• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN PRODUK PT. BIO INDUSTRI (CV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN PRODUK PT. BIO INDUSTRI (CV."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN PRODUK PT. BIO INDUSTRI

(CV. CAHAYA AJI JAMBI)

Sarwoto, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap keputusan pelanggan untuk membeli produk, (2) untuk mengetahui pengaruh pelatihan penggunaan produk terhadap keputusan pelanggan, (3) untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan pelatihan penggunaan produk terhadap keputusan pelanggan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Merangin Jambi berjumlah 56 orang yang menggunakan produk PT. Bio Industri. Dalam menentukan sample dalam penelitian ini digunakan metode sensus karena jumlah populasi lebih kecil dari 100, yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian.

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel komunikasi, pelatihan dan keputusan pelanggan adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program statistik SPSS for window versi 17 dan uji hipotesis yang berpedoman pada apabila P value < 0,05 maka kesimpulannya Ha diterima dan apabila P value > 0,05 maka Ha ditolak. Hasil penelitian mendapatkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 11,555 + 0,017X 1 + 0,150.X2

Hasil uji parsial untuk Ha1 yang diajukan menyatakan bahwa komunikasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri, untuk Ha2 yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri. Sedangkan secara simultan variabel komunikasi (X1), pelatihan (X2), dapat mempengaruhi keputusan pelanggan membeli produk PT Bio Industri.

Kata kunci: Komunikasi, Pelatihan, Keputusan Pelanggan.

PENDAHULUAN

Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah the selection of an option from two or alternative choice. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pelanggan adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Seiring dengan persaingan yang begitu ketat di pasaran dengan berbagai produk yang ada, sistem pemasaran yang baik sangat dibutuhkan agar tercapainya tujuan yang maksimal.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai

(2)

tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha bahwa strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecil lah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora:2006:273). Proses tersebut tentunya harus memiliki komunikasi yang baik. Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang receiver (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh source (komunikator). Adanya komunikasi yang baik dalam pelatihan akan membuat para peserta tertarik untuk mendengarkannya.

Komunikasi dalam pelatihan merupakan komunikasi antara orang-orang (instruktur dan peserta) bertatap-muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal. Komunikasi demikian menunjukkan: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan dan spontan. Komunikasi dalam pelatihan mempunyai fungsi menjembatani arti atau makna baru; menejelaskan deskripsi dan tugas; mendorong semangat dan kekompakan peserta pelatihan dan kelompoknya; mengemban fungsi utility dan cohesion; dan mengeliminasi hal-hal yang tidak berguna atau tidak fungsional (redudancy atau wasted efforts).

Salah satu perusahaan yang menggunakan teknik pelatihan dalam menjual produknya adalah CV. Cahaya Aji yang bergerak di bidang

distributor pupuk untuk perkebunan sawit. Perusahaan tersebut telah berdiri sejak tahun 2008, dengan jumlah konsumen sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah konsumen CV. Cahaya Aji

NO Tahun Jumlah Konsumen

1 2010 186

2 2011 240

3 2012 325

4 2013 467

Berdasarkan data tabel diatas bahwa jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2013 adalah 1.218 orang. Jumlah pelanggan tersebut terdiri dari beragam karakter pendidikan dari tamatan SD s/d S1 sehingga CV Cahaya Aji menempuh berbagai cara dalam menjual produknya seperti melakukan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan ke desa-desa guna untuk meyakinkan masyarakat terhadap produknya. Komunikasi dan pelatihan yang dilakukan oleh CV Cahaya Aji dilaksanakan pada saat menjelang musim tanam dan juga ketika masuknya pupuk ke gudang. Sebelum pupuk itu di distribusi maka terlebih dahulu dilakukan pelatihan.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri?

2. Apakah pelatihan penggunaan produk berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri? 3. Apakah komunikasi dan pelatihan

penggunaan produk berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi

terhadap keputusan pelanggan untuk membeli produk.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan penggunaan produk terhadap keputusan pelanggan.

3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan pelatihan penggunaan produk terhadap keputusan pelanggan.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keputusan Pelanggan

Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pelanggan adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator). Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer). Individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3. Pembuat keputusan (decider). Individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer). Individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user). Individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli.

B. Hubungan komunikasi dan pelatihan

terhadap keputusan pelanggan

Komunikasi di sini diartikan sebagai suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi secara bergantian baik verbal ataupun non-verbal. Peristiwanya: seseorang (instruktur) menyampaikan suatu informasi kemudian pihak penerima informasi itu memberikan respon atas informasi yang diterimanya itu untuk kemudian pihak pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang atau pihak kedua, dan seterusnya.

