• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVESTIGASI UNJUK KERJA SLING PUMP JENIS KERUCUT DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN KONDISI PENCELUPAN MENGGUNAKAN MANIFOLD SEGARIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVESTIGASI UNJUK KERJA SLING PUMP JENIS KERUCUT DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN KONDISI PENCELUPAN MENGGUNAKAN MANIFOLD SEGARIS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

INVESTIGASI UNJUK KERJA

SLING PUMP

JENIS KERUCUT DENGAN

VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN KONDISI PENCELUPAN

MENGGUNAKAN

MANIFOLD

SEGARIS

Hade Eka Purnama

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Teknik Mesin, Yogyakarta 55138, Indonesia hade_eka@yahoo.com

-Intisari-

Potensi energi air di Indonesia cukup besar sehingga muncul beberapa desain alat yang prinsip kerjanya dapat mengkonversi energi air menjadi energi yang lebih bermanfaat. Pemanfaatan energi aliran air dapat diperluas salah satunya dengan sling pump, yaitu pompa dengan konstruksi rangka silinder tabung atau kerucut. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi unjuk kerja sling pump dengan memvariasikan kecepatan putaran dan persentase pencelupan dan membandingkan hasil penelitian dengan penelitian yang sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium, selang plastik berdiameter 3/4” yang dililitkan pada rangka sling pump. Kecepatan putaran (rpm) sling pump divariasikan yaitu 30, 40, dan 50 rpm dengan persentase pencelupan sling pump 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% di dalam air. Setelah jumlah inlet dan persentase pencelupan ditentukan, sling pump diputar menggunakan motor listrik pada kecepatan konstan yang telah tentukan yaitu 30, 40, dan 50 rpm. Panjang pipa delivery ditentukan 6 meter, tinggi delivery adalah 1 m, dan mengggunakan manifold segaris. Data yang diperoleh adalah dabit air yang keluar dan tekanan.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa semakin besar persentase pencelupan semakin besar pula debit yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan putaran (rpm) sling pump maka semakin besar debit yang dihasilkan. Debit air paling optimal diperoleh pada pencelupan 80% dengan kecepatan putaran sling pump 50 rpm yaitu sebesar 7,88 liter/menit.

Kata kunci : Sling pump, debit, persentase pancelupan, manifold, kecepatan putar

1. Pendahuluan

Energi memiliki peranan penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Saat ini hampir semua aktivitas manusia bergantung pada energi. Ada dua kelompok besar energi yang terdapat di bumi yaitu energi baru dan terbarukan serta energi fosil. Energi terbarukan memiliki sifat selalu dapat diperbaharui sedangkan energi fosil sangat terbatas keberadaanya di bumi.

Energi terbarukan yang ada di alam dan di bumi meliputi energi matahari, energi angin, energi air dan energi panas bumi. Indonesia termasuk negara yang kaya akan air. Air dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti untuk irigasi, pembangkit tenaga listrik, kebutuhan air minum dan lain sebagainya.

Air yang mengalir memiliki energi potensial dan energi kinetik. Energi ini dapat dimanfaatkan untuk memutar propeller pada sling pump yang merupakan salah satu aplikasi energi terbarukan dari energi air. Sling pump adalah sebuah pompa yang tidak menggunakan energi listrik dalam operasionalnya. Pompa ini terdiri dari lilitan selang pada sebuah

kerangka yang berbentuk baik kerucut maupun tabung. Ketika sling pump berputar maka air akan masuk ke dalam selang dan ikut berputar. Selanjutnya air akan keluar dari outlet selang.

Saat ini pengembangan sling pump terus dilakukan guna memperoleh kinerja yang optimal. Beberapa peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang sling pump dengan pencelupan ke air separuh dari rangkanya. Rahkman (2009) pernah meneliti sling pump skala laboratorium jenis kerucut yang tercelup di air sebesar 40% dari rangkanya dan kecepatan putarannya dibuat bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan putaran

sling pump maka semakin besar debit yang dihasilkan. Penelitian ini telah dikembangkan oleh Syamsuddin (2015) dengan melakukan variasi jumlah lilitan selang dan variasi pencelupan sling pump lebih dari 40 % sedangkan kecepatan putarannya dibuat konstan. semakin bertambah jumlah lilitan dan persentase pancelupan maka debit yang dihasilkan juga semakin tinggi. Penelitian selanjutnya juga pernah dilakukan oleh Efendi (2015) dimana variasi yang digunakan adalah persentase pencelupan dan jumlah inlet juga

