Dok
:
F.PKT.4.0.1Bsrri)
PENGEMBANGAN TERM OF REFERENCEKERJASAMA
[anggalTerbit
:1
:
01.07 .2014STANDARDISASI 2016
:
l
dari 7 Kementerian Negara/Lembaga Unit Kerja Program Hasil (oufcome) Kegiatanlndikator Kinerja Kegiatan
Jenis Keluaran (output)
Volume
Satuan ukuran jenis keluaran
A.
LATAR BELAKANGBADAN STANDARISASI NASIONAL
Pusat Kerjasama Standardisasi
Program Pengembangan Standardisasi Nasional Meningkatkan akses produk nasional ke pasar global
Pengembangan Kerjasama Standardisasi
.
Persentase (%) kerjasama standardisasi yang disepakatiditingkat nasional, bilateral, regional, dan multilateral untuk memfasilitasi perdagangan
.
Jumlah kesepakatan kerjasama standardisasidi
tingkatnasional, bilateral, regional
dan
multilateral
untukmemfasilitasi perdagangan
(di
bidang standard, technicalregulation
and
conformity asessmenf
procedureSTRACAP)
Kesepakatan kerjasama standardisasi
di
tingkat
nasional,bilateral, regional
dan
multilateral
untuk
memfasilitasi perdagangan2 (dua), terdiri dari:
.
1
(satu)
laporanyang berisi
5
(lima) hasil
kegiatankerjasama standardisasi
di
tingkat
nasional
(Pemkot Malang, Pemkab Pamekasan, PemprovDl
Yogyakarta, Pemprov Kalimantan Barat, dan Pemprov Sulawesi Utara).
1
(satu)
laporanyang
berisi
3
(tiga)
hasil
perintisankerjasama standardisasi
tingkat
bilateral
antara
BSNdengan EOS Mesir, BSCA Belarus, dan MEDT Ukraina Laporan Kesepakatan Kerjasama
1.
Dasar HukumSesuai Organisasi dan
Tata
Kerja BSN yang ditetapkan melaluiSK
Kepala BSNNo.965/BSN-l/HK.3510512001,
Deputi Bidang
Penelitiandan
Kerjasama Standardisasimempunyai
tugas
melaksanakan perumusan kebijakandi
bidang perumusan standar, penelitian dan pengembangan serta kerjasama di bidang standardisasi.Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
2014
tentang
Standardisasidan
PenilaianKesesuaian (SPK) mengatakan bahwa
dalam
rangka melindungi kepentingan negara,keselamatan, keamanan, dan kesehatan warga negara serta perlindungan flora, fauna, dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup
diperlukan
standardisasidan
penilaian kesesuaian.Standardisasi
dan
penilaian kesesuaian merupakan salah satualat
untuk meningkatkanmutu,
efisiensi produksi,
memperlancartransaksi
perdagangan,serta
mewujudkanpersaingan usaha yang sehat
dan
transparan, yang diperlukan dalam berbagai sektorkehidupan termasuk perdagangan, industri, pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lingkungan hidup.
Terbukanya
pasar
bebasdi
era
globalisasibaik
regional maupun internasional,khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan diterapkan pada awal tahun 2016,
menjadi potensi
dan
peluang untuk meningkatkan perekonomian nasionaldan
daerah. Peluang akses pasar untuk produk-produk lndonesia terbuka cukup lebar dan berdaya saingtinggi, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil di daerah. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2014, Pasal 53 ayat (1) menyatakan bahwa BSN bekerjasama dengan kementerian,
LPNK lainnya, dan/atau Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan terhadap Pelaku
Usaha
dan
masyarakatdalam
penerapanSNl,
Pasal
54
menyatakanbahwa
BSN,kementerian, LPNK lainnya, dan/atau Pemerintah Daerah dapat melakukan pembinaan dan
pengembangan LPK dengan memperhatikan kebutuhan pasar dan masyarakat dan Pasal 56
menyatakan bahwa
BSN,
kementerian,LPNK
lainnya, institusi pendidikan, organisasistandardisasi
regional
dan
internasional,
dan/atau Pemerintah Daerah
dapat menyelenggarakan peningkatan kompetensi SDMdi
bidang Standardisasidan
Penilaian Kesesuaian.2.
Gambaran umumTugas Pokok dan Fungsi Pusat Kerjasama Standardisasi adalah untuk melaksanakan
penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan rencana di
bidang notifikasi
dan
ker.iasama teknis perdagangan, kelembagaan standardisasi dalam negeri maupun luar negeri serta kegiatan lain sesuai dengan lingkup kewenangannya.Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, sesuai dengan Organisasi dan Tata Kerja BSN No.965/BSN-l/H K.35/05/2001, maka PKS mempunyai fungsi diantaranya sbb:
!
