaan dan sosialisasi di bar khusus mahasiswa serta konflik yang dihadapi adalah mereka lebih mengutamakan komitmen keluarga.
Berdasarkan hasil telaahan di atas penulis tertarik mengeksplorasi sejauh mana peran teknologi informasi dalam pembelajaran jarak jauh khususnya di tatanan layanan keperawatan di Amerika Serikat dan implikasinya terhadap kemajuan teknologi dalam layanan keperawatan di Indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah menelaah lebih jauh tentang teknologi informasi dalam sistem pembelajaran jarak jauh di beberapa perguruan tinggi keperawatan di Amerika Serikat dan bagaimana penerapannya secara umum di Indonesia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pendidikan Jarak Jauh di Amerika Serikat
Menurut Pym (1992) pendidikan jarak jauh adalah satu set pengajaran dan strategi belajar untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kebutuhan belajar dengan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam pendidikan jarak jauh, guru dan peserta didik terpisah satu sama lain dan teknologi digunakan untuk relay isi informasi yang diperlukan dan untuk belajar. Metode pengiriman konten termasuk cetak, data, suara, dan video teknologi melalui Internet, yang didukung oleh World Wide Web ( Mancuso-Murphy, J. 2007)
Di Amerika pendidikan jarak jauh diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional Keperawatan dimana program-program dirancang untuk melatih perawat RN ke BSN dengan jumlah jam dan sistem kredit semester yang telah ditentukan, perawat BSN juga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan MSN yang juga ditentukan oleh komisi akreditasi nasional keperawatan di Amerika Serikat (Daggett, L. 2006).
2.2 Infrastruktur Pendidikan Jarak Jauh
Berikut ini akan disajikan model pemanfaatan infrastruktur pendidikan jarak jauh yang dikembangkan oleh pendidikan tinggi keperawatan di Amerika Serikat dengan aplikasi jaringan teleconference.
Di Indonesia penyelenggaraan pendidikan jarak jauh di atur melalui KEPMEN 107/U/2001 Pasal 2 tujuan penyelenggaraan program pendidikan tinggi jarak jauh adalah terwujudnya tujuan pendidikan tinggi sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi, serta terciptanya kesempatan mengikuti pendidikan tinggi. Berikut ini akan disajikan skema kuliah on line yang dikembangkan oleh jaringan Depdiknas di Indonesia.
2.2 Keunggulan dan Kelemahan Pendidikan Jarak Jauh
2.2.1 Keunggulan Pendidikan Jarak Jauh
a)
Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang
kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan
dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan
mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan
pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan
sebagainya.
b)
Tidak terbatas oleh waktu, pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu
untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing dan proses
pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan/pegawai
c) Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
d) Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia
dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih
memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya,
dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain
atau pengajar
e)
Keakuratan dan kekinian materi pembelajaran karena materi pembelajaran
disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai
dengan perkembangan iptek. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga
keakuratan jawaban dapat terjamin.
f)
Pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga
menarik perhatian pembelajar.
2.2.2 Kelemahan Pendidikan Jarak Jauh
a) Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
b) Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si pembelajar mendapatkan kesulitan. Si pembelajar harus menunggu pengajar untuk membuka internetnya.
c) Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
BAB 3 PEMBAHASAN
Prospek pendidikan jarak jauh on-line merupakan suatu alternatif yang cukup
cerah. Sektor telekomunikasi Indonesia pada abad ke-21 meluncurkan
program Nusantara 21 yang bertujuan mengembangkan archipelago super lane
dan mengembangkan nusantara multimedia community access centers untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Program ini menggabungkan seluruh
sistem jaringan telekomunikasi, yaitu satelit, kabel serat optik, seluler, TV
kabel, dan broadcast dalam satu konfigurasi jaringan. Jaringan ini terkoneksi
langsung dengan jaringan internasional yang berkoneksi secara superhighway.