(2)

2 divariasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit air paling optimal diperoleh pada persentase pencelupan sling pump 80% di dalam air dengan jumlah 2 buah inlet. Peneltian tersebut juga pernah dikembangkan oleh Waliyadi (2015) dengan variasi tinggi delivery dan persentase pencelupan menggunakan manifold melingkar. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa debit optimal yang dihasilkan yaitu terjadi pada ketinggian 1 meter dan persentase pencelupan 70% sebesar 4,46 liter/menit.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, Tugas Akhir ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Waliyadi (2015). Pada penelitian ini kecepatan putaran sling pump di varisikan yaitu 30, 40, dan 50 rpm. Kecepatan putaran sling pump di variasikan karena pada penelitian terdahulu oleh Rahkman (2009) dan Prabowo (2009) menduga bahwa semakin besar kecepatan putaran sling pump maka gaya sentrifugalnya akan semakin tinggi sehingga terjadi muntahan air pada corong inlet yang mengakibatkan air tidak mengalir dan debit tidak keluar. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan unjuk kerja (debit) sling pump

karena debit yang dihasilkan oleh penelitian tersebut masih relatif rendah.

Tujuan dari penelitian variasi kecepatan putaran sling pump dan persentase pencelupan ini adalah:

1. Mengevaluasi unjuk kerja sling pump dengan variasi kecepatan putaran dan persentase pencelupan sling pump di dalam air.

2. Membandingkan debit yang dihasilkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan

manifold melingkar.

Pada penelitian ini diasumsikan bahwa air yang mengalir pada selang plastik adalah aliran satu fasa, kecepatan putarannya dianggap konstan, menggunakan manifold segaris, dan kebocoran yang terjadi saat pengambilan data tidak terlalu diperhatikan.

2. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori

Archimedes memperkenalkan konsep sling pump pada kisaran tahun 287-212 SM. Alat ini digunakan untuk memindahkan air dari danau keseluruh irigasi pertanian Syiracuse di Sicily (Wikipedia). Ujung engkol diputar sehingga air akan naik dari ketinggian elevasi rendah ke elevasi yang

lebih tinggi. Alat in kemudian dikenal dengan sebutan “Archimedean Screw pumps”.

Munurut prinsip kerja Arhimedean screw pump, diperlukan beberapa modifikasi untuk memperoleh suatu pompa yang bersifat non konvensional namun tidak memerlukan energi listrik. Modifikasi ini terfokus pada penggantian ulir pipa pompa dengan lilitan selang yang dililitkan ke rangka pompa dan penggantian poros engkol pompa dengan sebuah

propeller. Pompa ini memerlukan energi aliran untuk memutar propellernya. Oleh karena itu, hasil modifikasi pompa ini hanya dapat diaplikasikan pada air yang mengalir sepanjang waktu seperti sungai.

Gambar 1.. (A) Sling Pump, (B) Komponen pada bagian dalam sling pump.

(www.jtminvest.se/slingpump.htm)

Sling pump memiliki beberapa kelebihan yaitu kontruksi sling pump tahan lama, perawatan mudah, dan pengoperasiannya aman. Sedangkan kekurangan

sling pump yaitu biaya pembuatannya mahal, membutuhkan kecepatan putaran sling pump yang konstan dan terdapat kerugian gesek dalam selang yang dapat menghambat laju aliran air.

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian sling pump skala laboratorium tipe kerucut dengan variasi kecepatan putaran yaitu 30, 40, dan 50 rpm. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh sling pump tipe kerucut dengan variasi kecepatan putaran hasil optimal terjadi pada putaran 50 rpm yaitu dengan debit 2,5 liter/menit (Rahkman, 2009). Kondisi pencelupan sling pump

didalam air yaitu 16 cm (40%) dari diameter besar

sling pump. Penelitian ini diduga mengakibatkan udara banyak masuk ke selang, sehingga menghambat aliran air

Efendi (2015) melakukan penelitian unjuk kerja

sling pump menggunakan jumlah variasi yaitu 1 inlet, 2 inlet, 3 inlet dan 4 inlet dengan kondisi variasi pencelupan 50% sampai 80%. Putaran sling pump

dibuat konstan 40 rpm. Dari hasil penelitian diketahui bahwa debit terbesar diperoleh pada variasi 2 inlet dan

(3)

3 kondisi variasi pencelupan 80% menghasilkan debit 10,39 liter/menit.