Mengkoordinasikanpenyiapan rumusan kebijakan
di
bidang
kerjasama
teknis perdagangan, kelembagaan standardisasi dan kegiatan notifikasi;i
Mengkoordinasikan perencanaan programdi
bidang kerjasama teknis perdagangan, kelembagaan standardisasi dan kegiatan notifikasii!
Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasamadi
bidang kelembagaan standardisasi lintas sektoral dan daerah;Mengacu
pada
Tupoksi tersebutdi
atas, maka PKS
bertanggungjawab
untukmenyusun melaksanakan pengembangan kerjasama standardisasi, baik di tingkat nasional maupun di tingkat bilateral, regional dan multilateral.
a.
Kerjasama di Tingkat NasionalBerdasarkan Tusi Pusat Ker.jasama Standardisasi dan dengan mengacu pada
pemberlakuan Undang-Undang Nomor
20
tahun 2014
tentang Standardisasi danPenilaian Kesesuaian, khususnya
Pasal
53
ayat
(1)
menyatakanbahwa
BSNbekerjasama dengan kementerian, LPNK lainnya, dan/atau Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan terhadap Pelaku Usaha dan masyarakat dalam penerapan SNl.
Pembinaan terhadap pelaku usaha khususnya mikro dan kecil dalam penerapan
SNI
perlu
dilakukanuntuk
meningkatkanmutu
barang/jasaguna
memperlancarkeberterimaan barang/jasa lndonesia di pasar global serta memperkuat struktur industri nasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah-daerah. Oleh karena
itu, diperlukan peningkatan kerjasama yang berkesinambungan antara BSN dengan
stakeholders standardisasi (pemerintah, industri/asosiasi, perguruan tinggi/pakar dan
konsumen), antara
lain
melalui pembentukan focalpo,n,
standardisasi, kerjasamapengembangan
teknis
standardisasi melalui information exchange, penelitian danpengembangan,
perumusan standar, penerapan
standar,
pendidikan
dan pemasyarakatan, serta penilaian kesesuaian.E[ilri)
PENGEMBANGAN KERJASAMATERM OF REFERENCESTANDARDISASI 20,I6 Dok anggal Terbit F.PKT.4.0.1 1 01 .07 .2014 2 dati 7 F,PKT,4,O.1 Page 2
Dok
:
F.PKT.4.0.1E[nri)
PENGEMBANGAN TERM OF REFERENCEKERJASAMA
[AnggalTerbit
.1
',
01,07,2014STANDARDISASI 2016
:3dati7
Mempertimbangkan berkembangnya otonomi daerah
dan
untuk meningkatkankelancaran ekspor-impor produk unggulan daerah yang menjadi bagian dari produk
nasional, maka peran serta pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengembangan
standardisasi dan penilaian kesesuaian sangat diperlukan, sehingga kesadaran akan
standardisasi, penerapan standar dan pengembangan infrastruktur teknis di daerah perlu dikembangkan.
Oleh karena itu tujuan dari kegiatan pengembangan dan implementasi kerjasama
standardisasi ditingkat nasional sangat penting, khususnya dalam rangka memberikan masukan dalam pengembangan SNI sesuai dengan kebutuhan daerah dan dunia usaha
nasional. Namun, dalam perkembangannya disadari bahwa saat
ini
pengembangankerjasama standardisasi dan penilaian kesesuaian perlu dilakukan lebih luas lagi dan
diharapkan
mampu
mencakup provinsi-provinsiserta
kabupaten-kabupaten yang potensial dalam pembinaan dan pengembangan standardisasi.Pada tahun 2015 BSN telah melakukan Kesepakatan Kerjasama Standardisasi
dengan
4
(empat) Pemerintah Daerah dan Perseroan Terbatas, yaitu: Pemprov. JawaTengah, Pemprov. Jawa Barat, Pemprov. Kalimantan Barat dan PT. POS lndonesia.