Komunikasi dalam pelatihan merupakan komunikasi antara orang-orang (instruktur dan peserta) bertatap-muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal. Komunikasi demikian menunjukkan: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan dan spontan. Komunikasi dalam pelatihan mempunyai fungsi menjembatani arti atau makna baru; menejelaskan deskripsi dan tugas; mendorong semangat dan kekompakan peserta pelatihan dan kelompoknya; mengemban fungsi utility dan cohesion; dan mengeliminasi hal-hal yang tidak berguna atau tidak fungsional (redudancy atau wasted efforts).

C. Definisi komunikasi

Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang receiver (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh source (komunikator). Berikut komunikasi menurut beberapa para ahli:

1. Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi: communication is the process by which a

(4)

system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

2. William J. Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.

3. Gerald R. Miller. Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.

4. Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

5. Carl I. Hovland: Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. 6. New Comb: Komunikasi adalah transmisi

informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.

7. Bernard Barelson & Garry A. Steiner: Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Komunikasi

Untuk mencapai komunikasi yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut (Effendy, 1985):

1. Komunikasi Harus Tepat Waktu dan Tepat Sasaran.

Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.

2. Komunikasi Harus Lengkap

Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai denganapa yang diinginkan.

3. Komunikasi Perlu Memperhatikan Situasi dan Kondisi

Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat ,bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.

4. Komunikasi perlu menghindarkan

kata-kata yang tidak enak

agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dn cukup jelas.

5. Adanya Persuasi Dalam Komunikasi Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.

E. Manfaat Komunikasi

Dalam komunikasi sangat dimungkinkan adanya hambatan salah satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya karena persepsi yang berbeda. Tetapi apabila dapat menghilangkan hambatan atau setidaknya dapat memperkecil hambatan tersebut, maka kemungkinan komunikasi yang dilaksanakan akan menjadi lebih baik. apabila mampu melaksanakan komunikasi dengan baik,

(5)

maka akan dapat mengambil manfaatnya .Manfaat komunikasi adalah sebagai berikut:

 Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin  Biaya biaya dapat ditekan

 Dapat meningkatkan partisipasi  Pengawasan dapat dilakukan dengan

baik

F. Definisi Pelatihan

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora:2006:273).

Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003 pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan hal tersebut kita menyadari bahwa pelatihan merupakan fundamental bagi karyawan.

Menurut Andrew E. Sikula yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2000:43), pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Kemudian, menurut Veithzal Rivai (2004 : 226), pelatihan adalah secara sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. selanjutnya, menurut Barry Chusway (1997:114), pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan memberikan pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan standar.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan itu adalah proses sistematis pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.

G. Faktor-faktor yang berperan dalam

pelatihan

Dalam melaksanakan pelatihan ini ada beberapa faktor yang berperan yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan dan lingkungan yang menunjang. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan menurut Veithzal Rivai (2004:240) yang dijadikan penulis sebagai indikator, antara lain:

1 Materi yang Dibutuhkan

Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang diperlukan.

2 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan.

3 Kemampuan Instruktur Pelatihan

Mencari sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. 4 Sarana atau Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif.

5 Peserta Pelatihan

Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan dilatih.

6 Evaluasi Pelatihan

Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang di dapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi, dan nilai akhir.

H. Manfaat Pelatihan

Dengan latihan seseorang akan lebih mudah melaksanakan tugas-tugasnya. Adanya latihan menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam perusahaan yang mempunyai keahlian lagi pula orang yang terlatih dapat mempergunakan pikirannya secara kritis. Disamping itu, latihan membantu stabilitas pegawai dan mendorong mereka untuk memberikan jasanya dalam waktu yang lebig lama.

Manfaat pelatihan menurut Veithzal Rivai (2004:231) adalah sebagai berikut:

1. Manfaat untuk karyawan

a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang efektif;

(6)

b. Melalui pelatihan dan pengembangan, variabel pengenalan, pencapaian, prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan;

c. Membantu dan mendorong mencapai pengembang diri dan rasa percaya diri; d. Membantu karyawan mengatasi stress,

tekanan kerja, frustasi dan konflik; e. Meningkatkan kepuasan kerja dan

pengakuan;

f. Memberikan informasi tentang

meningkatnya pengetahuan

kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap;

g. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara meningkatkan keterampilan interaksi.