Syamsuddin (2015) melakukan penelitian unjuk kerja sling pump menggunakan variasi jumlah lilitan selang yaitu 5 lilitan, 6 lilitan, dan 7 lilitan. Diameter selang yang digunakan yaitu 3/4’’ dan putaran sling pump dibuat konstan 40 rpm. Dari hasil penelitian diketahui bahwa debit terbesar diperoleh pada 6 lilitan dengan debit 7,29 liter/menit.

Kurniawan (2015) mengembangkan penelitian sling pump dengan variasi kecepatan putar konstan 30, 40, dan 50 rpm dan kodisi pencelupan 50-90% serta menggunakan manifold melingkar. Hasil penelitian nya adalah kecepatan putar sling pump 30 dan 40 rpm pada kondisi pencelupan 50% - 80% debit yang dihasilkan semakin bertambah. Pada kecepatan putar 50 rpm debit yang keluar semakin turun. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi putaran semakin tinggi juga gaya sentrifugalnya sehingga terjadi muntahan air pada corong inlet. Debit optimal yang dihasilkan sling pump dengan variasi kecepatan putar dan kondisi pencelupan yaitu pada kecepatan putar 50 rpm kondisi pencelupan 50% - 70%.

Menurut beberapa penelitian di atas, penelitian yang berhubungan dengan variasi kecepatan putar dan kondisi pencelupan sling pump dengan

manifold segaris belum dilakukan. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui hasil unjuk kerjanya dan membandingan dengan penelitian sebelumnya yang memakai manifold melingkar.

2.1.Skema Sling Pump Skala Laboratorium

Gambar 2. Skema alat uji sling pump skal laboratorium

Sling pump di putar oleh motor listrik sehingga air masuk ke dalam lilitan selang. Kemudian air akan mengalir masuk ke sisi inlet pada manifold

segaris, lalu air mengalir ke pipa hollow shaft menuju pipa delivery dengan kecepatan aliran air dan tekanan

yang berbeda. Air yang mengalir dari pipa delivery

akan mengalir keluar lalu di tamping dengan bak penampungan pada ketinggian 1 meter.

2.2.Kecepatan Aliran

Kecepetan aliran air didalam pipa dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung debit aktual rata-rata dan luas penampangnya, yang dimana rumus debit aktual rata-rata:

n

Q

Q

Luas penampang pipa (A) adalah

2

4

1

d

A

Maka kecepatan aliran air dapat ditentukan dengan rumus

A

Q

v

Dimana:

Q = laju aliran fluda (m3/s) A = luas penampang aliran (m3) V = kecepatan aliran fluida (m/s)

2.3.Aliran Laminar dan Turbulen

Aliran laminar adalah suatu aliran fluida yang sifat alirannya cenderung stabil. Pada aliran laminar, partikel-partikel fluidanya bergerak disepanjang lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminar. Besarnya kecepatan-kecepatan dari laminar yang berdekatan tidak sama.

Gambar 3. Aliran Laminar keluar melalui pipa (Olson, 1990)

Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan.

(4)

4

Gambar 4. Aliran turbulent keluar melalui pipa (Olson, 1990)

2.4.Gerakan fluida dan Laju aliran

Dua jenis aliran utama pada fluida yaitu lurus (laminar) dan aliran turbulen. Untuk menetukan jenis aliran ditentukan terlebih dahulu bilangan Reynold

dengan persamaan:

Dimana:

: Massa Janis fluida (kg/m3) d : diameter dalam pipa (m)

v : Kecepatan aliran rata-rata fluida (m/s)

: viskositas dinamik fluida (Pa.s)

Aliran akan laminar jika bilangan Reynold

kurang dari 2300 dan akan turbulen jika bilangan

Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan Reynold

terletak diantara 2300-4000 maka disebut aliran transisi.

2.5.Persamaan Bernoulli

Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa jika pada suatu aliran fluida mengalami peningkatan kecepatan dan ketinggian fluida terhadap suatu referensi maka akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.

Gambar 5. Prinsip Bernoulli

g v z P g v z P 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1     

2.6.Kerugian Head (head Losses)

Head adalah energi mekanik yang dikandung oleh satu satuan berat (1kgf) zat cair yang mengalir pada sebuah luasan penampang.