Oleh
karena
itu,
selanjutnyapada tahun
2016 BSN
merencanakan untukmelakukan penjajakan kerjasama standardisasi dengan
5
(lima) pemerintah daerah,yaitu: Pemprov. Riau, Pemprov. D.l. Yogyakarta, Pemprov. Nangroe Aceh Darussalam,
Pemkot. Malang dan Pemkab. Pamekasan. Selain itu pusat kerja sama standardisasi
akan melakukan evaluasi kerja sama yang telah atau berakhir jangka waktu kerja
samanya pada
2
(dua) universitas, yaitu Universitas Tanjung Pura (Pontianak) danUniversitas Samratulangi (Manado). Untuk pelaksanaan Penandatangan Kesepakatan
Kerjasama, Pusat Kerjasama Standardisasi menargetkan realisasi kerja sama dengan 5
(lima) kota yaitu Pemkot. Malang, Pemkab. Pamekasan, Pemprov.
D.l.
Yogyakarta, Pemprov. Kalimantan Barat dan Pemprov. Sulawesi Utara.Pemilihan pelaksanaan
kerja sama
tersebut
disesuaikandengan
arahanpembangunan Koridor ekonomi (MP3E|) 2025 yang dalam hal ini terkait dengan potensi
ekonomi
dan
produk
unggulanyang
dimilikioleh
provinsi tersebut,dan
letakstartegisnya terhadap
alur
perdagangandalam
mendukung tantangan persainganperdagangan global. Pengembangan kerjasama standardisasi
ini
dirasa perlu untukdilakukan tidak hanya sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 20
fahun
2014,tetapi juga untuk membantu tiap daerah agar mampu mengembangkan produk unggulan mereka sehingga bisa bersaing di pasar regional maupun internasional.
Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain terdiri dari: Rapat koordinasi yang terdiri dari rapat internal; Perjalanan dinas dalam negeri untuk kunlungan penjajakan dan
evaluasi
kerjasama;
Penyelenggaraan pertemuan/seminar
standardisasididaerah/penandatangan MOU,
dan
Penyusunan laporan pengembangan kerlasamadalam negeri.
b.
Kerjasama Standardisasi Bilateral dan RegionalDalam perintisan kerjasama bilateral antara pemerintah lndonesia dengan negara
mitra, maka ruang lingkupnya akan mencakup isu perdagangan dan investasi, yang
mencakup beberapa aspek teknis terkait, antara
lain:
free zone; export guarantee fund;tax: customs; invesment; visa arrangements, pertanian; kelautan dan perikanan; SMEs
(usaha kecil dan menengah); promosi dagang; dewan kerjasama bisnisi standardisasi; dan lain-lain bidang yang dapat dimasukkan dalam kelompok kerjasama jasa teknik.
Bslri)
PENGEMBANGAN KERJASAMATERM OF REFERENCE STANDARDISASI 20,I6 Dok anggal Terbit F.PKT.4.0.1 ,| 01 .07 .2014 4 dati 7Standar sebagai salah satu aspek pendukung dalam fasilitasi perdagangan antar dua negara, semakin memegang peranan penting dengan diperlukannya kesamaan acuan standar dan saling pengakuan dalam kegiatan penilaian kesesuaian. Oleh karena itu BSN selaku koordinator sektoral dalam kegiatan standardisasi juga turut ambil bagian
dalam kerjasama bilateral melalui MoU, khususnya dalam bidang standardisasi dengan
National Standards Aody (NSBs) dari negara mitra, terutama untuk mengembangkan
kerjasama di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian dengan mengacu kepada prinsip dan aturan internasional yang berlaku.
Bilamana MoU dimaksud telah ditandatangani, maka untuk implementasi teknis
kerjasama dilaksanakan dengan kesepakatan saling pengakuan atau dikenal dengan
MRA (Mutual Recognition Arrangements) oleh instansi teknis yang beMenang dikedua
belah pihak. Hal ini diperlukan untuk memfasilitasi perdagangan produk antar kedua
negara diantaranya melalui penerimaan hasil
uji
laboratorium atau saling pengakuansistem penilaian kesesuaian dan sertifikasi.
Tujuan
dari kegiatan kerjasama bilateralini
adalah teMujudnya peningkatanpartisipasi dan peran aktif BSN dalam proses perintisan kerjasama bilateral lndonesia
melalui dukungan
bidang
standardisasidan aspek
penilaian kesesuaian daiammemperlancar perdagangan dengan negara mitra. Beberapa kerjasama yang dirintis
adalah kerjasama dengan Egyptian Organization on Standardization (EOS), the Ministry of Economic Development and Trade
of
Ukraine, dan the Belarusian State Centre for Accreditation (8SCA). Perintisan kerjasama dengan Mesir, Ukraina,dan
Belarus inidilakukan dengan mempertimbangkan besarnya volume perdagangan antara lndonesia
dengan negara-negara tersebut. Mengingat lndonesia adalah juga merupakan pangsa pasar yang besar, maka diperlukan sarana yang dapat melindungi pasar lndonesia salah satunya adalah melalui melalui aspek standardisasi dan penilaian kesesuaian.