Program ini sangat mendukung terciptanya program pembelajaran jarak jauh
on-line, karena akan memudahkan masyarakat untuk mengakses program
pendidikan yang didistribusikan melalui jaringan internet. (SWA, edisi 17-30
September 1998)
Namun demikian, ada beberapa kendala penyelenggaraan pembelajaran jarak
jauh on-line ini jika disinkronisasi dengan model pembelajaran dalam
pendidikan tinggi keperawatan. Pertama, pengguna jasa internet masih sedikit.
meskipun bisnis internet sudah cukup berkembang pesat, tetapi jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta
jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000 pelanggan masih sangat sedikit.
Kedua, jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang,
sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang
bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses
pembelajaran jarak jauh on-line.
Ketiga, mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas
menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini
memerlukan proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
Keempat, harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun
ada beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh on-line dan
kendala dalam penyelenggaraannya, tetapi mengingat keunggulan dan prospek
penyelenggaraan ke depan serta untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat secara luas, terutama bagi mereka yang tidak tertampung dalam
ruang belajar di kelas, atau masyarakat yang masih jauh dari pusat pendidikan
program itu perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk menyelenggarakan
sistem pendidikan jarak jauh on-line ini.
Penyelenggara pendidikan harus sudah memulai memikirkan kembali isi
(content) dalam proses pembelajaran jarak jauh on-line secara tepat. Kiranya
dengan acara belajar jarak jauh on-line ini cita-cita untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa sekaligus mengangkat harkat dan martabat bangsa secara
Manusia Indonesia di mana pun berada tetap eksis menjadi yang berkualitas
unggul, tangguh, kreatif dan berdaya saing tinggi. Bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya melainkan karena
ditopang oleh sistem pendidikan yang berkualitas
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan
a)
Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang pendidikan tinggi
keperawatan ataupun non keperawatan tidak selalu harus pergi kampus,
yang berdaya tampung sangat terbatas oleh karena kemajuan teknologi
informasi dimungkinkan untuk bisa memperoleh pendidikan jarak jauh
on-line, seperti dilakukan negara-negara maju. Apa lagi Indonesia merupakan
negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan jumlah populasi
penduduk yang sangat banyak, sangat tepat untuk menjalankan pendidikan
jarak jauh on-line.
b)
Masyarakat yang berada di seluruh pelosok Indonesia tidak usah jauh-jauh
datang ke Jakarta hanya untuk mendapatkan pendidikan. Mereka cukup
duduk di depan komputer dan dengan jari-jari bisa belajar dengan
membuka internet. Dunia pendidikan, ilmu pengetahuan dan berbagai
sumber informasi ada di ujung jari.
c)
Mengingat beban biaya yang sangat tinggi, sepertinya penyelenggara
pendidikan jarak jauh harus mempertimbangkan beberapa aspek yang
diunggulkan dan kelemahan ketika mengimplementasikan dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pendidikan tinggi keperawatan, oleh karena
tidak semua aspek kognitif, afektif dan psikomotor tercapai melalui sistem
pembelajaran on line
4.2 Saran
Pendidikan jarak jauh adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia oleh karena itu, kualitas pendidikan pada semua jenjang
dan jenis harus ditingkatkan kendati keadaan perekonomian kita saat ini
sedang dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap mendapat
prioritas.
Daftar Pustaka
Benjamin, R., & Ostrow, L. (2008). Technology in nursing education. International Journal for Human Caring, 12(2), 57-64.
Daggett, L. (2006). Going the distance: online distance learning programs. Graceland University. Healthcare Traveler, 13(12), 58-60
Daggett, L. (2007). Going the distance: online distance learning programs. Gonzaga University. Healthcare Traveler, 14(12), 60-61.
Daggett, L. (2008). Going the distance: online distance learning programs. University of Cincinnati. Healthcare Traveler, 15(8), 60-61.
Fetter, M. S. (2009). Curriculum strategies to improve baccalaureate nursing information technology outcomes. Journal of Nursing Education, 48(2), 78-85.
Mancuso-Murphy, J. (2007). Distance education in nursing: an integrated review of online nursing students' experiences with technology-delivered instruction. Journal of Nursing Education, 46(6), 252-260
---, Majalah
SWA,
edisi 17-30 September 1998
Watts, J. H., & Waraker, S. M. (2008). When is a student not a student? Issues of identity and conflict on a distance learning work-based nurse education programme. Learning in Health & Social Care, 7(2), 105-113.