H1 = H2 + hL L h g v z P g v z P       2 2 2 2 2 2 2 1 1 1   1) Mayor Losses

Kerugian mayor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida pada pipa lurus. Disebut “mayor” karena pipa lurus sebagai komponen utamanya.

g

v

D

L

f

h

LMY

2

.

.

2

Dengan:

- hLMY : Head loss mayor (m)

- f : Koefisien gesek - L : Panjang pipa (m)

- g : Percepatan gravitasi bumi (m/s2) - D : Diameter dalam pipa (m)

2) Minor Losses

Kerugian minor adalah kehilangan tekanan yang terjadi di selain pipa lurus misalnya kerugian pada katup-katup, sambungan T, sambungan L, dan sebagainya. Disebut ”minor” karena katup-katup, sambungan T, sambungan L merupakan komponen dari pipa pendukung. Berikut rugi aliran minor dirumuskan:

g

v

K

h

LM

2

.

2

Dengan:

- hLM : Head loss minor (m)

- K : Koefisien tahanan head loss minor

- g : Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Pada aliran yang melewati sebuah pipa mengalami pembesaran dan pengecilan penampang secara mendadak koefisien tahanan (K) merupakan

ratio perbandingan antara diameter pipa kecil dengan diameter pipa besar.

μ

d

v

Re

ρ

(5)

5 Gambar 6. Grafik koefisien tahanan pada pengecilan (A) dan pembesaran penampang secara mendadak.(B)

(Munson dkk., 2003)

Pada aliran yang mengalami pembesaran penampang secara mendadak (sudden exspansion), penurunan tekanan (minor losses) dihitung melalui persamaan sebagai berikut:

g

2

v

v

.

K

h

2 2 1 LM

dengan,

- K : Faktor tahanan head loss minor pada sudden exspansion

- v1 : Kecepatan aliran pada pipa kecil (m/s 2

) - v2 : Kecepatan aliran pada pipa besar (m/s

2

)

2.7.Tekanan masuk (P)

Perhitungan Tekanan pada saat air masuk menggunukan rumus di bawah ini:

) 3 1 (

total

hf

g

P

   ) ( min 3 1 or mayor hf hf g p p  Dengan, - P1 : Tekanan masuk - P3 : Tekanan atmosfir

- Ρ : Massa jenis air - g : Gravitasi bumi

- Ʃhfmayor : Head loss total mayor

- Ʃhfminor :Head loss total minor

3. Metode penelitian

3.1.Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan sling pump yang disimulasikan putarannya menggunakan motor listrik dengan ukuran selang plastik ¾ inch dan bahan penelitian adalah air.

Gambar 7. Prototype sling pump

3.2.Diagram alir Penelitian

(6)

6

4. Hasil Pengujian dan Analisa

1. Debit Aktual Pada Kecepatan Putar Sling pump

Tabel 1. Debit aktual untuk berbagai variasi kecepatan putar sling pump.

2. Kecepatan Aliran Air

Tabel 2. Kecepatan aliran air pada komponen mayor

Pada tabel 2 diketahui bahwa air mengalami penurunan kecepatan dari lilitan selang plastik ke delivery yang sangat besar di komponen hollow shaft.

Tabel 3. Kecepatan aliran air pada komponen minor

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada komponen penyempitan mendadak (sudden contraction) dan pembesaran mendadak (sudden expantion) pada masing-masing pipa memiliki kecepatan aliran yang berbeda. Hal ini dikarenakan semakin kecil luas penampang pada pipa maka semakin besar kecepatan aliran air pada pipa tersebut maupun sebaliknya.

3. Head loss mayor

(7)

7 4. Head loss minor

Tabel 4. PerhitunganHead Loss minor

5. Tekanan masuk, debit aktual, dan debit teoritis Tabel 5. Perhitungan tekanan masuk, debit actual, dan

debit teoritis

6. Pembahasan Grafik

Debit

Grafik 1. Pengaruh kondisi pencelupan dan kecepatanputaran sling pump terhadap debit aktual

Grafik 1 menunjukkan bahwa debit air yang dihasilkan cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya persentase pencelupan, begitu juga dengan naiknya kecepatan putar sling pump. Persentase pencelupan lebih besar maka debit juga semakin besar. Hal ini dikarenakan meningkatnya volume air yang masuk pada lilitan selang. Semakin tinggi kecepatan putaran sling pump juga menghasilkan debit yang lebih besar. Hal ini terjadi karena bertambahnya volume air dan udara yang masuk ke corong pada lilitan selang.