Keikutsertaan lndonesia dalam kerjasama standardisasi baik di tingkat nasional,
bilateral, regional
dan
multilateral sangat penting artinyabagi
keberterimaan danharmonisasi SNI dengan standar internasional. Selain itu, dengan keanggotaan dan
partisipasi aktif lndonesia, berarti terbukanya kesempatan lndonesia untuk memberikan
masukan yang mewakili kepentingan nasional, regional ataupun kepentingan sesama
negara berkembang dalam proses pengembangan standar internasional. Hal ini sejalan
dengan salah satu prinsip perumusan standar internasional yaitu keterwakilan semua
negara anggota sesuai dengan tingkat perkembangannya (development dimention) di
samping prinsip lainnya seperti, openess, consensus, transparent, effective/efficient, dan
coherent.
B.
SASARAN/PENERIMAII'ANFAATBerdasarkan kategori kegiatan yang dilaksanakan, terdapat target peserta penerima manfaat yang berbeda-beda sbb:
1.
Keriasama standardisasi nasionalPenerima manfaatnya adalah:
a.
Pemerintah pusatb.
Pemerintah daerahc.
Perguruan tinggid.
Asosiasi industrie.
Unit teknis di daerah yang terkait dengan standardisasi dan penilaian kesesuaianBstri)
PENGEMBANGAN KERJASAMATERM OF REFERENCE STANDARDISAS! 2016 Dok anggalTerbit F.PKT.4.0.1 1 01.07.2014 5 dari 7f.
Anggota Mastang
UMKM2.
Kerjasama standardisasi Bilatera! dan regionalPenerima manfaatnya adalah:
a.
lnstansi Pemerintah terkait (Kementerian dan Lembaga Non Kementerian)b.
lndustri nasionalc.
Lembaga penilaian kesesuaian yang terakreditasi KANC.
STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN1.
Metode PelaksanaanMetode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola dan
kontrak pihak ke-3.
2.
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan (metodologi pelaksanaan kegiatan)Pencapaian output ini dilakukan melalui
2
sub komponen dengan rincian kegiatan sebagai berikut:a.
Pengembangan keriasama standardisasi di tingkat nasional.
Rapat koordinasi dan pembahasan intensifKoordinasi dilakukan baik secara internal
di
BSN dengan mengundang pusat-pusatterkait dengan kerja sama maupun dengan mengundang
dari
pihak mitra kerja.Dalam koordinasi dilakukan dengan
cara
rapat-rapatdan
pembahasan intensifmelalui konsinyering
diluar
kantor. Pembahasan intensifperlu
dilakukan untukmemfasilitasi
persiapan
penjajakan,
evaluasi
dan
pelaksanaan
seminarpenandatanganan MoU. Waktu pelaksanaan koordinasi bulan Februari
-
November2016.
.
Penjajakan kerja sama standardisasidan penilaian kesesuaianPenjajakan kerja sama merupakan langkah awal untuk melakukan suatu kerja sama
dengan mitra kerja. Penjajakan kerja sama ini direncanakan dilaksanakan di 5 (lima )
kota yaitu: Pemprov. Riau, Pemprov.
D.l.
Yogyakarta, Pemprov. Nangroe AcehDarussalam, Pemkot. Malang dan Pemkab. Pamekasan. Alasan pemilihan kelima
kota tersebut dikarenakan keunggulannya dalam beberapa sektor prioritas yaitu:
Perkebunan Sawit
dan
Tambang (ProvinsiRiau),
PerkebunanKopi
(Provinsi Nangroe Aceh Darussalam), Pariwisata (Provinsi D.l. Yogyakarta). Selain itu adanyapermintaan secara khusus dari pemerintah daerah terkait untuk dilaksanakannya
kesepakatan kerjasama
(Kota
Malang
dan
Kabupaten Pamekasan). Waktupelaksanaan penjajakan kerja sama direncanakan pada bulan Maret - Mei 2016.