2. Manfaat untuk perusahaan

a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih positif terhadap orientasi profit; b. Memperbaiki pengetahuan kerja dan

keahlian pada semua level perusahaan; c. Membantu karyawan untuk mengetahui

tujuan perusahaan;

d. Membantu untuk menciptakan image perusahaan yang lebih baik;

e. Membantu mengembangkan

perusahaan;

f. Meningkatkan hubungan antara atasan dan bawahan;

g. Membantu pengembangan promosi dari dalam;

h. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang seperti produksi, SDM, dan administrasi;

i. Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. 3. Manfaat dalam hubungan SDM, intra dan

antargrup dan pelaksanaan kebijakan a. Meningkatkan komunikasi antargrup

dan individual;

b. Membantu dalam orientasi karyawan baru dan karyawan transfer atau promosi;

c. Meningkatkan keterampilan interpersonal;

d. Meningkatkan kualitas moral;

e. Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan, dan koordinasi;

f. Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik.

Manfaat tadi membantu baik individu maupun organisasi. Pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perkembangan kinerja karyawan dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas anjlok, ketika ketidakhadiran dan putaran karyawan tinggi serta manakala kalangan karyawan menyatakan ketidakpuasannya, banyak manajer yang berfikir bahwa solusinya adalah melaksanakan pelatihan diseluruh perusahaan.

I. Penelitian terdahulu

Dalam penelitian yang diakukan oleh Christin Susilowati (2012) yang berjudul Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Menggunakan Kartu Seluler IM3 Melalui Motivasi Konsumen Pada Pengguna Kartu IM3 di Malang didapatkan hasil penelitian secara keseluruhan bahwa komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap motivasi dan keputusan pembelian IM3. Kesimpulan tersebut adalah komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap motivasi konsumen. Hasil menunjukkan berarti semakin baik komunikasi pemasaran yang dirasakan konsumen semakin tinggi motivasi konsumen dalam keputusan pembelian kartu seluler IM3. Guna meningkatkan motivasi konsumen maka perusahaan harus meningkatkan periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung dan penjualan personal produk.

METODE

Lokasi Waktu dan Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu tempat pendistribusian CV Cahaya Aji di Kabupaten Merangin kec.pamenang. Penelitian dilakukan pada April 2013 sampai dengan April 2014.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan kuesioner.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Merangin Jambi berjumlah 56 orang yang menggunakan produk PT Bio Industri.

Dalam menentukan sample dalam penelitian ini digunakan metode sensus karena jumlah

(7)

populasi lebih kecil dari 100, yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Komunikasi yang baik berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri. Ha2 : Pelatihan penggunaan produk

berpengaruh terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri.

Ha3 : Komunikasi dan pelatihan penggunaan produk berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk PT Bio Industri.

Metode Analisis Data Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi dan pelatihan penggunaan produk terhadap keputusan pelanggan menggunakan produk. Adapun rumus persamaan regresi linier berganda yang dipergunakan menurut Dajan (1994:325) adalah: Y = a + b1x1 + b2x2 + e Dimana: Y = Keputusan pelanggan a = Konstanta b = Koefisien regresi X1 = Komunikasi

X2 = pelatihan penggunaan produk e = error

Uji t

Uji t parsial digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel komunikasi (X1), dan pelatihan (X2) secara individual terhadap keputusan pelanggan (Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi Berganda

Tabel 1

Rangkuman Hasil analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.555 1.138 10.158 .000 komunikasi .017 .049 .047 .356 .723 pelatihan .150 .063 .317 2.383 .021 a. Dependent Variable: keputusan_pelanggan

Dependent Variable: keputusan pelanggan

Sumber : Pengolahan Data menggunakan SPSS17, 2014 Hasil Analisis Regresi linier berganda untuk mengetahui berpengaruhkah antara variabel X dengan variabel Y. Persamaan yang dapat disusun dari hasil di atas adalah:

Y = 11,555 + 0,017X 1 + 0,150X2

Persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. a = 11,555 berarti jika variabel komunikasi dan pelatihan dianggap konstan, maka keputusan pelanggan akan tetap naik sebesar 11,555 satuan.

2. b1 = 0,017 berarti jika setiap kenaikan satu satuan variabel komunikasi sedangkan variabel yang lainnya tetap maka variabel keputusan pelanggan akan naik sebesar 0,017 satuan.

3. b2 = 0,150 berarti jika setiap kenaikan satu satuan variabel pelatihan sedangkan variabel yang lainnya tetap maka variabel keputusan pelanggan akan naik sebesar 0,150 satuan. Uji t Tabel 2 Uji t Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Error Std. Beta 1 (Constant) 11.555 1.138 10.15 8 .000 komunikasi .017 .049 .047 .356 .723 pelatihan .150 .063 .317 2.383 .021

Sumber : Pengolahan Data menggunakan SPSS17, 2014 Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel komunikasi (X1) memiliki thitung sebesar 0,356 dengan tingkat signifikansi 0,723. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai

(8)

signifikansi tersebut lebih besar dari taraf 5%, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, maka Hipotesis pertama ditolak.

Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel pelatihan (X2) memiliki t-hitung sebesar 2,383 dengan tingkat signifikansi 0,021. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5%, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, maka Hipotesis kedua diterima.

Uji F

Table 3

Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F) ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.146 2 2.573 3.271 .004a Residual 41.693 53 .787 Total 46.839 55

a. Predictors: (Constant), pelatihan, komunikasi b. Dependent Variable: keputusan pelanggan

Sumber : Pengolahan Data menggunakan SPSS17, 2014 Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F dapat dilihat pada Lampiran F. Dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu:

1. H0 : b1, b2 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari komunikasi dan pelatihan terhadap keputusan pelanggan.

2. Ha : b1, b2 > 0 berarti ada pengaruh yang signifikan dari komunikasi dan pelatihan terhadap keputusan pelanggan.

3. Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F

4. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 3,271 dengan signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama komunikasi dan pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan.

Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4

Model R R Square Adjusted R Square

1 .431a .290 .276

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Komunikasi b. Dependent Variable: Keputusan Pelanggan Sumber : Pengolahan Data menggunakan SPSS17, 2014

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,276 Hal ini berarti bahwa variabel komunikasi dan pelatihan secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli produk PT Bio Industri adalah sebesar 27,6 % dan sisa nya sebesar 72,4 % dipengaruhi hal-hal lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y = 11,555 + 0,017X 1 + 0,150.X2

yang artinya minat keputusan pelanggan dipengaruhi komunikasi dan pelatihan. Hasil analisis regresi juga memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,276, ini berarti 27,6% variabel keputusan pelanggan dipengaruhi oleh variabel komunikasi dan pelatihan. Sisanya sebesar 72,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan membeli produk PT Bio Industri. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung X1 = 0,356 dengan tingkat signifikansi 0,723. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf 5%.

3. Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan membeli produk PT Bio Industri. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh t hitung X2 = 2,308 dengan tingkat signifikansi 0,024. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5%.

(9)

4. Komunikasi dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan membeli produk PT Bio Industri. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung sebesar 3,271 dengan signifikansi sebesar 0,004 atau < dari taraf signifikansi 5%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah:

1. Perkebunan Bagi perusahaan

Komunikasi dan pelatihan hanya memberikan pengaruh sebesar 27,6% terhadap keputusan pelanggan membeli produk PT Bio Industri pada masyarakat Kabupaten Merangin Kecamatan Pamenang Provinsi Jambi dan sisanya 63,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sebaiknya perusahaan tidak hanya memfokuskan strategi pemasarannya dengan menggunakan pelatihan saja namun juga harus memperhatikan faktor - faktor lain yang jauh lebih besar mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk PT Bio Industri. 2. Bagi Peneliti Mendatang

Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya mengadakan pengembangan terhadap penelitian ini dengan menambah variabel lain karena masih banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Miller, G., R. 2008. Teori Komunikasi.

Foss, K., A. Teori Komunikasi. Salemba Humanika:

Jakarta

Kotler. 2002. Teori Keputusan Pelanggan.

Effendy, O., I. 1985. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek. CV. Remaja Karya: Bandung.

Santoso, E., Setiansah, M. 2010. Manfaat Pelatihan.

Graha Ilmu.

Simamora. 2006. Teori Pelatihan.

Schiffman, Kanuk. 2000. Teori Keputusan

Referensi

Dokumen terkait

(2) Bagaimana tinjauan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal terhadap praktik penyembelihan dan pengolahan ayam di rumah potong ayam desa

Ketika organisasi memeriksa setiap fungsi, organisasi akan menemukan peluang untuk mengadakan event , bersama dengan pekerjaan bagi mereka yang memasarkan

Tahapan penelitian yaitu tahap persiapan (membuat kisi-kisi tes, membuat instrumen tes prestasi berupa soal pilihan ganda dan kemudian menguji instrumen tes prestasi yang yang

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi kelulusan pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Keunggulan dari produk yang dikembangkan adalah penyusunan modul yang menggunakan pendekatan bukti transaksi dan pendekatan praktik, sehingga materi tersebut lebih mudah

Berdasarkan keterangan diatas dapat dikatakan bahwa laporan pertanggungjawaban pada salah satu pusat laba PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yaitu kepala cabang

16 Penerapan gaya pengasuhan otoriter berpotensi memunculkan sejumlah kebiasaan berikut ini pada diri anak : Jadwal makan yang waktunya selalu ditentukan oleh orang tua

Pengelolaan program kinerja pendampingan yang dilakukan oleh P2TP2A sudah efektif dan berkelanjutan serta kerjasama antar instansi-instansi daerah dan masyarakat sipil yang