Saat putaran sling pump 30 rpm dan 50 rpm terjadi fenomena menurunnya debit yang dihasiilkan setelah pencelupan 80%. Fenomena ini terjadi karena berkurangnya volume udara di dalam aliran fluida pada lilitan dan selang yang dimana fungsi udara ini adala mendorong air keluar dari dalam lilitan selang menuju pipa delivery pada ketinggian 1 m.

Grafik 2. Perbandingan antara kecepatan putaran terhadap debit sling pump

Kecepatan aliran (v) di dalam pipa dapat dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan putaran, jika kecepatan putaran bertambah, maka kecepatan aliran air juga bertambah dan debit yang dihasilkan juga semakin tinggi. Hal ini berdasarkan rumus kapasitas aliran air (debit) Q = v × A, dimana volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui pipa dengan luas penampang A dan dengan kecepatan v. Semakin besar debit fluida yang mengalir pada sisi masuk dan sisi keluar pipa, maka semakin besar pula kecepatan fluida yang terjadi pada masing-masing sisi pipa. Hal ini sesuai dengan persamaan kontinyuitas.

(8)

8

 Tekanan masuk

Grafik 3. Pengaruh kondisi pencelupan dan kecepatan putaran sling pump terhadap tekanan masuk

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa semakin bertambahnya persentase pencelupan sling pump didalam air maka tekanan sisi masuk (P1) juga semakin meningkat. Semakin cepat kecepatan putaran, tekanan yang terjadi pada sisi masuk (P2) juga akan semakin besar.

Seiring dengan meningkatnya putaran (rpm), kecepatan aliran air di dalam pipa akan semakin cepat dan head loss yang terjadi juga semakin besar sehingga untuk mengatasi head loss tekanan yang diperlukan pada sisi masuk akan semakin besar. Tekanan inlet (P1)

untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi harus lebih besar dari pada tekanan pada sisi keluaran air (P3), karena harus melawan gaya grafitasi dan head

loss (Rakhman, 2009).

Kondisi tercelup sling pump 50% sampai 80% memiliki tekanan sisi masuk yang semakin bertambah untuk semua variasi kecepatan putaran, sedangkan pada kecepatan putaran 30 rpm dan 50 rpm terjadi penurunan tekanan sisi masuk (P1) pada kondisi

tercelup 90%. Purunan tekanan sisi masuk (P1) ini

disebabkan karena head loss di sepanjang aliran juga menurun. Pada kecepatan putaran 40 rpm mengalami peningkatan tekanan sisi masuk (P1) yang semakin

bertambah hingga kondisi sling pump tercelup 90% didalam air. Hal ini dikarenakan penggunaan variasi kecepatan putaran 40 rpm dapat mengatasi head loss

sepanjang aliran selang, seiring dengan bertambah besarnya tekanan sisi masuk maka debit yang dihasilkan sling pump juga akan bertambah besar.

Tekanan yang terjadi pada sisi masuk (P1)

berbeda dengan sisi keluar (P3). Hal ini sesuai dengan

persamaan Bernaoulli yang dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, maka tekanan yang

terjadi akan semakin kecil. Semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida.

 Debit aktual dan teoritis

Grafik 4. Perbandingan debit aktual dan debit teoritis Persentase pencelupan dan kecepatan aliran air pada masing-masing variasi kecepatan putaran sling pump berpengaruh terhadap debit aktual maupun debit teoritis.. Perhitungan debit air berdasarkan pengukuran

(Qaktual) berbeda dengan perhitungan debit air berdasarkan perhitungan rumus (Qteoritis). Pada grafik di atas terlihat perbedaan antara debit aktual yang ternyata rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan debit teoritis. Sepanjang aliran pipa terdapat gelembung-gelembung udara, dimana gelembung udara ini akan menghambat aliran air sehingga debit aktual kecil.