o
Evaluasi kerja sama standardisasidan penilaian kesesuaianBSN
telah
menjalin kerja sama dengan instansidi
dalam negeri sebanyak 13Pemerintah Daerah, 11 Lembaga dan 33 Perguruan Tinggi. Dari beberapa mitra kerja
yang sudah kerja sama dengan BSN ada diantaranya yang jangka waktu kerja
samanya sudah ataupun akan berakhir. Untuk itu dalam menjalin hubungan kerja
sama perlu adanya evaluasi
agat
outputnya
bisa
dirasakan
dan
salingmenguntungkan untuk kedua belah pihak. Maka pada tahun 2016 direncanakan
EilIi)
PENGEMBANGAN KERJASAMATERM OF REFERENCE STANDARDISASI 2016 Dok anggal Terbit:
F.PKT.4,O.,I:1
:
01 .07 .2014:
6 dariTevaluasi kerjasama standardisasi
dan
penilaian kesesuaian dengan UniversitasTanjung Pura (Pontianak) dan Universitas Samratulangi (Manado) yang dalam hal ini
pemilihan universitas dikarenakan jangka waktu kerja samanya yang akan berakhir. Evaluasi kerja sama ini direncanakan pada bulan April dan Juli 20'16.
.
Seminar penandatanganan kerja sama standardisasi dan penilaian kesesuaian Pelaksanaan seminar standardisasi bersamaan dengan penandatanganan MoU kerjasama dengan mitra kerja yang dilaksanakan oleh kedua pimpinan instansi. Seminar penandatanganan kerja sama
ini
sebagai salahsatu
bentuk seremonial, telahterjalinnya
kerjasamaantara kedua belah pihak, yang
direncanakan akandilaksanakan di 5 (lima) kota yaitu Pemkot. Malang, Pemkab. Pamekasan, Pemprov. D.l. Yogyakarta, Pemprov. Kalimantan Barat dan Pemprov. Sulawesi Utara.
. Pelaksanaan seminar tersebut direncanakan dilakukan di bulan Juni - Oktober 2016.
Pengembangan kerjasama standardisasi bilateral dengan negara mitra
Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain terdiri dari: Manajemen koordinasi yang
terdiri dari Rapat internal dan rapat interkementerian baik di kantor maupun di luar kantor
(pembahasan perintisan kerjasama bilateral dengan
the
Egyptian StandardizationOrganization (EOS), ffle Ministry of Economic Development and Trade of Ukraine, dan
the
Belarusian State Centre for Accreditation (BSCA)); perialanan dinas dalam negeriuntuk koordinasi dan evaluasi impelementasi Kerjasama bilateral dengan kementerian
lain yang terkait; perjalanan dinas
ke
Mesir untuk perintisan ker.iasama standardisasi MoU BSN dengan EOS.Secara umum, rencana pelaksanaan kegiatan bilateral yang akan dilakukan pada tahun
anggaran 2016, pelaksanaannya diatur sbb:
Tahapan pelaksanaan komponen kegiatan adalah sbb:
.
Manajemen koordinasidan
pembahasan (Rapat koordinasi internal BSN, rapatlnterdep
serta
menghadiri pertemuan teknis lintas kementerian dengan instansiterkait)
.
Menghadiri undangan pertemuan teknis lintas kementerian dalam rangka kerjasama MoU di daerah Bogor dan Bandung.
Perjalanan dinas ke Mesir dalam rangka perintisan Kerjasama MoU Bilateral.Tahapan Kegiatan
Bulan ke
1 2 J 4 5 6 7 o 9 10 11 '12
Rapat koordinasi Penjajakan kerja sama standardisasi
-valuasi kerja sama
standard isasi Seminar oenandatanganan kerja sama standardisasi F.PKT.4.0.1 Page 5
!tl
a^i
Tahapan Kegiatan Bulan
ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Manajemen koordinasi Perjalanan dinas DN
Perjalanan dinas LN
D.
KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARANPelaksanaan kegiatan ini direncanakan memakan waktu selama 12 bulan.
Keluaran dan target pencapaian hasil kerjasama MoU standardisasitingkat nasional dan bilateral harus tercapai secara terus menerus setiap tahun anggaran.
E.
BIAYA YANG DIPERLUKANUntuk melaksanakan kegiatan tersebut diatas, dibutuhkan biaya sebesar Rp 474.362.000,00 dengan perincian sebagaimana RAB terlampir.
Mengetahui,
Jakarta,
2015Deputi bidang Penelitian dan
Kerjasama
Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi, Standardisasi,=A
€fi^)
Drs. Kukuh Syaefudin Achmad,
M.Sc
lr. Erniningsih HaryadiNlP. 19650210 199003 1
002
NlP. 19570926 198603 2 001Bsili)
PENGEM TERM OF BANGAN KERJASAMAREFERENCESTANDARDISASI 2016 Dok anggalTerbit F.PKT.4.0.1 I 01.07.2014 7 dariT F.Pr(T.4.0.1 PageT