Selain itu, debit aktual hanya menghitung volume air di dalam tempat penampungan dibagi dengan rata-rata waktu yang ditentukan sedangkan pada debit teoritis melibatkan kecepatan aliran, luas penampang, maupun tekanan yang menjadi indikator pengukuran debit air yang lebih kompleks sehingga hasil yang didapat lebih rendah dari debit air yang dihitung berdasarkan pengukuran (Qaktual). Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah kebocoran yang terdapat pada sambungan-sambungan pipa seperti water mur

dan sambungan pipa hollow shaft juga menjadi penyebab menurunya tekanan air disepanjang pipa dan putaran sling pump yang cepat menyebabkan air tidak masuk ke dalam liliran selang melainkan kembali keluar atau semakin tinggi putaran sling pump maka semakin besar pula gaya sentrifugalnya.

(9)

9

 Perbandingan dengan peneliti sebelumnya

Gambar 4.5. Perbandingan debit aktual dan persentase pencelupan pada penelitian sling pump

dengan manifold segaris dan manifold

melingkar

Sebelumnya juga dilakukan penelitian unjuk kerja sling pump oleh Waliyadi (2015) dengan variasi tinggi delivery dan persentase pencelupan. Penelitian yang dilakukan oleh Waliyadi (2015) menggunakan

manifold melingkar dan tinggi delivery 1 m, sedangkan pada penelitian ini menggunakan manifold segaris dan tinggi delivery 1 m. Berdasarkan grafik 4.6 menunjukkan perbedaan debit yang dihasilkan sangat signifikan. Penelitian sling pump dengan manifold

segaris menghasilkan debit air yang besar bila dibandingkan dengan penelitian sling pump dengan

manifold melingkar. Pada manifold segaris terjadi peningkatan debit yang semakin bertambah dari kondisi pencelupan 50%-90% sedangkan untuk

manifold melingkar terjadi penurunan debit pada kondisi pencelupan 70%-90%. Hal ini memberi pemahaman dalam pemilihan manifold pada sling pump mengingat manfaat dari sling pump adalah untuk mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi. Penggunaan manifold segaris pada sling pump

ternyata lebih efektif daripada manifold melingkar untuk ketinggian delivery 1 m.

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Semakin besar kecepatan putaran sling pump

maka semakin besar pula debit yang dihasilkan. Debit maksimum berada pada kondisi tercelup

sling pump 80% di dalam air dengan kecepatan

putaran sling pump 50 rpm yaitu sebesar 7,88 liter/menit.

2. Sling pump yang menggunakan manifold segaris lebih efektif dibandingkan dengan sling pump

yang mennggunakan manifold melingkar. Pada penelitian ini debit maksimum sebesar 6,22 liter/menit, sedangkan pada penelitian Waliyadi (2015) yang menggunakan manifold melingkar diperoleh debit maksimum sebesar 4,46 liter/menit.

6. Saran

Penelitian yang dilakukan masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki kembali, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan modifikasi pada manifold untuk menaikkan kinerja sling pump agar debit air yang dihasilkan dapat lebih optimal.

2. Untuk penelitian lebih lanjut agar kebocoroan lebih dapat diminimalisir, karena kebocoran akan mempengaruhi tekanan pada sling pump yang mengakibatkan berkurangnya debit air.

DAFTAR PUSTAKA

Cliford, G. E., 1984, “Heating ventilating and air conditioning”, Reston Publinshing company, America

Efendi, F.N., 2015, “Studi eksperimental unjuk kerja sling pump jenis kerucut dengan variasi jumah inlet dan variasi presentase pencelupan”, UMY, Yogyakarta.

Giancoli, D. C. 1996. “Fisika”. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.

Giles, R. V., 1997, “Mekanika Fluida Dan

Hidarulika”, Jakarta, Erlangga

Ginanjar, E,. 2009, “Analisa pengaruh variasi ketinggian dilevery terhadap unjuk kerja sling pump bentuk kerucut”, UMY, Yogyakarta.

Haryono, 2010, “Analisa pengaruh variasi jumlah inlet dan kecepatan putar terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”,

UMY, Yogyakarta.

Hasbullah, R.H., 2010, “Studi pengaruh variasi jumlah lilitan selang plastic dan kecepatan putar

(10)

10

terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”, UMY, Yogyakarta.

Hidayat, A.N., 2009, “Analisis pengaruh variasi kecepatan putar terhadap debit air yang dihasilkan sling pump jenis tabung”, UMY, Yogyakarta

King, H.W,. and Brater, E.F., 1963 “Handbook of Hydraulics”, 5th Ed, Mc. Graw–Hill, New York.

Kurniawan D. E. 2015, “Kajian Eksperimental

Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Sling Pump Jenis Kerucut Dan Kondisi Pencelupan Terhadap Unjuk Kerjanya”, UMY, Yogyakarta

Munson, dkk., 2003, “Mekanika Fluida”, Edisi ke-4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Olson, R.M. dkk. 1990. “Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik”. Edisi Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Prabowo, A.A., 2009, “Penelitian pengaruh variasi putaran terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”, UMY,

Yogyakarta.

R.S,Ghiptu, J.K., 2002, “Teks Book of Machine Design”, Euarasia Publishing House, New

Delhi.

Rahkman, F.A., 2009, “Penelitian pengaruh variasi putaran terhadap unjuk kerja sling pump jenis tirus skala labororatorium”, UMY,

Yogyakarta.

Ramli, M.I, Basar,M.F, dan Razik, 2013, “Natural Energy Water Sling Pump”. ISSN 2278-3075 volume-3. IJITEE

Sajani, A., 2009, “Analisa pengaruh ketinggian dilevery terhadap debit air yang dihasilkan sling pump bentuk silinder”, UMY,

Yogyakarta.

Streeter, V.L, dkk, 1985, “Mekanika Fluida”, Edisi delapan jilid satu, Erlangga, Jakarta.

Sularso, Tahara. H, 2000, “Pompa dan Kompresor”,

Cetakan ke-7, Pradnya Paramita, Jakarta

Sularso., Kiyokatsu. S., 1997, “Dasar perencanaan dan penelitianElemen Mesin”, Cetakan ke-9,

Pradnya Paramita, Jakarta.

Syamsuddin, 2015, “Studi Eksperimental Unjuk Kerja Sling Pump Jenis Kerucut dengan Variasi Jumlah Lilitan Selang Plastik dan Presentase Pencelupan”, UMY, Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang, 1991. “Mekanika Fluida dan Hidraulika”. Jilid 1

Wahyudi, D., 2009, “Analisis pengaruh variasi diameter selang terhadap debit yang dihasilkan pada sling pump bentuk silinder”,

UMY, Yogyakarta.

Waliyadi, Tri, 2015, “Investasi Unjuk Kerja Sling Pump Tipe Kerucut Dengan Variasi Ketinggian Delivery dan Persentase Pencelupan”, UMY, Yogyakarta.

White, F.M., 1998, “Fluida Mechanics”. 4th ed, Mc. Graw-Hill, New York.

http://www.animatedsoftware.com/Pumpglos/air_lift.ht m. Diakses tanggal 20-9-2015 http://www.citonline.com//mekanikal/Tikiview_blog_p ost_Image.php?ImgId=259Diakses tanggal 20-9-2015 http://www.jtminvest.se/slingpump.htm.Diakses tanggal 20-9-2015 http://www.riferam.com/sling/indek.html.Diakses tanggal 20-9-2015 https://www.renewablesfirst.co.uk/hydropower/hydrop ower-learning-centre/archimedean-screw-hydro-turbine/. Diakses 5 Desember 2015

Gambar

Gambar 1.. (A) Sling Pump, (B) Komponen pada  bagian dalam sling pump.
Gambar 3. Aliran Laminar keluar melalui pipa (Olson,  1990)
Gambar 4. Aliran turbulent keluar melalui pipa (Olson,  1990)
Gambar 7. Prototype sling pump  3.2. Diagram alir Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 angka (17) UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh menyebutkan bahwa Lembaga Wali Nanggroe adalah lembaga kepemimpinan adat sebagai pemersatu masyarakat

Pada masa yang sama British juga berusaha untuk memujuk Sharif Husain supaya.. menjalinkan hubungan kerjasama dengan Kerajaan British dan turut memujuk

Uji kestabilan sistem dilakukan dengan berbagai output serta mengambil data parameter terbang pada roket tipe RKX-LAPAN yang dianalisa dari beberapa kondisi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan perusahaan, free cash flow , struktur aset, likuiditas, profitabilitas, dan resiko

Firma PPS mencapai kecekapan pengeluaran kerana pada output keseimbangan P=AC minimum tetapi firma bermonopoli tidak capai kerana P>AC minimum ( 2 ). Firma PPS mencapai

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindhita (2015), dengan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kadar gula darah

Penggunaan media papan berpaku (geoboard) pada pembelajaran pada materi keliling dan luas segitiga dan jajargenjang juga membuat siswa menjadi aktif, bersemangat